PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP.

(1)

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh

Susy Suprihatin

1204742

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ”Penerapan Media Visualisasi pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMP” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung segala risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, Desember 2013 Yang membuat Pernyataan

Susy Suprihatin NIM. 1204742


(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Susy Suprihatin (1204742)

Pembimbing: Dr. Ida Kaniawati, M.Si., Dr. Ida Hamidah, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada materi kalor menggunakan penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain “the randomized pretest-posttest control group design” yang dilakukan pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cianjur dengan sampel siswa kelas VII pada tahun pelajaran 2013/2014. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada materi kalor, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan skala sikap tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukan peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada kelas yang menerapkan media visualisasi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi. Dengan demikian, peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa sangat dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi pada materi kalor. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi sangat disenangi siswa dan media visualisasi sangat menarik bagi siswa sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi kalor yang bersifat abstrak. Kata Kunci : Media visualisasi pada Pembelajaran kooperatif tipe STAD, Keterampilan


(5)

v

ABSTRACT

VISUALIZATION MEDIA APPLICATION ON STAD COOPERATIVE LEARNING TO IMPROVE GENERIC SCIENCE SKILLS

AND STUDENTS COGNITIVE LEARNING OUTCOMES

Susy Suprihatin (1204742)

Pembimbing: Dr. Ida Kaniawati, M.Si., Dr. Ida Hamidah, M.Si.

This study aims to determine the increase in generic science skills and cognitive learning outcomes of students in the material medium heat using a visualization application in STAD cooperative learning. The research method used is a quasi- experimental design with " the randomized pretest - posttest control group " is performed on one of the Junior High School in Cianjur with sample class VII in the school year 2013/2014 . Data collection was performed using the initial test and final test to determine the generic science skills and cognitive learning outcomes of students in the material heat, observation sheets enforceability of STAD cooperative learning, and students' questionnaire responses. The results showed an increase in generic science skills and students cognitive learning outcomes of the media class that implements the visualization of the STAD cooperative learning more than in the classroom using cooperative learning without application of visualization media. Thus, the increase in generic science skills and students cognitive learning outcomes of STAD cooperative learning is strongly influenced by the application of the concept of visualization medium heat. Students responded positively to the application of visualization media in STAD cooperative learning. STAD cooperative learning with the application of visualization is very unpopular student media and media visualization very attractive to students so as to facilitate students in understanding the material of heat that is abstract.

Keywords : media visualization, STAD cooperative learning, generic science skills, students cognitive learning outcomes, heat


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul “Penerapan Media Visualisasi pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMP”.

Tesis ini ini disusun atas dasar adanya permasalahan dalam pembelajaran IPA, dan keinginan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa agar mampu bersaing dalam kehidupannya di masyarakat.

Penulis sangat menyadari, bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, tetapi mudah-mudahan sajian tesis ini akan menambah khasanah pengetahuan dalam rangka peningkatan pembelajaran khususnya pendidikan IPA.

Bandung, Desember 2013 Penulis

Susy Suprihatin NIM. 1204742


(7)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Terselesaikannya penulisan tesis ini berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Orang tua tercinta Ibu Rukiah Suryawati, yang tanpa henti terus memberikan dorongan

dan do’a, kakak-kakak, dan adik, serta suami tercinta Heri Subakti dan anakku tersayang Sabrin Aurora Zahra Larre Subakti dan Balqis Haura Sakhi Larre Subakti yang setiap saat selalu menjadi inspirasi bagi penulis. Kesabaran, pengertian serta canda dan kasih sayang mereka telah membuat penulis tetap semangat dalam menyelesaikan studi. Semoga apa yang telah diberikannya kepada penulis menjadi amal baik yang akan mendapat balasan-Nya. Aamiin.

2. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. sebagai Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana.

3. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan melalui fasilitas beasiswa program S2 untuk Guru SMP.

4. Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed. sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana yang telah turut membina dan membimbing penulis selama penulis belajar.

5. Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan IPA yang telah membina penulis dalam penyusunan disertasi ini.

6. Dr. Ida Kaniawati, M.Si. sebagai Pembimbing I dalam penulisan tesis ini yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuannya hingga terselesaikannya penulisan tesis ini.

7. Dr. Ida Hamidah, M.Si. sebagai Pembimbing II dalam penulisan tesis ini yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuannya hingga terselesaikannya penulisan tesis ini.

8. Dosen dan Karyawan pada Program Pascasarjana UPI Bandung, yang telah memberikan banyak hal sehingga penulis dapat memperoleh kesempatan menuntut


(8)

ilmu sekaligus menyelesaikan studi pada program tersebut. Kepada semuanya itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

9. Drs. E. Ruhiat, M.M.Pd, selaku kepala SMPN 2 Karangtengah Kab. Cianjur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

10. Kepala Sekolah, rekan guru dan staf tata usaha SMPN 2 Karangtengah Kab. Cianjur, atas dukungan dan bantuan dalam pengumpulan data dan observasi di sekolah sehingga tesis ini dapat diselesaikan serta telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis dalam penyelesaian studi ini.

11. Seluruh rekan mahasiswa Prodi. IPA kelas P2TK yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan motivasi, dorongan, arahan dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Semoga apa yang telah diberikannya kepada penulis menjadi amal baik yang akan mendapat balasan-Nya. Aamiin.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 7 A. Media Pembelajaran ... 7

B. Media Visualisasi dalam Pembelajaran Kooperatif ... 10

C. Keterampilan Generik Sains ... 15

D. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 20

E. Analisis Materi Kalor dan Pembelajarannya ... 22

F. Keterkaitan Sintaks Pembelajaran Kooperatif dengan Penerapan Media Visualisasi, Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 30

G. Kerangka Pemikiran ... 31

H. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Metode dan Desain Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

C. Prosedur dan Alur Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data... 39

F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ... 42

G. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54

A. Hasil Penelitian 54 1. Peningkatan Keterampilan Generik Sains ... 54


(10)

3. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif dengan Penerapan

Media Visualisasi ... 62

4. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Media visualisasi dalam pembelajaran Kooperatif ... 67

B. Pembahasan ...……… 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Rekomendasi ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.2 Indikator Keterampilan Generik Sains... 18

2.3 Kategori dan sub Kategori Dimensi Kognitif Taksonomi Bloom... 21

2.4 Hubungan Sintaks Pembelajaran Kooperatif dengan Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 30

3.1 Skema the Randomized Pretest-Posttest Control Group Design ... 34

3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ...………. 44

3.3 Indeks Kesukaran Soal ... 45

3.4 Klasifikasi Daya Beda ... 46

3.5 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen tiap Butir Soal Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 47

