PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING-GLUING) DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI.

(1)

dalam Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMPN 45 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh

Devi Lamria Hasibuan 0907466

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan

(

Cutting-Gluing

)

dalam Pembelajaran Mengubah Teks

Wawancara Menjadi Paragraf Narasi

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa

Kelas VII SMPN 45 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013)

Oleh

Devi Lamria Hasibuan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Devi Lamria Hasibuan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

oleh

Devi Lamria Hasibuan

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kelemahan dalam menulis akibat kurang maksimalnya penggunaan teknik pembelajaran yang ada sehingga diperlukan teknik pembelajaran yang dapat memotivasi dan merangsang ide kreatif siswa dalam menulis. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), yaitu sejauhmana teknik ini memberi memberi perbedaan nilai terhadap kemampuan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan penggunaan kelompok kontrol dan eksperimen sebagai sampel tes awal dan tes akhirnya. Penelitian ini berlandaskan teori yang memaparkan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) adalah salah satu teknik berlatih menulis yang paling elementer, sehingga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Data penelitian ini berupa penilaian terhadap paragraf narasi yang dihasilkan oleh siswa smp negeri 45 bandung yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian membuktikan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dapat memengaruhi kemampuan siswa dalam menulis yang dilihat dari adanya peningkatan nilai. Terdapatnya perbedaan nilai yang signifikan antara kemampuan menulis siswa yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kemampuan menulis siswa yang tidak menerapkan teknik tersebut.

Abstrack: this research is motivated by the weakness in writting due to less maximal use of existing learning techniques so that the necessary learning techniques that can motivate and stimulate the students' creative in writting. The purpose of this study is to describe the application of cutting-gluing technique, namely the extend of this technique gives a different value to students' ability. The method used in this study is quasi-experimental method with using control group and experimental group as the first test sample and the last test. This study is based on explaining of the theory that cutting-gluing technique is one of techniques most elementary in practise writting, so can help students in completing their assignments. The data of this study in the form of an assessment of the narrative paragraph produced by students of smp negeri 45 bandung is a sample. The results proved that the cutting-gluing technique can affect students' ability in writing as seen from the increase in value. The presence of significant difference between students' writing skills that apply cutting-gluing technique and the writing skills of students who are not applying these techniques.


(5)

DAFTAR ISI

hal LEMBAR PERSEMBAHAN ... LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Hipotesis ... 7

1.7 Definisi Operasional ... 8

BAB 2 IHWAL TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING-GLUING), PARAGRAF NARASI, DAN TEKS WAWANCARA ... 9

2.1 Ihwal Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 9

2.1.1 Kelebihan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 12

2.1.2 Kelemahan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 13

2.2 Ihwal Paragraf Narasi ... 14

2.2.1 Cara Menulis Paragraf Narasi ... 14

2.2.2 Cara Menilai Paragraf Narasi ... 16

2.3 Ihwal Teks Wawancara ... 16

2.3.1 Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi ... 18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Metode Penelitian ... 19

3.2 Sumber Data Penelitian ... 20

3.2.1 Populasi ... 20


(6)

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.3.1 Teknik Tes ... 21

3.3.3 Teknik Nontes ... 21

3.4 Instrument Penelitian ... 22

3.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 22

3.4.2 Tes ... 25

3.4.3 Lembar Observasi ... 31

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 34

3.5.1 Teknik Pengolahan Hasil Obeservasi ... 34

3.5.2 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes ... 35

3.6 Teknik Uji Hipotesis ... 38

BAB 4 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 39

4.2 Deskripsi Data KMTW-PN ... 39

4.2.1 Deskripsi Data Tes Awal Kelompok Kontrol ... 40

4.2.2 Deskripsi Data Tes Awal Kelompok Eksperimen ... 41

4.2.3 Deskripsi Data Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 43

4.2.4 Deskripsi Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 44

4.2.5 Deskripsi Data Hasil Observasi ... 46

4.3 Analisis Data KMTW-PN ... 48

4.3.1 Analisis Data Tes Awal ... 49

4.3.2 Analisis Data Tes Akhir ... 57

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 65

4.4.1 Uji Normalitas Hasil Tes Awal Kelompok Kontrol ... 66

4.4.2 Uji Normalitas Hasil Tes Awal Kelompok Eksperimen ... 68

4.4.3 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 70

4.4.4 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 72

4.4.5 Uji Homogenitas Hasil Tes Awal Kelompok Kontriol dan Kelompok Eksperimen ... 74

4.4.6 Uji Homogenitas Hasil Tes Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok Kontrol ... 74

4.5 Uji Hipotesis ... 75

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

BAB 5 PENUTUP ... 80

5.1 Simpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan beberapa jurnal pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 45 Bandung, kurang maksimalnya keterampilan menulis di sekolah tidak hanya terfokus pada kemampuan siswa saja, tetapi juga pada teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menulis yang ada. Pendapat beberapa guru dan dan artikel jurnal tersebut bisa dikatakan benar karena memang pemilihan teknik yang tepat dalam menyampaikan materi menulis akan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Motivasi siswa itulah yang akan menjadi kunci utama dalam membangun dan atau meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.

Teknik pembelajaran adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Terdapat banyak sekali teknik pembelajaran yang dapat diterapkan seorang guru di dalam kelas sehingga seorang guru harus mampu menentukan teknik yang tepat untuk diterapkan di kelas. Seorang guru yang mempunyai keterbatasan kemampuan dan penguasaan dalam disiplin ilmu ataupun tidak berkembang dalam memberi guruan yang variasi akan menciptakan proses pembelajaran yang monoton dan tidak menarik bagi siswa. Padahal teknik yang diterapkan dalam kelas akan memberi pengaruh besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Setiap teknik pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan seorang guru dalam memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam proses pembelajaran adalah tercapainya empat keterampilan berbahasa dalam diri siswa, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.


