ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA KIOS PULSA DI DAERAH TROSOBO KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO.

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Pandu Satria Perdana

0511010150/FE/EP

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

i   

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran yang dimiliki penulis, akhirnya skripsi yang berjudul “ANALIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA KIOS PULSA DI DAERAH

TROSOBO KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO” dapat terselesaikan

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Melalui skripsi ini, penulis merasa mendapat kesempatan besar untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di perkuliahan, terutama berkenaan dengan implementasi ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangatlah diharapkan demi semakin baiknya kualitas.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta kerja sama banyak pihak . Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar – besarnya kepada :

1. Allah Swt. yang telah memberikan ridho, kemudahan serta bimbingan sehingga penulis dapat dengan tenang menyelesaikan Skripsi ini.

2. Kedua orangtua yang selalu tulus memberikan doa dan dorongan spiritual serta yang tak kalah penting keikhlasannya memberikan materiil dari awal hingga akhir.


(3)

ii   

5. Bapak Dra. Ec.Srimuljaningsih MP selaku dosen pembimbing penulis di Ekonomi Pembangunan UPN “Veteran” Jatim yang telah memberikan arahan dan bimbingannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek ini.

6. Ibu Sishadiyati, SE. MM selaku dosen pendamping yang selalu memberi arahan dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

7. Saudara-saudaraku tercinta Indra satria, Anggraini yang telah memberikan support dan doa serta mengingatkan saya agar cepat menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, Semoga Allah memberi balasan sebaik-baiknya. Amien.

Surabaya, ... 2010 

 


(4)

iii   

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii ABSTRAKSI viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu ... 6

2.2 Landasan teori... 11

2.2.1 Pendapatan ... 11

2.2.1.1 Pengertian Pendapatan ... 11

2.2.1.2 Macam-macam Pendapatan ... 13

2.2.1.3 Pendapatan Dalam Perekonomian Sederhana... 14

2.2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan... 16

2.2.2 Modal ... 17

2.2.2.1 Macam-macam Modal ... 18


(5)

iv   

Kios Pulsa ... 23

2.2.3 Harga ... 25

2.2.3.1 Hukum Harga ... 25

2.2.3.2 Pengertian Permintaan... 26

2.2.3.3 Teori permintaan ... 27

2.2.3.4 Pengertian Penawaran ... 28

2.2.3.5 Teori Penawaran... 29

2.2.3.6 Elastisitas... 29

2.2.4 Kredit ... 32

2.2.4.1 Pengertian Kredit... 32

2.2.5 Volume Penjualan ... 34

2.2.6 Kerangka pikir... 37

2.2.7 Hipotesis... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 39

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 39

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 40

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 41

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 41


(6)

v   

4.1 DISKRIPSI OJEK PENELITIAN ... 49

4.1.1 Kondisi Geografis ... 49

4.1.2 Letak Geografis... 49

4.1.3 Keadaan Penduduk... 50

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 52

4.2.1 Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa... 52

4.2.2 Jumlah Modal... 53

4.2.3 Harga Produk Yang Dijual Pengusaha Kios Pulsa ... 54

4.2.4 Jumlah Kredit Pengusaha Kios Pulsa ... 55

4.2.5 Volume Penjualan... 56

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 57

4.3.1 Pengujian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik ... 57

4.3.2 Analisis Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda ... 60

4.3.3 Pembahasan... 62

4.4. Uji Hipotesis ... 63

4.4.1 Analisis Secara Simultan ... 63

4.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial... 65


(7)

vi   

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Skema Perputaran Aliran Pendapatan... 15

Gambar 2 : Gambar Kerangka pikir ... 37

Gambar 3 : Gambar Daerah Kritis Ho melalui kurva distribusi f... 44

Gambar 4 : Gambar Daerah Kritis Ho melalui kurva distribusi t ... 45

Gambar 5 : Gambar Autokorelasi... 46

Gambar 6 : Gambar Kurva Durbin Watson ... 58

Gambar 7 : Gambar Kurva Uji Hipotesis Secara Simultan ... 64

Gambar 8 : Gambar Kurva Analisis Uji t Pengaruh Modal ... 66

Gambar 9 : Gambar Kurva Analisis Uji t Harga produk Yang dijual ... 68

Gambar 10 : Gambar Kurva Analisis Uji t Pengaruh Kredit... 69


(8)

vii   

Tabel 3 : Harga Produk Yang Dijual ... 54

Tabel 4 : Jumlah Kredit Pengusaha Kios Pulsa ... 55

Tabel 5 : Volume Penjualan Pengusaha Kios Pulsa ... 56

Tabel 6 : Hasil Pengujian Heterokedasitas ... 59

Tabel 7 : Uji Multikolinier ... 60

Tabel 8 : Uji Hubungan Hasil Regresi Linier Berganda... 60

Tabel 9 : Hasil Perhitungan Uji F ... 63


(9)

viii   

Pandu Satria Perdana

Abstraksi

Era globalisasi saat ini,revolusi teknologi komunikasi dan teknologi mengakibatkan terjadinya kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat.Untuk itu telekomunikasi menjadi sangat penting karena menjadi sarana yang cepat bagi masyarakat untuk berkomunikasi melalui telepon, salah satunya ponsel genggam ( Hand phone ). Ponsel tidak bisa aktif dan berfungsi sebagaimana mestinya apabila tidak dilengakapi dengan simcard dan tiap ponsel yang memiliki simcard haruslah memiliki pulsa yang akan digunakan untuk bertelekomunikasi. Di trosobo sendiri kios pulsa yang menjual pulsa mulai bermunculan, hal ini dikarenakan pemakai ponsel semakin banyak.Seiring dengan meningkatnya jumlah pengusaha kios pulsa di trosobo maka para pengusaha kios pulsa harus memberikan penawaran- penawaran yang menarik untuk meningkatkan penjualan yang akan menghasilkan pendapatan bagi pengusaha kios pulsa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variable modal, harga produk yang dijual, jumlah kredit, dan volume penjualan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan pihak terkait. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Para Pengusaha Kios Pulsa yang ada di Trososbo. Variabel yang digunakan adalah pendapatan (Y), Modal(X1), Harga produk yang dijual(X2), jumlah kredit(X3), dan volume penjualan (X4) Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan uji Regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh hasil Fhitung

(30,026)>Ftabel (2,61) hal ini menunjukkan bahwa variable bebas berpengaruh terhadap

pendapatan pengusaha kios pulsa di trosobo.Sedangkan hasil uji t secara parsial variabel

modal (X1) berpengaruh secara nyata dan positif terhadap pendapatan dengan nilai thitung

(4,470)>ttabel 2.060.Variabel Harga produk yang dijual berpengaruh secara nyata terhadap

pendapatan pengusaha kios pulsa dengan nilai thitung(4,470)>ttabel 2.060.Variabel kredit(X3)

berpengaruh nyata terhadap pendapatan dengan nilai thitung(3,924)> ttabel 2,060. Variabel

volume penjualan (X4) berpengaruh nyata terhadap pendapatan dengan nilai thitung(4,977)>ttebel2.060.

Kata Kunci : Pendapatan (Y), Modal (X1), Harga produk yang dijual (X2), Jumlah kredit (X3), Dan Volume penjualan (X4).


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Dalam era globalisasi sekarang ini yang ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi dan teknologi, sehingga mengakibatkan terjadinya kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tersebut menyebabkan pola hidup masyarakat menjadi berubah, dari yang semula untuk memenuhi kebutuhan dasar menjadi kebutuhan non dasar, Salah satunya adalah kumunikasi. Dengan adanya informasi dan komunikasi yang cepat, tepat, dan akurat , seolah-olah segala aktivitas dapat dilakukan semua orang yang tak terbatas waktu dan jarak, oleh karena itu sarana informasi dan komunikasi begitu penting dan diinginkan oleh semua orang guna memenuhi kebutuhan hidup.

Telekomunikasi menjadi sangat penting karena merupakan sarana yang cepat bagi masyarakat untuk berkomunikasi. Salah satu produk komunikasi yang menjadi peran vital dalam memenuhi kebutuhan konsumen di bidang komunikasi wireless adalah ponsel.

Pengguna ponsel sendiri di Surabaya sangat beragam, dari kalangan menengah keatas sampai kalangan bawah. Itu semua tidak terlepas dari fitur-fitur yang dimiliki dan harga ponsel yang bermacam-macam. Fitur ponsel yang paling banyak dicari adalah kamera, musik dan, radio walaupun ada pula fitur-fitur


(11)

lainnya yang menjadi daya tarik pembeli, diantaranya : Bluetooth, infrared, 3G, HSDPA, email, dan lain-lain.

Ponsel tidak bisa aktif dan berfungsi sebagaimana mestinya apabila tidak dilengkapi dengan simcard. Simcard merupakan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan telekomunikasi (operator) agar dapat digunakan sebagai media untuk mengaktifkan ponsel.

Di surabaya sendiri kios pulsa yang menjual isi ulang fisik atau isi ulang elektronik sangat banyak, mulai dari kios yang besar sampai yg hanya berukuran kecil. Semua itu tidak lepas dari jumlah pemakai ponsel di Indonesia yang mencapai lebih dari 75 juta pemakai ponsel (data tahun 2007 www.kiosPulsa.com), dari kalangan menengah ke atas sampai kalangan bawah. Tentunya hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan pulsa yang sangat banyak. Dengan banyaknya permintaan pulsa maka kios pulsa yang ada juga sangat banyak seiring dengan permintaan isi ulang pulsa. Hal ini dikarenakan begitu mudahnya membuka kios pulsa, hanya dengan modal awal 125 ribu kita sudah bisa membuka kios pulsa di rumah atau di pinggir jalan. Usaha kios pulsa dapat dijalankan oleh siapapun dan kapanpun, pelajar, mahasiswa, PNS, wirausahawan, pemilik kios, bengkel, dan lain-lain. Disamping itu penawaran-penawaran yang ditawarkan oleh pihak penyedia layanan pulsa untuk menjadi agen pulsa atau membuka kios pulsa sangat beragam.

