PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SMP NEGERI 1 PANUMBANGAN CIAMIS.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

Gina Dewi Lestari Nur 0901886

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh

Gina Dewi Lestari Nur

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Gina Dewi Lestari Nur 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Gina Dewi Lestari Nur

PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SMP NEGERI 1 PANUMBANGAN-CIAMIS

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Dr. Rita Milyartini, M.Si NIP. 196406231988032001

Pembimbing II

Drs. Agus Firmansyah, M.Pd NIP. 196208301995121001

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd NIP. 197303262000031003


(4)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PEMBELAJARAN VOKAL GRUP DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI SMPN 1 PANUMBANGAN-CIAMIS

Penelitian berjudul Pembelajaran Vokal Grup dalam Kegiatan Pengembangan

Diri di SMPN 1 Panumbangan di latarbelakangi oleh 3 alasan:(1), pengajar

bukan berlatar pendidikan musik formal;(2) letak sekolah berada jauh dari kota;(3) memiliki prestasi dalam bidang vokal grup di kabupaten Ciamis. Melalui

metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dikaji “bagaimana proses

pembelajaran vokal grup di SMPN 1 Panumbangan” hasil penelitian menunjukan bahwa ada tahapan belajar yakni vokalizing dan pelatihan lagu. Vokalizing meliputi latihan pernafasan, artikulasi, penguasaan nada dikombinasikan dengan pernafasan. Pelatihan penguasaan nada meliputi pengenalan lagu, pembagian suara, pemaduan suara. Siswa juga dilibatkan untuk menentukan lagu yang dipelajari. Aransemen lagu dibuat oleh pengajar. Proses latihan lagu disampaikan secara lisan melalui metode imitasi, demonstrasi, dan driil. Untuk mempertahankan motivasi belajar pengajar membuat variasi latihan di rumah siswa, olahraga bersama, dan melatih kepekaan estetik melalui permainan. Kesimpulannya, pembelajaran vokal grup di SMPN 1 Panumbangan ini berlangsung dengan baik karena pengajar mampu mengembangkan strategi untuk meningkatkan motivasi siswa, tahapan dan metode yang terstruktur, pemilihan materi berdasarkan kebutuhan siswa dan strategi yang mampu mempertahankan motivasi siswa.


(5)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The study entitled Learning Vocal Group in Self Development Activities at SMPN1 Panumbangan on the back by three reasons: (1), teaching is not set in formal music education, (2) the schools are located far away from the city, (3) a proven record in the field of vocal group Kudat district. Through descriptive method with qualitative approaches examined "how vocal learning process in the group SMPN1 Panumbangan" results showed that there are stages of learning and training vokalizing the song. Vokalizing include breathing exercises, articulation, control of tone combined with breathing. Training includes an introduction song mastering tones, voice division, integration of voice. Students are also involved to determine a song is learned. Song arrangement made by the teacher. Training process delivered orally through song imitation method, demonstration, and driil. To maintain themotivation to learn to make a variety of exercises teaching students at home, exercise together, and aesthetic sensitivity training through the game. In conclusion, learning vocal group SMPN1 Panumbangan This worked well because the teacher is able to carry out activities to improve student motivation, stages and methods are structured, the selection of materials and activities based on the needs of students who are able to maintain student motivation.


(6)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Abstrak ...i

Kata Pengantar ...ii

Ucapan Terimakasih ...iii

Daftar Isi ...v

Daftar Gambar ...vii

Daftar Lampiran ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitaian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran ... 6

1. Pengertian Pembelajaran ... 6

2. Hakikat Pembelajaran ... 7

3. Metode Pembelajaran ... 8

4. Strategi Pembelajaran ... 12

5. Materi Pembelajaran ... 13

B. Pengembangan Diri ... 14

C. Vokal Grup 1. Pengertian Vokal Grup ... 16

2. Teknik Vokal Grup ... 17

3. Kategori Vokal Anak Tingkat SMP ... 18

4. Ambitus Suara Tingkat SMP ... 19

D. Motivasi Pembelajaran ... 19

E. Siswa 1. Perkembangan Siswa ... 23

2. Karakteristik Anak Remaja Usia SMP ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian ... 27


(7)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Metode Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 32


(8)

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Vokal Grup “Anvo” Sebagai Kegiatan

Pengembangan Diri di SMPN 1 Panumbangan ... 35

2. Proses Kegiatan Pengembangan Diri Vokal Grup di SMPN 1 Panumbangan ... 37

a. Tahapan Latihan ... 37

b. Pemilihan Materi ... 41

c. Metode Latihan ... 44

d. Kegiatan Memotivasi Siswa ... 46

B. Pembahasan 1. Tahapan Latihan ... 48

2. Pemilihan Materi Lagu ... 55

3. Metode Latihan ... 56

4. Kegiatan Memotivasi Siswa ... 60

BABV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

Daftar Pustaka ... 65 Lampiran-lampiran


(9)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan menambah informasi dan kemampuan baru. Pembelajaran menurut Degeng (dalam Usmiyani, 2010:2) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah “upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan”.

Secara umum, proses belajar mengajar mengandung beberapa kegiatan, diantaranya adalah kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler atau pengembangan diri. Intrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada jam pelajaran, yang didalamnya terjadi interaksi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam berbagai bidang mata pelajaran. Sedangkan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran, kegiatan tersebut biasanya berisi tentang pengembangan diri dari segi minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap siswa.

SMPN 1 Panumbangan-Ciamis merupakan salah satu lembaga pendidikan yang membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945. Sekolah Menengah Pertama merupakan pendidikan formal yang melaksanakan kurikulum pendidikan. Kurikulum SMPN 1 Panumbangan disusun dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan nyata masa depan. Struktur dan muatan kurikulum SMPN 1 Panumbangan terdiri dari sepuluh mata pelajaran, dua muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan kepada peserta didik.

Pengembangan diri siswa adalah suatu kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan


(10)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk


(11)

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Karena bukan sebuah mata pelajaran, penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif bukan kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

Salah satu kegiatan pengembangan diri yang dapat memberikan sumbangsih positif bagi SMPN 1 Panumbangan-Ciamis adalah kegiatan pengembangan diri vokal grup yang tujuannya adalah mengembangkan minat dan bakat seni setiap siswa. Menurut Budidharma (dalam Nylan, 2009) menjelaskan bahwa, “vokal merupakan alat musik paling tua sedunia, dengan kata lain suara manusia adalah alat musik yang paling tua sedunia”. Dapat disimpulkan bahwa vokal grup merupakan penyampaian seni musik yang melibatkan sekelompok manusia yang didalamnya terdiri dari beberapa kelompok suara. Namun, tidak semua sekolah yang ada di kabupaten Ciamis mengadakan kegiatan pengembangan diri vokal grup. Sesuai dengan judul yang diajukan maka peneliti memfokuskan pada kegiatan pembelajaran vokal grup. Pada dasarnya awal dibentuknya kegiatan vokal grup di SMPN 1 Panumbangan berasal dari paduan suara yang dipecah sebagian dibentuk menjadi vokal grup. SMPN 1 Panumbangan sering mengikuti lomba-lomba vokal grup dan pernah sesekali menjuarainya. Lomba vokal grup sering diselenggarakam oleh instansi-instansi tertentu untuk komunitas SMP, SMA, Perguruan Tinggi atau untuk umum. Di SMPN 1 Panumbangan kegiatan pengembangan diri ini banyak diminati oleh perempuan walaupun demikian tidak menutup kemungkinan laki-laki juga ada yang berminat dan memiliki bakat dibidang vokal. Lomba vokal grup merupakan kesempatan baik bagi siswa yang senang sebagai penyanyi untuk menampilkan kemampuan yang sudah dibina selama beberapa waktu.

