ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES : Survei Pada KAP di Bandung.

(1)

No. Daftar FPEB 444/UN.40.FPEB.1.PL/2012 ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE

BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES

(Survei Pada KAP Di Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : Tri Novi Fuji Lestari

NIM. 0801099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES

(Survei Pada KAP di Bandung)

Oleh Tri Novi Fuji Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Tri Novi Fuji Lestari 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN

ENGAGEMENT ATTRIBUTES (Survei Pada KAP di Bandung)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Tb. Aman F.,Ak,MM.Ak,CPA R. Nelly Nur Apandi, SE,M.Si NIP. 1955.07.20.1987.03.1.002 NIP. 1980.11.15.2008.01.2.010

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi FPEB UPI


(4)

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR

ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES (Survei Pada KAP di Bandung)

Oleh :

TRI NOVI FUJI LESTARI 0801099

Dosen Pembimbing :

Drs.H.Tb. Aman Faturachman., Ak.,MM.Ak,CPA R. Nelly Nur Apandi.,S.E.,M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi auditor mengenai faktor yang menentukan audit fee berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan penulis untuk ciri Client Attributes yaitu ukuran perusahaan klien, kompleksitas, resiko bawaan, profitabilitas, perputaran utang, dan jenis industri. Sedangkan indikator untuk ciri Auditor Attributes yaitu spesialisasi auditor, audit tenure, dan lokasi. Adapun indikator yang digunakan untuk ciri ketiga Engagement Attributes yaitu permasalahan audit, audit report lag, musim sibuk, dan jumlah laporan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang ada di Bandung. Berdasarkan teknik sampling purposive dan yang memenuhi syarat maka diambil sebanyak 11 Kantor Akuntan Publik. Analisis statistik yang digunakan adalah SmartPLS versi 2.0 M3.

Hasil pengujian terhadap penelitian ini dengan menghitung loading factor dan metode bootastrapping yaitu, yang pertama bahwa persepsi auditor berdasarkan client attributes faktor penentu audit fee mulai dari yang dominan sampai tidak dominan adalah size, kompleksitas, profitabilitas, resiko bawaan, industry, dan leverage & liquidity, yang kedua yaitu menyatakan bahwa persepsi berdasarkan auditor attributes faktor penentu audit fee dari yang dominan sampai tidak dominan adalah audit tenure, lokasi, dan spesialisasi auditor. Dan yang ketiga menyatakan bahwa persepsi auditor berdasarkan engagement attributes faktor penentu audit fee dari yang dominan sampai tidak dominan adalah audit report lag, busy season, audit problems dan musim sibuk.

Kata Kunci : Audit Fee, Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes


(5)

THE ANALYSIS OF AUDITORS PERCEPTION ABOUT DETERMINING FACTOR OF AUDIT FEE BASED ON CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR

ATTRIBUTES, AND ENGAGEMENT ATTRIBUTES (Survey on KAP in Bandung)

Written by :

TRI NOVI FUJI LESTARI 0801099

Supervisor :

Drs.H.Tb. Aman Faturachman., Ak.,MM.Ak,CPA R. Nelly Nur Apandi.,S.E.,M.Si

ABSTRACT

This research purposes to know how perception auditors about determining factors of audit fee based on Client Attributes, Auditor Attributes, and Engagement Attributes at The Public Accountant Firm residing in Bandung. In this research, the indicator that is used to characterize the Client Attributes are size, complexity, inherent risk, profitability, leverage and liquidity, and industry.

While the indicator to characterize the Auditor Attributes are auditor’s

specialization, audit tenure, and location. And the indicators to characterize the Engagement Attributes are audit problems, audit report lag, busy season, and number of reports.

The Method that is used in this research is a descriptive method. The population in this research is a public accountant in Bandung. Based on sampling techniques that saturated and qualified then it take about 11 offices of public accountant. SmartPLS ver 2.0 M3 are used as a Statistical analysis.

The result of this research with count the loading factor and bootstrapping method are, the first one that the perception of the auditor based on client attributes of audit fee determinants from which is very important to not important is size, complexity, profitability, inherent risk, industry, and leverage & liquidty, the second states that perception based on auditor attributes audit fee determinants from which is very important to not important is audit tenure, location, and specialization. And the third states that the perception of auditor engagement attributes based determinants of audit fee which is very important to not important audit report lag, busy season, audit problems and number of reports.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Auditing ... 11

2.1.1.1 Pengertian Auditing ... 11

2.1.1.2 Tujuan Auditing ... 12

2.1.1.3 Proses Audit ... 14

2.1.1.4 Jenis-jenis Audit ... 15


(7)