(8)

Namun, fenomena yang terjadi bukan lagi memusatkan keterampilan yang akan diterima oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, melainkan berpusat pada tuntasnya materi pembelajaran. Hal ini menyebabkan banyak guru yang menyampaikan materi pembelajarannya dengan menggunakan teknik yang dianggap paling mudah untuk dilaksanakan. Pembelajaran yang dianggap mudah untuk dilaksanakan dan kini sudah banyak diterapkan oleh para guru adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif kini seringkali digunakan oleh guru untuk menciptakan keadaan kelas yang menyenangkan dan lebih terkontrol. Padahal pembelajaran ini pun tidak luput dari berbagai kekurangan.

Pembelajaran kooperatif memiliki sifat kerja sama, berarti pembelajaran ini menuntut adanya sebuah kerja sama antarsiswa dalam sebuah kelompok. Kegiatan pembelajarannya difokuskan pada kemampuan siswa dalam kelompok, di mana siswa diharapkan mampu mengontrol dirinya secara pribadi dan mampu membaur dengan teman-temannya dalam kelompok. Hal inilah yang bisa menghambat kemampuan siswa secara individu. Siswa dengan kemampuan lebih bisa saja akan merasa malu untuk mengeksplor kemampuannya dan siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata pun akan merasa enggan untuk memberi pendapat karena lebih senang menyerahkan keputusan kepada teman dalam kelompok yang dianggap lebih baik dari dirinya. Pembelajaran ini sebenarnya cocok untuk diterapkan di kelas karena mampu mengajarkan siswa dalam hal bersosialisasi, tetapi pembelajaran ini pun dapat menghambat kemampuan siswa secara individu dalam hal penguasaan materi.

Selain teknik kelompok yang sudah dijelaskan, salah satu teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi adalah teknik ceramah. Teknik ceramah memang efektif dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa secara menyeluruh, tetapi teknik ini akan menghambat potensi dan kreatifitas yang dimiliki oleh setiap siswa karena siswa hanya akan menerima tanpa memberi pendapat atas pemahamannya sendiri. Padahal UU Sisdiknas No. 20/2003 Bab 1 pasal 1 (1) dengan jelas berbunyi bahwa “yang dimaksud


(9)

dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya”.

Merujuk pada UU Sisdiknas, maka sudah seharusnya seorang pengajar mampu merancang proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi dan kreatifitasnya masing-masing. Oleh karena itu, pembelajaran individual aktif sangat cocok untuk diterapkan di dalam kelas, karena pembelajaran ini tidak hanya membantu siswa dalam bersosialisasi dengan teman sejawatnya, tetapi juga akan membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran dengan baik secara individu.

Oleh karena itu peneliti berpendapat untuk menerapkan pembelajaran aktif dalam pembelajaran di sekolah. Machmudah (2008) mengatakan bahwa pembelajaran aktif diterapkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki. Hal yang diperlukan dalam pembelajaran aktif ini adalah kekreatifan seorang guru dalam penyampaian materi, yaitu dengan tidak menggunakan satu teknik saja, seperti hanya menggunakan teknik ceramah, tetapi juga menerapkan teknik pembelajaran lain yang lebih menarik dan memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugasnya.

Dari berbagai persoalan dalam menentukan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan, beberapa guru mengaku bingung memilih teknik yang cocok dalam pembelajaran menulis. Para guru berpendapat bahwa keterampilan menulis datang dari pribadi yang memang gemar menulis dan juga dengan banyaknya latihan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Alasan tersebut mendasari pemikiran para guru bahwa teknik apapun yang diberikan oleh guru akan menjadi sia-sia jika tidak tumbuh rasa gemar menulis dan latihan yang banyak dari dalam diri siswa itu sendiri. Pendapat para guru ini pun dapat menjadi salah satu alasan rendahnya mutu keterampilan menulis para siswa di sekolah.


(10)

Merujuk pada permasalahan tesebut, maka diperlukan suatu cara yang mampu menarik perhatian dan semangat siswa dalam menjalani proses pembelajaran menulis yang ada di sekolah. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menarik perhatian siswa pada pembelajaran menulis adalah dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) selama proses pembelajaran berlangsung.

Seperti namanya, teknik ini pun dilakukan dengan cara memotong dan merekatkan beberapa kalimat yang ada dalam sebuah teks. Pelaksanaannya yang terdengar mudah membuat teknik ini jarang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah karena banyak guru beranggapan bahwa teknik ini terlalu mudah untuk diterapkan oleh siswa SMP bahkan SMA. Para guru beranggapan bahwa teknik ini hanya cocok diterapkan pada tingkatan sekolah dasar saja, padahal teknik ini pun memiliki potensi yang baik dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang ada.

Rosida (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis resensi novel” menyimpulakan bahwa dapat mengajarkan serta meningkatkan kemampuan siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School selam proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, Anggraeni (2009) dalam penelitiannya

yang berjudul “Keefektifan Teknik Cutting-Glueing dalam Pembelajaran

Menulis Resensi Cerpen (Kuasi Eksperimen pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Bandung Tahun ajaran 2008/2009) pun mengaku berhasil dan menyarankan para guru mata pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia untuk menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ini dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya pada pembelajaran menulis resensi sastra. menerapkan teknik Cutting-Gluing pada tingkatan sekolah menengah atas dalam pembelajaran menulis resensi novel. Keberhasilan penelitian mereka dibuktikan dengan meningkatnya nilai tes siswa secara signifikan saat menerapkan teknik Cutting-Gluing dalam pembelajaran menulis resensi.


(11)

Salah satu kompetensi dasar keterampilan menulis yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengubah teks wawancara menjadi sebuah karangan narasi. Pembelajaran mengubah teks wawancara ini tidak hanya menuntut siswa untuk dapat mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung, tetapi juga menuntut siswa untuk dapat merangkai kalimat-kalimat tak langsung tersebut ke dalam bentuk narasi. Para guru menganggap siswa sudah mahir untuk mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung, tetapi siswa kurang mahir dalam hal merangkai kalimat-kalimat tak langsung tersebut untuk menciptakan sebuah paragraf yang koheren dan koherensi. Untuk itu, peneliti berpendapat untuk menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan mengamati perbedaan yang diberikan saat diterapkan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut:

a. guru masih kurang dalam hal persiapan, seperti pemilihan materi, teknik pembelajaran, ataupun menciptakan iklim pembelajaran;

b. siswa masih sulit mengganti kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung dengan ejaan yang benar;

c. siswa masih sulit merangkai dan menempatkan kalimat yang sudah diproses dengan tepat.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini.

a. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi sebelum mendapatkan materi pembelajaran?


