MENINGKATKAN KEAKTIFPEMBELAJARAN Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Melalui Metode Pembelajaran Bamboo Dancingpada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

MENIN P INGKATK PEMBELA MATE T TKAN KEA LAJARAN EMATIKA TIPES SU PROG FAKULT UNIVER AKTIF AN N B A M B O O KA SISWA SURAKART NA Untuk mem Guna mencapai Pendidi DANIK S OGRAM STU LTAS KEGU ERSITAS MU i N DAN HA O O D A N C I

A KEL AS V RTA TAHU

ASKAH PUB emenuhi sebag

encapai deraj endidikan Guru S

Oleh: IK SULISTY

A 510 080 253

TUDI GURU URUAN DA MUHAMMA 2013

HASIL BEL C I N G PADA S V SD MU HU N AJAR

UBLIKASI sebagian persya

derajat Sarjana S u Sekolah Dasar

eh:

YANINGRU 80 253

RU SEKOLA DAN ILMU P MMADIYAH S

3

ELAJAR M DA MATA UHAMMA RAN 2012 syaratan ana S-1 asar RUM LAH DASAR MU PENDIDIK SURAKART MELALUI A PELAJA ADIYAH 12/2013 AR IKAN RTA UI METOD JARAN 10 DE


(2)

M

MENINGK METOD

P

Pada T

1. Drs. S 2. Drs.Mu 3. Drs.R GKATKAN DE PEMB PELAJAR TIPES SU Tel ada Tanggal, 7 F

rs. Saring Marsu rs.Muhroji, M.S rs.Rubino Ru F N KEAKT BELAJAR RAN MAT MUH SURAKAR Dipersi DANIK S

elah dipertahankan di anggal, 7 Februari 2013 dan d

Susunan D

g Marsudi, SH. M.P i, M.Si Rubiyanto, M.P Surakar Universitas Fakultas Ke Drs. H ii PENGESA

TIF AN DA RAN BAM

TEMATIK HAMMAD RTA TAH

persiapkan dan di IK SULISTY

A 510 080 253

ahankan di Depan D i 2013 dan dinyat

usunan Dewan P

H. M.Pd.

o, M.Pd

urakarta, 26 Febr sitas Muhammadi as Keguruan dan I

Dekan,

rs. H. SofyanA NIK. 547

ii

SAHAN

DAN HASIL MBOO DA IKA SISWA ADIYAH 10

HU N AJAR

n dan disusun oleh: YANINGRU 80 253

Depan Dewan P 2013 dan dinyatakan tel

ewan Penguji ( ( ( Februari 2013 madiyah Surakar uan dan Ilmu Pendi

ekan, yanAnif, M.Si. . 547 IL BELAJ ANCING P A KELAS 10 ARAN 2012 n oleh: RUM an Penguji an telah Memenuhi

013 urakarta endidikan

M.Si.

JAR MEL PADA MA AS V SD

12/2013 enuhi Syarat ) ) ) 2 Febr LALUI ATA ruari 2013


(3)

iii

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAMBOO DANCINGPADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA SISWA KELAS VSD MUHAMMADIYAH 10 TIPES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Danik Sulistyaningrum, A 510 080 253, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran Bamboo Dancing pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta.

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 42 siswa yang teridiri dari 23 putra dan 19 putri. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dengan penerapan metode pembelajaran Bamboo Dancing pada pembelajaran matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata keaktifan belajar siswa pada akhir siklus II mencapai 82,62% dari kondisi awal sebesar 54,05%. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang 1) memberikan pertanyaan sebelum tindakan sebesar 45,22% setelah tindakan menjadi 92,82%, 2) menjawab pertanyaan sebelum tindakan sebesar 64,26% setelah tindakan menjadi 88,06%, dan 3) mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan sebesar 16,66% setelah tindakan menjadi 99,96%. Dengan demikian penelitian ini menyimpulkan sebagian besar siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta mengalami peningkatan keaktifan dan hasil belajar pada pembelajaran matematika.