Dengan begitu banyaknya penawaran yang ada, maka kios pulsa yang bermunculan juga begitu beragam, untuk itu para pengusaha kios pulsa harus


(12)

memberikan penawaran-penawaran yang menarik untuk meningkatkan penjualan yang akan menghasilkan pendapatan bagi pengusaha kios pulsa.

Banyak cara yang dilakukan oleh pengusaha kios pulsa untuk meningkatkan pendapatan kiosnya, salah satunya dengan penentuan positioning. Positioning yaitu merancang penawaran dan citra usaha sehingga menempati posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak sasarannya.

Menurut pendapat Yoram Wind dalam Hermawan Kertajaya dkk (2005:60) mendefinisikan positioning sebagai ”reason for being / atau alasan untuk mencapai tujuan” ia berpendapat bahwa psitioning adalah bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian usaha dibenak pelanggan. Dalam era ini suatu usaha harus memiliki kredibilitas didalam benak pelanggannya, karena di era ini pelanggan tidak dapat dikelola maka mereka harus diarahkan. Untuk dapat menarik pelanggan maka pengusaha kios pulsa sekarang ini tidak sekedar membujuk dan menciptakan sebuah citra dibenak pelanggan tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan yang akan menjadi pendapatan bagi pengusaha kios pulsa tersebut.

Menurut Hermawan Kertajaya dkk ( 2005 : 62 ) menyatakan bahwa untuk menentukan positioning terdapat empat kriteria yaitu: costumer, company, competitor, dan change.

Dengan fakta bahwa telekomunikasi dewasa ini telah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat diiringi dengan berkembanganya usaha masyarakat di bidang ini , dengan kondisi tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usaha kios pulsa tersebut.


(13)

Sehingga banyak masyarakat yang membuka usaha sejenis di kota surabaya. Penelitian tersebut, saya rumuskan dalam judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha kios pulsa di Kabupaten Daerah Trosobo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Dengan variabel (Y) pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo, (X1) jumlah modal yang dipakai oleh pengusaha kios pulsa, (X2) harga produk yang di jual oleh pengusaha kios pulsa, (X3) jumlah kredit yang dipinjam oleh pengusaha kios pulsa, (X4) Volume penjualan pengusaha kios pulsa.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

a. Apakah ada pengaruh Modal, Harga produk yang dijual, Jumlah kredit dan, Volume penjualan terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo. b. Manakah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap pendapatan

pengusaha kios pulsa di Trosobo.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah variabel modal, harga produk yang dijual, jumlah kredit, dan Volume penjualan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo.


(14)

b. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha pulsa di Trosobo.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi pengusaha kios pulsa.

Memberikan informasi dan masukan bagi pihak- pihak dalam pengusaha kios pulsa, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan kepentingan konsumen serta mengembangkan bisnis pertelekomunikasian.

b. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan kepustakaan bagi mawasiswa.

c. Dapat dijadikan referensi dan sebagai sumbangan serta bahan pembanding untuk dasar penelitian berikutnya yang ingin membahas masalah ini lebih lanjut.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil – hasil penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mahasiswa lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Hermawati (2000 : 51)

Dengan judul penelitian “ Beberapa faktor yanga mempengaruhi tingkat pendapatan lingkungan industri kecil kulit di kabupaten Magetan”.

Hasil penelitiannya sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan uji F nampak pengaruh nyata secara simultan yang ditunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 146,508>F tabel sebesar 2,81, berarti secara keseluruhan faktor-faktor variable bebas berpengaruh secara nyata terhadap variable terikat tingkat pendapatan.

b. t hitung untuk proporsi modal yang digunakan sebesar 7,709 dan t tabel sebesar 2,021 sehingga proporsi modal berpengaruh nyata (positif) terhadap tingkat pendapatan. t hitung untuk tongkat pendidikan sebesar 5,255 dan t tabel sebesar 2,021 sehingga faktor tingkat pendidikan berpengaruh nyata (positif) terhadap tingkat pendapatan. t hitung untuk tenaga kerja sebesar 3,137 dan t table sebesar 2,021 sehingga faktor tenaga kerja berpengaruh nyata (positif) terhadap tinggkat pendapatan.


(16)

2. As’ad (2001 : 61)

Dengan judul penelitian “ Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pengusaha di lingkungan industri kecil (LIK) daerah Trosobo kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo”

Hasil penelitiannya sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan uji F nampak pengaruh nyata secara simultan yang ditunjukkan bahwa nilai dari F hitung sebesar 97,137>F tabel sebesar 3,48, berarti secara simultan bahwa jumlah modal (X1). Jumlah tenaga kerja (X2), tingkat pendidikan pengusaha (X3) dan pengalaman kerja (X4) berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan pengusaha lingkungan industri kecil di daerah Trosobo kacamatan Taman kabupaten Sidoarjo (Y).

b. Hasil analisa uji t menunjukan bahwa t hitung untuk jumlah modal usaha sebesar 11,800 dan t tabel sebesar 2,228 maka jumlah modal usaha (X1) pengaruh secara nyata terhadap pendapatan pengusaha LIK (Y). t hitung untuk jumlah tenaga kerja sebesar 2,878 dan t tabel sebesar 2,228 maka jumlah tenaga kerja (X2) berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan pengusaha LIK (Y). t hitung untuk tingkat pendidikan pengusaha sebesar 3,099 dan t tabel sebesar 2,228 maka tingkat pendidikan pengusaha (X3) berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan pengusaha LIK(Y). t hitung untuk pengalaman kerja sebesar3,531 dan t tabel sebesar 2,228 maka pengalaman kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengusaha LIK(Y).


(17)

3. Fayah (2002 : 56)

Dengan judul penelitian ”Pengaruh perkembangan industri kecil pakaian jadi dalam kaitannya terhadap penyerapan tenaga kerja di Surabaya”

Hasil penelitiaanya sebagai berikut :

a. F hitung sebesar 135,981 dan F tabel sebesar 6,59 berarti pengaruh jumlah investasi, jumlah unit usaha dan permintaan produk industri secara keseluruhan atau simultan secara nyata berpengeruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Surabaya.

b. t hitung untuk jumlah investasi sebesar 5,568 dan t tabel sebesar 2,776 maka tingkat jumlah investasi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Surabaya. T hitung untuk jumlah permintaan produk industri 3,994 dan t tabel sebesar 2,776 maka tingkat jumlah unit usaha berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di surabaya.

4. Kurniawan (2003 : 66)

Dengan judul penelitian ” pengaruh sektor industri kecil terhadap pendapatan di kota surabaya”.

Hasil penelitiannya sebagai berikut :

a. Hasil analisis penggunaan uji F menunjukkan bahwa F hitung sebesar 28,063 dan F sebesar 3,59 dengan α = 0,05 maka secara simultan variabel nilai investasi, tenaga kerja, dan banyaknya industri berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan kota Surabaya.

b. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa t hitung untuk nilai investasi sebesar 3,016 dan tabel sebesar 2,201 maka secara parsial nilai investasi


(18)

berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan kota Surabaya. T hitung untuk tenaga kerja sebesar 0,186 dan t tabel sebesar 2,201 maka tenaga kerja berpengaruh secara tidak nyata terhadap pendapatan kota surabaya, t hitung untuk banyaknya industri sebesar 3,234 dan t tabel sebesar 2,201 maka banyaknya industri berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan di kota Surabaya.

5. Susanto (2004 : 57)

Dengan judul penelitian ”Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai produksi pada industri kecil sepatu di Surabaya”

Hasil penelitiannya sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan uji f nampak berpengaruh nilai dari F hitung =8,426> F tabel = 3,59, berarti secara simultan antara variabel bebas kredit investasi (X1), jumlah pengrajin sepatu (X2), dan jumlah tenaga kerja (X3) terhadap variabel terikat nilai produksi (Y).

b. Hasil uji t menunjukkan t hitung =4,458 >t tabel = 2,201 sehingga secara parsial, kredit investasi (X1) berpengaruh terhadap nilai produksi (Y). T hitung = 2,448>t tabel = 2,201 sehingga secara persial jumlah pengrajin sepatu (X2) berpengaruh nyata terhadap nilai produksi (Y). t hitung = 4,243> t tabel =2,201 sehingga secara parsial variabel jumlah tenaga kerja (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai produksi (Y).

