UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PLKB MELALUI PELATIHAN REFRESHING DI BALAI PELATIHAN.

(1)

UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PLKB

MELALUI PELATIHAN REFRESHING DI BALAI PELATIHAN DAN

PENGEMBANGAN BKKBN JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

RISKI RISBANDI 0800556

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Upaya Widyaiswara Dalam

Meningkatkan Kinerja PLKB Melalui

Pelatihan Refreshing di Balai Pelatihan

Dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat

Oleh Riski Risbandi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Riski Risbandi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN RISKI RISBANDI

UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PLKB MELALUI PELATIHAN REFRESHING DI BALAI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

BKKBN JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: PEMBIMBING I

Prof. Dr. Ishak Abdullah, M.Pd 19490227 1977031002

PEMBIMBING II

Dr. Joni Rahmat Pramudia, M.Si NIP. 19710614 199803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

vi

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN………. i

UCAPAN TERIMA KASIH………. ii

ABSTRAK……….. iv

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR LAMPIRAN………. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Lat ar Belakang……….. 1

B. Ide ntifikasi dan Perumusan Masalah……….... 3

C. Tuj uan Penelitian………... 4

D. Ma nfaat/Signifikasi Penelitian……….. 5

E. Str uktur Organisasi……… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah………... 6 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah……….. 6

2. Asas-Asas Pendidikan Luar sekolah……...………. 7

3. Tuj uan Pendidikan Luar sekolah……….……… 8


(5)

Vii

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

B. Ko

nsep Pendidikan dan pelatihan………. 8

1. Pen gertian Pendidikan dan Pelatihan……....………... 8

2. Fun gsi Pendidikan dan Pelatihan...………. 8

3. Tuj uan Pendidikan... 9

4. Tuj uan Pelatihan... 9

5. Kel embagaan Pendidikan dan Pelatihan... 9

C. Konsep Manajemen Pelatihan………... 10 1. Pengertian Manajemen Pelatihan………. 10

2. Fungsi Manajemen Pelatihan……….. 11

a. Per encanaan Pelatihan………... 12

b. Pel aksanaan Pelatihan………... 23

c. Eva luasi Pelatihan………. 30

D. Konsep PLKB...………... 31 1. Pengertian PLKB………. 31

2. Peran, Fungsi dan Tugas PLKB……..……… 32

3. Program Kerja PLKB………..……… 33

E. Konsep Dasar Peran... 37

1. Pengertian Peran... 37

2. Aspek Peran... 39


(6)

viii

1. Pengertian Motivasi... 39

2. Jenis-Jenis Motivasi... 39

3. Indikator-indikator Motivasi... 40

4. Ciri-ciri Motivasi pada Seseorang... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……… 42 B. Desain Penelitian………... 43 C. Metode Penelitian……….. 45 D. Definisi Operasional……….. 46 E. Instrumen Penelitian……….. 47 F. Teknik Pengumpulan Data……… 48 G. Teknik Analisa Data……….. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 51 1. Sejarah Singkat BKKBN………. 51

2. Visi dan Misi BKKBN……… 53

3. Tugas, Fungsi dan Kewewangan BKKBN………. 54 4. Sasaran Pelatihan di Bidang LATBANG BKKBN………. 55

5. Struktur Organisasi Latbang BKKBN………...……... 56


(7)

Vii

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

7. Sasaran Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN

Provinsi Jawa Barat ………...………... 58

8. Widyaiswara Pelatihan Refreshing...………. 59

9. Sasaran Pelatihan Refreshing... 60

10. Waktu, Pelaksanaan dan Materi Pelatihan Refreshing... 62

11. Jadwal kegiatan Pelatihan Refreshing... 64

12. Su mber Daya Manusia dan Sarana dan Prasarana... 65

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian……… 67 1. Identitas Informan.……… 67

2. Deskripsi Hasil Penelitian………. 69

a. Per encanaan Pelatihan Refreshing……… 69

b. Pel aksanaan Pelatihan Refreshing …..………. 72

c. Eva luasi Pelatihan Refreshing....……….. 75

C. Pe mbahasan Hasil Penelitian………. 78

1. Per encanaan Pelatihan Refreshing dalam meningkatkan kinerja PLKB ………. 78

2. Pel aksanaan Pelatihan Refreshing dalam meningkatkan kinerja PLBK……….. 81

3. Eva luasi Pelatihan Refreshing dalam meningkatkan kinerja PLBK……….……… 83


(8)

viii

A. Kes

impulan……… 86

B. Sar

an……….………. 88

DAFTAR PUSTAKA………. 90


(9)

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

UPAYA WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN KINERJA

PLKB MELALUI PELATIHAN REFRESHING DI BALAI

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN BKKBN JAWA BARAT

Riski Risbandi 0800556 ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi pada pokok permasalahan “Bagaimana upaya

widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan? “. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang : 1. Bagaimana Perencanaan Pelatihan Refreshing dalam meningkatkan kinerja PLKB, 2. Bagaimana Pelaksanaan Pelatihan Refeshing dalam meningkatkan kinerja PLKB, 3. Bagaimana Evaluasi Pelatihan Refreshing dalam meningkatkan kinerja PLKB.

Tinjauan konseptual teoritik penelitian ini adalah: a) Konsep Pendidikan Luar Sekolah, b) Konsep Pendidikan dan Pelatihan, c) Konsep Manajemen Pelatihan, d) Konsep PLKB (Petugas lapangan Keluarga Berencana), e) Konsep Dasar Peran, f) Konsep Dasar Motivasi.

