PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TARI BERPASANGAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LEMBANG.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TARI BERPASANGAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 3 LEMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh BAETI JANATI

0900123

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TARI

BERPASANGAN UNTUK MENINGKATKAN

KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 3 LEMBANG

Oleh: BAETI JANATI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Baeti Janati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN BAETI JANATI

NIM. 0900123

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TARI BERPASANGAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LEMBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dewi Karyati, S. Sen., M. Pd. NIP. 195807061984032002

Pembimbing II

Beben Barnas, S. Pd., M. Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari,

Dr. Frahma Sekarningsih, S. Sen., M. Si. NIP. 195807181986012001


(4)

Baeti Janati, 2013

Penerapan model pembelajaran tari berpasangan untuk meningkatkan kecerdasan interfersonal

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Tari Berpasangan untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas VIIISMPNegeri 3

Lembang”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kecerdasan interpersonal siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran tari berpasangan.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat kecerdasan interpersonal siswa melalui penerapan model pembelajaran tari berpasangan.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk pre-eksperimental design dengan menggunakan pola one group pretest-posttest yakni suatu perlakuan yang dilaksanakan tanpa kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII Iyang berjumlah 42 siswa, terdiri dari 33 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Adapun kegiatan pembelajarannya meliputi kegiatan berimajinasi, eksplorasi, forming dan berlatih gerakan tari kreasi sapu tangan yang dilakukan secara berpasangan dalam bentuk kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran tari berpasangan dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. Hal ini ditunjukan berdasarkan peningkatan nilai rata-rata siswa, yaitu 64,28 pada saat pretest dan 79,26 pada saat postest. Selain itu, hasil uji t kecerdasan interpersonalnya adalah 22,41 >2,021 artinya penelitian signifikan (dipercaya) karena t hitung lebih besar dari t tabel.

Kata kunci : Model Pembelajaran Tari Berpasangan, Kecerdasan Interpersonal, dan Pembelajaran Seni Tari


(5)

Baeti Janati, 2013

Penerapan model pembelajaran tari berpasangan untuk meningkatkan kecerdasan interfersonal Abstract

The study was entitled "The Implementation of Dance-in-Pair Learning Model to Improve Interpersonal Intelligence of Eighth Graders in SMP Negeri 3 Lembang". The problem of the study was how students' interpersonal intelligence can be improved through the dance-in-pair learning model. This study aimed to obtain data on the level of students' interpersonal intelligence through the application of dance-in-pair learning model. The method used was an experimental method in the form of a pre-experimental design by using a pattern one group pretest-posttest, in which the treatment was undertaken without a comparison group or control group. The samples are students from VIII I class that totaled 42 students, consisting of 33 girls and 9 boys. To collect the data, some techniques such as tests, observations, interviews, library research, and documentation were used. The learning activities included imagining, exploring, forming and practicing the dance with handkerchief creation carried in pairs in the form of groups. The results showed that the application of dance-in-pairs learning model could improve students' interpersonal intelligence. This is evidenced by the increasing

students’ average score, i.e. 64.28 for the pre-test and 79.26 for the post-test. In addition, the results of the t-test for interpersonal intelligence is 22.41> 2.021 which meant the research was significant (trustworthy) because the t is greater than t-table.

Keywords: Dance-in-Pair Lesson Model, Interpersonal Intelligence, and


(6)

Baeti Janati, 2013

Penerapan model pembelajaran tari berpasangan untuk meningkatkan kecerdasan interfersonal

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Astono, dkk. (2007). Apresiasi Seni, Seni Tari & Seni Musik 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Caturwati, E. (2008). Tari Anak-anak dan Permasalahannya. Bandung:

Sunan Ambu STSI Press Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences. Interaksara.

Hadis Abdul. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Jasmine, J. (2007). Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk,

Implementasi Multiple Intelligences. Bandung: NUANSA.

Joyce, B., dkk. (2009). Models Of Teaching. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Masunah, J. (2012). Bahan Ajar Tari Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Makmun, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Bandung:

GHALIA INDONESIA

Pamadhi, H., dkk. (2008). Pendidikan Seni di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rasyidin., dkk. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Rifa’i, M. (2011). Sosiologi Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Rosala, D. dkk. (2008). Pengetahuan Tari dan Drama Sebuah Pengantar. Bandung: DAYA MANDIRI GRAFIKA.


(7)

Siregar, E., dan Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi(Mixed Methods). Bandung: ALFABETA.

Supriatna dan Negara. (2010). Pendidikan Seni Tari untuk SMP/MTs. Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional: CV ARYA DUTA. Suyono, Hadi. (2007). Social Intelligence. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI Press.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Aksara.

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: REFERENSI (GP Press Group).

Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences. Jakarta: Dian Rakyat.

B. Internet

Zebua, A. (2012). Dampak Perkembangan Teknologi Informasi. [Online]. Tersedia: http://www.teknologi.kompasiana.com/terapan/2012... [24 Desember 2012].

[online]. Tersedia:

http://triatra.wordpress.com/2012/01/30/teori-kecerdasan-ganda-dan-penerapannya-dalam-kegiatan-pembelajaran/ [14 Oktober


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses kegiatan berkesinambungan yang terus berlangsung seumur hidup. Belajar dapat dipandang sebagai proses interaksi yang terjadi di sekitar individu. Dalam proses pembelajaran diharapkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik, salah satu ciri bahwa seseorang telah belajar tentang sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku, baik secara pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotor). Proses pembelajaran sebagai elemen yang menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan, merupakan elemen penentu keberhasilan proses pendidikan (Hadis, 2008 : 16).

Dalam proses pembelajaran siswa merupakan sumber daya yang berharga dalam sekolah, sebab melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan, sekolah dapat mencapai tujuannya. Menurut Hadis (2008 : 16), Peserta didik merupakan elemen yang terpenting diantara elemen yang lain (termasuk elemen situasi belajar dan elemen belajar). Tanpa peserta didik tidak akan ada proses belajar mengajar, dalam suatu instansi pendidikan proses belajar mengajar (PBM) merupakan hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Pendidikan seni di sekolah umum diharapkan lebih menekankan pada pencapaian pengalaman seni siswa, hal tersebut berhubungan dengan pandangan dan penanaman sikap apresiatif siswa terhadap pembelajaran seni tari, karena perlu adanya upaya yang dilakukan untuk kelangsungan hidup dalam pembelajaran seni tari. Hal tersebut di tegaskan Masunah (2012 : 6),

“...tujuan pendidikan seni di sekolah umum bukanlah menjadi seniman

melainkan diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun apresiasi. Hal ini berguna bagi upaya menumbuhkan kepekaan rasa, pikir, dan kecintaan terhadap seni”. Upaya tersebut berhubungan erat dengan


(9)

adanya interaksi sosial yang dilakukan baik antara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru di dalam lingkungan kelas. Apabila interaksi tersebut tidak terjalin dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar.