Kata kunci : Keaktifan Belajar Siswa, Hasil Belajar Siswa,Metode Bamboo Dancing


(4)

1

PENDAHULUAN

Hasil observasi pendahuluan yang dilakukan 7 Januari 2013 pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika, kelas didominasi oleh beberapa siswa yang pandai saja sedangkan siswa yang lain cenderung pasif. Keaktifan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam memberikan pertanyaan, keaktifan dalam menjawab, dan keaktifan dalam mengerjakan soal di depan kelas. Guru di kelas masih berperan sangat dominan sebagai pusat pembelajar dan siswa hanya dibiarkan duduk, mendengar dan mencatat. Siswa di kelas tidak dibiasakanbelajar secara aktif karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan belum menggunakan strategi yang tepat seperti strategi pembelajaran active learning untuk melibatkan siswa secara langsung, sehingga anak terbiasa untuk diam, takut berpendapat, dan tidak berani bertanya. Kemampuan berfikir kritis siswa yang rendah tersebut mempengaruhi hasil belajarnya yang cenderung rendah juga sehingga nilai rata- rata Matematika siswa 55, sedangkan KKM nya 65.

Alasan mengapa metode pembelajaran aktif learning Bamboo Dancing sangat berarti dalam menciptakan pembelajaran Matematika karena pada saat guru ingin mencapai tujuan pembelajaran dalam metode pembelajaran Bamboo Danicing ini guru bisa menyampaikan materi dengan memberikan contoh yang nyata dan berada dilingkungan siswa terlebih dahulu. Hal ini dapat membuat siswa dengan mudah memahami materi-materi pembelajaran tersebut karena pelajaran tersebut disajikan lebih konkret.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”

Keaktifan siswa itu adalah dimana guru membuat siswa merespon secara nyata melalui kegiatan atau mengemukakan pendapat mereka mengenai materi yang diajarkan guru tersebut. Keaktifan siswa ialah kerja nyata siswa dalam menangkap dan mendapat perubahan setelah mendapat pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2001:72), keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam :


(5)

2

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecah masalah atau soal

e. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasilnya yang diperoleh

Indikator diatas adalah indikator yang akan ditingkatkan dalam keaktifan belajar siswa.

Menurut Agus Suprijono (2011:98) Pembelajaran dengan model Bamboo Dancing sama dengan metode inside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau guru bisa juga mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang materi tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru. Berikut ini adalah langkah-langkah Metode Pembelajaran Bamboo Dancing dalam Agus Supridjono (2009: 98):

a. Bagi kelas menjadi 2 kelompok besar.

b. Bagi menjadi pasangan awal dan pasangan akhir agar bias bergantian memainkan Bamboo Dancing

c. Dalam setiap pasangan bagi menjadi dua lagi dan membuat lingkaran secara berhadapan (seperti lingkaran kecil dan lingkaran besar)

d. Satu lingkaran semua siswa diberi soal, sedangkan satu lingkaran bertugas menjawab semua pertanyaan yang ada di setiap siswa.

e. Guru dan pasangan akhir bernyanyi, pasangan awal yang sedang berdiri menari berputar sampai lagu berhenti

f. Saat lagu berhenti siswa yang tidak mendapat soal menjawab pertanyaan siswa yang dihadapannya.

g. Berputar terus hingga semua pertanyaan terjawab. h. Setelah itu bergantian dengan pasangan akhir.


(6)

3

METODE PENELITIAN

Sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta, ini dilaksanakan pada awal semester Genap (dua) awal Januari sekitar tanggal 7 sampai 14 Januari 2013. Jenis Penelitian yang dilaksanakan Penelitan Tindakan Kelas (PTK), yang menjadi subyek adalah Guru dan siwa kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta dengan Jumlah 42 siswa, 23 siswa laki – laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini untuk meningkatkan Keaktifan dan hasil belajar pada pelajaran Matematika.