2.1.2 Persepsi ... 20

2.1.2.1 Pengertian Persepsi ... 20

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 21

2.1.2.3 Proses Terjadinya Persepsi ... 23

2.1.3 Audit Fee ... 24

2.1.3.1 Pengertian Audit Fee ... 24

2.1.3.2 Penentuan Audit Fee ... 26

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Fee ... 29

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 35

2.3 Hipotesis ... 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 41

3.2.2.1 Definisi Variabel ... 41

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 41

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 43

3.2.3.2 Sampel Penelitian ... 45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46


(8)

3.2.5.3 Partial Least Square (PLS) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 51

4.1.1.1 Profil Singkat Kantor Akuntan Publik ... 51

4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 60

4.1.1.3 Jasa yang Diberikan oleh Kantor Akuntan Publik ... 63

4.1.1.4 Karakteristik Responden ... 65

4.1.2 Uji Validitas Instrumen ... 72

4.1.3 Uji Reliabilitas Instrumen ... 74

4.1.4 Analisis dan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 75

4.1.4.1 Model Pengukuran Dimensi Client Attributes (CA) ... 78

4.1.4.2 Model Pengukuran Dimensi Auditor Attributes (AA) ... 79

4.1.4.3 Model Pengukuran Engagement Attributes (EA) ... 81

4.1.4.4 Model Pengukuran Variabel Audit Fee ... 82

4.2 Pembahasan ... 83

4.2.1 Client Attibutes ... 83

4.2.2 Auditor Attributes ... 85

4.2.3 Engagement Attributes ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 89

5.2 Saran ... 90


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 41

Tabel 3.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Bandung ... 44

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 45

Tabel 4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik ... 52

Tabel 4.2 Data Pendistribusian Kuesioner ... 53

Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia ... 66

Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 69

Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 71

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 73

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 75

Tabel 4.9 Tabel Bobot Faktor Dimensi Client Attributes ... 78

Tabel 4.10 Tabel Bobot Faktor Dimensi Auditor Attributes ... 80

Tabel 4.11 Tabel Bobot Faktor Dimensi Engagement Attributes ... 81

Tabel 4.12 Tabel Bobot Faktor Variabel Audit Fee ... 82

Tabel 4.13 Tabel Loading Factor Penentu Audit Fee Berdasarkan Client Attributes yang diurutkan ... 84


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 23

Gambar 2.2 Proses Terjadinya Persepsi ... 24

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 60

Gambar 4.2 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Usia ... 67

Gambar 4.3 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Gambar 4.4 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terkahir ... 70

Gambar 4.5 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 71

Gambar 4.6 Loading Factor Audit Fee ... 76


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SK Sidang

Lampiran 2. Surat penelitian

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 5. Output SPSS Uji Validitas

Lampiran 6. Output SPSS Uji Reliabilitas


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan ini menuntut setiap perusahaan untuk terus mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan harus selalu melakukan suatu perbaikan dalam kegiatan operasi perusahaan. Hasil operasi suatu perusahaan selama satu periode tertentu tercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan harus dievaluasi dengan cara dilakukannya pemeriksaan (audit) terhadap laporan keuangan perusahaan, yang tujuannya adalah untuk menilai apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara benar dan wajar. Disinilah peran audit dibutuhkan sebagai suatu jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor.

Auditing sendiri merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Siti Kurnia Rahayu dan Suhayati, 2009 : 1).

Profesi auditor merupakan suatu profesi yang menjadi kepercayaan masyarakat. Dalam menunjang profesionalismenya, auditor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tidak terlepas dari pedoman standar audit yang ditetapkan


(13)

2

oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Auditor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengaudit laporan keuangan dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai, sehingga ia mampu melaksanakan proses audit sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, yang kemudian sebagai balasan atas jasanya akan mendapatkan fee atau imbalan yang sesuai atas jasa profesional yang telah ia berikan kepada klien.

Audit Fee sendiri diartikan sebagai besarnya imbal jasa yang diterima oleh auditor akan pelaksanaan jasa audit. Imbalan jasa dihubungkan dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, nilai jasa yang diberikan bagi klien atau bagi kantor akuntan publik yang bersangkutan (Al Shammari et al, 2008). Selain itu, Iskak dalam Michell Suharli (2008) mengatakan bahwa audit fee adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan.

Pada tanggal 2 Juli 2008 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat Keputusan No. KEP. 024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Audit Fee. Dalam surat keputusan tersebut dijelaskan bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan besaran imbal jasa yang wajar sesuai atas jasa profesional yang telah diberikan.


(14)

3

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menetapkan suatu imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku. Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan auditor atau akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku.

Audit Fee sendiri di Indonesia masih menjadi perbincangan yang cukup panjang sampai saat ini, mengingat belum adanya peraturan yang menetapkan standar minimal audit fee yang akan diterima oleh auditor setelah melakukan tugasnya. Seperti halnya yang disebutkan dalam jurnal Michell Suharli (2008), yang mengatakan bahwa penetapan audit fee selama ini masih dilakukan secara subjektif, yang artinya ditentukan oleh salah satu pihak atau atas dasar kekuatan tawar-menawar antara akuntan publik dan klien dalam situasi persaingan akuntan publik. Hal ini memungkinkan penetapan fee yang terlalu rendah atau terlalu tinggi atas jasa yang diberikan, bergantung kepada kekuatan tawar-menawar tersebut.