Interaksi sosial dalam diri manusia erat kaitannya dengan kecerdasan interpersonalnya, sehingga kualitas pada diri manusia akan meningkat seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, komunikasi yang terjalin dengan baik akan menekan tingkat perselisihan dan perdebatan antara siswa, karena dengan sering berkomunikasi siswa akan lebih memahami sikap siswa lain dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahpahaman. Ditegaskan oleh Yaumi (2012 : 22) :

Kemampuan untuk dapat merasakan perasaan orang lain, mengakibatkan anak yang berkembang dalam kecerdasan interpersonal mudah mendamaikan konflik. Kepekaan ini juga menghantarkan mereka menjadi pemimpin diantara sebayanya. Bahkan anak yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik dapat memahami keadaan jiwa, keinginan, dan perasaan yang dialami orang lain ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Hal tersebut berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan sumber daya manusia itu sendiri.

Kemajuan teknologi dan era globalisasi sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan eksistensi suatu tarian tradisional, tanpa terkecuali besar pengaruhnya terhadap pengembangan interaksi sosial dan keterampilan seseorang dalam berkomunikasi. Lingkungan tempat siswa tinggal dan kemajuan teknologi tersebut berpengaruh pada kepekaan rasa sosial di antara siswa.

Dewasa ini anak-anak cenderung lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam rumah, salah satunya adalah dengan menonton televisi, berkomunikasi melalui alat-alat teknologi yang canggih dan duduk di depan komputer selama berjam-jam, daripada harus melekukan interaksi langsung dengan lingkungannya. Hal ini akan berdampak buruk pada


(10)

perkembangan kecerdasan sosial individu tersebut. Karena dengan media komputer, individu seakan-akan telah menemukan dunia yang dianggapnya nyaman, hal ini ditegaskan oleh Arozisokhi Zebua (2012). Dampak Perkembangan Teknologi Informasi. [Online]. Tersedia: http://www.teknologi.kompasiana.com/terapan/2012... [24 Desember 2012]

bahwa, “media komputer memiliki kualitas atraktif yang dapat merespon

segala stimulus yang diberikan oleh penggunanya. Terlalu atraktifnya, membuat penggunanya seakan-akan menemuakan dunianya sendiri yang membuatnya terasa nyaman dan tidak mau melepaskannya.” Selain itu, di luar kegiatan PBM di sekolah siswa lebih sering bermain dengan temannya yang dianggap memiliki pemikiran dan kesenangan yang sama, sehingga kebiasan tersebut terbawa ke dalam PBM yang mengakibatkan siswa terbatas dalam melakukan proses interaksi sosialnya. Oleh karena itu, Perlu adanya antisipasi melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah melalui cara pengembangan komunikasi dan kerjasama sesuai tingkat kepekaan sosialnya. Menurut Masunah (2012 : 5) “kegiatan kerja kelompok, saling menghargai sesama teman, keberanian mengungkapkan pendapat merupakan nilai-nilai sosial yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran

seni tari.“

Berdasarkan hasil observasi awal di kelas VIII I SMP Negeri 3 Lembang pada tanggal 1 Februari 2013 menunjukan bahwa, kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran seni tari, siswa terlihat pasif, rendahnya tingkat interaksi sosial yang ada di lapangan. Terbukti siswa cenderung introvert / membatasi diri terhadap siswa lain, hal tersebut dikarenakan siswa lebih merasa nyaman dengan teman sepermainannya. Selain itu, dari adanya penolakan siswa ketika pemilihan kelompok dalam pembelajaran seni tari yang dilakukan secara acak oleh peneliti, dan siswa terkesan acuh dan tidak peduli dengan temannya, membuktikan bahwa siswa memiliki permasalahan dalam menerima orang baru dalam dirinya (bukan teman dekat). Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan pengembangan model pembelajaran untuk


(11)

menstimulus peningkatan sikap siswa terhadap lingkungan disekitarnya, hal

ini ditegaskan oleh Mar’at (1981 : 9) bahwa,

Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada obyek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap obyek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap obyek.

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi, serta perkembangan IPTEKS. Guru merupakan sentral pembelajaran dimana guru bertugas mengatur dan mengarahkan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, kualitas guru dalam mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman, kualitas kepribadian dan kualitas kehidupan dalam masyarakat.

Kurangnya pemahaman guru tentang karakteristik yang dimiliki individu akan berakibat pada penanganan yang salah dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, tugas pendidik dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimikili menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu dipahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Yaumi (2012:9), mendefinisikan tentang kecerdasan:

Definisi tentang kecerdasan mencakup kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru atau perubahan lingkungan saat ini, kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai, kemampuan untuk memahami ide-ide yang kompleks, kemampuan untuk berfikir produktif, kemampuan untuk belajar dengan cepat, belajar dari pengalaman dan bahkan kemampuan untuk memahami hubungan.

Pada kenyataannya orang tua siswa lebih bangga apabila anaknya lebih berkembang pada kecerdasan intelektualnya, padahal perlu dikembangkan kecerdasan lain sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang


(12)

dimiliki siswa tersebut. Hal ini merupakan penggambaran minimnya pemahaman pendidikan dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Kecerdasan yang harus dimiliki oleh siswa salah satunya adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan individu dalam memahami perasaan orang lain. Keceradasan interpersonal merupakan kecerdasan yang tidak kalah penting dengan kecerdasan lainnya. (Mork, 2011 dalam Yaumi, 143 : 2012), Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan non verbal, dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Individu yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi melakukan sesuatu berdasarkan hubungan sosialnya terhadap orang lain, biasanya bersikap ekstrovert dan memiliki empati yang tinggi, bisa membaca isyarat sosial, mengontrol emosi, mengekspresikan emosi pada tempatnya, belajar dengan baik dalam kegiatan yang melibatkan interaksi dengan orang lain.

