ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA PAVING BLOK DI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA.

(1)

Nia Nurlina, 2013

No. Daftar/FPEB/226/UN.40.FPEB.1.PL/2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA PAVING BLOK DI KECAMATAN

CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh NIA NURLINA

0900062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA PAVING BLOK DI KECAMATAN

CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh Nia Nurlina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Nia Nurlina 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Nia Nurlina, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA PAVING BLOK DI KECAMATAN

CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA

Bandung, Juli 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing

Prof. Dr.H.Eeng Ahman, MS. NIP. 19611022 1986031 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Wapada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

ABSTRAK

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya”

Oleh Nia Nurlina

0900062

Penelitian ini didasari dari adanya permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, yaitu terjadinya penurunan pendapatan para pengusaha paving blok dalam satu bulan terakhir. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah faktor diferensiasi produk dan lingkungan persaingan dapat mempengaruhi pendapatan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatory yaitu metode penelitian yang menyoroti adanya hubungan variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian dirumuskan hipotesis, dan menjelaskan antar variabel dengan desain penelitian korelasional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh, karena populasinya kurang dari 100 maka semua anggota populasi sebanayk 30 orang pengusaha dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan analisis data dengan menggunakan Methode Succesive Internal (MSI) dan uji persamaan regresi linear berganda dengan program SPSS 17.0.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.909 atau 90.9%, artinya besarnya sumbangan (kontribusi) variabel bebas diferensiasi produk (X1) dan lingkungan persaingan (X2) terhadap variabel dependen pendapatan (Y) sebesar 90.9%, dan sisanya sebesar 9.1% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.

Hasil penelitian pada pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya menunjukan bahwa dua variabel yang diteliti yaitu diferensiasi produk dan lingkungan persaingan signifikan terhadap pendapatan. Implikasi dari penelitian ini diharapkan melalui pendidikan yang tepat para produsen ataupun tenaga kerja yang memiliki kemampuan (skill) dapat mengetahui proses produksi paving blok yang baik, dan teknologi yang tepat guna dalam menjalankan dan mengembangkan usaha paving blok ini agar memperoleh pendapatan yang maksimal.


(5)

Nia Nurlina, 2013

ABSTRACT

"Analysis of Factors Affecting Income Entrepreneurs Paving Blocks in the District of Tasikmalaya regency Cisayong"

By Nia Nurlina

0900062

This study is based on the problems faced by entrepreneurs Cisayong paving blocks in Tasikmalaya District, which has been decreasing income entrepreneurs paving blocks in the past month. This study is intended to determine whether the product differentiation and environmental factors can affect revenues competition. The method usedin this studyis asurvey methodthat isexplanatoryresearchmethodthat highlightsthe relationshipvariablesusing theframeworkfirst, thenformulatedhypotheses, andexplainbetween variableswithcorrelationalresearchdesign.

Samplingtechniquewithsaturatedsamplingtechniques, since the populationis

lessthan100 thenallmembers ofa population

of30peopleentrepreneurssampled.Data collectiontechniqueusedwas a questionnaireanddata analysisbyusing theMethodeSuccessiveInternal(MSI) andmultiple linearregressionequationtestwithSPSS17.0.

Based on theresearch results, the value of the coefficientof determination(R2) of 0909or90.9%, meaning thatthe contribution(contribution) productdifferentiationindependent variables(X1) andthe competitive environment(X2) on the dependent variableincome(Y) of 90.9%, and the balance of9.1% is influencedbyother factorsoutside the model.

The resultsonpaving

blocksbusinessesinTasikmalayaDistrictCisayongshowsthatthe twovariablesstudied werethe productdifferentiationandcompetitive environmentsignificantly torevenue. The implicationsofthis study are expectedthrough proper educationof producersorworkers who have theability(skill) todeterminetheproduction of

pavingblocksaregood,andappropriate technologyin

runninganddevelopingthisbusinessblockpavingin order toobtain themaximum revenue.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS ... 10

2.1 Pengertian dan Karakteristik Industri Kecil ... 10 2.1.1 Pengertian Industri Kecil ... 10

2.1.2 Karakteristik Industri Kecil ...Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Industri Kecil ...Error! Bookmark not defined.

2.2 Konsep Pendapatan ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Jenis-jenis Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ..Error! Bookmark not defined.

2.3 Diferensiasi Produk ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Pasar Persaingan Monopolistik ...Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Pengertian Diferensiasi Produk ...Error! Bookmark not defined.

2.3.3 Keuntungan Diferensiasi Produk ...Error! Bookmark not defined.

2.4 Lingkungan Persaingan ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Nia Nurlina, 2013

3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi ...Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Sampel ...Error! Bookmark not defined.

3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Pengujian Instrumen, Skala Pengukuran dan Pengujian Instrumen Penelitian Error!

Bookmark not defined.

3.6.1 Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Skala Pengukuran ...Error! Bookmark not defined.9

3.6.3 Pengujian Instrumen ...Error! Bookmark not defined.9

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .... Error! Bookmark not defined.51 3.7.1 Teknik Analisis Data ... 51 3.7.2 Pengujian Hipotesis...Error! Bookmark not defined.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 61 4.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Hasil Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Uji Realibilitas ...Error! Bookmark not defined.

4.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Diferensiasi Produk ...Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Lingkungan Persaingan ...Error! Bookmark not defined.

4.4.3 Pendapatan ... 70

4.5 Analisis Data Hasil Penelitian... 71 4.6 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.8.1 Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Pendapatan Pengusaha Paving Blok ...Error! Bookmark not defined.

4.8.2 Pengaruh Lingkungan Persaingan Terhadap Pendapatan Pengusaha Paving Blok ...Error! Bookmark not defined.


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(9)

Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah banyak mencurahkan perhatiannya terhadap isu sentral keberadaan industri kecil. Para pelaku industri kecil telah mendominasi lebih dari 99% dalam struktur perekonomian nasional. Keberadaan industri kecil pada saat ini telah banyak menjadi tumpuan dan harapan sebagian besar rakyat untuk mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan. Namun di sisi lain, keberadaan industri kecil masih menghadapi banyak masalah dan kendala yang cukup dilematis.

