EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR PADA PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS MELALUI MODELING INSTRUCTION DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ……………………………………………………………
iii
ABSTRAK …………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………
v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 7
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 9
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 9
E. Definisi Operasional …………………………………………….
10
F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ………………………………… 11
BAB II MODELING INSTRUCTION , PENDIDIKAN TEKNOLOGI
DASAR, KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS
A. Modeling Instruction ....................................................................... 13
B. Pendidikan Teknologi Dasar ........................................................... 21
C. Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Melalui Modeling
Instruction (MI-PTD) pada Pembelajaran Fisika .....................
25
D. Keterampilan Berpikir Kritis ……………………………………... 32
E. Kemampuan Kognitif ……………………………………………. 37
F. Deskripsi Materi Listrik Dinamis ………………………………… 45
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ……………………………………. 53
B. Subjek Penelitan ………………………………………………….. 54
C. Prosedur Penelitian ……………………………………………….. 54
D. Alur Penelitian ……………………………………………………. 56
E. Instrumen Penelitian ……………………………………………… 57
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
58
G. Teknik Analisis Tes……………………………………………….. 59
H. Teknik Analisis Data ……………………………………………... 63
I. Hasil Analisis Ujicoba Instrumen ………………………………… 67

J. Jadwal Kegiatan Penelitian ……………………………………….. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penguasaan konsep Listrik Dinamis ........................................... 70
a. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Keseluruhan ……….. 70
b. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Kognitif untuk Setiap
Ranah ……….. ……………………………………………... 74
c. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Kognitif Berdasarkan
Label Konsep ……………………………………………….. 75
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Deskripsi Peningkatan Kemampua Kognitif Berdasarkan
kelompok prestasi…………………………………………..
2. Data Tes Keterampilan Berpikir Kritis ………………………...
a. Deskripsi Data Tes Keterampilan Berpikir Kritis …………..
b. Deskripsi Peningkatan Penguasaan Konsep Berdasarkan

Label Aspek Berpikir Kritis ………………………………...
c. Deskripsi Peningkatan Penguasaan Konsep Berdasarkan
kelompok prestasi…………………………………………..
3. Keterlaksanaan Pembelajaran ………………………………….
4. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran …………………….
B. Pembahasan
1. Pemahaman Konsep Siswa pada Konsep Listrik Dinamis …….
2. Penguasaan Siswa Terhadap Keterampilan Berpikir kritis …….
3. Keterlaksanaan Modeling Instruction Pada Proses
Pembelajaran …………………………………………………...
4. Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Pendidikan Teknologi
Dasar Melalui Modeling Instruction ………………………….
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………..
B. Saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

76
77
77

79
80
81
85
87
93
97
98
100
101
103

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1
Tabel 2.2

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5

Indikator Berpikir Kritis ………………………………………...
Perbandingan aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika MI dan
MI-PTD yang berpotensi melatihkan kemampuan kognitif dan
keterampilan berpikir kritis ……………………………………..
Desain Penelitian ………………………………………………..

Teknik Pengumpulan Data ……………………………………...
Kriteria Indeks Kesukaran ..........................................................
Kategori Daya Pembeda ..............................................................
Kategori Penguasaan Konsep …………………………………...
Pengkategorian persentase tanggapan siswa…..………………...
Skor Tes awal, Tes akhir dan Penguasaan Konsep Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………………………….
Skor Tes awal, Tes akhir dan Keterampilan Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………………
Hasil Keterlaksanaan MI-PTD berdasarkan Aktivitas Guru …....
Hasil Keterlaksanaan MI-PTD berdasarkan Aktivitas Siswa…....
Rekapitulasi hasil analisis angket tanggapan siswa ……………

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

34


39
55
63
63
65
67
71
78
84
85
86

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5

Gambar 2.6
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6

Gambar 4.7
Gambar 4.8

Gambar 4.9

Halaman
Arus Listik Dalam Kawat ………………………………………. 46
Grafik Hubungan Beda Potensial (V) Terhadap Kuat Arus
Listrik (I) ...................................................................................... 48
Arus Percabangan ………………………………………………. 48
Susunan Hambatan Seri ………………………………………… 49

Susunan Hambatan Paralel ……………………………………... 50
Rangkaian Dengan Satu Loop ………………………………….. 52
Alur Penelitian …………………………………………………. 57
Diagram Perbandingan Persentase Skor Rata-Rata Tes Awal,
Tes Akhir dan Kemampuan Kognitif Pada Kedua Kelas..
74
Diagram Perbandingan N-Gain untuk Ranah Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas kontrol ……
75
Diagram Batang Perbandingan N-Gain Untuk Tiap Label
Konsep Listrik Dinamis ………………………………………… 76
Diagram Batang Perbandingan Kemampuan Kognitif
untuk Tiap Kelompok Prestasi Siswa Kelas MI-PTD……
77
Diagram Batang Perbandingan Kemampuan Kognitif
untuk Tiap Kelompok Prestasi Siswa Kelas MI-PTD……
77
Diagram Perbandingan Persentase Skor Rata-Rata Tes Awal,
Tes Akhir dan Keterampilan Berpikir Kritis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………………………… 78