3.6 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Generik Sains ... 48

3.7 Kategori Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Generik Sains ... 49

3.8 Pemberian Skor Tanggapan Siswa ... 52

4.1 Skor Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain Keterampilan Generik Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

4.2 Tes Normalitas Keterampilan Generik Sains ... 57

4.3 Tes Homogenitas Keterampilan Generik Sains ... 57

4.4 Skor Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

4.5 Tes Normalitas Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 61


(12)

4.7 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif dengan Penerapan Media Visualisasi melalui Aktivitas

Guru ... 63

4.8 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif dengan Penerapan Media Visualisasi oleh melalui Aktivitas

Siswa ... 65

4.9 Rekapitulasi Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Media


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Simulasi pemanasan air ... 23

2.2 Simulasi pemanasan air dan alkohol ... 24

2.3 Proses Perubahan Wujud Zat ... 25

2.4 Simulasi Pemanasan es ... 26

2.5 Grafik Hubungan Kalor terhadap Suhu ... 27

2.6 Alur Pemikiran Penerapan Media Visualisasi pada Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan KGS dan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 32

3.1 Alur Penelitian ... 37

3.2 Alur Uji Statistik ... 50

4.1 Perbandingan persentase skor rata-rata keterampilan generik sains tes awal, tes akhir dan N-gain pada kelas ekperimen dan kelas kontrol ... 55

4.2 Perbandingan N-gain keterampilan generik sains untuk setiap indikator antara kelas eksperimen ekperimen dan kelas kontrol ... 56

4.3 Perbandingan persentase skor rata-rata Hasil Belajar Ranah Kognitif tes awal, tes akhir dan N-gain pada kelas ekperimen dan kelas kontrol ... 59

4.4 Perbandingan N-gain Hasil Belajar Ranah Kognitif untuk setiap indikator antara kelas eksperimen ekperimen dan kelas kontrol ... 60


(14)

Susy Suprihatin, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 7 A. Media Pembelajaran ... 7

B. Media Visualisasi dalam Pembelajaran Kooperatif ... 10

C. Keterampilan Generik Sains ... 15

D. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 20

E. Analisis Materi Kalor dan Pembelajarannya ... 22

F. Keterkaitan Sintaks Pembelajaran Kooperatif dengan Penerapan Media Visualisasi, Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 30

G. Kerangka Pemikiran ... 31

H. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Metode dan Desain Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

C. Prosedur dan Alur Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data... 39

F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ... 42

G. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54

A. Hasil Penelitian 54 1. Peningkatan Keterampilan Generik Sains ... 54


(15)

ii

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 58

3. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif dengan Penerapan Media Visualisasi ... 62

4. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Media visualisasi dalam pembelajaran Kooperatif ... 67

B. Pembahasan ...……… 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Rekomendasi ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(16)

iii

Susy Suprihatin, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.2 Indikator Keterampilan Generik Sains... 18

2.3 Kategori dan sub Kategori Dimensi Kognitif Taksonomi Bloom... 21

2.4 Hubungan Sintaks Pembelajaran Kooperatif dengan Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 30

3.1 Skema the Randomized Pretest-Posttest Control Group Design ... 34

3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ...………. 44

3.3 Indeks Kesukaran Soal ... 45

3.4 Klasifikasi Daya Beda ... 46

3.5 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen tiap Butir Soal Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 47

3.6 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Generik Sains ... 48

3.7 Kategori Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Generik Sains ... 49

3.8 Pemberian Skor Tanggapan Siswa ... 52

4.1 Skor Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain Keterampilan Generik Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

4.2 Tes Normalitas Keterampilan Generik Sains ... 57

4.3 Tes Homogenitas Keterampilan Generik Sains ... 57

4.4 Skor Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain Hasil Belajar Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58


(17)

iv

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6 Tes Homogenitas Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 61 4.7 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif

dengan Penerapan Media Visualisasi melalui Aktivitas

Guru ... 63

4.8 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif dengan Penerapan Media Visualisasi oleh melalui Aktivitas

Siswa ... 65

4.9 Rekapitulasi Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Media


(18)

v

Susy Suprihatin, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Simulasi pemanasan air ... 23

2.2 Simulasi pemanasan air dan alkohol ... 24

2.3 Proses Perubahan Wujud Zat ... 25

2.4 Simulasi Pemanasan es ... 26

2.5 Grafik Hubungan Kalor terhadap Suhu ... 27

2.6 Alur Pemikiran Penerapan Media Visualisasi pada Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan KGS dan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 32

3.1 Alur Penelitian ... 37

3.2 Alur Uji Statistik ... 50

4.1 Perbandingan persentase skor rata-rata keterampilan generik sains tes awal, tes akhir dan N-gain pada kelas ekperimen dan kelas kontrol ... 55

4.2 Perbandingan N-gain keterampilan generik sains untuk setiap indikator antara kelas eksperimen ekperimen dan kelas kontrol ... 56

4.3 Perbandingan persentase skor rata-rata Hasil Belajar Ranah Kognitif tes awal, tes akhir dan N-gain pada kelas ekperimen dan kelas kontrol ... 59

4.4 Perbandingan N-gain Hasil Belajar Ranah Kognitif untuk setiap indikator antara kelas eksperimen ekperimen dan kelas kontrol ... 60


(19)

vi

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP


(20)

Susy Suprihatin, 2014

ABSTRAK

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS

DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Susy Suprihatin (1204742)

Pembimbing: Dr. Ida Kaniawati, M.Si., Dr. Ida Hamidah, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada materi kalor menggunakan penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain “the randomized pretest-posttest control group design” yang dilakukan pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cianjur dengan sampel siswa kelas VII pada tahun pelajaran 2013/2014. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada materi kalor, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan skala sikap tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukan peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada kelas yang menerapkan media visualisasi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi. Dengan demikian, peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa sangat dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi pada materi kalor. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi sangat disenangi siswa dan media visualisasi sangat menarik bagi siswa sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi kalor yang bersifat abstrak.

Kata Kunci : Media visualisasi pada Pembelajaran kooperatif tipe STAD, Keterampilan generik sains, Hasil belajar ranah kognitif, Kalor.


(21)

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

VISUALIZATION MEDIA APPLICATION ON STAD COOPERATIVE LEARNING TO IMPROVE GENERIC SCIENCE SKILLS

AND STUDENTS COGNITIVE LEARNING OUTCOMES

Susy Suprihatin (1204742)

Pembimbing: Dr. Ida Kaniawati, M.Si., Dr. Ida Hamidah, M.Si.