Selain masih terjadi tawar-menawar harga, besarnya audit fee di Indonesia juga tidak tercantum secara transparan atau terperinci di dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Audit fee masuk kedalam pos beban umum dan administrasi dan ditulis dengan nama akun jasa professional. Terbukti dengan data yang penulis peroleh dari laporan keuangan 432 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya beberapa perusahaan yang mencantumkan


(15)

4

biaya audit secara terpisah dari akun jasa profesional yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Dari hal ini, terlihat fenomena belum adanya transparansi mengenai besaran audit fee di Indonesia, karena pada dasarnya di Indonesia memang belum ada ketentuan yang mengharuskan kantor akuntan publik yang mempublikasikan besarnya fee audit yang diterima sebagaimana praktek yang sudah berlangsung di negara-negara maju (Basioudis dan Fifi, 2004).

Penelitian sebelumnya mengenai audit fee telah dilakukan oleh David Hay (2006), University of Auckland Business School dalam jurnal “The Accumulated Weight of Evidence in Audit Fee Research”, menyebutkan bahwa faktor penentu audit fee dapat dilihat dari 3 (tiga) ciri. David Hay (2006) mengatakan ketiga ciri tersebut adalah ciri klien (client attributes), ciri auditor (auditor attributes), dan ciri penugasan (engagement attributes).

Menurut David Hay (2006),ciri klien (client attributes) merupakan salah satu penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan klien. Klien merupakan orang yang memperoleh layanan atau manfaat atas jasa professional yang diberikan oleh auditor. Ciri klien ini meliputi ukuran perusahaan klien (size), kompleksitas operasi klien (complexity), resiko bawaan (inherent risk), profitabilitas (profitability), perputaran utang (leverage and liquidity), dan jenis industri yang dimiliki oleh klien.


(16)

5

perusahaan, dan resiko inhenren atau bawaan. Dimana ketika ukuran perusahaan semakin besar, kegiatan operasi perusahaan akan semakin kompleks serta resiko inheren seperti salah saji dalam laporan keuangan bisa saja dapat terjadi sehingga semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, yang menyebabkan auditor harus lebih ketat dalam melakukan pengujian audit dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Selain itu, profitabiltas perusahaan klien juga menjadi salah satu faktornya. Menurut Toto Prihadi (2010 : 138) Profitabiltas adalah kemampuan menghasilkan laba. Perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung akan membayar biaya audit yang tinggi karena keuntungan yang tinggi akan membuat auditor melakukan pengujian yang ketat. Selain profitabilitas, yang harus diperhatikan adalah tingkat ukuran utang perusahaan. Perusahaan yang memiliki utang banyak beresiko lebih besar untuk terjerumus dalam kesulitan keuangan, sehingga auditor memerlukan kehati-hatian dalam pengujian audit yang akan membutuhkan biaya tinggi.

Ciri yang kedua yaitu ciri auditor (auditor attributes) merupakan faktor penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan auditor yang dilihat dari spesialisasi (specialization), waktu yang diperlukan untuk mengaudit (tenure), dan lokasi tempat mengaudit (location). Hay (2006) mengatakan bahwa jika lokasi atau jarak tempuh antara KAP dengan perusahaan klien berjarak sangat jauh maka akan membuat biaya audit semakin besar, karena dibutuhkan sarana dan prasarana dalam penugasan tersebut. Selain itu jika perusahaan klien yang diaudit memiliki kantor cabang di kota yang berbeda, maka akan menimbulkan biaya yang cukup


(17)

6

tinggi untuk mengaudit. Begitu juga jika auditor memiliki spesialisasi dalam mengaudit dalam industri tertentu, maka fee yang dibayarkan akan lebih tinggi mengingat adanya tambahan pengetahuan atau keahlian khusus yang auditor miliki. Dalam melaksanakan audit, auditor juga tidak terlepas dari audit tenure yaitu lamanya seorang auditor melaksanakan suatu audit di perusahaan klien. Semakin lama seorang auditor mengaudit di tempat klien yang sama, maka akan semakin paham mengenai lingkungan bisnis klien tersebut.