Diagram Batang Perbandingan N-Gain untuk Tiap Aspek
Keterampilan Berpikir Kritis …………………………………… 80
Diagram Batang Perbandingan Keterampilan Berpikir
Kritis untuk Tiap Kelompok Prestasi Siswa Kelas
MI-PTD
81
Diagram Batang Perbandingan Keterampilan Berpikir
Kritis untuk Tiap Kelompok Prestasi Siswa Kelas MI
81

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ............................................................
Lampiran B : Instrumen Penelitian ..................................................................

Lampiran C : Hasil Uji Coba Soal Tes ............................................................
Lampiran D : Data Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain ....................................
Lampiran E : Pengolahan Data ........................................................................
Lampiran F : Dokumen Pendukung ................................................................

106
138
198
217
240
248

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tujuan utama dalam pendidikan sains adalah menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam implementasinya, kompetensi yang ingin dibangun dari pendidikan sains
adalah paham akan berbagai konsep sains, berkembangnya sikap kritis dan ingin
tahu, serta dapat melakukan inkuiri ilmiah sehingga mampu bersaing dalam
kompetisi global. Unuk itu, orientasi pembelajaran fisika yang dikembangkan,
konten bukan menjadi tujuan utama, tetapi diperlukan proses pembelajaran yang
mengedepankan peran siswa secara aktif serta mengena pada tujuan yang hendak
dicapai, sehingga proses pembelajaran tidak sekedar transformasi-informasi
secara tekstual, melainkan pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam
mengkonstruk konsepsi secara bermakna antara ide-ide abstrak dengan aplikasi
dalam konteks kehidupan nyata.
Pada kenyataannya, realitas pembelajaran fisika yang dilaksanakan
menunjukkan pola pembelajaran belum seluruhnya menyentuh pada tujuan mata
pelajaran fisika itu sendiri, sehingga tidak mengherankan jika keluarannya masih
lemah dalam hal pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan berfikir. Pola
pembelajaran yang dilakukan selama ini, bagi peserta didik cenderung menjadi
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

sebuah

kegiatan

yang

„menakutkan‟

dan

membebani

sehingga

tujuan

pembelajaran fisika tidak tercapai yang pada akhirnya kompetensi yang
diharapkan tidak maksimal.
Hasil penelitian Ferrer (Chandra:2006) di beberapa negara berkembang
Asia pada mata pelajaran fisika tidak dilengkapi dengan pengetahuan dan
kemampuan yang membuat mereka mampu memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari untuk memperbaiki kualitas kehidupannya. Meskipun tentang
teknologi sudah dibelajarkan ketika mereka memasuki sekolah menengah,
ternyata siswa juga tidak mampu memecahkan masalah, lemah dalam proses
penemuan, siswa tidak dapat mengembangkan inovasi, serta tidak dapat
mentransfer teknologi.
Penyajian Fisika di sekolah saat ini lebih berorientasi kepada materi yang
tercantum pada kurikulum dan buku teks. Bagi siswa, belajar fisika tampaknya
hanya untuk kepentingan menghadapi ulangan atau ujian, dan terlepas dari
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran fisika
dirasakan sebagai beban yang harus diingat, dihafal, dan dipahami serta tidak
dirasakan maknanya bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Sebagai contoh, di sekolah mereka telah mempelajari dan menguasai
materi pelajaran tentang rangkaian listrik seri dan paralel, hukum Ohm, dan
hukum Kirchof, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa saat sekering listrik
di rumahnya putus karena terjadi hubungan singkat (kortsluiting). Di mata siswa,
fisika seolah-olah hanya ada dalam koridor sekolah. Oleh karena itu, kekurang
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

bermaknaan materi sains bagi siswa akan menyebabkan rendahnya minat dan
motivasi dalam belajar sains.
Dalam hubungan dengan permasalahan di atas, maka relevansi
kebermaknaan materi pembelajaran fisika dan teknologi khususnya teknologi
dasar perlu dijadikan sebagai substansi yang harus digarap secara serius dalam
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran fisika tidak hanya
berorientasi pencapaian konsep semata, tetapi juga membangun keterampilan
berpikir dan kreativitas siswa, serta aplikasi teknologi yang dapat memberikan
pengalaman dengan arah proses pengetahuan dan konteks yang lebih luas dalam
mengembangkan melek teknologi.
Pendidikan Teknologi Dasar menurut HJ. Grover dalam Candra (2010)
dapat didefinisikan sebagai pendidikan untuk masa depan yang memberi anakanak muda kesempatan untuk mempelajari berbagai jenis bahan, proses, produk
industri dan permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan dan pekerjaan
dalam dunia teknologi. Pendidikan teknologi dasar lebih mengembangkan
ketrampilan berpikir teknologi seperti kemampuan untuk mengakui suatu
permasalahan, mengaplikasikan pengetahuan, memecahkan masalah melalui
pencarian