6. Kabalu dengan kameo (2001 : 21) ”Strategi bertahan usaha kecil dalam menghadapi krisis okonomi (studi kasus konveksi di Salatiga) ”. Dengan demikian sehubungan dengan terjadinya krisis ekonomi khususnya dalam


(19)

bidang pemasaran , pengusaha-pengusaha tersebut tidak melakukan langkah-langkah khusus untuk meningkatkan volume penjualan mereka. Survivenya usaha-usaha kecil konveksi tersebut tidak disebabkan karena starategi atau kiat khusus yang sengaja dilakukan oleh pengusaha, tetapi karena produk yang dihasilkan tidak terpangaruh oleh krisis ekonomi. 7. Mintaroem, (2003 : 16) ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuahan industri kecil di wilayah segitiga industri di Jawa Timur (kondisi dimasa krisis Surabaya, sidoarjo, Gersik)”. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan terhadap sepuluh variabel bebas dalam penelitian itu, yakni kelancaran persedian bahan, jumlah pekerja, keterampilan kerja, ketersediaan alat-alat produksi dan pertumbuhan modal sendiri, pertumbuhan modal pinjaman, intensitas manajemen dan intensitas kegiatan promosi merupakan variabel yang signifikan terhadap pertumbuhan industri kecil di kawasan segitiga ini, sehingga dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa disamping ketujuh variabel tersebut yang harus diperhatikan oleh pengusaha kecil di Jawa Timur, ada kendala utama yang paling mendesak untuk segera di selasaikan oleh pengusaha kecil yaitu masalah dalam pemenuhan modal investasi (perluasan usaha) kesulitan dalam menyalurkan barang-barang produksinya ke pasar serta kesulitan dalam pembukaan sumber daya manusia yang berpendidikan.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang terletak pada ukuran waktu, tempat


(20)

penelitian ruang lingkup dan bidang yang digunakan oleh peneliti. Berdasarkan penelitian terdahulu seperti yang telah disebutkan diatas yang juga merupakan dasar acuan untuk penelitian kali ini dengan judul ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha kios pulsa di Daerah Trosobo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo” Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modal (X1), Harga pulsa yang dijual (X2), Jumlah kredit (X3), dan Volume penjualan (X4).

2.2 Landasan Teori

Landasan teori yang dibahas dalam masalah ini adalah teori-teori yang mendasari dalam penulisan penelitian dan berkaitan dengan variabel-variabel yang ada, : Modal, Harga produk yang dijual, Jumlah kredit dan, Volume penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di wilayah Trosobo.

2.2.1. Pendapatan

2.2.1.1.Pengertian Pendapatan

Pendapatan penting bagi setiap orang dalam dalam usaha memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang makin banyak


(21)

pula kebutuhan hidup sehari-hari yang harus dipenuhi.Oleh karena itu setiap negara akan berusaha meningkatkan pendapatan masyarakat kerena secara tidak langsung akan mempengaruhi pandapatan negara taersebut.

Menurut Winardi (1991 :67) pendapatan seseorang adalah barang atau jasa yang dapat dikonsumsikan selama periode tertentu.

Pendapatan individu didefinisikan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa-jasa produksi yang diserahkan pada waktu tertentu atau yang diperoleh dari harta kekayaan (Boediono 1999:64).

Menurut samuelson dan noudourus (2001:264), pendapatan mengacu pada aliran upah, pembayaran bunga, keuntungan saham dan hal-hal lain mengenai pertambahan nilai suatu periode waktu tertentu. Jumlah dari seluruh pendapatan nasional adalah pendapatan naisonal.

Pendapatan dari usaha kecil dihitung berdasarkan penerimaan yang diperoleh dari penjualan dikurangi dengan biaya produksi. Untuk memudahkan perhitungan yang digunakan interval waktu 1 tahun sehingga besarnya penerimaan, biaya produksi dan pendapatan dihitung dalam waktu 1 tahun.

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi. Dengan bertambahnya pendapatan maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah tetapi kualitas barang juga meningkat.(Samuelson dan Nourdous 2001 :264)

Menurut Kamus Enslikopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan (1980), pendapatan adalah penerimaan atas penjualan terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi atau dengan kata lain pendapatan merupakan nilai lain dari


(22)

sejumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam jumlah dan waktu tertentu.

Pendapatan adalah penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari pada konsumen sebagai hasil penjualan atau pembelian jasa oleh produsen (Haryono

yusuf 1998).

2.2.1.2.Macam-macam Pendapatan

Biro Pusat Statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut : a. Pendapatan berupa uang, yaitu pendapatan dari :

1. Gaji dan upah yang diperoleh dari : a. Kerja pokok

b. Kerja sampingan c. Kerja lembur

d. Kerja kadang-kadang 2. Usaha sendiri yang meliputi :

a. Hasil bersih dari usaha sendiri b. Komisi dari mana saja

c. Penjualan dari kerajinan rumah yang dihasilkan

3. Hasil investasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah atau modal yang digunakan orang lain.

4. Keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial b. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan yang berupa :

1. Bagian pembayaran upah dari gaji yang dibentuk dalam : bonus, pengobatan,


(23)

transportasi, perumahan, rekreasi.

2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah antara lain : a. barang yang diproduksi di rumah

b. sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah yang ditempati 3. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan yaitu penerimaan yang

berupa:

pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman utang, kiriman uang, warisan (Sumardi, Evert 1990:5).

2.2.1.3.Pendapatan Dalam Perekonomian Sederhana

Dalam perekonomian, perusahaan merupakan satu-satunya produsen barang dan jasa dan proses produksi yang dilakukan dengan menyewa faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal) yang dimilki oleh sejumlah rumah tangga.Rumah tangga merupakan satu-satunya pembeli barang dan jasa dan mereka membelanjakan seluruh pendapatannya.

Para produsen akan akan menjual produksi untuk membayar faktor-faktor produksi yang mereka gunakan dalam proses proses. Dalam perekonomian itu tidak terdapat kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan tidak terdapat kegiatan perdagangan luar negeri.(Sukirno, 1994 :84).

Penggambaran aliran-aliran diantara sektor perusahaan dan sektor rumah tangga dapat dibedakan 4 jenis aliran yaitu :

a. Aliran Faktor-faktor produksi : aliran tenaga kerja, modal, tanah dan keahlian dari sektor rumah tangga ke sektor rumah tangga ke sektor perusahaan.


(24)

Faktor-faktor produksi ini akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.

b. Aliran pendapatan faktor-faktor produksi : gaji dan upah untuk tenaga kerja, bunga untuk modal, sewa untuk tanah, laba untuk keahlian.

c. Aliran pengeluaran rumah tangga : penggunaan pendapatan yang diperoleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi sektor perusahaan.

d. Aliran barang dan jasa : berbagai jenis barang dan jasa dari sektor perusahaan ke sektor rumah tangga.

Gambar 1 : Perputaran aliran pendapatan

Dari keempat jenis aliran di atas, dua diantaranya adalah aliran berupa benda yaitu aliran-aliran (1) dan (4). Duan aliran lainnya yaitu aliran (2) dan (3) adalah aliran berupa uang. Setiap aliran benda-benda yang ditunjukkan oleh aliran-aliran (2). Demikian juga aliran (3) adalah sama dengan aliran (4) karena


(25)

kalau aliran (4) dinyatakan nilainya dalam satuan uang maka nilainya adalah sama dengan nilai aliran (3). Karena setiap aliran benda adalah sama dengan nilai aliran lain yang berupa aliran uang (Sukirno, 1994: 88-89).

2.2.1.4.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Bintari, Suprihatin (1984:35) tinggi rendahnya pendapatan yang diterima seseorang bergantung kepada :

a. Kesempatan kerja yang tersedia

Dengan semakin tinggi atau semakin besar kesempatan kerja yang tersedia berarti banyak penghasilan yang biasa diperoleh dari hasil kerja tersebut. b. Kecakapan dan keahlian kerja.

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.

c. Kekayaan yang dimiliki

Jumlah kekayaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh. Semakin banyak kekayaan yang dimiliki berarti semakin besar peluang untuk mempengaruhi penghasilan.

d. Keuletan kerja

Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan dan keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila suatu saat mengalami kegagalan, maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.


(26)

e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan

Suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap penghasilan yang akan diperoleh.

2.2.2. Modal

Modal atau capital mengandung banyak arti tergantung pada penggunanya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil dan lain-lain. Modal tersebut dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal tergantung pada usahanya dan penggunaan modalnya.

Dalam ilmu ekonomi, banyak definisi tentang modal. Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau capital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang di sebut modal masyarakat atau modal sosial. ( Daniel, 2001 :73-74 )

Menurut Alam. S(1997 : 210 ) definisi modal adalah segala sumber daya hasil produksi yang tahan lama yang dapat digunakan untuk proses produksi sebagai input dalam proses produksi selanjutnya.

Sementara menurut Rosyidi (1995:57), modal capital goods (barang modal riil) yang artinya semua jenis barang yang di buat uantuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain dan jasa jasa yang biasa dan sebagai barang investasi.


(27)

Modal bisa terbentuk dari beberapa sumber atau kegiatan. Umumnya modal terbentuk karena produksi, penabungan dari produksi, pemakaian benda tabungan untuk produksi selanjutnya. (Daniel, 2001:76)

Akumulasi modal merupakan keharusan bagi pembangunan ekonomi bagian negara-negara sedang berkembang, karena pembangunan sangat memerlukan modal. Semakin besar modal yang tersedia maka semakin cepat pembangunan ekonomi cepat dilaksanakan. Akumulasi modal mempunyai peranan ganda yaitu menimbulkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja dan menaikkan tingkat investasi selanjutnya. (Suryana, 2000 : 72-73 )

Jadi kesimpulannya bahwa modal itu sangat penting. Apabila kekurangan modal dapat mengakibatkan penurunan produktifitas indurstri kecil sehingga diperlukan dana eksternal untuk membantu kesulitan mereka.