Seseorang yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi cenderung akan sukses dalam hidupnya, karena dia bisa menempatkan diri dalam situasi apapun dan dimanapun dia berada, sehingga dia mempunyai banyak teman dan relasi. Memahami diri sendiri, luwes menempatkan diri, paham akan posisinya, harmonis, dan selaras dengan alam, merupakan bagian penting dalam mewujudkan kesuksesan (Suyono, 2007 : 21). Oleh karena itu, dalam PBM sangat diperlukan kegiatan yang mengasah kecerdasan interpersonal siswa. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Oleh karena itu, guru harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada guna meningkatan kecerdasan interpersonal siswa.

Dalam hal ini akan diambil jenis Tari Berpasangan sebagai model pembelajaran untuk dapat memotivasi siswa dalam mengembangkan kreativitas dan kecerdasan interpersonalnya. Model pembelajaran tari Berpasangan merupakan komposisi tari yang dibawakan oleh dua orang penari secara berpasangan, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik agar


(13)

menghasilkan sebuah tarian yang indah. Oleh karena itu, melalui model pembelajaran tari berpasangan ini siswa diharapkan mampu memiliki banyak teman, terampil berkomunikasi, aktif bersosialisasi, berempati terhadap orang lain, sehingga berdampak pada peningkatan kecerdasan interpersonal siswa.

Dengan hadirnya sejumlah permasalahan di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Tari Berpasangan untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII di SMPN 3 Lembang dalam pembelajaran seni tari sebelum menggunakan model pembelajaran Tari Berpasangan?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Tari Berpasangan untuk meningkatkan kecerdasan Interpersonal siswa kelas VIII di SMPN 3 Lembang?

3. Bagaimana tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII di SMPN 3 Lembang dalam pembelajaran seni tari setelah menggunakan model pembelajaran Tari Berpasangan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat kecerdasan interpersonal siswa melalui penerapan model pembelajaran tari berpasangan.


(14)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh data tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII di SMPN 3 Lembang dalam pembelajaran seni tari sebelum menggunakan model pembelajaran Tari Berpasangan.

b. Untuk memperoleh data penerapan model pembelajaran Tari Berpasangan untuk meningkatkan kecerdasan Interpersonal siswa kelas VIII di SMPN 3 Lembang.

c. Untuk memperoleh data tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII di SMPN 3 Lembang dalam pembelajaran seni tari setelah menggunakan model pembelajaran Tari Berpasangan.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti

a. Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketika pembelajaran di kelas berlangsung. b. Menambah pengalaman dalam penulisan karya tulis ilmiah dan dapat

dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya. 2. Guru

a. Memberikan masukan bagi guru seni budaya khususnya seni tari, yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan praktek.

b. Melalui model pembelajaran Tari Berpasangan dapat dijadikan referensi atau bahan masukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran seni tari.

3. Siswa

a. Dapat memperoleh pengalaman belajar yang menarik, imajinatif, dan inovatif.

b. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa dalam pembelajaran seni tari.


(15)

4. Jurusan Pendidikan Seni Tari

a. Menambah pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai model-model pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran seni tari. b. Sebagai acuan atau referensi bagi mahasiswa untuk penelitian atau

proses pembelajaran dikemudian hari.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012 : 99). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak ada pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal setelah diberikan treatment Model Pembelajaran Tari Berpasangan pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Lembang.

Ha: Ada pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal setelah diberikan treatment Model Pembelajaran Tari Berpasangan pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Lembang.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi ini terdiri atas beberapa bab diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN berisi tentang A. Latar Belakang Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D. Manfaat Penelitian, E. Hipotesis, dan F. Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang A. Model pembelajaran tari berpasangan, yang terdiri dari: 1. Konsep model pembelajaran tari berpasangan, 2. Keunikan tari berpasangan. B. Pembelajaran seni tari, terdiri dari: 1. Konsep pembelajaran seni tari, 2. Pembelajaran seni tari di sekolah menengah pertama, 3. Komponen-komponen pembelajaran seni tari. C. Kecerdasan interpersonal siswa, D. Karakteristik sekolah menengah pertama,


(16)

E. Penerapan model pembelajaran tari berpasangan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa, dan F. Evaluasi pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN beriasi tentang: A. Lokasi, Populasi dan Sampel, B. Desain Penelitian, C. Metode Penelitian, D. Variabel dan Definisi Operasional, E. Instrumen Penelitian, F. Langkah-langkah Penelitian, G. Teknik Pengumpulan Data, dan H. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang: A. Hasil Penelitian berisi tentang: 1. Profil SMP Negeri 3 Lembang, 2. Visi, misi, dan tujuan sekolah, 3. Administrasi SMP Negeri 3 Lembang, 4. Kondisi pembelajaran seni tari sebelum penerapan model pembelajaran tari berpasangan, 5. Deskripsi hasil pretest penerapan model pembelajaran tari merpasangan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa, 6. Deskripsi hasil postest penerapan model pembelajaran tari berpasangan untuk menigkatkan kecerdasan interpersonal siswa, 7. Deskripsi tingkat kerjasama siswa sebelum dan sesudah menggunakan penerapan model pembelajaran tari berpasangan, 8. Deskripsi tingkat keterampilan siswa dalam berkomunikasi sebelum dan sesudah menggunakan penerapan model pembelajaran tari berpasangan, 9. Deskripsi tingkat empati siswa sebelum dan sesudah menggunakan penerapan model pembelajaran tari berpasangan, sedangkan B. Pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang: A. Kesimpulan dan B. Saran, selain itu terdapat DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN.


(17)

Baeti Janati, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di SMP Negeri 3 Lembang, Jalan Raya Lembang No. 29 Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kode Pos 40391, Telp. (022) 2786815. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMP Negeri 3 Lembang melaksanakan program mata pelajaran Seni Tari dan berdasarkan pada pertimbangan identitas awal dari SMP Negeri 3 Lembang tersebut, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian (SMKP). Walaupun sekarang telah resmi menjadi SMP Negeri 3 Lembang, kelas masih diklasifikasikan ke dalam tiga jenis kelas, yaitu kelas Pertanian (kelas A, B, C) yang menjadi identitas awal sekolah, kelas Kerajinan (kelas D, E, F), dan kelas Kerumahtanggaan (kelas G, H, I). Hal tersebut yang menjadi pertimbangan awal pemilihan lokasi dalam penelitian ini, karena dengan adanya pengklasifikasian kelas tersebut tingkat interaksi sosial antara siswapun akan berbeda.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 119). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 364 orang siswa. Pemilihan populasi pada penelitian ini disesuaikan pada kurikulum yang di tetapkan di sekolah tersebut dengan perlakuan yang akan diterapkan pada penelitian ini, yaitu model pembelajaran tari berpasangan dengan materi pembelajaran tari sapu tangan, dimana tari sapu tangan merupakan tari Nusantara yang diajarkan pada kelas VIII.