berbagai

macam

alternatif

jawaban,

membuat

keputusan,

mengkomunikasikan temuan/fakta-fakta baru, menguji dan mengevaluasi hasil
kerja.
Untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa agar
mampu mengakaitkan suatu konsep dengan kondisi real yang ada serta
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

keterampilan berpikir kritis memang tidak mungkin dilakukan dengan metode
ceramah, Hestenes (1996) berpendapat bahwa salah satu metode yang dapat
dilakukan dengan metode pemodelan (modeling instruction). Tujuan dari
modeling instruction atau selanjutnya disebut MI adalah untuk membuat struktur
(model) ini jelas dan nyata bagi siswa dan menciptakan model-model ini melalui
pelibatan siswa dalam diskusi yang aktif
Selain itu, MI bertujuan untuk memperbaiki banyak kelemahan dari
metode

ceramah-demonstrasi

dalam

pembelajaran

termasuk

fragmentasi

pengetahuan, sikap pasif siswa, dan keyakinan yang naif tentang dunia nyata,
karena metode ini, menekankan pada pengembangan pembelajaran secara jelas,
komprehensif, dan konsep model yang sistematis dari fenomena fisika.
Pemodelan menjadi sebuah cara pendidikan yang efektif karena sejalan dengan
kesadaran manusia. Diharapkan melalui pemodelan

ini, siswa mampu

menggambarkan simbol dari realita dalam fisika yang dibuat sendiri dengan alat
penjelasan berupa grafik, rumusan matematika, dan diagram.
Proses pembelajaran fisika dengan MI, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan pengamatan empiris suatu fenomena yang berpusat pada
konteks nyata (kontekstual) sebagai dasar untuk mendapatkan dan memvalidasi
semua model. Berkaitan dengan dengan fenomena yang berpusat pada konteks
nyata (kontekstual), fenomena yang disajikan pada pembelajaran fisika konsep
listrik dinamis berupa aplikasi teknologi dalam rumah tangga. Untuk
mendapatkan dan memvalidasi model tersebut, siswa diberikan pemahaman
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

mengenai proses terjadinya fenomena fisika dengan melakukan penginderaan
sebanyak mungkin, mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen,
melakukan percobaan, mencatat data dan pola yang muncul dari peristiwa
tersebut, dengan demikian proses pembelajaran yang dilakukan mampu
memberikan pengalaman langsung, lebih menarik dan bermakna.
Diharapkan melalui cara ini dilatih mengidentifkasi dan memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya yang dapat dipecahkan dengan
teknologi. selai itu, siswa juga akan belajar memahami hubungan timbal balik
antara pekembangan teknologi dengan masyarakat, belajar mengunakan produk
teknologi dan sistem secara benar. Bahkan mereka akan belajar merancang dan
membuat karya teknologi sendiri. Selama proses pembelajaran, siswa belajar
bekerjasama dalam tim, bekerja mandiri dalam tim, mengemukakan dan
menerima pendapat secara argumentatif yang didukung fakta.
Beberapa hasil penelitian terdahulu telah membuktikan keefektifan
penerapan modeling instruction dalam pembelajaran fisika di SMA diantaranya:
Sawtelle et.al (2010), menunjukan bahwa MI berdampak positif pada efikasi diri
siswa. Hasil penelitian lain, Eric Brewe et.al (2008), bahwa metode MI
menunjukan adanya pergeseran sikap positif mahasiswa mengenai fisika di
universitas Colorado tahun akademik 2007/2008. Metode MI secara signifikan
mempengaruhi sikap positif siswa mengenai fisika, hasil ini didukung juga
dengan hasil wawancara dengan mahasiswa.