2.2.2.1.Macam-macam Modal

Menurut Case dan Fair (2002 : 290 – 291 ) pembagian modal dibagi menjadi tiga macam:

a. Modal berwujud atau modal fisik

Barang materi yang digunakan sebagai masukan dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Kategori utama modal fisik adalah struktur non residensial (misal : bangunan kantor, pembangkit tenaga pabrik pusat perbelanjaan, pergudangan, dan galangan kapal), peralatan tahan lama (misal : mesin, truk, alat pemanggang, mobil dan lain lain), struktur residensial


(28)

perumahan dan persediaan masukan dan keluaran yang merupakan stok yang diadakan oleh perusahaan.

b. Modal sosial atau infrastruktur

Modal yang memberikan layanan atau jasa kepada publik. Kebanyakan modal sosial berbentuk karya publik seperti jalan raya, jembatan, sistem angkutan masal, sistem saluran air bersih dan saluran air limbah, pos polisi, pos pemadam kebakaran, hall kota, gedung pengadilan dan mobil polisi , semuanya merupaka bentuk modal sosial yang digunakan sebagai masukan untuk memproduksi jasa yang penyediannya menjadi tanggung jawab pemerintah.

c. Modal tak berwujud

Barang non material yang menyumbang kepenciptaan keluaran yang berupa barang dan jasa masa depan. Bila perusahaan bisnis menanamkan modal dalam periklanan untuk membangun nama ,merek, ia memproduksi bentuk modal tak berwujud yang disebut good will.Good will tersebut menghasilkan jasa yang bernilai bagi perusahaan sepanjang waktu.

Sedangkan pembagian modal menurut Soemita (1990 : 215-217) ada dua macam yaitu :

a. Modal aktif

1. Modal lancar : modal berupa uang disebut juga modal kerja.

Contoh : Membeli bahan baku, membayar upah atau gaji, membayar upah jangka pendek, dan lain-lain.


(29)

2. Modal tetap : modal yang ditanam dalam aktiva tetap.

Contoh : Membeli tanah, mendirikan bangunan, mesin, dan lain-lain. b. Modal Pasif

1. Modal asing : Semua modal tidak berasal dari pemilik perusahaan yang bersangkutan.

a. Modal asing jangka pendek : Semua modal asing harus dibayar kembali dalam waktu satu tahun. b. Modal asing jangka panjang : Semua modal asing harus dibayar

kembali dalam waktu lebih dari satu

tahun.

c. Modal sendiri : Modal yang berasal dari pemilik atau para pemilik perusahaan yang

bersangkutan.

2.2.2.2.Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang ikut serta dalam perusahaan bukan berupa pinjaman tetapi dapat berupa saham atau penanaman modal dari peserta (J. Sudarsono, 1996 :190 )

Modal sendiri juga merupaka hak pemilik pada sumber-sumber daya perusahaan. Pemilikan dapat berupa dana awal atau jasa yang disumbangkan oleh pemilik, keuntungn yang diperoleh perusahaan yang diinvestasikan kembali (Muselman dan Jackson. 1990 : 75 ).


(30)

Secara umum penggunaan pembiayaan dengan modal sendiri memberikan keunggulan-keunggulan sebagai berikut :

a. Tidak ada biaya bunga yang harus dibayar oleh pemilik.

b. Sebuah perusahaan atau industri yang dibiayai oleh modal sendiri secara finansial lebih kuat dan lebih dapat bertahan terhadap resesi bisnis dari pada perusahaan atau industri yang menggunakan hutang atau kredit.

c. Kemampuan pemilik untuk mendapatkan modal pinjaman dengan modal sendiri.

Namun demikian, kelemahan-kelemahan dari pembiayaan adalah modal sendiri tidak selalu merupakan sumber uang yang dapat diandalkan dan tersedia. Pemilik mungkin menemukan kesulitan untuk mendapatkan lebih banyak dana dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.(Muselman dan jackson.1990 :75- 76)

Dengan modal sendiri maka akan diketahui berapa tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal-modal yang ditanamkan. Bagi pemilik, yang penting ada beberapa keuntungan yang diperolehnya dan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

2.2.2.3.Fungsi Modal

Modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu usaha.dengan modal perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya.perusahaan harus mempunyai Modal primer yaitu standar modal yang wajib dimiliki oleh perusahaan agar perusahaan tersebut mampu melaksanakan kegiatan operasionalnya.Modal harus dihitung dengan sangat teliti terhadap kebutuhannya


(31)

baik itu per hari atau per bulan agar perusahaan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan uang. Modal perusahaan dapat tercermin dalam neraca sebelah aktiva,Seberapa baguskah tingkat likuiditas perusahaan dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya modal yang dimiliki perusahaan.

Suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sehingga untuk memenuhi tuntutan itu, perusahaan harus dapat menjalankan fungsi manajemen secara efektif agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang lain. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dipertahankan (Eugene F Brigham & Joel F Houston 2001 : 154 ).

modal kerja ( working Capital ) adalah investasi-investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha (Eugene F Brigham & Joel F Houston 2001 : 150).

Modal kerja yang disediakan dalam perusahaan jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan. Jumlah modal kerja yang besar dapat menjadikan tingkat likuiditas perusahaan menjadi aman. Namun modal kerja yang jumlahnya terlalu besar sebenarnya dapat merugikan perusahaan karena akan terdapat modal kerja yang tidak produktif terlebih lagi jika modal kerja tersebut berasal dari pinjaman, hal ini sangat merugikan bagi perusahaan karena harus menanggung beban bunga pinjaman

Dalam menjalankan usaha, baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan manajemen modal kerja yang efektif dan efisien.


(32)

Modal kerja merupakan unsur terpenting untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan,

yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari yang dapat berubah sesuai dengan keadaan perusahaan. Dengan adanya proses produksi yang lancar dapat menghasilkan produksi yang sesuai dengan harapan para pengusaha, sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan tersebut.

Menurut Kamaruddin (1997 :1 ) modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan apalagi bagi perusahan kecil, di samping itu modal kerja sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan dan likuiditas adalah persyaratan keberhasilan serta kontinuitas perusahaan. Modal kerja dengan kuantitas yang besar dapat memberikan peluang jumlah keuntungan yang besar pula dibandingkan dengan keadaan jumlah modal yang relatif kecil.

Penggunaan modal kerja yang kurang efektif dan efisien mengakibatkan aktivitas usaha tidak lancar. Dari beberapa pendapat di atas pada dasarnya peran modal kerja adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan.

2.2.2.4.Hubungan Modal Dengan Pendapatan Pengusaha Kios pulsa

Secara umum ada tiga jenis modal yang perlu dipersiapkan untuk menjalankan bisnis kios pulsa yaitu: modal awal, modal kerja, dan modal operasional


(33)

1. Modal Awal

Modal Awal adalah jenis modal yang harus dikeluarkan di awal dan digunakan untuk jangka panjang. Contoh yang termasuk modal awal adalah peralatan komputer, hardware, software, router, switch, modem adsl, handphone, modem gsm, kabel data, alat tulis kantor, bangunan, genset, UPS, dan barang-barang lainnya. Modal awal ini cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang.

2. Modal Kerja

Modal Kerja adalah jenis modal yang harus dikeluarkan untuk membuat membeli atau menjual barang. Modal kerja ini dikeluarkan tiap bulan atau setiap melakukan order. Pada prinsipnya, tanpa modal kerja Anda tidak bisa memiliki barang dagangan untuk dijual. Contohnya: modal untuk membeli stok MKIOS, membeli stok Simpati Autorefill, mengisi deposit Indosat SEV, deposit Dompet Pulsa, membeli stok voucher fisik, deposit host-to-host dan barang-barang inventori lainnya.

3. Modal Operasional

Modal Operasional adalah modal yang dikeluarkan untuk membayar operasional bulanan misalnya gaji pegawai, tagihan listrik, tagihan telepon, air, dll. Untuk bisnis pulsa elektrik ada biaya sms reply, kartu perdana untuk mengirim sms, isi ulang pulsa untuk kartu mkios, dompet pulsa dan sev, serta isi ulang sms reply.


(34)

2.2.3. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang harus diberikan oleh seseorang untuk memperoleh barang dan jasa. (Ahman, 1999;67)

Dalam kegiatan transaksi, biasanya penjual dan pembeli terjadi tawar-menawar harga, sehingga mencapai suatu kesepakatan,harga yang disepakati bersama antara pembeli dan penjual. Pada dasarnya merupakan titik temu antara harga yang dikehendaki oleh penjual dan pembeli.

Titik temu ini dianggap sebagai keseimbangan antara harga penjual dan harga pembeli dan disebut harga keseimbangan.

2.2.3.1.Hukum harga

Salah satu gejala ekonomi yang sangat penting berhubungan dengan produsen dan konsumen adalah harga. Harga didefinisikan sebagai ukuran nilai dari barang dan jasa. Dalam masyarakat bawha uang belum digunakan sebagai penukar dan pengukur nilai, maka harga suatu barang dinyatakan dengan barang lain yang diperlukan. Ini kadang-kadang masih dilakukan dengan masyarakat tertentu.

Teori harga paling mudah dikembangkan dalam konteks tingkat harga konstan. Perubahan harga yang dikupas dalam teori itu merupakan perubahan relatif terhadap tingkat rata-rata dari semua barang. Harga absolute dari sebuah


(35)

komoditi adalah harga nominal komoditi tersebut dalam pengertian komoditi lain. Harga diasumsikan akan naik jika terjadi kekurangan dan akan turun jika harga surplus. Menurut Steiner (1992 : 79) harga pasar aktual akan didorong karena ekuilibrium dan jika kadaan ini tercapai maka tidak akan ada lagi kekurangan maupun surplus dan harga tidak akan berubah, hingga terjadi pergeseran kurva permintaan atau kurva penawaran. Jadi dari pengertian harga diatas dapat diambil kesimpulan bahwa harga sebagai ukuran nilai yang merupakan perubahan relatif terhadap tingkat rata-rata barang dan jasa, sedangkan hukum harga menurut Rosyidi (1998: 312-314) dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Hukum harga yang pertama (The First Law Of Price) yang menerangkan perubahan pergeseran permintaan.

b. Hukum harga yang kedua ( The Second Law of Price) yang menerangkan pergeseran perubahan penawaran.

