PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI.

(1)

PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM

MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH

WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL)

KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

PRETTY RISKIANA

0900942

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peranan TOT (Training Of

Trainer) Dalam Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Diklat Oleh Widyaiswara Di BPPS (BalaiPelatihanPekerjaSosial) Kota Cimahi” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan, Pretty Riskiana


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PRETTY RISKIANA

0900942

PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS

(BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Prof.Ace. Suryadi, Ph.D.,M.Sc. NIP. 19520725 197803 1 001

Pembimbing II

Dr. Iip Saripah, M.Pd. NIP. 19701210 199803 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr.JajatS.Ardiwinata,M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

ABSTRAK

PRETTY RISKIANA (2009), Peranan TOT (Training OF Trainer) Dalam Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Diklat Oleh Widyaiswara di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial) Kota Cimahi.

Penelitian ini bertitik tolak pada permasalahan tentang upaya-upaya yang dilakukan widyaiswara dalam meningkatkan mutu penyelengaraan atau keahlian melalui diklat TOT yang diselengarakan oleh Balai Pelatihan Pekerja Sosial (BPPS) Kota Cimahi. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:(1) Untuk mengetahui kondisi widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT di BPPS kota cimahi, (2) Untuk mengetahui tahapan dan proses pada diklat TOT untuk para widyaiswara di BPPS kota cimahi, (3) Untuk mengetahui perubahan– perubahan apa sajakah yang terlihat pada widyaiswara setelah mengikuti diklat TOT di BPPS kota cimahi, (4)Untuk mengetahui bagaimana peranan diklat TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan para widyaiswara dilingkungan di BPPS kota cimahi.

Landasan teori dari penelitian ini yaitu mengacu pada konsep widyaiswara, konsep TOT, konsep penyelenggaraan diklat, konsep pelatihan pada Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kulitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, studi kepustakaan dan dokumentasi. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak tujuh orang yaitu terdiri dari satu orang penyelenggara diklat pelatihan, lima orang widyaiswara sebagi peserta diklat dan satu orang pemateri /tutor diklat.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu: (1)Kondisi widyaiswara sebelum mengikuti diklat mengenai mutu dan kualitas yang dimiliki oleh widwaiswara cukup baik, tetapi mengenai materi TOT dalam mutu penyelengaraan diklat yaitu mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi harus ditingkatkan lagi untuk memenuhi standar kompetensi minimal yang harus dimilki oleh widyaiswara seperti kompetensi pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi social, kompetensi akademik dan semua itu ada dalam diklat TOT yang diselenggarakan di BPPS kota cimahi, (2)Pelaksanaan proses pada diklat TOT di BPPS ini merupakan suatu proses yang sistematis karena berawal dari tahap perencanaan seperti identifikasi kebutuhan diklat, penyusunan kurikulum diklat dan penyusunan materi diklat, proses pelaksanaan diklat hingga evaluasi diklat itu sendiri, (3)Perubahan yang terjadi pada widyaiswara yaitu dilihat dari diklat TOT yang telah diikuti oleh para widyaiswara yaitu perubahan aspek kongnitif (pengetahuan), afektif (perilaku) dan psikomotor (keterampilan) dan itu sangat berperan sekali dalam dunia kerja sebagai seorang widyaiswara dalam menunjang kariernya, (4) Peranan diklat TOT yaitu untuk para widyaiswara yaitu untuk menambah pengetahuan dalam meningkatkan mutu penyelengaraan diklat para widyaiswara, untuk pemenuhan angka kredit dalam pemenuhan standarisasai dalam penunjang karier jabatannya sebagai seorang widyaiswara. Saran yang diberikan oleh penulis yaitu: (1) manejemen diklat yang dilakukan oleh BPPS kota cimahi sudah sangat tersusun dan terarah dengan baik tetapi harus adanya peningkatan dalam hal sarana dan prasarana yang ada dalam meningkatkan kenyamanan para peserta diklat. (2)Widyaiswara atau tutor diklat mampu memberikan semangat dan motivasi yang sangat baik kepada para peserta.


(5)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. RumusanMasalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Pelatihan ... 8

1. Pengertian Pelatihan ... 8

2. Tujuan Pelatihan ... 10

3. Prinsip- Prinsip Pelatihan ... 10

4. Pelatihan Sebagai Satuan PLS ... 13

5. Pelatihan Pembelajaran Dalam PLS ... 15

B. Konsep Penyelenggaraan Diklat ... 16

1. Penyelenggaraan Diklat ... 16

2. Tahapan- Tahapan Penyelenggaraan Diklat ... 18

C. Widyaiswara ... 23

1. Pengertian Widyaiswara ... 23

2. Kompetensi Widyaiswara ... 25

3. Jenjang Jabatan Dan Pangkat Widyaiswara ... 26

4. Komponen Kompetensi Widyaiswara ... 27

5. Peranan Widyaiswara ... 29

6. Komponen penyelenggaraan Diklat ... 32

7. Konsep Mutu penyelengaraan Diklat ... 38

8. Pengertian penyelenggaraan Diklat ... 38


(6)

10. Indikator Mutu Diklat ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 46

B. Teknik pengumpulan data ... 46

1. Wawancara (interview ... 47

2. Pengamatan (Observation) ... 47

3. Studi Dokumentasi ... 48

C. Prosedur Pengumpulan Data ... 49

1. Tahap Persiapan ... 49

2. Tahap Pelaksanaan ... 51

3. Tahap Pelaporan ... 51

D. Teknik Analisis Data ... 51

1. Mendeskripsikan Data ... 51

2. Reduksi Data ... 52

3. Penarikan Kesimpulan ... 52

E. Validitas Hasil Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 55

1. Sejarah BBPS Kota Cimahi ... 55

2. Tujuan BPPS Kota Cimahi ... 57

3. Program Dan Jenis Kegiatan BPPS Kota Cimahi ... 57

4. Manajemen Kelembagaan BPPS Kota Cimahi ... 58

B. Penyajian Data Hasil Penelitian ... 59

1. Profil Pelatihan TOT ... 59

2. Tujuan Kegiatan TOT ... 60

3. Dasar Pelaksanaan Pelatihan TOT ... 60

C. Hasil Penelitian ... 76

1. Tahapan dan proses pembelajaran pada diklat TOT di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Kota Cimahi ... 76

2. Refleksi Peneliti hasil wawancara mengenai Tahapan dan proses pembelajaran pada diklat TOT di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Kota Cimahi ... 79


(7)