(12)

b. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada kelompok kontrol sesudah mendapat materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa menerapkan teknik teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok eksperimen sesudah mendapat materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?

c. Bagaimana perbedaan nilai antara kelompok kontrol yang tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kelompok eksperimen yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi pada siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung?

1.4 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. a. Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi materi pembelajaran;

b. Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada kelompok kontrol sesudah mendapat materi pembelajaran tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kelompok eksperimen sesudah mendapat materi pembelajaran dan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing);

c. Untuk mengetahui perbedaan nilai antara kelompok kontrol yang tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kelompok eksperimen yang tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks


(13)

wawancara menjadi paragraf naratif siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian, maka terdapat beberapa manfaat praktis dalam penelitian ini yang dapat diterima oleh guru, siswa, calon peneliti, dan pembaca umum. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. hasil penelitian dapat menjadi alat untuk mengungkap manfaat dari pembelajaran aktif;

b. hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi guru dalam menentukan metode yang tepat untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran; c. hasil penelitian dapat menjadi materi pembelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya pada keterampilan menulis;

d. hasil penelitian dapat menjadi bahan pembelajaran siswa dalam menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan menarik;

e. hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya; f. hasil penelitian dapat langsung dimengerti dan dipraktikan oleh pembaca

dalam proses pembelajaran.

1.6 Hipotesis

Merujuk pada rumusan masalah dan landasan teori yang ada, maka jawaban sementara dari penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan nilai yang signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa yang tidak menerapkan teknik tersebut”.


(14)

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari bebarapa penafsiran, maka di bawah ini peneliti memberi beberapa definisi operasional.

a. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) adalah teknik untuk menyajikan isi teks wawancara dengan cara memotong beberapa kalimat langsung yang menjadi pokok teks wawancara dan merekatkan kembali potongan-potongan tersebut dalam bentuk kalimat tak langsung

b. Teks wawancara adalah percakapan tanya jawab antara pewawancara dan narasumber yang dikutip secara lengkap dalam bentuk tulisan

c. Paragraf Naratif adalah paragraf yang ditulis dengan cara menceritakan suatu hal secara runtun, yaitu paragraf yang mengisahkan isi teks wawancara yang di dalamnya terdapat unsur pelaku, waktu, dan tempat.


(15)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen semu dengan tujuan menguji hipotesis penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah pretest-postest

control group design, yaitu desain yang terdapat dua kelompok (kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol) yang pemilihannya dipilih secara random dan dalam hal ini peneliti menggunakan random kelas. Desain penelitian ini termasuk dalam jenis true experimental design, yaitu jenis eksperimen yang dalam pelaksanaannya peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Selain pemilihan sampelnya yang secara random, ciri utama dari eksperimen ini adalah adanya tes awal dan tes akhir dalam mengukur tingkat kemampuan sampel. Adapun pretest-postest control

group design yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Sampel Acak

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

E O1 X1 O2

K O3 X2 O4

(Sugiyono, 2012:76) Keterangan:

E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol

O1 : tes awal pada kelompok ekperimen O2 : tes akhir pada kelompok eksperimen


(16)

paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)

X2 : pemberian materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)

O3 : tes awal pada kelompok kontrol O4 : tes akhir pada kelompok kontrol

Desain penelitian di atas menggunakan dua kelompok yang berlaku sebagai kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) saat penelitian berlangsung, sedangkan kelompok kontrol tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) saat penelitian berlangsung.

3.2Sumber Data Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 45 Bandung. Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis, tepatnya dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

3.2.1 Populasi

Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Probability Sampling dengan jenis teknik Simple Random Sampling.

Teknik simple random sampling adalah teknik yang pengambilan sampelnya dilakukan secara acak dari sebuah populasi yang telah ditentukan tanpa memperhatikan tingkatan kemampuan yang dimiliki individu dalam populasi tersebut.

Oleh karena itu, sampel penelitian ini adalah dua kelas dalam populasi yang telah ditentukan, yaitu kelas VII I dan kelas VII L di


(17)

SMP Negeri 45 Bandung. Kelas VII I berlaku sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII L berlaku sebagai kelompok kontrol.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknis tes dan nontes.

3.3.1 Teknik tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes awal (pretest) dan test akhir (posttest).

Pertama, peneliti memberikan tes awal kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pemahaman awal kedua kelompok tersebut dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Kemudian peneliti memberikan tes akhir kepada kedua kelompok setelah kelompok eksperimen mendapat perlakuan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dan kelompok kontrol mendapat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

3.3.2 Teknik nontes

Teknik nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk observasi. Observasi dilakukan terhadapat dua objek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu guru dan siswa. Observasi ini dilakukan oleh tiga observer, yaitu Wiwi Wihaningsih, S.Pd. dan Hj. Suharti, M.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan B. Dinar Anggia selaku mahasiswa semester delapan sekaligus rekan praktikan peneliti di tempat penelitian berlangsung. Ketiga observer turut hadir saat proses perlakuan berlangsung dan memberi penilaian atas aktivitas guru dan siswa berdasarkan panduan penilaian yang terdapat dalam lembar observasi.


(18)

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian untuk mendukung proses pengumpulan data dan mengukur tingkat keberhasilan penelitian dalam hal proses. Instrumen penelitian yang digunakan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tes, dan lembar observasi (aktivitas guru dan siswa).

3.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, baik pada kelompok eksoereimen maupun pada kelompok kontrol. RPP pada kedua kelompok penelitian ini disusun untuk satu kali pertemuan, yakni 2 x 40 menit dan memuat beberapa unsur yang sama, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media yang digunakan, sumber belajar dan evaluasi. Hal yang membedakan RPP kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat pada skenario pembelajarannya.