2.2.3.2.Pengertian Permintaan

Menurut Alfred dan Douglas (1994 : 38 ) bahwa dalam ekonomi permintaan berarti permintaan yang didukung oleh uang yang cukup untuk membeli barang yang diminatinya.

Sedangkan menurut Bintari dan Suprihatin (1997 : 72) bahwa permintaan masyarakat adalah keseluruhan barang yang diminta oleh konsumen. Permintaan masyarakat timbul karena meningkatnya pendapatan masyarakat, yang akan mengakibatkan meningkatnya permintaan barang dan jasa.


(36)

Permintaan masyarakat juga menunjukkan kemakmuran secara keseluruhan. Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang atau jasa yang bersangkutan. Definisi permintaan tersebut kemudian dirumuskan menjadi : bahwa semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin sedikit jumlah yang terjual dan semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak barang yang akan dibeli (Rosyidi,1998:238)

Dari pengamatan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa permintaan adalah suatu keinginan seseorang untuk mendapatkan suatu barang dan jasa yang disertai oleh kemampuan dana untuk membelinya.

2.2.3.3.Teori Permintaan

Di dalam hidupnya manusia dihadapkan pada kebutuhan yang sangat banyak dalam pemenuhannya. Kebutuhan manusia itu selalu tumbuh dan berkembang dengan mengikuti situasi dan kondisinya yang berputar begitu cepat. Kehidupan menusia senantiasa mengalami kenaikan baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Permintaan adalah kienginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Permintaan akan suatu jenis barang adalah sejumlah barang yang pembeli bersedia pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar tertentu dalam waktu tertentu pula


(37)

Semua anggota masyarakat yang menerima uang dan membelanjakan untuk pembelian barang dan jasa disebut konsumen. Setiap konsumen akan menghabiskan pendapatannya terhadap dan jsa tersedia di pasar.

Permintaan adalah kemauan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Setiap orang oleh ingin apapun yang diinginkannya, tetapi jika keingngnya itu tidak ditunjang dengan kesediaan membeli serta kemampuan utuk membeli maka keinginannya itupun tinggal keinginan saja.

2.2.3.4.Pengertian Penawaran

Penawaran dapat didefinisikan sebagai stok barang atau barang yang akan ditawarkan pada satu tingkat harga tertentu, Para ahli ekonomi menyepakati bahwa yang dimaksud dengan penawaran adalah suatu daftar yang menunjukka jumlah barang yang ditawarkan untuk dijual dengan berbagai tingkat harga dalam suatu pasar tertentu (Samuelson,1995 : 52)

Menurut Lipsey dkk (1992 : 18) bahwa penawaran bahwa penawaran adalah jumlah barang yang akan dijual untuk seorang atau beberapa penjual selama periode waktu tertentu pada berbagai macam kemungkinan harga.

Sedangkan menurut Rosyidi (1998 : 289) kebanyakan para ahli ekonomi telah bersepakat untuk menggunakan pengertian penawaran sebagai berikut; penawaran adalah suatu daftar yang menunjukkan jumlah-jumlah barang itu ditawarkan untuk dijual di berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada suatu waktu tertentu. Jika permintaan merupakan gabungan keinginan dan kesediaan


(38)

atau kemampuan untuk membeli, maka penawaran merupakan bagungan antara kepemilikan (ownership) dengan kesediaan untuk menjualnya.

2.2.3.5.Teori Penawaran

Dibalik permintan (demand), terdapatlah penawaran (suply), keduanya yaitu permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga. Ketentuannya adalah bahwa harga terjadi disatu tingkat yang penawarannya sama dengan permintaan. Sebagaimana permintaan penawaran inipun dapat pula didefinisikan dalam berbagai bentuk sebagai stok barang ataupun jumlah barang yang ditawrakan pada suatu tingkat harga tertentu.

Menurut Rosyidi (1998 : 288) kebanyakan ahli ekonomi telah bersepakat untuk menggunakan pengertian penawaran sebagai berikut : Penawaran adalah suatu daftar yang menunjukkan jumlah-jumlah barang itu yang ditawarkan untuk dijual di berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada waktu tertentu. Jika permintaan merupakan gabungan keinginan dan kesediaan atau kemampuan untuk membeli, maka penawaranpun merupakan gabungan antara kepemilikan dengan kesediaan untuk menjualnya.

2.2.3.5.Elastisitas

Elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan. Elastisitas permintaan menggambarkan kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel yang mempengaruhinya. Oleh karena itu ada tiga variabel yang mempengaruhi permintaan tersebut, maka dalam permintaan ada tiga jenis elastisitas permintaan (Sudarsono,1993 :73)


(39)

1. Elastisitas permintaan atas harga, adalah persentase perubahan kuantitas barang yang diminta yang ditimbulkan oleh perubahan satu persen pada harganya. Secara metematis dapat dituliskan sebagai berikut :

(Sukirno,1995 : 74)

Karena pada umumnya kuantitas (Q) dan harga (P) bergerak dengan arah berlawanan, makaelastisitas permintaan atas harga ini biasanya terjadi negatif. Elastisitas permintaan didefinisikan sebagai nilai absolut, karena itu elastisitas tidak pernah negatif. Semua kurva dikelompokkan sebagai elastis, unitary atau inelastis tergantung pada nilai EP-nya.Sedangkan nilai dari elastisitas tersebut berkisar antara 0<EP<0, dimana :

Jika Ep = 0, maka permintaanya adalah inelastis sempurna Jika Ep = 1, maka permintaanya adalah unitary

Jika Ep = ~, maka permintaanya adalah elastis sempurna Jika antara 0<Ep<1, maka permintaan adalah inelastis Jika antara 0<Ep<~, maka permintaanya adalah elastis

Pada kurva permintaan akan terdapat tiga keadaan tersebut, pada harga tertinggi elastisitasnya lebih besar dari satu (elastis) dan pada harga rendah elastisitasnya kurang dari satu (inelastis), sedangkan dari titik tengah kurva permintaan pempunyai elastisitas sama dengan satu (unitary).


(40)

Elastisitas permintaan atas harga dapat digunakan untuk menunjukkan bagaimana pengeluaran total suatu barang akan berubah sebagai reaksi terhadap perubahan harga.

Pengeluaran total suatu barang merupakan hasil perkalian antara harga barang (P) dengan jumlah barang yang dibeli (Q). Jika permintaanya elastis, maka penurunan harga barang akan menyebebkan naiknya pengeluaran total, karena persentase penurunan harga lebih kecil daripada kenaikan jumlah yang ditimbulkan. Apabila terjadi kenaikan harga akan menyebabkan pengaluarantotal menurun. Sedangkan jika permintaan unitary, maka pengeluaran total akan tetap konstan meskipun harga berubah.

Akhirnya jika permintaan adalah inelastis maka penurunan harga menyebabkan pengeluaran total menurun. Suatu kenaikan harga pada situasi inelastis tidak akan menyebebkan suatu penurunan jumlah barang yang sangat besar dan pengeluaran total akan naik (Sudarsono, 1991 : 244)

2. Elastisitas permintaan atas pendapatan, yaitu persentase perubahan kuantitas sebagai berikut :

(Sukirno, 1995: 84)

Elastis pendapatan adalah positif untuk barang normal, kenaikan pendapatan akan menaikkan jumlah barang yang diminta. Sebaliknya untuk barang


(41)

interior, elastisitas pendapatanya akan menjadi negatif, karena kenaikan pendapatan akan jumlah barang yang diminta.

3. Elastisitas silang yaitu persentase perubahan kuantitas barang X yang diminta yang ditimbulkan oleh perubahan satu persen pada harga barang lain (Y). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Sukirno,1995:74)

Elastisitas silang dapat bernilai positif apabila kedua barang itu mempunyai hubungan subtitusi (saling mengganti), dimana suatu kenaikan dalam harga barang Y akan menaikkan konsumsi atas barang X tersebut. Namun apabila elastisitas silang bernilai negatif, maka kedua barang itu mempunyai hubungan komplementer (saling melengkapi), dimana kenaikan harga barang Y akan menurunkan konsumsi barang X.

2.2.4. Kredit

2.2.4.1.Pengertian Kredit

1. Menurut UU No.7/1992 tentang perbankan disebutkan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk mlunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasail keuntungan.


(42)

2. Menurut UU No.14/1967 mengenai pokok perbankan, Bab I Pasal I (c), yang dimaksud kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, dalam hal ini mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya selain jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah dibutuhkan (Suharjdjo, 2003:11).

Dipandang dari sudut ekonomi kredit diartikan sebagai penundaan pembayaran, maksudnya pengambilan atau penerimaan uang atau barang tidak dilaksanakan secara bersamaan pada peneriamaan akan tetapi pengambilannya dilakukan pada masa tertentu yang akan datang. Beberapa pengertian diatas dapat dismpulkan kredit adalah suatu bentuk perjanjian yang terjadi antara dua belah pihak berdasarkan kepercayaan dimana salah satu pihak memberikan prestasi baik berupa uang dan barang atau jasa pada pihak-pihak lian dimana ia berkewajiban untuk mengembalikan atau memenuhi kewajibannya dalam jangka tertentu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga atau kredit adalah tingkat balas jasa yang diperoleh masyarakat atas sejumlah dana atas pinjaman yang telah diterimanya.