3. Gambaran mengenai kondisi awal widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT di

BPPS Kota Cimahi ... 84

4. Refleksi Peneliti hasil wawancara mengenai gambaran mengenai kondisi awal widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT di BPPS KotaCimahi ... 94

5. Peranan diklat TOT dalam meningkatkan mutu penyelengaraan diklat dan proses penyampaian materi kepada peserta diklat ... 95

6. Refleksi Penelitian hasil wawancara mengenai peranan diklat TOT dalam meningkatkan mutu penyelengaraan diklat dan proses penyampaian materi kepada peserta diklat ... 97

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 1. Tahapan dan proses pembelajaran pada diklat TOT di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Kota Cimahi ... 97

2. Kondisi Widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial)Kota Cimahi ... 99

3. Perubahan-Perubahan Yang Terlihat Pada Widyaiswara Setelah Mengikuti Diklat TOT Di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial)Kota Cimahi ... 102

4. Peranan Diklat TOT Dapat Menigkatkan Mutu Penyelenggaraan Diklat Para Widyaiswara Dilingkungan Di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) ... 104

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 107

1. Kesimpulan Umum ... 107

2. Kesimpulan Khusus ... 108

B. Saran/Rekomendasi ... 111 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL TABEL

4.1 Jumlah dan Asal Peserta Diklat TOT BerdasarkanIntansi……….…... 64

4.2 Jumlah Peserta Diklat TOT Berdasarkan jenis kelamin……… 64

4.3 Jumlah Pesrta Diklat TOT Berdasarkan Jenjang Pendidikan ………... 65

4.4 Materi Diklat TOT……….

66

4.6 Jadwal Kegiatan Diklat TOT Kota Cimahi……… 68

4.7 Struktur Organisasi Diklat TOT Kota Cimahi ……….. 75

4.8 Data Responden Penelitian………... 77

4.9 Jawaban Responden Untuk IndikatorPengelolaan Pembelajaran……… 77

4.10 Jawaban Responden Untuk Indikator Kurikulum Pembelajaran ……… 79

4.11 Jawaban Responden Untuk Indikator Sarana dan Prasarana Pembelajaran ……… 82

4.12 Jawaban Responden Untuk Indikator Pembiayaan Pembelajaran dan Evaluasi …. 83

4.13 Jawaban Responden Untuk Indikator Kondisi Awal Widyaiswara

Sebelum Menguikuti Diklat TOT………..

84

4.14 Tingkat Pengetahuan Mengenai Mutu Penyelenggaraan Diklat ………. 102


(9)

DAFTAR GRAFIK

Gambar

4.1 Tingkat Pengetahuan Widyaiswara Sebelum Mengikuti Diklat……… 104

4.2 Tingkat Perubahan pengetahuan Widyaiswara setelah Mengikuti Diklat……. 104


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi – Kisi Penelitian Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Pedoman Observasi

Lampiran 4. Surat Keputusan Dekan Tentang Pengangkatan Pembimbing Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian UPI

Lampiran 6. Surat Pengantar Observasi dan Wawancara dari Fakultas Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8 .Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 9. Dokumentasi kegiatan


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui pembangunan manusia melalui berbagai sektor, yang dilaksanakan melalui upaya peningkatan sektor pendidikan, kesehatan maupun daya beli. Pembangunan sektor pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam peningkatan kualitas kehidupan manusia yang mana pendidikan merupakan modal dasar peningkatan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Pada hakekatnya kehidupan manusia berlangsung secara dinamis, perkembangan demi perkembangan telah menuntut perubahan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, salah satunya tak bisa terlepas dari dunia pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah satu modal dasar pengembangan sumber daya manusia dalam era globalisai di berbagai bidang.

Pada dasarnya Pendidikan menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat yang dilakukan baik melalui pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan melibatkan berbagai peran dan dukungan yang meliputi sarana prasarana, kurikulum, media, tenaga pendidik, peserta didik, tenaga admisnistrasi serta pihak- pihak lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan .

Hal ini sebagaimana yang diatur dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasoional pasal 1 ayat (10) satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang


(12)

2

menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,non formal dan informasi pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. ayat (11) pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang teristruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Ayat 12 pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan ayat (13) pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Berdasarkan UU NO 20 TAHUN 2003 Pendidikan yang dimaksud sistem pendidikan nasional berhubungan dengan pembaharuan pendidikan yang dapat disusun secara terencana dan terarah apabila sistem pendidikan mampu dilaksanakan secara optimal. Oprasional sistem pendidikan akan mampu terlaksana dengan baik jika dalam proses penyelenggaraan pendidikan disusun secara sistematis terutama yang melibatkan tenaga pendidik yang berkualitas berdasarkan kompetensi dan kualifikasi tenaga pendidik sesuai standar nasional. Tenaga pendidik yang berkopenten mampu memiliki syarat terakreditasi melalui lembaga sertifikasi.

Tenaga pendidik yang terakreditasi dan memilki sertifikasi salah satunya tenaga fungsional yaitu widyaiswara. Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang memiliki ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan melatih PNS (pegawai negeri sipil). Sebagai aparatur pemerintah, PNS perlu meningkatkan kompetensinya melalui proses penyelenggaraan belajar dan mengajar di dalam lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah. Dalam hal ini tugas pokok Widyaiswara yaitu mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada unit pendidikan dan pelatihan instansi masing-masing, melakukan analisis kebutuhan diklat, menyusun kurikulum diklat, menyusun bahan diklat, melaksanakan diklat atau mengajar dan melatih, memberikan bimbingan dan konsultasi, melakukan evaluasi hasil belajar. Widyaiswara saat ini


(13)

3

menjadi salah satu jabatan fungsional yang dapat menyalurkan profesinya melalui bidang dan keterampilan khususnya, sesuai dengan PP Pemerintah Nomor 16 tahun 1994 Pasal 2 :

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil Yang Selanjutnya DalamPeraturan Pemerintah Ini Disebut Jabatan Fungsional Adalah Kedudukan Yang Menunjukkan Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang Dan Hak Seseorang Pegawai Negeri Sipil Dalam Suatu Satuan Organisasi Yang Dalam Pelaksanaan Tugasnya Didasarkan Pada Keahlian Dan/Atau Ketrampilan Tertentu Serta Bersifat Mandiri.