This study aims to determine the increase in generic science skills and cognitive learning outcomes of students in the material medium heat using a visualization application in STAD cooperative learning. The research method used is a quasi- experimental design with " the randomized pretest - posttest control group " is performed on one of the Junior High School in Cianjur with sample class VII in the school year 2013/2014 . Data collection was performed using the initial test and final test to determine the generic science skills and cognitive learning outcomes of students in the material heat, observation sheets enforceability of STAD cooperative learning, and students' questionnaire responses. The results showed an increase in generic science skills and students cognitive learning outcomes of the media class that implements the visualization of the STAD cooperative learning more than in the classroom using cooperative learning without application of visualization media. Thus, the increase in generic science skills and students cognitive learning outcomes of STAD cooperative learning is strongly influenced by the application of the concept of visualization medium heat. Students responded positively to the application of visualization media in STAD cooperative learning. STAD cooperative learning with the application of visualization is very unpopular student media and media visualization very attractive to students so as to facilitate students in understanding the material of heat that is abstract.

Keywords : media visualization, STAD cooperative learning, generic science skills, students cognitive learning outcomes, heat


(22)

1

Susy Suprihatin, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran sains memegang peranan yang sangat penting dalam membangun karakter peserta didik dalam pengembangan sains dan teknologi. Kondisi ini menuntut pembelajaran sains dengan kualitas yang baik agar dapat mengikuti perkembangan sains dan teknologi di masyarakat. Pembelajaran sains yang sarat akan kegiatan berpikir dapat menjadi wahana untuk melatih peserta didik supaya dapat menguasai pengetahuan, konsep, dan prinsip-prinsip IPA, memiliki kecakapan ilmiah, membangun kemampuan dan keterampilan sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembentukan keterampilan berpikir akan sangat menentukan dalam membangun kepribadian dan pola tindakan peserta didik. Pembelajaran sains merupakan upaya mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan kehidupan dimasa yang akan datang dengan melatih keterampilan berpikirnya. Salah satunya ditandai dengan keterampilan generik yang merupakan keterampilan berpikir, strategi pembelajaran dan keterampilan metakognitif. Karena dengan keterampilan dan kemampuan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas manusia khususnya peserta didik dalam memecahkan masalah persaingan hidup.

Meskipun peran sains dalam aspek teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan dapat membuat kehidupan lebih mudah, namun sampai saat pembelajaran sains belum diajarkan dengan tepat. Sejalan dengan hal tersebut, hasil belajar sains lebih rendah dari bidang lain, hal ini karena sains dianggap sebagai mata pelajaran yang sukar dipahami, tidak menarik, dan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan generik sainsnya dalam memecahkan masalah (Gok dan Silay, 2008; Liliasari, 2009).

Kecenderungan pembelajaran sains pada sebagian besar sekolah di Indonesia menimbulkan kesan bahwa sains menjadi beban bagi siswa. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dan tidak


(23)

2

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007). Padahal prinsip KTSP telah menekankan bahwa siswalah yang berperan aktif untuk membangun kemampuan, keterampilan, dan pengetahuannya. Sebagai akibat dari keadaan tersebut keterampilan generik siswa menjadi kurang berkembang.

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran IPA yang peneliti lakukan di salah satu SMP Negeri di Cianjur, menunjukkan bahwa kesempatan melatihkan keterampilan generik sains siswa dalam pembelajaran masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya kesempatan mengembangkan pertanyaan siswa dalam membangun dan melatih inferensi logika dan penerapan secara matematis dalam memecahkan permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran. Pada umumnya aktivitas siswa hanya mendengarkan guru mengajar dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, siswa belajar lebih pasif dan mereka tidak mampu menerapkan dan menjelaskan fenomena fisis dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kurangnya fasilitas dan kesempatan siswa dalam melatih keterampilan generik pada proses pembelajaran mengakibatkan keterampilan generik sains yang dimiliki siswa masih lemah. Hal ini sejalan dengan hasil studi pendahuluan terhadap siswa SMP melalui tes keterampilan generik sains yang menunjukkan bahwa keterampilan generik sains siswa masih lemah terutama dalam melakukan pengamatan tak langsung, bahasa simbolik, inferensi logika dan pemodelan matematika.

Berdasarkan hasil wawancara studi pendahuluan dengan salah satu guru IPA pada salah satu SMP Negeri di Cianjur bahwa model pembelajaran yang biasa dilakukan ialah model konvensional dimana guru lebih banyak menggunakan teknik ceramah dan menekankan pada latihan pemecahan soal. Namun para pengajar mengakui model pembelajaran konvensional tersebut memiliki banyak sekali kekurangan. Salah satunya adalah proses pembelajaran yang dilakukan belum diorientasikan untuk melatihkan keterampilan generik sains secara maksimal.


(24)

3

Susy Suprihatin, 2014

Melihat betapa pentingnya keterampilan generik sains yang harus dimiliki siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya, sebaiknya guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan generik sains.

Berbagai model pembelajaran dapat dijadikan sebagai fasilitas pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif, diantaranya adalah pembelajaran kooperatif, pembelajaran multimedia interaktif, pembelajaran berbasis masalah dan lain-lain. Namun dalam penenelitian ini model pembelajaran yang dapat membantu memfasilitasi dan memudahkan siswa berinteraksi dalam kelas dan mengembangkan keterampilan generik sains serta meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dikembangkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) dengan penerapan media visualisasi.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya ditemukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan berpikir sains, pemahaman konsep, dan pemecahan masalah (Sopiah dan Adilah, 2008; Santyasa W., 2008). Pembelajaran kooperatif tipe STAD memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif sehingga interaksi selama kooperatif berlangsung siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dengan kata-kata secara verbal dan meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir (Sanjaya, 2010). Menurut Brotosiswoyo (2001) kemampuan berpikir yang bersifat generik dapat ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran fisika yang lebih aktif. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, menyampaikan ide-ide kreatif yang didapatnya dari hasil pengamatan dan diskusi, sehingga siswa dapat memahami konsep yang diajarkan.

Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan generik sains siswa dapat lebih dioptimalkan dengan menerapkan media visualisasi. Media visualisasi merupakan media pembelajaran yang sesuai untuk materi yang bersifat abstrak. Salah satu materi yang sangat cocok untuk menerapkan media visualisasi


(25)

4

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah materi kalor dimana dalam materi tersebut diantaranya terdapat fenomena mikroskopis zat pada saat mengalami perubahan wujud.