Memang cukup berat tantangan yang dihadapi industri kecil untuk memperkuat struktur perekonomian nasional. Karena disadari bahwa industri kecil ini banyak menghadapi kendala. Seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajerial sumber daya manusia, kecilnya struktur permodalan, lemahnya memperbesar peluang pasar, keterbatasan jaringan kerjasama, iklim usaha yang kurang kondusif dan pembinaan yang dilakukan masih kurang (Kuncoro, 2007:35).

Sebagai suatu kelompok, keberadaan industri kecil di Indonesia telah terjebak dalam berbagai permasalahan klasik seperti di atas dan sering dihadapkan pada keterbatasan permodalan, pemasaran, teknologi produksi, manajemen usaha serta pengetahuan dan informasi. Mantan presiden B.J Habibie telah menyatakan prioritas yang harus dibangun oleh pemerintah pada saat ini dan ke depan adalah lapangan kerja dan industri kecil. Sementara, pemerintah SBY-Boediono beserta kabinet Indonesia bersatu-nya, telah berjanji akan menciptakan proyek padat karya dan menjadikan tahun 2010 sebagai tahun keuangan industri kecil. Selain itu perhatian terhadap keberadaan industri kecil di Indonesia ini semakin meningkat karena berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat yang telah menjadi target Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai


(10)

bangsa Indonesia pada tahun 2015 menadatang. Sementara itu, kajian teori ekonomi industri kecil telah berkembang di Indonesia belum ada yang baku dan standar, sehingga kurang cocok jika diterpakan secara paksa untuk mengatasi seluruh permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil di Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor informal yang menjadi tumpuan hidup masyarakat Indonesia pada saat terjadinya krisis yang melanda pada tahun 1997 silam bahkan sampai sekarang. Setiap sektor informal yang ada di Indonesia setidaknya menyumbangkan lapangan pekerjaan dan pendapatan pada pembangaunan nasional pada negeri ini. Sektor informal ini dapat direalisasikan dengan pembentukan usaha-usaha kecil yang dibuat oleh para pelaku ekonomi. Keberadaan industri kecil harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar dapat terus berperan dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Kedudukan usaha kecil di tengah-tengah kehidupan masyarakat telah mendapat tempat yang mantap, banyak menyerap tenaga kerja, mampu berdampingan dengan perusahaan besar dan ikut memperlancar kegiatan perekonomian Negara.

Industri kecil Indonesia memiliki julukan sebagai tulang punggung perekonomian. Andil industri kecil ternyata terlihat dari jumlah usaha mencapai 51 juta unit, dan bandingkan dengan usaha besar yang hanya 4200 unit usaha. Kita perlu bangga dengan ketangguhan pengusaha industri kecil di Indonesia yang sanggup bertahan ditengah badai krisis ekonomi di era tahun 1997-an dan krisis global ekonomi tahun 2008 yang melanda seluruh dunia. Industri kecil bukan hanya tetap berdiri bahkan mampu menyerap banyak tenaga kerja dan menyumbangkan PDB yang besar, berbeda jauh dengan usaha besar yang gulung tikar sehingga menimbulkan krisis yang berkepanjangan.

Jika kita lihat data-data perbandingan antara sektor industri kecil dan sektor usaha besar, ternyata sejak krisis berlangsung industri kecil semakin bertambah jumlahnya. Menurut data BPS serta publikasi Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Terdapat sekitar 51,03 juta unit usaha mikro, kecil dan menengah atau mencapai 99,9% dibandingkan dengan usaha besar yang hanya


(11)

3

Nia Nurlina, 2013

4.171 unit. Demikian juga dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 85,42 juta orang atau 99,18% pada industri kecil sedangkan usaha besar berjumlah 3,38 juta orang. Lebih jauh lagi apabila ditinjau dari nilai sumbangan produk domestik bruto nasional sebesar Rp 1.846,65 triliun, maka sektor industri kecil menyumbangkan PDB atas dasar harga konstan tahun 2000, sebesar Rp 1.032,57 triliun (55,92%) sedangkan usaha besar nilai PDB-nya sebesar Rp 814,08 triliun (44,08). Pada saat ini jumlah ekspor industri kecil mencapai Rp 122,20 triliun (15,70%) dari total ekspor nasional sedangkan volume ekspor usaha besar 84,3%.

Berdasarkan uraian di atas, berarti telah ada kesenjangan baik secara teoritis dan empiris berkaitan dengan issue sentral keberadaan industri kecil tersebut. Oleh karena itu, permasalahan industri ini masih aktual dan penting untuk diteliti lebih lanjut berkaitan dengan kondisi dan keberadaan industri kecil itu sendiri.

Industri kecil pada umumnya mempunyai karakteristik sebagai suatu entinitas bisnis yang berskala kecil, baik dalam pengertian pendanaan, maupun jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam organisasi bisnis tersebut. Karena ukurannya, industri kecil sebagian besar bergerak di pasar bersifat persaingan sempurna (perfect competition) maupun persaingan monopolistik (monopolistic competition).

Untuk mengetahui banyak sedikitnya industri kecil yang berkembang maka kita dapat lihat melalui perkembangan industri kecil melalui tabel berikut:

Tabel 2.1

Pertumbuhan Jumlah Industri Kecil Tahun 2005-2012

Tahun Jumlah Industri Kecil Pertumbuhan Persentase

2005 37.913.608 - -

2006 38.725.960 812.352 2.10

2007 38.906.774 180.814 0.46

2008 40.766.742 1.859.968 4.56

2009 42.390.749 1.624.007 3.83

2010 43.224.007 833.258 1.93

2011 47.109.555 3.885.548 8.25

2012 48.936.480 1.826.925 3.73


(12)

Sumber : BPS, data diolah

Berdasarkan data di atas, bahwa jumlah industri kecil secara total mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Rata-rata kenaikan jumlah unit usaha industri sebesar 3,55 persen atau sebesar 1.574.696 tiap tahunnya. Namun yang paling besar pengaruhnya terlihat pada tahun 2011 sebesar 8.25 persen atau sebesar 3.885.548 dari 47.109.555 unit usaha industri kecil.