Metodologi penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian sebanyak sembilan orang terdiri dari 2 orang penyelenggara, 2 orang widyaiswara, dan 5 orang dari peserta pelatihan. Adapun teknik pengambilan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara, dan studi Dokumentasi.

Hasil penelitian diperoleh data dan informasi mengenai: 1) Perencanaan Pelatihan Refreshing bagi PLKB yang meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, alokasi waktu, pembiayaan dan kurikulum. 2) Pelaksanaan Pelatihan Refreshing bagi PLKB berjalan sesuai dengan perencanaan yaitu kegiatan pembukaan pelatihan yang lancar, alokasi waktu pelatihan berjalan efektif, materi/bahan belajar sudah sesuai dengan kurikulum, metode dalam pelatihan sudah sesuai , media/alat bantu yang sesuai dan penerapan serta ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai, 3) Evaluasi Pelatihan Refreshing bagi PLKB, evaluasi dilihat dari keberanian bertanya para peserta, kemampuan menyampaikan pendapat, minat dan motivasi mengikuti pelatihan, ketepatan waktu dan kehadiran, sedangkan evaluasi hasil belajar dilihat dari Pre test dan Post test peserta pelatihan.

Kesimpulan penelitian ini adalah Pelatihan Refreshing dapat meningkatkan kinerja PLKB di lapangan yang bisa dilihat dari hasil belajar peserta pelatihan antara sebelum pelatihan (pre test) dan setelah pelatihan (post test). Saran dalam Pelatihan Refreshing adalah seharusnya saat pihak identifikasi seharusnya terjun langsung ke lapangan dan pihak PLKB dilibatkan di dalamnya. Untuk penyelenggara agar meningkatkan lagi sarana dan prasarana supaya menunjang proses pembelajaran yang maksimal.


(10)

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFORTS OF WIDYAISWARA IN IMPROVING

PERFORMANCE OF PLKB THROUGH TRAINING

REFRESHING ON TRAINING AND DEVELOPMENT

SECTOR WEST JAVA BKKBN

Riski Risbandi 0800556

ABSTRACT

The background of this research on the subject matter "How Efforts of Widyaiswara in Improving Performance of PLKB trough Training Refreshing ". The purpose of this research is to gain an overview of: 1 How Planning Training Refreshing in improving the performance of field officers, 2 How refeshing Training Implementation in improving the performance of field officers, 3 How Refreshing Training Evaluation in improving the performance of field officers. Theoretical conceptual overview of this research are: a) the concept of School Education, b) Concept of Education and Training, c) Management Concepts Training, d) The concept of field officers (field officer Family Planning), e) Role of Basic Concepts, f) Basic Concepts of Motivation. Methodology This study used a descriptive study with a qualitative approach to the research subjects were nine organizers consist of 2 people administrator, 2 widyaiswara, and 5 people from the trainees. The data collection techniques used are observation, interviews, and documentation studies. The results of the study obtained data and information regarding: 1) Planning Training Refreshing. 2) Implementation of Refreshing training for field officers. 3) Evaluation Refreshing training for field officers. The conclusion of this study is Refreshing training can improve the performance of field officers in the field that can be seen from the results of learning among trainees before training (pre-test) and after training (post-test). Refreshing in Training advice is necessary as the identification should go directly to the field and the field officers involved in it. For the organizers to improve their facilities and infrastructure that support the learning process of the maximum.


(11)

1

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN

A . Latar belakang

Menurut sensus penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 orang yang membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk tertinggi ke 4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Maka pemerintah memaksimalkan program KB yang selama ini dijalankan oleh BKKBN dalam menekan jumlah penduduk. Peran BKKBN sangatlah penting sekali sebagai suatu instansi pemerintah yang menangani masalah jumlah kependudukan. BKKBN sebagai suatu instansi/lembaga yang berperan dilingkup propinsi dan di setiap desa, BKKBN dibantu oleh petugas lapangan KB yang di sebut PLKB.

Tugas pokok PLKB adalah melakukan penyuluhan keluarga berencana nasional dan pelayanan keluarga berencana (berdasarkan Kepmenpan Nomor. 120 Tahun 2004 Pasal 3 dan Pasal 4). Memasuki era baru pembangunan pelaksanaan KB saat ini, banyak sekali tuntutan perubahan yang harus dilakukan terkait dengan pelaksanaan program KB di tingkat desa/kelurahan, baik yang muncul akibat dari adanya perubahan visi dan misi program yang ada maupun tuntutan perubahan dari pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan UU No.22 tahun 1990 tentang otonomi daerah.

Visi dari BKKBN yaitu Mewujudkan penduduk yang tumbuh seimbang dan Misi BKKBN yaitu Mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera,

sumber : bkkbn.go.id/profile

Pelaksanaan program KB tidak lagi semata mata diarahkan hanya kepada upaya pencapaian target kuantitas penduduknya, melainkan jauh lebih luas lagi sudah harus menyentuh banyak aspek terkait dengan upaya kualitas dalam rangka mewujudkan sebuah keluarga yang berkualitas.

Dari pelaksanaan program KB diharapkan sudah tidak lagi terlalu banyak intervensi dari tingkat atas, sudah saatnya lebih banyak lagi digali dan di


(12)

2

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rumuskan inisiatif dan aspiratif yang muncul berdasarkan kebutuhan dari masyarakat.

Pelatihan yang diadakan oleh Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN disesuaikan atas kebutuhan, baik kebutuhan dari instansi maupun dari masyarakat. Pelatihan menurut Mathis (2002:22) adalah “Suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu dalam mencapai tujuan organisasi”. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas.

Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang. Sedangkan Simanjuntak (2005) mendefinisikan “Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai”. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja.

Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) adalah lembaga negara yang bertugas mengurusi masalah kependudukan secara nasional. Ada beberapa bidang di dalamnya, salah satu bidangnya yaitu bidang pelatihan


(13)

3

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

dan pengembangan. Bidang tersebut berfungsi sebagai penyelenggaraan penelitian dan pengembangan program KB (Keluarga Berencana) Nasional serta pembangunan keluarga sejahtera.

PLKB sebagai petugas yang mempunyai kedudukan di tingkat desa/kelurahan, adalah merupakan petugas strategis yang diharapkan mampu menjawab dan membawa perubahan pada masyarakat. Melalui PLKB, semua gagasan baru KB bisa disampaikan kepada masyarakat, dan semua potensi masyarakat bisa digali, dan melalui PLKB pula, pada akhirnya partisipasi masyarakat dalam program KB bisa berjalan dengan maksimal dan ditingkatkan. Melalui pelatihan ini, PLKB dapat menjalan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan visi misi BKKBN.

Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Jawa Barat jumlah peserta KB aktif pada 2009 sebanyak 6,4 juta orang dan jumlah peserta keluarga berencana aktif 2010 mencapai 6,77 juta orang. Terlihat ada peningkatan, walaupun demikian, BKKBN terus meningkatkan dan mengembangkan program KB. Salah satunya dengan melaksanakan Pelatihan Refreshing untuk PLKB.

Pelatihan Refreshing diperuntukan untuk PLKB di tingkat Provinsi Jawa Barat agar maksimal dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga di masyarakat. Peserta Pelatihan Refreshing yaitu PLKB yang sudah pernah mengikuti kegiatan Pelatihan Refreshing sebelumnya dan yang baru.

B . Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi, diantaranya yaitu :

1. Peserta Pelatihan Refreshing adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di bidang penyuluhan KB atau biasa disebut Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang sudah pernah mengikuti pelatihan akan tetapi kinerja di lapangan menurun dan kurang sesuai dengan visi dan misi dari BKKBN.


(14)

4

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Peserta Pelatihan Refreshing berjumlah 31 orang dan berasal dari beberapa kabupaten dan kota se-Jawa Barat yang belum pernah mengikuti Pelatihan Refreshing sebelumnya.

3. Dari 31 peserta pelatihan, yang mendapatkan nilai diatas 60,00 dalam pre-test yaitu sebesar 22,5% yang berjumlah 7 orang.

4. PLKB kurang mengembangkan program KB sesuai dengan potensi yang diampu di desanya.

5. Dengan diadakannya Pelatihan Refreshing bagi PLKB akan mampu dalam mengemban tugas di lingkungan kerjanya masing-masing sehingga penyampaian dari program KB bisa tersampaikan dengan maksimal.

Dari hasil identifikasi masalah tersebut agar penelitian terfokus maka peneliti membatasi masalah hanya pada upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat, oleh karena itu masalah dibatasi pada:

1. Bagaimana upaya widyaiswara dalam merencanakan pelatihan refreshing untuk meningkatkan kinerja PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Bandung ?

2. Bagaimana upaya widyaiswara dalam melaksanakan pelatihan refreshing untuk meningkatkan kinerja PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Bandung ?

3. Bagaimana upaya widyaiswara dalam mengevaluasi pelatihan refreshing untuk meningkatkan kinerja PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Bandung ?

C . Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui upaya Widyaiswara dalam merencanakan pelatihan refreshing guna meningkatkan kinerja PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Bandung.


(15)

5

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

2. Untuk mengetahui upaya Widyaiswara dalam melaksanakan pelatihan refreshing guna meningkatkan kinerja PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Bandung.

3. Untuk mengetahui upaya Widyaiswara dalam mengevaluasi pelatihan refreshing guna meningkatkan kinerja PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Bandung.

D . Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan kontribusi positif baik secara teoritis dan secara praktis sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi untuk dijadikan sebagai landasan teori bagi BKKBN dalam mengembangkan berbagai pelatihan yang akan diadakan.

2. Secara Praktis

Menambah ilmu,wawasan dan pengalaman praktis bagi penulis khususnya mengenai pelatihan PLKB di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Provinsi Jawa Barat

E . Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka Kajian Pustaka, di dalamnya terdapat beberapa teori dan konsep yang berhubungan dengan judul dan permasalahan penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian, Membahas tentang Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data serta Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Kondisi Objektif Pelatihan Refreshing Di Balai Pelatihan Dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat, Hasil Penelitian, dan Analisis Hasil Penelitian


(16)

6

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V Kesimpulan dan Saran terdiri dari Hasil Simpulan yang didapat dari penelitian dan Saran yang dapat digunakan oleh para peneliti lain.