Pembelajaran dengan media visualisasi sangat bermanfaat dalam pembelajaran sains, terutama dalam menanggulangi keterbatasan kerja laboratorium dan menjelaskan materi-materi yang mengandung banyak miskonsepsi (Hennessy et. al., 2009; Urhahnea et. al. 2006). Selain itu hasil penelitian yang dilakukan William Winn et. al. (2006) dan Permana (2011) menyatakan bahwa media visualisasi membantu siswa memahami fenomena dan pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa. Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan Permana (2011) menyatakan bahwa media visualisasi yang diterapkan dalam pembelajaran dapat melatih keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa, serta siswa dapat memecahkan masalah dalam memahami materi yang bersifat abstrak seperti materi hidrokarbon.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian kali ini mengembangkan penerapan media visualisasi yang dikemas dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilatihkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif seperti pada tahap mengklarifikasi tujuan dan memotivasi siswa, melalui demonstrasi siswa dapat melakukan pengamatan tak langsung. Begitu pula pada fase mempresentasikan informasi melalui media visualisasi, siswa dapat menerima informasi dan melatih inferensi logikanya dan pemecahan masalah. Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi dapat melatih aspek-aspek keterampilan generik sains, sehingga keterampilan generik sains siswa dan hasil belajar ranah kognitif siswa lebih meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi yang berfokus pada pengembangan model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa SMP. Dalam hubungan ini, penulis mengadakan penelitian yang berkaitan pada “Penerapan Media Visualisasi pada Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk


(26)

5

Susy Suprihatin, 2014

Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa SMP pada materi kalor melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi?”

Untuk mempermudah pemasalahan dalam penelitian ini, rumusan permasalahan tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan generik sains siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi pada materi kalor? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa yang

mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi pada materi kalor? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan penerapan media visualisasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mendapat gambaran tentang peningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa SMP pada materi kalor melalui penggunaan media visualiasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(27)

6

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mendapat gambaran tanggapan siswa terhadap penerapan media visualiasi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan bukti empirik tentang efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menerapkan media visualisasi sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran. Selain itu Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai proses pengembangan pembelajaran IPA dengan penggunaan media visualisasi dan bentuk tes keterampilan generik sains. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil dan temuannya dapat dijadikan rujukan, koreksi atau studi awal dalam pengembangan pembelajaran IPA serta dapat memperkaya hasil penelitian yang sejenis. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan data yang membuktikan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dan penerapan media visualisasi dapat meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa. Sedangkan bagi peneliti pendidikan IPA yang tertarik untuk mengembangkan instrumen keterampilan generik sains, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding.


(28)

34 Susy Suprihatin, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai keadaan praktis yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan (Sugiyono, 2011:77) dan metode deskriptif. Metode Kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan generik sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan penerapan media visualisasi dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi. Sedangkan metode deskriptif untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah “the randomized pretest-posttest control group design” (Fraenkel dan Wallen, 2007). Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi. Berikut skema desain penelitian the randomized pretest-posttest

control group design

Tabel 3.1.

Skema The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

Kelas Pretest Perlakuan Posttest


(29)

35

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontrol O1 O2 C O1 O2

Keterangan:

O1 : Pretest-Posttest untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif

O2 : Pretest-Posttest untuk mengukur keterampilan generik sains

X : Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan penerapan media visualisasi

C : Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP di Cianjur.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas VII di salah satu SMP di Cianjur. Penentuan sampel ini menggunakan teknik cluster random sampling dari populasi yang ada (tanpa mengacak siswa di tiap kelasnya) yakni terdiri dari sembilan rombongan belajar (rombel) untuk mendapatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan dari kegiatan ini diperoleh kelas VII.C sebagai kelas eksperimen dan VII.F sebagai kelas kontrol.

C. Prosedur dan Alur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.


(30)

36

Susy Suprihatin, 2014

b. Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.

c. Membuat dan menyusun instrumen penelitian (instrumen tes, instrumen observasi) serta rencana pelaksanaan pembelajaran dan scenario pembelajaran.

d. Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan pembimbing. e. Menguji coba instrumen penelitian.

f. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes penelitian (analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda) dan kemudian melakukan revisi terhadap instrumen tes penelitian yang kurang sesuai

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Memberikan tes awal (pretest) di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur tingkat keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).

b. Memberikan perlakuan yaitu di kelas eksperimen berupa pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi, dan di kelas kontrol berupa pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi. Pada saat perlakuan, observer mengamati keberlangsungan proses pembelajaran.

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengukur tingkat keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diberi perlakuan (treatment).

d. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. 3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

a. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan analisis data.

b. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang sesuai.


(31)

37

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

STUDI LITERATUR 1. Materi Kalor 2. Media Visualisasi

3. Keterampilan Generik Sains 4. Hasil belajar ranah kognitif

Analisis Indikator Keterampilan Generik Sains dan Hasil belajar ranah kognitif

Penyusunan Instrumen Penelitian komponen generik sains dan hasil belajar ranah kognitif

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Media Visualisasi

Validasi Instrumen Penelitian KGS dan hasil belajar ranah kognitif

Validasi Media pembelajaran

pretest

Pembelajaran kooperatif tipe STADtanpa Media Visualisasi

angket

posttes

Analisis Data Pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan Media Visualisasi

Uji coba Analisis uji coba

Perbaikan instrumen


(32)

38

Susy Suprihatin, 2014

D. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dijelaskan definisi operasional variabel tersebut:

1. Media visualisasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan media pembelajaran dalam bentuk media presentasi yang menggunakan program powerpoint digabungkan dengan macromedia flash dalam bentuk simulasi komputer dan media interaktif. Media ini dirancang sedemikian rupa guna membangun quriosity siswa melalui adanya respon interaksi dan umpan balik serta menyediakan kemudahan kepada siswa untuk belajar dalam rangka meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan strategi belajar dengan dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam kegiatan pembelajaran siswa mendapatkan informasi melalui media visualisasi. Dalam tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilatihkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif seperti pada tahap mengklarifikasi tujuan dan memotivasi siswa, melalui demonstrasi siswa dapat melakukan pengamatan tak langsung. Begitu pula pada fase mempresentasikan informasi melalui media visualisasi, siswa dapat menerima informasi dan melatih inferensi logikanya dan pemecahan masalah. Untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, maka digunakan lembar observasi.

2. Keterampilan generik sains didefinisikan sebagai keterampilan berpikir generik siswa yang dapat ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media visualisasi yang didasarkan pada pencapaian indikator-indikator keterampilan generik sains yang mencakup

Laporan Penelitian


(33)

39

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

inferensi logika, pengamatan tak langsung, bahasa simbolik, dan pemodelan matematis. Pencapaian keterampilan generik sains dapat diukur dengan instrumen pilihan ganda, karena dengan tes pilihan ganda siswa dapat mengatasi kesulitan dalam memilih jawaban yang paling tepat di antara jawaban-jawaban yang tersedia.