Sektor ekonomi yang memiliki proporsi unit usaha terbesar dalah sektor (1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; (2) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (3) Industri Pengolahan; (4) Jasa-jasa; serta (5) Pengangkutan dan Komunikasi dengan perkembangan masing-masing sektor tercatat sebesar53,57 persen, 27,19 persen, 6,58 persen, dan 5,52 persen.

Banyak bidang informal yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan pendapatan keluarga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja. Usaha berdagang merupakan salah satu alternatif lapangan kerja informal, yang ternyata banyak menyerap tenaga kerja.

Dari data tersebut sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi bagi pendapatan Negara dan penyerapan tenaga kerja. Salah satu usaha industri pengolahan dalam usaha kecil dan menengah ini adalah usaha industri paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

Kawasan industri paving blok ini terletak di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan ini sebelum memproduksi paving blok mengalami beberapa perubahan, yang berawal dari pembuatan tegel pada tahun 1980-an namun banyak warga yang gulung tikar karena tidak dapat mempertahankan usahanya. Setelah itu pengusaha beralih dari memproduksi tegel menjadi produksi genting namun lagi-lagi tidak dapat berlangsung lama yang dikarenakan daerah Cisayong sudah tidak mudah lagi mendapatkan tanah liat sebagai bahan dasar pembuatan genting. Akhirnya untuk menyelamatkan


(13)

5

Nia Nurlina, 2013

masyarakat, para pengusaha beralih ke pembuatan paving block. Ini dilakukan karena tidak ingin melihat masyarakat Cisayong menjadi pengangguran yang dikarenakan industri tegel dan genting gulung tikar. Namun dengan pengalihan industri dari genting ke paving blok tidak semulus pada saat industri tegel yang dikarenakan adanya kesulitan pada bahan baku yang cukup mahal sehingga para pengusaha kesulitan dalam menetapkan harga jual pada konsumen.

Dari hal tersebut membuat para pengusaha paving blok khawatir kendala tersebut akan menyebabkan usaha paving blok akan mengalami kegagalan seperti sebelumnya. Dari kendala tersebut industri paving blok yang semula hampir semua penduduk di Kecamatan Cisayong memproduksi paving blok saat ini hanya terdapat sekitar 30 pengusaha yang bergerak dalam industri pengolahan paving blok dan mayoritas pemilik dan tenaga kerja dari industri paving blok ini adalah penduduk asli dari kecamatan Cisayong dan selebihnya dari itu sudah mengalami gulung tikar.

Berdasarkan permasalahan tersebut dan penelitian awal yang dilakukan oleh penulis yang dikumpulkan secara kumulatif mengenai pendapatan pengusaha pada bulan Oktober 2012- Februari 2013 yang mengalami fluktuatif yang cenderung menurun, maka dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada para pengusaha paving blok di kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

Setelah melakukan pendataan pendapatan industri paving blok di Kecamatan Cisayong pada bulan Oktober 2012- Februari 2013 maka penulis merata-ratakan jumlah pendapatan pada pengusaha paving blok pada bulan Oktober 2012- Februari 2013 yaitu sebagai berikut:


(14)

Tabel 2.2

Perkembangan Rata-rata Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong

Periode Oktober 2012-Februari 2013

No Bulan Pendapatan Rata-rata Perkembangan

1. Oktober Rp 16.327.975 -

2. November Rp 15.760.950 -3,47%

3. Desember Rp 16.445.907 4.34%

4. Januari Rp 15.795.200 -3.95%

5. Februari Rp 14.411.378 -8.76%

Sumber : Hasil Pra Penelitian, data diolah

Dari data perkembangan rata-rata pendapatan di atas, dapat kita lihat bahwa pendapatan pengusaha paving blok yang cenderung menurun, pada bulan Januari 2013 mengalami penurunan drastis dari perkembangan yang turun dari persentase sebesar (-) 3.95% turun kembali sebesar (-) 8,76% pada bulan Februari 2013. Setelah penulis menanyakan kepada para pemilik industri mengenai masalah hasil pendapatan dari tiap bulan ke bulannya yang berfluktuatif dan cnederung menurun mayoritas dari para pemiliki industri tersebut menjawab bahwa hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti diferensiasi produk dan lingkungan persaingan.

Faktor pertama yang mempengaruhi pendapatan yaitu faktor diferensiasi produk dimana dengan banyaknya jenis paving blok yang diproduksi pada tiap industrinya yang berbeda-beda maka hal ini juga akan mempengaruhi hasil pendapatan pada setiap industrinya. Misalnya dari 20 jenis paving blok, industri A memproduksi 5 jenis sedangkan industri B hanya 3 jenis maka pendapatan dari industri A cenderung akan lebih banyak dibandingkan di industri B.

Faktor kedua yang mempengaruhi pendapatan adalah lingkungan persaingan, persaingan yang tidak sehat sering terjadi yaitu dengan kecurangan dalam penggunaan bahan baku yang seharusnya tidak layak digunakan tetapi tetap digunakan demi mendapatkan harga yang murah dan akan lebih banyak menarik konsumen untuk membeli paving blok di tempatnya. Namun bagi para pemilik


(15)

7

Nia Nurlina, 2013

industri yang lebih mengutamakan kualitas sudah dapat mengatasi masalah ini yaitu dengan lebih transparan kepada para konsumen dalam pembuatan paving bloknya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari banyaknya faktor yang mempengaruhi pendapatan seperti promosi, pelayanan, harga jual, lingkungan persaingan, diferensiasi produk, kualitas produk dan lain sebagainya maka dari hasil wawancara dengan para pemilik industri tersebut penulis menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pendapatan pada industri paving blok ini adalah diferensiasi produk dan lingkungan persaingan.

Dari faktor pertama yaitu kualitas bahan baku yang dipergunakan oleh bamsing-masing pengusaha paving blok. Pengusaha yang menggunakan bahan baku kualitas tinggi yaitu dengan menggunakan pasir beton dan semen holcim akan menghasilkan paving blok yang berkualitas baik pula dan jelas dengan kualitas yang baik maka harga yang ditetapkan pada paving blok itu juga senderung mahal dan sebaliknya pengusaha yang menggunakan bahan baku kualitas rendah dan cenderung kurang baik yaitu dengan menggunakan pasir lokal (pasir galunggung) atau pasir giling yang akan menghasilkan paving blok yang berkualitas rendah dan tentu saja dengan harga yang murah.