Kondisi saat ini keberadaan widyaiswara didalam lembaga dan pelatihan (diklat ) memang telah banyak berperan dalam dunia pendidikan, namun kondisi saat ini jumlah widyaiswara masih terbatas yang tidak sebanding dengan kebutuhan. Begitupun kompetensi yang dimilki oleh Widyaiswara masih kurang, sehingga di perlukan peningkatan kompetensi teknis atau khusus melalui pembinaan yang intensif disertai dengan pelatihan teknis yang lebih beragam. Pembinaan dan pelatihan Widyaiswara sangat menetukan kompetensi yang dimilki dalam memberikan kontribusi penyampaian materi kepada peserta didik. Dengan diadakanya diklat pembinaan dan pelatihan teknis, secara berkala mampu menigkatkan kualitas standar kompetensi jabatan fungsional widyaiswara. Kondisi saat ini sangat kurang dirasakan oleh beberapa widyaiswara, dengan demikian pihak diklat meningkatkan kapasitas widyaiswara melalui pelatihan– pelatihan penjenjangan maupun pelatihan TOT untuk widyaiswara. Memperhatikan hal tersebut maka, dapat dirumuskan masalah rendahnya kualitas widyaiswara dalam memenuhi standar kompetensi yang di butuhkan oleh lembaga dan pelatihan diklat. Berdasarkan hasil dari rumusan masalah maka dapat diupayakan pemecahannya melalui pelatihan TOT pada para Widyaiswara.


(14)

4

Proses pembelajaran pada pelatihan memberikan suatu pengalaman baru bagi peserta pelatihan melalui berbagai aktivitas– aktivitas dengan suatu kondisi pembelajaran yang interaktif, dinamis dengan pendekatan–pendekatan yang memungkinkan peserta dapat terlibat secara aktif, mengakualisasikan diri dan pengalaman. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan aparatur negara republik indonesia nomor 14 tahun 2009, tentang jabatan fungsional widyaiswara dan angka kreditnya pada pasal 3 dan 4 disebutkan bahwa jabatan fungsional Widyaiswara merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh PNS.

Tugas pokok seorang Widyaiswara adalah selain hanya mendidik, mengajar, widyaiswara juga melatih bertugas melatih PNS didalam lembaga-lembaga diklat pemerintah yang bersangkutan. Seorang Widyaiswara profesional dituntut untuk memahami dan menghayati tugas pokoknya tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional Widyaiswara dan angka kreditnya. Seperti antara lain terdiri dari tugas utama dan penunjang, mulai dari menganalisa kebutuhan diklat, menyususn kurikulum, menyusun bahan diklat sesuai spesialisasinya, memeriksa ujian diklat, membimbing peserta diklat, mengelola program diklat, mengevaluasi program diklat.

Sehubungan dengan tugas pokok Widyaiswara maka tujuan dari program diklat TOT teknis widyaiswara yaitu mampu merubah dan memberikan pengetahuan yang lebih mengenai penguasaan bidang widyaiswara. Widyaiswara juga diberikan pengetahuan mengenai bagaimana membuat rancangan dalam membuat mutu pengelolaan yang baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam hal penguasaan dan penyampaian materi kepada peserta didik maupun menguasai sikap dan perilaku pada saat diklat dilaksanakan. Program diklat TOT ini telah banyak menghasilkan para widyaiswara yang berkualitas dan berkompetensi.semakin banyak program diklat yang diikuti oleh para Widyaiswara ini, hal ini dapat


(15)

5

memberikan pengalaman dan pengetahuan untuk kedepan nya sekaligus menambah angka kredit bagi widyaiswara.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian sesuai dengan masalah tersebut, sehingga penulis merumuskan judul penelitian yaitu “Peranan TOT (Training Of Trainer) Dalam Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Diklat Oleh Widyaiswara Di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Kota Cimahi”

B. Identifikasi Masalah

Widyaiswara jika kita telaah merupakan salah satu profesi jabatan fungsional yang bertugas menjadi salah satu pendidik, pengajar, pelatih dilingkungan PNS. Pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) keberadaan Widyaiswara saat ini telah di manfaatkan oleh beberapa balai diklat sebagai kunci utama keberhasilan diklat atau penyelenggaraan. Beberapa diklat saat ini sangat membutuhkan para widyaiswara yang berkualitas dan berkompeten sebagai tenaga pendidik maka tak jarang banyak diantaranya balai diklat manawarkan kepada beberapa PNS untuk menjadi tenaga widayaiswara ke LAN (lembaga administrasi negara) secara langsung dalam rangka memenuhi penambahan kuota yang masih sangat kurang .

Saat ini profesi widyaiswara masih sangat butuh sekali pembina dan pelatihan TOT untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam dunia widyaiswara. Kompetensi yang dimiliki oleh Widyaiswara masih sangat kurang dalam personal skill teknis tertentu sehingga di perlukan peningkatan teknis ataupun pelatihan teknis yang lebih beragam.

Berdasarkan latar belakang permasalahan maka peneliti mengidentifikasi permasalahan widyaiswara saat ini jumlahnya masih sangat terbatas dan saat ini widyaiswara di berbagai tempat diklat yang telah ada masih sangat membutuhkan pembekalan berupa pelatihan dan pembinaan, sehingga dapat menghasilkan Widyaiswara


(16)

6

yang kompetensi dan profesionalisme. Dalam pelatihan TOT tujuannya agar meningkatkan mutu penyelengaraan widyaiswara dalam teknik manajemennya dalam dunia diklat.

Sebagaimana telah diungkapkan di atas, maka penulis mengidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut :

1. Widyaiswara yang masih terbatas jumlahnya dan tidak sebanding dengan kebutuhan sehingga di perlunya penambahan jumlah widyaiswara melalui diklat TOT di BPPS kota cimahi.

2. Mutu penyelenggaraan Widyaiswara yang masih perlu ditingkatkan kompetensinya melalui diklat TOT di BPPS kota cimahi.

3. Sebagian besar widyaiswara belum memperoleh pelatihan TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan yang diadakan oleh pihak LAN atau pihak pemerintah.

4. Widyaiswara harus memiliki inovasi dan kreativitas yang baru dalam hal penyampaian materi kepada peserta diklat maupun pelatihan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini “Bagaimana peranan diklat TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan Widyaiswara di bpps dinas sosial kota cimahi’’

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini,maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagi berikut :

1. Bagaimana kondisi awal para Widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT di BPPS kota cimahi?

2. Bagaimana tahapan dan proses diklat TOT untuk para widyaiswara di BPPS Kota Cimahi?

3. Perubahan apa sajakah yang terlihat pada Widyaiswara setelah mengikuti diklat TOT di BPPS Kota Cimahi?


(17)

7

4. Kontribusi diklat TOT dalam meningkatkan kompetensi mutu widyaiswara dilingkungan di BPPS kota cimahi ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini :

1. Untuk mengetahui kondisi awal widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT di BPPS Kota Cimahi.

2. Untuk mengetahui tahapan dan proses diklat TOT untuk para Widyaiswara di BPPS Kota Cimahi.

3. Untuk mengetahui perubahan–perubahan apa sajakah yang terlihat pada Widyaiswara setelah mengikuti diklat TOT di BPPS Kota Cimahi.

