MODEL MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG.

(1)

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari SyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikanSeniTari

Oleh Rusnia Yanti

1006563

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul“MODEL MASTERY

LEARNING DALAM PEBELAJARAN SENI TARI UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMPN

3 LEMBANG ”beserta seluruh isi nya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Mei 2014 Yang membuat peryataan,


(3)

MODEL MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII

DI SMPN 3 LEMBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I

Dr. FrahmaSekarningsih, S.Sen, M.Si NIP. 195710181985032001

PEMBIMBING II

BebenBarnas, M.Pd NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

KetuaJurusanPendidikanSeniTari

Dr. FrahmaSekarningsih, S.Sen, M.Si NIP. 195710181985032001


(4)

(5)

vi

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penilitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Model Pembelajaran ... 7

B. Jenis-Jenis Model Pembelajaran ... 8

C. Pembelajaran Tari... 18

D. Kualitas Belajar ... 26

E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas belajar ... 29

F. Asumsi ... 32

G. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33


(6)

vii

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Desain Penelitian ... 36

E. Metode Penelitian... 37

F. Definisi Operasional ... 37

H. Instrumen Penelitian ... 38

I. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Observasi ... 39

2. Wawancara ... 39

3. Studi Dokumentasi ... 40

4. Tes ... 40

J. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

1. Deskripsi Lokasi Penelitian di SMP Negeri 3 Lembang ... 44

2. Proses Penerapan Model MASTERY LEARNING dalam Pembelajaran Tari Untuk Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Lembang... 43

3. Hasil Pembelajaran Seni Tari Setelah Menggunakan Model MASTERY LEARNING Untuk Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Lembang…..65

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….93

1. Pembahasan Proses Penerapan Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Tari Untuk Siswa Kelas VIIID Di SMP Negeri 3 Lembang ... 96

2. Pembahasan Hasil Pembelajaran Seni Tari Dengan Model Mastery Learning Untuk Siswa Kelas VIIID Di SMP Negeri 3 Lembang ... 95

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 98

A. Simpulan ... 98

B. Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

viii

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang


(8)

I Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

Penelitian ini berjudul “Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 3

Lembang.” Dilatarbelakangi oleh kurangnya minat terhadap pembelajaran seni tari, terdapat diskriminasi antara yang berbakat dan tidak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai peningkatan kualitas belajar melalui penerapan model mastery learning dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIIID di SMPN 3 Lembang. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain one group pretest postest design. Hasil penelitian menunjukan penerapan model mastery learning dalam pembelajaran seni tari berhasil meningkatkan kualitas belajar peserta didik hal ini dapat dilihat dari hasil ttab<ttes. Rekomendasi penelitian ini ditunjukan kepada: (1) Lembaga Jurusan pendidikan seni tari diharapkan dapat diikuti oleh peneliti-peneliti berikutnya dengan ruang lingkup serta aspek yang berbeda. (2) Guru diharapkan guru dapat menerapkan model mastery learning dalam pembelajaran dan proses belajar-mengajar seni tari akan lebih baik pelaksanaanya dengan menitik beratkan kepada siswa untuk lebih aktif. Hal ini guru berfungsi sebagai pembimbing yang melayani dan memfasilitasi siswa dengan cara belajar yang baik.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Mastery Learning, PembelajaranSenitari

ABSTRACT

This research is about "Mastery Learning Model In Dancing Learning to Improve the Quality of The Second Grade Students of Junior High School 3 Lembang". This research was motivated by the lack of interest in learning dancing, there is discrimination between the talented student and who has not been talented . This study aims to obtain the data regarding the improvement of the quality of learning through the implementation of mastery learning models in learning art dance to the second grade students of Junior High School 3 in Lembang. The method used was a quasi-experimental design with one group pretest posttest design. The results showed that the application of mastery learning models in learning art dance succeeded in improving the quality of student learning. It could be seen from the results ttab < ttes. This research's recommendations are addressed to: (1) Institute of art dance education major to be followed by subsequent researchers with the different scope and aspects. (2) Teachers, who are expected to implement a model of mastery learning in the learning, and then teaching process will be better in implementation focuses on the students to be more active. In this condition, the teacher is a mentor who serves and facilitates students with good learning.


(9)

1 Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

a. LatarBelakangMasalah

Model pembelajaran adalah suatu desain atau alat yang bertujuan untuk mempermudah guru mengajar. Model pembelajaran dapat disebut juga pedoman dalam sebuah pembelajaran, dikarenakan dengan adanya model pembelajaran dapat memudahkan guru untuk menangani masalah dalam proses pembelajaran.Model Pembelajaran dapat didefinisikanbentukpembelajaran yang tergambardariawalsampaiakhir yang disajikansecarakhasoleh guru. Dengan kata

lain, model

pembelajaranmerupakanbungkusataubingkaidaripenerapansuatupendekatan,

metode, danteknikpembelajaran. Seperti Soekamto dan winataputra (1997: 78-79)

menyatakan bahwa “model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktifitas tertentu”.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud model pembelajaran adalah kerangka pengalaman belajar yang dapat dijadikan pedoman mengajar hingga proses pembelajaran dapat meningkatkan kapasitas siswa untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif dikemudian hari baik dari kemampuan (skill) atau pengetahuan yang diperoleh tentang proses belajar yang baik. Model pembelajaranakanmenentukanhasildarisebuahpembelajaran,

namundisesuaikandengansiswadanbagaimana guru mengajar.

