Hubungan antara Lingkat Dada dengan Kapasitas Vital Paru pada Pria Dewasa Tahun 2014.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR DADA DENGAN

KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA TAHUN

2014

Ekky Rizky Maulana, 2014 Pembimbing 1: dr. Pinandojo Djojosoewarno, Drs., AIF.

Pembimbing 2: Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K)

Kapasitas vital paru merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai fungsi paru. Autospirometer adalah alat yang digunakan untuk menilai volume pernapasan dan kapasitas paru. Alat ini dapat digunakan untuk membantu diagnosis penyakit paru. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru, salah satunya adalah ukuran lingkar dada.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan ukuran lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada pria dewasa. Metode penelitian bersifat prospektif observasional. Data yang diukur yaitu lingkar dada dalam cm, dan kapasitas vital dalam liter. Analisis data dilakukan dengan korelasi Pearson, diteruskan dengan regresi linier sederhana. Jumlah subjek penelitian sebanyak 27 orang mahasiswa FK-UKM yang berumur antara 18-25 tahun dan telah memenuhi kriteria. Subjek penelitian diukur lingkar dada dan kapasitas vital paru dengan auto spirometer.

Hasil penelitian menunjukan rata-rata lingkar dada subjek penelitian adalah 91.09 cm dan rata-rata kapasitas vital paksa adalah 3.84 liter. Terdapat korelasi positif sedang antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,504. Hubungan lingkar dada dengan kapasitas vital berupa persamaan garis regresi y = 2.19 + 0.02 x.

Simpulan penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada pria dewasa, dan semakin besar lingkar dada pria dewasa, semakin besar kapasitas vital paru.


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN CHEST CIRCUMFERENCE

WITH LUNG VITAL CAPACITY IN ADULT MALES, 2014

Ekky Rizky Maulana, 2014 1stAdvisor: dr. Pinandojo Djojosoewarno, drs. AIF. 2ndAdvisor: Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K). The vital capacity is one of the lung function benchmarks. The lung volumes and capacities are measured using the autospirometer device, an indispensable tool for the diagnosis of respiratory conditions. Several factors may affect the human lung vital capacity, particularly the chest circumference.

This study aims to determine the relationship between chest circumference and the vital capacity of the lungs in adult males. This study is a prospective observational research. The data that are measured in this study are chest circumference in centimeters and the vital capacity in liters. The data was analyzed using Pearson correlation, continued with simple linear regression. The subjects for this study are 27 medical students of the Maranatha Christian University aged 18-25 years old which fulfilled the subject criteria. The subject’s chest circumference and vital capacity was measured using an autospirometer.

The results of this study showed that the mean chest circumference of the subjects is 91.09 cm and the mean vital capacity is 3.84 liters. There is a moderate positive correlation between chest circumference and vital capacity with the correlation coefficient (R) of 0.504. The regression analysis of the variables results in the regression equation of y = 2.19 + 0.02 x.

The conclusion of this study is that there is a correlation between chest circumference and vital capacity in a person, and the larger one’s chest circumference, the larger one’s vital capacity is.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Masalah ... 2

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 2

1.5.2 Hipotesis Masalah ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Pernapasan... 4

2.2 Anatomi Saluran Pernapasan dan Paru ... 4

2.2.1 Thorax ... 6

2.2.2 Dinding Thorax ... 7


(4)

2.2.4 Pleura ... 10

2.2.5 Pulmo ... 12

2.2.6 Perdarahan ... 12

2.3 Histologi Saluran Pernapasan ... 13

2.4 Faal Paru... 15

2.4.1 Ventilasi ... 16

2.4.2 Perfusi ... 16

2.4.3 Difusi ... 16

2.4.4 Mekanisme Pernapasan ... 17

2.4.5 Volume dan Kapasitas Paru ... 20

2.5 Kapasitas Vital Paru ... 22

2.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Vital ... 23

2.6 Spirometer ... 26

2.6.1 Spirometer Konvensional ... 26

2.6.2 Spirometer Modern ... 27

BAB III : METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Alat dan Subjek Penelitian ... 29

3.1.1 Alat yang Digunakan ... 29

3.1.2 Subjek Penelitian ... 29

3.2 Metode Penelitian... 29

3.2.1 Variabel Penelitian ... 30

3.2.2 Besar Sampel Penelitian ... 30

3.3 Prosedur Penelitian... 31

3.3.1 Data yang Diukur ... 32

3.3.2 Analisis Data ... 32

3.3.3 Hipotesis ... 32

3.3.4 Kriteria Uji ... 32

3.3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.3.6 Aspek Etik ... 33

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34


(5)