4. Untuk mengetahui kontribusi diklat TOT dalam meningkatkan kompetensi mutu widyaiswara dilingkungan di BPPS kota cimahi?

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis :

Menambah ilmu dan pengetahuan bagi penulis mengenai pentingnya diklat dalam meningkatkan mutu penyelengaraan serta dapat memberikan pengetahuan mengenai konsep konsep dari pendidikan luar sekolah .

2. Manfaat Praktis:

Memberikan saran dan masukan bagi pihak widyaiswara dalam menambah keterampilan dan profesinalisme widyaiswara dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas agar lebih profesional.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan di dalamnya ada latar belakang masalah,

Identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi.


(18)

8

BAB II Kajian Pustaka di dalamnya ada kerangka pemikiran,

didalamnya membahas teori tentang proses pembinaan dan pelatihan TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan diklat oleh Widyaiswara.

BAB III Metode penelitian, berisi tentang pemaparan metode

penelitian, teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan(pemaparan data,

pembahasan data) deskripsi tentang pembahasan penelitian.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu . Sugiyono (2010 :6) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagi cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan ,dikembangkan dan dibuktikan ,suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami ,memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan .

Berkaitan dengan uraian diatas ,dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif. Menurut Best dalam Sukardi (2004:157), Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya .hal ini pun dipertegas oleh Suharsimi Arikunto (2003:309),metode deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada ,yaitu kedaaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan .Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukannya administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan . penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesisi tertentu ,tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suau variabel ,gejala ,atau keadaan .

Surakhmad (1982 :40 ) mengemukakan lebih lanjut tentang ciri-ciri metode deskriptif oleh , yaitu sebagai berikut :

a. Memusatkan dari pada permasalahan masalah –masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah –masalah aktual .

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,dijelaskan kemudian dianalisa .


(20)

45

Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif pada penulisan skripsi ini yaitu untuk menggambarkan peranan TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan diklat oleh widyaiswara di BPPS Dinas Sosial Kota Cimahi. Pada penulisannya pun diarahkan pada pengumpulan dan penyusunan data mengenai diklat TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan diklat oleh widyaiswara dan kompetensi apa yang harus di tingkatkannya . dalam penelitiannya penulis berusaha memperjelas yang diteliti ,oleh karena itu penulis menggunakan penelitian kualitatif. Hal ini pun dipertegas oleh sugiyono (2010 :15) bahwa :

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat digunakan untuk meneliti pda kondisi objek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen )dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,pengambilan sample sumber data dilakukan secara porposive dan snowbaal,teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan) ,analisis data bersifat induktif /kualitatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi .

Penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam ,suattu data yang mendalam mengenai peranan TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan diklat oleh widyaiswara di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Dinas Sosial Kota Cimahi.

Pendekatan Kualitatif digunakan untuk melibatkan penulis dalam kehidupan subjek yang diteliti ,dalam hal ini terlibat langsung kelapanagan dengan mengumpulkan data yang relevan dan sesuai dengan fokus masalah yang diteliti yaitu mengenai peranan TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan diklat oleh widyaiswara di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Dinas Sosial Kota Cimahi, dengan mengungkap data mengenai kompetensi apa yang sesuai dalam diklat TOT untuk memenuhi standar mutu penyelenggaraan diklat oleh widyaiswara .


(21)

46

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah benda ,hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan dalam penelitian (Suharsimi Arikunto,2000:116). Subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral karena pada penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti .

Sugiyono (2010 : 298) menjelaskan bahwa pada umumnya dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannyan tidak akan diberlakukan kepopulasi,tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari .sample dalam penelitian kualitatif pun bukan dinamakan responden ,tetapi sebagai narasumber ,atau partisipan ,informan ,teman dan guru dalam penelitian .

Sesuai dengan hakekat kualitatif ,subjek dalam penelitian ini ditentukan secara purposive ,artinya subjek penelitian sebagai sumber data dipilih dengan pertimbangan tertentu .Dalam Sugiyono (2006: 303) Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa ,situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya . peneliti menentukan subjek penelitian pada penelitian ini yaitu terdiri dari (7) Tujuh orang, meliputi (1) orang panitia penyelenggara pelatihan TOT,lalu (5) orang widyaiswara di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Dinas Sosial Kota Cimahi, (1) orang pemateri diklat di BPPS Kota Cimahi .

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian , karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data .dalam penelitian kualitatif ,instrumen yang paling utama adalah peneliti sendiri ,peneliti dapat mengamati secara langsung kelapangan untuk mendapatkan data ,namun tanpa mengetahui teknik pengumpulan


(22)

47

data ,maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi satandar data yang telah ditetapkan .

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi wawancara ,observasi ,kepustakaan dan dokumentasi. melalui teknik pengumpulan data tersebut diharapkan saling melengkapi sehingga informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian .untuk mengetahui dan mengumpulkan data–data yang diperlukan,maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

Menurut Cholid Narbuko (2009 : 83) wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsungsecara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secra langsung informasi –informasi atau keterangan –keterangan .hal ini pun senada dengan Sudjana (2007 : 324 ) yang mengemukakan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui komunikasi langsung (tatap muka ) atara pihak penannya (interview ) dengan pihak ditanya atau responden (interview).wawancara dilakukan oleh penanya dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) .kegiatan wawancara melibatkan empat komponen yaitu peertanyaan ,pewancara ,responden dan situasi wawancara . isi pertanyaan dapat diketahui sebagaimana dimuat dalam pedoman wawancara yang berisi sejumlah daftar yang akan disampaikan langsung kepada responden .pada penelitian ini pun penulis bermasud melaksanalan wawancara kepada penyelenggara pelatihan , widyaiswara dan peserta pelatihan itu sendiri untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran diklat TOT dalan meningkatkan mutu penyelenggraannya .

b. Observasi

Observasi adalah alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat tentang secara sistematik gejala –gejala yang diselidiki (Cholid Narbuko, 2009 :70 ) .seperti yang diungkapkan oleh sudjana (2007 : 327) observasi merupakan teknik pengumpulan


(23)

48

data yang tidak menggunakan perkataan atau tidak disertai dengan komunikasi lisan .kedati pun teknik ini pada umumnya melibatkan penglihatan terhadap data visual ,observasi dapat pula melibatkan inder lainnya seperti pendengaran ,sentuhan atau rabaan ,serta penciuman .