(18)

3. Sampel

Menurut Sugiyono, (2012 : 120) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian adalah populasi yang dianggap mewakili populasi (homogen) secara keseluruhan dan ditentukan berdasarkan kebutuhan data penelitian. Jadi, sampel akan dipilih satu kelas dari keseluruhan kelas VIIIyang terdiri dari 9 kelas, yaitu kelas VIII I yang berjumlah 42 orang, yaitu 33 orang siswa perempuan dan 9 orang siswa laki-laki. Pemilihan sampel kelas VIII I ini karena jumlah siswa laki-laki yang hanya 9 orang, sehingga peneliti menilai akan berpengaruh terhadap proses interaksi sosial yang terjadi selama PBM. Selama ini siswa laki-laki di nilai kurang memiliki minat terhadap pembelajaran seni tari, mereka cenderung malu jika harus menari apalagi dengan jumlah siswa perempuan yang cenderung jauh lebih banyak dibandingkan siswa laki-laki, sehingga interaksi antar siswapun rendah. Selain itu, pada kelas eksperimen ini interaksi sosial antara siswa cenderung kurang. Hal ini terbukti pada saat observasi awal siswa merasa keberatan dengan pemilihan kelompok secara acak, dan lebih menyukai satu kelompok dengan teman-teman yang memiliki kedekatan khusus (teman bermain).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rumusan dari rancangan-rancangan yang dibuat sedemikian rupa agar arah penelitian jelas dan mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam desain penelitian tersebut seorang peneliti memaparkan segala macam bentuk susunan kerangka penelitian yang akan dibuat.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012 : 109).


(19)

Dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk pendekatan yakni :

1. Pre-eksperimental (one-shot case study, one group pretest-posttest, intec-group comparison)

2. True-eksperimental (posttest only control design, pretest-control group design)

3. Factorial eksperimental

4. Quasi eksperimental (time-series design, nonequivalent control group design).

Peneliti menggunakan bentuk pre-eksperimental design dengan one group pretest-posttet yakni suatu perlakuan yang dilaksanakan tanpa kelompok pembanding atau kontrol. Di dalam desain ini, observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut prates atau pretest dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut pascates atau posttest. Perbedaaan antara (O1) dan (O2) yakni (O1 – O2) diasumsikan sebagai efek dari treatment atau perlakuan yang diberikan.

Keterangan:

O1= Tes awal sebelum siswa diberikan perlakuan (nilai pretest)

X= Perlakuan, dimana kelas tersebut diberikan

O2= Tes akhir sesudah siswa diberikan perlakuan (nilai posttest)


(20)

Bagan 3.1 Desain Penelitian

1. Rencana Penelitian

Pada tahap perencanaan penelitian ini yang dilakukan peneliti adalah menentukan masalah penelitian, menentukan tujuan dan sasaran penelitian (populsi atau sampel yang akan diteliti), melakukan survei dengan observasi

Rencana Penelitian

Menentukan Masalah, Tujuan, dan

Sasaran Penelitian 1. Menentukan Judul

Penelitian 2. Menyusun

Proposal Penelitian

3. Seminar proposal

Wawancara Terstruktur Observasi Survey

Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan Data

Konsultasi dengan Dosen Pembimbing

Analisis Data

Penulisan Laporan Penelitian


(21)

langsung dan wawancara secara terstruktur guna mendapatkan informasi dari narasumber yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data hasil observasi, wawancara, dan tes yang dilaksanakan selama proses penelitian. Selanjutnya melakukan proses bimbingan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan terkait pengolahan data yang telah dikumpulkan. 3. Penulisan laporan

Tahap akhir dari penelitian ini adalah penulisan laporan, tahap penyusunan laporan ini berada dalam pantauan dosen pembimbing untuk mengevaluasi, mengkoreksi, dan memberikan masukan untuk kelayakan hasil penelitian ini. Penulisan laporan penelitian ini meliputi pendahuluan, pembahasan mengenai kajian pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan penelitian, serta kesimpulan dan saran.

C. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, penggunaan metode yang tepat menjadi kunci sukses dalam meraih keefektifan suatu hasil penelitian. Oleh karena itu, diperlukan metode penelitian yang efektif guna memberikan hasil yang maksimal. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012 : 3).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, menggunakan pendekatan pre-eksperimen dengan disain one group pretest-posttest, dimana dalam penelitiannya tidak menggunakan kelas pembanding. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012 : 109).

Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding


(22)

dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pre-eksperimen dimana peneliti tidak menggunakan kelas pembanding dengan desain one group pretest and postest. Metode ini digunakan untuk mengukur kecerdasan interpersonal siswa melalui penerapan model pembelajaran tari berpasangan. Model pembelajaran tersebut dijadikan sebagai treatment (perlakuan) untuk diujicobakan pada peningkatan kecerdasan interpersonal siswa terhadap pembelajaran seni tari yang terangkap dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SMP Negeri 3 Lembang pada kelas VIII I.

D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (independent variabel X), dan variabel terikat (dependent variabel Y). Adapun pemaparannya adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel dalam penelitian ini yaitu berupa variabel bebas (independent variabel X) sebagai variabel yang mempengaruhi, dalam hal ini adalah model pembelajaran Tari Berpasangan yang dapat menunjang kerjasama siswa .

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (dependent variabel Y) sebagai variabel yang dipengaruhi, dalam hal ini adalah Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas VIII I SMP Negeri 3 Lembang. Kecerdasan interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1. Kemampuan menumbuhkan kerjasama

2. Keterampilan berkomunikasi 3. Menumbuhkan rasa empati


(23)

Variabel Independen (X)

Model Pembelajaran Tari Berpasangan Pada Pembelajaran Seni Tari

Variabel Dependen (Y)

Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas VIII I SMPN 3

Lembang

Bagan 3.2 Variabel Penelitian

Keterangan:

a. Menumbuhkan kerjasama:

Melalui model pembelajaran tari berpasangan siswa diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan baik secara berpasangan, dalam mengeksplorasi gerak, menyusun, bahkan berlatih tentunya diperlukan adanya kerjasama antara pasangan sehingga tercipta kekompakan dan keharmonisan gerakan. Misalnya ketika melakukan gerakan rampak apabila terjalin kerjasama yang baik, maka akan tercipta kedinamisan gerak.

b. Keterampilan Berkomunikasi :

Keterampilan siswa dalam berkomunikasi dapat dilihat dari bagaimana siswa bisa menuangkan ide/gagasannya ketika diminta untuk mendiskusikan gerak tari yang akan dieksplorasi, disusun, dan berlatih dengan pasangannya secara berkelompok. Selain itu, siswa yang terampil berkomunikasi bisa meyakinkan siswa lain dengan kata-katanya baik ketika berdiskusi dengan temannya dalam menemukan gerakan, maupun ketika bertanya dan menjawab sebuah pertanyaan selama PBM berlangsung.