Dari hal tersebut maka yang akan selanjutnya terjadi adalah persaingan harga dan terkadang dari adanya faktor tersebut timbul terjadinya persaingan yang tidak sehat yaitu dengan kecurangan dalam penggunaan bahan baku yang seharusnya tidk layak digunakan tetapi tetap digunakan demi mendapatkan harga yang murah dan akan lebih banyak menarik konsumen untuk paving blok di tempatnya. Namun bagi para pemilik usaha paving blok yang lebih mengutamakan kualitas sudah dapat mengatasi masalah ini yaitu dengan lebih transparan kepada para konsumen dalam pembuatan paving bloknya. Faktor lain yang mempengaruhi pendapatan yaitu faktor diferensiasi produk dimana dengan banyaknya jenis paving blok yang diproduksi pada tiap pengusaha yang berbeda-beda maka hal ini juga akan mempengaruhi hasil pendapatan pada setiap pengusahanya. Misalnya dari 20 jenis paving blok, pengusaha A memproduksi 5


(16)

jenia sedangkan pengusaha B hanya 3 jenis maka pendapatan dari pengusaha A cenderung akan lebih banyak dibandingkan di pengusaha B.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari banyaknya faktor yang mempengaruhi pendapatan seperti promosi, pelayanan, harga jual, lingkungan persaingan, diferensiasi produk, kualitas produk, dan lain sebagainya maka dari hasil wawancara dengan para pemilik usaha paving blk tersebut penulis menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pendapatan pada pengusaha paving blok ini adalah diferensiasi produk dan lingkungan persaingan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pengusaha Paving Blok Di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup permasalahan dalam bentuk rumusan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya?

2. Bagaimana pengaruh lingkungan persaingan terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan persaingan terhadap pendapatan


(17)

9

Nia Nurlina, 2013

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Secara Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi, khususnya ekonomi mikro dan dapat digunakan untuk pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.

(2) Secara Praktis

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dan gambaran kepada pengusaha paving blok, PEMDA, Dinas KUKM dan Disperindag di Kabupaten Tasikmalaya mengenai pengaruh diferensiasi produk dan lingkungan persaingan terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.


(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan yaitu, diferensiasi produk dan lingkungan persaingan yang dilakukan di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya dengan objek penelitiannya adalah seluruh industri paving blok yang dilaksanakan pada bulan Januari s.d Februari 2013.

Dari informasi awal yang peneliti dapatkan, bahwa industri paving blok ini merupakan satu-satunya sentra industri yang bergerak di bidang industri pengolahan yang ada di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan para pengusaha industri paving blok. Adapun variabel yang dianalisis yaitu: Diferensiasi produk dan lingkungan persaingan.

Peneliti memandang bahwa faktor-faktor pendapatan yang tersebut diatas diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya pendapatan para pengusaha pada produksi paving blok di sentra industri paving Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002:136) yang menyatakan bahwa, “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Survey Explanatory, yaitu suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama (Masri Singarimbun, 1983:30).


(19)

46

Nia Nurlina, 2013

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan karakteristik objek penelitian. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sudjana, yaitu : “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas, (Sudjana 1992 : 161).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002 :72).

Populasi dalam penelitan ini adalah para pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang pengusaha.

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006 : 131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2001 : 2) sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.

Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : probability sampling dan non probability sampling. Dalam penelitian ini sampel menggunakan non probability yaitu sampling jenuh (sensus) dimana sampel yang diambil adalah seluruh anggota populasi sebanyak 30 pengusaha karena populasinya kurang dari 100. Seperti yang diungkapkan oleh (Bambang Avip Priatna Martadiputra, 2007 : 248) yaitu sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal dengan istilah sensus.


(20)

3.4 Operasional Variabel

Berikut ini adalah definisi operasional variabel dari penelitian ini : Tabel 3.1

Operasional Variabel

Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

Diferensiasi Produk( )

Diferensiasi produk adalah usaha untuk membedakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan untuk memberikan daya tarik baik langsung maupun tidak langsung kepada konsumen dibandingkan perusahaan lain yang mengahsilkan produk sama/sejenis atau pun produk berbeda. (Iskandar Putong, 2010 : 239)

Data diperoleh dari responden mengenai analisa tentang jenis produk (variasi produk) dilihat dari jumlah, warna, serta bentuk produk yang diproduksi.

Ordinal

Lingkungan Persaingan ( )

Lingkungan persaingan adalah daerah kawasan yang didalamnya terdapat usaha atau kegiatan yang memperlihatkan keunggulan masing-masing yang dilakukan oleh perseorangan, perusahaan, atau negara pada bidang perdagangan, produksi, dan sebagainya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1988:767)

Data diperoleh dari responden mengenai tingkat persaingan dilihat dari aspek : - Kualitas bahan

baku pesaing - Variasi produk

dan variasi warna pesaing

- Strategi harga pesaing

- Teknologi


(21)

48

Nia Nurlina, 2013

- Lokasi pesaing Pendapatan (Y) Pendapatan atau penerimaan

atau dalam istilah ekonomi disebut dengan revenue adalah

suatu konsep yang

menghubungkan antara jumlah barang yang di produksi dengan harga jual per unitnya. (Iskandar Putong, 2010:184)

Data diperoleh dari responden mengenai jumlah pendapatan yang diterima oleh pengusaha pada 3 bulan terakhir yang dinyatakan dengan rupiah.

Interval

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara : a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

b. Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan tanya jawab lisan kepada responden yang digunakan sebagai pelengkap data. c. Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat

pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

d. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data dari buku-buku, laporan ilmiah, media cetak, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Pengujian Instrumen, Skala Pengukuran dan Pengujian Instrumen Penelitian

3.6.1 Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen penelitian merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang sangat penting dalam penelitian, karena data yang digunakan untuk menjawab masalah tersebut diperoleh melalui instrumen.