Tabel 3.2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Awal

1. Guru memeriksa kesiapan siswa

2. Guru mengondisikan kelas dengan mengadakan apersepsi 3. Guru menyampaikan KD dan indikator pembelajaran 4. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang

akan diajarkan

10 menit

Kegiatan Inti Penggalan 1

1. Siswa belajar menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara saat tes awal (pretest) dilakukan

2. Siswa mengamati kelebihan dan kekurangan hasil pekerjaan mereka saat pretest secara keseluruhan yang


(19)

disampaikan oleh guru

3. Siswa menyimak materi memotong dan merekatkan (cutting-gluing) untuk mempermudah dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

4. Siswa belajar menarasikan teks wawancara yang terdapat dalam buku paket sebagai contoh penerapan teknik

cutting-gluing

5. Siswa belajar bertanya dengan bahasa yang baik dan benar mengenai materi memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dan cara menerapkannya

Penggalan 2

6. Siswa menarasikan kembali teks wawancara yang digunakan dalam pretest dengan menerapkan teknik

cutting-gluing

1.5.1 Siswa membaca teks wawancara yang diberikan guru secara cermat

1.5.2 Siswa melakukan proses memotong (cutting), yaitu memotong (dengan cara memberi tanda, seperti garis bawah) beberapa kata atau kalimat yang menjadi pokok isi teks wawancara

1.5.3 Siswa menyusun beberapa kata atau kalimat yang sudah dipotong dengan urutan yang baik

1.5.4 Siswa mengubah beberapa kalimat langsung

yang telah “dipotong” menjadi kalimat tak langsung

1.5.5 Siswa melakukan proses merekatkan (gluing), yaitu menempelkan (dengan cara menuliskan kembali beberapa kalimat tak langsung)

1.5.6 Siswa mengembangkan gabungan kalimat yang telah ditempel dengan memanfaatkan isi wawancara yang belum digunakan agar tercipta sebuah paragraf narasi yang baik

7. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru

20 menit

Kegiatan Akhir

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti

2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi

3. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa


(20)

Tabel 3.3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Awal

1. Guru memeriksa kesiapan siswa

2. Guru mengondisikan kelas dengan mengadakan apersepsi 3. Guru menyampaikan KD dan indikator pembelajaran 4. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang

akan diajarkan

10 menit

Kegiatan Inti Penggalan 1

1. Siswa belajar menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara saat tes awal (pretest) dilakukan

2. Siswa mengamati kelebihan dan kekurangan hasil pekerjaan mereka saat pretest secara keseluruhan yang disampaikan oleh guru

3. Siswa menyimak materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

4. Siswa belajar menarasikan teks wawancara yang terdapat dalam buku paket

5. Siswa belajar bertanya dengan bahasa yang baik dan benar mengenai materi pembelajaran yang sedang berlangsung Penggalan 2

6. Siswa menarasikan kembali teks wawancara yang digunakan dalam pretest

7. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru

40 menit

20 menit

Kegiatan Akhir

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti

2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi

3. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa


(21)

3.4.2 Tes

Tes adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang penting dalam penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis, yang terdiri dari tes awal dan tes akhir. Tes awal dan tes akhir memuat satu pertanyaan yang sama dari teks wawancara yang berbeda, tetapi memiliki tema dan keterbacaan yang sama. Tes awal dan tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.4 Alat Tes Penelitian

Tes Awal (pretest)

Pewawancara : “Assalamualaikum” Narasumber : “Walaikumsalam”

Pewawancara : “Kami dari siswa kelas 8H SMPN 1 Purwosari ingin mewawancarai Anda tentang prestasi Anda.”

Narasumber : “Oh, Silahkan”

Pewawancara : “Boleh kami tahu nama lengkap dan tempat tanggal lahir

Anda?”

Narasumber : “Tentu boleh. Nama saya Surya Nugraha. Saya lahir di Lembang, 28 Juni 1999

Pewawancara : “Apa yang memotivasi Anda untuk meraih prestasi di

sekolah?”

Narasumber : “Membahagiakan orang tua”

Pewawancara : “Bagaimana Anda mengatur waktu belajar setiap hari?” Narasumber : “Dengan merencanakannya sebelum belajar”

Pewawancara : “Siapa yang membimbing Anda ketika belajar di

rumah?”

Narasumber : “Tidak ada”

Pewawancara : “Mengapa Anda tertarik untuk mengikuti lomba ataupun

olimpiade?”

Narasumber : “Karena ingin mencoba dan mencari pengalaman baru” Pewawancara : “Kapan Anda meraih prestasi tertinggi untuk pertama kali

dikelas?”

Narasumber : “Kelas empat SD”

Kartu Soal

1. Bacalah teks wawancara yang disediakan oleh gurumu dengan cermat!

2. Narasikanlah teks wawancara tersebut dengan memperhatikan kalimat langsung dan kalimat tak langsung!


(22)

Pewawancara : “Dimana saja tempat belajar Anda selain disekolah?” Narasumber : “Di rumah dan di tempat les”

Pewawancara : “Apa saja prestasi yang pernah Anda raih di sekolah?” Narasumber : “Juara satu di kelas dan juara dua olimpiade biologi

tingkat kabupaten”

Pewawancara : “Oh, begitu. Terima kasih atas waktu dan jawabannya. Mohon maaf jika mengganggu aktivitas Anda.

Wassalamualaikum.”

Narasumber : “Ya, sama-sama. Walaikumsalam”

Sumber: http://yuby-idea.blogspot.com/2013/02/

contoh-teks-wawancara-dengan-siswa.html

dengan penyesuaian yang dilakukan peneliti

Tes Akhir (postest)

Wawancara di bawah ini dilakukan dengan seorang narasumber yang bernama Sony Ilham Wicaksono, salah seorang siswa berprestasi di SMPN 1 Bandung.

Pewawancara : ”Selamat Siang”

Narasumber : “Selamat siang, ada apa?”

Pewawancara : “Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda sebagai salah satu siswa berprestasi di

sekolah ini. Boleh kami minta waktunya sebentar?”