Pada penelitian penulis menggunakan teknik observasi yang bertujuan untuk mendapatkan data yang diantarannya mengenai keadaan lokasi pelatihan yakni BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Dinas Sosial Kota Cimahi yang meliputi benda , kondisi perilaku ,sarana prasarana ,metode ,dan objek lain yang mendukung dalam proses pembelajran dan gambaran mengenai motivasi belajar peserta serta upaya yang dilakukan oleh widyaiswara dalam peningkatan mutu penyelengaraan widyaiswara melalui diklat TOT .

c. Studi kepustakaan

Menurut Subino (1982 : 82 ) studi kepustakaan untuk mendapatkan teori- teori ,konsep- konsep ,sebagai bahan pertimbangan ,penguat atau penolakan terhadap temuan hasil penelitian dan untuk mengambil beberapa kesimpulan .literatur dan buku- buku yang dikaji dalam studi kepustakaan terutama yang berkaitan langsung dengan permasalahn penelitian ,adapun beberapa konsep yang mendukung dalam penelitian ini ,diantarannya yaitu konsep widyaiswara ,konsep mutu pnyelengaraana ,indikator mutu penyelengaraan , konsep pelatihan dalam pendidikan luar sekolah .

d. Dokumentasi

Teknik yang dapat digunakan untuk pengumpulan dan selajutnya yaitu teknik dokumentasi .menurut Sugiyono (20010 : 329 ) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku .dokumen biasanya bebentuk tulisan ,gambar atau karya –karya monumental dari seorang .hasilpenelitian dari observasi dan wawancara pun akan lebih kediabel atau dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen yang menunjang ,teknik dokumentasi ini dilakukan penulis untuk memperoleh data


(24)

49

mengenai proses pembelajaran para widyaiswara dalam mengikuti diklat TOT serta upaya TOT dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan widyaiswara dalam diklat .

D. Prosedur pengumpulan Data

Langkah –langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data ,yaitu sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada langkah persiapan ini peneliti harus menyiapkan secara sistematis agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan memecahkan permasalahan penelitian . perencanaan penelitian tidak lain adalah gambaran secara mendetail tentang proses penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti untuk dapat memecahkan masalah .tahap persiapan yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut

a. Menyusun Rencana penelitian

Rencana penelitian pun pada umumnya berisi tentang komponen penting dalam penelitian yang tersususn kedalam sebuah proposal penelitian yang terdiru dari latar belakang masalah ,identifikasi masalah ,rumusan masalah ,kegunaan penelitian ,anggapan dasar , penjelasan istilah ,metode penelitian ,teknik penelitian ,subjek penelitian dan sistematika penelitian .

b. Permohonan Izin Penelitian

Pada tahap persiapan selain memersiapkan rencana penelitian yang dirancang untuk mendapatkan data ,peneliti pun perlu melakukan permohonan izin penelitian ke berbagai pihak yang terkait dan berwenang ,serta menghubungi responden .karena dalam melakukan penelitian peneliti pada umumnya tidak dpat dilakukan sendiri ,agar memperoleh hasil yang maksimal para peneliti harus mempersiapkan kerja sama yang baik salah


(25)

50

satunya dengan melakukan permohonan izin selama melakukan penelitian .

c. Penyusunan Kisi- kisi penelitian

Penyususnan kisi- kisi oenelitian maerupakan suatu kegiatan yang sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data . kisi –kisi penelitian pun berupa kolom- kolom yang berisikan judul penelitian ,tujuan penelitian ,pertanyaan penelitian ,aspek yang dieteliti berserta indikatornya ,sumber data , alat pengumpul data dan nomor item .

d . Penyususnan Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010 :305 ) dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri .oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi “ seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian selanjutnya terjun kelapangan .pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data menggunkan teknik wawancara , observasi dan dokumentasi ,sehingga instrument penelitian yang perlu digunakan oleh peneliti yaitu beberapa pedoman wawancara dan pedoma observasi .

Didalam pedoman wawancara terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada responden narasumber. Patton dalam Sugiyono (2010 : 322) pun menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan yang dilakukan dalam proses wawancara yaitu :

1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 4. Petyanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan 5. Pertanyaan yang berkaitan denga indera


(26)

51

6. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi

Sedangkan dalam penyusuna pedoman observasi yaitu berisikan kegiatan yang berhubungan dengan tujuan penelitian itu sendiri ,dan untuk memaksimalkan hasil observasi ,peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai kondisi lapangan , yaitu berupa buku catatan ,dan check list yang berisikan objek yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengamatan .

2. Tahap Pelaksanaaan

Pada tahap ini merupakan bagian inti dalam sebuah penelitian setelah mendapatkan perizinan penelitian dari pihak yang berwenang makanpeneliti dapat melaksanakan penelitian ,dimana peneliti dapat memperoleh data yang diperlukana sedalam –dalamnya ,ddengan menggunakan instrument penelitian yang telah dipersiapkan berupa pedoman wawancara dan observasi yang telah dipersiapkan sehingga penggalian informasi kepada responden atau narasumber dapat lebih terarah .

3. Tahap pelaporan

Laporan penelitian adalah uraian tentang hal- hal yang beraitan dengan proses kegiatan penlitian (suharsimi Arikunto 2000:600) .oleh karena itu laporan penelitian bukan hanya tentang langkah langkah yang telh dilalui oleh peneliti saja namun perlu memperkuat makna penelitian yang dilakukan . apabila data yang diperoleh maka langkah selanjutnya itu penyusunan laporan hasil pengumpulan data . kegiatan yang dilakukan selanjutnya yaitu menyususn laporan penelitian .


