ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat – syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : DIMAS BETEGA NIM : F 1107503

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN

Skripsi ini telah disetujui dan diterima oleh pembimbing dan siap untuk dipertahankan dalam ujian skripsi oleh tim penguji skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Februari 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi. NIP. 196705231994031002

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Februari 2010 Tim Penguji Skripsi

1. Dr. AM. Susilo, MSc (.…………………...........) NIP. 195903281988031001 Ketua

2. Drs. BRM. Bambang Irawan, MSi (…………………............)

NIP. 196705231994031002 Pembimbing

3. Lukman Hakim, SE, MSi (………………...........….) NIP. 196805182003121002 Anggota

MOTTO

“Orang yang percaya diri, yakin akan usahanya, walau kepandaiannya tak seberapa, tetapi ia memiliki daya pendorong yang

kuat. Orang itupun akan lebih cepat melampaui yang kuat” (Penulis)

“ Sesuatu yang terlihat sulit, ternyata tidak sesulit yang diduga. Sesuatu yang terlihat mudah, ternyata tidak semudah yang diduga,

kemauan adalah kata kuncinya” (Bpk. Drs.BRM. Bambang Irawan, Msi)

“Orang yang dapat memimpin orang lain adalah orang yang kuat, sedangkan orang yang dapat memimpin dirinya sendiri adalah orang

yang maha kuat”

(Mahatma Gandhi )

PERSEMBAHAN

Sebuah karya yang sederhana ini aku persembahkan untuk :

Thank’s for my lovely saviour Jesus Crist, You are my word, my life and my everything. I really love You Lord..........

Mbahti yang ada di Surga........

Bapak dan Mamah terkasih yang senantiasa sabar, berkorban dan memberikan kasih sayang serta Doa yang tiada batasan kepadaku. Thank’s for everything........

Mas Iwan dan Mba Ayu, Kyla dan Mothy, serta Momy yang banyak memberikan dukungan dan doa nya.......

Mamah Bemby dan Pa’ Uyo, serta Mas Bimo Setyawan dan Mba Resty, Budhe, Padhe, mba Dewi, mas Herman atas dukungan dan doanya.......

Keluarga besar Soedarto, dan Keluarga besar Poernomo.......

Mutiara untuk semua inspirasi dan semangatnya.......

Semua teman dan sahabatku.........

Almamaterku.......

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur yang tiada batas penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan ilmu yang senantiasa diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN” Seperti diketahui bahwa skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak bisa lepas dari dukungan moril, materiil, waktu dan tenaga yang senantiasa diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis. Maka dalam kesempatan ini ijinkanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga, Bapak dan Ibu penulis yang selalu memberi dorongan, semangat,do’a, restu serta limpahan kasih sayang yang tiada batas.

3. Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi selaku dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNS.

5. Bapak Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan FE UNS.

6. Ibu Dwi Prasetyani selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan FE Non-Reguler UNS.

7. Seluruh Dosen di Fakultas Ekonomi, yang telah memberi penulis sejuta ilmu dengan segala keikhlasan hati yang tulus. Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, yang telah melayani hingga beranjak keluar dari Fakultas tercinta.

8. Teman-teman EP Non-Reguler angkatan 2007, Alfian, Aar, Yani, Wega, Tisa, Shanty, Phego, Ryan, Putri, Ariasta, Devita, Dhani, Puryanti dan Riris. Terimakasih untuk semua kenangan manis semasa kuliah, kebersamaan kita tak akan terlupakan.

9. Bapak serta ibu Kepala Dinas dan Staff pegawai Pemda ( Dinas Pariwisata, Bappeda, Dipenda, dan Biro Pusat Statistik) Kabupaten Klaten.

10. Sancoko Handayono.SE dan Alit Warasto.ST atas bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

11. Teman- teman dan sahabat yang banyak mendukung dalam penyusunan skripsi yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa banyak ketidak sempurnaan dalam penyusunan skripsi ini, baik materi maupun esensi. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Surakarta, Februari 2010

DIMAS BETEGA

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 91

B. Saran ......................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. xvi LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ………………………………….

6 Gambar 2.1 Model Pariwisata Sebagai Industri …………………......

16 Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t ………………

34 Gambar 4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t ………………..

81 Gambar 4.2 Statistik Durbin Watson ……………………………………

87

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1

Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata Nasional............ 3 Tabel 4.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kepemerintahan Kabupaten Klaten Tahun 2007………......................................

49 Tabel 4.2

Jarak Terdekat dari Kota Kabupaten ke Obyek Wisata ........... 50 Tabel 4.3

Keadaan dan Status Jalan Kabupaten Klaten Tahun 2007......... 54 Tabel 4.4

Obyek Wisata dan Pengunjungnya tahun 2007 ……………..... 70 Tabel 4.5

Jumlah Penginap Hotel di Kabupaten Klaten Tahun 2007........ 71

Tabel 4.6 Pendapatan Pariwisata Kabupaten Klaten Tahun 1998- 2007.. 73 Table 4.7

Jumlah Wisatawan di Kabupaten Klaten Tahun 2002- 2007.. 74 Tabel 4.8

Jumlah Arus Kendaraan Masuk Obyek Wisata.......................... 75 Tabel 4.9

Pertumbuhan Tingkat Hunian Kamar........................................ 76 Tabel 4.10 Hasil Regresi Linear Double Log............................................... 80 Tabel 4.11 Variabel penjelas Pendapatan Pariwisata …………………...... 81 Tabel 4.12 Uji Heteroskedastisitas Park ………………………………...... 84 Tabel 4.13 Uji White Heteroskedastisitas.................................................... 85 Tabel 4.14 Penjelas Uji Heteroskedastisitas Park........................................ 86 Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas Kliens …………………......................... 86 Table 4.16