Vokal grup pada kegiatan pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan merupakan suatu wahana yang tepat untuk mengembangkan dan menyalurkan kreativitas siswa pada bidang musik, selain untuk meningkatkan sensitivitas terhadap karya seni juga untuk menambah rasa memiliki terhadap kesenian suara yang perlu untuk kita kembangkan lagi. Jika dilihat dari letak/lokasi sekolah


(12)

SMPN 1 Panumbangan terletak sangat jauh dari perkotaan tepatnya di kaki gunung syawal tetapi mampu berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik. Prestasi bidang non akademik diantaranya adalah bidang-bidang yang diberikan dalam kegiatan pengembangan diri salah satunya dari bidang kesenian yang cukup berprestasi yaitu vokal grup, karena sering menjuarai lomba vokal grup tingkat kabupaten, dan tahun 2012 mewakili kabupaten Ciamis untuk ke tingkat provinsi meskipun tidak jadi juara tetapi masuk sepuluh besar. Namun, dilihat dari tenaga pendidiknya tidak berdasarkan dari pendidikan seni musik atau bukan ahli dibidang musik peneliti tertarik untuk meneliti proses pembelajarannya seperti apa sehingga sekolah ini sering menjuarai lomba-lomba di kabupaten itu sendiri dengan tenaga pendidik seadanya.

Kegiatan ini sangat menarik perhatian saya untuk melakukan penelitian mengenai vokal grup yang diterapkan pada kegiatan pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan yang saya pandang cukup berhasil meskipun tenaga pendidiknya bukan berlatarbelakang dari pendidikan seni musik, sehingga saya ingin mengkaji bagaimana proses pembelajaran vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri di sekolah ini. Oleh karena peneliti berupaya untuk mengungkap “Pembelajaran

Vokal Grup dalam Kegiatan Pengembangan Diri di SMPN 1 Panumbangan-Ciamis.” Dalam hal ini posisi peneliti adalah mahasiswi Jurusan Pendidikan Seni

Musik yang nantinya akan terjun di masyarakat sebagai tenaga pendidik profesional khususnya dalam bidan seni musik. Hasil penelitian diharapkan ada kontribusi dalam kegiatan pengembangan diri vokal grup sebagai pemacu bagi lembaga-lembaga pendidikan setingkat yang punya keinginan untuk membuka kegiatan pengembangan diri atau kegiatan pengembangan diri vokal grup.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian, “Bagaimana proses pembelajaran kegiatan pengembangan diri vokal grup yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan?” yang didefinisikan melalui bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berfokus pada masalah –masalah sebagai berikut:


(13)

1. Bagaimana tahapan latihan vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan?

2. Bagaimana pemilihan materi dalam proses latihan kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan?

3. Bagaimana metode yang diterapkan dalam proses latihan pengembangan diri vokal grup yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan?

4. Bagaimana kegiatan memotivasi siswa dalam kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMPN 1 Panumbangan?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjawab, dan mendeskripsikan tentang:

1. Tahapan-tahapan latihan kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMPN 1 Panumbangan.

2. Pemilihan materi vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan.

3. Metode yang diterapkan dalam proses latihan pengembangan diri vokal grup yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan.

4. Kegiatan memotivasi siswa dalam kegiatan pengembangan diri vokal grup siswa di SMPN 1 Panumbangan.

D.Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak yang bersangkutan, diantaranya:

1. Bagi peneliti, pengalaman yang sangat berharga karena lewat penelitian ini dapt melatih penulis untuk menjadi calon pendidik yang professional dan memahami seluk-beluk mengenai cara mengembangkan kegiatan pengembangan diri berserta prosesnya.

2. Bagi mahasiswa Program Pendidikan Seni Musik UPI, memberikan pengetahuan tentang kehidupan vokal grup di SMPN 1 Panumbangan, agar


(14)

dapat memotivasi, memompa semangat dan agar dapat dijadikan salah satu bahan pengembangan pembelajaran olah vokal khususnya pada vokal grup. 3. Bagi pelatih vokal grup, memberikan referensi dan inspirasi bagi pelatih untuk

mengembangkan kegiatan vokal grup di sekolah.

E. Sistematika Penulisan JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(15)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tak terpissahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia bisa mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan belajar dan pembelajaran dapat terjadi dimana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kebutuhan manusia akan belajar tidak akan pernah berhenti selama manusia ada di muka bumi ini. Hal itu disebabkan karena dunia dan isinya termasuk manusia selalu berubah.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Melalui proses belajar seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal (Pribadi, 2009:21).

Definisi pembelajaran menurut Sadiman, dkk., (1986:2) “Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti.” Belajar dapat terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja, dari apa, bagaimana, dan siapa saja. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau tingkah laku (afektif).

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya


(16)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Warsita, 2008:62). Untuk dapat berlangsung efektif dan efesien, proses belajar perlu dirancang menjadi sebuah kegiatan pembelajaran.


(17)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Pribadi (2009:10) menjelaskan bahwa, “Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam individu. Sedangkan pembelajaran menurut.” Sedangkan menurut Gegne (dalam Pribadi, 2009:9) menjelaskan “pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan debgan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.”

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85). Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik (Sadiman dkk, 1986:7). Sedangkan menurut Depdiknas (dalam Warsita,

2008:85) “Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20,

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.”

Dari semua pendapat mengenai pembelajaran menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi aktif antara guru yang memberikan bahan pelajaran dengan siswa sebagai objeknya. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang didalamnya terdapat sistem rancangan pembelajaran hingga menimbulkan sebuah interaksi antara pemateri (guru) dengan penerima materi (murid/siswa). Adapun beberapa rancangan proses kegiatan pembelajaran yang harus diterapkan adalah dengan melakukan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran serta metode pembelajaran.

2. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran dapat disefinisikan sebagai suatu proses membelajarkan peserta didik yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar siswa/peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien. Pembelajaran dapat dipandang melalui dua sudut, yang pertama pembelajaran merupakan suatu sistem. Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang terstruktur antara lain tujuan pembelajaran, media pembelajaran, strategi, pendekatan dan metode


(18)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran berupa remedial dan pengayaan. Kedua, pembelajaran merupakan suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam rangka membuat siswa untuk belajar. Proses tersebut meliputi :

a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi dengan persiapan media belajar, dan evaluasi.

b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya.

c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola yang berbentuk pengayaan atau penambahan jam pelajaran, dan remedial bagi siswa yang mendapatkan kesulitan dalam belajar.

3. Metode Pembelajaran

a. Pengertian metode secara umum

Dari beberapa definisi menurut para ahli menyebutkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Berikut definisi-definisi menurut para ahli :

1) Menurut Sanjaya (2010:147) “metode adalah cara yang digunakan untuk melengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”

2) Hasibuan dan Moedjiono (2013:3) “metode adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu

strategi belajar mengajar.”