(17)

42

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jln Sederhana No.1 Sukajadi, Kota Bandung, Lokasi penelitian dipilih peneliti karena merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang pelatihan bagi para tenaga salah satunya adalah PLKB atau Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana. Selain itu alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengelolaan pada pelatihan sesuai dengan objek kajian yang peneliti ambil, yaitu tentang upaya widyaiswara dalam mengelola pelatihan dalam meningkatkan kompetensi peserta pelatihan di bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang atau lembaga sebagai informan yang dapat memberikan data bagi kepentingan penelitian, sehingga subjek penelitian disebut juga sebagai sumber data. Menurut Arikunto (2006:129) Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang akan merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Subyek dalam penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebanyak sembilan orang yang diambil dari dua orang penyelenggara, dua orang widyaiswara dan lima orang peserta pelatihan dari 31 orang keseluruhan peserta pelatihan karena dari 5 orang ini dapat menggambarkan dari Pelatihan Refreshing yang dipilih berdasarkan pengamatan peneliti ada pula alasan mengambil subyek penelitian 9 orang tersebut adalah untuk melihat berbagai aspek dan masukan yang dilihat dari penyelenggara menyiapkan proses pelatihannya, fasilitator yang


(18)

43

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

mendukung atau melaksanakan kegiatannya, serta untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan ketika mengikuti diklat sehingga dapat menggambarkan upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat.

Tabel 3.1

Subyek Penelitian Dengan Pendekatan Kualitatif

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian dalam memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dan beberapa ciri dari desain penelitian yaitu bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual, dilakukan secara survey, bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail, mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan pembenaran

No. Nama Jenis

Kelamin

Usia (Thn)

Jabatan Pendidikan

Terakhir

Kode Informan

1. Dra. Lena Siti

Marliana

P 52 Penyelenggara S2 P1

2. Rusmana Muchsin L 51 Penyelenggara S1 P2

3. Hj. Yeyet

Herawati, SH. Msi

P 59 Widyaiswara S2 W1

4. Aldina

Sukmawardani, S.AB

P 26 Widyaiswara S1 W2

5. Oman rahman P 48 Peserta SMA WB1

6. Hj. Enni Nurani P 51 Peserta SMA WB2

7. Dadang AD L 49 Peserta SMA WB3

8. Juju Julaeha P 55 Peserta S1 WB4


(19)

44

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

keadaan dan praktek yang sedang berlangsung, mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan.

Ada tiga tahapan sesuai yang dikemukakan Moleong (2007: 127) sebagai berikut, yaitu:

1. Tahap Pra-Lapangan

Tahap pra-lapangan ini, peneliti menentukan Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat sebagai tempat melakukan penelitian. Peneliti memilih Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat sebagai tempat penelitian karena sesuai dengan konsentrasi yang peneliti geluti yaitu konsentrasi pelatihan dan juga lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti. Selanjutnya, peneliti mengurus perizinan dan mulai menjajaki lapangan dalam arti orientasi lapangan untuk mengetahui permasalahan yang terdapat di lapangan melalui orang dalam atau informan. Peneliti menentukan subjek penelitian yang akan dijadikan sebagai sumber data agar data yang dihasilkan dapat dipertanggunjawabkan. Tahap selanjutnya yaitu menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat tulis dan alat rekam yang diperlukan sebelum peneliti terjun ke lapangan lebih lanjut. Setelah itu peneliti mempersiapkan persoalan etika yang ada di lapangan, baik peraturan tertulis maupun peraturan tidak tertulis.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam tahap pekerjaan lapangan, peneliti mulai memasuki latar penelitian dan menemukan kesesuaian permasalahan. Salah satu alternatif untuk menetapkan fokus penelitian yaitu menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan sehingga fokus penelitian ini adalah upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB. Penelitian ini ditentukan dari latar belakang dalam permasalahan kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi Penyuluh lapangan Keluarga Berencana menjalankan program keluarga berencana nasional dan latar belakang pendidikan dan usia penyuluh keluarga berencana yang variatif menyebabkan kurangnya keterampilan berkomunikasi dalam kegiatan pelatihan.


(20)

45

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

3. Tahap Analisis Data

Pada Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013: 89) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Setelah peneliti memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai pelatihan refreshing, kemudian data tersebut dianalsisi dan dibahas.

C . Metode Penelitian

Metode merupakan cara ataupun teknik tertentu yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan penelitian, sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1992:131) bahwa metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil yang dicapai oleh widyaiswwara dalam pelatihan di bidang pelatihan dan pengembangan BKKBN. Sesuai dengan maksud penelitian ini, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Nasution (2003:5) mendifinisikan bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa

dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”

Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena : 1. Sumber data merupakan situasi yang alami tanpa rekayasa

2. Peneliti sebagai instrumen penelitian, pada waktu mengumpulkan data di lapangan peneliti berperan serta pada situasi peneliti dan mengikuti kegiatan. 3. Bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka-angka.

4. Mementingkan proses dibandingkan produk, juga memperhatikan bagaimana perkembangan terjadinya sesuatu.


(21)

46

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

5. Mengutamakan data langsung, dan mementingkan pandangan responden, peneliti tidak memaksakan pandangannya sendiri.

6. Dilakukan Triangulasi yaitu data atau informasi dari satu pihak harus di cek kebenaranya dengan memperoleh data itu dari sumber lain.

Dalam penelitian ini, penulis ingin memperoleh gambaran yang jelas dan mendalam mengenai pelatihan refreshing yang dilakukan oleh widyaiswara di latbang BKKBN Jawa Barat.

D . Definisi Operasional

Guna menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap kata-kata atau salah istilah yang digunakan mengenai judul dan isi penelitian ini, akan dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Upaya

Upaya disini adalah suatu usaha yang tepat guna untuk mencapai hasil yang diharapkan oleh Pelatihan Refreshing dalam meningkatkan kinerja PLKB di lapangan yang dalam naungan Lembaga BKKBN.

2. Pengelolaan

Pengelolaan dalam penelitian ini adalah proses pengelolaan dimulai dari perencanaan hingga pengevaluasian dalam pelatihan refreshing di Balai pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat.