Menumbuhkan kerjasama dalam pembelajaran seni

tari

Peningkatan keterampilan berkomunikasi dalam pembelajaran seni tari

Menumbuhkan rasa empati dalam pembelajaran seni tari


(24)

c. Menumbuhkan rasa empati :

Melalui model pembelajaran tari berpasangan ini diharapkan siswa memiliki rasa toleransi terhadap pasangannya, bersedia membantu pasangannya ketika menemui kesulitan dalam pembelajaran dan bisa menghargai pendapat yang diajukan oleh pasangannya ketika PBM berlangsung.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah agar tidak terjadi kesalahan penafsiran mengenai istilah yang digunakan. Maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut:

Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah, perbuatan menerapkan.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan strategi guru dalam menyusun bahan ajar yang akan diterapkan pada siswa. Aunurrahman (2009 : 146) juga berpendapat bahwa “model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran”.

Tari Berpasangan adalah jenis tari yang dilakukan oleh dua orang secara berpasangan, baik putra dengan putra, putri dengan putri, maupun putra dengan putri. Bisa dilakukan dalam bentuk kelompok secara berpasangan.

Pembelajaran Seni Tari merupakan pembelajaran yang mencakup kegiatan teori dan praktik, dalam pembelajaran seni tari orientasi kegiatan lebih pada pengembangan imajinasi, kreativitas, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam memahami orang lain. Menurut Jasmine (2007 : 26) menyatakan kecerdasan interpersonal ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial serta ketidaknyamanan dan keengganan dalam kesendirian dan menyendiri.


(25)

Jadi, Penerapan Model Pembelajaran Tari Berpasangan untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang adalah kerangka konseptual yang menggambarkan strategi guru dalam menyusun bahan ajar tari berpasangan dimana konsep dasarnya adalah model tari pendidikan yang dapat memberikan pengalaman bagaimana siswa berperan dan bergerak, sehingga adanya suatu peningkatan terhadap kecerdasan interpersonal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang. Dalam tari berpasangan ini memiliki nilai kebersamaan sangat tinggi, karena dalam gerakannya diperlukan adanya kerjasama dan pemahaman diri terhadap orang lain, sehingga terlihat indah dan kompak. Tujuannya agar tingkat kecerdasan interpersonal siswa lebih meningkat, dimana siswa lebih memahami orang lain, mudah bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, lebih menghargai pendapat orang lain, dan bisa bekerjasama dengan orang lain.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:187), terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen.

Pada prinsipnya penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap suatu fenomena, maka harus ada alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan pengukuran sendiri dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas (Siregar & Nara, 2010 : 139). Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini diantaranya:

a. Tes

Tes merupakan alat ukur untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan, baik secara lisan, tulisan, maupun tes perbuatan. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes perbuatan yang dilakukan dalam praktik penerapan model pembelajaran tari berpasangan. Tes yang dilakukan terdiri dari tes awal (pre-test)


(26)

sebelum diberikan prlakuan dan tes akhir (post-test) setelah diberi perlakuan. Adapun fungsi dari tes yang dilakukan adalah untuk melihat perbedaan kecerdasan interpersonal siswa sebelum diterapkan perlakuan dan sesudah diterapkan perlakuan (ada atau tidaknya peningkatan kecerdasan interpersonal siswa setelah dilakukan treatment model pembelajaran tari berpasangan). Adapun tes yang digunakan adalah :

1). Pretest (Tes Awal)

Pretest merupakan tes awal dimana dilakukan sebelum perlakuan/treatment. Ini bertujuan sebagai tolak ukur peserta didik dalam penguasaan atau ketertarikan terhadap perlakuan yang akan diberikan. Tes awal atau pretest yang dilakukan peneliti berupa tes perbuatan yakni gerakan lokomotor (berpindah tempat) seperti berjalan, berlari dan berputar, dan gerakan non lokomotor (diam ditempat) seperti jongkok dan melompat yang dilakukan secara berpasangan. Hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam bekerjasama, berkomunikasi, dan berempati terhadap temannya.

2). Posttest (Tes Akhir)

Posttest biasanya berupa tes akhir yang dilaksanakan setelah perlakuan. Kegunaannya untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang telah diberikan oleh peneliti setelah perlakuan/treatment model pembelajaran tari berpasangan. Tes yang dilakukan terkait kemampuan siswa dalam mengeksplorasi gerak yang dilakukan dalam formasi berpasangan secara berkelompok, guna mengukur tingkat kemampuan siswa dalam bekerjasama, berkomunikasi, dan berempati terhadap temannya.

Dibawah ini terdapat beberapa aspek yang dinilai oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian tersebut:

Tabel 3.1 Format Penilaian

No Nama Siswa

Aspek Penilaian Rata-rata

Nilai X² Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3


(27)

2 3 4 5

Keterangan:

a. Menumbuhkan kerjasama (Aspek 1):

Melalui model pembelajaran tari berpasangan siswa diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan baik secara berpasangan, dalam mengeksplorasi gerak, menyusun, bahkan berlatih tentunya diperlukan adanya kerjasama antara pasangan sehingga tercipta kekompakan dan keharmonisan gerakan. Misalnya ketika melakukan gerakan rampak apabila terjalin kerjasama yang baik, maka akan tercipta kedinamisan gerak.

b. Keterampilan Berkomunikasi (Aspek 2):

Keterampilan siswa dalam berkomunikasi dapat dilihat dari bagaimana siswa bisa menuangkan ide/gagasannya ketika diminta untuk mendiskusikan gerak tari yang akan dieksplorasi, disusun, dan berlatih dengan pasangannya secara berkelompok. Selain itu, siswa yang terampil berkomunikasi bisa meyakinkan siswa lain dengan kata-katanya baik ketika berdiskusi dengan temannya dalam menemukan gerakan, maupun ketika bertanya dan menjawab sebuah pertanyaan selama PBM berlangsung.

c. Menumbuhkan rasa empati (Aspek 3):

Melalui model pembelajaran tari berpasangan ini diharapkan siswa memiliki rasa toleransi terhadap pasangannya, bersedia membantu pasangannya ketika menemui kesulitan dalam pembelajaran dan bisa menghargai pendapat yang diajukan oleh pasangannya ketika PBM berlangsung.