(22)

Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk memperoleh data tentang variabel-variabel yang akan diteliti maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

3.6.2 Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert sering disebut sebagai summated rattings scale method yaitu teknik atau metode penskalaan berbasis pendekataan respon dimana item-item pertanyaan atau pertanyaannya disusun dalam lima kategori jawaban berjenjang (Kusnendi, 2005 :63).

3.6.3 Pengujian Instrumen

Sebagaimana dirancang dalam operasionalisasi variabel, data-data yang terkumpul dari hasil kuesioner dianalisis kebenarannya melalui uji validitas dan reliabilitas. Agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliable. Untuk itulah terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden dilakukan 2 macam tes validitas dan tes reliabilitas.

1. Tes Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

  

 

 

2

2 2

2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rXY

(Suharsimi Arikunto, Edisi Revisi 2010 : 213)

Dimana :

= koefisien korelasi

= jumlah skor item


(23)

50

Nia Nurlina, 2013

n = jumlah responden

Dengan menggunakan taraf signifikan

= 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden dimana :

r hitung > r 0,05 = valid r hitung r 0,05 = tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya, (Suharsimi Arikunto, 2009: 75)

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu:

1. Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup, dan sebagainya.

2. Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti sebaliknya.

2. Tes Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (edisi revisi 2010:221) Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya


(24)

memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut :

             

2

2 11 1 1 t b k k r  

(Suharsimi Arikunto, edisi revisi 2010:239)

Dimana : 11

r = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan

2

i

= jumlah varians butir

2

t

= varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.

Selanjutnya, untuk melihat signifikansi reliabilitasnya dilakukan denganmendistribusikan rumus student t, yaitu:

t

hit = √ √

Dengan kriteria : Jika thitung> ttabel, maka instrument penelitian reliabel dan signifikan, begitu pula sebaliknya.

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.7.1 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk, harga jual dan lingkungan persaingan terhadap pendapatan industri paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan program pengolahan data SPSS versi 17.0.


(25)

52

Nia Nurlina, 2013

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Intervaldalam pengukuran sikap adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval.

Langkah kerja Methods of Succesive Interval(MSI) adalah sebagai berikut : 1. Perhatikan tiap butir pertanyaan, misalnya dalam angket.

2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendaptkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

6. Tentukan nilai densitas untuk setiap Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku.

7. Hitung SV (Scale Value)= Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut : SV=

8. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus :

Y = SV + [1+ (SVMin)] dimana K= 1+ [SVMin]

Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke interval, hipotesis dapat langsung diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y.

Persamaan regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh diferensiasi produk dan lingkungan persaingan terhadap pendapatan (Y). Secara matematis,


(26)

hubungan diantara variabel yang menjadi fokus penelitian ini dapat diformulasikan ke dalam persamaan sebagai berikut :

Keterangan:

Y = Pendapatan

o

 = Konstanta Regresi

1

2 = Koefisien Regresi , = Diferensiasi produk

= Lingkunga persaingan e = Varibel pengganggu

Untuk mendapatkan koefisien regresi berganda, dimana metode OLS ini mengungkapkan bahwa terbaik yang dapat mewakili titik hubungan variabel indevenden dan variabel devenden, metode yang digunakan metode OLS (ordinary last square).

Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan pengujian yang akan penulis lakukan antara lain.

a) Uji Normalitas

Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi apakah residual mempunyai distribusi normal atau tidak, yaitu dengan Histogram Residual dan Uji Jarque-Bera.

Histogram Residual merupakan metode grafis yang paling sederhana digunakan untuk mengetahui apakah bentuk dari Probability Distribution Functions (PDF) dari random variabel berbentuk distribusi normal atau tidak. Jika histogram menyerupai distribusi normal maka bisa dikatakan bahwa residual mempunyai distribusi normal.


(27)

54

Nia Nurlina, 2013

Uji Jarque-Bera, Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat dideteksi dari motode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B). Metode ini didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan syimptotic. Uji statistik dari JB ini menggunakan perhitungan sweness dan Kurtosis.

[ ]

(Yana Rohaman, 2010)

Selain menggunakan perhitungan diatas , dapat juga digunakan aplikasi eviews 7, dengan memasukkan data, kemudian klik view, Residual test, dan pilih Histogram-Normality test. Dengan ketentuan jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB besar atau dengan kata lain jika nilai statistik JB ini tidak signifikan maka kita menerima hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB mendekati nol, dan berlaku sebaliknya.

b) Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak, apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Serta menguji variabel yang relevan untuk dimasukan dalam model. Untuk menguji linieritas dapat dilihat pada gambar diagram pencar (scattergram) dengan kriteria bahwa apabila plot titik-titik tidak mengikuti pola tertentu berarti model linier, sebaliknya apabila plot titik-titik mengikuti pola aturan tertentu (kuadratik, eksponensial dan sebagainya) maka model non linier. Selain menggunakan diagram pencar untuk menguji Linieritas dapat menggunakan Metode Mackinnon, White, dan Davidson dengan menggunakan bantuan program komputer eviews, sehingga pada akhirnya kita akan membandingkan t statistik dengan t tabel, dan melihat nilai probabilitasnya, katika probabilitas t-statistik < 5% maka signifikan dan model yang sebaikknya digunakan adalah logaritma, tapi ketika probabilitas t statistiknya > 5% maka tidak signifikan, dan model yang sebaikknya digunakan adalah linier.(Yana Rohaman, 2010)


(28)

3.7.2 Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F statistik)

Uji F digunakan dengan maksud untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari nilai Fhitung dengan menggunakan korelasi ganda dan dapat dihitung dengan rumus:

RYXiXj =

j i i j ir j i X X r Y rX YX rYX YX r YX r 2 2 2 1 2   

Uji signifikansinya dapat dihitung dengan rumus : F= ) /( ) 1 ( ) 1 /( ) /( ) 1 /( 2 2 k n R k R k n RSS k ESS     

(Yana Rohmana 2010:78)

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika Fhitung< Ftabel maka H0diterima dan H1 (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel Y).

2) Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

b.Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t statistik)

Selain pengujian hipotesis secara simultan atau secara keseluruhan pada penelitian ini juga akan dilakukan uji hipotesis secara parsial atau sebagian dengan menggunakan korelasi parsial (

t

statistik). Tujuan uji korelasi parsial (tstatistik) ini adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dimana variabel lain dianggap konstan.