3. Program

Program yang dimaksud disini adalah suatu himpunan instruksi tertulis yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pelatihan di Balai pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat dan menjadi patokan yang mengukur tingkat keberhasilan pelatihan.

4. Pelatihan

Pelatihan yang dimaksud disini ialah program Pelatihan Refreshing kepada PLKB untuk meningkatkan kinerja mereka di lapangan agar program KB dan KS bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan dari pihak Lembaga BKKBN.


(22)

47

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

5. Kinerja

Kinerja disini ialah kinerja yang dimiliki oleh peserta Pelatihan yang mengikuti Pelatihan Refreshing di Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat dimana mereka dilihat dari segala kegiatan dan perkembangannya mulai dari awal masuk pelatihan hingga selesainya pelatihan.

6. PLKB

Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah petugas lapangan yang mempunyai kedudukan di tingkat desa dalam menyampaikan program KB. Melalui PLKB ini semua gagasan program-program dari BKKBN dapat disampaikan kepada masyarakat dan semua potensi masyarakat dapat digali dan pada akhirnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan KB bisa ditingkatkan.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2008: 222), yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti sebagai instrumen harus juga divalidasi seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Dalam hal ini peneliti kualitatif sebagai

Human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam instrumen penelitian kualitatif Nasution yang dikutip oleh Sugiyono (2008: 223) menyatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti, masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya yang dapat mencapainya.


(23)

48

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah manusia dan dalam pengumpulan datanya instrumen penelitian kualitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi dan kuesioner yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data. Sedangkan menurut Poerwandri (1998) dalam sobri (2009:4) peneliti sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, analisis, dan menginteprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data yang maksmal, maka peneliti dibantu dengan teknik di bawah ini. Agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya teknik pengumpulan data yang tepat yang cocok dengan kebutuhan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut dijelaskan di bawah ini :

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2005:167) merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yag tersusun dan berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Peneliti akan melakukan observasi partisipasi dengan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam keseharian informan. 2. Wawancara

Menurut Nasution (2003:112) wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Untuk memudahkan wawancara dan mengarahkan pertanyaan dalam wawancara maka

disusunlah suatu “ Pedoman Wawancara’’

Dengan melakukan wawancara ini, peneliti dapat mengggali lebih banyak data tentang pelatihan yang dilaksanakan sehingga data tersebut dapat diakui kebenarannya.


(24)

49

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

3. Studi Dokumentasi

Menurut Nasution (2005:85) bahwa data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari sumber manusia atau human resources melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi, terdapat pula sumber data yang merupakan non human resources berupa dokumentasi yang bahannya telah ada, telah tersedia dan siap pakai.

Studi dokumentasi dipergunakan agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari pelatihan refreshing ini.

G. Teknik Analisa Data

Menurut Nasution (2003:138) bahwa dalam penelitian kualitatif, analisis data dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, selama berlangsungnya penelitian sampai penulisan hasil penelitian. Sedangkan Analisa adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran ini memberikan makna pada analisi, menjelaskan pola atau kategori dan mencari hubungan antar konsep.

Berdasarkan karakteristik analisis data dalam penelitian ini berlangsung secara induktif dengan dilakukan secara terus menerus. Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data dari catatan lapangan, reduksi, dideskripsikan, dianalisis kemudian ditafsirkan.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini merujuk pada apa yang dikemukakan oleh Nasution (2003:129-130) yaitu dijelaskan sebagai berikut :

1. Reduksi data

Untuk memudahan penelitian, data yang terkumpul dari lapangan kemudian diketik dalam bentuk uraian atau laporan terperinci agar mudah dipahami. Laporan yang telah terkumpul tersebut kemudian direduksi dengan maksud untuk menggolongkan dan mengorganisiskan data sehingga peneliti dapat dengan mudah memperlajari dan memahami data apa saja yang belum terkumpul. Data yang direduksi terdiri dari data wawancara dan data hasil studi dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian ini.


(25)

50

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

2. Display data

Display data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan gambaran secara menyeluruh. Sehingga data mudah untuk dibaca dan dipahami. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci, menyeluruh akan lebih memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek penelitian baik secara keseluruhan maupun parsial. Dalam hal ini, data hasil reduksi digolongkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian.

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi

Kegiatan menarik kesimpulan dilakukan peneliti sejak awal berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data. Kesimpulan yang diambil hanya bersifat sementara dan masih diragukan, Oleh karena itu kesimpulan senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga tingkat kepercayaan peneliti.


(26)

86

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui Pelatihan Refreshing di Balai Pelatihan BKKBN, terdapat beberapa kesimpulan yang peneliti dapat berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam penelitian, sebagai berikut:

1. Perencanaan Pelatihan Refreshing bagi PLKB

Perencanaan Pelatihan Refreshing bagi PLKB di Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN, meliputi: identifikasi kebutuhan pelatihan, perumusan tujuan, alokasi waktu, pembiayaan/dana, dan struktur kurikulum. Identifikasi tidak dilakukan langsung oleh widyaiswara maupun penyelenggara, akan tetapi penyelenggara memanggil perwakilan dari lembaga yang menaungi PLKB di lokasi kerja daerah masing-masing agar PLKB mengikuti pelatihan yang akan dilaksanakan oleh Latbang BKKBN, karena pelatihan ini telah disesuaikan dengan kebutuhan PLKB di lapangan agar kinerja PLKB di lapangan menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan BKKBN. Tujuan dari diselenggarakanya pelatihan refreshing bagi PLKB adalah agar PLKB dapat menjalankan program di lapangan sesuai dengan visi dan misi BKKBN. Pembiayaan dari pelatihan refreshing bagi PLKB ini adalah sepenuhnya dari APBN sehingga peserta tidak dipungut biaya. Dalam kurikulum pelatihan refreshing ini meliputi 3 pokok yaitu materi dasar, materi inti dan materi penunjang agar pelatihan bisa sesuai dengan kebutuhan PLKB di lapangan.