Pengambilan data dilakukan dengan observasi, metode tes, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti” (Rubino Rubiyanto, 2009:75)

Dalam penelitian ini yang akan diobservasi adalah perilaku guru dan perilaku siswa pada saat pembelajaran matematika menggunakan metode Bamboo Dancing . Aspek-aspek yang diobservasi adalah 1). Keaktifan siswa dalam bertanya, 2). Mengerjakan soal di depan, 3). Menjawab pertanyaan

2. Tes

Teknik ini dilakukan pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta dengan pemberian tes evaluasi pada tiap pertemuan setiap siklus. Bentuk dari tes tersebut adalah esay. Dalam hal ini tes dilakukan untuk memperoleh data peningkatan hasil belajar dalam Matematika. Hasil jawaban siswa dapat menggambarkan tingkat keaktifan belajar mereka. Apakah masih berada pada tingkatan pengetahuan saja atau telah meningkat terhadap soal yang diberikan. Selain itu tes juga berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan.

3. Dokumentasi

Data dokumentasi diperoleh peneliti dari arsip hasil tes atau daftar nilai tes yang telah ada sebelum diteliti. Yang dapat dijadikan dokumentasi antara lain foto, arsip nilai siswa kelas V,nilai Matematika siswa sebelumtindakan, sikap siswa dan hasil belajar yang dicapai siswa. Selanjutnya data tersebut dapat dijadikan strategi untuk melakukan


(7)

4

tindakan berikutnya dan fungsi kontrol terhadap hasil temuan data baru selama proses penelitian berlangsung.

4. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan dan siswa menjawab secara lisan pula. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai fakta, keyakinan, perasaan, niat dan lain-lain. Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui data awal tentang keaktifan dan hasil belajar siswa dari keterangan guru.

Menurut Bogdan dan Biklen ( dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2006 : 110-111), analisis adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain. Dalam teknik tersebut, terdapat tiga tahap sebagai berikut :

1. Reduksi data.

Pada tahap reduksi data, data yang diperoleh dilapangan ditulis atau diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang rinci. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, selain itu mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Penyajian Data ( Display )

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display). Dari data yang telah terkumpulkan dan analisis sebelumnya. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistematis kepada pembaca.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap pada akhir tiap siklus. Dalam penarikan kesimpulan, diperlukan verifikasi untuk mendapatkan kesimpulan dari tampilan data agar dapat dipertanggungjawabkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a) Perencanaan Tindakan

Peneliti merencanakan dalam satu siklus kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah satu kali pertemuan. Alokasi waktu dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah


(8)

5

2 jam pelajaran (2x35 menit). Kegiatan pembelajaran akan dilakukan pada hari selasa, 8 Januari 2013 pada jam ke-1-2. Materi yang diajarkan dalam tindakan Siklus I ini adalah pecahan dengan sub pokok bahasan pecahan persen dan desimal. Berdasarkan data awal keaktifan siswa, keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Pada penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa akan menerapkan metode Bamboo Dancing.

Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran Bamboo Dancing, Perencanaan sebagai berikut:

a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Penyusunan instrumen penelitian yang meliputi instrumen pengamatan guru yang mengajar yang meliputi instrumen tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari tes evaluasi yang dilaksanakan secara individu. Instrumen non tes dinilai berdasarkan lembar pengamatan yang disusun oleh peneliti dengan melakukan pengamatan terhadap sikap keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini guru mengucapkan salam, berdo’a, menanyakan siswa yang tidak masuk (presensi). Setelah itu guru mempersiapkan materi ajar dan media untuk mengajar. Selanjutnya guru peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu kemampuan yang akan siswa peroleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini.Setelah itu guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi yang lalu dan menghubungkan dengan materi yang akan disampaikan.

b. Kegiatan inti berlangsung tiga hal atau tiga tahap: 1) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi ini guru menerangkan materi mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal. Setelah itu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Lalu guru menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran tentang pecahan persen dan desimal. Siswa dilibatkan secara aktif untuk menggali pengetahuan yang mereka miliki. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan, untuk mengetahui sebesar apa keberaian dan rasa percaya diri siswa.