Apabila tingkat suku bunga kredit turun maka mendorong pengusaha untuk mengambil kredit. Dalam sesempatan ini pengusaha mengambil lebih rendah biaya bunga kredit. Dalam kesempatan ini opengusaha mengambil lebih rendah biaya bunga tersebut yang digunakan


(43)

untuk membiayai produksi perusahaan. Hal ini akan mendorong kenaikan jumlah uang beredar.

2.2.5. Jumlah produk yang terjual /Volume penjualan

Pengertian penjualan

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan

Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 1990).

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.

Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat


(44)

menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:

a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan. b. Harga produk.

c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.

2. Kondisi Pasar.

Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah:

a. Jems pasarnya

b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya c. Daya belinya

d. Frekuensi pembelian e. Keinginan dan kebutuhan

3. Modal.

Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud


(45)

tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan.

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.

5. Faktor lain.

Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.

Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa “paling penting membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya


(46)

2.2.6. Kerangka Pikir

Sumber : Peneliti

Berdasarkan kerangka pikir diatas,dapat dijelaskan bahwa dalam berproduksi untuk memperoleh pendapatan, kios pulsa dipengaruhi oleh modal, semakin besar modal yang dikeluarkan, maka akan semakin besar pula skala usaha yang akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diterima yang berdampak pada tingginya produktifitas kerja.Sebaliknya rendahnya produktifitas kerja disebabkan karena rendahya dana kapital atau modal yang digunakan. (Irawan, 2002: 287)


(47)

Harga produk yang di jual juga akan mempengaruhi turun naiknya pendapatan kios pulsa. Semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin sedikit jumlah yang terjual dan semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak barang yang akan dibeli (Rosyidi, 1998 : 239)

Jumlah kredit yang diambil pengusaha kios pulsa dalam kesempatan ini pengusaha kios pulsa akan mengambil bunga yang lebih rendah untuk digunakan dalam membiayai pendanaan kios pulsa yang akan memperbanyak variasi produk yang dijual (Susanti, 2001:26)

Volume penjualan atau jumlah produk yang terjual begitu mempengeruhi pendapatan pengusaha kios pulsa.Untuk beberapabarang, harga dan volume penjualan berbanding terbalik, artinya jika ada kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan jika terjadi penurunan harga maka penjualan akan meningkat. (Dharmesta dan Irawan 2005:243).

2.2.7. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang masih perlu diuji kebenarannya berdasarkan faktor-faktor yang ada. Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

1. Diduga faktor-faktor modal, jumlah kredit, harga produk,dan volume penjualan dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo.

2. Diduga faktor modal yang mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo.


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Yang dimaksud dengan definisi operasional dan pengukuran variable ada-lah pernyataan tentang definisi yang diberikan kepada suatu variable dan pengu-kuran variabel-variabel dalam penelitian ini secara operasional, baik berdasarkan teori yang telah ada maupun pengalaman empiris. Definisi operasional variabel yang digunakan dapat diutarakan sebagai berikut:

1. Variabel tidak bebas

Variabel ini merupakan variabel yang tergantung pada variabel-variabel lain. Dalam penelitian ini variabel tidak bebasnya adalah pendapatan pengusaha yang dinyatakan dalam rupiah.

2. Variabel bebas

Variabel ini adalah yang menjelaskan variabel-variabel berikut a. Modal (X1)

Jumlah modal yang digunakan oleh pengusaha kios pulsa bisa modal sendiri, hutang atau pinjaman yang dinyatakan dalam rupiah.

b. Harga produk yang di jual (X2)

Harga produk yang di jual oleh pengusaha pulsa dinyatakan dalam satuan rupiah.


(49)

c. Jumlah kredit (X3)

Jumlah kredit yang digunakan dalam proses penjualan pulsa dan dihitung dalam satuan rupiah.

d. Volume penjualan (X4)

Jumlah produk yang terjual atau transaksi yang terjadi dihitung dalam satuan unit.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber Data

Kios pulsa yang ada di Trosobo sebagai objek penelitian (dengan kuisioner).

b. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan pihak terkait.

b. Pengumpulan Data

Cara yang dilakukan untuk pengumpulan data ini adalah sebagai berikut : 1.Kuisioner

Yaitu dengan cara penelitian secara langsung untuk mengumpulkan keterangan berupa data hasil penelitian dari para pengusaha kios pulsa.


(50)

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah wilayah Trosobo dalam kaitannya dengan variabel diatas. Dari populasi yang diamati terdapat sejumlah 15 pengusaha kios pulsa di Wilayah Trosobo

Pertanyaan Sampel

1. Berapa besar modal yang digunakan untuk mendirikan kios pulsa? 2. Berapa harga produk yang di jual?

3. Berapa jumlah kredit yang diambil untuk usaha kios pulsa? 4. Berapa jumlah produk yang dijual dalam waktu satu bulan?

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua teknik yaitu :

1. Analisis sualitatif.

Yaitu analisis atau pengolahan data yang mengandalkan penganalisaan terhadap hal-hal yang menimbulkan masalah dengan menggunakan pendekatan baik secara sistematis maupun logis.

2. Analisis kuantitatif.

Yaitu analisis atau pengolahan data yang berbentuk atau terdapat perhitungan nilai atau angka dengan menggunakan tabel statistik maupun ekonometris.


(51)

Dalam penelitian ini digunakan medel persamaan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel berikutnya.

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y) digunakan analisis regesi linier

berganda, dengan menggunakan rumus :

Y = β0,+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+ei... (Sudrajat,1998:112)

Keterangan :

Y = Pendapatan pengusaha X1 = Modal

X2 = Harga Produk

X3 = Jumlah kredit

X4 = Volume penjualan

β0 = Konstanta

β1,β2,β3,β4 = Koefisien regresi

ei = Konstanta

Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh variabel-variabel bebas menjelaskan keeratan dengan variabel terikat, maka digunakan koefisien determinasi (R2) yang mempunyai 2 (dua) kegunaan yaitu :

1. Sebagai ukuran kecapatan atau kecocokan suatu garis regresi, yang diharapkan suatu kelompok data hasil observasi. makin besar nilaiR2 maka makin tepat atau cocok suatu gasris lurus.


(52)

2. Untuk mengatur besarnya persentase dari jumlah variasi Y yang diterapkan oleh model regresi atau dengan kata lain untuk mengukur suatu sumbangan dari variabel bebas (X1 sampai dengan X4) terhadap variabel terikat (Y).

Nilai R2 terletak antara 0 dan 1 (0<R2<1)

R2 = (Sudrajat,1998:84) Dimana :

JK = Jumlah kuadrat R2 = Koefisien determinasi

3.4.2 Uji Hipotesa

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ada dua cara, yaitu :

a. Uji F

Untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka menggunakan rumus :

Fhitung = (Gujarati,1999:101)

Dengan ketentuan:

Hi : β1≠β2≠β3≠β4≠0 (ada pengaruh)

Ho : β1=β2=β3=β4=0 (tidak ada pengaruh)

Derajat bebas = (k,n-k-1) n = Jumlah sampel k = Jumlah bebas


(53)

Gambar 1 : Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi f

Sumber :Supranto, j, 1994, Statistik-teori dan aplikasi, edisi 5, penerbit Erlangga, hal 120

Keputusannya adalah :

1. Apabila Fhitung>Ftabel,maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya secara

simultan terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Apabila Fhitung≤Ftabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya secara

simultan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas antara variabel terikat.

b. Uji t

Untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan menggunakan rumus :

fhitung = (Gujarati,1999:103)

Dimana :


(54)

Se = Standar error

k = jumlah variabel bebas n = jumlahsampel

Ho : βo = 0 (tidak ada pengaruh)

Hi : βo≠ 0 (ada pengaruh)

Derajat bebas = (n-k-1)

Gambar 2 : Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t

Sumber : Supranoto, j, 1994, Statistik-teory dan Aplikasi, penerbit Erlangga, jakarta, hal :379

Keputusannya adalah :

1. Jika thitung >ttabel atau –thitung < -ttabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima,

artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terkait.

2. Jika -ttabel ≤ thitung ≤ttabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada

pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.4.3 Uji Blue (Best Linier Unbiased Estimator )

Persamaan regresi diatas harus bersifat Blue (Best Linier Unbiased Estima-tor ) , artinya pengambilan keputusan melelui uji F dan uji t tidak boleh bias.


(55)

Untuk menguji model tersebut apakah sudah termasuk blur atau tidak maka dapat dilakukan beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh regresi linier berganda, antara lain :

a. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisakan sebagai korelasi antar data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu tertentu. Atau data yang diambil pada waktu tertentu . Jadi model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala aoutokorelasi, artinya nilai residual (Y observasi – Y prediksi) pada waktu ke-t ke-tidak boleh ada hubungan dengan residual periode sebelumnya (e ke-t-1). Unke-tuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menghitung besaran durbin watson:

 Angka D-W dibawah - 2 berarti ada autokorelasi positif

 Angka D-W diantara – 2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi  Angka D-W diatas + 2 berarti ada autokorelasi.

Sumber :Gujarati, Damandor, diterjemahkan oleh Sumarno Zain, 1999, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta, Hal 216


(56)

c. Multikolinieritas

Penyimpangan asumsi model klasik yang kedua multikolinieritas, yang bertujuan untuk menguju apakah model regresi ditemukan adanya kerelasi antar variabel bebas . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel itu ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Salah satu cara untuk

mengilngkan adanya multikolinieritas adalah dengan melihat toleran dan nilai variabel dan nilai variabel inflstion factor (VIF).