Sepertidalampembelajaransenitari yang

dalampandanganluarhanyasebagaihiburannamundalampembelajaransenitari pun terdapatmatapelajaranlainnya.

Pembelajaran seni tari termasuk dalam mata pelajaran seni budayameliputiseni tari, seni musik, seni rupa dan teater. Pembelajaransenibudaya

(tari) masukpadakelompokmatapelajaranestetika.Mata

pelajaranestetikaberdasarkerangkadanstrukturkurikulum 2006,

dimaksudkanuntukmeningkatkansensitivitas,


(10)

2

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuantersebutakanberkembangdenganbaikpadasetiap insane

biladipupukdandipeliharasejakdinisehinggaiamampumenikmatidanmensyukurihid up.

Pembelajarantari di sekolahsangatdiperlukan,

halinidikarenakanpembelajarantariselainmerupakantuntutankurikulum,

jugamerupakansalahsatu media untukmengekspresikannilaiestetis yang adapadadirisiswa.Pengembangannilaiestesissiswasecaratidaklangsungmampumem

bangkitkan rasa estesis yang

terpendam.Pembelajaransenitaridapatmenjadisaranatumbuhkembangnyaimajinasi kreatifsiswa.Dalamhubunganinisenitarimenjadipenting,

karenasenitariselalumemberikankesempatanberimajinasikreatifpadasiswa.

Fakta di lapanganmenunjukkanbahwa pembelajaran seni tari kadang dianggap tidak penting dan menghabiskan waktu saja, karena sebagian orang berfikir seni tari hanya belajar tentang bagaimana bergerak yang

diperlukanpadasaat kenaikan kelas sebagai sarana

hiburansemata.Walausebenarnyapembelajaran seni tari tidak hanya belajar menarimelainkan kita jugadapat belajar sejarah, matematik, agama, sosial, geografi dan sebagainyasebagaipembelajaranterpadu.

Di sampingfakta di atas pembelajaran seni tari pun biasanya hanya diminati oleh siswa perempuan saja sementarasiswalaki-laki sering keluar masuk kelas karena menganggap pembelajaran seni tari tidak menyenangkan.Bahkan seringkali seni tari menjadi cemoohan di kalangan siswa. Melihat fakta demikian, maka guru memilikiperan penting dimana keberhasilanpembelajaran tergantung salahsatunyapada bagaimana guru menentukan sebuah model pembelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diserap dengan tuntas.

Model pembelajaran banyak macamnya dimulai dari yang sederhana hingga yang runit yang perlu ditempuh dengan kesabaran. Pemilihan model pembelajaran pun harus disesuaikan dengan sekolah, kurikulum, serta tujuan pembelajaran. Model-model pembelajaran yang telah dikelompokan dapat


(11)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar diantaranya seperti yang dikatakan Bruce Joice dalama bukunya models of teachinng (2009:31) yaitu : 1. Kelompok model pengajaran memproses informasi (the information

processing family)

2. Kelompok model pengajaran sosial ( the social family ) 3. Kelompok model pengajaran personal ( the personal family )

4. Kelompok model pengajaran sistem perilaku (the behavior system family) Model-model pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dorongan memproses informasi, membangun komunitas pembelajaran, memahami diri kita sendiri, dan mengubah sistem perilaku. Model pembelajaran tersebut telah dikembangkan menjadi beberapa model pembelajaran, dan dari kelompok model diatas peneliti ingin menerapkan kelompok model sistem perilaku dalam pembelajaran seni tari. Hal ini dilandasi oleh kurikulum 2013 yaitu memahami tentang perilaku/karakteristik setiap muridnya. Dalam kelompok model pengajaran sistem perilaku ini terdapat pengembangannya salah satunya yaitu model mastery learning.

Model mastery learning adalah model pembelajaran yang proses belajar mengajarnya mempunyai tujuan agar bahan ajar yang dikuasai siswasecara tuntas atau dipenuhi oleh siswa. Pembelajarantuntasadalahpolapembelajaran yang menggunakanprinsipketuntasansecara individual.Dalamhalpemberiankebebasanbelajar, sertauntukmengurangikegagalanpesertadidikdalambelajar.

Begitu pula dalam pembelajaran seni tari di sekolah yang umumnya hanya melihat siswa yang mempunyai bakat saja sementarayang tidak mempunyai bakat dibiarkan bahkanhampirdapat dikatakan bahwapembelajaran seni tarihanyasebagai formalitas saja. Kondisi ini menyebabkan bahan ajar tidak tersampaikan sepenuhnya sehingga hanya beberapa orang saja yang dapat menguasai bahan ajar tersebut secara tuntas.Untuk itu peneliti ingin menerapkan

model pembelajaran mastery learning agar pembelajarannya

tuntas.Dimanastrategibelajartuntasmenganutpendekatan individual, dalamartiwalaupunkegiatanbelajardilaksanakansecaraklasikalkepadaseluruhpesert


(12)

4

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adidik,

tetapmengakuidanmelayaniperbedaan-perbedaanindividupesertadidiksedemikianrupa,

sehinggadenganpenerapanpembelajarantuntasmemungkinkanberkembangnyapote nsimasing-masingpesertadidiksecara optimal.