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

Kajian mengenai implementasi pendidikan tekonologi dasar dalam
pembelajaran fisika sudah dilakukan di Indonesia pada jenjang SMP. Chandra
(2010) melakukan kajian mengenai

efektivitas pembelajaran fisika melalui

pendidikan teknologi dasar (PTD) di sekolah menengah pertama (SMP), hasilnya
menunjukan bahwa pembelajaran fisika melalui PTD dapat meningkatkan
Kemampuan fisika lebih baik dibanding pembelajaran fisika non PTD, sehingga ia
menyimpulkan

bahwa

pembelajaran

fisika

melalui

PTD

lebih

efektif

meningkatkan kemampuan fisika dibandingkan dengan pembelajaran fisika
melalui non PTD.
Dari topik-topik yang ada dalam mata pelajaran fisika di SMA, dipilih
topik listrik dinamis. Listrik merupakan salah satu pokok bahasan dari materi
fisika SMA kelas X semester genap. Alasan dipilihnya topik ini karena listrik
dinamis dapat terlihat langsung di kehidupan sehari-hari namun pada
kenyataannya masih sulit dipahami siswa. Pada umumnya siswa kesulitan dalam
membedakan antara konsep kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri dan
paralel. Oleh karena itu agar siswa dapat memahami konsep-konsep dan hukumhukum fisika khususnya masalah rangkaian listrik, maka perlu diadakan penelitian
untuk mencari cara pembelajaran yang tepat, sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa
Berdasarkan uraian diatas, upaya meningkatakan kualitas pembelajaran
dengan

memperkenalkan

teknologi

dalam

proses

pembelajaran

melalui

pendidikan formal di sekolah perlu dikaji, oleh karena itu peneliti tertarik
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

mengimplementasikan MI dengan memberikan pendidikan teknologi dasar
didalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan pembelajaran fisika
yang berorientasi pemodelan dengan penyertaan teknologi di dalamnya (MI-PTD)
agar

dapat

mengakomodasi

siswa

memperoleh

pengalaman

langsung,

mengembangkan keterampilan berpikir dan peningkatan pengetahuan.
Melalui implementasi pembelajaran berbasis kajian tersebut siswa tidak
hanya sekedar hapal dan memahami konsep, tetapi siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan sikap ingin tahu, menggali, menjelaskan dan menganalisis
secara logis konsep fisika yang digunakan dalam teknologi tersebut. Selain itu,
untuk membentuk kesinambungan aplikasi teknologi dalam pembelajaran fisika
dan memberikan pengalaman dengan arah proses pengetahuan dan konteks yang
lebih luas dalam mengembangkan pengetahuan mengenai teknologi melalui
pembelajaran fisika.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah
efektivitas penggunaan pendidikan teknologi dasar pada pembelajaran listrik
dinamis melalui modeling instruction (MI-PTD) dalam meningkatan kemampuan
kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa?
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

1. Bagaimana peningkatan kemampuan kognitif siswa yang mendapatkan
pembelajaran listrik dinamis melalui modeling instruction dengan pendidikan
teknologi dasar (MI-PTD) dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran listrik dinamis tanpa pendidikan teknologi dasar (MI)?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang mendapatkan
pembelajaran listrik dinamis melalui modeling intruction dengan pendidikan
teknologi dasar (MI-PTD) dibandingkan dibandingkan dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran listrik dinamis tanpa pendidikan teknologi dasar
(MI)?
3. Bagaimana tanggapan siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika melalui
modeling intruction dengan pendidikan teknologi dasar (MI-PTD)?
Dengan memperhatikan aspek-aspek metodologi, kelayakan di lapangan,
dan keterbatasan yang ada pada peneliti, maka penelitian perlu dibatasi atau
difokuskan. Fokus pada penelitian ini adalah implementasi modeling instruction
dengan pendidikan teknologi dasar

pada konsep listrik dinamis untuk

meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa di kelas
X Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Kriteria efektivitas yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.5. Suatu
pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan < � > lebih tinggi
dibanding pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006)

2. Peningkatan kemampuan kognitif listrik dinamis diukur dari peningkatan
tes awal dan ahkir yang dibatasi pada aspek memahami (C2), menerapkan
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

(C3), dan menganalisis (C4) dengan materi listrik dinamis mencakup konsepkonsep: (1) alat ukur listrik, (2) hukum Ohm, (3) arus dan tegangan listrik, (4)
rangkaian listrik, dan (5) energy dan daya listrik.
3. Peningkatan keterampilan berpikir kritis diukur dari peningkatan tes awal
dan ahkir yang dibatasi pada aspek aspek berpikir kritis :(1) Induksi; (2)
Observasi dan kredibilitas sumber; (3) Deduksi; (4) Identifikasi asumsi.
4. Tanggapan siswa dijaring dengan sejumlah pernyataan melalui angket respon
siswa setelah diterapkan pembelajaran.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang diharapkan tercapai dari penelitian ini adalah mendapatkan
gambaran tentang efektivitas penggunaan pendidikan teknologi dasar pada
pembelajaran listrik dinamis melalui modeling instruction (MI-PTD) dalam
meningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini akan memberikan informasi mengenai proses
pengembangan pembelajaran fisika dengan MI-PTD dan bentuk tes keterampilan
berpikir kritis. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil dan
temuannya dapat dijadikan rujukan, koreksi atau studi awal dalam pengembangan
pembelajaran fisika