(9)

6 2) Elaborasi

Kegiatan elaborasi ini guru menerangkan semua materi pecahan persen dan desimal. Guru juga memotivasi siswa untuk berani bertanya dan berbicara. Lalu guru memberi penilaian atas jawaban siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. Lalu guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai post test. Setelah itu guru membahas latihan soal.

c. Kegiatan Akhir/ Penutup

Kegiatan akhir dari proses pembelajaran ini siswa diminta untuk merefleksi materi yang telah dipelajari hari ini. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar. Dalam kegiatan akhir, guru juga menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.

c) Refleksi

Pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pembelajaran Bamboo Dancing pada siklus 1 telah menunjukkan hasil yang signifikan. Keaktifan siswa dan hasil belajar tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal itu ditunjukkan dengan adanya sejumlah siswa yang belum mencapai KKM serta keaktifan siswa belum Nampak secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh:

1. Pada awal pembelajaran, guru tidak memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

2. Guru belum bias mengoptimalkan penggunaan metode yang baru saat pembelajaran

3. Saat siswa membuat soal, guru tidak memberikan arahan secara menyeluruh, sehingga ada beberapa siswa yang salah membuat soal.

4. Guru belum optimal dalam membimbing siswa dalam cara membuat soal yang benar.

5. Guru belum optimal dalam memancing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga ada beberapa siswa masih pasif


(10)

7

Untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I, maka perlu diadakan perbaikan dalam rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil refleksi tindakan kelas siklus I, maka beberapa perbaikan yang disepakati antara guru peneliti dan guru kelasa dalah sebagai berikut:

1) Pada setiap pertemuan guru perlu untuk memberikan motivasi kepada siswa berupa dorongan untuk semangat belajar dan tidak lagi takut untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Guru perlu memberikan review materi dengan penjelasan singkat atau tanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya

3) Guru harus melibatkan siswa dalam membuat soal dan menyelesaikan soal yang sudah dibuat.

4) Dalam pemberian penjelasan pada tiap kelompok, guru perlu memberikan bimbingan dan arahan agar semua anggota kelompok memahami perintah guru dengan baik .

5) Guru harus membimbing siswa secara menyeluruh agar semua berani menjawab pertanyaan dan berani mengerjakan soal.

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Siklus II ini hamper sama pada Siklus I, Siklus II dilakukan dalam satu kali pertemuan. Siklus II ini dilksanakan pada tanggal 14Januari 2013, dan.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II sama dengan pembelajaran Siklus I, subyeknya juga sama pada Siklus I, perbedaannya terletak pada hasil keaktifan dan hasil belajar pada Siklus II mengalami peningkatan.

b. Observasi Tindakan Kelas Siklus II

Hasil pengamatan pada Siklus II sebagai berikut: 1) Tindakan Mengajar

Pada kegiatan inti, kegiatan guru adalah sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan tentang materi menjumlah dan mengurang pecahan, siswa – siswa memperhatikan dan mendengarkan guru.

b)Guru pada saat menjelaskan materi sekaligus melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa serta respon siswa terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung menjadi tolak ukur kemampuan keaktifan siswa.


(11)

8

c) Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Kemudian guru meminta siswa yang lain untuk mengoreksi jawaban dari siswa yang maju.

d)Guru memberi evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan, hal in ibertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi menjumlah dan mengurang pecahan yang baru saja disampaikan oleh guru melaluimetode Bamboo Dancing.

2) Tindak Belajar

Dari hasil penelitian tes yang diberikan peneliti terhadap siswa maka terungkap ada peningkatan kaektifan siswa berdampak pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, menurut peneliti hasil ini sudah memuaskan peneliti.

c. Refleksi

Refleksi yang dapat guru peneliti laporkan dalam tindakan siklus II ini adalah sebagai berikut:

1) Pada awal pembelajaran, guru sudah memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

2) Dalam penggunaan metode Bamboo Dancing, guru sudah dapat mengoptimalkannya sehingga siswa sudah dapat aktif dan membuat soal serta menjawab soal dengan benar.

3) Pada waktu siswa membuat soal, guru sudah memberikan arahan secara menyeluruh.