4.2 pengujian hipotesis penelitian ... 38

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1 Simpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 42


(6)

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Data lingkar dada dan kapasitas vital paru subjek penelitian ... 34

Table 4.2 Statistika Deskriptif ... 35

Tabel 4.3 Korelasi pearson ... 35

Table 4.4 Model Regresi ... 36


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Saluran napas manusia ... 6

Gambar 2.2 Anatomi thorax ... 7

Gambar 2.3. Anatomi diaphragma ... 9

Gambar 2.4 Pertukaran Gas ... 17

Gambar 2.5 Pergerakan tulang costae dan sternum saat inspirasi dan ekspirasi .. 18

Gambar 2.6 Otot-otot yang berperan saat pernapasan ... 19

Gambar 2.7 Kapasitas Dan Volume Paru ... 22

Gambar 2.8 Spirometer konvensional ... 27

Gambar 2.9 Autospirometer ... 28


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Inform Consent Untuk Subjek Penelitian ... 42 Lampiran 2. Inform Consent Untuk Orang Tua / Wali Subjek Penelitian ... 43 Lampiran 3. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 44


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan semakin maju. Begitu juga di bidang kedokteran banyak alat-alat yang dapat mendukung diagnosis penyakit maupun untuk memantau perkembangan kesehatan seseorang. Salah satu alat yang digunakan untuk menilai volume dan kapasitas vital paru adalah autospirometer. Kapasitas vital paru merupakan salah satu kapasitas paru yang dapat di ukur dengan autospirometer, kapasitas vital paru juga sebagai tolok ukur untuk menilai fungsi paru (Soekarman, 1978).

Kendala yang memang merupakan masalah di seluruh negara berkembang yaitu masalah pemerataan, termasuk pemerataan alat-alat dalam bidang kedokteran seperti autospirometer, yang mana tidak semua pelayanan kesehatan primer terutama di Puskesmas dan Rumah Sakit daerah memilikinya. Biasanya pasien harus datang ke laboratorium pusat untuk melaksanakan tes fungsi paru sehingga pasien yang keadaannya kurang baik yang dirawat di pusat pelayanan kesehatan yang tidak memiliki autospirometer akan mengalami kendala untuk melakukan tes fungsi paru (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2004).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru, salah satunya adalah ukuran lingkar dada (Guyton & Hall, 2008). Terdapat penelitian yang dilakukan peneliti di Australia dengan tujuan menilai hubungan antra lingkar dada dengan kapasitas vital paru. Penelitian tersebut menggunakan jumlah sampel lebih dari 3000 orang dengan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara lingkar dada dan kapasitas vital paru pada laki-laki. Penelitian tersebut menggunakan sampel dengan rata-rata umur sekitar 41 tahun. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan rata-rata umur yang lebih muda karena terdapat hubungan antara umur terhadap kapasitas vital paru laki-laki dewasa (Pevlica et al, 2010)


(10)

Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada laki-laki dewasa.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah terdapat hubungan antara lingkar dada terhadap kapasitas vital paru pada laki-laki dewasa.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengukuran kapasitas vital paru pada manusia terutama laki-laki dewasa.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara ukuran lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada laki-laki dewasa.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademik penelitian ini adalah menambah pengetahuan terhadap pengukuran kapasitas vital paru.

Manfaat praktis penelitian ini adalah mengetahui cara mengukur kapasitas vital paru pada rumah sakit yang belum mempunyai autospirometer.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pengukuran kapasitas vital paru merupakan salah satu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas vital yaitu umur, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan. Selain faktor tersebut kapasitas vital paru dipengaruhi juga oleh posisi orang percobaan


(11)

saat diperiksa, kekuatan otot pernapasan, distensibilitas paru dan dinding dada (Guyton & Hall, 2008).

Semakin besar lingkar dada, kapasitas vital paru akan semakin besar. Hal ini karena rongga dada yang besar akan memaksimalkan pengembangan paru saat melakukan inspirasi, sehingga volume udara yang masuk dan keluar akan semakin banyak (Phillips, 2007).

Terdapat 2 cara untuk melakukan pernapasan, yang pertama adalah gerakan naik turunnya diafragma untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada. Cara ke dua yaitu dengan gerakan elevasi dan depresi tulang costae untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada. Pengukuran lingkar dada dilakukan pada posisi istirahat yang menggambarkan keadaan costae miring ke bawah dan sternum turun ke arah columna vertebralis (Guyton & Hall, 2008).