3. Hasil belajar ranah kognitif adalah kemampuan kognitif siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep kalor, baik konsep secara teori maupun penerapannya. Indikator hasil belajar ranah kognitif pada penelitian ini didasarkan pada tingkatan kemampuan kognitif siswa dikenal dengan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001) yang dibatasi pada aspek kognitif hafalan/remember (C1), pemahaman/understand (C2), dan penerapan/apply (C3). Pencapaian hasil

belajar ranah kognitif siswa dapat diukur dengan instrumen tes berbentuk pilihan ganda, karena jumlah soal yang disajikan dengan waktu yang singkat lebih memudahkan siswa untuk menjawab dan tidak ada soal yang tidak terjawab oleh siswa.

4. Tanggapan siswa merupakan respon atau tanggapan yang diberikan siswa terhadap penggunaan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan media visualisasi dalam pembelajaran digunakan skala sikap. Skala sikap yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala Likert, dengan mengguakan empat kategori respon yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh berbagai data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, data-data dijaring/dikumpulkan melalui beberapa instrumen yang telah disiapkan oleh peneliti, instrumen-instrumen tersebut antara lain:


(34)

40

Susy Suprihatin, 2014

Menurut Arikunto (2006:53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Dalam penelitian ini, jenis instrumen tes yang digunakan ialah tes tertulis (paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda. Tes ini terdiri dari dua macam tes yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu instrumen tes hasil belajar ranah kognitif dan instrumen tes keterampilan generik sains. Berikut penjelasan dari masing-masing instrumen tes tersebut:

a. Tes hasil belajar ranah kognitif

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa baik sebelum diberi treatment/pembelajaran (pretest) maupun setelah diberi

treatment/pembelajaran (posttest). Instrumen tes ini disusun sendiri oleh peneliti

yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai materi ajar kalor berupa pilihan ganda dan disusun berdasarkan tingkat kemampuan kognitif yang dikenal dengan taksonomi Bloom yang telah dibatasi oleh peneliti meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

Sebelum dipakai dalam penelitian, instrumen tes ini diuji kelayakannya terlebih dahulu, yaitu berupa uji kelayakan konten materi tes dan kecocokan dengan indikator melalui kegiatan judgment kepada dua orang dosen. Setelah disetujui, instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis butir soal tes dan analisis perangkat tes secara keseluruhan yaitu meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda. Dari serangkaian uji kelayakan diatas, dipilihlah item instrumen tes yang benar-benar layak untuk digunakan dalam penelitian.

b. Tes Keterampilan Generik Sains

Tes keterampilan generik sains digunakan untuk mengevaluasi keterampilan generik sains yang berhubungan dengan konsep kalor. Soal tes dalam bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Pertanyaan tes berdasarkan indikator Keterampilan Generik Sains mencakup pengamatan tak langsung, bahasa simbolik, inferensi logika, dan pemodelan matematis.


(35)

41

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan generik sains siswa baik sebelum atau setelah diberi perlakuan. Instrumen tes keterampilan generik sains yang digunakan dalam penelitian ini ialah instrumen tes yang sudah standar (baku) melalui kegiatan judgment dua orang dosen berupa tes uraian (essay). Setelah disetujui, instrumen ini diuji cobakan terlebih dahulu bersamaan dengan tes hasil belajar ranah kognitif, kemudian dianalisis. Setelah serangkaian uji kelayakan, dipilihlah instrumen tes yang benar-benar layak untuk digunakan dalam penelitian.

2. Observasi

Menurut Gulo (2002), observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau pengamat/observer mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Jadi pada dasarnya pengumpulan data melalui observasi bertujuan untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah observasi keterlaksanaan model pembelajaran yang sedang diteliti.

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan model pembelajaran yang diteliti telah dilaksanakan oleh guru atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk checklist. Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda checklist pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang sedang diteliti yang dilakukan guru.

3. Skala Sikap

Penggunaan Skala Sikap dimaksudkan untuk mengungkap respon peserta didik terhadap penggunaan media visualisasi kalor. Skala Sikap yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala Likert, dengan mengguakan empat kategori respon yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan media visualisasi dalam pebelajaran, siswa diberi angket. Lembar tanggapan ini hanya diberikan kepada siswa untuk kelompok yang diberi pembelajaran kooperatif dengan penerapan media visualisasi.


(36)

42

Susy Suprihatin, 2014

Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan penskoran untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan sebaliknya (Sujana, 1989).

F. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang benar, yang dapat menggambarkan kemampuan subyek penelitian dengan tepat maka diperlukan alat (instrumen tes) yang benar dan baik pula. Hal ini ditegaskan oleh Syambasri (1997:25) yang menyatakan bahwa kualitas dari informasi data-data yang dikumpulkan ditentukan oleh kualitas alat pengambil data (instrumen) dan pengumpul data (surveyor). Instrumen tes yang baik dan benar dapat diperoleh dengan cara menguji coba dan menganalisis instrumen tes tersebut sebelum dipakai dalam pengambilan data.

Dalam penelitian ini, sebelum instrumen tes (hasil belajar ranah kognitif) dipakai dalam penelitian, instrumen tes terlebih dulu di uji cobakan di sekolah tempat dilaksanakan penelitian kepada siswa kelas VIII. Data hasil uji coba tes kemudian dianalisis untuk mendapatkan keterangan mengenai layak atau tidaknya instrumen tes dipakai dalam penelitian. Berikut di paparkan macam-macam analisis yang digunakan untuk mengetahui baik buruk instrumen tes.

1. Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 121). Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006: 59). Pengujian validitas instrumen yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian validitas konstruksi (construct validity). Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011 : 125).

Jumlah judgement ahli yang digunakan sebanyak 2 orang. Pengujian validitas konstruksi ini menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu


(37)

43

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan. Jumlah soal yang dinilai oleh ahli sebanyak 40 soal yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda untuk instrumen hasil belajar ranah kognitif dan 15 soal pilihan ganda untuk instrumen keterampilan generik sains. Semua catatan ahli telah digunakan dalam merevisi instrumen soal hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan generik sains sehingga semua soal dapat dinyatakan valid. Dengan demikian instrumen soal hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan generik sains yang digunakan dalam penelitian dinyatakan valid bedasarkan judgement ahli. Hasil judgement ahli secara lengkap dapat dilihat pada lampiran C.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Pengujian reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian reliabilitas dengan test-retest (stability). Pengujian reliabilitas dengan test-retest (stability) dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2011 : 130).

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus korelasi product moment pearson (Surapranata, 2004 : 94)

=

� −

� 22 22 (3.1)

Keterangan:


(38)

44

Susy Suprihatin, 2014

X = skor tes uji coba 1 Y = skor tes uji coba 2 N = jumlah sampel

Interpretasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2.

Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,8 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,6 < rxy≤ 0,8 Tinggi

0,4 < rxy≤ 0,6 Cukup

0,2 < rxy≤ 0,4 Rendah

0,0 < rxy ≤ 0,2 Sangat rendah

(Arikunto, 2006: 75) 3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2006 : 207). Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan: (Arikunto, 2006: 208).