2. Pelaksanaan Pelatihan Refreshing bagi PLKB

Kegiatan dalam pelaksanaan pelatihan refreshing ini meliputi kegiatan pembuka, alokasi waktu, materi, metoda, media, sarana dan prasarana. Dalam kegiatan pembuka, ketua balai pelatihan dan pengembangan BKKBN Jawa Barat membuka kegiatan pelatihan refreshing dan dengan pengenalan widyaiswara kepada peserta pelatihan agar peserta mengetahui widyaiswara yang akan memberikan pembelajaran dalam pelatihan. Alokasi waktu efektif dalam pelatihan


(27)

87

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

refreshing adalah dari tanggal 22 April 2013 sampai 25 April 2013 akan tetapi pada tanggal 21 April diadakan pendaftaran peserta pelatihan. Materi yang diberikan diberikan oleh widyaiswara telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta pelatihan dan atas kurikulum yang mengacu pada BKKBN. Dalam penggunaan metode yang digunakan dalam pelatihan refreshing adalah dengan menggunakan metode ceramah, curah pendapat, tanya jawab, diskusi, bermain peran (role play), studi kasus, penugasan, dan presentasi. Dan juga lebih banyak ke praktek agar peserta lebih menguasai saat praktek langsung di lapangan. Media/ alat bantu/ sumber belajar sudah sangat tepat. Media/alat bantu/sumber belajar yang digunakan terdiri dari LCD, Laptop, white board, sound system, spidol, kertas, dan penghapus sudah cukup baik dan tersedia sesuai dengan kebutuhan widyaiswara dan peserta pelatihan. Dan untuk sarana prasarana yang tersedia di Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat sudah cukup baik dan memadai. Sarana dan Prasarana yang ada diantaranya ruang kantor, ruang kelas, ruang makan, dapur, perpustakaan, asrama, kamar mandi, dan musolah.

3. Evaluasi Pelatihan Refreshing bagi PLKB

Dalam pelatihan refreshing bagi PLKB evaluasi/penilaian dilihat dari 2 aspek yaitu proses evaluasi dan hasil evaluasi. Dalam proses evluasi/penilaian meliputi : Keberanian bertanya, kemampuan menyampaikan pendapat, minat dan motivasi, ketepatan waktu, dan kehadiran. Dan dalam evaluasi hasil yaitu penilaian terhadap peserta pelatihan, penilaian terhadap widyaiswara dan penilaian terhadap penyelenggara. Dalam hal keberanian bertanya peserta tidak malu bertanya kalau mereka kurang memahami tentang apa saja yang dijelaskan oleh widyaiswara, menurut mereka karena ini dijadikan ilmu/pedoman dalam melaksanakan penyuluhan di daerah mereka masing-masing. Dan saat menyampaikan pendapatnya peserta yang menyampaikan pendapat hanya beberapa peserta pelatihan dan tidak semuanya menyampaikan pendapat mereka, dan belum semua peserta berani untuk menyampaikan pendapatnya di depan peserta lainnya. Peserta sangat berminat mengikuti pelatihan yang berdasarkan pengamatan widyaiswara di dalam kelas dan peserta sangat intens mengikuti teori yang diajarkan kepada mereka begitu pula saat pendaftaran peserta yang datang ke


(28)

88

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latbang BKKBN tepat waktu di hari Minggu sesuai dengan jadwal pendaftaran peserta. Para peserta mempunyai motivasi untuk bisa menjadi penyuluh yang lebih baik dari sebelumnya agar program yang mereka jalankan di daerah masing- masing bisa dilaksanakan dengan maksimal. peserta pelatihan refreshing sangat mentaati tata tertib yang sudah tertulis terutama ketepatan waktu. Diawal sebelum proses pembelajaran berlangsung, saat mereka mendaftar sebagai peserta pelatihan telah sesuai dengan jam dan jadwal yang ditetapkan. Dan dalam hal kehadiran peserta pelatihan mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan tanpa absen dari kegiatan pelatihan.

B. SARAN

Berikut adalah saran dari penulis untuk beberapa pihak terutama yang berkaitan dengan pelatihan refreshing.

a. Perencanaan Pelatihan

Dalam hal perencanaan kegiatan pelatihan bagi PLKB harusnya pada saat identifikasi kebutuhan, penyelenggara melibatkan yang akan menjadi peserta pelatihan agar sesuai dengan kebutuhan yang akan dilatih. Karena yang telah peneliti amati bahwa pemanggilan peserta pelatihan hanya melalui lembaga yang menaungi lokasi kerja PLKB di daerahnya.

b. Pelaksanaan Pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian, proses pelaksanaan Pelatihan Refreshing bagi PLKB yang dilakukan di Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN telah berjalan cukup baik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam perencanaan. Dan peserta mengikuti dengan baik pelatihan refreshing. Akan tetapi dari segi sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan lagi agar peserta merasa lebih nyaman lagi dalam mengikuti pelatihan karena dilapangan ada yang satu kamar yang diisi 3 orang, mungkin kalau 2 orang lebih baik.

c. Evaluasi Pelatihan

Saat evaluasi pelatihan refreshing bagi PLKB sudah baik yaitu karena ada pre- test dan post-test juga melibatkan penilaian saat proses pelatihan. Penilaian terhadap widyaiswara dirasa kurang dalam aspek penilaiannya karena cuma 11


(29)

89

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

aspek harusnya ditambahi lagi misalnya dalam hal keramahtamahan terhadap peserta dan ketegasan di dalam kelas.