Ciri yang ketiga adalah ciri penugasan (engagement attributes) merupakan faktor penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan penugasan audit yang meliputi masalah audit (audit problems), jarak waktu antara tanggal neraca dan tanggal laporan audit (lag), busy season, dan jumlah laporan yang dibuat (number of reports). Penugasan seorang auditor yaitu untuk memecahkan permasalahan audit yang ada dalam perusahaan yang kemudian auditor akan mengungkapkan dan memberikan opini audit terhadap hasil auditannya. Dalam melaksanakan tugasnya auditor membutuhkan waktu dalam penyampaian laporan auditan. Laporan auditan yang harus dibuat auditor menentukan berapa luasnya penugasan audit dalam keadaan tertentu dan seberapa banyak jumlah laporan yang harus dibuat. Semua hal ini tidak terlepas dari fee yang diberikan oleh klien. David Hay (2006) juga mengatakan ketika penugasan audit terjadi dalam musim sibuk (seperti perusahaan dengan tanggal neraca 31 Desember), maka auditor yang menerima penugasan akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi karena membutuhkan konsentrasi dan fokus yang lebih besar terhadap penugasan


(18)

7

Peneliti lain yang mencoba melakukan penelitian yang sama mengenai audit fee, seperti Joshi dan Al-Bastaki (2000), melakukan penelitian di Bahrain yang mana audit fee untuk klien kantor akuntan publik masih belum terpublikasi seperti halnya di negara-negara maju. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, risiko, profitabilitas, dan kompleksitas operasi klien merupakan faktor-faktor yang menentukan besarnya audit fee. Wei Zhang dan Myrteza (1996), melakukan penelitian mengenai determinan audit fee di Australia. Sebanyak 243 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Australia dijadikan sampel dalam penelian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji variabel yang digunakan oleh Simunic (1980), yaitu faktor ukuran perusahaan, kompleksitas audit, waktu audit, kualitas audit dan risiko audit dapat mempengaruhi besarnya audit fee. Hasil penelitiannya secara individu ukuran perusahaan adalah faktor yang paling menentukan besarnya audit fee.

Al-Shammari et al. (2008) melakukan penelitian yang sama yaitu dengan menguji faktor-faktor penentu biaya audit di Kuwait. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa ada kesamaan faktor-faktor penentu biaya audit di Kuwait dan negara-negara lain yang sebelumnya diteliti. Lebih lanjut penelitian ini menjelaskan bahwa ukuran perusahaan dan kompleksitas klien merupakan faktor penentu audit fee yang paling penting. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Michell Suharli (2008) yang menyebutkan rasio konsentrasi auditor, ukuran KAP, ukuran auditee perusahaan, dan jumlah anak perusahaan sebagai faktor yang menentukan besarnya fee audit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang hasilnya signifikan yaitu rasio konsentrasi dan ukuran auditee


(19)

8

perusahaan, sedangkan dua variabel lainnya hasilnya tidak signifikan yaitu ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan jumlah anak perusahaan.

Dengan melihat penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, penulis merasa perlu untuk meneliti kembali mengenai audit fee. Penulis akan meneliti faktor penentu audit fee berdasarkan ketiga ciri yang dikatakan oleh David Hay (2006) namun dilihat dari persepsi seorang auditor, yang akan menetukan ranking dari faktor-faktor penentu besarnya audit fee. Hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang hanya menguji seberapa berpengaruh faktor-faktor tersebut dan mempunyai hasil yang signifikan sebagai penentu besarnya audit fee. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Bandung, dengan judul :

“Analisis Persepsi Auditor Mengenai Faktor Penentu Audit Fee Berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penting dalam menentukan audit fee berdasarkan perspektif client attributes ?


(20)

9

3. Bagaimana persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penting dalam menentukan audit fee berdasarkan perspektif engagement attributes?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan bagi penulisan penelitian sebagai salah satu syarat dalam menempuh gelar Sarjana Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, di Universitas Pendidikan Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting berdasarkan persfektif client attributes

2. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting berdasarkan persfektif auditor attributes

3. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting dalam menentukan audit fee berdasarkan persfektif engagement attributes


(21)

10

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dalam kegunaan teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai faktor-faktor penting dalam menentukan audit fee. Mengingat masih belum banyak penelitian mengenai hal tersebut khususnya di Indonesia, maka diharapkan penelitian ini mampu memberikan referensi terhadap penelitian selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Dalam kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi manajemen perusahaan dalam memahami audit fee, sehingga manajemen dapat membayar audit fee secara rasional dan tidak merugikan auditor. Hasil penelitian ini juga diharapkan dijadikan acuan oleh auditor ketika menerima penugasan audit, sehingga auditor dapat menetapkan fee secara profesional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan penentuan audit fee.


(22)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penentu audit fee. Faktor-faktor penentu yang diteliti adalah faktor yang berkenaan dengan client attributes, auditor attributes, dan engagement attributes. Penelitian ini dilakukan pada 11 Kantor Akuntan Publik di daerah Bandung.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249), pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut :

“Desain Penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti

dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan survei melalui memberikan kuesioner kepada Supervisor/Partner di 11 Kantor Akuntan Publik Bandung. Berdasarkan metode ini, aspek-aspek yang berkaitan diteliti secara seksama, sehingga diperoleh data yang mendukung masalah ini. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti.