Koefisien Hasil Regresi ……………………............................ 88 Table 4.17 Daftar Pengelolaan lahan Parkir di Kabupaten Klaten............... 90

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian Lampiran 2

Data Penelitian Lampiran 3

Data Penelitian Lampiran 4

Data Penelitian Lampiran 5

Data Penelitian Lampiran 6

Data Penelitian Lampiran 7

Data Penelitian Lampiran 8

Data Penelitian Lampiran 9

Data Penelitian Lampiran 10

Data Penelitian Lampiran 11

Hasil MWD Test Lampiran 11

Hasil Regresi Linear Double Log Lampiran 12

Uji White Heteroskedastisitas Lampiran 13

Uji Heteroskedastisitas Park Lampiran 13

Uji Heteroskedastisitas Glejser Lampiran 14

Uji Multikolinearitas

ABSTRAKSI

Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten

Pendapatan Pariwisata sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial melihat banyaknya obyek wisata yang masih dapat dikembangkan untuk hasil yang optimal, walau pada kenyataannya sektor ini masih belum bisa dikelola secara maksimal karena kurangnya kesadaran bahwa pengaruh dan kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pendanaan untuk pembangunan, maka dari itu penulis berusaha meneliti hal tersebut dengan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten pada kurun waktu Januari 1997 sampai dengan Desember 2007.

Tujuan dalam penelitian ini terkait dengan hal diatas, yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan tingkat hunian kamar hotel terhadap Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten. Untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan, akan dilakukan analisis data yang dibantu program komputer Economic Views (E-Views). Analisis data yang digunakan adalah analisa regresi Linear Double Log. Dari hasil uji t statistik menunjukkan bahwa variabel jumlah wisatawan berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pariwisata, variabel arus kendaraan dan tingkat hunian kamar hotel secara nyata tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Pariwisata, pada taraf signifikasi 5% dan dari uji ekonometrik dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan asumsi klasik, yaitu heteroskedastisitas, multikolinearitas, maupun autokorelasi.

Melihat hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hanya variabel jumlah wisatawan yang berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Pendapatan Pariwisata, sedangkan variabel arus kendaraan dan tingkat hunian kamar bukan merupakan variabel yang baik untuk menjelaskan Pendapatan Pariwisata. Dari kesimpulan diatas penulis memiliki saran bahwa Kabupaten Klaten dalam arti masyarakat dan pemerintah harus terus berupaya mengembangkan pariwisata di Kabupaten Klaten dengan menambah kelebihan dan kekhasan obyek wisata yang bertujuan untuk menarik minat calon wisatawan untuk datang ke obyek wisata serta bersama pihak swasta memasarkan keindahan obyek wisata dan kelebihan fasilitas pendukungnya dengan media massa dan media elektronik, mempermudah akses menuju obyek wisata di Kabupaten Klaten. Memperbaiki dan lebih menertibkan sistem pemungutan pajak dan retribusi yang telah ada sehingga tidak terjadi kebocoran yang dapat mengurangi Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten. Dalam penelitian selanjutnya disarankan menggunakan variabel lain untuk menjelaskan Pendapatan Pariwisata secara signifikan, karena terbukti bahwa arus kendaraan dan tingkat hunian kamar tidak berpengaruh positf terhadap Pendapatan Pariwisata.

Kata Kunci : Pendapatan Pariwisata, Wisatawan, Arus Kendaraan, Tingkat Hunian Kamar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak diberlakukannya UU No. 22 Th 1999 dan telah disempurnakan dalam UU No. 32 Tahun 2004 yang mengatur tentang Otonomi Daerah, sepertinya program nasional tersebut tidak lagi dibiarkan hanya sebagai pelengkap yang hanya terus menerus dilewatkan tanpa evaluasi dan realisasi nyata. Saat ini pemerintah Indonesia benar- benar bertekad untuk mewujudkan sistem desentralisasi tersebut. Optimalisasi pembangunan segala sektor dilimpahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Setiap daerah dioptimalkan untuk menggali, mengolah dan mengusahakan sendiri potensi dan sumber- sumber ekonomi daerahnya masing- masing. Hal ini mempunyai tujuan agar tiap daerah dapat lebih mandiri dan dapat mengurangi ketergantungannya terhadap pemerintah pusat. Walaupun hal tersebut tidak mudah dilakukan,tetapi pada hakekatnya sudah saatnya tiap daerah menopang kegiatan pembangunan dengan kemampuan sendiri, mengingat potensi yang ada sangat memungkinkan tiap daerah untuk melakukan hal tersebut.