Narasumber :”Oh iya, silakan”

Pewawancara : “Anda merupakan salah satu siswa berprestasi di sekolah, metode belajar seperti apa yang Anda

pakai selama ini?”

Narasumber : “Tidak ada, saya hanya belajar seperti biasanya. Saya belajar tidak sambil menonton televisi, jadi

bisa lebih fokus”

Pewawancara : “Oh begitu, berapa lama Anda belajar setiap

harinya?”

Narasumber : “Ya kira-kira satu jam setiap harinya”

Pewawancara : “Apakah Anda juga mengikuti bimbingan belajar

tambahan di luar sekolah?”

Narasumber : “Iya”

Pewawancara : “Di mana Anda mengikuti bimbingan belajar dan mengapa Anda mengikuti Bimbingan belajar itu?” Narasumber : “Di R-Langga Purwosari, karena mendapat arahan

dari orang tua”

Pewawancara : “Apakah ada orang lain yang membantu Anda

dalam belajar di luar sekolah?”

Narasumber : “Tidak ada”

Pewawancara : “Apa yang memotivasi Anda untuk terus belajar

dengan giat dan berprestasi di sekolah?”


(23)

cita-cita menjadi seorang dokter, saya juga ingin

membahagiakan orang tua saya”

Pewawancara : “Wah cita-cita yang sangat mulia sekali. Apakah anda memiliki hobi yang akan mendukung cita-cita

tersebut?”

Narasumber : “Terima kasih, tetapi kalau untuk hobi saya tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunia

kedokteran, karena saya sangat suka melukis”

Pewawancara : ”Oh begitu yaa.. Kalau untuk pelajaran di

sekolah, mata pelajaran apa yang Anda suka?”

Narasumber : ”Matematika dan Fisika, karena saya sangat suka

berhitung”

Pewawancara : ”Adakah Guru di sekolah yang Anda sukai?” Narasumber : ”Ada. Saya suka guru Seni Budaya, karena beliau

bisa mengajar dengan santai di kelas dan

menganggap kami sebagai seorang teman”

Pewawancara : ”Sekian Pertanyaan dari saya, terima kasih telah meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan

dengan baik”

Narasumber : ”Ya, sama-sama”

Sumber: http://yuby-idea.blogspot.com/2013/01/

contoh-wawancara-dengan-siswa.html

dengan penyesuaian yang dilakukan peneliti

Penilaian pada tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini pun menggunakan aspek-aspek keterampilan menulis yang berkaitan dengan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Beberapa aspek dan pedoman penilaian dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.


(24)

Tabel 3.5 Format Penilaian

Aspek yang dinilai Skor Bobot

Skor Nilai

1 2 3 4

Kesesuaian narasi dengan teks wawancara 6

Ketepatan dalam mengubah kalimat

langsung menjadi tidak langsung 5

Kelengkapan informasi dalam narasi 4

Kelengkapan unsur narasi diikuti dengan

pola pengembangan yang baik 4

Kepaduan paragraf 3

Ketepatan ejaan dan tanda baca 2

Keefektifan kalimat 1

Jumlah 25

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian No Aspek yang

dinilai Kriteria Skor

1

Kesesuaian narasi dengan teks

wawancara

Sangat baik : Pengembangan ide baik, relevan dengan tema teks wawancara, isi narasi sesuai dengan teks wawancara, dan terdapat banyak informasi

Baik : Pengembangan ide cukup baik, relevan dengan tema teks wawancara, dan terdapat banyak informasi

Cukup : Pengembangan ide kurang, cukup relevan dengan tema teks wawancara, terdapat sedikit ketidaksesuaian antara teks wawancara dengan isi narasi, dan terdapat cukup informasi

Kurang : Pengembangan ide kurang,tidak relevan dengan tema teks wawancara, isi narasi tidak sesuai dengan teks wawancara, dan tidak terdapat informasi 4 3 2 1 2 Ketepatan dalam mengubah kalimat

Sangat baik: Sangat tepat dalam mengubah kalimat langsung menjadi kaliaata tidak langsung, yaitu penghilangan

tanda baca petik (“), kata ganti


(25)

langsung menjadi tidak langsung

orang, pilihan kata yang sesuai, dan ejaan yang memenuhi

Baik : Tepat dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu penghilangan tanda

baca petik (“) dan kata ganti orang

Cukup : Kurang tepat dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu penghilangan

tanda baca petik (“) tetapi tidak

mengganti kata ganti orang

Kurang : terdapat banyak ketidaktepatan dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu masih terdapat tanda baca petik

(“), kata ganti orang yang tidak

tepat, pilihan kata yang kurang sesuai, dan ejaan yang tidak memenuhi. 3 2 1 3 Kelengkapan informasi dalam narasi PRETEST

Sangat baik: Menuliskan lima informasi secara lengkap, yaitu (1) menyebutkan identitas Surya, (2) menyebutkan cara Surya mengatur waktu belajar, (3) menyebutkan tempat belajar Surya, (4) menyebutkan Awal mula Surya meraih prestasi, dan (5) menyebutkan prestasi yang pernah diraih Surya

Baik : Menuliskan empat informasi yang terdapat dalam teks wawancara Cukup : Menuliskan tiga informasi yang

terdapat dalam teks wawancara Kurang : Menuliskan kurang dari tiga

informasi yang terdapat dalam teks wawancara 4 3 2 1 Kelengkapan informasi dalam narasi POSTEST

Sangat baik: Menuliskan lima informasi secara lengkap, yaitu (1) menyebutkan identitas Sony, (2) menyebutkan metode belajar Sony, (3) menyebutkan tempat bimbingan belajar Sony, (4) menyebutkan cita-cita Sony, (5) menyebutkan pelajaran yang digemari Sony, dan Baik : Menuliskan empat informasi yang

terdapat dalam teks wawancara Cukup : Menuliskan tiga informasi yang

4

3


(26)

terdapat dalam teks wawancara Kurang : Menuliskan kurang dari tiga

informasi yang terdapat dalam teks wawancara

1

4

Kelengkapan unsur narasi diikuti dengan pola

pengembangan yang baik (urutan, penjelasan tentang proses, dan imajinatif/efek dramatis)

Sangat baik: Menuliskan empat unsur narasi secara lengkap, yaitu (1) tokoh, (2) alur, dan (3) latar, serta diikuti dengan pola pengembangan yang baik

Baik : Menuliskan dua unsur narasi dengan dua pola pengembangan yang baik Cukup : Menuliskan dua unsur narasi dengan

pola pengembangan yang kurang baik

Kurang : Menuliskan satu unsur narasi dengan pola pengembangan yang tidak baik

4

3

2

1

5 Kepaduan paragraf

Sangat baik: Terdapat kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas, kepaduan antarkalimat, kepaduan makna.