(23)

41

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:10) variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Variabel penelitian pada dasarnya suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 59). Disamping berfungsi sebagai pembeda, variabel-variabel juga berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit fee.

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Untuk memahami penggunaan variabel dan menentukan data apa yang akan diperlukan untuk memudahkan dalam pengukurannya, maka variabel tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam penjabaran konsep sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item

 Ciri Klien (Client Attributes)

 Ukuran Perusahaan klien (Size)  Kompleksitas

Ordinal 1


(24)

42 Fee Audit (X) Sumber : Theodorus M. TuanaKotta (2011)

 Ciri Auditor (Auditor Attributes)  Ciri Penugasan (Engagement Attributes) (Complexity)  Resiko bawaan

dalam perusahaan (Inherent risk)  Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Profitability)  Perputaran Utang

(Leverage and liquidity)

 Jenis 42ndustry klien (Industry)

 Spesialisasi auditor

(Specialization)  Lamanya waktu

dalam mengaudit (Tenure)

 Jarak tempuh antara KAP dengan

perusahaan klien (Location)

 Permasalahan audit dalam perusahaan (Audit problems) Ordinal Ordinal 3 4 5 6 7 8 9 10 11


(25)

43

 Waktu penyampaian laporan audit (Audit Report Lag)

 Musim Sibuk auditor (Busy season)

 Jumlah laporan yang

dibutuhkan (Number of reports)

12

13

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri-cirinya akan diteliti. Populasi menurut Sugiyono (2012 : 115) yaitu: “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.


(26)

44

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kantor Akuntan Publik yang ada di daerah Bandung dan responden dalam penelitian ini adalah Supervisor/Partner Kantor Akuntan Publik. Alasan diambilnya Supervisor/Partner adalah karena memiliki kemampuan dan pengalaman yang kompeten sebagai seorang auditor, baik dari sudut pandang pengetahuan maupun praktek, sehingga dapat memberikan pendapat yang lebih objektif. Adapun tabel populasi penelitian berdasarkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Direktory KAP dan AP tahun 2012, terdaftar 28 KAP di Kota Bandung yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Kantor Akuntan Publik di Bandung

No Nama KAP No.KM Izin KAP

1 KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS KEP-216/KM.6/2002

2 KAP. Drs. Atang Djaelani KEP-047/KM.1/2000

3 KAP. Drs. Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998

4 KAP. Drs Dadi Muchidin KEP-056/KM.17/1999

5 KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan KEP-350/KM.17/2000 6 KAP. Ekamasni, Bustaman & Rekan KEP-021/KM.5/2005

7 KAP. Drs. Gunawan Sudrajat KEP-588/KM.17/1998

8 KAP. H.E.R Suhardjadinata, Dr, Ak, MM KEP-038/KM.6/2004

9 KAP. Heliantono & Rekan KEP-147/KM.5/2006

10 KAP. Drs. Jajat Marjat 13/KM.1/2011

11 KAP. JojoSunarjo, Ruchiat, & Arifin KEP-362/KM.5/2005 12 KAP. Drs. Joseph Munthe, Ms. Ak KEP-197/KM.17/1999

13 KAP. Karel, Widyarta KEP-269/KM.17/1999

14 KAP. Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih KEP-1032/KM.17/1998

15 KAP. La Midjan & Rekan KEP-1103/KM.17/1998

16 KAP. Moch Zainuddin & Sukmadi 918/KM.1/2010 17 KAP. DR. Moh Mansur SE. MM. Ak 1338/KM.1/2009

18 KAP. Peddy HF. Dasuki 472/KM.1/2008

19 KAP. Drs. R. Hidayat Effendy KEp-237/KM.17/1999 20 KAP. Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008


(27)

45

22 KAP. Sabar, CPA 842/KM.1/2011

23 KAP. Drs. Sahat P. Situmorang KEP-279/KM.6/2002 24 KAP. Sanusi, Supardi & Soegiharto KEP-949/KM.17/1998 25 KAP. Sugiono Paulus, SE., Ak., MBA KEP-077/KM.17/2000 26 KAP. Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003 27 KAP. Wisnu B. Soewito & Rekan 1273/KM.1/2011

28 KAP. Dra. Yati Ruhiyati KEP-605/KM.17/1998

Sumber : IAPI (2012)

3.2.3.2 Sampel Penelitian

Untuk memudahkan penelitian, maka perlu ditetapkan sampel yang merupakan sebagian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan dari sampel yang diambil. Sugiyono (2012 : 116) mengatakan sebuah sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive. Menurut Sugiyono (2012 : 122), ”Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun Kantor Akuntan Publik yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu dicantumkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik No.KM Izin KAP