(27)

52

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif ,data diperoleh dari berbagai sumber,dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam (triangulasi ) analisis untuk data kualitatif bersifat induktif ,yaitu suatu analisis berdasarkan data yang telah diperoleh dan selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis ,adapun langkah- langkah analisisi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Mendeskripsikan Data Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden atau narasumber, sehingga lebih mudah peneliti dalam menarik hasil penelitian yang dialkukan .kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data yang di dapat berdasarkan hasil wawancara, observasi , dokumentasi dan study kepustakaan .Data yang diperoleh yaitu mengenai keadaan lokasi pelatihan yakni BPPS (Balai pelatihan pekerja sosial ) cimahi , mengetahui BPPS cimahi yaitu meliputi benda , kondisi ,perilaku ,sarana dan prasarana ,metode dan objek lain yang mendukung dalam proses pembelajaran dan gambaran mengenai widyaiswara yang mengikuti pelatihan TOT serta upya widyaiswara dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan diklat .

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum ,memilih hal- hal yang pokok ,memfokuskan pada hal –hal yang penting ,dicari tema dan membuang yang tidak perlu .dengan demikian data yang telah direduksikan akan memberikan gambaran yang lebih jelas ,dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinnya bila diperlukan .

2. Penarikan Kesimpulan

Pada penarikan kesimpulan peneliti menyampaikan ringkasan hasil yang dianggap penting dan diuraikan hasil analisis data dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami ,karena kesimpulan


(28)

53

berisikan jawaban dari tujuan atau pembuktian dari sebuah hipotesis yang telah di pecahkan .

F. Validitas Hasil Penelitian

Sugiono (2010 : 365) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak adperbedaan antara yang dilaporkann peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti .tetapi perlu diketahui bahwa kebenaean realitas data menutut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkontruksi fenomena yang diamati serta dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental sei latar belakrbagtiap individu dengan belakangnya . untuk memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian peneliti melakukan uji pengamatan yang berkaitan dengan persoalana seberapa jauh kebenarannya hasil penelitian ini mengungkapkan kenyataan ,maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Pepanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan bernah ditemui maupun yang baru .darti peneliti kembali kelapanagan dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru . dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk keakraban ,semakin terbuka ,saling mempercayai, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekuatan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan , dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristpat direkam secara pasti dan dinamis .

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kreadibilitasi pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu ,berkenaan dengan hal tersebut, maka uji pengamatan


(29)

54

keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan triangulasi ,yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan sumber yang lain dengan tujuan melakukan pengecekan kebenaran terhadap data tertentu . hal ini dapat di capai melalui membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara .

Pada penelitian ini digunakan triangulasi dengan sumber data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan widyaiswara ,peserta pelatihan dan penyelenggara pelatihan ini diperhatikan kembali dengan membandingkan data hasil pengmatan dengan hasil wawancara .Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap da tersebut .


(30)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum

Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pelatihan, karena pelatihan merupakan pengembangan yang dilakukan baik peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai pendekatan yang bersifat konvensional. Diklat adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seorang individu. Tujuan dari diklat yaitu untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan nilai serta sikap seseorang berbedannya terletak pada sasaran peserta, pendekatan, penyelenggaraan, dan pemanfaatan kemampuan yang diperoleh .

Proses pembelajaran pada kegiatan diklat memberikan suatu pengalaman baru bagi peserta pelatihan itu sendiri melalui berbagai aktivitas - aktivitas dengan suatu kondisi pembelajaran yang interaktif, dinamis, dengan pendekatan-pendekatan yang memungkinkan peserta dapat terlibat secara aktif, mengaktualisasikan diri dan pengalaman. Sehinga dengan sendirinya proses pembelajaran didalam diklat ini tidak seperti halnya guru mengajar di depan kelas seperti yang terjadi disekolah-sekolah. Desain sebuah pelatihan atau diklat tidak bisa dilepaskan kepada teori belajar yang mendasarinya. Fasilitator atau widyaiswara sebagai salah satu sumber belajar yan profesional agar pelatihan dapat berjalan dengan salah satu sumber belajar yang profesional agar pelatihan dapat berjalan denan lancar dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang partisipatif tersebut seseorang fasilitator atau widyaiswara mampu memotivasi belajar peserta yaitu


(31)

108

dengan dilakukannya berbagai upaya- upaya yang dilakukan sehinga motivasi belajar.

2. Kesimpulan Khusus

Dalam kesimpulan khusus ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan peneliti yaitu sebagai berikut :

a. Kondisi Widyaiswara awal sebelum mengikuti diklat TOT di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial) Kota Cimahi

Berdasarkan gambaran hasil penelitian mengenai kondisi widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT dilingkungan BPPS kompetensi awal yang dimilki para widyaiswara cukup memenuhi standar mutu dan kualitasnya seperti kompetensi pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi akademik .

Para widyaiswara dalam menambah dan memperdalam pengetahuannya dalam dunia widyaiswara dalam hal mengajar dan mengelola diklat, diklat TOT ini sangat membantu dan menjadi salah satu upaya yang sangat efektik dalam memberikan keterampilan dan pengelolaan dalam penyelenggaraan diklat seperti kesiapan dan penguasaan dalam teknik mengajar, dan keterampilan teknik dan penguasaan kelas untuk para widyaiswara. Diklat TOT ini memberikan pengetahuan mengenai taapan diklat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, evaluasi diklat. Diklat TOT ini juga dapat menambah angka kredit mereka dalam meningkatkan mutu kualitas widyaiswara. Motivasi dan kesiapan diri para peserta merupakan faktor yang sangat di perhatikan sebelum mengikuti diklat TOT, dorongan dari dalam diri atau kemauan merupakan hal yang dianggap penting dalam membantu keberlangsungan diklat TOT ini. Karena dalam menambah ilmu yang sebelumnya telah dimilki oleh widyaiswara harus adanya keinginan diri sendiri dalam meningkatkan potensi yang telah mereka milki sejak awal.


(32)

109

b. Tahapan dan proses pada diklat TOT untuk para widyaiswara di BPPS Kota Cimahi.

Pada umunya proses pembelajaran pada diklat TOT yang diselenggarakan BPPS kota Cimahi ini dilaksanakan berdasarkan tahapan tahapan penyelenggaraan diklat seperti perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi diklat. Proses perencanaan seperti proses Identifikasi Kebutuhan Latihan (IKL) hasil dari identifikasi tersebut disusun menjadi rancangan kegiatan pelatihan. Setelah dilaksanakannya IKL maka diperoleh data-data yang didapatkan untuk menyusun rancangan kegiatan diklat. Hasil identifikasi kebutuhan ini dapat dijadikan dasar bagi penyusuna jenis- jenis kebutuhan belajar jenis – jenis kebutuhan belajar. Jenis- jenis kebutuhan belajar tersebut kemudian di tata secara cermat dan berurutan .