=

�� (3.2)

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan persamaan (Arikunto, 2011 dalam henny, 2012:57-58)

=

�� (3.3)

Keterangan :


(39)

45

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B : jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal JS : jumlah skor ideal/maksimum pada butir soal tersebut

Indeks tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Indeks Kesukaran Soal

Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi

1,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2006:210) 4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2006 : 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal bentuk pilihan ganda digunakan persamaan (Arikunto, 2006:213-214) :

=

=

� − �

(3.4)

Keterangan :

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

� = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar � = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = daya pembeda


(40)

46

Susy Suprihatin, 2014

Untuk menentukan indeks daya beda soal uraian menggunakan langkah yang sama dalam menentukan indeks daya beda soal pilihan ganda (Surapranata, 2004:40). Klasifikasi daya beda soal dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Beda

Indeks Daya Beda Interpretasi

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali D < 0 (negatif) Tidak baik

(Arikunto, 2006: 218)

G. Deskripsi Data Hasil uji Coba

Uji coba tes dilakukan pada siswa SMP kelas VIII disalah satu sekolah di Cianjur. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 40 soal yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda untuk instrumen hasil belajar ranah kognitif dan 15 soal pilihan ganda untuk instrumen keterampilan generik sains. Analisis instrumen dengan menentukan reliabilitas tes, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Rekapitulasi perhitungan hasil uji coba selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen hasil belajar ranah kognitif secara statistik yaitu dengan menghitung korelasi antara ujicoba pertama dan ujicoba kedua, sehingga didapat hasil reliabilitas untuk tes hasil belajar ranah kognitif yaitu 0,82.

Pada instrumen hasil belajar ranah kognitif, dari perhitungan tingkat kesukaran diperoleh 4 butir soal dengan kategori sukar, 16 butir soal dengan kategori sedang, dan 5 butir soal dengan kategori mudah. Sedangkan daya


(41)

47

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembeda soal tes hasil belajar ranah kognitif diperoleh 12 butir soal dikategorikan baik, 9 butir soal dikategorikan cukup dan 4 butir soal dikategorikan jelek.

Adapun hasil uji coba instrumen tiap soal hasil belajar ranah kognitif dapat ditunjukkan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5

Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tiap Butir Soal Hasil Belajar Ranah Kognitif No.

Soal

Tingkat kesukaran Daya beda

Reliabilitas Keterangan Aspek kognitif Nilai Kategori Nilai kategori

1 0,53 Sedang 0,27 Cukup

0,82 (Sangat Tinggi)

Dipakai C1

2 0,57 Sedang 0,20 Cukup Dipakai C2

3 0,67 Sedang 0,27 Cukup Dipakai C1

4 0,63 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C2

5 0,70 Mudah 0,20 Cukup Dipakai C2

6 0,27 Sukar 0,4 Baik Dipakai C3

7 0,97 Mudah -0,07 Jelek Dibuang C2

8 0,80 Mudah 0,27 Cukup Dipakai C2

9 0,70 Sedang 0,30 Cukup Dipakai C2

10 0,20 Sukar 0,30 Cukup Dipakai C2

11 0,50 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C2

12 0,57 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C3

13 0,57 Sedang 0,47 Baik Dipakai C2

14 0,43 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C1

15 0,20 Sukar 0,13 Jelek Dibuang C2

16 0,70 Sedang 0,30 Cukup Dipakai C1

17 0,33 Sedang 0,27 Cukup Dipakai C2

18 0,40 Sedang 0,53 Baik Dipakai C1

19 0,47 Sedang 0,40 Baik Dipakai C3

20 0,87 Mudah 0,00 Jelek Dibuang C3

21 0,37 Sedang 0,33 Cukup Dipakai C2

22 0,43 Sedang 0,53 Baik Dipakai C2

23 0,57 Sedang 0,47 Baik Dipakai C3

24 0,40 Sedang 0,53 Baik Dipakai C3


(42)

48

Susy Suprihatin, 2014

Berdasarkan hasil uji coba soal hasil belajar ranah kognitif, terdapat 3 soal dengan kategori jelek. Dengan demikian terdapat 22 butir soal yang dijadikan instrumen hasil belajar ranah kognitif.

Pada tes keterampilan generik sains, untuk menentukan reliabilitas tes keterampilan generik sains dengan menghitung korelasi antara ujicoba pertama dan kedua, sehingga didapat reliabilitas tes keterampilan generik sains yaitu 0,82.

Dari perhitungan tingkat kesukaran diperoleh 2 butir soal dengan kategori sukar, 3 butir soal dengan kategori sedang, dan 11 butir soal dengan kategori mudah. Sedangkan daya pembeda soal diperoleh 4 butir soal dengan kategori baik, 9 butir soal dengan kategori cukup, dan 2 butir soal dengan kategori jelek. Dengan demikian terdapat 13 butir soal yang dijadikan instrumen keterampilan generik sains. Berdasarkan perhitungan hasil ujicoba, maka diperoleh 2 buah soal untuk keterampilan generik sains.

Adapun hasil uji coba instrumen tiap soal keterampilan generik sains dapat ditunjukkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Generik Sains

No. Soal

Tingkat kesukaran Daya beda

Reliabilitas

0,82

Ket. Aspek KGS Nilai Kategori Nilai kategori

26 0,67 Sedang 0,27 Cukup Dipakai bahasa simbolik 27 0,63 Sedang 0,33 Cukup Dipakai inferensi logika 28 0,97 Mudah -0,07 Jelek Dibuang pemodelan

matematika 29 0,80 Mudah 0,27 Cukup Dipakai inferensi logika 30 0,70 Sedang 0,30 Cukup Dipakai inferensi logika 31 0,20 Sukar 0,30 Cukup Dipakai pengamatan tak

langsung 32 0,50 Sedang 0,33 Cukup Dipakai bahasa simbolik 33 0,57 Sedang 0,33 Cukup Dipakai bahasa simbolik 34 0,57 Sedang 0,47 Baik Dipakai inferensi logika 35 0,20 Sukar 0,13 Jelek Dibuang bahasa simbolik 36 0,70 Sedang 0,30 Cukup Dipakai pengamatan tak

langsung 37 0,33 Sedang 0,27 Cukup Dipakai pengamatan tak

langsung 38 0,40 Sedang 0,53 Baik Dipakai pemodelan

matematika 39 0,47 Sedang 0,40 Baik Dipakai bahasa simbolik 40 0,57 Sedang 0,47 Baik Dipakai pemodelan


(43)

49

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dimaksud untuk membuat penafsiran data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif, peningkatan keterampilan generik sains dan efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis secara deskriptif untuk melihat keterlaksanaan model serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

1. Tes Tertulis untuk Skor Tes keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif

a. Perhitungan N-gain Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif

Tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes awal dan tes akhir untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor untuk pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Right Only yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban yang salah diberi skor nol. Selanjutnya dilakukan penskoran total untuk masing-masing tes dengan rumus sebagai berikut :

� � ℎ

� � � =� � (3.5)

Untuk melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan generik sains sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1999) sebagai berikut :

<�>=<� >−<� >

� � −<� > (3.6)

Keterangan:

<Spos > = rata-rata skor tes akhir

<Spre > = rata-rata skor tes awal


(44)

50

Susy Suprihatin, 2014

Rata-rata gain yang dinormalisasi diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keteramppilan generik sains dengan kriteria seperti pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7.