1 AF. Rachman & Soetjipto KEP-216/KM.6/2002

2 Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998

3 H.E.R Suhardjadinata KEP-038/KM.6/2004 4 Koesbandijah, Beddy Samsi &

Setiasih (KBS)


(28)

46

8 Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008 9 Ronald Haryanto, Drs. KEP-051/KM.17/1999 10 Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003

11 Wisnu B. Soewito 1273/KM.1/2011

Sumber : Data IAPI yang diolah, 2012

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data primer yang diperlukan mengenai masalah yang diteliti dengan cara memberikan kuesioner kepada auditor di Kantor Akuntan Publik mengenai faktor penentu audit fee.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan mengenai variabel penentu audit fee adalah kuesioner. Dari kuesioner tersebut didapat data berupa data berskala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah kegiatan mengelompokkan data, mentabulasi data. Dan menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010:206).


(29)

47

3.2.5.1Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012 : 172) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas tiap butir pernyataan kuesioner menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2012 : 356). Rumus untuk menghitung koefisien korelasi Rank Spearmen adalah :

ρ = 1

-

Dimana ρ : koefisien korelasi Rank Spearmen bi : selisih tiap rank

n : banyaknya pasangan data

3.2.5.2Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012 : 173).

J i k a a l a t u k u r d i n y a t a k a n v a l i d ,

m a k a b e r i k u t n y a a l a t u k u r t e r s e b u t


(30)

48

k o n s i s t e n s i s u a t u a l a t p e n g u k u r d i

d a l a m m e n g u k u r g e j a l a y a n g s a m a .

S e t i a p a l a t p e n g u k u r s e h a r u s n y a

m e m i l i k i k e m a m p u a n u n t u k

m e m b e r i k a n h a s i l p e n g u k u r a n y a n g

k o n s i s t e n ( H u s e i n U m a r , 2 0 0 3 : 8 0 ) .

D a l a m p e n e l i t i a n i n i p e n u l i s

m e n g g u n a k a n t e k n i k d a r i C r o n B a c h

d a l a m m e n g u j i r e l i a b i l i t a s i n s t r u m e n . T e k n i k d a r i C r o n b a c h d i g u n a k a n u n t u k

m e n c a r i r e l i a b i l i t a s i n s t r u m e n y a n g

s k o r n y a b u k a n 0 - 1 , t e t a p i m e r u p a k a n

r e n t a n g a n a n t a r a b e b e r a p a n i l a i ,

m i s a l n y a 0 - 1 0 a t a u 0 - 1 0 0 , a t a u b e n t u k s k a l a 1 - 3 , 1 - 5 , a t a u 1 - 7 , d a n s e t e r u s n y a

d a p a t m e n g g u n a k a n k o e f i s i e n a l p h a (α )

d a r i C r o n b a c h . R u m u s n y a a d a l a h

s e b a g a i b e r i k u t :

[ ] [ ] dimana :


(31)

49

k = b a n y a k n y a b u t i r

p e r t a n y a a n

σt2 = v a r i a n t o t a l

= j u m l a h v a r i a n b u t i r

Jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian setiap butir, kemudian dijumlahkan. Rumus varian yang digunakan adalah sebagai berikut :

=

dimana,

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

3.2.5.3Partial Least Square (PLS)

Menurut Imam Ghazali (2011 : 18) Partial Least Square (PLS) merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Tujuan Partial Least Square (PLS) adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah model pengukuran atau outer model. Dengan rumus sebagai


(32)

50

Dimana : AVE = average variance extracted

2 = composite reliability

Var( i) = 1 - λ i2

Sedangkan rumus untuk mencari composite reliability adalah sebagai berikut :

Dimana : ρ c = composite reliability λ i2 = component loading Var( i) = 1 - λ i2

Data-data yang didapat dari hasil tabulasi akan dimasukkan sesuai rumus diatas dengan menggunakan smartPLS versi 2.0 M3 yang akan menghasilkan :

1. nilai loading factor dari setiap indikator yang kemudian hasilnya akan di analisis untuk mendapatkan suatu faktor yang dominan yang akan diurutkan dari yang paling dominan sampai tidak dominan dari ketiga dimensi variabel audit fee.

2. metode bootstrapping yaitu dengan menguji reliabilitas dari konstruk indikator yang diteliti, dimana indikator yang memiliki nilai loading factor < 0,5 akan di drop dari model, sedangkan composite reliability yang dianggap memuaskan adalah > 0,7.

2 2

AVE

var( )

i

i i i

 

2 2

(

)

(

)

var( )

i

i

i

c

i


(33)

51

3. Dalam metode ini akan dihasilkan nilai thitung, dimana akan dikatakan

bahwa indikator yang digunakan mampu merefleksikan variabel audit fee jika nilai thitung > tkritis yaitu lebih besar dari 1,96.