Setiap murid berhak mendapatkan materi danperhatianyang sama walaupun daya tangkap dan penguasaan setiap individu berbeda-bedatergantung dari kesungguhan masing-masing individu sendiri.Hal ini sejalandengan yang

dikemukakan Carrol (1997:156) bahwa “model ini berbeda dengan model lainnya,

model ini tidak menerima perbedaan prestasi belajar dikalangan para siswa sebagai konsekuensi adanya perbedaan bakat, bahwa sesungguhnya bakat merupakan ukuran waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas pada jenjang tertentu dalam kondisi pengajaran yang diharapkan (ideal)”

Hasilobservasiawaldanhasilwawancara(27-02-2014) dengan guru

bidangstudiditemukanbahwapembelajaransenitari di SMPN 3

Lembanginiuntukwilayahkabupaten Bandung Barat lebihungguldibanding SMP

lainnya.Pembelajaran di

kelastidakmeratayaknipembelajaranlebihmemperhatikansiswa yang

memilikibakattarisajasementarabagi yang

tidakataukurangmemilikibakatseakan-akanterabaikan.Khususnya di kelas VIII D

siswaantengsendiribahkantidakjaranghilirmudikkeluarmasukkelasterutamasiswala ki-laki. Hal inicukupmengganggukegiatan proses belajarmengajar di kelas.

Berdasarkan paparan diatas, peneliti ingin menerapkan model mastery learning dalam pembelajaran seni tari di kelas VIII Ddenganharapanpembelajarantuntasdapatmendignosiskesulitanbelajarsiswakhusu

snyapadapembelajaransenibudaya (senitari).

Untukitupenelitimencobamenuangkannyakedalamjudul“Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan KualitasBelajarSiswaKelas VIII Di SMPN 3 Lembang”.


(13)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari paparan dalam latar belakang di atas dapat didentifikasi masalahyang terkaitdenganpenelitianyaitumengenaipembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri 3 Lembangantaralain, metodepembelajaran, peran guru, pesertadidik, danevaluasi.

Sekaitandenganidentifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari di SMPN 3 Lembang kurang optimal. Oleh karena itu perlu dicarisolusibagaimanamengakomodirsiswasehinggakualitasbelajarsiswameningkat .

c. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan kedalam kalimat pertanyaanpenelitian berikut:

1. Bagaimana proses penerapan Model Mastery Learning dalam Pembelajaran Tari untuksiswakelas VIII di SMPN 3 Lembang?

2. Bagaimana hasil pembelajaran seni tari dengan Model Mastery Learninguntuksiswakelas VIII di SMPN 3 Lembang?

d.Tujuan Penelitian

Secaraumumpenelitianinibertujuanuntukmemperoleh data

mengenaipeningkatankualitasbelajarkelas VIIID melaluipenerapan model mastery learning dalampembelajaransenitaripadasiswa di SMPN 3 Lembang.

Secarakhususpenelitianinibertujuan :

1. Mendeskripsikan proses penerapan model mastery learning dalampembelajarantariuntuksiswakelas VIII di SMPN 3 Lembang.

2. Mendeskripsikansertamenganalisishasilpembelajaransenitaridengan model mastery learning untuksiswakelas VIII di SMPN 3 Lembang.


(14)

6

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat belajar tuntas dengan menerapkan model mastery learning dalam pembelajaran seni taridi SMPN 3 Lembang hingga dapat meningkatkan kualitasbelajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian in diharapkanmenjadifeedbackbagisiswa,

sehinggaiadapatmenyadarikekurangandirinya, yang

akanmemotivasiuntukdapatmeningkatkankuslitasbelajarnya.

b.Bagi Guru

Hasilpenelitianinidiharapkanmampumenggugahminat, perhatian, dankeinginanpara guru lainnyauntukdapatmelaksanakan model pembelajaranserupa, bahkanmenghendakiditerapkannya model-model pembelajaran lain untukberbagaimatapelajaran.

c. Bagi Jurusan Pendidikan Seni TariUniversitas Pendidikan Indonesia Menambah referensi perpustakaan jurusan dan bahan pertimbangan, bahan masukan, dalam mengembangkan model-model pembelajaran seni tari. d. Bagi Sekolah / SMPN 3 Lembang

Memberikan masukan positif dan menjadi alternatif pengembangan model pembelajarandenganmemahamikarakteristik serta sifat mata pelajaran seni tari yang akan memberikan pengaruh cukup berarti dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

f. Struktur Organisasi Skripsi

Laporanpenelitianinidijabarkanmeliputilimabab,yakni:

Bab I pendahuluan, yaitumeliputilatarbelakangmasalah,

identifikasimasalah, rumusanmasalah, tujuanpenelitian,


(15)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meliputipengertian model pembelajaran, jenis-jenis model pembelajaran, pembelajarantaridankualitabelajar.Bab III metodepenelitianmeliputilokasi, populasidansampelpenelitian, desainpenelitian, definisioperasional, instrument penelitian, teknikpengumpulan data, dananalisis data.Bab IV HasilPenelitianpengolahan data dananalisis data.Bab V Simpulandan Saran.