Adapun rumus korelasi parsial yang digunakan adalah sebagai berikut :

2 1 2 r n r t    (Gujarati 1988:120)


(29)

56

Nia Nurlina, 2013 Keterangan :

r = korelasi parsial yang ditemukan n = Jumlah sampel

t = t hitung atau statistik yang selanjutnya dibandingkan dengan ttabel

Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis :

H0 diterima apabila t hitung < t tabel atau –t hitung > -t tabel H0 ditolak apabila t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel

Artinya apabila t hitung<t tabel, maka koefisien korelasi ganda yang dihitung tidak signifikan, dan sebaliknya apabila t hitung>t tabel, maka koefisien korelasi ganda yang dihitung adalah signifikan dan menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan.

c. Koefisien Determinasi

Koefisein determinasi sebagai alat ukur kebaikan (goodness of fit) dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Dalam mengukur seberapa baik garis regresi cocok dengan data maka digunakan konsep koefisien determinasi ( ).Koefisien determinasi dapat dicari dengan menggunakan rumus :

     2 2 2 1 1 1 0 2 2 nY Y nY Y x b Y b R TSS ESS R

(Sumber : Gujarati, 2001 :139)

Besarnya nilai terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 ≤ ≤ 1. Jika nilai semakin mendekati 1 (satu) maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya, dan sebaliknya semakin mendekati angka 0 (nol) maka garis regresi kurang baik.


(30)

3.7.3Uji Asumsi Klasik

Dalam menggunakan model regresi berganda dengan metode OLS adalah harus bebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, heteroskedatis dan autokorelasi.

a) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas diartikan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Multikolinieritas merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap asumsi model regresi linier klasik karena bisa mengakibatkan estimator OLS memiliki :

1) Kesalahan baku sehinggan sulit mendapatkan estimasi yang tepat

2) Akibat poin satu, maka interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil sehingga membuat variabel indevenden secara statistic tidak signifikan mempengaruhi variabel independent.

3) Walaupun secara individu variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependen melalui uji statistic t, namun nilai koefisien determinasi masih relatif tinggi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model OLS, maka menurut Gujarati (2001:166) dapat dilakukan beberapa cara berikut ini : a) Kolinieritas diduga ketika R2 tinggi yaitu antara 0,8-1,00 tetapi hanya sedikit

variabel independent yang signifikan mempengaruhi variabel dependen melalui uji t namun berdasarkan uji F secara statistic signifikan yang berarti semua variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. dalam hal ini menjadi kontradiktif dimana berdasarkan uji t secara individual variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, namun secara bersama-sama variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependen.


(31)

58

Nia Nurlina, 2013

b) Dengan koefisien korelasi sederhana (zero coefficient of correlation), jika nilainya tinggi menimbulkan dugaan terjadi multikolinier tetapi belum tentu dugaan itu benar.

c) Dengan melihat hubungan tidak hanya satu variabel akan tetapi multikolinier bisa terjadi karena kombinasi linier dengan variabel independent lain. Keputusan ada tidaknya unsur multikolinier dalam model ini biasanya dengan membandingkan nilai hitung F dengan nilai kritis F, jika nilai hitung F lebih besar dari nilai kritis F dengan tingkat signifikansi  dan derajat kebebasan tertentu maka dapat disimpulkan model mengandung unsur multikolinier. d) Dengan metode Klien, klien menyarankan untuk mendeteksi multikolinier

denganmembandingkan koefisien determinasi aukiliary dengan koefisien determinasimodel regresi aslinya yaitu Y dengan variabel independent. Sebagai rule of thumbuji klien ini, jika R2x1x2x3…x4 lebih besar dari R2 maka model mengandung unsur multikolinier antara variabel independent dan jika sebaliknya maka tidak adakorelasi antar variabel independent.

Apabila terjadi multikolinieritas menurut Yana Rohmana (2010:149),disarankan untuk mengatasinya dengan cara :

1. Tanpa ada perbaikan, masalah mutikolinieritas terkait dengan masalah sampel, jadi untuk menyembuhkannya sampel dapat ditambah ada kemungkinan terbebas dari masalah multikolinieritas

2. Dengan perbaikan

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan apabila terdapat multikolinieritas serius yaitu :

- Informasi Apriori

- Menghilangkan Variabel Independen

- Menggabungkan Data Cross- Section dan Data Time Series


(32)

b) Uji Heterokedatisitas

Salah satu asumsi pokok lain dalam model regresi linier klasik ialah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabelvariabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

-2

. Inilah yang disebut sebagai asumsi homoskeditas.(Gujarati, 2001:177)

Konsekuensi logis dari adanya heteroskedastis adalah menjadi tidak efisiennya estimator OLS akibat variansnya tidak lagi minimum. Pada akhirnya dapat menyesatkan kesimpulan, apalagi bila dilanjutkan untuk meramalkan.

Heteroskedastisitas dapat dideteksi melalui beberapa cara antara lain : melalui metode grafik, test park (uji park), uji glejser (glejser test), uji korelasi spearmant, uji goldfield-Quandt, uji Breusch-Pagan-Godfrey, uji umum heteroskedastis white, uji heteroskedastis berdasarkan residual OLS atau model ekonometrika linier.

Pada penelitian ini peneliti akan mendeteksi heteroskedastis dengan metode grafik, kriteria :

1) Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik, atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastis

2) Jika pada grafik plot tidak mengikuti aturan atau pola tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastis.

c) Uji Autokorelasi

Asumsi penting lainnya yang akan diuji dalam penelitian ini adalah uji autokorelasi atau serial korelasi. Autokorelasi menggambarkan suatu keadaan dimana tidak adanya korelasi antara variabel pengganggu disturbance term. Adanya gejala autokorelasi dalam model regresi OLS dapat menimbulkan :

1) Estimator OLS menjadi tidak efisien karena selang keyakinan melebar

2) Variance populasi 2 diestimasi terlalu rendah (underestimated) oleh varians residual taksiran ( ^2).