3) Warsita (2008:273) “Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran.”

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang dapat dilakukan


(19)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru atau pendidik. Pendidik atau guru memilih metode yang tepat disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dapat disimpulkan dari berbagai pengertian diatas metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh para guru pada saat berlangsungnya pembelajaran, untuk mengadakan interaksi guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Metode pengajaran dapat digambarkan secara umum yang merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih. Setiap metode memiliki ciri khas tertentu dalam penggunaannya yang perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain metode presentasi, metode diskusi, metode permainan, metode simulasi, metode bermain peran, metode tutorial, metode demonstrasi, metode penemuan, metdoe latihan, dan metode kerja sama.

Dalam Warsita (2008:273), “macam-macam metode pembelajaran antara lain: metode ceramah; metode pembelajaran terprogram; metode demonstrasi; metode imitasi; metode diskusi; metode drill/praktikum dan lain-lain. Dengan demikian, didalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.”

b. Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Metode merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran untuk menetukan keberhasilan belajar. Metode merupakan cara yang dipakai seorang pengajar/pendidik untuk menyampaikan materi kepada siswa. Pemilihan metode pembelajaran pada dasarnya perlu disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa/peserta didik. Seorang pendidik tidak hanya memberikan materi ataupun penilaian saja namun seorang pendidik perlu memberikan metode yang


(20)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpengaruh kepada hasil dari proses pembelajaran siswanya. Maka dari itu seorang pendidik harus memiliki prinsip-prinsip pengajaran. Berbagai metode harus disiapkan oleh pengajar/pendidik misalnya metode pengajaran bervariasi, berencana dan berlanjut terutama dalam pengajaran vokal grup, pengajar harus selalu mempunyai ide-ide yang kreatif untuk menunjang dan meningkatkan kemampuan siswa dalam bernyanyi. Dalam kegiatan proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran vokal lebih membutuhkan proses pembelajaran praktek, dapat dibantu dengan alat bantu mengajar seperti piano, kegiatan apresiasi dengan cara menonton cd, dan sebagainya.

Penjelasan diatas adalah sekilas tentang definisi metode pembelajaran secara umum. Metode khusus yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu jenis metode praktek dan jenis metode teori, diantaranya:

1) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan sebuah metode yang dilakakuan oleh pengajar dengan cara mencontohkan terlebih dahulu kepada siswa. Misalnya, seorang pengajar menyampaikan materi vokal dalam bentuk bernyanyi yang baik dan benar. Pengajar memberikan contoh bernyanyi dengan baik sesuai dengan apa yang disampaikannya kepada siswa. Menurut Sutikno (2009:96)

Metode demonstrasi adalah metode membelajarkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.

Demonstrasi sebagai metode mengajar dimana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta), atau seorang siswa yang memperlihatkan kemampuannya kepada orang lain, misalnya seseorang yang mempertunjukkan kemampuannya kepada orang lain dalam benrnyanyi dengan tepat. Dalam hal ini demonstrasi yang dimaksud adalah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, tujuannya agara siswa


(21)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki pengalaman melihat, mendengar, serta dapat menirukan materi yang diberikan.

2) Metode Imitasi

Imitasi dapat diartikan sebagai tiruan. Namun menurut Horst Gunter (dalam

Mi’raj, 2009:17), Gunter mengemukakan bahwa “imitasi meliputi tindakan mendengar, dan mengamati keterampilan-keterampilan teknik dan artistic (posisi tubuh, pernafasan, diksi, interpretasi) dalam bernyanyi”.

Pada penggunaan sebuah metode pembelajaran, seorang pengajar vokal tidak cukup dengan hanya menggunakan satu metode tetapi harus berbagai metode. Seseorang yang belajar vokal dapat terlihat peningkatan kemampuannya dengan melihat seberapa jauh penggunaan metode yang dilakukan pengajara. Misalnya pada saat pengajar memberikan satu buah lagu yang sama sekali belum diketahui oleh siswa, pengajar menyanyikan terlebih dahulu secara keseluruhan untuk memberikan sedikit bayangan kepada siswa setelah itu pengajar menyanyikan lagu tersebut per bait yang kemudian siswa menirukannya, atau untuk nada-nada yang sulit diterima oleh siswa terlebih dahulu pengajar menyanyikan lagu tersebut sehingga siswa dapat mengikuti pengajar dan siswa dapat meniru pengajar.

Dengan demikian metode pengajaran khususnya pada vokal sangatlah penting untuk mencapai hasil yang diinginkan, pengajar harus benar-benar menguasai untuk mencapai sebuah tujuan.

3) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Metode ceramah menurut Hasibuan dan Moedjiono (1993:13) menjelaskan bahwa:

Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah merupakan seuatu cara belajar-mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologue sehingga pembicaraan bersifat satu arah.


(22)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelemahan dari metode ini adalah siswa cenderung pasif, dan kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap, karena siswa menganggap semua informasi yang didapatkan hanya dari pengajar sehingga ada keterbatasan dari siswa untuk lebih memperluas informasi yang diberikan pengajar dengan metode tersebut. Dalam pembelajaran musik khususnya pembelajaran vokal, metode ini biasanya tidak banyak dipakai para pengajar. Namun sebagian pengajar masih ada yang menggunakan metode ini yang biasanya dilakukan diawal latihan sebelum praktek. Dalam metode ini pengajar memberikan pertanyaan sekilas tentang vokal, kemudian dijelaskan tentang vokal khususnya vokal grup.

Disamping beberapa kelemahan di atas, metode ceramah juga memilki beberapa kelebihan menurut Sanjaya (2010:148) diantaranya:

a) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pkok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.

b) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

c) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

4) Metode Latihan/Drill

Metode latihan penyampaian materi pengajarannya melalui proses latihan untuk menanamkan suatu kebiasaan. Menurut Sagala (2005:217) mengemukakan bahwa:

Metode latihan (driil) atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

Dari pernyataan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa metode latihan ini dapat digunakan dalam pembelajaran musik, karena dalam metode ini dapat


(23)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melatih keterampilan dan ketangkasan, terutama dalam memainkan alat musik, baik secara individu maupun secara bersama-sama atau berkelompok.

4. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu cara, taktik, atau siasat. Senjaya (2008) menjelaskan bahwa “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan sisa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara efektif dan efesien”. Adapun menurut Faturrohman dan Sutikno (2008:14)

strategi pembelajaran adalah “kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan”. Dari dua

pendapat diatas terdapat perssamaan dari mengenai pengertian strategi pembelajaran. Secara garis besar diartiakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan dan dikerjakan oleh guru dan siswa agar proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan.

Zain dan Djamarah berpendapat bahwa ada strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajarnya.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhaasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi haasil kegiatan belajar.

Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijdikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar agar berhasil sesuai apa yang diharapkan.


(24)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran, karena materi pembelajaran adalah kajian yang harus disampaikan oleh pengajar dengan baentuk bahan ajar dalam berlangsungnya proses pembelajaran untuk mencapai sebuah pembelajaran. Zamroni (2008:152) mengungkapkan bahwa, “Untuk mengupayakan agar siswa memiliki pemahaman awal tentang materi yang akan dibahas, sebaiknya bahan pembelajaran diberikan kepada siswa sebelum berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran.”