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ditujukan kepada Kepala SMP Negeri 3 Lembang seputar kurikulum yang ada di sekolah tersebut, karakteristik siswa, dan proses belajar mengajar di sekolah. Wawancara kepada guru yang bersangkutan yaitu


(28)

seputar model pembelajaran, metode pembelajaran, karakteristik siswa, kondisi selama proses belajar mengajar (PBM) yang dapat mempengaruhi peningkatan kecerdasan interpersonal siswa. Wawancara kepada siswa yaitu terkait respon siswa terhadap pembalajaran seni tari. Hal ini terkait dengan tahap penelitian yang akan dilakukan guna memperlancar proses penelitian sehingga menjadi acuan atas tindakan yang akan dilakukan dan bisa diambil pemecahan terhadap masalah-masalah yang terjadi selama penelitian berlangsung.

c. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan instrumen untuk melakukan teknik observasi berupa lembar pengamatan yang dilakukan terhadap proses belajar pada subjek penelitian, dan rencana pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, media, sumber, dan evaluasi. Pedoman observasi dalam penelitian ini sangat penting guna penyusunan tahap-tahap pembelajaran yang akan dilalui, sehingga mencapai tujuan yang di inginkan dalam penelitian ini.

F. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, diantaranya:

1. Tahap 1 (persiapan)

Sebelum malaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan sebagai berikut:

a. Menentukan topik penelitian

Penentuan topik atau judul penelitian dimaksudkan untuk menentukan pelaksanaan penelitian selanjutnya, terkait kajian pustaka untuk mengetahui relevansi penelitian dan metode atau pendekatan yang akan digunakan, apakah pendekatan kuantitatif atau kualitatif.

b. Penyusunan proposal penelitian

Penyusunan proposal penelitian dimaksudkan untuk mengetahui langkah awal pemaparan konsep penelitian yang akan dilaksanakan.


(29)

Seminar proposal dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan masukan dalam perbaikan dan upaya memperlancar penelitian.

d. Melengkapi Persyaratan Administrasi

Persyaratan administrasi berupa SK atau surat keputusan yang diberikan oleh Fakultas mengenai keputusan diperbolehkannya pelaksanaan penelitian. Selanjutnya untuk memperoleh izin penelitian, peneliti mengurus surat izin pengantar penelitian dari pihak Universitas Pendidikan Indonesia yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMPN 3 Lembang.

e. Melakukan studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk melihat kondisi lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Studi pendahuluan pada penelitian ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 1 Februari 2013.

f. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan setelah perizinan dan semua persyaratan penelitian yang terdiri dari kelengkapan administrasi, serta penyusunan instrumen penelitian telah disetujui. Penelitian akan dilaksanakan sampai seluruh data yang diperlukan telah terkumpul.

g. Analisis dan Pengolahan data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan diolah sesuai dengan data yang telah ditatapkan dan dipersiapkan sebelumnya

h. Penyusunan Laporan

Setelah semua data selesai dianalisis dan diolah, langkah selanjutnya adalah penyusunan laporan penelitian hingga selesai.

2. Tahap 2 (pelaksanaan)

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah: a. Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal dilakukan pada awal bulan Oktober 2012 setelah judul proposal disetujui dan selanjutnya diadakan seminar proposal pada akhir bulan Oktober 2012.


(30)

Untuk tahap pengumpulan data ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai bulan April 2013. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Tes yang dilakukan meliputi: kegiatan pretest, pemberian treatment, dan posttest.

c. Proses Bimbingan

Dalam proses bimbingan ini peneliti melakukan konsultasi guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan skripsi pada pembimbing I dan pembimbing II. Proses bimbingan ini dimulai dari bulan November 2012, selanjutnya peneliti melakukan survei dengan observasi dan wawancara terstruktur sekaligus melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai penyusunan skripsi sampai ujian sidang skripsi.

d. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 5 April 2013 sampai tanggal 3 Mei 2013 pada siswa kelas VIII I SMPN 3 Lembang. Hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah tentang tingkat kerjasama siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran tari berpasangan, tingkat keterampilan siswa dalam berkomunikasi sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran tari berpasangan, dan tingkat rasa empati siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran tari berpasangan sehingga pada akhir penelitian bisa terlihat ada atau tidaknya peningkatan kecerdasan interpersonal siswa.

e. Analisis dan Pengolahan data

Untuk memperoleh data yang akurat dan mengolah data hasil penelitian, peneliti mengacu pada beberapa sumber literatur dan pendapat para ahli untuk memperkuat data hasil penelitian.Dalam menganalisis data hasil penelitian, peneliti menggunakan uji hipotesis untuk mengetahui peningkatan kecerdasan interpersonal siswa setelah menggunakan model pembelajaran tari berpasangan.Pengolahan data dilaksanakan bersamaan dengan pengumpulan data dan proses penelitian dilapangan, serta proses bimbingan.


(31)

G. Teknik pengumpulan data

a. Studi Pustaka

Pengumpulan data-data melalui buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan sumber. Kegiatan meliputi membaca dan mengkaji buku sumber yang bisa dijadikan referensi. Dalam pelaksanaannya dilakukan pengumpulan data dari beberapa media, seperti buku-buku, internet, skripsi terdahulu dan artikel.

b. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data melalui komunikasi secara lisan (Tanya jawab) terhadap narasumber. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka ataupun dengan menggunakan telpon. Teknik wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah wawancara secara terstruktur, yakni pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengambilan datanya, dan wawancara dilakukan secara bebas. Pertanyaan dan tempat penelitian telah di tentukan sebelumnya. Peneliti melakukan proses wawancara sebagai berikut:

1. Wawancara kepada Guru yang bersangkutan

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa khususnya siswa kelas VIII I yang merupakan kelas eksperimen, proses belajar mengajar, metode dan strategi yang di pakai oleh guru yang bersangkutan, dan pendapat tentang judul dan masalah penelitian yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.