Kurikulum yang digunakan pada diklat TOT ini yaitu berasal dari pusat (curriculum based trainning ) yang dikembangkan kembali oleh widyaiswara menjadi bahan ajar yang disusun kedalam modul diklat . Sarana dan prasarana di BPPS Kota Cimahi hingga pada saat ini sudah terpenuhi namun perlu adannya penambahan untuk menunjang dalam proses pembelajaran berlangsung.Pembiayaan pada pelatihan ini berasal dari DIPA (Daftar isian Pelaksana Anggaran) Satker Balai Pelatihan Pelatihan Pekerja Sosial tahun angaran 2012, sedangkan yang menjadi penanggung jawab mengenai dana diklat tersebut yaitu Satker BPPS Kota Cimahi yang ditangani oleh penangung jawab keuangan dan dilaksanakan oleh pelaksana penanggung jawab kegiatan .


(33)

110

c. Perubahan Perubahan seperti apa saja yang terlihat pada widyaiswara setelah mengikuti diklat TOT di di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial) Kota Cimahi

Berdasarkan hasil penelitian melalui hasil wawancara kepada penyelengaraa (panitia), widyaiswara (peserta), fasilitator di BPPS ini diketahui bahwa, perubahan yang terlihat pada widyaiswara selama proses diklat berlangsung yaitu adanya perubahan aspek seperti: Aspek kongnitif (perubahan pengetahuan) :para widyaiswara diberikan pembelajaran dalam menambah pengetahuan mereka mengenai mutu penyelengaraan diklat seperti proses perencana, pelaksanaan, dan evaluasi. Tindakan dan proses didalam kelas mereka dapatkan beberapa teknik yang lebih baik digunakan selama proses diklat berlangsung, menyususn desain pembelajaran serta kurikulum. Aspek apektif (prilaku): selama masa diklat berlangsung perubahan perilaku yang mereka dapatkan yaitu, mereka mampu menguasai teknik penguasaan kondisi kelas untuk para orang dewasa, dan dalam hal sosialisasi selam diklat mereka mampu mengontrol ego mereka dalam kelompok yang diberikan oleh panitia selama masa diklat TOT yang mereka jalani. Aspek psikomotorik (keterampilan): keterampilan yang dirasakan para widyaiswara yang dirasakan yaitu mereka mampu memiliki keahlian dalam mengajar didepan kelas yaitu teknik penyampaian materi yan lebih inovasi dan kreatif agar mudah diserap dan di tangkap oleh para peserta diklat. pencairan suasana atau ice breaking yang bermacam- macam juga merupakan bekal untuk mereka praktekkan nanti sewaktu mereka menjalankan tugasnya sebagai widyaiswara .


(34)

111

d. Kontribusi diklat TOT dalam meningkatkan kompetensi widyaiswara dilingkungan BPPS ( Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Kota Cimahi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi diklat dalam meningkatkan mutu kompetensi sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu kualitas seorang widyaiswara terhadap jumlah kompetensi standar yang mereka capai selama diklat TOT yang diselengarakan di BPPS Kota Cimahi. Mutu penyelengaraan diklat TOT untuk para widyaiswara sangat menunjang kariernya seperti teknik menyusun analisis kebutuhan, menyusun kurikulum, menyusun bahan ajar, mengelola program diklat hal yang memang setiap berjangka mereka tingkatkan selama masa kerja menjadi seorang widyaiswara .

a. Saran dan Rekomendasi

Sehubungan dengan hasil temuan penelitian selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran diantarannya yaitu :

1. Manajemen Diklat

Penyelengaraan diklat yang dilaksanakan oleh BPPS Kota Cimahi sudah dikelola dengan tepat, namun perlu adanya penambahan saran dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran selama diklat berlangsung selain menunjang dalam proses pembelajaran juga dapat memotivasi peserta dalam pembelajaran.

2. Widyaiswara (fasilitator)

Widyaiswara mampu lebih membuat para peserta dapat lebih semangat dalam mengikuti proses diklat dengan upaya –upaya yang lebih beragam melalui cara- cara yang lebih inovatif sehingga peserta lebih terdorong untuk meningkatkan baik pengetahuan, kemampuan, wawasan,


(35)

112

maupun prestasi yang dimilikinya. Upaya yang dilakukan oleh widyaiswara dapat dikembangkan terutama dalam membangun suasana kelas yang partisipatif agar peserta lebih termotivasi dalam belajar, seperti penggunaan metode pembelajaran yang beragam dalam penerapannya perlu lebih kreatif .

3. Peserta

Kesiapan para peserta diklat sudah sangat tinggi sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari tujuan nya masing- masing dalam mengikuti diklat pada umumnya mengikuti diklat ini yaitu guna untuk meningkatkan potensi dan keterampilan yang mereka milki agar lebih berkembang. Sehingga semangat yang dimilki oleh peserta harus dipertahankan hingga kapanpun untuk diklat TOT selanjutnya .


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Atmodiwirio,Soebagio.(2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadizya Jaya Andi Fabrian. 2009. Pengertian Populasi dan Sampel.

Basuki J. (2005), Strategi Pengembangan Kompetensi Widyaiswara

dalam Meningkatakan Profesionalisme Mengajar , Jakarta. LAN. RI. IKAPI. 2009. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:

Fokusmedia.

Kamil, Mustafa. (2010) .Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi ). Bandung: Alfabeta.

Kamil, M. 2009. Pendidikan Nonformal. Bandung: ALFABETA.

Mardalis. 1999. Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Jakarta: Bumi Aksara.

Marwansyah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: ALFABETA Peraturan Menteri PAN Nomor 14 tahun ( 2009) tentang Jabatan Fungsional

Widyaiswara dan Angka Kreditnya .

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun (2000) , tentang, Pendidikan dan Pelatihan PNS.

Sudjana, Djudju. (2007). Sistem dan manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi). Bandung :Falah Production.


(37)

Perkembangan, Filsafat, Teory Pendukung, Asas). Bandung. Falah Production.

Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA Sugiyono. (2006). Metode penelitian administrasi.Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2010): Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung.Alfabeta.

Surakhmad,W.(1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metoda, dan Teknik. Bandung:Tarsito.

Undang- undang Republik Indonesia No .20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006). Bandung: Fokusmedia

Internet :

Akhyadi. A.S. Program Pendidikan Luar Sekolah. Makalah Program Pendidikan Luar Sekolah. In Google Online. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/direktori/FIP/JUR._PEND_LUAR_SEKOLAH /1.95709251984031-

Keputusan Kepala LAN R. I. Nomor 194 Tahun( 2001) tentang, Pedoman Akreditasi dan Serifikasi Lembaga Diklat PNS.