dengan pendidikan teknologi dasar (PTD). Selain itu,

manfaat praktis bagi siswa adalah memberi kesempatan untuk mengembangkan
sikap ingin tahu, menggali, menjelaskan dan menganalisis secara logis konsep
fisika serta memberikan pengalaman dengan arah proses pengetahuan dan konteks
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

yang lebih luas dalam mengembangkan pengetahuan mengenai teknologi.
Sedangkan bagi peneliti pendidikan fisika yang tertarik untuk mengembangkan
instrument kerampilan berpikir kritis, instrument yang digunakan dalam penelitian
ini dapat digunakan sebagai pembanding.

E. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam interpretasi, serta untuk
mendapatkan pengertian yang sama terhadap istilah yang digunakan pada judul
penelitian, maka istilah tersebut perlu dijelaskan sebagai berikut :
1) Keefektifan pembelajaran diukur dari peningkatkan rata-rata N-gain ()
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis.
2)

Modeling Instruction dalam pembelajaran fisika (MI) adalah pembelajaran
yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk mengamati fenomena
baru, mengidentifikasi variabel, merencanakan, melakukan, dan menganalisis
percobaan, menyajikan hasil eksperimen, kemudian “menginduksi” atau
mengeneralisasi model secara umum dengan langkah-langkahnya mengacu
pada “Teacher Guide Modeling Instruction In High School Physics 2006”.

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

3) Modeling Instruction dalam pembelajaran fisika dengan pendidikan tekonlogi
dasar (MI-PTD) adalah pembelajaran dengan memberikan kesempatan yang
lebih besar kepada siswa untuk mempelajari konsep kelistrikan yang
berhubungan dengan kehidupan dan pekerjaan dalam dunia teknologi,
menggunakan Modeling instruction standar sebagai dasarnya namum
ditambahkan muatan pendidikan teknologi dasar yang diintegrasikan pada
tahapan (1) deskripsi kualitatif terhadap fenomena; (2) perencanaan dan
kegiatan eksperimen; (3) ekstrapolasi dan penguatan. Unsur-unsur yang
diintegrasikan kedalam pembelajarannya meliputi: (1) teknologi dan
masyarakat, (2) penanganan produk teknologi, (3) perancangan dan
pembuatan produk teknologi.
F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
Asumsi yang diajukan dalam rencana penelitian ini adalah
1. Penerapan MI-PTD dengan tahapannya dapat memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan sikap ingin tahu, menggali, menjelaskan dan menganalisis
secara logis konsep fisika yang digunakan dalam teknologi dan membentuk
kesinambungan aplikasi teknologi sehingga dapat memberikan pengalaman
dengan arah proses pengetahuan dan konteks yang lebih luas dalam
mengembangkan pengetahuan mengenai teknologi melalui pembelajaran
fisika.
2. Penerapan MI-PTD dapat memfasilitasi terjadinya proses latihan berpikir untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11

Berdasarkan asumsi penelitian diatas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
1.

Penerapan MI-PTD dalam pembelajaran fisika lebih efektif untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan
penerapan MI.
( Ha1) ; Ha1

( µ x1> µ y1 ; α = 0,05 )

µ x1 = Rata-rata kemampuan kognitif siswa yang mendapatkan
pembelajaran MI-PTD.
µ y1 = Rata-rata kemampuan kognitif siswa yang mendapatkan
pembelajaran MI

2.

Penerapan MI-PTD dalam pembelajaran fisika lebih efektif untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan
penerapan MI
( Ha2) ; Ha2

( µ x2> µ y2 ; α = 0,05 )

µ x2 = Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang mendapatkan
pembelajaran MI-PTD
µ y2 =

Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang mendapatkan
pembelajaran MI

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian

ini

menguji

efektivitas

penggunaan

MI-PTD

dalam

pembelajaran fissika terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir
kritis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan
kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis digunakan metode quasi
eksperiment dengan desain “control group pretest-posttest design” (Fraenkel,
1993). Sedangkan metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan
siswa terhadap penggunaan MI-PTD. Pada desain ini menggunakan dua kelompok
yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen mendapatkan pembelajaran fisika dengan MI-PTD dan kelompok
kontrol dengan MI. Terhadap dua kelompok dilakukan tes awal dan tes akhir
untuk

melihat

peningkatan

kemampuan

kognitif

sebelum

dan

setelah

pembelajaran. Tes awal dan tes akhir juga diberikan pada kedua kelompok untuk
melihat keterampilan berpikir kritis setelah mendapatkan pembelajaran. Desain
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