(16)

33

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya metode penelitian untuk mempermudah pencapaian tujuan penelitian, dan memperoleh pemecahan masalah yang diteliti sehingga tujuan dapat tercapai sesuai harapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Hal ini dilandasi oleh masalah yang diteliti yakni menerapkan model mastery learning dalam pembelajaran seni tari untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, Quasi eksperimen ini tidak diperlukan adanya kelas pembanding karena peneliti ingin membuktikan apakah benar dengan menerapkan model model mastery learning kulitas dalam belajar siswa tersebut akan meningkat. “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” Sugiyono (2012:3). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen yang digunakan dalam proses penelitian kali ini adalah metode quasi eksperimen yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan). yaitu one group pretest posstest only design, yaitu jenis quasi eksperimen dimana hanya ada satu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan memberikan pretest dan melihat hasil dari test akhir. Metode quasi eksperimen ini dilakukan dengan teknik data secara kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif adalah dengan menjelaskan data yang diperoleh melalui angka, serta kualitatif adalah mendeskripsikan hasil dari pembelajaran untuk mendukung data kuantitatif. Penelitian ini difokuskan dalam penerapan satu model pembelajaran yakni Mastery Learning dengan aspek yang diamati kualitas belajar siswa. Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran mastery learnig kualitas belajar siswa akan meningkat. Dengan demikian dari setiap data yang diperoleh akan dianalisis dan dideskripsikan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

Alasan menggunakann metode quasi eksperimen karena metode ini tidak diperlukannya kelas pembanding, sehinggga dalam penelitian ini sampel yang


(17)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan hanya satu kelas. Dan penelitian ini dilaksanakan untuk menerapkan model pembelajaran mastery learning di SMPN 3 Lembang kelas VIII D untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Adapun beberapa komponen yang berisi penjabaran mengenai metode penelitian, yaitu :

A. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan sebagai penelitian adalah SMPN 3 Lembang tepatnya di Jl. Raya Lembang No.29 yang berada di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dengan No. Telepon : (022) 2786815. Alasannya dipilih lokasi ini dikarenakan SMPN 3 Lembang ini terkenal unggul seni nya dibandingkan SMP lainnya yang berada di lembang namun setelah diobservasi pembelajaran di kelasnya kurang tuntas lebih ditekankan pada yang memiliki bakat saja sehingga tidak merata.

B. Populasi Penelitian

Sugiyono (2012: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pada kelas VIII SMPN 3 Lembang yang berjumlah 9 kelas dan masing-masing kelas berjumlah 40 orang. Jadi jumlah keseluruhan populasi kelas VIII berjumlah 360 orang. Alasan peneliti memilih populasi kelas VIII karena pembelajaran seni tari terdapat dalam salah satu mata pelajaran seni budaya dan hasil observasi awal pada guru mata pelajaran menyarankan di kelas VIII karena di kelas VIII cocok untuk diterapkan model mastery learning dan waktu untuk penelitiannya memungkinkan.

C. Sampel Penelitian

Sugiyono (2012: 118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII D di SMPN 3 Lembang yang berjumlah 40 orang. Siswa perempuan berjumlah 23 orang dan laki-laki berjumlah 17 orang. Alasan peneliti mengambil sampel dikelas VIII D ini yakni dalam kelas ini minat untuk belajar


(18)

35

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menarinya kurang hingga kemampuan dalam kualitas gerak menarinya sedang dan dapat dikatakan tidak tuntas.

Tabel 3.1

Profil Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 3 Lembang Sampel Penelitian

NO Nama JK

1 AKMAL MUHAMAD FIKRI L

2 ANDY HADYANSYAH L

3 ANISA MELANI P

4 ANNE OKTAVIANE P

5 CECEP SAEPULOH L

6 CHANDRA HERDIAN L

7 CINDY MELINIAR A.B.P P

8 DAUD IRENDRA E.B L

9 DESI AYU SAFITRI P

10 GALIH INDAH P.D P

11 IRMA HASANAH P

12 IRPAN MAULANA L

13 LEDIANI SOFIA R P

14 M. RIZAL L

15 MAMAY MAESARAH P

16 MELANI PUTRI Y P

17 MUHAMAD IQBAL I L

18 MUHAMAD SANI R L

19 MUHAMMAD RIZKI M L

20 NADILLA ANGELIA P P

21 NOVA IBRAHIM L

22 NOVELIA AMANDA P

23 NURYASINTA PUTRI P

24 PATRICIUS OLA L


(19)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 RIZAL PERDANA L

27 RIZAL SYAEFUL BAHRI L

28 ROSINA P

29 SAEFUL ANWAR L

30 SANTI SETIAWATI P

31 TANIA CHIRILA M P

32 TANIA KHAIRA P

33 TANTI P

34 TAUPAN ALI A L

35 VINA ANDAYANI P

36 WANDI DIMITRI L

37 YOLAN KHOERUNISA P

38 YULIA RUSWANDI P

39 YUNI SAPARINGGA P

40 SONYA CAHYANI A P

L : Laki-laki 17 P : Perempuan 23

Jumlah 34

D. Desain Penelitian

Penelitian ini belum dikatakan penelitian sungguh-sungguh atau dapat dikatakan penelitian eksperimen semu. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil dari eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan dipengaruhi oleh variabel independen. Ini terjadi karena tidak adanya variabel control, dan sampel tidak dipilih secara random. Penelitian ini menggunakan desain One-Group pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi treatment. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum diberi treatment. Desain ini dapat digambarkan seperti :