Hal ini menunjukan bahwa pengajar harus mempersiapkan terlebih dahulu materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran haruslah mengetahui karakteristik peserta didik yang belajar, dalam artian pengajar harus menyampaikan materi pelajaran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing anak dalam menangkapa informasi, yaitu dengan cara penglihatan (visual), pendengaran (auditory), dan gerakan.

Dalam proses pembelajaran vokal grup pada kegiatan pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis, materi pembelajaran tidak mengacu pada kurikulum pusat, hal ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk merangcang materi atau bahan ajarnya sendiri disesuaikan dengan masing-masing siswa. Pada tahap pembelajaran vokal grup, siswa diajarkan mengenai latihan-latihan vokal secara umum, teknik vokal, dan lain sebagainya. Hali ini dikarenakan agar siswa memahami dengan baik dan benar.

B.Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan apa yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Menurut Sanjaya (2009:161):

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.


(25)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sama halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler, adapun tujuan yang akan dicapai dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler (dalam Nylan, 2009:16) antara lain

“mengembangkan siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum. Baharudin (2012:253) menjelaskan

“Dalam kegiatan pengembangan diri, siswa difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.” Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Dalam KTSP SMPN 1 Panumbangan (2013:11-12) jenis pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan-Ciamis meliputi:

1. Pengembangan diri untuk pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pembiasaan yang terdiri dari:

a. Pembiasaan Rutin

1) Pembiasaan disiplin upacara bendera/apel Senin pagi 2) Pembiasaan shalat berjamaah/shalat Jum’at

3) Pembiasaan mengucapkan salam

4) Pembiasaan berdo’a sebelum dan sesudah belajar

5) Pembiasaan budaya bersih, sehat dan lingkungan nyaman 6) Pembiasaan budaya dan minat baca di perpustakaan b. Pembiasaan Terprogram


(26)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Pekan kreativitas olah raga dan seni antar kelas 3) Pemahaman dan hafalan surat-surat pendek 4) Pembentukan cara berfikir dan sikap ilmiah c. Pembiasaan Spontan

1) Pembiasaan mengcapkan salam dan memberikan salam 2) Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya

3) Pembiasaan hidup antri

4) Pembiasaan kesetiakawanan dan berjiwa sosial 5) Pembiasaan meminta maaf dan berterima kasih d. Pembiasaan Keteladanan

1) Pembiasaan berpakaian rapih, bersih dan menarik

2) Pembiasaan berkata atau bertutur kata yang baik dan sopan 3) Pembiasaan hidup sederhana

4) Pembiasaan tidak merokok di lingkungan sekolah 5) Pembiasaan “On Time” dalam segala kegiatan

2. Pengembangan diri untuk pengembangan minat dan bakat siswa terdiri dari: a. Pramuka

b. PMR c. Paskibra d. Basket e. Sepak Bola f. Volley Ball

g. Seni Suara (Vokal grup dan Paduan suara) h. Gamelan

i. Drum Band

j. Baca tulis Al-Qur’an

Dari sekian kegiatan pengembangan diri yang dikemukakan di atas, siswa SMPN 1 Panumbangan-Ciamis diwajibkan untuk memilih salah satu jenis


(27)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan diri sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing, diantaranya vokal grup. Vokal grup di SMPN 1 Panumbangan merupakan bagian dari paduan suara. Siswa diberi kesempatan untuk memilih salah satu kegiatan pengembangan diri vokal grup ini melalui seleksi.

C. Vokal Grup

1. Pengertian Vokal Grup

Vokal grup merupakan bagian dari paduan suara tetapi dalam jumlah lebih sedikit anggotanya dari paduan suara. Dalam materi penyajiannya, vokal grup sebaiknya mengusahakan sendiri pengolahan lagu beserta iringan musiknya. Kemudian vokal grup tidak harus mendatangkan seorang dirigen, yaitu seseorang yang bertugas untuk memberikan aba-aba dan isyarat untuk memadukan pengungkapan lagu. Tetapi dalam vokal grup harus menjaga keselarasan dan kepaduan grup berhubung tidak adanya dirigen. Walaupun demikian tidak adanya dirigen bukan berarti tidak adanya pemimpin. Dalam vokal grup pimpinan tetap diperlukan, bahkan harus ada. Tetapi pemimpin disini tidak mengambil posisi sebagai dirigen tempatnya tetap didalam barisan anggota kelompok vokal grup dan bernyanyi seperti yang lain.

Menurut Marlynda (2009:34) “kepemimpinan ini tidak usah diperlihatkan,

tetapi cukup dirasakan.” Seseorang yang menjadi bagian dari vokal grup harus bisa merasakan aba-aba dari rekannya meskipun tidak secara langsung berbentuk gerakan untuk memberitahukan aba-aba tersebut.

Untuk latihan vokal grup atau paduan suara biasanya diiringi dengan alat musik pengiring seperti piano, bahkan pada penampilannya bias tanpa iringan musik yang disebut dengan acapella. Acapella masih termasuk kedalam bentuk vokal grup hanya tidak memakai iringan musik.


(28)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Nylan (2009:35) “teknik vokal adalah cara memproduksi suara

dengan baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu

dan nyaring.” Dalam vokal grup ada beberapa teknik dalam mengolah suara dengan unsur-unsur teknik vokal dalam vokal grup. Beberapa teknik vokal grup diantaranya:

a. Pernafasan

Pernafasan adalah kegiatan mengambil nafas sebanyak-banyaknya untuk disimpan, kemudian dikeluarkan sedikit demi sedikit. Menurut Simanungkalit

(2008:41) “nafas adalah udara yang dihirup melalui hidung atau mulut. Setelah

melalui paru-paru, udara itu ditembuskan atau ditiupkan melalui hidung atau mulut.”

Dalam hal ini alat pernafasan adalah paru-paru. Kedua belah paru-paru kiri dan kanan diusahakan penuh untuk menghasilkan napas dan memproduksi suara. Pernafasan dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1) Pernafasan perut

Pernafasan perut adalah pernafasan yang dilakukan dengan cara menghirup udara melalui mulut.

2) Pernafasan dada

Pernafasan dada adalah pernafasan yang dilakukan dengan melalui hidung sampai rongga dada membesar dan rongga mulut mengecil.

3) Pernafasan diafragma

Pernafasan inilah yang paling cocok dilakukan untuk bernyanyi, karena udaranya akan mudah diatur pemakaiannya.

b. Phrasering adalah : aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

c. Sikap Badan : adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran pernafasan jangan sampai terganggu.


(29)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Posisi badan yang harus dilakukan saat menyanyi adalah tegap, tidak membungkukan badan, dan rileks meskipun posisi badan tegap bukan berarti kaku tetapi badan lentur.

d. Resonansi adalah : usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan tenggorokan.

e. Vibrato adalah : Usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberi gelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.

f. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat. Syarat-syarat terbentuknya Intonasi yang baik yaitu pendengaran yang baik kontrol pernafasan, dan rasa musikal.

g. Artikulasi

Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas. i. Vokalizing adalah melakukan kegiatan pemanasan sebelum kegiatan pokok.