53

Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelas
Eksperimen
Kontrol

Tes awal
O1 O2
O1 O2

Perlakuan
X1
X2

Tes akhir
O1 O2
O1 O2

Keterangan:
X1
X2
O1
O2

=
=
=
=

MI -PTD
MI
tes awal dan tes akhir kemampuan kognitif
tes awal dan tes akhir keterampilan berpikir ktitis

B. Subjek Penelitan
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X pada sebuah SMA
Negeri di Kota Pangkalpinang, yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa 190
orang. Subjek penelitian diambil dua kelas yang dipilih secara randomized control
sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pemilihan secara acak
didapatkan kelas X-2 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 31 orang
siswa dan kelas X-6 sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 30 orang siswa.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.

Tahap persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang modeling
instruction dalam pembelajaran fisika, pendidikan teknologi dasar,

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54

kemampuan kognitif, keterampilan berpikir kritis, dan konsep listrik
dinamis.
b. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
c. Melakukan validasi instrumen.
d. Melakukan uji coba dan analisis tes.
2.

Pelaksanaan
Melakukan uji coba tes, mengadakan tes awal pada kelompok eksperimen
dan kontrol untuk mengetahui kemampuan kognitif awal siswa tentang materi
listrik dinamis, menerapkan pembelajaran MI-PTD pada kelas eksperimen
dan pembelajaran pembelajaran MI pada kelas kontrol, melakukan observasi
keterlaksanaan model, memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir
kritis siswa setelah mendapat perlakuan, dan menyebarkan angket tanggapan
siswa terhadap penggunaan pembelajaran MI-PTD pada kelas eksperimen .

3.

Pengolahan dan Analisa Data
Menghitung gain yang dinormalisasi kemampuan kognitif, keterampilan
berpikir kritis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji
normalitas data gain yang dinormalisasi, melakukan uji homogenitas varians,
melakukan uji kesamaan dua rata-rata, serta melakukan analisis data angket
dan observasi.

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

55

D. Alur Penelitian
Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada
Gambar 3.1.
Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Studi Literatur: modeling instruction, PTD,
kemampuan kognitif, keterampilan berpikir kritis

Penyusunan Instrumen
1. Tes Kemampuan Kognitif
2. Tes keterampilan berpkir
kritis
3. Angket Siswa
4. Pedoman Observasi

Penyusunan Rencana
Pembelajaran MI-PTD

Validasi,Uji Coba, Revisi

Kelompok
Kontrol

Tes Awal
(pretest)

Kelompok
Eksperimen

Pembelajaran Fisika
MI

Tes Akhir
(Posttest)

Pembelajaran Fisika
MI-PTD

Angket Tanggapan
Siswa

Pengolahan dan
Observasi
Sunariyo, 2012
Analisis Data
Keterlaksanaan Listrik
Model Dinamis
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kesimpulan

Gambar 3.1. Alur Penelitian

56

E. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun
dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu:
1.

Tes Kemampuan Kognitif
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa terhadap
konsep yang diajarkan dalam bentuk pilihan ganda dengan lima pilihan
jawaban sebanyak 20 butir soal ranah kognitif. Tes ini untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa sebelum (tes awal) dan sesudah (tes akhir)
mendapatkan perlakuan. Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini
didasarkan pada tingkatan domain kognitif Bloom yang dibatasi pada
tingkatan domain pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4). Butir
soal tes kemampuan kognitif dikonsultasikan dengan dosen pembimbing,
dinilai oleh pakar, dan diujicobakan. Untuk kisi-kisi tes dan soal tes
kemampuan kognitif secara keseluruhan tertera pada lampiran B.

2.

Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Soal
tes keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan diadopsi dari Cornell
Critical Thinking Test Level X Fifht Edition Robert H. Ennis Jason Millman

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

57

yang terdiri dari 42 butir soal. Indikator tes untuk melihat keterampilan
berpikir kritis siswa dibatasi pada aspek (1) induksi; (2)Observasi dan
kredibilitas sumber; (3) deduksi; dan (4) Identifikasi asumsi. Untuk mengukur
keterampilan berpikir kritis siswa sebelum mendapat perlakuan MI-PTD dan
pembelajaran MI dilakukan tes awal sedangkan untuk mengukur kemampuan
keterampilan berpikir kritis siswa setelah mendapatkan perlakuan dilakukan
tes akhir. Butir soal tes ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, dinilai
oleh pakar, dan diujicobakan. Untuk kisi-kisi tes dan soal tes keterampilan
proses sains secara keseluruhan tertera pada lampiran B.
3.

Angket Tanggapan Siswa
Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa
terhadap penggunaan MI-PTD dalam pembelajaran fisika konsep listrik
dinamis. Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala
likert, dengan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

4.