Pada dasarnya pembangunan dilaksanakan agar taraf hidup masyarakat dan kesejahteraannya dapat lebih baik dan terbebas dari kemiskinan dan segala tekanan dari keadaan sekitarnya. Dengan demikian kebijaksanaan yang tepat adalah dengan sistem pembangunan yang mengikut sertakan seluruh kemampuan rakyat. Dari partisipasi rakyat yang secara Pada dasarnya pembangunan dilaksanakan agar taraf hidup masyarakat dan kesejahteraannya dapat lebih baik dan terbebas dari kemiskinan dan segala tekanan dari keadaan sekitarnya. Dengan demikian kebijaksanaan yang tepat adalah dengan sistem pembangunan yang mengikut sertakan seluruh kemampuan rakyat. Dari partisipasi rakyat yang secara

Salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang digunakan oleh pemerintah untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah mengembangkan industri pariwisata. Industri pariwisata adalah salah satu potensi sumber daya yang cukup menjanjikan untuk sumber pendapatan daerah karena secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan lapangan kerja yang cukup besar, selain itu baik tenaga kerja formal maupun informal sangat diperlukan untuk industri pariwisata. Disamping itu sektor pariwisata juga menciptakan tenaga kerja dibidang – bidang yang tidak langsung berhubungan dengan pariwisata, yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan. Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel, rumah makan, toko- toko dan jalan – jalan harus dibuat dan ditingkatkan kondisinya.

Pariwisata merupakan merupakan suatu industri yang komplek dimana kegiatanya merupakan kumpulan dari berbagai macam industri yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh Pariwisata merupakan merupakan suatu industri yang komplek dimana kegiatanya merupakan kumpulan dari berbagai macam industri yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh

Tabel 1.1 Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata Nasional

TAHUN

Y ( US $ )

1997

3.278,20

1998

2.986,58

1999

4.785,30

2000

5.288,30

2001

5.321,46

2002

4.329,36

2003

4.710,22

2004

5.748,80

2005

5.396,26

2006

4.305,57

2007

4.037,02

Depparsenibud, 2007

Dilihat dari perkembangan sektor pariwisata dalam skala nasional, prospek pariwisata sebenarnya sudah memperlihatkan peningkatan secara konsisten walaupun dalam kasus tahun tertentu ada sedikit penurunan, contohnya pada tahun 1998, saat krisis ekonomi melanda dunia, terutama Negara kita. Melihat kondisi tersebut sebenarnya tidak berlebihan jika sektor industri pariwisata yang oleh para ahli dikatakan sebagai invisible export memerlukan perhatian yang lebih dalam pengelolaannya. Untuk wilayah Kabupaten Klaten sendiri, menurut data dari Dinas Pariwisata ada 35 potensi obyek pariwisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten ini, dan sudah dikelola baik oleh Dinas Pariwisata, Pemerintah Daerah, maupun pihak swasta. Melihat potensi yang begitu besar, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang dapat diberikan oleh sektor industri pariwisata Kabupaten Klaten terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klaten, melalui variabel jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan tingkat hunian kamar dari bulan Januari 1997- Desember 2007.

Berdasar gambaran umum tersebut diatas maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten”

B. Perumusan Masalah

Perkembangan pendapatan pariwisata tidaklah serta merta, banyak faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi dalam proses perkembangan sektor tersebut, seperti tertera sebelumnya beberapa aspek yang mencakup Perkembangan pendapatan pariwisata tidaklah serta merta, banyak faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi dalam proses perkembangan sektor tersebut, seperti tertera sebelumnya beberapa aspek yang mencakup

Dengan latar belakang permasalahan diatas maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, tingkat hunian kamar terhadap pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Klaten?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan terhadap sektor pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten.

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh arus kendaraan terhadap sektor pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten.

3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat hunian kamar terhadap sektor pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu sarana penerapan teori- teori yang telah dipelajari di bangku kuliah dan sebagai wahana dalam pelatihan penulisan karya ilmiah.

2. Memberikan gambaran tentang potensi pariwisata di Kabupaten Klaten.

3. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang seberapa jauh perkembangan pariwisata di Kabupaten Klaten.

4. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam membuat suatu kebijakan yang tepat untuk meningkatkan pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten.

5. Dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam menghadapi masalah yang serupa.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan dicari pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan yang masuk ke lokasi obyek wisata, dan tingkat hunian kamar yang dimiliki hotel- hotel di Kabupaten Klaten terhadap pendapatan sektor pariwisata, yang jika digambarkan dalam suatu gambar kerangka adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Jumlah Wisatawan

Pendapatan

Arus Kendaraan

Pariwisata

Tingkat Hunian Kamar

F. Hipotesis

Untuk membuat suatu kesimpulan tentang permasalahan yang ada

dalam perumusan masalah diatas, maka kami susun hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga jumlah wisatawan berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Pariwisata.

2. Diduga arus kendaraan berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Pariwisata.

3. Diduga tingkat hunian kamar berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Pariwisata.

4. Diduga jumlah wisatawan, arus kendaraan, tingkat hunian kamar secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Pariwisata.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan lain-lain. Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. (Spillane, 1994). Pariwisata juga merupakan suatu proses berpergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan berpergian dikarenakan karena adanya berbagai kepentingan atau alasan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, maupun kepentingan lain yang bersifat ingin tahu untuk menambah pengalaman atau belajar. Menurut Undang-undang nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut.

Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat komplek yang menyangkut manusia dan memiliki berbagai aspek yaitu aspek sosiologi, psikologi, ekonomis, ekologis dan sebagainya, dari aspek tersebut yang Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat komplek yang menyangkut manusia dan memiliki berbagai aspek yaitu aspek sosiologi, psikologi, ekonomis, ekologis dan sebagainya, dari aspek tersebut yang

Banyak pendapat yang telah dikemukakan para ahli, namun batasan-batasan yang jelas dalam definisi pariwisata adalah adanya kesamaan, yaitu dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting, yang mau atau tidak mau harus ada dalam batasan definisi pariwisata. Batasan definisi pariwisata menurut ( Yoeti, 1980) adalah sebagai berikut :

a. Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain.

b. Perjalanan itu walau apapun bentuknya harus selalu dikaitkan dengan rekreasi.

c. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat itu.

Berdasarkan pengertian pariwisata yang sangat luas dan dapat didefinisikan secara luas pula, pengertian pariwisata seharusnya mengandung unsur :

a. Orang sebagai pelaku.

b. Perjalanan.

c. Waktu atau lamanya meninggalkan tempat asal.

d. Tujuan atau maksud.

e. Daerah tujuan atau aktifitas yang dilakukan di tempat tujuan. Berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud untuk menikmati perjalanannya, dan tidak bertujuan untuk menetap dalam waktu lama serta tidak mencari pekerjaan di tempat yang dikunjunginya.

B. Definisi Wisatawan

Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang- kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). Pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jika dilihat dari sifat perjalanan dan ruang lingkup di mana perjalanan wisata itu dilakukan, maka dapat diklasifikasikan jenis wisatawan sebagai berikut :

a. Wisatawan Asing / Mancanegara (Foreign Tourist) Wisatawan asing / mancanegara (foreign tourist) adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki negara lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasa tinggal. Wisatawan asing dapat ditandai dari status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan, a. Wisatawan Asing / Mancanegara (Foreign Tourist) Wisatawan asing / mancanegara (foreign tourist) adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki negara lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasa tinggal. Wisatawan asing dapat ditandai dari status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan,

b. Wisatawan Domestik / Nusantara (Domestic Foreign Tourist) Wisatawan domestik / nusantara (domestic foreign tourist) adalah wisatawan dalam negeri, yaitu seseorang warga suatu negara yang melakukan perjalanan wisata pada batas wilayahnya sendiri, tanpa melewati perbatasan negaranya. Jadi di sini tidak ada unsur asingnya, baik kewarganegaraannya, uangnya, ataupun dokumen yang dimilikinya (Yoeti, 1997)

Orang-orang yang dianggap sebagai wisatawan :

a. Orang yang melakukan perjalanan untuk kesenangan, karena alasan keluarga, alasan kesehatan, dan sebagainya.

b. Orang yang melakukan perjalanan untuk pertemuan-pertemuan, atau dalam kapasitasnya sebagai perwakilan (ilmu pengetahuan, diplomatik, keagamaan, atletik, dan sebagainya).

c. Orang yang melakukan perjalanan karena alasan-alasan bisnis.

d. Orang yang tiba dengan kapal laut, bahkan meskipun mereka tinggal kurang dari 24 jam (yang terakhir ini hendaknya dianggap sebagai kelompok yang terpisah, tanpa menghiraukan tempat tinggal yang biasa mereka pergunakan).

Gambar di bawah ini akan membantu menjelaskan bagaimana perbedaan secara jelas akan orang yang disebut wisatawan dan yang tidak diklasifikasikan sebagai wisatawan. Klasifikasi ini yang dipakai oleh Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) dalam membedakan antara wisatawan dan orang yang melakukan perjalanan tetapi tidak dianggap sebagai seorang wisatawan.

Trevele rs

Relevant to

Not directly

Tourism

related to tourism

Peasure s

Intransit Temporary

travelers workers Gambar 2.1. Klasifikasi Pelaku Perjalanan (Yosrizal, 2000 )

rs

C. Dasar Pendekatan Mempelajari Pariwisata

Pariwisata dapat dipelajari dengan banyak cara dan metode, namun sampai saat ini belum ada kesepakatan bagaimana mempelajari pariwisata harus dilakukan. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari pariwisata, misalnya dari segi sejarahnya, segi manajemennya, Pariwisata dapat dipelajari dengan banyak cara dan metode, namun sampai saat ini belum ada kesepakatan bagaimana mempelajari pariwisata harus dilakukan. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari pariwisata, misalnya dari segi sejarahnya, segi manajemennya,

Pariwisata sebenarnya mencakup seluruh aspek masyarakat, Masyarakat mempunyai budaya, kekayaan alam, fasilitas khusus yang dapat dijadikan daya tarik wisata. Bentuk pemasaran pariwisata yang baik, bagaimana hukum yang mengaturnya, dan masih banyak lagi pendekatan dalam mempelajari pariwisata.

Hal yang paling dibutuhkan dalam studi pariwisata adalah system pendekatannya. Sistem pendekatan inilah yang dapat menyatukan berbagai macam pendekatan yang dipakai menjadi kajian yang komprehensif serta berhubungan dengan pokok persoalan makro dan mikro.