4) Guru sudah optimal dalam membimbing siswa sehingga hamper semua siswa mampu membuat dan menyelesaikan soal dengan benar.

5) Guru sudah optimal dalam memancing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

Setelah melaksanakan tindakan siklus II, diperoleh peningkatan keaktifan siswa yang cukup tinggi, yaitu sebesar 93,61%. Dengan demikian, indicator pencapaian penelitian ini sudah tercapai karena indicator pencapaian dalam penelitian ini rata-rata keaktifan belajar siswa adalah minimal 75%. Selain itu, hasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yang walaupun tidak terlalu tinggi, nilai rata-rata kelas menjadi 82,62 dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 33 siswa (78,54%).


(12)

9

Kesimpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes dalam dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hipotesis yang berbunyi ”MetodePembelajaran cooperative learning metode Bamboo Dancing (Tari Bambu) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Matematika kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun ajaran 2012/2013” dapat diterima karena setelah tindakan terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.

2. Meningkatnya keaktifan belajar siswa ditandai dengan adanya peningkatan keaktifan siswa membuat pertanyaan sendiri sebagai refleksi diri sendiri, mengerjakan soal di depan kelas, dan menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini diperoleh peningkatan rata-rata keaktifan belajar siswa dari ketiga aspek tersebut mencapai 93,62 % dan rata-rata peningkatan hasil belajar mencapai 78,54, sehingga indikator pencapaian keaktifan belajar sebesar 75% dapat tercapai


(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman.2009.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2010/07/keaktifan-belajar.html diakses tanggal 3 Desember 2012 pukul 10.39)

Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Asdi Mahasatya

John L.Marks dan Arthur A.Hiatt,dkk.1988.Metode Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar.Jakarta:Erlangga

Jumali dan Surtikanti,dkk.2008.Landasan Pendidikan.Surakarta:Muhammadiyah University Press

Kartawidjaya, Eddy Soewardi.1987.Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar.Bandung:C.V.Sinar Baru Bandung

Kathy Charner, Maureen Murphy dan Jennifer Ford.2005.Brain Power Permainan Berbasis Sentra Pembelajaran.Jakarta:Erlangga

M.Uzer Usaman dan Lilis Setiawati.1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya Offset

Mahfud Salahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan .Surabaya: Bina Ilmu. Margono.2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Ciptaka.

Maryadi dan Nining Setyaningsih,dkk.2010.Pedoman Penulisan Skripsi FKIP .Surakarta:BP-FKIP UMS

Nawawielfatru.2010.Keaktifan Belajar.blogspot.com

Ngalim Purwanto,1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Nursadi.2011.Skripsi meningkatkan Keaktifan Belajar.blogspot com (http://nursadi-metode.blogspot.com/2011/04/skripsi-meningkatkan-keaktifan-belajar.html

diakses tanggal 3 Desember 2012 pukul 23.29)

Oemar Hamalik.1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru Partin,L.Ronald.2009.Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas.Jakarta:PT Indeks Pupuh fathor Rahman, 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama

Rochiati, Wiriaatmadja.2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta:UMS Press Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta


(14)

11

Samino dan Saring Marsudi.2012.Layanan Bimbingan Belajar.Solo:Fairuz Media “Duta Permata Ilmu”

Sudjana, Nana.1989.Teori -Teori Belajar untuk Pengajaran.Bandung:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI

Suprijono,Agus.2011.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta:Pustaka Belajar

Surakhmad,Winarno.1986.Pengantar Interaksi Mengajar Belajar.Bandung:Tarsito Surjadi.1983.Membuat Siswa Aktif Belajar.Bandung:Angkasa Offset Bandung

Susilo,Frans dan Suwarsono dan Budi,Kartika.1998.Pendidikan Matematika dan Sain.Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma


(1)

6 2) Elaborasi

Kegiatan elaborasi ini guru menerangkan semua materi pecahan persen dan desimal. Guru juga memotivasi siswa untuk berani bertanya dan berbicara. Lalu guru memberi penilaian atas jawaban siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. Lalu guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai post test. Setelah itu guru membahas latihan soal.