2. Wawancara kepada Siswa

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembalajaran seni tari, dan sejauh mana siswa memahami pembelajaran seni tari yang telah diberikan dengan menggunakan model


(32)

pembelajaran tari berpasangan, apakah kecerdasan interpersonalnya meningkat atau tidak.

c. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti dan proses pembelajaran seni tari melalui penerapan model pembelajaran tari berpasangan. Tehnik observasi digunakan sebagai studi pendahuluan, yaitu untuk mengenal mengamati, dan mengidentifikasi masalah yang diteliti. Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah teknik observasi secara terstruktur, dimana observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam pemberian treatment juga dalam melakukan pengamatan kepada siswa. Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2013 untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran seni tari sebelumnya, kemudian observasi selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 5, 12, 19, 26 April 2013 dan tanggal 3 Mei 2013.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengkajian peristiwa terhadap objek dan tindakan yang akan diabadikan dalam format tulisan berupa data-data siswa. Pengambilan dokumentasi dapat dilihat melalui foto dan video selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil akhir pembelajaran, serta handphone untuk merekam hasil wawancara dengan guru dan siswa.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dengan pendekata kuantitatif berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2012 : 275).

Adapun pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

1. Kriteria nilai Kriteria nilai pretest, proses pembelajaran dan posttest Kriteria ketentuan penilaian sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 3 Lembang:


(33)

Tabel 3.2 Rentang Penilaian

Nilai Kriteria

81 – 100 Tinggi 65 - 80 Sedang 50 – 64 Rendah

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Indikator

Aspek Penilaian Nilai Indikator Bisa Bekerjasama

dalam Kelompok

81 – 100 Siswa mampu bekerjasama dengan baik ketika menari, kompak, dan tidak egois, sehingga tercipta gerakan yang harmonis.

65 – 80 Siswa mampu bekerjasama ketika menari dan menekan ego masing-masing dan terlihat kompak ketika menari.

50 – 64 Siswa mulai sedikit dapat menjalin hubungan baik dengan pasangannya/kelompoknya ketika menari.

Keterampilan Berkomunikasi

81 – 100 Siswa mampu mengeluarkan pendapat, berdiskusi, dan meyakinkan siswa lain dengan kata-katanya, baik dalam mencari gerak menyusun gerak, dan berlatih, dan mampu menjadi leader bagi teman-temannya.

65 – 80 Siswa mampu mengeluarkan pendapat dan mendiskusikan segala permasalahan yang ada selama PBM berlangsung.

50 – 64 Siswa mulai sedikit aktif berdiskusi dengan kelompoknya.


(34)

Menumbuhkan Rasa Empati

81 – 100 Siswa mampu memahami karakteristik temannya, mencoba membantu temannya yang mengalami kesulitan ketika menari secara berpasangan, dan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika pasangannya melakukan kesalahan.

65 – 80 Siswa mampu memahami karakteristik temannya dan mencoba membantu temannya yang mengalami kesulitan ketika menari secara berpasangan. 50 – 64 Siswa mulai sedikit memahami

kelebihan dan kekurangan temannya ketika menari secara berpasangan.

2. Teknis analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan prosentase dengan rumus:

∑d : mean dari perbedaan pretest dengan postest

∑D² : jumlah kuadrat selisih nilai dari perbandingan tes awal dengan tes akhir

N : subjek pada sampel

d.b : ditentukan dengan N-1 (derajat kebebasan)

�= ∑

d

�.∑� − ∑�


(35)

Baeti Janati, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa siswa yang dijadikan sampel penelitian sebagian besar mempunyai permasalahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, hal ini terbukti dari penolakan siswa pada saat pemilihan kelompok secara acak, selain itu siswa cenderung menutup diri terhadap siswa lainnya, sehingga kurang bisa membaur dengan siswa lain. Oleh karena itu, peneliti malakukan penerapan model pembelajaran tari berpasangan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

Pembelajaran tersebut meliputi kegiatan berimajinasi, eksplorasi, forming dan berlatih gerakan tari kreasi sapu tangan yang dilakukan secara berpasangan dalam bentuk kelompok. Terbukti terdapat peningkatan yang cukup baik terhadap kecerdasan interpersonal siswa. Siswa terlihat lebih semangat dan percaya diri selama pembelajaran, selain itu siswa lebih mudah bekerjasama dengan siapapun, berani mengeluarkan pendapat karena keterampilan siswa dalam berkomunikasi lebih meningkat, siswa bisa membantu siswa lain ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hal ini dipertegas dalam hasil wawancara dengan salah satu sampel penelitian yaitu Yuyun Nurhayati, menurutnya “setelah melakukan penerapan model pembelajaran tari berpasangan, saya merasa bisa bekerjasama dengan siapapun, dan saya lebih berani mengeluarkan pendapat, toleransi saya terhadap teman sayapun meningkat. Selain itu, saya lebih menyukai pembelajaran secara berpasangan karena pemahaman saya terhadap teman lain dapat terasah.

Hasil penelitian ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada saat pretest sebesar 64,28 dan terbukti pada saat postest mengalami peningkatan menjadi 79,26. Selain itu ditunjukan juga dengan hasil uji t, hasil perhitungannya menunjukan signifikan (dipercaya) karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 22,41 > 2,021 maka hasilnya signifikan. Sehingga dapat


(36)

disimpulkan, melalui penerapan model pembelajaran tari berpasangan, kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII I SMP Negeri 3 Lembang dapat meningkat.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Lembang melalui penerapan model pembelajaran tari berpasangan pada pembelajaran seni tari diharapkan dapat memberikan implikasi bagi pengembangan pendidikan seni tari.

1. Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan sekolah lebih dapat mengembangkan pola pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi sekolah dan karakter siswa agar pembelajaran berlangsung baik.

2. Siswa

Dari hasil penelitian ini diharapkan siswa lebih mampu berinteraksi dengan siapapun, lebih terbuka terhadap siswa lain, menghargai siswa lain dan guru serta menjadi siswa yang aktif dalam pembelajaran sehingga materi pembelajaran yang disampaikan akan lebih dimengerti khususnya dalam pembelajaran seni tari.

3. Guru

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang baik untuk meningkatkan minat dan kecerdasan interpersonal siswa dalam pembelajaran seni tari. hal ini tidak terlepas dari interaksi yang dilakukan dalam pembelajaran maupun kerjasama yang dibangun antara guru dengan siswa.

4. Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya yang mempunyai topik kajian serupa dengan penelitian ini, sekiranya dapat dijadikan titik tolak penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.