VIF = 1/1 – R2

VIF menyatakan tingkat”pembengkakan”Varians untuk mendeteksi adanya Multikolinieritas adalah besaran VIF dan toleransi

o Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas. o Jika VIF < 10, mana tidak terjadi multikolinieritas.

d. Heterokesdasitas

Merupakan varians variabel dalam model tidak sama konstan.

Konsekuensi adanya heterokedatisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel besar maupun sampel kecil. Walaupun penasksir yang diperoleh menggambarkan populasinya (tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai yang sebenarnya oleh varians yang tidak minimum (tidak efisien).


(57)

Stasistik dasar dalam pengujian heterkesdasitas dalam suatu regresi dapat dialkukan dengan korelasi Rank Spearman (rs) dasar analisis adalah :

 Apabila nila signifiacant (sig) > tingkat significint α = 0,05 maka Ho diterima berarti tidak terjadi heterokesdatisitas.

 Apabila nilai significant (sig) < tingkat significant α = 0,05 maka Ho ditolak berabti menjadi heterokesdatisitas.


(58)

Asumsi Klasik (Best Linear Unbiassed Estimator)

Sebelum kita uji persamaan Regresi Linier Berganda sesuai dengan pengujian secara simultan maupun parsial, maka kita lihat terlebih dahulu apakah Y = 01X12X2 3X3 4X4 yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antar variabel bebas atau regresi bersifat BLUE (Best Linear Unbiassed Estimator), artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut benar-benar linear tidak bias.

1. Pengujian Autokorelasi

Asumsi pertama dari regresi linier adalah ada atau tidaknya autokorelasi yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Dalam analisis nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,570. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi, maka perlu dilihat tabel Durbin Watson. Jumlah variabel bebas adalah empat buah (K=4) dan ,jumlah data adalah sebanyak 10 Responden (n=10) maka diperoleh DL = 1,396

dan DU = 1,723. Selanjutnya nilai tersebut diplotkan ke dalam kurva

Durbin Watson.

Berdasarkan kurva Durbin Watson maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi berada pada daerah antara ada autokorelasi dengan daerah ketidak pastian.


(59)

Daerah Daerah Daerah Daerah

Kritis Ketidak- Terima Ho Ketidak- Kritis pastian pastian

Tolak Tidak ada Tolak

Ho autokorelasi Ho 0 dL= 0.376 dU = 2,414 (4-dU) = 1,59 (4-dL) = 3,62 d

1,570

Sumber : Lampiran 5 dan Lampiran 8

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai DW berada pada daerah ketidak pastian. Diantar nilai dL dan dU

2. Pengujian Heterokedastisitas

Heterokedatisitas di identifikasikan dengan koefisien korelasi Rank Spearman Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05 (5%).


(60)

Variabel Taraf Signifikasi Dari Korelasi

Rank Spearman

>/< Taraf

Uji

Kesimpulan

Modal (X1) 0,540 > 0,05 Homoskedastisitas

Harga Produk Yang Dijual (X2) 0,245 > 0,05 Homoskedastisitas

Kredit(X3) 0,722 > 0,05 Homoskedastisitas

Volume Penjualan (X4) 0,937 > 0,05 Homoskedastisitas Sumber : Lampiran 5

Dari hasil pengujian heterokedastisitas diperoleh tingkat signifikansi dari korelasi Rank Spearman lebih besar dari taraf level of signifikan yaitu 5% (0,05).

3. Pengujian Multikolinieritas

Asumsi klasik ketiga dari regresi linier berganda adalah ada atau tidaknya multikolinearitas antara sesama variabel bebas yang ada dalam model dengan kata lain tidak adanya hubungan sempurna antara variabel bebas yang ada dalam model.

Identifikasi secara statistik atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF), dengan rumus sebagai berikut :

VIF = toleransi 1 Rj 1 1 2 

 (Algifari, 1997;79)

VIF menyatakan tingkat "pembengkakan" varians. Apabila VIF lebih kecil dari 10 hal ini berarti tidak ada gejala multikolinearitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :


(61)

Variabel Toleransi VIF

Modal (X1) 0,668 1,496

Harga Produk Yang Dijual (X2) 0,802 1,246

Kredit(X3) 0,750 1,334

Volume Penjualan (X4) 0,534 1,873

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel uji multikolinearitas menunjukkan nilai VIF untuk Modal (XI) sebesar 1,496, nilai VIF untuk Harga Produk Yang Dijual (X2) sebesar 1,246, nilai V1F untuk Kredit (X3) sebesar 1,334 dan nilai VIF untuk Volume Penjualan (X4) sebesar 1,873. Hal ini berarti nilai VIF pada keempat variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 lebih kecil dari 10, sehingga

keempat variabel bebas tersebut pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinearitas.

4.3.2. Analisis Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda

Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Program For Social Science) versi 13.0. Dari hasil pengolahan penelitian tersebut dapat diambil suatu rumus persamaan sebagai berikut :

Tabel 8 : Hubungan Antar Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat Variabel Koefesien

Regresi

Standart Error

t hitung t tabel Partial r

2

Partial

Modal (X1) 0,509 0,114 4,470 0,531 0,282

Harga Produk Yang Dijual (X2) 0,779 0,645 1,208 0,092 0,008

Kredit (X3) 0,080 0,020 3,924 0,482 0,232

Volume Penjualan (X4) 5,947 1,195 4,977 0,572 0,327

Konstanta : 324,406

Koefesien Korelasi (R) : 0,838 R2 : 0,702


(62)

berikut :

a. Konstanta (βo) = 324,406

Menunjukkan besarnya pengaruh berbagai faktor diluar model, artinya jika variabel bebas dianggap konstan, maka Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa mengalami kenaikan sebesar Rp 324,406,-.

b. Koefisien regresi X1, (1) = 0,509

Menunjukkan apabila Modal bertambah 1 rupiah, maka Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa akan bertambah sebesar Rp 0509,- dengan asumsi X2, X3 dan X4

adalah konstan.

c. Koefisien regresi X2 (2) = 0,779

Menunjukkan apabila Harga Produk Yang Dijual bertambah 1 rupiah, maka jumlah Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa akan naik sebesar Rp 0,779,- dengan asumsi X1, X3 dan X4 adalah konstan.

d. Koefisien regresi X3 (3) = 0,080

Menunjukkan apabila Kredit bertambah , maka Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa akan bertambah sebesar Rp 0,080,- dengan asumsi X1 X2 dan X4 adalah

konstan.

e. Koefisien regresi X4 (4)= 5,947

Menunjukkan apabila Volume Penjualan bertambah 1 unit, maka Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa akan naik Rp 5,947,- dengan asumsi X1,X2 dan X3


(63)

kesimpulan bahwa untuk pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo:

Modal, modal sendiri berpengaruh secara nyata (signifikan terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo. Hal ini disebabkan semakin besarnya modal semakin besar pula pendapatan yang dihasilkan pengusaha kios pulsa.

Harga produk yang dijual tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di trosobo.Hal ini disebabkan Tinggi atau rendahnya harga produk yang dijual tidak mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli pulsa, karena sudah menjadi kebutuhan untuk berkomunikasi.

Jumlah kredit yang diambil berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo.Hal ini mempengaruhi variasi produk yang bisa jual oleh pengusaha kios pulsa sehingga dapat menigkatkan pendapatn pengusaha kios pulsa di Trosobo.

Volume penjualan berpengaruh secara nyata terhadap pendapatn pengusaha kios pulsa di Trosobo.Semakin tinggi volume penjualan maka akan semakin tinggi juga tingkat pendapatan pengusaha kios pulsa di trosobo


(64)

Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama / serempak (simultan) terhadap variabel terikat maka digunakan uji F. Berdasarkan hasil uji F sesuai dengan hasil perhitungan SPSS dapat dilihat pada lampiran 2 ditunjukkan seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 9 : Hasil Perhitungan Uji F, Variabel Bebas Terhadap

Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo

Jumlah Kuadrat DF Kuadrat

Tengah

F hitung

Regresi 16349946 4 4087486,553 30,026

Residual 6942769 51 136132,732

Total 23292716 55

Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 6

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat maka ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Ho : 1234 0

(Artinya, X1, X2, X3 dan X4, secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap Y).

Hi : 1 2 3 4 0

(Artinya, X1, X2, X3 dan X4 secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Y).

2. Tingkat signifikansi () = 5 %.

3. F tabel (df pembilang / k; df penyebut / n - k - 1) F tabel (4 ; 55) = 2,61


(65)

a. Apabila Fhitung  2,61, maka Ho diterima atau Hi ditolak

b. Apabila Fhitung > 2,61, maka Ho ditolak atau Hi diterima

5. Fhitung =

sidual Re Tengah Kuadrat gresi Re Tengah Kuadrat sidual Re Square Mean gresi Re Square Mean  = 732 , 136132 553 , 4087486 = 30,026

6. Gambar Uji Hipotesis :

Gambar 7 : Kurva Uji Hipotesis Secara Simultan

30,026 2,61

Daerah Penerimaan Ho

Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 6 Kesimpulan :

Karena Fhitung = 30,026 > Ftabel = 2,61 pada tingkat α = 5 % maka Ho

ditolak dan Hi (hipotesis alternatif) diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa Modal, Harga Produk Yang Dijual, Kredit dan Volume Penjualan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Modal, Harga Produk Yang Dijual, Kredit dan Volume Penjualan secara bersama-sama


(66)

Nilai koefisien determinasi sebesar 0,702, hal ini berarti variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 70,2 %, sedangkan sisanya sebesar 29,8 % dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

4.4.2 Uji Hipotesis secara Parsial

Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara Parsial terhadap variabel terikat maka digunakan uji t, seperti pada tabel 10 dibawah ini : Untuk menguji pengaruh secara parsial / individu dari masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

a. Uji parsial pengaruh Modal (X1) terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di

Trosobo (Y).