3) Akibat butir b, R2 bisa ditaksir terlalu tinggi (overestimated)


(33)

60

Nia Nurlina, 2013

Autokorelasi Ragu-ragu Tidak Ada Ragu-ragu Autokorelasi

Positif Autokorelasi Negarif

5) Pengujian signifikansi (t dan F) menjadi lemah.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi antara lain dengan metode Grafik, uji loncatan (Runs Test) atau uji Geary (Geary Test), uji Durbion Watson (Durbin Watson d test), uji Breusch-Godfrey (Breusch-Godfrey test) untuk autokorelasi berorde tinggi.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi autokorelasi, yaitu dengan cara membandingkan DW statistik dengan DW tabel.

Adapun langkah uji Durbin Watson adalah sebagai berikut : a) Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual e1.

b) Hitung nilai d (Durbin-Watson). c) Dapatkan nilai kritis dl-du.

d) Pengambilan keputusan, dengan aturan sebagai berikut : Tabel 3.2

Uji statistik Durbin-Watson 0 < d < dl , menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif 0 ≤ d ≤ du , daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4 - dl < d < 4, menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif 4 –du ≤ d ≤ - dl ,daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan

du <d< 4 – dl, menerima hipotesis nul; tidak ada autokorelasi positif atau negatif

0 dl du 4-du 4-dl

Gambar 3.1

Uji statistik Durbin-Watson


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh diferensiasi produk dan lingkungan persaingan terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Diferensiasi produk berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Artinya semakin tinggi diferensiasi produk paving blok,maka pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya akan semakin meningkat.

2. Lingkungan persaingan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Artinya semakin tinggi lingkungan persaingan para pengusaha paving blok, maka pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya akan semakin meningkat.


(35)

Nia Nurlina, 2013

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong harus meningkatkan

minat/keinginan untuk mendiferensiasikan produknya, agar menarik/menambah minat konsumen untuk membeli, sehingga pada akhirnya pendapatan pengusaha akan meningkat. Untuk meningkatkan diferensiasi produk pengusaha dapat mengikuti berbagai pendidikan non formal seperti pelatihan (training), seminar, diklat yang diselenggarakan oleh lembaga yang terkait. Selain itu pengusaha juga diharapkan harus sering-sering mencari informasi guna menambah pengetahuan mengenai bentuk,inovasi dari paving blok. Sehingga paving blok yang mereka produksi bisa meningkat dari segi kualitas, corak dan kekuatan produknya.

2. Para pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong harus memperkuat

strategi bersaing baik itu dengan penetapan strategi harga produk maupun dalam memperbaiki kualitas produk paving blok, dan meningkatkan pelayanan para konsumen, mengingat usaha paving blok ini termasuk ke dalam pasar persaingan monopolistik dimana tingkat persaingan sangat tinggi sehingga dibutuhkan perhatian lebih dari para pengusaha yang berada di dalamnya supaya dapat meningkatkan pendapatan masing-masing.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Agus Widarjono. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia FE UII.

Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Alma, Buchari. (2001). Pengantar Bisnis. Bandung : Mida Pustaka Alma, Buchari. (2003). Pengantar Bisnis. Bandung : Mida Pustaka

Alma, Buchari.(edisi revisi 2009).Pengantar Bisnis. Bandung : Media Pustaka Anoraga Sudantoko. (2002). Karakteristik Industri Kecil. Jakarta : FE UI

Arikunto, Suharsimi. (edisi revisi 2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Bachtiar Hasan (20003). Manajemen Industri. Bandung : Pustaka Ramadhan Bambang Avip Priatna Martadiputra.(2007).Populasi dan Sampel.Bandung: Alfabeta.

BPS. Profil Industri Kecil dan Rumah Tangga.

Case, Fair. (2002). Prinsip-Prinsip Ekonomi mikro. Jakarta: Prenhallindo Convers, D Paul.(2000). Strategi Persaingan. Jakarta : FE UI

Damodar Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga Damodar Gujarati.(2006). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga Hasibuan. (2000). Strategi Lingkungan Persaingan. Jakarta : Rosada Hermawan Kertajaya. (2000). Diferensiasi Produk. Jakarta : FE UI


(37)

Nia Nurlina, 2013

Kotler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta : Prenhallindo

Kuncoro. (2007). Industri Kecil dan UMKM. Jakarta : FE UI. Maman Ukas. (1999). Manajemen. Erlangga : Bandung.

Marsudi Djojodipuro. (1992). Strategi Lokasi Persaingan. Jakarta : FE UI

Randall G. Holcombe (2009). Product Differentiation and Economic Progress. 12, No. 1 (2009) : 17-35.

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung : Praktikum Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI

Sadono Sukirno. (2003). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Salvatore, Dominick. (2005). Teori Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga

Samuleso, Paul. A & Nordhaus, William D. (2003). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga

SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986

Somantri, Ating (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat

Tulus Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Kriteria Industri Kecil


(38)

Wasis. (1992). Strategi Lingkungan Persaingan. Jakarta : Rosda

Winardi . (1990). Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi ke VII Buku 2. Bandung :Tarsito. Winarno Surakhmad. (1990). Pengantar Pendidikan Ilmiah Dasar Metode Dan

Tehnik. Jakarta : Tarsito

Sumber Skripsi

Aris Kusuma Wijaya. (2012). “Pengaruh Skala Usaha dan Perilaku kewirausahaan terhadap Pendapatan Usaha Produsen Pakaian Jadi (Survei pada Produsen Pakaian Jadi di Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon”. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Lyna Anggraeni. (2012). “Pengaruh Kewirausahaan dan Diferensiasi Produk Terhadap Pendapatam (Studi Kasus terhadap Home Industry Keripik

Singkong di Kota Cimahi)”. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Sri Haryani. (2010). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pada Industri Paving Blok Nanjung (Suatu Kasus pada Sentra Industri Paving Blok Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung)”. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Sumber Internet

www.bps.go.id

www.industrikecil.blog.com

www.slideshare.com “KonsepPendapatan dan Harga”

www.wikipedia.com www.google.com


(1)

60

Nia Nurlina, 2013

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Autokorelasi Ragu-ragu Tidak Ada Ragu-ragu Autokorelasi

Positif Autokorelasi Negarif

5) Pengujian signifikansi (t dan F) menjadi lemah.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi antara lain dengan metode Grafik, uji loncatan (Runs Test) atau uji Geary (Geary Test), uji Durbion Watson (Durbin Watson d test), uji Breusch-Godfrey

(Breusch-Godfrey test) untuk autokorelasi berorde tinggi.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi autokorelasi, yaitu dengan cara membandingkan DW statistik dengan DW tabel.