Baik : Hanya terdapat dua aspek kepaduan (misalnya kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas dan kepaduan antarkalimat

Cukup : Hanya terdapat satu aspek kepaduan (misalnya kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas)

Kurang : Tidak terdapat kepaduan antarkalimat 4 3 2 1 6 Ketepatan ejaan dan tanda baca

Sangat baik: Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan, tanda bacanya sudah baik, dan makna tersampaikan dengan baik

Baik : Cukup menguasai aturan penulisan, terjadi tiga kesalahan ejaan, terdapaan sedikit kesalahan tanda baca yang tidak menghamburkan makna

Cukup : cukup menguasai aturan penulisan, terjadi lebih dari tiga kesalahan ejaan yang tidak menghamburkan makna

Kurang : Tidak menguasai aturan penulisan, sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca, kalimat yang ditulis memiliki makna yang kabur atau

4

3

2


(27)

membingungkan

7 Keefektifan kalimat

Sangat baik: Menggunakan kalimat yang sangat efektif, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan makna, kecermatan penalaran, dan kelogisan bahasa

Baik : Hanya menggunakan empat aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna, kehematan makna, kecermatan penalaran, dan kelogisan bahasa)

Cukup : Hanya menggunakan tiga aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna, kehematan makna, dan kecermatan penalaran)

Kurang : Hanya menggunakan kurang dari tiga aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna dan kehematan makna)

4

3

2

1

3.4.3 Lembar Oservasi

Lembar observasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data penelitian ini. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keefektifan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam penerapannya di kelompok terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi yang dieksperimenkan oleh peneliti. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi ini diisi oleh dua observer Kedua lembar observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.


(28)

Tabel 3.7

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Aspek yang Dinilai Skor Nilai

1 2 3 4 Kemampuan Membuka Pelajaran:

a. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan disampaikan

b. Mengaitkan materi ajar yang sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan

c. Memberi acuan materi yang akan diajarkan Sikap dalam Proses Pembelajaran:

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Antusiasme mimik dalam penampilan

c. Mobilitas posisi tempat dalam kelas Penguasaan Materi Pembelajaran:

a. Penyampain keterkaitan materi menarasikan teks wawancara dengan materi pembelajaran yang lain

b. Penyampaian tujuan teknik cutting-gluing

kepada siswa

c. Penyampaian cara penerapan teknik

cutting-gluing dalam menarasikan teks wawancara

d. Kejelasan memberi contoh dalam menarasikan teks wawancara

e. Keterlibatan guru dalam membimbing siswa menyelesaikan tugas

Implementasi Langkah-Langkah Pembelajaran (Skenario):

a. Penyajian materi pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang tertuan dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu Penggunaan Media Pembelajaran:

a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media b. Tepat saat penggunaan

c. Terampil dalam mengoperasikan

d. Membantu kelancaran proses pembelajaran Evaluasi:

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang


(29)

Kemampuan Menutup Pelajaran:

a. Menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b. Memberi kesempatan bertanya c. Menugaskan ko-kurikuler

d. Menginformasikan materi ajar berikutnya Jumlah Rata-Rata

Ket. Skor: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik

Ket.

Tabel 3.8

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aspek yang Dinilai

Skor

Nilai 1

(0-25)

2 (26-50)

3 (51-75)

4 (76-100) Bertanya memakai bahasa

yang baik dan benar

Memberi tanggapan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung Keterlibatan siswa membantu temannya dalam menyelesaikan tugas

Aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas

Jumlah

Ket. Skor: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik


(30)

3.5 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.5.1 Teknik Pengolahan Hasil Observasi

Nilai yang dihasilkan oleh para observer dalam lembar observasi penelitian sudah memiliki kriteria penilaian tersendiri di setiap rentang nilai yang dihasilkan, sehingga pada proses pengolahan data lembar observasi peneliti hanya menjumlahkan nilai-nilai tersebut. Kualifikasi nilai observasi peneliti selaku gur dalam penelitian ini menggunakan penilaian skala empat (4), yaitu standar nilai yang biasa digunakan di sebuah perguruan tinggi. Sedangkan kualifikasi nilai observasi siswa menggunakan penilaian skala seratus (100), yaitu standar penilaian yang biasa digunakan di sekolah tempat penelitian berlangsung. Kualifikasi kedua nilai observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9

Kualifikasi Nilai Observasi Guru

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 4,00 – 3,50 Baik Sekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup

D 2,49 – 2,00 Kurang

E 1,99 – 1,50 Kurang Sekali

Tabel 3.10

Kualifikasi Nilai Obsevasi Siswa

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 100 – 90 Baik Sekali

B 89 – 80 Baik

C 79 – 75 Cukup

D 74 – 60 Kurang

E < 60 Kurang Sekali


(31)

3.5.2 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Pengolahan data hasil tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Menentukan penimbang untuk menilai data penelitian awal dan akhir

yang dikerjakan siswa di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah-langkah dalam penentuan penimbang adalah dengan menentukan jumlah penimbang dan menentukan kriteria penimbang.

b. Lembar jawaban siswa diperiksa oleh tiga penimbang

c. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol d. Mengisikan hasil penilaian tiga penimbang pada tabel

e. Menentukan nilai rat-rata tes awal dan tes akhir tiga penimbang dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

f. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara sebagai berikut.

∑dp2

=

(kekeliruan)

Setelah hasil setiap data didapatkan, data-data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam format ANAVA, seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini.