D. Aplikasi Ilmu Ekonomi Dalam Pariwisata

Teori ekonomi didasari atas kebutuhan manusia yang tidak terbatas baik pada jumlah ataupun kualitasnya, namun disisi lain sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk barang dan jasa terbatas persediaannya. Ilmu ekonomi kiranya dapat didefinisikan sebagai ilmu sosial yang mencoba memahami pilihan-pilihan yang akan Teori ekonomi didasari atas kebutuhan manusia yang tidak terbatas baik pada jumlah ataupun kualitasnya, namun disisi lain sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk barang dan jasa terbatas persediaannya. Ilmu ekonomi kiranya dapat didefinisikan sebagai ilmu sosial yang mencoba memahami pilihan-pilihan yang akan

Pilihan-pilihan tertentu harus dihadapi dalam sebuah perekonomian, mulai dari barang apa yang harus diproduksi, bagaimana pilihan-pilihan tersebut sebaiknya diproduksi, oleh siapa sebaiknya barang tersebut diproduksi dan untuk siapa hasil kegiatan ekonomi tersebut dibuat. Pilihan-pilihan tersebut haruslah dihadapi dan hal ini yang melatarbelakangi kegiatan ekonomi.

Penerapan ilmu ekonomi dalam pariwisata juga tidak jauh dari pilihan-pilihan. Orang akan bertanya mengapa seseorang memilih pergi kesuatu tempat dibanding dengan tempat yang lain, apa yang melatarbelakangi pilihan itu. Mengapa orang membelanjakan uang untuk melakukan kegiatan wisata? Pilihan-pilihan yang dibuat merupakan pilihan ekonomi karena mempertimbangkan banyak hal, dari keterbatasan dana hingga sebuah kegiatan itu tidak dapat dilakukan secara bersama-sama. Sumber yang terbatas menyebabkan manusia harus memilih dan juga mengukur dirinya dengan pilihan yang paling tepat dengan pertimbangan dalam banyak hal.

Secara mikro pariwisata adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pilihan unit-unit ekonomi khusus (spesifik) termasuk hotel, restoran, penerbangan, transportasi dan sektor-sektor pariwisata yang lain. Secara makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari gejala Secara mikro pariwisata adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pilihan unit-unit ekonomi khusus (spesifik) termasuk hotel, restoran, penerbangan, transportasi dan sektor-sektor pariwisata yang lain. Secara makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari gejala

Pariwisata merupakan gabungan dari aktivitas pelayanan dan industri yang memberikan pengalaman baru dalam perjalanan, maka menjadi penting untuk mengetahui dan mengelompokkan penawaran dan permintaannya. Hal ini akan berguna untuk memetakan pariwisata dengan lebih jelas, yang akan berguna dalam pembangunan dan keberhasilan pariwisata di masa yang akan datang.

a. Komponen Penawaran ( Supply ) Penawaran adalah sejumlah produk tertentu yang mana perusahaan bersedia dan dapat menawarkan produk untuk dijual pada harga tertentu selama periode waktu yang di berikan. Penawaran dalam pariwisata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian besar yaitu :

1. Sumber Daya Alam ( Natural Resources ) Sumber daya alam mempunyai potensi yang besar dalam menarik kedatangan wisatawan. Kombinasi dari factor-faktor alam yang beragam dan bervariasi akan menarik pembangunan pariwisata yang lebih maju. Hal yang paling nyata adalah perbedaan tempat dan cuaca, perbedaan musim dan perbedaan alam lain yang dimiliki masing- masing tempat. Daerah atau tempat dengan daya tarik yang unik akan memberikan kesan baik terhadap orang yang berkunjung. Pengelolaan sumber daya alam yang tepat yaitu dengan pengelolaan berwawasan 1. Sumber Daya Alam ( Natural Resources ) Sumber daya alam mempunyai potensi yang besar dalam menarik kedatangan wisatawan. Kombinasi dari factor-faktor alam yang beragam dan bervariasi akan menarik pembangunan pariwisata yang lebih maju. Hal yang paling nyata adalah perbedaan tempat dan cuaca, perbedaan musim dan perbedaan alam lain yang dimiliki masing- masing tempat. Daerah atau tempat dengan daya tarik yang unik akan memberikan kesan baik terhadap orang yang berkunjung. Pengelolaan sumber daya alam yang tepat yaitu dengan pengelolaan berwawasan

2. Infrastruktur ( Infrastructure ) Prasarana atau Infrastruktur terdiri dari seluruh pengembangan konstruksi permukaan dan bawah tanah seperti sistem pelayanan air, sistem komunikasi, stasiun, terminal dll. Ketersediaan dari pelayanan instalasi dasar ini sangat menentukan keberhasilan dari pariwisata. Prasarana pendukung memang menjadi kebutuhan dasar dalam pengembangan pariwisata, infrastruktur harus dibangun dengan sebaik mungkin dengan kondisi senyaman mungkin agar wisatawan merasa nyaman yang akan berimbas pada pariwisata kedepan.

3. Transportasi ( Transportation ) Semua faktor yang berhubungan dengan transportasi harus mempertimbangkan faktor pembangunan pariwisata. Ketersediaan transportasi dimulai di hotel hingga ke tujuan wisata. Ketersediaan transportasi berperan penting dalam perkembangan pariwisata.