Lembar Observasi
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran digunakan untuk
mengamati sejauh mana tahapan MI-PTD yang telah direncanakan terlaksana
dalam proses belajar mengajar. Observasi yang dilakukan adalah observasi
terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

58

Penelitian ini menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu
melalui tes, angket, dan observasi. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu
menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan
instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat
pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.
Teknik Pengumpulan Data
No

Sumber Data

Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Instrumen

1.

Siswa

Kemampuan kognitif
siswa sebelum dan
sesudah mendapat
perlakuan

Tes awal dan Tes
akhir

Butir soal pilihan
ganda yang memuat
kemampuan kognitif
listrik dinamis

2.

Siswa

Keterampilan
berpikir kritis siswa
siswa sebelum dan
sesudah mendapat
perlakuan

Tes awal dan Tes
akhir

3.

Siswa

Tanggapan siswa
terhadap
pembelajaran fisika
MI-PTD

Kuesioner

4.

Guru dan siswa

Keterlaksanaan
pembelajaran konsep
listrik dinamis
dengan MI-PTD

Observasi/pengamatan

Butir soal yang
memuat keterampilan
berpikir kritis yang
diadopsi dari Cornell
Critical Thinking
Test Level X Fifht
Edition Robert H.
Ennis Jason Millman
Angket yang memuat
pernyataanpernyataan yang
dapat menjaring
tanggapan siswa
terhadap kegiatan
pembelajaran
Pedoman observasi
aktivitas guru selama
pembelajaran sesuai
dengan RPP dan LKS
yang dikembangkan.

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

59

G. Teknik Analisis Tes
Analisis instrumen meliputi perhitungan Validitas Instrumen, Reliabilitas
Instrumen, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak digunakan.
1.

Validitas Instrumen
Validitas merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen

sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen yang
digunakan adalah uji validitas isi (content validity)

dan uji validitas yang

dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk mengetahui
validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (dosen fisika UPI)
terhadap tes kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kritis. Ada tiga orang
yang diminta untuk memberikan pertimbangan terhadap kesesuaian tiap butir soal
dengan konsep yang diukur dan indikator. Hasil pertimbangannya, butir soal yang
dibuat dinyatakan sesuai antara konsep yang diukur dengan indikator.
2.

Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang

dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dan satu pengukuran ke
pengukuran lainnya (Sugiyono, 2004). Artinya instrument yang realibel apabila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Pengujian realibilitas dilakukan dengan metode test-retest,
(Sugiyono:2004).

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

60

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product
Moment Pearson: (Arikunto, 2008).

=
Keterangan:





2−



2 �

2−

2

(3.1)

= koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
X

= skor item

Y

= skor total

N

= jumlah siswa

Koefisien korelasi selalu terdapat antara –1,00 sampai +1,00. Namun
karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat
mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan
adanya hubungan kebalikan antara dua variabel sedangkan koefisien positif
menunjukkan adanya hubungan sejajar antara dua variabel (Arikunto, 2008).
3.

Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung
dengan persamaan: (Arikunto, 2008).

Keterangan:

�=

(3.2)

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

61

P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks kesukaran suatu tes adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2008)
Tabel 3.3.
Kriteria Indeks Kesukaran
Batasan
Kategori
0,00 ≤ P < 0,30
Soal sukar
0,30 ≤ P < 0,70
Soal sedang
0,70 ≤ P ≤ 1,00
Soal mudah
(Arikunto, 2008)

4.

Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal bentuk pilihan
ganda digunakan persamaan: (Arikunto, 2008).
�=



=� −�

(3.3)

Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyak peserta kelompok atas
JB = banyak peserta kelompok bawah
BA = banyak kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyak kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

62

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Kategori daya pembeda suatu tes adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2002)
Tabel 3.4.
Kategori Daya Pembeda
Batasan
Kategori
0,00 ≤ D ≤ 0,20
Jelek
0,20 < D ≤ 0,40
Cukup
0,40 < D ≤ 0,70
Baik
0,70 < D ≤ 1,00
Baik sekali
Negatif
Tidak baik, harus dibuang
(Arikunto, 2008)

H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dimaksudkan untuk membuat penafsiran data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan kognitif, peningkatan keterampilan berpikir kritis,
efektivitas pembelajaran fisika MI-PTD dan tanggapan siswa terhadap
pembelajaran fisika MI-PTD. Data yang diperoleh dari angket dan observasi
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap
model pembelajaran dan melihat keterlaksanaan model serta aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Data peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir
kritis dianalisis dengan uji statistik. Dalam penelitian ini analisis data statistik
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