(32)

Tabel 3.11 Format ANAVA

Sumber variasi SS Dk Varian

Siswa/testi

SS

t

dt

2 N-1

Penguji

SSp d

2

p

K-1

Kekeliriuan

SS

kk

d

2

kk

(N-1) (K-1)

Setelah data dimasukkan ke dalam format ANAVA, reabilitas antarpenimbang pun dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

R = (Vt– Vkk) Vt

Kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam table guilford, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.12

Koefisien Korelasi Guilford

Koefisien Korelasi Interpretasi

0.80 < rxy < 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < rxy < 0,80 Validitas tinggi 0,40 < rxy < 0,60 Validitas sedang 0,20 < rxy < 0,40 Validitas rendah < rxy < 0,20 Validitas valid

(Subana dan Sudrajat, 2005:104)

g. Melakukan uji normalitas tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara sebagai berikut.

- Membuat daftar distribusi mean


(33)

Jumlah Kelas (k) = 1 + 3,3 log . n Panjang Kelas (p) =

- Menghitung mean

- Menentukan simpangan baku [standar deviasi (Sd)]

- Membuat daftar tabel fekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi - Menentukan derajak kebebasan (dk)

dk = k - 3 - Menentukan X2tabel

X2tabel = α . dk

- Menghitung thitung dengan menggunakan rumus chi-kuadrat

Hasil X2hitung tersebut akan dibandingkan dengan X2tabel pada taraf signifikansi 5% dan taraf kepercayaan 95% dan hasil data yang digunakan dapat dikatakan normal jika memiliki X2hitung < X2tabel.

h. Melakukan uji homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara sebagai berikut.

- Menentukan varian rata-rata tes awal dan tes akhir

Ket.:

Fhitung : nilai yang dicari Vb : varians terbesar Vk : varians terkecil Sd =

Ẋ =

X2hitung =


(34)

- Menentukan derajat kebebasan (db) db 1 = n – 1

bd 2 = n – 1

- Menentukan taraf signifikansi dan Ftabel yang dilihat pada tabel F. Kemudian membandingkan antara Fhitung dan Ftabel dan jika Fhitung < Ftabel maka data yang didapatkan dapat dikatakan homogen.

3.6 Teknik Uji Hipotesis

Setelah melewati seluruh rangkaian persyaratan pengujian hipotesis, maka pengujian hipotesis pun dapat dilakukan. Pengujian hipotesis ini dilakukan terhadap kedua kelompok objek penelitian atas hasil tes awal dan tes akhir yang sudah dilakukan. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara sebagai berikut.

- Membuat tabel mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir - Menghitung mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir

- Melakukan uji signifikansi dengan mencari thitung

- Menentukan derajat kebebasan dk = (nx + ny– 2)

- Membandingkan nilai antara thitung dan ttabel, jika thitung > ttabel maka data pengujian hipotesis diterima .


(35)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Tercapainya pembelajaran yang ideal di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang diharapkan mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan siswa. Merujuk pada permasalahan tersebutlah peneliti mengeksperimenkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana keefektifan teknik tersebut dalam memberi pengaruh terhadapa kemampuan siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut ini.

a. Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa saat tes awal di kelompok ekperimen dan kelompok kontrol masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berturut-turut adalah 64,90 dan 62,71.

b. Kemampuan menulis teks berita siswa saat tes akhir mengalami perubahan. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami perubahan berturut-turut sebesar 17,87 dan 13,23, dengan nilai rata-rata berturut-turut 82,77 dan 75,94. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) mampu memeroleh nilai jauh lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berpengaruh dalam kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.


(36)

tersebut menunjukkan bahwa teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dapat diterapkan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi karena dalam penelitiannyanya terdapat perubahan yang signifikan terhadap kemampuan menulis siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statistika dengan uji t pada tingkat signifikansi 95%, yaitu diperoleh nilai thitung sebesar 2,152 dan nilai ttabel sebesar 2,000 dengan perbandingan thitung dengan nilai ttabel adalah 2,152 > 2,000. Karena nilai thitung > ttabel, maka H0 (tidak terdapatnya perbedaan/perubahan) ditolak dan H1 (terdapatnya perbedaan/perubahan) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswwa kelompok kontrol dan kemampuan siswa kemopmpok eksperimen. Hal ini berarti kemampuan siswa pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) mampu memberi perubahan yang signifikan dalam pembelajaran digunakan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi, tetapi masih ditemukan siswa yang kurang memahami prinsip ejaan yang disempurnakan (EYD). Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para pembaca.

a. Bagi guru yang ingin menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran lainnya, hendaknya lebih kreatif lagi untuk memadukan teknik ini dengan teknik pembelajaran lain yang mempu mendukung perubahan kemampuan siswa yang jauh lebih baik, contohnya adalah dengan memadukannya dengan teknik copy the master.


(37)

(cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai penerapan teknik ini dalam pembelajaran lainnya untuk membuktikan perbedaan signifikan yang dihasilkan oleh teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), contoh pembelajaran yang dapat dijadikan bahan penelitian adalah pembelajaran merefleksikan isi puisi.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar.2011.Media Pembelajaran.cetakan ke-15.Jakarta:Rajawalli Pers.

Aryani, Sekar Ayu dkk.2008.Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani.

Dananjaya, Utomo.2011.Media Pembelajaran Aktif.Bandung:Nuansa.

Deporter, Bobbi.2009.Quantum Writer.Bandung:Kaifa.

Hasjim, Nafron.1979.Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.Jakarta:Sinar Hudaya.

Hernowo.2005.Quantum Reading.cetakan ke-5.Bandung:MLC

Huda, Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Isjoni.2012.Cooperatif Learning.cetakan ke-6.Bandung:Alfabeta

Kartini, Leni Mariana.2008.Penggunaan Teknik Wawancara Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Pada siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun ajaran 2007/2008.Bandung.

Kosasih, Engkos dan Wawan Hermawan.2012.Bahasa Indonesia Berbasis

Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal.Bandung:Thursina.

Kosasih, Engkos.2002.Kompetensi Ketatabahasaan.Bandung:Yrama Widya.