3. Kategori Vokal Anak Tingkat SMP

Suara remaja dapat digolongkan dari usia 14-17 tahun. Hestyono (1996:3) mengungkapkan :

Kalau ditinjau dari faktor usia, paduan suara sekolah menengah pertama dan peduan suara sekolah menengah umum termasuk dalam kategori paduan suara remaja. Untuk itu lebih baik dipisahkan paduan suara sekolah menengah pertama dan paduan suara menengah umum agar lebih jelas suaranya.

Adapun jenis suara yang biasanya dipakai dalam vokal grup dan paduan suara untuk tingkat sekolah menengah pertama diantaranya:


(30)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sopran b. Mezzosopran c. Alto

d. Tenor

Untuk suara laki tidak ada suara bass karena perubahan suara anak laki-laki dimulai dalam proses perubahan dari suara anak-anak ke suara dewasa.

4. Ambitus Suara Tingkat Sekolah Menengah Pertama

Sopran : Mezzosopran :

Alto : Tenor :

D.Motivasi Pembelajaran

Motivasi merupakan salah satu faktor yang menunjang adanya kreativitas mengajar guru atau pengajar dalam kegiatan latihan vokal grup. Dalam istilah umum motivasi adalah kemauan untuk melakukan sesuatu. Tanpa kemauan untuk berprestasi seseorang akan sulit didorong untuk berprestasi.

Atkinson yang dikutip Hidayat (2008:53) mengatakan bahwa: “Motivasi sebagai sebuah kondisi yang menggerakan perilaku dan mengarahkan aktivitas terhadap pencapaian tujuan”. Sementara menurut Weinberg dan Gould (2003) (dalam Hidayat, 2008:53) mendefinisikan bahwa: “Motivasi sebagai arah dan


(31)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disimpulkan bahwa motivasi dapat menggerakan dan mengarahkan perilaku seseorang terhadap tujuan, dan untuk itu memerlukan usaha sungguh-sungguh.

Ada dua jenis motivasi yang disebutkan dalam Hidayat (2008:55) yaitu:

1. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang yang menyebabkannya berpartisipasi dalam suatu aktivitas. 2. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang bersumber dari luar yang

menyebabkan seseorang berpartisipasi dalam suatu aktivitas.

Kedua motivasi ini memiliki hubungan saling menambah, menguatkan dan melengkapi satu sama lain. Dorongan ekstrinsik dapat menambah kompetensi dan keputusan individu, dan dapat menurunkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu mengurangi kompetensi dan keputusan diri individu.

Callahan and Clark (1988) yang dikutip Mulyasa (2008:58) mengemukakan

bahwa: “Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu”. Dengan motivasi akan tumbuh

dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Seseorang melakukan sesuatu kalau memiliki tujuan atas perbuatannya demikian halnya karena adanya tujuan yang jelas maka akan bangkit pula dorongan untuk mencapainya.

Selanjutnya, Samsudin (2005) memberikan pengertian: “Motivasi sebagai

proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau

kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan”.

Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.

Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara motivasi dengan strategi pembelajaran. Hal ini dikarenakan oleh setiap pembelajaran yang dilakukan dibutuhkan adanya motivasi yang tinggi untuk mencapai tingkat pengembangan diri pada siswa.

Pada akhir kajian teori ini, peneliti menyimpulkan bahwa setiap pembelajaran pada prosesnya guru harus mempunyai strategi untuk mencapai hasil yang


(32)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dan juga harus mempunyai strategi untuk mencapai kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media yang digunakan, jadwal tatap muka, pengelolaan kelas, dan pendekatan terhadap siswa. Pada proses pembelajaran khususnya pada vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri siswa di SMPN 1 Panumbangan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran pengajar diharapkan mempunyai strategi untuk meningkatkan motivasi siswa. Karena pengembangan diri itu merupakan sebuah wadah yang berfungsi untuk menyalurkan bakat dan minat siswa, sehingga pengajar harus benar-benar mengarahkan siswa baik utnuk individu maupun kelompok. Strategi untuk meningkatkan motivasi siswa sangat diperlukan karena itu merupakan satu-satunya cara agar apa yang diharapkan tercapai. Disamping itu motivasi siswa tidak akan cukup dengan strategi pengajar tanpa adanya dorongan dari pihak luar yang menjadi motivasi siswa misalnya dorongan dari keluarga, sahabat, dan pihak sekolah. Ketiganya itu sangatlah penting untuk lebih meningkatkan motivasi siswa untuk giat berlatih dan mengikuti kegiatan pengembangan diri sesuia dengan bakat dan minat khususnya dibidang kesnian vokal grup.

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menetukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam proses pembelajaran. Selain menggunakan strategi untuk meningkatkan motivasi siswa, guru/pengajar harus melakukan pendekatan terlebih dahulu. Menurut Zain dan Djamarah (2002:62) ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran:

1. Pendekatan Individual

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.

2. Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap social anak didik.


(33)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini disadari bahwa anak didik adalah makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.

3. Pendekatan Bervariasi

Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Pada satu sisi anak didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinngi.

4. Pendekatan Emosional

Emosional adalah gejala jiwa yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah.

Dari paparan di atas dijelaskan empat pendekatan dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Pendekatan individual

Pada pendekatan individual ini pengajar di haruskan mengetahui siswa secara individu dari latar belakang, permasalahan yang dihadapi, hal-hal yang disukai siswa dan tidak disukai siswa, hingga persoalan kesulitan belajar siswa.

2. Pendekatan Kelompok

Selain pendekatan individu, pengajar harus melakukan pendekatan

berkelompok. Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat

ditumbuhkembangkan rasa social yang tinggi pada diri setiap anak didik. Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa rasa minder.

Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang aka dipakai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal lain yang ikut mempengaruhi penggunaannya.


(34)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pendekatan Bervariasi

Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Tetapi dalam hal ini, terkadang diperlukan juga pendapat dan kemauan anak didik. Bagaimana keingiunan mereka masing-masing. Dari sana guru bisa menggunakan pendekatan bervariasi untuk selalu melakukan situasi yang kondusif, rileks, dan santai.

4. Pendekatan Emosional

Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan emosi atau perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran.

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak adanya motivasi baik dari dalam diri maupun dari luar. Untuk meingkatkan motivasi siswa dalam belajar khususnya pada pembelajaran vokal grup di SMPN 1 Panumbangan pengajar mempunyai stragtegi dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh pengajar sehingga siswa tidak kaku, dan selalu terbuka dalam mengutarakan pendapat atau perasaan yang dirasakan siswa karena motivasi belajar siswa merupakan factor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya.

E.Siswa

1. Perkembangan Siswa

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan dalam diri individu seseorang dari mulai lahir. Siswa SMP pada umumnya berusia sekitar 12-15 tahun. Pada usia ini siswa biasanya sudah mulai senang melakukan percobaan-percobaan secara berkelompok dengan membuat hipotesis sendiri. Siswa sudah mulai mandiri dan menentang bili diberikan sesuatu yang tidak sesuai dengan


(35)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keinginannya. Dalam teori Charlotte Buhler menafsirkan bahwa, masa remaja sebagai masa kebutuhan isi mengisi. Individu menjadi gelisah dalam kesunyiannya, lekas marah dan bernafsu dengan ini tercipta syarat-syarat untuk kontak dengan individu lain.