4. Keramah–Tamahan dan Sumber Daya Budaya ( Hospitality and Cultural Resources ) Terdiri atas semua kekayaan budaya dari sebuah daerah yang berperan untuk menjadikan pariwisata berhasil dan mampu menjadi tuan rumah yang baik bagi tamunya. Keramahan dapat berbentuk banyak hal seperti kesopanan, rasa hormat dll. Pembangunan dari keramah– tamahan adalah suatu hal yang penting dalam pariwisata.

b. Komponen Permintaan ( Demand ) Permintaan jika didefinisikan secara ekonomi adalah rencana sejumlah barang dan jasa yang mana orang bersedia untuk membeli pada harga yang mungkin dalam waktu tertentu. Berawal dari itu maka akan ada hubungan tertentu antara harga pasar dengan jumlah permintaannya, sejumlah permintaan pada perjalanan adalah perhatian yang besar terhadap semua orang yang terlibat dalam pariwisata. Permintaan dalam pariwisata yaitu :

1. Berapakah pengunjung yang datang.

2. Sarana apa yang dipakai pengunjung.

3. Berapa lama tinggalnya dan jenis akomodasinya apa yang dipakai pengunjung.

4. Berapakah pengeluaran yang dibelanjakan oleh pengunjung.

.Kemajuan pariwisata akan tergantung dari permintaannya, dengan perhitungan permintaan bisa diketahui bagaimana karakteristik industri .Kemajuan pariwisata akan tergantung dari permintaannya, dengan perhitungan permintaan bisa diketahui bagaimana karakteristik industri

c. Keseimbangan ( Equilibrium ) Pariwisata bila dianggap sebuah pasar maka penawaran dan permintaan merupakan dua sisi yang berbeda. Interaksi antara penawaran dan permintaan dapat terjadi dalam sebuah pasar. Interaksi keduanya akan menghasilkan sebuah keseimbangan pasar, dengan harga dan jumlah sebagai hasil yang nyata. Keseimbangan pasar dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana jumlah penawaran dan jumlah permintaan adalah sama, dalam keseimbangan tidak ada kecenderungan harga untuk berubah (Yosrizal, 2004)

Keseimbangan (equilibrium) penawaran dan permintaan adalah stasioner dalam arti bahwa sekali harga keseimbangan itu tercapai, ia cenderung untuk tetap tidak berubah selama baik penawaran atau permintaan tidak bergeser. Jika tidak ada pergeseran dalam penawaran atau permintaan, tidak ada harga-harga pasar yang mempengaruhi harga untuk membuatnya berubah. Jika harga itu berada di bawah keseimbangan, jumlah yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan, pembeli menawarkan harga yang lebih tinggi, penjual meminta harga-harga yang lebih tinggi dan harga naik. Jika harga itu di atas keseimbangan, jumlah yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta, pembeli menawar harga- harga yang lebih rendah, para penjual meminta harga-harga yang lebih Keseimbangan (equilibrium) penawaran dan permintaan adalah stasioner dalam arti bahwa sekali harga keseimbangan itu tercapai, ia cenderung untuk tetap tidak berubah selama baik penawaran atau permintaan tidak bergeser. Jika tidak ada pergeseran dalam penawaran atau permintaan, tidak ada harga-harga pasar yang mempengaruhi harga untuk membuatnya berubah. Jika harga itu berada di bawah keseimbangan, jumlah yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan, pembeli menawarkan harga yang lebih tinggi, penjual meminta harga-harga yang lebih tinggi dan harga naik. Jika harga itu di atas keseimbangan, jumlah yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta, pembeli menawar harga- harga yang lebih rendah, para penjual meminta harga-harga yang lebih

Gambar 2.2. Keseimbangan Pasar

Keterangan : S = Supply ( Penawaran )

D = Demand ( Permintaan )

E = Equlibrium ( Keseimbangan) P = Price ( Harga) Q = Quantity ( Jumlah )

P E = Price Equlibrium ( Harga Keseimbangan ) Q E = Quantity Equlibrium ( Jumlah Keseimbangan)

Perhitungan pertemuan antara penawaran dan permintaan dalam pariwisata mempunyai faktor kesulitan dengan kata lain perhitungannya tidaklah mudah. Kesesuaian antara permintaan dan penawaran dapat dihitung dengan Task Analysis, yaitu prosedur yang digunakan untuk penyesuaian penawaran dan permintaan. Terdapat enam langkah yang disarankan dilakukan, yaitu :

1) Mengidentifikasi permintaan sekarang.

2) Pencatatan kualitas dan kuantitas penawaran yang menarik.

3) Kecukupan penawaran dan permintaan saat ini.

4) Mengkaji pasar saat ini dan trend ekonomi sosial.

5) Meramalkan permintaan pariwisata.

6) Menyesuaikan penawaran dengan antisipasi permintaan Langkah-langkah tersebut dapat dilakukan untuk memperkirakan kesesuaian antara penawaran dan permintaan, hanya saja dalam penerapannya harus berhati-hati. Hasil dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk perencanaan pariwisata di masa mendatang.

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan Pariwisata

Hukum penawaran dan permintaan menunjukkan bahwa hubungan antara penawaran dan permintaan tidak dapat diubah. Perubahan pada yang satu menyebabkan perubahan pada yang lain. Oleh karena itu, walaupun hukum permintaan dan penawaran menggunakan asumsi bahwa segala sesuatu harus tetap sama untuk berlakunya hokum itu, dalam kenyataan dunia bisnis ini tidaklah tetap sama. Pengaruh eksternal terhadap jumlah suatu jasa yang ditawarkan selalu ada.

Suatu kelakuan aneh dari ekonomi pariwisata berkaitan dengan konsumsi yang berlebihan ( conspicuous consumption ), istilah yang diciptakan Thorstein Veblen. Konsumsi yang berlebihan adalah kebiasaan membeli barang atau jasa oleh karena status yang dibawa oleh tindakan itu. Sejumlah hotel kelas atas, kapal pesiar super mewah dan penerbangan kelas satu adalah menarik sebagian wisatawan karena pengaruh Veblen itu.