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (2009). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.Jakarta


(38)

Kepegawaian Negara Nomor 7 tahun (2005) dan Nomor 17 tahun (2005) tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun (2008) tentang Standar Kompetensi Widyaiswara.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor. 6 Tahun( 2008) tentang Pedoman Sertifikasi Widyaiswara.


(1)

110

c. Perubahan Perubahan seperti apa saja yang terlihat pada widyaiswara setelah mengikuti diklat TOT di di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial) Kota Cimahi

Berdasarkan hasil penelitian melalui hasil wawancara kepada penyelengaraa (panitia), widyaiswara (peserta), fasilitator di BPPS ini diketahui bahwa, perubahan yang terlihat pada widyaiswara selama proses diklat berlangsung yaitu adanya perubahan aspek seperti: Aspek kongnitif (perubahan pengetahuan) :para widyaiswara diberikan pembelajaran dalam menambah pengetahuan mereka mengenai mutu penyelengaraan diklat seperti proses perencana, pelaksanaan, dan evaluasi. Tindakan dan proses didalam kelas mereka dapatkan beberapa teknik yang lebih baik digunakan selama proses diklat berlangsung, menyususn desain pembelajaran serta kurikulum. Aspek apektif (prilaku): selama masa diklat berlangsung perubahan perilaku yang mereka dapatkan yaitu, mereka mampu menguasai teknik penguasaan kondisi kelas untuk para orang dewasa, dan dalam hal sosialisasi selam diklat mereka mampu mengontrol ego mereka dalam kelompok yang diberikan oleh panitia selama masa diklat TOT yang mereka jalani. Aspek psikomotorik (keterampilan): keterampilan yang dirasakan para widyaiswara yang dirasakan yaitu mereka mampu memiliki keahlian dalam mengajar didepan kelas yaitu teknik penyampaian materi yan lebih inovasi dan kreatif agar mudah diserap dan di tangkap oleh para peserta diklat. pencairan suasana atau ice breaking yang bermacam- macam juga merupakan bekal untuk mereka praktekkan nanti sewaktu mereka menjalankan tugasnya sebagai widyaiswara .


(2)

111

d. Kontribusi diklat TOT dalam meningkatkan kompetensi widyaiswara dilingkungan BPPS ( Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Kota Cimahi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi diklat dalam meningkatkan mutu kompetensi sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu kualitas seorang widyaiswara terhadap jumlah kompetensi standar yang mereka capai selama diklat TOT yang diselengarakan di BPPS Kota Cimahi. Mutu penyelengaraan diklat TOT untuk para widyaiswara sangat menunjang kariernya seperti teknik menyusun analisis kebutuhan, menyusun kurikulum, menyusun bahan ajar, mengelola program diklat hal yang memang setiap berjangka mereka tingkatkan selama masa kerja menjadi seorang widyaiswara .

a. Saran dan Rekomendasi

Sehubungan dengan hasil temuan penelitian selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran diantarannya yaitu :

1. Manajemen Diklat

Penyelengaraan diklat yang dilaksanakan oleh BPPS Kota Cimahi sudah dikelola dengan tepat, namun perlu adanya penambahan saran dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran selama diklat berlangsung selain menunjang dalam proses pembelajaran juga dapat memotivasi peserta dalam pembelajaran.

2. Widyaiswara (fasilitator)

Widyaiswara mampu lebih membuat para peserta dapat lebih semangat dalam mengikuti proses diklat dengan upaya –upaya yang lebih beragam melalui cara- cara yang lebih inovatif sehingga peserta lebih terdorong untuk meningkatkan baik pengetahuan, kemampuan, wawasan,


(3)

112

maupun prestasi yang dimilikinya. Upaya yang dilakukan oleh widyaiswara dapat dikembangkan terutama dalam membangun suasana kelas yang partisipatif agar peserta lebih termotivasi dalam belajar, seperti penggunaan metode pembelajaran yang beragam dalam penerapannya perlu lebih kreatif .

3. Peserta

Kesiapan para peserta diklat sudah sangat tinggi sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari tujuan nya masing- masing dalam mengikuti diklat pada umumnya mengikuti diklat ini yaitu guna untuk meningkatkan potensi dan keterampilan yang mereka milki agar lebih berkembang. Sehingga semangat yang dimilki oleh peserta harus dipertahankan hingga kapanpun untuk diklat TOT selanjutnya .


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Atmodiwirio,Soebagio.(2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadizya Jaya Andi Fabrian. 2009. Pengertian Populasi dan Sampel.

Basuki J. (2005), Strategi Pengembangan Kompetensi Widyaiswara

dalam Meningkatakan Profesionalisme Mengajar , Jakarta. LAN. RI. IKAPI. 2009. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:

Fokusmedia.

Kamil, Mustafa. (2010) .Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi ). Bandung: Alfabeta.

Kamil, M. 2009. Pendidikan Nonformal. Bandung: ALFABETA.

Mardalis. 1999. Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Jakarta: Bumi Aksara.

Marwansyah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: ALFABETA Peraturan Menteri PAN Nomor 14 tahun ( 2009) tentang Jabatan Fungsional

Widyaiswara dan Angka Kreditnya .

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun (2000) , tentang, Pendidikan dan Pelatihan PNS.

Sudjana, Djudju. (2007). Sistem dan manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi). Bandung :Falah Production.


(5)

Perkembangan, Filsafat, Teory Pendukung, Asas). Bandung. Falah Production.

Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA Sugiyono. (2006). Metode penelitian administrasi.Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2010): Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung.Alfabeta.

Surakhmad,W.(1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metoda, dan Teknik. Bandung:Tarsito.

Undang- undang Republik Indonesia No .20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (2006). Bandung: Fokusmedia

Internet :

Akhyadi. A.S. Program Pendidikan Luar Sekolah. Makalah Program Pendidikan

Luar Sekolah. In Google Online. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/direktori/FIP/JUR._PEND_LUAR_SEKOLAH /1.95709251984031-

Keputusan Kepala LAN R. I. Nomor 194 Tahun( 2001) tentang, Pedoman Akreditasi dan Serifikasi Lembaga Diklat PNS.

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (2009). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.Jakarta


(6)

Kepegawaian Negara Nomor 7 tahun (2005) dan Nomor 17 tahun (2005) tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun (2008) tentang Standar Kompetensi Widyaiswara.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor. 6 Tahun( 2008) tentang Pedoman Sertifikasi Widyaiswara.