(20)

37

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Model Eksperimen

One group pre test-post test

Keterangan :

O1 = Nilai pretest (sebelum treatment) O2 = Nilai posttest (setelah treatment)

X = Eksperimen ( treatment ) pembelajaran seni tari dengan menerapkan model Mastery learning

Materi test awal peneliti melihat respon siswa dalam pembelajaran seni tari, mengenai pola lantai, tempo, syair dan gerak tari saman. Tujuan dari test awal untuk mengukur sejau mana siswa ketuntasan dalam pelajaran seni tari kelompok nusantara yang di aplikasikan terhadap tari saman. Selanjutnya, perlakuan atau treatment dengan diterapkannya pembelajaran seni tari dengan model mastery learning untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Dan terakhir melihat hasil dapat dari perlakuan atau melakukan posttest dengan menyebarkan angket kembali hingga terlihat perubahannya.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen yang di gunakan dalam proses penelitian kali ini adalah metode quasi eksperimen yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan). yaitu one group pretest posstest only design, yaitu jenis kuasi eksperimen dimana hanya ada satu kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan memberikan pretest dan melihat hasil dari test akhir.

F. Definisi Operasional


(21)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperoleh gambaran yang jelas serta menghindari kesaalah pahaman penafsiran pada istilah-istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, peneliti mendefinisikan secara operasional istilah-istilah tersebut sebagai berikut.

Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa/mahasiswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan perkembangan pada diri siswa. adapun pendapat Sukmadinata (2004: 243)

Model pembelajaran mastery learning dikembangkanoleh John B. Caroll (1971) dan Benjamnin Bloom (1971). Mastery learning menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan (Joice and Weil, 1995).

Pembelajaran seni tari adalah proses belajar tentang gerak dalam seni yang mempunyai keindahan, nilai, dan pewarisan budaya dalam tari. Dimana ada sesuatu yang diungkapkan dari jiwa manusia sehingga membentuk nilai perilaku yang membentuk nilai keindahan seni.

Kualitas belajar adalah taraf atau ukuran dalam pembelajaran, Meningkatkan kualitas belajar adalah peningkatan aktivitas, kreativitas peserta didik, peningkatan disiplin dan motivasi belajar sehingga menghasilkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran mastery learning merupakan usaha pembelajaran dalam pembaharuan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan usaha belajar serta memotivasi siswa agar dapat mencapai ketuntasan atau semua bahan ajaran dapat dikuasai sepenuhnya oleh siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan saat penelitian keberhasilan dalam penelitian dapat ditentukan dengan instrumen penelitian yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk peneliti diperoleh melalui instrumen penelitian. Instrumen yang telah dirumuskan


(22)

39

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan digunakan harus sesuai dengan penelitian, untuk itu instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Lembar observasi yaitu pedoman untuk peneliti mengetahui lokasi penelitian, mengenai proses belajar mengar, permasalahan yang ada, model pembelajaran yang diterapkan seni tari yang terapkan di SMPN 3 Lembang. Observasi dilakukan pada saat sebelum penelitian dan pada saat proses penelitian berlangsung, observasi juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran, tingkah laku siswa, ataupun administrasi guru seperti kurikulum yang di terapkan di SMPN 3 Lembang. lembar observasi dapat berupa penilaian ataupun catatan-catatan informal pada saat melaksanakan penelitian.

2. Pedoman Wawancara yaitu teknik wawancara untuk mendapatkan data atau informasi. wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu terhadap guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VIIID pedoman wawancara berisi tentang daftar pertanyaan dalam proses pembelajaran seni tari, seperti metode pembelajaran, model pembelajaran, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari dikelas. menanyakan bagaimana pembelajaran seni tari di SMPN 3 Lembang serta mengetahui sejauh mana pengetahuan guru terhadap model pembelajaran yang akan di terapkan dalam penelitian.

3. Tes yaitu alat ukur berupa pertanyaan, dalam penelitian ini menggunakan angket saat pretest dan posttest yang ditujukan pada testee untuk mengetahui proses serta hasil suatu pembelajaran dalam penelitian berupa tes individu namun pada saat treatment tes dapat berupa lisan dan tulisan. Adapun tes kelompok berupa praktek yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Untuk mempermudah dalam menganalisis data maka pengolahan data untuk pretest dan posttest menggunakan skala guttman. Skala tipe guttman yakni dapat

dijawab dengan tegas, yaitu “ya atau tidak” .

4. Dokumentasi yaitu mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan memotret saat melakukan pretes, treatment, dan pada saat posttes.