Bukannya penawaran dan permintaan yang menentukan biaya suatu produk,akan tetapi pengaruh Veblen itu menempatkan kurva-kurva permintaan baru berdasarkan eksklusivitas dan gengsi.

Kurva permintaan Veblen seperti ditunjukkan pada gambar 2.3 menunjukkan jika harga P1 ditetapkan, maka jumlah Q1 adalah yang terjual. Jika harga dinaikkan menjadi P2 menurut kurva permintaan D1, jumlah yang dibeli akan menurun ke Q2. Hal ini tidak terjadi dalam kurva Veblen oleh karena pembeli-pembeli memberi suatu arti penting baru pada produk itu, dan kenyataannya membeli suatu kuantitas yang lebih besar Q3. Dalam pengaruhnya, harga baru itu telah menambah nilai kesenangan kualitas pelayanan itu atau pengalaman yang ditawarkan. Kurva permintaan bukannya bergeser ke bawah, melainkan bergeser ke D2 akibat pengaruh Veblen itu. Penurunan harga hanya meningkatkan sedikit jumlah yang dibeli oleh Karen pergerakannya hanya menurut kurva permintaan baru D2. Jika harga terus dinaikkan lagi ke P3, maka harga itu akan bergeser lagi. Bukannya suatu penurunan permintaan ke Q4, permintaan kenyataan meningkat ke Q5.

Para ekonom suka mengelompokkan barang dan jasa ke dalam barang yang lebih disukai ( preferred goods or services) dan kurang disukai (non-prefered). Pariwisata dipandang sebagai suatu jasa yang sangat disukai (a preferred superior service), karena ia lebih banyak dilakukan begitu pendapatan meningkat. Begitu lebih banyak keluarga keluarga memasuki kelompok pendapatan lebih tinggi, maka permintaan berwisata meningkat Para ekonom suka mengelompokkan barang dan jasa ke dalam barang yang lebih disukai ( preferred goods or services) dan kurang disukai (non-prefered). Pariwisata dipandang sebagai suatu jasa yang sangat disukai (a preferred superior service), karena ia lebih banyak dilakukan begitu pendapatan meningkat. Begitu lebih banyak keluarga keluarga memasuki kelompok pendapatan lebih tinggi, maka permintaan berwisata meningkat

Gambar 2.3. Kurva Permintaan Veblen

F. Elastisitas Permintaan Untuk Pariwisata

Permintaan mana yang elastis ( peka terhadap perubahan harga) dan mana yang inelastis (tidak peka) sangat bervariasi, tergantung sebagian dari kekayaan wisatawan dan alasan melakukan perjalanan. Dari sudut pandang ekonomi, elastisitas permintaan adalah penting untuk pemasok produk-produk pariwisata, oleh karena itu ia bisa berdampak terhadap nasil penerimaan. Penerimasan total penjual di suatu pasar sama dengan harga dari barang atau jasa dikalikan kuantitas total yang terjual.

Bila sesuatu jasa tertentu elastis terhadap harga (lebih dari 1), maka penerimaan total meningkat bila harga diturunkan. Ini karena persentase Bila sesuatu jasa tertentu elastis terhadap harga (lebih dari 1), maka penerimaan total meningkat bila harga diturunkan. Ini karena persentase

Berdasarkan logika di atas, (Yosrizal, 2004) jika elastisitas harga dari suatu produk diketahui, seorang pemasok produk wisata dapat meningkatkan penerimaan totalnya dengan cara mengadakan penyesuaian yang secepatnya atas harga barangnya itu. Dalam prakteknya hal ini tidaklah sesederhana itu, oleh karena elastisitas harga sangat berbeda dan berubah dalam perjalanan waktu. Elastisitas harga dipengaruhi sejumlah besar faktor yang sulit dibuat modelnya. Penentu-penentu utama elastisitas harga adalah tersedianya produk-produk pengganti yang ekuivalen (sama nilainya) pentingnya produk itu secara relative dalam anggaran yang akan dibelanjakan, waktu yang ada untuk menyesuaikan dengan perubahan harga dan keberadaan produk itu sebagai suatu keharusan atau barang mewah.

G. Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi

Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda–beda yang mana kebutuhan tersebut harus dipenuhi untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan dalam hidupnya. manusia tidak akan selalu puas dengan apa yang telah mereka peroleh karena manusia akan selalu mencari hal yang baru atau sesuatu yang lebih baik dari yang telah mereka capai. salah satu sifat penting dalam hidup manusia adalah bahwa mereka akan selalu mempunyai keinginan untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi dari pada yang telah mereka capai pada masa sekarang (Sukirno, 1994).