1) Ho : 1 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 10 (ada pengaruh)

2) Tingkat Signifikan (/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat bebas (degree of freedom /df) = (n-k-1) = 56 - 4 – 1 = 51

ttabel = 2,060

3) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa

a. Apabila -ttabel  thitung  ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.


(67)

= 114 , 0

509 , 0

= 4,470

5) Pengujian

Gambar 8 : Kurva Analisis Uji t Pengaruh Modal (X1) terhadap

Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo (Y)

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

4,470

Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7.

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 4,470 > ttabel

sebesar 2,060 maka Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga kesimpulannya

secara parsial Modal berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo.

Nilai r2 parsial sebesar 0,282 menunjukkan bahwa variabel Modal dapat menerangkan variabel Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo sebesar 28,2 % sedangkan sisanya 71,8 % diterangkan faktor lain.


(68)

Langkah-langkah pengujiannya : 1) Ho : = 0 (tidak ada pengaruh) 2

Hi : 2 0 (ada pengaruh)

2) Tingkat Signifikan () = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat bebas (degree of: freedom/df) = (n - k - 1) = 56 – 4 – 1 = 51

ttabel = 2,060

3) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa.

a. Apabila –ttabel  thitung  ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.

b. Apabila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel maka Ho ditolak dan Hi

diterima.

4) t hitung = 2 2

Se

= 0,779 0,645 = 1,208


(69)

Gambar 9 : Kurva Analisis Uji t Harga Produk Yang Dijual (X2)

terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo (Y)

Daerah Penolakan

Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

-2,060 1,208 2,060 Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 1,208 < ttabel

sebesar 2,060 maka Ho diterima dan Hi ditolak, sehingga kesimpulannya

secara parsial Harga Produk Yang Dijual tidak berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo.

Nilai r2 parsial sebesar 0,008 menunjukkan bahwa variabel Harga Produk Yang Dijual dapat menerangkan variabel Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo sebesar 0,8 % sedangkan sisanya sebesar 99,2 % diterangkan faktor lain.


(70)

1) Ho : 3 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 30 (ada pengaruh)

2) Tingkat Signifikan (/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat bebas (degree of freedom /df) = (n-k-1) = 56 – 4 – 1 = 51

ttabel = 2,060

3) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa

a. Apabila -ttabel  thitung  ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.

b. Apabila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima.

4) thitung =

 

3 3 Se  = 020 , 0 080 , 0 = 3,924

5) Pengujian

Gambar 10 : Kurva Analisis Uji t Pengaruh Kredit(X3) terhadap

Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo (Y)

Daerah Penolakan

Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

-2,060 2,060 3,924

Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7.

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,924 > ttabel


(71)

Nilai r2 parsial sebesar 0,232 menunjukkan bahwa variabel Kredit dapat menerangkan variabel Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo sebesar 23,2 % sedangkan sisanya 76,8 % diterangkan faktor lain.

d. Uji parsial pengaruh Volume Penjualan (X4) terhadap Pendapatan

Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo (Y) 1) Ho : 4 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 4  (ada pengaruh)

2) Tingkat Signifikan (/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat bebas (degree of freedom/df) = (n-k-1) = 56 – 4 – 1 = 51

t tabel = 2,060

3) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa

a. Apabila –ttabel  thitung  ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.

b. Apabila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel maka Ho ditolak dan Hi

diterima.

4) t hitung =

4 4

Se

= 195 , 1

947 , 5


(1)

71

5) Pengujian

Gambar 11 : Kurva Analisis Uji t Pengaruh Volume Penjualan (X4) terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo (Y)

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

4,977

-2,060 2,060

Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7.

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 4,977 > ttabel

sebesar 2,060 maka Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga kesimpulannya

secara parsial Volume Penjualan berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo.

Nilai r2 parsial sebesar 0,327 menunjukkan bahwa variabel Volume Penjualan dapat menerangkan variabel Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo sebesar 32,7 % sedangkan sisanya 67,3 % diterangkan faktor lain.

Berdasarkan hasil pendugaan parameter regresi linier berganda, maka dapat diketahui bahwa nilai r2 partial untuk variabel X1 sebesar

0,282; untuk nilai r2 partial variabel X2 sebesar 0,008; nilai r2 partial

untuk variabel X3 sebesar 0,232 dan nilai r2 partial untuk variabel X4

sebesar 0,327. Sehingga variabel yang memiliki pengaruh yang paling dominan adalah Volume Penjualan (X4).


(2)

Pulsa di Trosobo dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : Modal, Harga Produk Yang Dijual, Kredit dan Tingkat Volume Penjualan.

Modal berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo karena semakin tinggi modal akan mengakibatkan semakin besar produktifitas kerja yang dihasilkan sehingga mengakibatkan semakin besar pendapatan yang akan didapat.

Harga Produk Yang Dijual tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo. Hal ini disebabakan karena semakin tinggi harga produk yang ditawarkan oleh pedagang pulsa maka akan mengurangi minat masyarakat untuk membeli pulsa tersebut sehingga akan mengurangi pendapatan yang akan diterima.

Kredit berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo. Hal ini disebabkan karena dengan banyaknya variasi produk yang ada di kios pulsa tersebut maka akan membutuhkan banyak pengeluaran atau dana sehingga mendorong pemilik kios pulsa untuk menambah modal dengan menambah kredit.

Volume Penjualan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo karena jumlah permintaan barang yang semakin tinggi maka mengakibatkan semakin tingginya volume penjualan produk semakin besar dan akan berakibat pada peningkatkan pada pendapatan pengusaha pulsa.


(3)

(4)

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap beberapa faktor yaitu Jumlah Modal (X1), Harga Produk Yang Dijual (X2), Kredit(X3) dan Tingkat

Volume Penjualan (X4) sebagai variabel bebas dan Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa

sebagai variabel terikat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel Modal (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan

Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo. Ini ditunjukkan dengan semakin tinggi modal yang digunakan akan mengakibatkan semakin besar produktifitas kerja. Sehingga pendapatan yang diterima meningkat. Sebaliknya rendahnya produktifitas kerja disebabkan karena rendahnya modal yang digunakan, sehingga pendapatan juga menurun.

2. Variabel Harga Produk Yang Dijual (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo. Ini ditunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya harga pulsa yang ditawarkan tidak mempengaruhi pembeli untuk membeli pulsa, sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan.

3. Variabel Kredit (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan

Pengusaha Kios Pulsa di Trosobo. Hal ini disebabkan karena dengan banyaknya variasi produk yang ada di kios pulsa tersebut maka akan membutuhkan banyak pengeluaran dana sehingga mendorong pemilik kios pulsa untuk menambah modal dengan cara kredit.


(5)

75

DAFTAR PUSTAKA

Awat, Napa, 1995, Metode Statistik dan Ekonomi, Penerbit liberty, Yogyakarta A.B.Susanto,Power Branding,Penerbit Mizan

Bintari, Suprihatin, 1982, Ekonomi dan Koperasi, Penerbit Ganesa Exact, Bandung

Boediono, 2001, Ekonomi Makro, Edisi ke empat, BPEF-UGM, Yogyakarta Dumairi, 1997, Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Enslikopedia Ekonomi ,1963, Keuangan dan perdagangan,Penerbit Jajasan Prapanca

Etzel,Bruce J.Walker,1994,Foundamentals of marketing,Penerbit Hill Gujarati,Damodar,1995,Ekonometrika dasar,Penerbit Erlangga, Jakarta Handi Irawan,Indonesia Costumer Statisfaction,Penerbit Alex media komputindo,Jakarta

Irawan, 2002, Ekonomi Pmbangunan Nasional, Edisi ke II, Cetakan keEmpat,

Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Irawan, 1997, ”Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Tingkat II Kotamadya Surabaya”, FE UPN ”Veteran” Jatim, Surabaya.

Irawan & Suparmoko, 1987, Ekonomi Pembangunan, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Karl E. Case, Ray. Fair 2001, Principles of micro economic, Penerbit Prentice Hall

Kotler, Philip H, 2000, Marketing Management Anylisis Planing

Implementation and Control. The Millenium Edition, Upper Saddle River, New Jersey : Prentice-Hall. Inc.

Masudi, 1992, Teori Lokasi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Mintaraoem, Karjadi, 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Industri Kecil diWilayah Segitiga Industri di Jawa Timur, Majalah Ekonomi, Tahun XIII. NO 02, FE Unair, Surabaya


(6)

Mintaraoem, Karjadi, 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Industri Kecil diWilayah Segitiga Industri di Jawa Timur, Majalah Ekonomi, Tahun XIII. NO 02, FE Unair, Surabaya Rosyidi, Suherman, 1994, Pengantar Teori Ekonomi,Edisi kelima, Penerbit Duta

jasa, Jakarta.

Samuelson & Noudhaus, 1989, Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Simanjuntak, J Payaman, 1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia,

Penerbit LPFE-UI, Jakarta.

Sudrajat,1998,Mengenal Ekonometrika Pemula, cetakan kedua,Penerbit CV Armico Bandung.

Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian Akuntansi, Edisi evisi.

Sukirno, Sadono, 1996, Makro Ekonomi, Edisi Kedua, Penerbit PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta.

Winardi,,1990,Ilmu Ekonomi dan Aspek-aspek Metodologisnya,Pencipta Rineka Cipta