Dari kutipan diatas terlihat bahwa pada masa ini siswa sudah berfikir bahwa dirinya memiliki tingkat emosi yang labil dengan adanya keinginan yang harus dipenuhi. Siswa pada usia ini sudah mulai menuntut kebebasan (tidak ingin lagi diatur), ingin mandiri, selalu ingin mencoba sesuatu hal yang menurutnya baru, bila melakukan sesuatu senang berkelompok, sehingga mudah terpengaruh oleh teman. Keinginan untuk selalu mandiri dan selalu ingin mencoba memungkinkan mereka mampu membuat hipotesis. Namun keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis menjadi lemah, karena mudah terpengaruh teman.

Teori Piget (dalam Yulianti, 2003:17) dijelaskan bahwa usia 12 tahun keatas termasuk pada tahap operasi formal dimana setiap individu menggunakan variasi yang lebih luas :

Salah satu cirri pada tahap operasi formal adalah perkembangan kemampuan untuk bernalar dan berfikir mengenai masalah hipotesis apa yang mungkin dan juga yang riil, dan kemampuan berfikir, mengenai kemungkinan serta

aktualisasi”

Dari kutipan diatas jelas bahwa pada masa ini anak sudah dapat berfikir abstrak dengan membuat hipotesis-hipotesis pada setiap menghadapi sebuh persoalan.

Secara fisik baik perempuan maupun laki-laki mengalami perubahan hormonal yang juga berpengaruh pada suaranya. Misalnya pita suara laki-laki mengalami perubahan akibat proses hormonal tersebut, sehingga warna suara menjadi lebih besar dan rendah. Hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan bagi seorang guru musik yang mengajar vokal baik pada saat jam pelajaran berlangsung ataupun di luar jam pelajaran. Untuk suara siswa laki-laki lebih baik diberikan materi lagu dengan nada satu oktaf. Agar suara yang dihasilkan lebih baik dan siswapun tidak merasa kesulitan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa seorang guru yang mau mengajarkan vokal terlebih dahulu mempelajari ambitus


(36)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suara dari siswanya, agar materi lagu-lagu yang akan diberikan dalam pembelajarasn sesuai dengan kemampuan mereka terutama yang berkaitan dengan range suara itu sendiri.

2. Karakteristik Anak Remaja Usia SMP (12-15 tahun)

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Masa remaja merupakan masa badai dan tekanan. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. b. Ketidakstabilan emosi.

c. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.

d. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.

e. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.

f. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.

g. Senang bereksperimentasi. h. Senang bereksplorasi.

i. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.

j. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.

Harold Alberty (dalam Makmun, 2007:130) menyatakan bahwa periode masa remaja itu dapat didefinisikan secara umum sebagai “suatu periode dalam


(37)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kekanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya”.

Dalam rentangan periode yang cukup panjang (12-15 tahun) itu ternyata terdapat beberapa indicator yang menunjukkan perbedaan yang berarti dalam karakteristik dari beberapa aspek perilaku dan pribadi pada tahun-tahun terakhir pada masa remaja itu. Fenomena perubahan-perubahan yang menonjol terjadi dalam masa remaja, baik dibandingkan masa-masa sebelumnya maupun sesudahnya mengundang banyak tafsiran. Menurut Hurlock (dalam Suprapto, 2012:17) mengungkapkan pengkategorian anak menurut usia dilihat dari berbagai aspek, beliau mengkategorikan anak dengan klasifikasi sebagai berikut: masa prenatal yaitu mulai dari konsepsi sampai lahir, masa mulai lahir sampai minggu kedua, masa bayi akhir minggu kedua sampai akhir tahun pertama, masa kanak-kanak awal yaitu usia dua sampai enam tahun, masa kanak-kanak-kanak-kanak akhir yaitu usia 6-10/11 tahun, maasa pubertas yaitu 10/13 sampai 13/14 tahun masa remaja awal yaitu 13/14/-17 tahun. Sehingga masa 12-15 tshun masuk pada kategori pubertas hingga masuk remaja awal, masa ini anak-anak ada pada peningkatan pendidikan SMP. Pada umumnya anak usia remaja SMP sudah mempunyai sebuah keinginan yang didasari oleh faktor lingkungan. Keinginan meliputi rasa ingin tahu, mencari jati diri, dan rasa ingin mencoba sesuatu yang baru. Maka dari itu pengajar harus bisa melakukan pendekatan kepada siswa dengan cara masuk ke dunia mereka jadi pnegajar tahu apa yang sedang trend dikalangan remaja pada saat itu, dan apa yang siswa inginkan pada saat itu sehingga pengajar akan lebih mudah untuk melakukan strategi dengan pendekatan untuk memberikan motivasi yang tinggi.


(38)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan, Jl. Raya Panumbangan No.163. Kecamatan Panumbangan-kabupaten Ciamis.

B. Subjek Penelitian

Pada skripsi ini peneliti akan mendeskripsikan tentang atau bagaimana proses pembelajaran kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis. Penelitian dilakukan pada pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis yang beralamat di Jl. Raya Panumbangan No. 163 Panumbangan-Ciamis.

Penelitian ini difokuskan pada pengajar dan 5 orang murid vokal grup karena anggota vokal grup di sekolah ini terdidi dari 5 orang dan itu merupakan bagian dari paduan suara SMP Negeri 1 Panumbangan, dan juga seorang pengajar vokal grup yang berpengaruh besar dalam kegiatan proses kegiatan pembelajaran vokal grup ini.

C. Langkah-Langkah Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti, maka peneliti menyusun dan mempersiapkan langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan

Pada tahap ini sebelum penelitian dilaksanakan peneliti menyusun rancangan yang dibuat, penyusunan rancangan ini berfungsi sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian. Pada tahapan ini peneliti mencari subjek dan


(39)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

objek penelitian, kemudian peneliti meminta persetujuan dari pihak-pihak sekolah seperti kepala sekolah dan pelatih, kemudian membuat proposal penelitian.


(40)

Pada kegiatan ini dilakukan observasi awal terhadap sekolah mana yang akan diteliti, hal ini dilakukan untuk memperoleh data awal dan menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Pada tahap ini peneliti mempunyai kesempatan untuk menjalin hubungan sosial dengan pelatih pengembangan diri vokal grup. Adapun hal yang terpenting dari tahap persiapan ini adalah pendekatan personal untuk mendapatkan kenyamanan dalam melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Panumbangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian selama 3 bulan dengan observasi lansung ke lapangan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran vokal grup pada kegiatan pengembangan diri di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis. Adapun proses terhadap tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan, kemudian wawancara dengan informan, dan mempelajari sumber-sumber tertulis melalui studi kepustakaan dan instrument penelitian.

b. Pengolahan Data

Setelah peneliti melakukan persiapan, peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dilapangan. Data dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kemudian dideskripsikan sambil melakukan pemilihan data yang disesuaikan dengan pertanyaan penelitian dan kemudian disusun seusai dengan urutan pertanyaan penelitian.

c. Penyusunan Laporan Penelitian

Setelah proses penelitian dilaksanakan peneliti kemudian membuat laporan penelitian berupa hasil yang sebenar-benranya yang sudah peneliti peroleh berupa catatan, hasil wawancara, dan dokumentasi kemudian dideskripsikan kedalam bentuk tulisan karya ilmiah.