(23)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung di SMPN 3 Lembang untuk melihat proses pembelajaran, minat pada kelas VIIID di SMPN 3 Lembang.

2. Wawancara yaitu teknik untuk mengumpulkan data dengan mewawancarai atau komunikasi secara lisan. wawancara akan dilaksanakan kepada :

a. Guru mata pelajaran seni tari SMPN 3 Lembang

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran seni tari sebelum diterapkannya model mastery learning dan sesudah model mastery learning diterapkan, Untuk meningkatkan kualitas belajar siswa kelas VIID.

b. Siswa kelas VIII SMPN 3 Lembang

Wawancara ini untuk mengetahui respon pada siswa terhadap pembelajaran serta cara guru menyampaikan materi, dengan wawancara ini dapat dilihat ketuntasan belajar siswa dengan demikian kualitas belajar siswa dapat terlihat meningkat atau tidaknya setelah diberikan treatment atau perlakuan.

3. Dokumentasi yaitu dapat berupa catatan yang berbentuk tulisan maupun gambar yang dapat dikaji baik dalam saat melakukan pretest, treatment dan posttest. Yakni dalam kegiatan pembelajaran seni tari hasil yang diperoleh berupa foto agar terlihat sesuai atau tidaknya pembelajaran seni tari di terapkan model mastery learning untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. 4. Tes yaitu alat untuk mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran siswa. Tes

dapat dilakukan di awal, tengah dan akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta perkembangan dan hasil akhir pembelajaran. Tes dilakukan saat pretes dan posttest. Tes berupa pengetahuan tentang tari nusantara kelompok dengan pola lantai, tempo, syair tari saman, dan gerak


(24)

41

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tari saman. bentuk tes dapat berupa tes lisan dan tulisan dan tes praktek untuk mengetahui kemampuan gerak siswa tersebut.

I. Teknik analisis data

Penelitian ini mengggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi experiment dan menggunakan desain one group pre test and post test. Data pada tes awal untuk melihat pembelajaran seni tari sebelum menggunakan model mastery learning tes awal berupa angket, yang meliputi indikator tentang tari kelompok nusantara khususnya pada tari saman, pengertian pola lantai, dan tempo. Setelah terlihat pembelajaran seni tari sebelum menggunakan model mastery learning. Analisis data pada treatment dilihat dari tes yang berupa lisan dan tulisan, kemudian tes akhir (posttest) menggunakan angket kembali agar terlihat perubahannya atau dapat dilihat dari nilai setelah diberikan perlakuan. Adapun langkah untuk mengolah data pada pretest yakni dengan menggunakan Ms.exel secara manual untuk mengetahui reliabilitas dan validitas data.

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas

No Nama Siswaa Jk Kelas 1 2 3 4 Jumlah

Jumlah P Q p*q Epq S Reliabilitas


(25)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Uji Validitas

NO Nama Siswa Jenis

Kelamin Kelas 1 2 3 4 5 Jumlah 1

2 3 4 5 6

Jumlah Yp Yt St P Q Rbis T hit T tab


(26)

43

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria

No itemn Total valid

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan metode statistik yang telah tersedia.

Adapun langkah-langkah analisis data menggunakan statistik yakni : 1. Mencari rata-rata nilai tes awal

2. Mencari nilai rata-rata selama 5 pertemuan dengan menggunakan rumus :

= �

Keterangan :

M = Nilai rata-rata (mean) N = Jumlah pertemuan

� = Jumlah nilai selama 6 pertemuan

3. Menghitung persentase siswa berdasarkan jumlah skor yang diperoleh % = Jumlah skor siswa x%

Jumlah Siswa 4. Mencari nilai rata-rata tes akhir

5. Kemudian Arikunto (2009: 306) menganalisis data eksperimen yang menggunakan pre test dan post test one group design, dengan demikian rumusnya yakni :

� = �

� �2− (1 �)2

Keterangan : T : Uji (tes)

D : Perbedaan skore antara subjek yang saling berpasangan antara pengukuran ke-I dank e-2


(27)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N : Jumlah subjek pada kelompok pengukuran Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md) d.b : Ditentukan dengan N-1


(28)

99 Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Lembang telah mempeloreh kesimpulan dari analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yaitu pada proses penerapam model mastery learningPembelajaran pertemuan pertama merupakan fasse awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara dan siswa diarahkan untuk dapat menjelaskan pengertian dari tari nusantara. Namun pada kenyataannya tak banyak siswa yang dapat menjelaskan kembali. Dengan penjelasan guru yang menggunakan model mastery learning siswa lebih cepat untuk paham, dan diberikat pendekatan pada tiap individunya dengan berbeda-beda agar siswa tersebut lebih terbuka dalam pembelajaran. Hingga pada saat ada yang tertinggal guru dapat member bimbingan khusus lebih awal yang bertujuan kemampun siswa satu dengan yang lainnya sama, hanya waktu untuk memahami materi tersebut yang berbeda. Pertemuan selanjutnya materi yang diajarkan yakni tempo, pada pertemuan ini tak banyak siswa yang paham untuk itu di pertemuan selanjutnya guru mengulangi materi pembelajaran tersebut hingga siswa benar-benar memahami. Dari hasil rata-rata penerapan dapat dilihat bahwa nilai rata-rata nya dalam kategori baik.