Kategori Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Generik Sains

Batasan Kategori

<� > > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ <� > ≤0,7 Sedang

<� > < 0,3 Rendah

Sedangkan efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari perbandingan nilai <g> atau N-gain kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa penerapan media visualisasi. Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan N-gain lebih tinggi dibandingkan pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006).

Alur pengolahan data untuk menguji hipotesis mengenai efektifitas penerapan media visualisasi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif ditunjukkan oleh Gambar 3.2.

tidak

ya Data

Uji Normalitas Uji Mann Whitney

Uji Homogenitas

Pengujian hipotesis dengan Uji t


(45)

51

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Alur uji statistik

Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 16.

b. Uji Normalitas Distribusi Nilai Rata-rata Gain yang dinormalisasi

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas ini digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya. Jika data terdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dengan uji-t dan jika tidak terdistribusi normal, maka menggunakan uji

Mann-Whitney. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji

normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test karena data yang digunakan untuk uji normalitas ini bukan data metah (Sarwono, 2009). Pada uji ini menggunakan α = 0,05 dengan melihat nilai signifikansi dari hasil analisis. Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig>� dengan α = 0,05) maka data berdistribusi normal, dan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<� dengan α = 0,05) maka data berdsitribusi tidak normal.

c. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas antara dua kelas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelas homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji Levene Test (Test of

Homogeneity of Variances). Kriteria pengujian: data dikatakan homogen

jika nilai signifikansi lebih besar dari α (dengan α = 0,05).

d. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah diketahui kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t dengan menggunakan software SPSS 16 dengan uji-t dua sampel indpenden. Dengan SPSS ini juga dilakukan uji Lavene’s Test untuk mengetahui apakah asumsi kedua variance sama besar terpenuhi atau


(46)

52

Susy Suprihatin, 2014

tidak terpenuhi. Dari hasil Lavene’s Test akan diperoleh nilai p-value, dengan kriteria pengujian jika nilai p-value lebih besar dari α = 0,05 maka asumsi kedua varians sama besar terpenuhi, dan jika nilai p-value lebih kecil dari

α = 0,05 maka kedua varians tidak sama besar.

Uji-t dengan SPSS mempunyai dua keluaran yaitu: (1) untuk kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi, maka kita menggunakan uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varian sama besar dengan hipotesis H0 : μ1 = μ2 terhadap H1 : μ1 > μ2 ; (2) untuk kedua

varians sama besar tidak terpenuhi (equal variances not assumed), maka kita menggunakan uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varian tidak sama besar dengan hipotesis H0: μ1= μ2 terhadap H1: μ1 > μ2.

Pada hasil uji tes ini terdapat keluaran nilai t dan p-value, untuk mengetahui hasil hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

(1) Membandingkan nilai thitung dengan tTabel. Kriteria pengujian: jika thitung >

tTabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya;

(2) Membandingkan p-value dengan tingkat kepercayaan (taraf signifikansi) yang digunakan, yaitu α = 0,05. P-value yang dihasilkan untuk uji dua

sisi, maka hasil p-value tersebut dibagi dua dan dibandingkan dengan taraf signifikansi. Kriteria pengujian yaitu: jika p-value/2 < 0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya.

2. Observasi untuk keterlaksanaan pembelajaran

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi dalam penelitian ini. Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat dengan mengacu pada langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan penerapan media visualisasi. Hasil observasi dapat menyimpulkan bagaimana aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta tingkat keterlaksanaannya.


(47)

53

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan media visualisasi dalam pebelajaran kooperatif tipe STAD, siswa diberi skala sikap. Pemberian skor kepada setiap pernyataan siswa dengan ketentuan seperti pada Tabel berikut :

Tabel 3.8.

Pemberian Skor Tanggapan Siswa

Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (SS) 2 3

Sangat Tidak Setuju

(STS) 1 4

Data yang diperoleh melalui angket diolah secara kuantitatif menggunakan perhitungan persentase (%) untuk setiap pernyataannya. Untuk menentukan persentase dari skala sikap yang diolah, peneliti menggunakan aturan yang dikembangkan oleh Sugiyono (2008):

% persetujuan = � ℎ � � ℎ � � �

� ℎ � ℎ x 100% (3.6)

Persentase persetujuan kemudian dirata-ratakan dan diinterpretasikan. Tanggapan siswa diinterpretasikan sebagian besar menyetujui jika persentase skor rata-rata persetjuan ≥ 75%. Tanggapan siswa diinterpretasikan sebagian menyetujui jika persentase skor rata-rata persetujuan = 50%. Tanggapan siswa diinterpretasikan sebagian kecil menyetujui jika persentase skor rata-rata persetujuan ≤ 50 %.


(48)

76

Susy Suprihatin, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada materi kalor dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media visualisasi pada materi kalor secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan generik sains siswa dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa penerapan media visualisasi.

2. Pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media visualisasi pada materi kalor secara signifikan dapat lebih meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa penerapan media visualisasi.

3. Sebagian besar siswa menyetujui bahwa penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif sangat menyenangkan, memberikan kemudahan dalam memahami materi, dan sangat menarik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan media visualisasi pada pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa pada materi kalor maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Media visualisasi dalam pembelajaran memiliki keterbatasan, sehingga perlu dikembangkan lagi dalam hal simuasi dengan objek yang ebih komplek (gambar dan grafik) sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dan pembelajaran menjadi menyenangkan.


(49)

77

Susy Suprihatin, 2014

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengingat penggunaan media visualisasi dalam pembelajaran kooperatif mendapatkan tanggapan yang positif dari siswa, maka perlu diujicobakan pada materi-materi IPA yang bersifat abstrak yang sulit dipelajari secara langsung mealui praktikum dan karakteristiknya sesuai dengan penggunaan media visualisasi.