Pengembangan industri pariwisata di suatu negara akan dapat membawa hasil yang tidak sedikit dan merupakan penghasil devisa yang utama bahkan dapat melebihi nilai ekspor dari suatu negara tersebut. Aspek ekonomi pariwisata tidak hanya berhubungan dengan kegiatan pariwisata seperti usaha perhotelan, restoran dan penyelenggaraan paket wisata, melainkan banyak kegiatan ekonomi lainya yang berhubungan erat dengan pariwisata separti transportasi, telekomunikasi dan bisnis eceran (Suwantoro, 1997). Industri pariwisata merupakan bentuk ekspor yang sangat menguntungkan terutama bagi ekonomi nasional suatu negara. Keuntungan yang nyata dan mempunyai pengaruh dalam perekonomian adalah sebagai berikut (Yoeti, 1983) :

1. Meningkatnya kesempatan kerja dan dapat mengurangi pengganguran.

2. Meningkatkan penerimaan pendapatan nasional dan menambah income per kapita.

3. Menambah penghasilan dari sektor pajak.

4. Semakin kuatnya posisi Neraca Pembayaran luar negeri. Dengan demikian majunya suatu industri pariwisata yang menyerap tenaga kerja yang banyak sudah membantu dalam memeratakan pendapatan dan kesejahteraan dalam masyarakat. Sebab segala lapisan mayarakat akan dapat merasakan manfaatnya dengan adanya industri pariwisata, karena mereka dapat melakukan kegiatan ekonomi seperti menjual barang sovenir, membuka warung makan atau restoran, menyewakan kamar, 4. Semakin kuatnya posisi Neraca Pembayaran luar negeri. Dengan demikian majunya suatu industri pariwisata yang menyerap tenaga kerja yang banyak sudah membantu dalam memeratakan pendapatan dan kesejahteraan dalam masyarakat. Sebab segala lapisan mayarakat akan dapat merasakan manfaatnya dengan adanya industri pariwisata, karena mereka dapat melakukan kegiatan ekonomi seperti menjual barang sovenir, membuka warung makan atau restoran, menyewakan kamar,

Akan tetapi penerimaan dari pariwisata menambah besarnya volume uang di dalam masyarakat, dan ini dapat menimbulkan inflasi kalau produksi komoditi di dalam negeri tidak bertambah. Inilah sebabnya maka kawasan pariwisata harga–harga biasanya lebih mahal dari pada di daerah lain. Banyaknya barang tidak dapat mengimbangi laju pertambahan uang yang beredar (Soekadijo, 2000)

H. Jenis dan Macam Pariwisata

Adapun jenis dan macam pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti, 1985) :

a. Menurut letak geografisnya dimana kegiatan pariwisata berkembang.

1. Pariwisata Lokal (Local Tourism) Yaitu pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas pada tempat tertentu saja.

2. Pariwisata Regional (Regional Tourism) Yaitu kegiatan pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas dari pariwisata lokal tetapi lebih sempit dari pariwisata nasional.

3. Pariwisata Nasional (National Tourism) Jenis pariwisata ini dibagi menjadi 2 yaitu : 3. Pariwisata Nasional (National Tourism) Jenis pariwisata ini dibagi menjadi 2 yaitu :

b. Pariwisata nasional dalam arti luas yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu negara selain kegiatan wisatawan domestik juga terdapat wisatawan asing.

4. Pariwisata Regional–Internasional (Regional – International Tourism) Yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas pada negara tertentu seperti pariwisata ASEAN.

5. Pariwisata Internasional (International Tourism) Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara.

b. Menurut Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran.

1. Pariwisata Aktif (In Bound Tourism) Yaitu pariwisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing ke suatu negara yang dikunjungi.

2. Pariwisata Pasif (Out Going Tourism) Yaitu pariwisata yang ditandai dengan gejala keluarnya wisatawan keluar negeri atau ke suatu negara asing dikunjungi.

c. Menurut Alasan atau Tujuan Dari Perjalanan Wisata.

1. Pariwisata Bisnis (Business Tourism) Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung datang untuk tujuan usaha dagang, dinas, seminar, simposium dan lain-lain.

2. Vocantional Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan berlibur, cuti dan lain-lain.

3. Widya Wisata ( Educational Tourism ) Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan untuk melakukan studi atau mempelajari ilmu pengetahuan.

d. Menurut waktu berkunjung.

1. Pariwisata Musiman ( Seasional Tourism ) Yaitu jenis pariwisata dimana kegiatanya berlangsung waktu tertentu.

2. Occational Tourism Yaitu pariwisata yang kegiatanya dihubungkan dengan acara tertentu.

e. Menurut obyeknya

1. Pariwisata Budaya ( Cultural Tourism ) Yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan karena daya tarik seni budaya suatu tempat atau daerah.

2. Pariwisata Kesehatan ( Recuperational Tourism ) Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata adalah untuk penyembuhan suatu penyakit.

3. Pariwisata Komersial ( Comercial Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dilibatkan dengan kegiatan-kegiatan dagang nasional maupun internasional.

4. Pariwisata Olahraga ( Sport Tourism ) Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk menyaksikan suatu pentas atau kegiatan olah raga.

5. Pariwisata Politik ( Political Tourism ) Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk meyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.

6. Pariwisata Agama ( Religion Tourism ) Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menyaksikan atau menjalankan kegiatan keagamaan.

I. Definisi Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah industri yang berupa seluruh kegiatan pariwisata yang didalamnya terdapat industri perhotelan, industri rumah makan, industri kerajinan atau cendera mata, industri perjalanan dan sebagainya (Soekadijo, 2000). Industri pariwisata adalah industri yang kompleks, yang meliputi industri-industri lain.Dalam kompleks industri Industri pariwisata adalah industri yang berupa seluruh kegiatan pariwisata yang didalamnya terdapat industri perhotelan, industri rumah makan, industri kerajinan atau cendera mata, industri perjalanan dan sebagainya (Soekadijo, 2000). Industri pariwisata adalah industri yang kompleks, yang meliputi industri-industri lain.Dalam kompleks industri