Riani, Tresna.2012.Efektifitas Strategi The Power Of Two Dalam Pembelajaran

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Lembang Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).Bandung.

Sugiono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.cetakan ke-17.Bandung:Alfabeta.


(39)

Wulansari, Tri.2008. Peningkatan Kecakapan Siswa Kelas Vii-G Dalam

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Dengan Teknik Alir Kalimat (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).Bandung

Zain, Aswan dan Syaiful.2010.Strategi Belajar Mengajar.cetakan ke-4.Jakarta.Rineka Cipta.


(1)

38

- Menentukan derajat kebebasan (db)

db 1 = n – 1 bd 2 = n – 1

- Menentukan taraf signifikansi dan Ftabel yang dilihat pada tabel F.

Kemudian membandingkan antara Fhitung dan Ftabel dan jika Fhitung

< Ftabel maka data yang didapatkan dapat dikatakan homogen.

3.6 Teknik Uji Hipotesis

Setelah melewati seluruh rangkaian persyaratan pengujian hipotesis, maka pengujian hipotesis pun dapat dilakukan. Pengujian hipotesis ini dilakukan terhadap kedua kelompok objek penelitian atas hasil tes awal dan tes akhir yang sudah dilakukan. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara sebagai berikut.

- Membuat tabel mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir

- Menghitung mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir

- Melakukan uji signifikansi dengan mencari thitung

- Menentukan derajat kebebasan

dk = (nx + ny– 2)

- Membandingkan nilai antara thitung dan ttabel, jika thitung > ttabel maka data

pengujian hipotesis diterima .


(2)

Devi Lamria Hasibuan, 2013

Penerapan Teknik Memotong Dan Merekatkan (Cutting-Gluing) Dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Tercapainya pembelajaran yang ideal di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang diharapkan mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan siswa. Merujuk pada permasalahan tersebutlah peneliti mengeksperimenkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana keefektifan teknik tersebut dalam memberi pengaruh terhadapa kemampuan siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut ini.

a. Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa saat

tes awal di kelompok ekperimen dan kelompok kontrol masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berturut-turut adalah 64,90 dan 62,71.

b. Kemampuan menulis teks berita siswa saat tes akhir mengalami

perubahan. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami perubahan berturut-turut sebesar 17,87 dan 13,23, dengan nilai rata-rata berturut-turut 82,77 dan 75,94. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) mampu memeroleh nilai jauh lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) berpengaruh dalam kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.


(3)

81

c. Berdasarkan hasil uji signifikansi diperoleh nilai thitung sebesar 2,152. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dapat diterapkan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi karena dalam penelitiannyanya terdapat perubahan yang signifikan terhadap kemampuan menulis siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan statistika dengan uji t pada tingkat signifikansi 95%, yaitu diperoleh nilai thitung sebesar 2,152 dan nilai ttabel

sebesar 2,000 dengan perbandingan thitung dengan nilai ttabel adalah 2,152 >

2,000. Karena nilai thitung > ttabel, maka H0 (tidak terdapatnya

perbedaan/perubahan) ditolak dan H1 (terdapatnya perbedaan/perubahan)

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswwa kelompok kontrol dan kemampuan siswa kemopmpok eksperimen. Hal ini berarti kemampuan siswa pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) mampu memberi perubahan yang signifikan dalam pembelajaran digunakan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi, tetapi masih ditemukan siswa yang kurang memahami prinsip ejaan yang disempurnakan (EYD). Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para pembaca.

a. Bagi guru yang ingin menggunakan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dalam pembelajaran lainnya, hendaknya lebih kreatif lagi untuk memadukan teknik ini dengan teknik pembelajaran lain yang mempu mendukung perubahan kemampuan siswa yang jauh lebih baik,


(4)

82

Devi Lamria Hasibuan, 2013

Penerapan Teknik Memotong Dan Merekatkan (Cutting-Gluing) Dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi

b. Penelitian ini terbatas pada penerapan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai penerapan teknik ini dalam pembelajaran lainnya untuk membuktikan perbedaan signifikan yang dihasilkan oleh teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), contoh pembelajaran yang dapat dijadikan bahan penelitian adalah pembelajaran merefleksikan isi puisi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar.2011.Media Pembelajaran.cetakan ke-15.Jakarta:Rajawalli Pers. Aryani, Sekar Ayu dkk.2008.Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta:Pustaka

Insan Madani.

Dananjaya, Utomo.2011.Media Pembelajaran Aktif.Bandung:Nuansa. Deporter, Bobbi.2009.Quantum Writer.Bandung:Kaifa.

Hasjim, Nafron.1979.Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.Jakarta:Sinar Hudaya. Hernowo.2005.Quantum Reading.cetakan ke-5.Bandung:MLC

Huda, Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Isjoni.2012.Cooperatif Learning.cetakan ke-6.Bandung:Alfabeta

Kartini, Leni Mariana.2008.Penggunaan Teknik Wawancara Dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Pada siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun ajaran 2007/2008.Bandung.

Kosasih, Engkos dan Wawan Hermawan.2012.Bahasa Indonesia Berbasis Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal.Bandung:Thursina.

Kosasih, Engkos.2002.Kompetensi Ketatabahasaan.Bandung:Yrama Widya. Riani, Tresna.2012.Efektifitas Strategi The Power Of Two Dalam Pembelajaran

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Lembang Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).Bandung. Sugiono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.cetakan

ke-17.Bandung:Alfabeta.


(6)

84

Devi Lamria Hasibuan, 2013

Penerapan Teknik Memotong Dan Merekatkan (Cutting-Gluing) Dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi

Wulansari, Tri.2008. Peningkatan Kecakapan Siswa Kelas Vii-G Dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Dengan Teknik Alir Kalimat (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).Bandung

Zain, Aswan dan Syaiful.2010.Strategi Belajar Mengajar.cetakan ke-4.Jakarta.Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing dalam pembelajaran menulis resensi novel

5 103 102

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

3 22 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 29

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI.

0 0 62

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 210

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI - repository UPI S IND 1104705 Title

0 0 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI KELAS VII SMP NEGERI 25 PEKANBARU

0 0 9