(1)

77

2. Mengingat penggunaan media visualisasi dalam pembelajaran kooperatif mendapatkan tanggapan yang positif dari siswa, maka perlu diujicobakan pada materi-materi IPA yang bersifat abstrak yang sulit dipelajari secara langsung mealui praktikum dan karakteristiknya sesuai dengan penggunaan media visualisasi.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2011). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bloom, B.S., Englehart, M.B., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.L.(1956).

Taxonomy of educational objectives. The classifications of educational goals. Handbook I.

Brotosiswoyo, B. S (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA di Perguruan Tinggi. Fisika. Jakata: Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Pengembangan Aktivitas Instruksional (PAU-PPAI) Dirjen Dikti Depdiknas.

Brotosiswoyo, B.S. (2000). “Hakekat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi”. Dalam Hakekat Pembelajaran MIPA & Kiat Pembelajaran Fisika di

Perguruan Tinggi. Disusun oleh Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA. Jakarta:

Proyek Pengembangan Universitas Terbuka.Depdiknas.

Colleta, V. P. et.al (2006). Interpreting Force Concept Inventory Scores :

Normalized Gain and SAT. Scores. [on line] dalam physics Education

Research 3, 010106- 2007.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Balajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Ennis, R. H. (1985). Goals of a Critical Thinking Curriculum. Dalam A. L. Costa,

Developing Mind : A Resource Book for Teaching Thinking. Alexsandria,

Virginia: ASCD.

Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (2007). How to Design and Evaluate Research in

Education. New York: McGraw-Hill.

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Hattie J. & Timperley H. (2007). “The Power of Feedback” Review of

Educational Research. 77, 81-112

Hake, R.R. (1998). Interactive- Engagement versus Tradisional Methods: A Six Thousand-Student Survey of Mechanics Test data for Introductary Physics Courses. American Journal of Physisc, 66(1), pp. 64-74


(3)

79

Hennessy, S., Deaney, R., & Ruthven, K. (2006). Situated Expertise in Integrating Use of Mutimedia Simulation into Secondary Sience Teaching.

International Journal of Science Education , 701-702.

Jauhar, M. (2011). Implementsi PAIKEM dari Behavioristik sampai

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Juniarti (2005). Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading ad

Composition untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, dan berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Materi Suhu dan Kalor. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak

diterbitkan.

Kanginan (2007). Fisika. Jakarta: Erlangga

Karyadinata R. (2006). Aplikasi Multimedia Interaktf dalam Pebelajaran

Matematika sebagai Upaya Mengembangkan Kemampuan berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SMA. Disertasi SPs UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di

Ruang-Ruang Kelas) . Jakarta: Grasindo.

Liliasari, et al. (2007). “Scientific Concepts and Generic Science Skill Relationship in The 21st Century Science Education”. Makalah pada

Seminar Internasional I SPs UPI, Bandung.

Liliasari (1996). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Kimia menuju profesionalitas Guru. Makalah pada Seminar Internasional SPs UPI, Bandung.

Lindgren, R., & Schwartzt, D. L. (2009). Spatial Learning and Computer Simulations in Science. Internatoinal Journal of Science Education , 419-438.

Margendoller, J.R, Maxwell, N.L, dan Bellisimo, Y. (2006). The Effectivenes of Problem-Based Instruction: A Comperative Study of Instructional Methods and Student Charactheristics. The Interdisciplinary Journal of


(4)

Problem-based Learning, Volume 1 No 2. Tersedia:

http://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1026&context=ijpbl Mathai, S., & Ramadas, J. (2009). Visuals and Visualisation of Human Body

Sistem. International Journal of Science Education , 439-458. Nazir, M. (1988). Metoda Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nicol, D & Draper, S. (2008). Redesigning Written Feedback to Student When

Class Size are Large. Prepare Presented at The Improving University

Teachers Conference, July, Glasgow.

Novak, J.D. (1979). Meaningful Receptional Learning as A Basis for Ratioonal

Thingking In Lawson, A.(ed). 1980 AETS yearbook The Psychology of Teaching for Thinking and Creavity. Ohio : Clearing House for science,

Mathematics and Environmental Education

Permana, I. (2011). Media Visualisasi Hidrokarbon untuk Meningkatkan

Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Sps UPI

Bandung: tidak diterbitkan

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya W. (2010). Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Scalise, Kathlear; Timms, Michael; Moorjani, Anita; Clark, Lakisha; Holttermann, Karen; Irvin, P. Shawn;. (2011). Student Learning in Science Simulations Design Features That Promote Learning Gains. Journal

Research in Science Teaching , 1050-1078.

Schramm (1977) Foundations of Educational Theory for Online Learning. [Online].Tersedia : http://cde.athabascau.ca/online_book/ch1. html [15 Oktober 2012]

Silverius, S. (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta : PT Grasindo.

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Boston: Allyn and Bacon.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media


(5)

81

Solihat, N. (2010). Penerapan Model Pmbelajaran Fisika Berbasis Fenomena

untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Sains. Bandung UPI: Skripsi Sarjana Pendidikan .

Subramaniam, K., & Padalkar, S. (2009). Visualisation and Reasoning in Explaining the Phases of the Moon. Internatioal Journal of Science

Education , 395-417.

Sudjana, N. (2002). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (1996). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Kanisius: Yogyakarta

Suparno. P.(2001). Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget. Kanisius: Yogyakarta

Supranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes

Implementasi Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Stiggins, R.J. (1994). Students Centered Classroom Assessment. New York: Merill, Imprint Of Macmillan College Publishing Company

Tipler, A.P. (2002). Physicfor Scientists and Engineers (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Trianto (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Urhahnea, D., Schanzeb, S., Bellc, T., Mansfieldd, A., & Holmese, J. (2011). Role of the Teacher in Computer-supported Collaborative Inquiry Learning.

International Journal of Science Education .

Walpole, R.E. (1992). Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama Widodo W. (2009). Tinjauan tentang Keterampilan Generik. [Online]. Tersedia:

http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/tinjauan-tentang-keterampilan-generik.pdf [15 Oktober 2012]


(6)

Winn, W., Sthar, F., Sarason, C., Fruland, R., Oppenheimer, P., & Lee, Y. -L. (2006). Learning Oceanography a Computer Simulation Compared With Direct Experience at Sea. Journal of Research in Science Teaching , 25-42. Wiyono K. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk

meningkatkan Penguasaan Konsep, Ketermpilan Generi Sains, dan Berpikir Kritis Siswa pada Topik Relativitas Khusus. Tesis SPs UPI Bandung: tidak


Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP.

0 2 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF DAN KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK SISWA SMP.

2 6 39

MEDIA VISUALISASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA KONSEP HIDROKARBON.

0 0 27

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA.

0 0 38

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP - repository UPI T IPA 1204742 Title

0 0 3

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP - repository UPI T IPA 1204742 Title

0 0 13