Pembelajaran seni tari dengan menggunakan model mastery learning dapat membantu siswa unuk meningkatkan kualitas belajar pada pembelajaran seni tari. Dikarenakan hipotesis dalam penelitian ini diterima yakni terdapat pengaruh model mastery learning dalam mentuntaskan pembelajaran dan meningkatkan kualitas belajar siswa, setelah diketahui uji-t yang signifikan ttab<ttes yaitu 1.714<2.549. Hal ini menunjukan bahwa sebelum menggunakan model mastery learning kualitas belajar siswa kurang memuaskan, dan setelah melalui penerapan model mastery learning dapat meningkatkan kualitas belajar pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIIID di SMP Negeri 3 Lembang.


(29)

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. REKOMENDASI

1. Bagi Lembaga

Dalam Penelitian yang berjudul “Model Mastery Learning Dalam

Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas

VIII di SMP Negeri 3 Lembang”, diharapkan dapat diikuti oleh peneliti

-peneliti berikutnya dengan ruang lingkup serta aspek yang berbeda. Penelitian ini bukan merupakan penilaian yang tertutup yakni masih sangat luas dan terbuka kesempatan pada peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Model Mastery Learning Pada Pembelajaran Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa.

2. Bagi Sekolah

Sebagai pengelola pendidikan baik dalam dimensi proses maupun produk, sekolah memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Untuk itu sekolah memperhatikan kualitas guru dengan diadakannya pelatihan-pelatihan secara maksimal, agar memberikan layanan pendidikan kepada siswa semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan siswa yang mampu berpotensi tinggi serta dapat dipercaya masyarakat.

Diharapkan sekolah menambah sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaraan terutama fasilitas seni terutama seni tari. Serta meningkatkan komunikasi dann koordinasi antara pihak sekolah, orang tua siswa, dan pemerintah untuk bekerja sama mencari upaya untuk meningkatan mutu lulusan dengan cara memperkenalkan lebih lanjut tentang keseimbangan berpikir antara kognitif, afektif dan psikomotor, terutama dalam bidang seni

3. Bagi Guru

Dalam proses belajar-mengajar seni tari akan lebih baik pelaksanaanya denga menitikberatkan kepada siswa untuk lebih aktif. Hal ini guru berfungsi sebagai pembimbing yang melayani dan memfasilitasi siswa dengan cara belajar yang baik.


(30)

101

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam model mastery learning pembelajaran diwajibkan untuk dituntaskan jika ada siswa yang belum mencapai pada ketuntasan belajar guru tida melanjutkan pembelajaran ke materi selanjutnya, melainkan mengulangi hingga seluruh siswa dapat dikatakan tuntas dalam pembelajaran. Sesuai dengan konsep Model mastery learning guru dapat memberikan pendekatan secara individual kepada siswa tertentu agar siswa tersebut mendapatkan pemahaman materi yang sama.

Dengan model mastery learning dapat dikatakan berhasil untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, sehingga kualitas belajar siswa meningkat. serta pembelajaran menjadi tuntas.

4. Bagi Siswa

Dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan model mastery learning diharapkan siswa lebih menyukai pembelajaran seni tari, serta dapat mentuntaskan pembelajaran dengan baik sehingga terdapat peningkatan dalam kualitas belajar.


(31)

102

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ar, Syamsuddin. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Carrol, J. B. (1971). Problems of measurement related to the copcept of learning for mastery New York: Holt, Rinehart & Winston.

Dahlan. (2001). Model-Model Mengajar Bandung: CV.Diponegoro.

Fathurrohman, Pupuh. (2007). Strategi Belajar Mengajar Bandung : PT Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara H.Block, James. (1970). Mastery Learning America : United States of America. Joyce, Bruce. 2009. Model Of Teaching Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, Abdul. 2012. Perencanaan pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2010.

Soekamto. & Winataputra. (1997). Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaram. Jakarta : Depdikbub.

Subroto, Suryo. (2002) Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian Bandung : Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI), Jakarta : Rineka Cipta

Suharsimi, Arikunto. (2009) Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoetis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara


(32)

103

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy. Wardoyo, Sigit. (2013). Pembelajaran Berbasis Riset. jakarta: pembelajaran


(33)

104

Rusnia Yanti, 2014

Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR UNDUHAN

[Diunduh 15 April 2014] Wikipedia. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia. org/wiki/ Mastery_ learning: 2008

[1 Juni 2014] Saismatika. [Online]. Tersedia:

http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar.html Diunduh


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Lembang telah mempeloreh kesimpulan dari analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yaitu pada proses penerapam model mastery learningPembelajaran pertemuan pertama merupakan fasse awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara dan siswa diarahkan untuk dapat menjelaskan pengertian dari tari nusantara. Namun pada kenyataannya tak banyak siswa yang dapat menjelaskan kembali. Dengan penjelasan guru yang menggunakan model mastery learning siswa lebih cepat untuk paham, dan diberikat pendekatan pada tiap individunya dengan berbeda-beda agar siswa tersebut lebih terbuka dalam pembelajaran. Hingga pada saat ada yang tertinggal guru dapat member bimbingan khusus lebih awal yang bertujuan kemampun siswa satu dengan yang lainnya sama, hanya waktu untuk memahami materi tersebut yang berbeda. Pertemuan selanjutnya materi yang diajarkan yakni tempo, pada pertemuan ini tak banyak siswa yang paham untuk itu di pertemuan selanjutnya guru mengulangi materi pembelajaran tersebut hingga siswa benar-benar memahami. Dari hasil rata-rata penerapan dapat dilihat bahwa nilai rata-rata nya dalam kategori baik.

