Pendidikan Mandiri dari dan oleh Masyarakat.

Pikiran Rakyat
o
.

o Senin
123
17

18

OJan

19
OPeb

0

Selasa

4


5

6

20

21

o Mar

OApr

Rabu

7
22

OMei

0


Kamis

8
23

9

OJun

Jumat

10

24

11

25


OJul

26

o

Sabtu
12
13
27

0 Ags OSep

0

Mlnggu

14

28

OOkt

15

16

~

29
30
ONov
.Des

Pendidikan Mandiri
dari dan oleh Masyarakat
Oleh ROSDIANI

Mahasiswa Universitas
Padjadjaran Bandung


Setiap warga negara
berhak mendapat
pendidikan.
"Setiap warga ne~
gara wajib mengikuti
pendidikan dasar clan
pemerintah wajib
membiayainya. "
(Pasal31 Amende~
men UUD 1945 ayat
1 clan ayat 2).

G

ENAP enam puluh
ta. Mulai dari runtuhnya
tahun sudah, sejak
kewibawaan guru karena beproklamasi keragam sebab, robohnya bangumerdekaan negeri ini dinan-bangunan sekolah di tegaungkan oleh dua foundingfangah semakin mewabahnya gethers,Soekamo-Hatta. Melihat
jala konsumtivisme, seiring
fakta kehidupan sosial berbangsa

berdirinya ribuan mal dan pusat
dewasa ini sulit untuk tidak
perbelanjaan, eksperimen
, mengakui bahwa masih banyak
kurikulum dengan granddesign
yang tidak jelas, komersialisme
ketimpangan dan persoalan pelik yang tetap saja menggerogoti
dunia pendidikan, hingga
degradasi mutu.
kehidupan bangsa ini.
Pendidikan komunitas
Pendidikan adalah potret nyaToh, di tengah gejala termarta betapa kemerdekaan sejatinya
ginalkannya upaya peningkatan
baru dalam tataran de jure. Sekualitas pendidikan secara serius
bab, defacto mayoritas warga
oleh pemerintah muncul fenonegeri ini masih harus bercucuran keringat deras, air mata,
. mena sosial tersendiri di tengah
bahkan darah untuk memenuhi
masyarakat. Seakan ingin mempendanaan pendidikan anakbuktikan secara nyata konsep
anak mereka.

civilsociety(masyarakat
Fakta tersebut menambah '
madani), pada paruh kedua
dekade reformasi semakin
panjang kisah memilukan penbanyak kelompok masyarakat
didikan di negeri ini yang penuh
yang membangun model penironi. Betapa masih menggandidikan sendiri. Umumnya,
tungnya persoalan-persoalan pelik dalam sistem pendidikan kimodel ini berupaya menjawab
.

sendiri kebutuhan akan kesamaan kesempatan belajar dan
meningkatkan kualitas anak.
Kekuatan-kekuatan sosial
masyarakat menawarkan konsep
pendidikan yang terjangkau
ketika lembaga pendidikan formal berperilaku layaknya saudagar. Dalam konsep mereka, tak
usah lagi silau oleh deretan gelar
dari lembaga pendidikan formal,
yang sebenamya tak lagi
menampilkan kesejatian hakikat

pendidikan yang membebaskan
dan mencerahkan.
Padal970-an Ivan Illich pernah melontarkan gagasan kontroversial tentangDeschcoling
Society (masyarakat tanpa sekolah). Illich meramalkan, jika
pengetahuan dan tingkat kedewasaan masyarakat sudah
berkembang dengan wajar, institusi-institusi pendidikan formal
tidak lagi diperlukan.
Masyarakat akan mampu menjalankan fungsi pendidikan

HEYKAL SYA'BAN

PENDIDlKAN alternatif yang diselenggarakan
PAS Salman di kawasanTaman
,

Kliping

Humas

Unpad


Ganesha Bandung, beberapa waktu lalu. *

2009

lewat elemen sosial budaya yang
luas, tanpa hams terikat dengan
otoritas kelembagaan seperti
sekolah.
Hingga saat ini, sekolah formal masih memosisikan anak
didik pada orientasi pasar (market student) sehingga pendidikan
tidak lagi berbasis pada keilmuan dan kebutuhan bakat
anak didik. Kedua, munculnya
mitologi ruang pendidikan yang
dikukuhkan dengan ritus pendidikan. Pada awal kalender
akademik misalnya, kita akan
menjumpai ritus kompetisi,
pemilihan sekolah favorit, uang
gedung, uang seragam, dan ritual
lainnya yang mesti dipatuhi.

Ketiga, pemerintah justru menjadi penjaga utama mitos tersebut. Dengan bangga pemerintah
memilih posisi untuk berpihak
pada kalangan elite dan menutup harapan kaum miskin untuk
duduk di bangku sekolah favorit.
Memang, muncul pertanyaan
yang mengaitkannya dengan
granddesignpendidikan nasional
yang diusung pemerintah.
Apakah dalam granddesignpendidikan nasional, model pendidikan komunitas bakal mendapat pengakuan?
Bagaimanakah model pendidikan yang diinisiasi
masyarakat ini, dikaitkan dengan UU Sisdiknas serta birokrasi
pendidil,

Dokumen yang terkait

Analisis Partisipasi Masyarakat Kecamatan Medan Johor Dalam Mengawasi Program Pembangunan Dan Pemeliharaan Drainase

2 41 76

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung 2005 di Kabupaten Karo (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Batukarang Kecamatan Payung).

19 180 90

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

sertifikat Seminar Nasional (revitalisasi nilai nilai pendidikan menuju masyarakat mandiri)

0 0 1