(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan analisis persepsi auditor mengenai faktor penentu fee audit berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes pada 11 Kantor Akuntan Publik di Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Client attributes merupakan dimensi yang dominan dalam menentukan audit fee. Client attributes yang terdiri dari enam indikator dapat diurutkan dari hasil yang dominan sampai yang tidak dominan sebagai faktor penentu audit fee adalah size, kompleksitas, profitabilitas, resiko bawaan, industri, dan leverage liqudity.

2. Auditor attributes yang terdiri dari tiga indikator dapat diurutkan dari hasil yang sangat penting sampai yang tidak begitu penting sebagai faktor penentu audit fee adalah yaitu audit tenure, lokasi, dan spesialisasi auditor.

3. Engagement attributes yang terdiri dari empat indikator dapat diurutkan dari hasil yang sangat penting sampai tidak begitu penting sebagai faktor penentu audit fee adalah audit report lag, musim sibuk, permasalahan audit (audit problems), dan jumlah laporan.


(35)

90

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya guna menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee audit harus tetap berpedoman pada ketentuan yang telah diatur oleh IAPI.

2. Perusahaan perlu mempublikasikan tarif fee audit kedalam laporan keuangan sebagai salah satu bentuk transparansi.

3. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya memperluas lingkup penelitian dengan memperbanyak jumlah sampel yang akan diteliti, menambah faktor-faktor lain yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktor penentu fee audit di Indonesia, mengambil objek penelitian selain kota Bandung atau Indonesia, responden lebih beragam dan karakteristik responden lebih dikhususkan agar tujuan dari penelitian dapat tercapai secara optimal.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Al Shammari, et al. (2008). “Determinants of Audit Fees in Kuwait”. Journal Academy Business Economics. Vol 8.

Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Arens, Alvin & James. (2006) .Auditing Edisi Indonesia,Alih bahasa oleh Amir. Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.

Atkinson, Rita L. (2002). Pengantar Psikologi Edisi 11 Jilid I. Batam : Interaksa.

B. Santoso, Purbayu & Azhari. (2005). Analisis Statistik Dengan Ms. Excel & SPSS. Yogyakarta : Andi.

Basioudis, et al. (2004). “The Market For Professional Services in Indonesia”. International Journal of Auditing. Vol 8. p. 153-164.

Bursa Efek Indonesia. (2011). Laporan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Bursa Efek Indonesia.

Cameran. (2005). “Audit Fess and the Large Auditor Premium in the Italian Market”. International Journal of Auditing. Vol.9.p. 129-146.

David Hay. (2006). “The Accumulated Weight of Evidence in Audit Fee Research”. sumber internet.

Ghozali, Imam. (2011). Structural Quation Model Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS) Edisi 3. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Holmes, Arthur W.,and Burns, David C. (1979). Auditing Norma dan Prosedur. Jakarta : Erlangga.

Husein, Umar. (2003). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta : Ghalian Indonesia.


(37)

92

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntandi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. (2009). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Bandung : Graha Ilmu.

Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2007). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : CV. Alfabeta. Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Robbins, Stephen P.(2007). Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Prentice Hall.

Robbins, Stephen P.(2011). Perilaku Organisasi Buku 2 Edisi Kedua Belas. Jakarta : Salemba Empat.

Sawir, Agnes. (2008). Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sofia, Khalida. 2011. Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor. Publikasi Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana. (2004). Statistika Edisi Kelima Jilid I. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suharli, Michell , et al. (2008). “Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit : Investigasi Pada BUMN”. JAAI. Vol. 12 No. 2. p. 132-150.

Thoha, Miftah. (1998). Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Tuanakotta, Theodorus M. (2011). Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta : Salemba Empat.


(38)

93

P.L Joshi and Hasan Al-Bastaki. (2000). “Determinants of Audit Fees : Evidence From the Companies Listed in Bahrain”. International Journal of Auditing. Vol 4.p. 129-138.

Ming –Wei Zhang and Steven Myrteza. (1996). “The Determinants of Audit Fees : Australian Perspective”. Asian Review Accounting. Vol 4.p. 81-97.


(1)

51

3. Dalam metode ini akan dihasilkan nilai thitung, dimana akan dikatakan

bahwa indikator yang digunakan mampu merefleksikan variabel audit fee jika nilai thitung > tkritis yaitu lebih besar dari 1,96.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan analisis persepsi auditor mengenai faktor penentu fee audit berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes pada 11 Kantor Akuntan Publik di Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Client attributes merupakan dimensi yang dominan dalam menentukan audit

fee. Client attributes yang terdiri dari enam indikator dapat diurutkan dari hasil yang dominan sampai yang tidak dominan sebagai faktor penentu audit fee adalah size, kompleksitas, profitabilitas, resiko bawaan, industri, dan leverage liqudity.