(30)

90

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

a. Sumber Buku

Abdulhak, I. (1996). Strategi Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: AGTA Manunggal Utama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Artasasmita,R. (1985). Pedoman Merancang Sistem Kursus dan Latihan. Bandung: FIP IKIP

Atmodiwirio, S. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta : Ardadizya Jaya

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: BKKBN.

BKKBN.(2001)PLKB dan Pengelolaan KB di desa. Jakarta:BadanKoordinasi KB Nasional

Dharma, A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Jakarta: Pegawai Depdikbud

Hutapea, P. dan Thoha, N. (2008). Kompetensi Plus (Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Kartika, Ika. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta.

Kaswan. (2011). Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta

Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal (Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mathis, R.( 2001). Human Resources Management. PT.Salemba Emban Patria : Jakarta

Moekijat. (1991). Pengembangan Manajemen. Bandung: Angkasa.


(31)

91

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pramudia, J.R. (2013). Belajar Sepanjang Hayat (Konsep, Kebijakan dan Aplikasi dalam Pendidikan Nonformal Menuju Masyarakat Berpengetahuan). Bandung: EDUKASIA Press.

Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah. Sardiman,A.M.(2008).Interaksi dan Motivasi Belajar Menajar.Jakarta : Rajawali

Press, PT Rajagrafindo Persada

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Simamora. H. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sudijono, A. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana, D. (2000). Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production

______. (2004). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan Sejarah Perkembangan Falsafah Teori Pendukung Asas). Bandung: Falah Production.

______. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan Teori dan Aplikasi. Bandung : Falah Production.

______. (2010). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suprijanto. (2012). Pendidikan Orang Dewasa(Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI


(32)

92

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sumber Internet

Ativa, S. (2012). Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja. Tersedia:

http://sitiativa.wordpress.com/2012/09/09/pendidikan-keaksaraan-dan-pendidikan-keterampilan-dan-pelatihan-kerja/. (Diunduh tanggal 3 Desember 2013)

Bidanlia.(2009). Agustus. Teori tentang Peran . Tersedia :

http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html (Diunduh 17 Juni 2014)

Boerankkara.(2012) April 18. Apa itu PLKB.Tersedia:

http://catatanharianplkb.wordpress.com/2012/04/18/apa-itu-plkb/ (Diunduhpada 26 November 2013)

Edulab.(2012).Februari 12.Teori-teoriMotivasi. Tersedia :

http://new.edulab.co.id/teori-teori-motivasi/ (Dikutippada 28 November 2013)

Eprints.(2007). Pengertian Peran. (Online). Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9762/3/bab%202%20-%20%2007108248206.pdf (diunduh 17 Juni 2014) Esap. 2012). Desember 21. Program Penyuluh KB. Tersedia :

http://programplkb.blogspot.com/ ( diunduh 17 Juni 2014) Fitri Azni.(2011). juni 27. Konsep pendidikan luar sekolah. Tersedia :

http://pendidikanluarsekolahunp.blogspot.com/2011/06/konsep-pendidikan-luar-sekolah.html (Di unduh 25 November 2013) Jodenmot.(2012).Desember29. Teori Peran, Pengertian dan Definisi

Peran. Tersedia:

http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/ (diunduh 17 juni 2014)

Suhadahanum.(2012). september 10.negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.Tersedia :(Diunduhpada26 November 2013) http://suhadahanum.com/2012/09/10-negara-dengan-jumlah-penduduk-terbanyak-di-dunia/ (Di kutippada26 November 2013) Tutorialto. (2012). Jumlah Sensus Penduduk.Tersedia:


(33)

93

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.tutorialto.com/pendidikan/7762-jumlah-sensus-penduduk-tahun-2012.html (29 November 2013).

Tedihyo.(2012) Maret 17. Definisi pelatihan menurut para ahli.Tersedia :

http://edutekinfo.blogspot.com/2012/03/definisi-pelatihan-menurut-para-ahli.html (Di kutippada 25 November 2013) Yeni.Vitra.(2012). April. Peran, Fungsi,dan Tugas PLKB. Tersedia:

http://yheyhenkb.blogspot.com/2012/04/peran-fungsi-dan-tugas-plkb.html (diunduh 17 Juni 2014)


(1)

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latbang BKKBN tepat waktu di hari Minggu sesuai dengan jadwal pendaftaran peserta. Para peserta mempunyai motivasi untuk bisa menjadi penyuluh yang lebih baik dari sebelumnya agar program yang mereka jalankan di daerah masing- masing bisa dilaksanakan dengan maksimal. peserta pelatihan refreshing sangat mentaati tata tertib yang sudah tertulis terutama ketepatan waktu. Diawal sebelum proses pembelajaran berlangsung, saat mereka mendaftar sebagai peserta pelatihan telah sesuai dengan jam dan jadwal yang ditetapkan. Dan dalam hal kehadiran peserta pelatihan mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan tanpa absen dari kegiatan pelatihan.