c. Kegiatan Akhir/ Penutup

Kegiatan akhir dari proses pembelajaran ini siswa diminta untuk merefleksi materi yang telah dipelajari hari ini. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar. Dalam kegiatan akhir, guru juga menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.

c) Refleksi

Pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode pembelajaran Bamboo Dancing pada siklus 1 telah menunjukkan hasil yang signifikan. Keaktifan siswa dan hasil belajar tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal itu ditunjukkan dengan adanya sejumlah siswa yang belum mencapai KKM serta keaktifan siswa belum Nampak secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh:

1. Pada awal pembelajaran, guru tidak memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

2. Guru belum bias mengoptimalkan penggunaan metode yang baru saat pembelajaran

3. Saat siswa membuat soal, guru tidak memberikan arahan secara menyeluruh, sehingga ada beberapa siswa yang salah membuat soal.

4. Guru belum optimal dalam membimbing siswa dalam cara membuat soal yang benar.

5. Guru belum optimal dalam memancing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga ada beberapa siswa masih pasif


(2)

7

Untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I, maka perlu diadakan perbaikan dalam rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil refleksi tindakan kelas siklus I, maka beberapa perbaikan yang disepakati antara guru peneliti dan guru kelasa dalah sebagai berikut:

1) Pada setiap pertemuan guru perlu untuk memberikan motivasi kepada siswa berupa dorongan untuk semangat belajar dan tidak lagi takut untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Guru perlu memberikan review materi dengan penjelasan singkat atau tanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya

3) Guru harus melibatkan siswa dalam membuat soal dan menyelesaikan soal yang sudah dibuat.

4) Dalam pemberian penjelasan pada tiap kelompok, guru perlu memberikan bimbingan dan arahan agar semua anggota kelompok memahami perintah guru dengan baik .

5) Guru harus membimbing siswa secara menyeluruh agar semua berani menjawab pertanyaan dan berani mengerjakan soal.

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Siklus II ini hamper sama pada Siklus I, Siklus II dilakukan dalam satu kali pertemuan. Siklus II ini dilksanakan pada tanggal 14Januari 2013, dan.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II sama dengan pembelajaran Siklus I, subyeknya juga sama pada Siklus I, perbedaannya terletak pada hasil keaktifan dan hasil belajar pada Siklus II mengalami peningkatan.

b. Observasi Tindakan Kelas Siklus II

Hasil pengamatan pada Siklus II sebagai berikut: 1) Tindakan Mengajar

Pada kegiatan inti, kegiatan guru adalah sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan tentang materi menjumlah dan mengurang pecahan, siswa – siswa memperhatikan dan mendengarkan guru.

b)Guru pada saat menjelaskan materi sekaligus melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa serta respon siswa terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung menjadi tolak ukur kemampuan keaktifan siswa.


(3)

8

c) Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Kemudian guru meminta siswa yang lain untuk mengoreksi jawaban dari siswa yang maju.

d)Guru memberi evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan, hal in ibertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi menjumlah dan mengurang pecahan yang baru saja disampaikan oleh guru melaluimetode Bamboo Dancing.

2) Tindak Belajar

Dari hasil penelitian tes yang diberikan peneliti terhadap siswa maka terungkap ada peningkatan kaektifan siswa berdampak pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, menurut peneliti hasil ini sudah memuaskan peneliti.

c. Refleksi

Refleksi yang dapat guru peneliti laporkan dalam tindakan siklus II ini adalah sebagai berikut:

1) Pada awal pembelajaran, guru sudah memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

2) Dalam penggunaan metode Bamboo Dancing, guru sudah dapat mengoptimalkannya sehingga siswa sudah dapat aktif dan membuat soal serta menjawab soal dengan benar.

3) Pada waktu siswa membuat soal, guru sudah memberikan arahan secara menyeluruh.

4) Guru sudah optimal dalam membimbing siswa sehingga hamper semua siswa mampu membuat dan menyelesaikan soal dengan benar.