2. Auditor attributes yang terdiri dari tiga indikator dapat diurutkan dari hasil yang sangat penting sampai yang tidak begitu penting sebagai faktor penentu audit fee adalah yaitu audit tenure, lokasi, dan spesialisasi auditor.

3. Engagement attributes yang terdiri dari empat indikator dapat diurutkan dari hasil yang sangat penting sampai tidak begitu penting sebagai faktor penentu audit fee adalah audit report lag, musim sibuk, permasalahan audit (audit problems), dan jumlah laporan.


(3)

90

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya guna menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee audit harus tetap berpedoman pada ketentuan yang telah diatur oleh IAPI.

2. Perusahaan perlu mempublikasikan tarif fee audit kedalam laporan keuangan sebagai salah satu bentuk transparansi.

3. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya memperluas lingkup penelitian dengan memperbanyak jumlah sampel yang akan diteliti, menambah faktor-faktor lain yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktor penentu fee audit di Indonesia, mengambil objek penelitian selain kota Bandung atau Indonesia, responden lebih beragam dan karakteristik responden lebih dikhususkan agar tujuan dari penelitian dapat tercapai secara optimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Al Shammari, et al. (2008). “Determinants of Audit Fees in Kuwait”. Journal Academy Business Economics. Vol 8.

Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Arens, Alvin & James. (2006) .Auditing Edisi Indonesia,Alih bahasa oleh Amir. Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.

Atkinson, Rita L. (2002). Pengantar Psikologi Edisi 11 Jilid I. Batam : Interaksa.

B. Santoso, Purbayu & Azhari. (2005). Analisis Statistik Dengan Ms. Excel & SPSS. Yogyakarta : Andi.

Basioudis, et al. (2004). “The Market For Professional Services in Indonesia”. International Journal of Auditing. Vol 8. p. 153-164.

Bursa Efek Indonesia. (2011). Laporan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Bursa Efek Indonesia.

Cameran. (2005). “Audit Fess and the Large Auditor Premium in the Italian Market”. International Journal of Auditing. Vol.9.p. 129-146.

David Hay. (2006). “The Accumulated Weight of Evidence in Audit Fee Research”. sumber internet.

Ghozali, Imam. (2011). Structural Quation Model Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS) Edisi 3. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Holmes, Arthur W.,and Burns, David C. (1979). Auditing Norma dan Prosedur. Jakarta : Erlangga.

Husein, Umar. (2003). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta : Ghalian Indonesia.


(5)

92

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntandi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. (2009). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Bandung : Graha Ilmu.

Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2007). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : CV. Alfabeta. Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Robbins, Stephen P.(2007). Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Prentice Hall.

Robbins, Stephen P.(2011). Perilaku Organisasi Buku 2 Edisi Kedua Belas. Jakarta : Salemba Empat.

Sawir, Agnes. (2008). Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sofia, Khalida. 2011. Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor. Publikasi Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana. (2004). Statistika Edisi Kelima Jilid I. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suharli, Michell , et al. (2008). “Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit : Investigasi Pada BUMN”. JAAI. Vol. 12 No. 2. p. 132-150.

Thoha, Miftah. (1998). Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Tuanakotta, Theodorus M. (2011). Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Ulum, Ihyaul. (2009). Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara.


(6)

P.L Joshi and Hasan Al-Bastaki. (2000). “Determinants of Audit Fees : Evidence From the Companies Listed in Bahrain”. International Journal of Auditing. Vol 4.p. 129-138.

Ming –Wei Zhang and Steven Myrteza. (1996). “The Determinants of Audit Fees : Australian Perspective”. Asian Review Accounting. Vol 4.p. 81-97.


Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees: studi empiris pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 6 145

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

PENGARUH FEE AUDIT, KOMPETENSI AUDITOR DAN PERUBAHAN KEWENANGAN TERHADAP Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor Dan Perubahan Kewenangan Terhadap Motivasi Auditor Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta.

5 15 18

PENGARUH FEE AUDIT, KOMPETENSI AUDITOR DAN PERUBAHAN KEWENANGAN TERHADAP Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor Dan Perubahan Kewenangan Terhadap Motivasi Auditor Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta.

0 2 14

PENGARUH ROTASI AUDITOR, AUDIT FEE Pengaruh rotasi auditor, audit fee, audit Tenure, client importance, dan auditor Spesialisasi industri terhadap kualitas audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2011-

0 5 13

PENGARUH ROTASI AUDITOR, AUDIT FEE, AUDIT Pengaruh rotasi auditor, audit fee, audit Tenure, client importance, dan auditor Spesialisasi industri terhadap kualitas audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPerio

0 4 15

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPANFEE AUDIT :Studi pada KAP di Bandung.

6 11 43

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA.

0 0 68

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPANFEE AUDIT :Studi pada KAP di Bandung - repository UPI S PEA 1001375 Title

0 1 3

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA

0 0 17