B. SARAN

Berikut adalah saran dari penulis untuk beberapa pihak terutama yang berkaitan dengan pelatihan refreshing.

a. Perencanaan Pelatihan

Dalam hal perencanaan kegiatan pelatihan bagi PLKB harusnya pada saat identifikasi kebutuhan, penyelenggara melibatkan yang akan menjadi peserta pelatihan agar sesuai dengan kebutuhan yang akan dilatih. Karena yang telah peneliti amati bahwa pemanggilan peserta pelatihan hanya melalui lembaga yang menaungi lokasi kerja PLKB di daerahnya.

b. Pelaksanaan Pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian, proses pelaksanaan Pelatihan Refreshing bagi PLKB yang dilakukan di Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN telah berjalan cukup baik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam perencanaan. Dan peserta mengikuti dengan baik pelatihan refreshing. Akan tetapi dari segi sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan lagi agar peserta merasa lebih nyaman lagi dalam mengikuti pelatihan karena dilapangan ada yang satu kamar yang diisi 3 orang, mungkin kalau 2 orang lebih baik.

c. Evaluasi Pelatihan

Saat evaluasi pelatihan refreshing bagi PLKB sudah baik yaitu karena ada pre- test dan post-test juga melibatkan penilaian saat proses pelatihan. Penilaian terhadap widyaiswara dirasa kurang dalam aspek penilaiannya karena cuma 11


(2)

89

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek harusnya ditambahi lagi misalnya dalam hal keramahtamahan terhadap peserta dan ketegasan di dalam kelas.


(3)

90

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

a. Sumber Buku

Abdulhak, I. (1996). Strategi Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: AGTA Manunggal Utama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Artasasmita,R. (1985). Pedoman Merancang Sistem Kursus dan Latihan. Bandung: FIP IKIP

Atmodiwirio, S. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta : Ardadizya Jaya

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: BKKBN.

BKKBN.(2001)PLKB dan Pengelolaan KB di desa. Jakarta:BadanKoordinasi KB Nasional

Dharma, A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Jakarta: Pegawai Depdikbud

Hutapea, P. dan Thoha, N. (2008). Kompetensi Plus (Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Kartika, Ika. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta.

Kaswan. (2011). Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta

Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal (Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mathis, R.( 2001). Human Resources Management. PT.Salemba Emban Patria : Jakarta

Moekijat. (1991). Pengembangan Manajemen. Bandung: Angkasa.


(4)

91

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pramudia, J.R. (2013). Belajar Sepanjang Hayat (Konsep, Kebijakan dan Aplikasi dalam Pendidikan Nonformal Menuju Masyarakat Berpengetahuan). Bandung: EDUKASIA Press.

Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah. Sardiman,A.M.(2008).Interaksi dan Motivasi Belajar Menajar.Jakarta : Rajawali

Press, PT Rajagrafindo Persada

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Simamora. H. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sudijono, A. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana, D. (2000). Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production

______. (2004). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan Sejarah Perkembangan Falsafah Teori Pendukung Asas). Bandung: Falah Production.

______. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan Teori dan Aplikasi. Bandung : Falah Production.

______. (2010). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suprijanto. (2012). Pendidikan Orang Dewasa(Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI


(5)

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Sumber Internet

Ativa, S. (2012). Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja. Tersedia:

http://sitiativa.wordpress.com/2012/09/09/pendidikan-keaksaraan-dan-pendidikan-keterampilan-dan-pelatihan-kerja/. (Diunduh tanggal 3 Desember 2013)

Bidanlia.(2009). Agustus. Teori tentang Peran . Tersedia :

http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html (Diunduh 17 Juni 2014)

Boerankkara.(2012) April 18. Apa itu PLKB.Tersedia:

http://catatanharianplkb.wordpress.com/2012/04/18/apa-itu-plkb/ (Diunduhpada 26 November 2013)

Edulab.(2012).Februari 12.Teori-teoriMotivasi. Tersedia :

http://new.edulab.co.id/teori-teori-motivasi/ (Dikutippada 28 November 2013)

Eprints.(2007). Pengertian Peran. (Online). Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9762/3/bab%202%20-%20%2007108248206.pdf (diunduh 17 Juni 2014) Esap. 2012). Desember 21. Program Penyuluh KB. Tersedia :

http://programplkb.blogspot.com/ ( diunduh 17 Juni 2014) Fitri Azni.(2011). juni 27. Konsep pendidikan luar sekolah. Tersedia :

http://pendidikanluarsekolahunp.blogspot.com/2011/06/konsep-pendidikan-luar-sekolah.html (Di unduh 25 November 2013) Jodenmot.(2012).Desember29. Teori Peran, Pengertian dan Definisi

Peran. Tersedia:

http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/ (diunduh 17 juni 2014)

Suhadahanum.(2012). september 10.negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.Tersedia :(Diunduhpada26 November 2013) http://suhadahanum.com/2012/09/10-negara-dengan-jumlah-penduduk-terbanyak-di-dunia/ (Di kutippada26 November 2013) Tutorialto. (2012). Jumlah Sensus Penduduk.Tersedia:


(6)

93

Riski Risbandi, 2014

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.tutorialto.com/pendidikan/7762-jumlah-sensus-penduduk-tahun-2012.html (29 November 2013).

Tedihyo.(2012) Maret 17. Definisi pelatihan menurut para ahli.Tersedia :

http://edutekinfo.blogspot.com/2012/03/definisi-pelatihan-menurut-para-ahli.html (Di kutippada 25 November 2013) Yeni.Vitra.(2012). April. Peran, Fungsi,dan Tugas PLKB. Tersedia:

http://yheyhenkb.blogspot.com/2012/04/peran-fungsi-dan-tugas-plkb.html (diunduh 17 Juni 2014)