(41)

D. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses pembelajaran kegiatan vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis. Penelitian ini mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan proses kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif pada hakekatnya merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian yang sedang diteliti dengan melaporkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diteliti. Menurut Sukmadinata

(2009:72) “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar

yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.”

Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan manipulasi, tetapi menggambarkan suatu kondisi, kegiatan, keadaan, kejadian apa adanya sesuai dengan apa yang sudah diteliti oleh peneliti. Data yang dikumpulkan bukan data angka-angka melainkan berupa kata-kata dan gambar. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran kejadian atau kondisi di lokasi yang sudah diteliti.

Pengolahan data dalam penelitian ini diolah secara kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat natural, apa adanya sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Data yang didapat tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:14) :

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif.


(42)

Pernyataan diatas menunjukan bahwa seluruh data yang diperoleh, diolah, dianalisis, dan di interpretasikan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus mempunyai bekal dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan mendeskripsikan menjadi lebih jelas dan bermakna. Metode pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Langkah selanjutnya adalah menyusun hasil penelitian dalam bentuk draft laporan skripsi. Masalah yang akan diteliti adalah seperti apa proses kegiatan pembelajaran vokal grup pada kegiatan pengambangan diri siswa di SMP Negeri 1 Panumbangan-Ciamis, dengan pola ketertiban secara langsung antara pelatih dan para anggota vokal grup.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan seluruh data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik data yang harus digali. Oleh karena itu data yang diperlukan berupa informasi mengenai proses dilapangan, maka teknik yang dianggap tepat untuk mengumpulkan data-data tersebut diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan pencatatan fenomena-fenomena yang telah diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data (Soeharto, 1993:117). Observasi dilakukan dengan mencarai data-data yang diperlukan peneliti. Observasi juga sebagai teknik pengambilan data serta mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan angket. Observasi yang dilakukan dengan peneliti dalam proses penelitian ini adalah observasi pasif. Artinya didalam proses pengumpulan data ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung dengan kegiatan tersebut.

Observasi awal dengan mengunjungi langsung ketempat latihan vokal grup SMP Negeri 1 Panumbangan yang dilakukan pada bulan oktober 2013, selanjutnya kegiatan observasi dilakukan sesuai dengan jadwal dan kesepakatan


(43)

yang ditentukan oleh pengajar dan peneliti. Jadwal rutinitas latihan kegiatan vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan dilakukan dua kali dalam minggu jam 13.00 WIB sampai jam 15.00 WIB. Sedangkan proses latihan tambahan untuk menghadapi perlombaan berlangsung empat kali dalam satu minggu jam 13.00 s/d selesai. Peneliti melakukan 8 kali observasi, mulai bulan Oktober sampai awal Desember 2013 sebelum libur semester ganjil.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Basrowi dan Suwandi, 2008:127). Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengolahan data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pembahasan untuk mendapatkan data-data yang lebih jelas dari apa yang akan diamati. Menurut Patton (1980:197) dalam Basrowi dan Suwandi, ada empat cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan dalam kepustakaan salah satu diantaranya adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Wawancara ini bertujuan mencari jawaban hipotesis. Untuk itu pertanyaan disusun secara ketat. Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan wawancara terstruktur. Wawancara tidak terstrukur digunakan untuk menemukan informasi yang bukan informasi tunggal. Hasil wawancara ini menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim. Perbedaan wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas iramanya. Responden biasanya terdiri atas mereka yang dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas (Barsowi dan Suwandi, 2008:130). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur artinya


(44)

peneliti menyusun pertanyaan yang akan diajukan terlebih dahulu setelah itu dirumuskan dalam pedoman wawancara.

Wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti di tempat latihan yaitu di SMP Negeri 1 Panumbangan pada tanggal 30 Oktober 2013. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data yang spesifik mengenai masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti sebelumnya menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan kepada orang yang bersangkutan didalam vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan. Sumber data yang diwawancara adalah sejumlah informasi yang memiliki keterlibatan langsung dengan kegiatan ekstrakurikuler vokal grup SMP Negeri 1 Panumbangan yaitu pelatih vokal grup Agung Arusyamsi dan anggota vokal grup.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan mengumpulkan data berupa catatan, rekaman audio-visual, dan hasil wawancara yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan. Dokumentasi yang diambil peneliti untuk menambah data penelitian ini, yang bersumber dari beberapa sumber kepustakaan dan juga karya tulis yang menjadi referensi penulis. Pada saat penelitian, peneliti mengambil beberapa buah gambar dan video yang kemudian peneliti gunakan untuk data penelitian.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk mempelajari dari sumber kepustakaan yang ada untuk memperoleh gambaran, dan referensi tentang pembelajaran ekstrakurikuler vokal grup dalam buku ataupun media lainnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak didapatkan dengan wawancara maupun observasi yang sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian akan lebih lengkap dan sistematis bila komponen lainnya juga dapat mendukung dalam proses penelitian, yaitu instrumen penelitian.. Untuk


(45)

menghasilkan data tersebut, peneliti menggunakan instrument penelitian yang berpedoman kepada:

1. Pedoman observasi

Melakukan observasi dengan mengunjungi langsung ketempat latihan pangembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan, dengan menggunakan pedoman pengamatan. Observasi yang dilakukan peneliti pada setiap pertemuannya akan mengamati beberapa aspek, yaitu:

a. Tahapan latihan

b. Penyajian dan Pemilihan Materi c. Metode Latihan

d. Strategi Memotivasi Siswa 2. Pedoman wawancara

Mempersiapakan, menyusun pertanyaan penelitian yang akan dipakai pada saat wawancara. Peneliti melakukan wawancara kepada setiap narasumber menggunakan pertanyaan yang mengacu kepada masalah penelitian, diantaranya: a. Pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan

b. Proses kegiatan pengembangan diri vokal grup di SMP Negeri 1 Panumbangan yang meliputi aspek :

1) Tahapan latihan

2) Penyajian dan Pemilihan Materi 3) Metode Latihan

4) Strategi Memotivasi Siswa

3. Dokumentasi

Dari semua data yang didapat, dipergunakan sebagai keterangan yang nyata untuk diolah. Alat bantu yang digunakan adalah:

a. Kamera

Kamera yang digunakan peneliti berfungsi sebagai alat pengumpul data yang berupa gambar.


(46)

b. MP4 Player

Alat ini digunakan untuk merekam seluruh paparan atau informasi yang diperoleh peneliti pada saat wawancara.

G. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data kualitatif, setelah data terkumpul kemudian data diolah. Pada tahap ini data yang telah diperoleh peneliti dari hasil observasi, wawancara, studi kepustakaan, maupun dokumentasi diolah menjadi sekumpulan data yang terpisah. Setelah data terkumpul dalam berbagai bentuk seperti catatan, hasil wawancara, foto, dan bentuk lainnya, peneliti menganalisis dan mempelajari data dengan langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

2. Menyesuaikan antara data yang dihasilkan di lapangan dengan data yang dihasilkan dari sumber lain berupa teori, dengan sumber lain yang menghasilkan kesimpulan dan dapat menunjang penelitian.