63

menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0, untuk melihat normalitas,
homogenitas varians, peningkatan kemampuan kognitif dan peningkatan
keterampilan berpikir kritis.
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only,
yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak
dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah
jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus :
S=∑R

(3.4)

dengan :
S = Skor siswa, R = Jawaban siswa yang benar

Untuk melihat peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir
kritis sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan
oleh Hake (1999) sebagai berikut:

Keterangan:

< � >=

<

>


−<

−<

>

>

(3.5)

= rata-rata skor tes akhir
= rata-rata skor tes awal
= rata-rata skor maksimum ideal
Rata-rata gain yang dinormalisasi diinterpretasikan untuk menyatakan
peningkatan kemampuan kognitif pada materi listrik dinamis dan keterampilan
berpikir kritis dengan kriteria seperti pada Tabel 3.5.
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

64

Tabel 3.5.
Kategori Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis
Batasan
Kategori
< � > > 0,7
0,3 ≤ < � > ≤ 0,7
< � > < 0,3

Tinggi
Sedang
Rendah

Sedangkan efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari perbandingan nilai
< � > kelas eksperimen yang menggunakan MI-PTD dan kelas kontrol yang

menggunakan MI. Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan
< � > lebih tinggi dibanding pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006).

Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.

Uji normalitas
Uji normalitas distribusi data dengan menggunakan One Sample

Kolmogorov Smirnov Test.
2.

Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan untuk melihat sama tidaknya varians-varians dua buah

peubah bebas dengan Levene Test
3.

Uji Hipotesis

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

65

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t satu ekor (one
tile) dengan taraf signifikan α = 0,05. Jika data berdistribusi normal dan homogen
maka digunakan uji statistik dengan rumus: (Uyanto, 2009)
=
−1

2+
+



−1

(3.6)

2

1

−2

+

1

Keterangan:
=

rata-rata gain kelompok eksperimen

=

rata-rata gain kelompok kontrol

nx =

jumlah sampel kelompok eksperimen

ny =

Jumlah sampel kelompok kontrol

S1 =

varians kelompok eksperimen

S2 =

varians kelompok kontrol

Kriteria pengujian dengan membandingkan taraf signifikansi hitungan P
dengan α = 0,05, jika taraf signifikansi hitungan lebih kecil dari 0,05, maka Ha
diterima atau dengan membandingkan tHitung > tTabel maka Ha diterima pada taraf
signifikansi (α = 0,05).
4.

Menghitung persentase hasil angket tanggapan siswa menggunakan rumus
(Sugiono, 2008).
%



=

� ℎ
� ℎ

� �



ℎ � �





100%

(3.7)

Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan
STS = 1, dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif (Sujana, 1989). Dalam
mengkategorikan persentase tanggapan siswa, dilakukan dengan cara:
Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

66

a. Menentukan persentase rentang (R) tanggapan
R = persentase maksimum – peersentase minimum
R = 100% -25% = 75%
b. Menentukan panjang kelas (P) dan tabel kategori tanggapan sisiwa
Panjang kelas tiap tanggapan ditentukan dari perbandingan panjang rentang
kelas (R) dengan banyaknya kategori (K) tanggapan.
�=

=

75%
= 18,75%
4

Berdasarkan panjang kelas tersebut, maka pengkategorian persentase
tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 3.6, sebagai berikut:
Tabel 3.6
Pengkategorian persentase tanggapan siswa
Batasan Persentase
Kategori
25,00% < % tanggapan siswa ≤ 43,75% Sangat Tidak Setuju ( sangat negatif)
43,75% < % tanggapan siswa ≤ 62,50%
Tidak Setuju ( negatif)
62,50% < % tanggapan siswa ≤ 81,25%
Setuju ( positif)
81,25% < % tanggapan siswa ≤ 100%
Sangat Setuju (sangat positif)

Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin mengetahui persentase sikap siswa
terhadap pembelajaran fisika MI-PTD pada konsep listrik dinamis di kelas X.
5. Analisis tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran yang
disajikan dilakukan dengan melihat jawaban setiap siswa terhadap pertanyaanpertanyaan kuesioner yang diberikan.
6.

Analisis data hasil observasi proses pembelajaran MI-PTD yang dilakukan
oleh guru selama proses pembelajaran.

Sunariyo, 2012
Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis
Melalui Modeling Instruction Dalam Meningkatan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

67

I.

Hasil Analisis Ujicoba Instrumen
Uji coba tes dilakukan pada siswa SMA kelas XI di salah satu sekolah di

Pangkalpinang. Soal tes kemampuan kognitif yang di ujicobakan berjumlah 25
butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan soal tes keterampilan berpikir kritis
berjumlah 50 butir soal dalam pilihan ganda. Analisis instrumen dilakukan untuk
menentukan realibilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
Perhi