Pembelajaran seni tari dengan menggunakan model mastery learning dapat membantu siswa unuk meningkatkan kualitas belajar pada pembelajaran seni tari. Dikarenakan hipotesis dalam penelitian ini diterima yakni terdapat pengaruh model mastery learning dalam mentuntaskan pembelajaran dan meningkatkan kualitas belajar siswa, setelah diketahui uji-t yang signifikan ttab<ttes yaitu 1.714<2.549. Hal ini menunjukan bahwa sebelum menggunakan model mastery learning kualitas belajar siswa kurang memuaskan, dan setelah melalui penerapan model mastery learning dapat meningkatkan kualitas belajar pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIIID di SMP Negeri 3 Lembang.


(2)

100

B. REKOMENDASI 1. Bagi Lembaga

Dalam Penelitian yang berjudul “Model Mastery Learning Dalam

Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Kelas

VIII di SMP Negeri 3 Lembang”, diharapkan dapat diikuti oleh peneliti -peneliti berikutnya dengan ruang lingkup serta aspek yang berbeda. Penelitian ini bukan merupakan penilaian yang tertutup yakni masih sangat luas dan terbuka kesempatan pada peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Model Mastery Learning Pada Pembelajaran Tari Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa.

2. Bagi Sekolah

Sebagai pengelola pendidikan baik dalam dimensi proses maupun produk, sekolah memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Untuk itu sekolah memperhatikan kualitas guru dengan diadakannya pelatihan-pelatihan secara maksimal, agar memberikan layanan pendidikan kepada siswa semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan siswa yang mampu berpotensi tinggi serta dapat dipercaya masyarakat.

Diharapkan sekolah menambah sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaraan terutama fasilitas seni terutama seni tari. Serta meningkatkan komunikasi dann koordinasi antara pihak sekolah, orang tua siswa, dan pemerintah untuk bekerja sama mencari upaya untuk meningkatan mutu lulusan dengan cara memperkenalkan lebih lanjut tentang keseimbangan berpikir antara kognitif, afektif dan psikomotor, terutama dalam bidang seni

3. Bagi Guru

Dalam proses belajar-mengajar seni tari akan lebih baik pelaksanaanya denga menitikberatkan kepada siswa untuk lebih aktif. Hal ini guru berfungsi sebagai pembimbing yang melayani dan memfasilitasi siswa dengan cara belajar yang baik.


(3)

101

Dalam model mastery learning pembelajaran diwajibkan untuk dituntaskan jika ada siswa yang belum mencapai pada ketuntasan belajar guru tida melanjutkan pembelajaran ke materi selanjutnya, melainkan mengulangi hingga seluruh siswa dapat dikatakan tuntas dalam pembelajaran. Sesuai dengan konsep Model mastery learning guru dapat memberikan pendekatan secara individual kepada siswa tertentu agar siswa tersebut mendapatkan pemahaman materi yang sama.

Dengan model mastery learning dapat dikatakan berhasil untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, sehingga kualitas belajar siswa meningkat. serta pembelajaran menjadi tuntas.

4. Bagi Siswa

Dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan model

mastery learning diharapkan siswa lebih menyukai pembelajaran seni tari,

serta dapat mentuntaskan pembelajaran dengan baik sehingga terdapat peningkatan dalam kualitas belajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ar, Syamsuddin. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Carrol, J. B. (1971). Problems of measurement related to the copcept of learning

for mastery New York: Holt, Rinehart & Winston.

Dahlan. (2001). Model-Model Mengajar Bandung: CV.Diponegoro.

Fathurrohman, Pupuh. (2007). Strategi Belajar Mengajar Bandung : PT Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara H.Block, James. (1970). Mastery Learning America : United States of America. Joyce, Bruce. 2009. Model Of Teaching Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, Abdul. 2012. Perencanaan pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2010.

Soekamto. & Winataputra. (1997). Teori Belajar dan Model-Model

Pembelajaram. Jakarta : Depdikbub.

Subroto, Suryo. (2002) Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian Bandung : Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek

(Edisi Revisi VI), Jakarta : Rineka Cipta

Suharsimi, Arikunto. (2009) Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoetis


(5)

Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy. Wardoyo, Sigit. (2013). Pembelajaran Berbasis Riset. jakarta: pembelajaran


(6)

DAFTAR UNDUHAN

[Diunduh 15 April 2014] Wikipedia. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.

org/wiki/ Mastery_ learning: 2008

[1 Juni 2014] Saismatika. [Online]. Tersedia:

http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar.html Diunduh