3. Mengelompokan data sesuai dengan permasalahan, yang kemudian data dianalisis untuk menemukan jawaban yang diperlukan dalam penelitian. 4. Menarik kesimpulan dan mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah


(47)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Vokal Grup “Anvo” Sebagai Kegiatan Pengembangan Diri di SMP Negeri 1 Panumbangan

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Panumbangan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945. Sekolah Menengah Pertama merupakan pendidikan formal yang melaksanakan kurikulum pendidikan. Kurikulum SMPN 1 Panumbangan disusun dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan nyata masa depan. Kurikulum SMPN 1 Panumbangan disusun dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan nyata masa depan. Struktur dan muatan kurikulum SMPN 1 Panumbangan terdiri dari 10 mata pelajaran, 2 muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan kepada peserta didik. Pengembangan diri merupakan salah satu kegiatan yang mewadahi siswa-siswi di SMPN 1 Panumbangan untuk mengembangkan minat dan bakat sesuai kebutuhan. Kegiatan pengembangan diri juga merupakan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilakasanakan diluar jam pelajaran.

SMPN 1 Panumbangan juga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mencetak siswa-siswi berprestasi di bidang akademik maupun bidang non akademik. SMPN 1 Panumbangan yang terletak di Jl Raya Panumbangan No.163 Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis ini ,memiliki banyak kemampuan di bidang akademik maupun non akademik. Di bidang akademik, SMPN 1 Panumbangan sering menjuarai perlombaan-perlombaan seperti olimpyade sains tingkat kabupaten, provinsi, bahkan pernah tingkat nasional, dan perlombaan-perlombaan sebagainya. Di bidang non akademik, SMPN 1 Panumbangan juga sering menjuarai perlombaan-perlombaan yang diselenggarakan oleh instansi-instansi tertentu. Misalnya di bidang kesenian SMP Negeri 1 Panumbang pernah


(48)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjuarai lomba vokal solo dan vokal grup. Hal ini menunjukkan kemampuannya berprestasi dalam kegiatan pengembangan diri mereka juga memiliki kecerdasan


(1)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, tentang proses pembelajaran vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan, maka dalam bab ini peneliti akan menarik kesimpulan tentang tahapan-tahapan latihan, pemilihan materi, penerapan metode, dan strategi untuk memotivasi siswa dalam kegiatan vokal grup tersebut.

Tahapan latihan pada pembelajaran vokal grup di SMPN 1 Panumbangan ini berlangsung dengan baik hal ini terjadi karena terstrukturnya tahapan-tahapan latihan dari mulai vokalizing meliputi latihan pernafasan, artikulasi, penguasaan nada yang dikombinasikan dengan pernafasan.

Pemilihan dan penyajian materi memperhatikankebutuhan siswa. Hal ini dapat terlihat dari pengajar yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan materi lagu. Aransemen dibuat pengajar sesuai dengan karakter suara siswa. Metode yang dipakai pengajar pada saat proses pembelajaran vokal grup di dominasi oleh metode imitasi, metode demonstrasi, dan driil yang digunakan pengajar hal ini dilakukan agar siswa lebih bisa mengingat dan menguasai lagu.

Pengajar mempunyai strategi untuk mempertahankan motivasi siswa yang dilakukan tidak hanya di sekolah namun di luar sekolah pun pengajar selalu melakukan strategi melalui pendekatan kelompok, dan individu.

B.SARAN

Setiap proses pembelajaran, khususnya pembelajaran vokal grup dalam kegiatan pengembangan diri di SMPN 1 Panumbangan terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan tersebut hendaknya dapat terus dikembangkan dan bisa kita gunakan pada proses pembelajaran selanjutnya. Sedangkan kekurangannya,


(2)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus ada perubahan menuju arah yang lebih baik lagi. Maka dari itu peneliti memberikan saran diantaranya:


(3)

64

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pengajar

Pelatih hendaknya memperhatikan perkembangan para anggota vokal grup pada saat kegiatan latihan, agar kemampuan siswa dapat terlihat dengan baik. Pada sebelum kegiatan latihan dimulai harusnya selalu diterapkan pemanasan sebagai awal latihan. Selain itu, dalam proses latihan vokal grup harusnya pengajar memberikan teknik penjiwaan pada materi tersebut sehingga ekspresi anggota vokal grup muncul pada saat membawakan lagu tersebut.

2. Siswa

Para siswa hendaknya lebih disiplin dalam jadwal latihan vokal grup disetiap mingguny sehingga tidak harus bertanya kembali latihan atau tidaknya pada hari tersebut. Selain itu siswa harus lebih memperhatikan pemanasan sebelum bernyanyi pada saat latihan vokal grup agar kualitas vokal siswa tidak begitu-begitu saja.

3. Sekolah

Secara keseluruhan, sekolah sudah berupaya melakukan terbaik untuk setiap kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan ini. Namun sekolah hendaknya lebih memperhatikan lagi fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan latihan vokal grup ini. Misalnya sarana di sekolah selalu berpindah-pindah sehingga bisa mengganggu konsentrasi siswa dan pengajar untuk melakukan latihan vokal grup tersebut. Memberikan pengertian kepada guru-guru mata pelajaran bersangkutan pada saat siswa melakukan disepensi untuk latihan vokal grup.


(4)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Boeree, C. G. (2009). Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Arr-ruzz Media Grup. Bandung.

Budidharma, P. (2001). Metode Vokal Profesional. Jkarta : PT Alex Media Komputindo.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Firmansyah, A. (2009). Teori Dasar Musik I. Bandung : CV. Bintang bWarli Artika.

Hamalik, Oemar. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hestyono, J. L. (1996). Sekelumit Tentang Pengetahuan Paduan Suara. IKIP

Bandung. Tidak diterbitkan.

Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Bintang WarliArtika.

Kurikulum Tingkat Satuan Pandidikan SMPN 1 Panumbangan sebagai ( Sekolah Standar Nasional). SMPN 1 Panumbangan. Tidak diterbitkan.

Lawson, E Anton. (1995). Science Teaching and The Development of Thinking. California: Wadsworth Publishing Company.

Makmun, S. A. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Marlinda, N. (2009). Vokal Grup dalam Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri

2 Bandung. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru profesional: Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rachman, D. (2008). Pengajaran Vokal di Sanggar Musik Slagi. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Rahayu, P. (2008). Kegiatan Ekstrakurikuler Vokal Grup di Rumah Seni Dua


(5)

Gina Dewi Lestari Nur, 2014

Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di SMPN 1 Panumbangan Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, W. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja Grafindo.

Simanungkalit, M. (2008). Teknik Vokal Paduan Suara dan Vokal Grup. Jakarta : PT Gramedia.

Subroto, S. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Indonesia.

Sugiyono. (2012). Metode Penalitia Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


(6)

67

Suprapto, B. (2012). Proses Pelatihan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di

SMPN 10 Kota Serang. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sutikno, M. S. (2005). Pembelajaran Efektif. Mataram : NTP Pers. Usman, M. (1990). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda Karya.