(37)

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………..... i

ABSTRAK ………..... ii

KATA PENGANTAR …………..………... iii

DAFTAR ISI ………...... vi

DAFTAR TABEL ………... ix

DAFTAR BAGAN ………... DAFTAR DIAGRAM………... DAFTAR LAMPIRAN ……… x xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Manfaat Penelitian………... 7

E. Hipotesis ...………... 8

F. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Tari Berpasangan ...………. 10

B. Pembelajaran Seni Tari...………. 18


(38)

D. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama ………... 35

E. Penerapan Model Pembelajaran Tari Berpasangan untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa ... F. Evaluasi Pembelajaran ...………... 37 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sample ...……… 44

B. Desain Penelitian ...……….. C. Metode Penelitian ...……….. 45 48 D. Variabel dan Definisi Operasional ………. 49

E. Instrumen Penelitian……… 52

F. Langkah-langkah Penelitian ……… G. Teknik Pengumpulan Data ……….. H. Teknik Analisis Data ………... 55 58 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ………... 62

1. Profil SMP Negeri 3 Lembang ..………... 62

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .……….. 63

3. Administrasi SMP Negeri 3 Lembang ... 64 4. Kondisi Pembelajaran Seni Tari Sebelum Penerapan

Model Pembelajaran Tari Berpasanan ... 5. Deskripsi Hasil Pretest Penerapan Model Pembelajaran Tari Berpasangan untuk Meningkatkan Kecerdasan

65

67


(39)

Interpersonal Siswa ……….

6. Pelaksanaan Penerapan Model Tari Berpasangan untuk Meningkat Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 7. Deskripsi Hasil Postest Penerapan Model Pembelajaran

Tari Berpasangan untuk Menigkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa ...………...

72

85

B. Pembahasan Hasil Penelitian …..……… 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 98

B. Saran ...………... 99

DAFTAR PUSTAKA….………….………..……... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN………...……... 102


(40)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Format Penilaian ... 43

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ... 43

Tabel 3.1 Format Penilaian ... 53

Tabel 3.2 Rentang Penilaian ... 57

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Indikator ... 72

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian ... 67

Tabel 4.2 Data Penilaian Hasil Pretest ... 68

Tabel 4.3 Nilai Pretest ... 70

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ... 71

Tabel 4.5 Syntak Pembelajaran ... 73

Tabel 4.6 Data Pnilaian Hasil Postest ... 85

Tabel 4.7 Nilai Postest ... 88

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Postest ... 88

Tabel 4.9 Hasil Prhitungan Hipotesis Uji-t ... 90

Tabel 4.10 Hasil Prhitungan Hipotesis Uji-t ... 93


(41)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Komponen Pembelajaran ... 24

Bagan 2.2 Proses Penilaian ... 41

Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 47

Bagan 3.2 Variabel Penelitian ... 50

Bagan 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Lembang ... 64


(42)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Pretest Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 72 Grafik 4.2 Nilai Postest Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 90 Grafik 4.3 Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test ... 95


(43)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Nama Siswa-siswi Kelas VIII I ... 103

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara ... 105

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

Lampiran 4 : Tabel Distribusi t ... 129

Lampiran 5 : Foto-Foto ... 130

Lampiran 6 : Surat-surat Penelitian ... 136


(1)

vii

D. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama ………... 35

E. Penerapan Model Pembelajaran Tari Berpasangan untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa ... F. Evaluasi Pembelajaran ...………... 37 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sample ...……… 44

B. Desain Penelitian ...……….. C. Metode Penelitian ...……….. 45 48 D. Variabel dan Definisi Operasional ………. 49

E. Instrumen Penelitian……… 52

F. Langkah-langkah Penelitian ……… G. Teknik Pengumpulan Data ……….. H. Teknik Analisis Data ………... 55 58 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ………... 62

1. Profil SMP Negeri 3 Lembang ..………... 62

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .……….. 63

3. Administrasi SMP Negeri 3 Lembang ... 64 4. Kondisi Pembelajaran Seni Tari Sebelum Penerapan

Model Pembelajaran Tari Berpasanan ... 5. Deskripsi Hasil Pretest Penerapan Model Pembelajaran Tari Berpasangan untuk Meningkatkan Kecerdasan

65


(2)

Interpersonal Siswa ……….

6. Pelaksanaan Penerapan Model Tari Berpasangan untuk Meningkat Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 7. Deskripsi Hasil Postest Penerapan Model Pembelajaran

Tari Berpasangan untuk Menigkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa ...………...

72

85

B. Pembahasan Hasil Penelitian …..……… 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 98

B. Saran ...………... 99

DAFTAR PUSTAKA….………….………..……... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN………...……... 102


(3)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Format Penilaian ... 43

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ... 43

Tabel 3.1 Format Penilaian ... 53

Tabel 3.2 Rentang Penilaian ... 57

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Indikator ... 72

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian ... 67

Tabel 4.2 Data Penilaian Hasil Pretest ... 68

Tabel 4.3 Nilai Pretest ... 70

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ... 71

Tabel 4.5 Syntak Pembelajaran ... 73

Tabel 4.6 Data Pnilaian Hasil Postest ... 85

Tabel 4.7 Nilai Postest ... 88

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Postest ... 88

Tabel 4.9 Hasil Prhitungan Hipotesis Uji-t ... 90

Tabel 4.10 Hasil Prhitungan Hipotesis Uji-t ... 93


(4)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Komponen Pembelajaran ... 24

Bagan 2.2 Proses Penilaian ... 41

Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 47

Bagan 3.2 Variabel Penelitian ... 50

Bagan 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Lembang ... 64


(5)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Pretest Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 72 Grafik 4.2 Nilai Postest Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 90 Grafik 4.3 Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test ... 95


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Nama Siswa-siswi Kelas VIII I ... 103

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara ... 105

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

Lampiran 4 : Tabel Distribusi t ... 129

Lampiran 5 : Foto-Foto ... 130

Lampiran 6 : Surat-surat Penelitian ... 136


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MATA Penerapan Strategi Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Karangasem

0 1 11

PENERAPAN TARI SAMRAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA KELAS VII PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 9 BANDUNG.

0 2 37

PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE KONVENSINAL : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII H SMP Negeri 2 Lembang.

2 5 49

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH 6 BAN.

0 1 41

PENERAPAN MODELCONCEPT ATTAINMENT(PEROLEHAN KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 30 BANDUNG.

0 0 16

MODEL MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG.

0 1 33

PENGGUNAAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK : Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013.

2 7 60

pembelajaran seni tari melalui pendekatan tari bertema untuk meningkatkan minat siswa kelas VIII di smp.

2 15 48

MODEL MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG - repository UPI S SDT 1006563 Title

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 TAPUNG

0 0 14