5) Guru sudah optimal dalam memancing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

Setelah melaksanakan tindakan siklus II, diperoleh peningkatan keaktifan siswa yang cukup tinggi, yaitu sebesar 93,61%. Dengan demikian, indicator pencapaian penelitian ini sudah tercapai karena indicator pencapaian dalam penelitian ini rata-rata keaktifan belajar siswa adalah minimal 75%. Selain itu, hasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yang walaupun tidak terlalu tinggi, nilai rata-rata kelas menjadi 82,62 dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 33 siswa (78,54%).


(4)

9

Kesimpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes dalam dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hipotesis yang berbunyi ”MetodePembelajaran cooperative learning metode Bamboo Dancing (Tari Bambu) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Matematika kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun ajaran 2012/2013” dapat diterima karena setelah tindakan terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.

2. Meningkatnya keaktifan belajar siswa ditandai dengan adanya peningkatan keaktifan siswa membuat pertanyaan sendiri sebagai refleksi diri sendiri, mengerjakan soal di depan kelas, dan menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini diperoleh peningkatan rata-rata keaktifan belajar siswa dari ketiga aspek tersebut mencapai 93,62 % dan rata-rata peningkatan hasil belajar mencapai 78,54, sehingga indikator pencapaian keaktifan belajar sebesar 75% dapat tercapai


(5)

10

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman.2009.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2010/07/keaktifan-belajar.html diakses tanggal 3 Desember 2012 pukul 10.39)

Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Asdi Mahasatya

John L.Marks dan Arthur A.Hiatt,dkk.1988.Metode Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar.Jakarta:Erlangga

Jumali dan Surtikanti,dkk.2008.Landasan Pendidikan.Surakarta:Muhammadiyah University Press

Kartawidjaya, Eddy Soewardi.1987.Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar.Bandung:C.V.Sinar Baru Bandung

Kathy Charner, Maureen Murphy dan Jennifer Ford.2005.Brain Power Permainan Berbasis Sentra Pembelajaran.Jakarta:Erlangga

M.Uzer Usaman dan Lilis Setiawati.1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya Offset

Mahfud Salahuddin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan .Surabaya: Bina Ilmu.

Margono.2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Ciptaka.

Maryadi dan Nining Setyaningsih,dkk.2010.Pedoman Penulisan Skripsi FKIP.Surakarta:BP-FKIP UMS

Nawawielfatru.2010.Keaktifan Belajar.blogspot.com

Ngalim Purwanto,1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Nursadi.2011.Skripsi meningkatkan Keaktifan Belajar.blogspot com (http://nursadi-metode.blogspot.com/2011/04/skripsi-meningkatkan-keaktifan-belajar.html

diakses tanggal 3 Desember 2012 pukul 23.29)

Oemar Hamalik.1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru

Partin,L.Ronald.2009.Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas.Jakarta:PT Indeks

Pupuh fathor Rahman, 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama

Rochiati, Wiriaatmadja.2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta:UMS Press


(6)

11

Samino dan Saring Marsudi.2012.Layanan Bimbingan Belajar.Solo:Fairuz Media “Duta Permata Ilmu”

Sudjana, Nana.1989.Teori -Teori Belajar untuk Pengajaran.Bandung:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI

Suprijono,Agus.2011.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta:Pustaka Belajar

Surakhmad,Winarno.1986.Pengantar Interaksi Mengajar Belajar.Bandung:Tarsito

Surjadi.1983.Membuat Siswa Aktif Belajar.Bandung:Angkasa Offset Bandung

Susilo,Frans dan Suwarsono dan Budi,Kartika.1998.Pendidikan Matematika dan Sain.Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma


Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Role Playing Pembelajaran IPS Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SDN Ajung 03 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 4 5

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X MAN 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2013/2014

0 5 72

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi pada Bilangan

2 58 209

Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Card Sort pada Siswa Kelas V SDN 2 Kopang Tahun Pelajaran 20162017

0 0 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Sem

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 101

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V SD pada Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V SD pada Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 16