Adapun langkah uji Durbin Watson adalah sebagai berikut : a) Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual e1.

b) Hitung nilai d (Durbin-Watson). c) Dapatkan nilai kritis dl-du.

d) Pengambilan keputusan, dengan aturan sebagai berikut : Tabel 3.2

Uji statistik Durbin-Watson 0 < d < dl , menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif 0 ≤ d ≤ du , daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4 - dl < d < 4, menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif 4 –du ≤ d ≤ - dl ,daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan

du <d< 4 – dl, menerima hipotesis nul; tidak ada autokorelasi positif atau

negatif

0 dl du 4-du 4-dl

Gambar 3.1

Uji statistik Durbin-Watson


(2)

Nia Nurlina, 2013

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh diferensiasi produk dan lingkungan persaingan terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Diferensiasi produk berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Artinya semakin tinggi diferensiasi produk paving blok,maka pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya akan semakin meningkat.

2. Lingkungan persaingan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Artinya semakin tinggi lingkungan persaingan para pengusaha paving blok, maka pendapatan pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya akan semakin meningkat.


(3)

Nia Nurlina, 2013

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong harus meningkatkan

minat/keinginan untuk mendiferensiasikan produknya, agar menarik/menambah minat konsumen untuk membeli, sehingga pada akhirnya pendapatan pengusaha akan meningkat. Untuk meningkatkan diferensiasi produk pengusaha dapat mengikuti berbagai pendidikan non formal seperti pelatihan (training), seminar, diklat yang diselenggarakan oleh lembaga yang terkait. Selain itu pengusaha juga diharapkan harus sering-sering mencari informasi guna menambah pengetahuan mengenai bentuk,inovasi dari paving blok. Sehingga paving blok yang mereka produksi bisa meningkat dari segi kualitas, corak dan kekuatan produknya.

2. Para pengusaha paving blok di Kecamatan Cisayong harus memperkuat

strategi bersaing baik itu dengan penetapan strategi harga produk maupun dalam memperbaiki kualitas produk paving blok, dan meningkatkan pelayanan para konsumen, mengingat usaha paving blok ini termasuk ke dalam pasar persaingan monopolistik dimana tingkat persaingan sangat tinggi sehingga dibutuhkan perhatian lebih dari para pengusaha yang berada di dalamnya supaya dapat meningkatkan pendapatan masing-masing.


(4)

Nia Nurlina, 2013

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Agus Widarjono. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia FE UII.

Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Alma, Buchari. (2001). Pengantar Bisnis. Bandung : Mida Pustaka Alma, Buchari. (2003). Pengantar Bisnis. Bandung : Mida Pustaka

Alma, Buchari.(edisi revisi 2009).Pengantar Bisnis. Bandung : Media Pustaka Anoraga Sudantoko. (2002). Karakteristik Industri Kecil. Jakarta : FE UI

Arikunto, Suharsimi. (edisi revisi 2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Bachtiar Hasan (20003). Manajemen Industri. Bandung : Pustaka Ramadhan Bambang Avip Priatna Martadiputra.(2007).Populasi dan Sampel.Bandung: Alfabeta.

BPS. Profil Industri Kecil dan Rumah Tangga.

Case, Fair. (2002). Prinsip-Prinsip Ekonomi mikro. Jakarta: Prenhallindo Convers, D Paul.(2000). Strategi Persaingan. Jakarta : FE UI

Damodar Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga Damodar Gujarati.(2006). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga Hasibuan. (2000). Strategi Lingkungan Persaingan. Jakarta : Rosada Hermawan Kertajaya. (2000). Diferensiasi Produk. Jakarta : FE UI


(5)

Nia Nurlina, 2013

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kotler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,

Implementasi dan Kontrol. Jakarta : Prenhallindo

Kuncoro. (2007). Industri Kecil dan UMKM. Jakarta : FE UI. Maman Ukas. (1999). Manajemen. Erlangga : Bandung.

Marsudi Djojodipuro. (1992). Strategi Lokasi Persaingan. Jakarta : FE UI

Randall G. Holcombe (2009). Product Differentiation and Economic Progress. 12, No. 1 (2009) : 17-35.

Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung : Praktikum Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI

Sadono Sukirno. (2003). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Salvatore, Dominick. (2005). Teori Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga

Samuleso, Paul. A & Nordhaus, William D. (2003). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga

SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986

Somantri, Ating (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta : Salemba Empat

Tulus Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Kriteria Industri Kecil


(6)

Nia Nurlina, 2013

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Paving Blok di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wasis. (1992). Strategi Lingkungan Persaingan. Jakarta : Rosda

Winardi . (1990). Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi ke VII Buku 2. Bandung :Tarsito. Winarno Surakhmad. (1990). Pengantar Pendidikan Ilmiah Dasar Metode Dan

Tehnik. Jakarta : Tarsito Sumber Skripsi

Aris Kusuma Wijaya. (2012). “Pengaruh Skala Usaha dan Perilaku

kewirausahaan terhadap Pendapatan Usaha Produsen Pakaian Jadi (Survei pada Produsen Pakaian Jadi di Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon”.

Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Lyna Anggraeni. (2012). “Pengaruh Kewirausahaan dan Diferensiasi Produk

Terhadap Pendapatam (Studi Kasus terhadap Home Industry Keripik Singkong di Kota Cimahi)”. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan. Sri Haryani. (2010). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pada Industri Paving Blok Nanjung (Suatu Kasus pada Sentra Industri Paving Blok Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung)”.

Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Sumber Internet

www.bps.go.id

www.industrikecil.blog.com

www.slideshare.com “KonsepPendapatan dan Harga”

www.wikipedia.com www.google.com