Mekanisme inspirasi dilakukan dengan mengangkat tulang costae sehingga sternum bergerak ke depan menjauhi spinal, bila melakukan inspirasi maksimal jarak anteroposterior dada kira-kira 20% lebih besar dibanding saat ekspirasi. Otot-otot inspirasi antara lain, m. intercostalis eksterna, sternocleidomastoideus, serratus anterior, scalenus dan diafragma (Guyton & Hall, 2008).

Saat melakukan ekspirasi, posisi tulang costae dan sternum kembali ke posisi istirahat, selama bernapas maksimal atau melakukan inspirasi maksimal sifat elastis daya lenting paru (elastic recoil) tidak cukup kuat untuk melakukan ekspirasi cepat yang diperlukan, sehingga diperlukan tenaga ekstra yang diperoleh dari kontraksi otot. Otot-otot ekspirasi antara lain m. rectus abdominis, intercostalis internus, obliquus internus, dan obliquus eksternus (Guyton & Hall, 2008).

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada pria dewasa.


(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada pria dewasa.

5.2 Saran

Perlu percobaan lebih lanjut pada berbagai umur dan jenis kelamin wanita.  Perlu dilakukan pengukuran skin fold untuk mengetahui tebal lemak subkutan

yang dapat mempengaruhi ukuran lingkar dada.

 Perlu dilakukan pengukuran BMI (Body Mass Index) karena dapat mempengaruhi ukuran lingkar dada.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Astard, P. O., & Rodahl, K. (1986). Textbook of Work Physiology (3 ed.). New York: McGraw-Hill.

Brown, A. (2011). Retrieved Juli 2014, from

www.acbrown.com/lung/luctures/RsAlvl/RsAlvlExch.htm Comroe, J. H. (1975). Physiology of Respiration. Chicago: CYear Book.

Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. (2005). Gray's Anatomy for Students.

Toronto, Ontario, Canada: Elsevier Churchill Livingstone.

Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC. Guilford, J. P., & Benjamin, F. (1973). Fundamental Statistics in Phychology and

Education. New York: McGraw-Hill.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta: EGC.

Houssay, B. A. (1955). Human Physiology (2 ed.). McGraw-Hill.

Imam. (2012). Retrieved Juli 2014, from www.biologiumum.com/mekanisme-proses-pernapasan-pada-manusia/

Larasati, S. (2013, Maret 27). Retrieved September 2014, from www.shintalarasati.wordpress.com/about/academia/

Martini, & Fredric, H. (2004). Fundamental of Anatomi & Physiology (6 ed.). San Fransisco: Benjamin Cummings.

McPhee, S., Papadakis, M., & Tierney, L. (2007). Current medical Diagnosis dan Treatment 2008. California: McGraw-Hill Lange.

Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed). New York: NY: McGraw-Hill.

Moore, K. L., Aqur, A. M., & Dalley, A. F. (2013). Clinically Oriented Anatomy

(7th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2004). Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan di Indonesia ( PPOK ). Jakarta: FKUI. Pevlica, T., Bozic-krstic, V., & Rakic , R. (2010).

http://www.diagnosisp.com/dp/journals/view_pdf.php?journal_id=1&arch ive=0&issue_id=27&article_id=967.

Phillips, F. M. (2007). The Assessment of Physical Fitness by Georges Dreyer.

Quarterly Publication of The American Statical Association, 931. Putz, R. (2006). Sobotta Atlas of Human Anatomy (14th ed.). Stuttgart: Elsevier

Urban & Fischer.

Selkurt, & Ewald, E. (1984). Human Physiology (5 ed.). Boston: Little, Brown. Sherwood, L. (2004). Human Physiology (5 ed.). USA: Thomson Learning Inc. Soekarman. (1978). Kapasitas Pernapasan Maksimal Untuk Evaluasi Faal Paru.

Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Srisawitri, L. (2011, Juni 25). Retrieved Agustus 2014, from

www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/volume-dan-kapasitas-paru-2/

Steven, E. W., & Jeffrey, M. D. (2001). Distrubances in Ventilatory Function. In E. Braundwald, S. L. Hauser, A. S. Fauci, D. L. Kasper, & J. L. Jameson ,


(14)

Harrisons's Principle of Internal Medicine (15 ed.). USA: McGraw-Hill Compaines.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

University The Ohio State. (2002). http://medicalcenter.osu.edu. Retrieved september 5, 2014

Wilson, L., & Price, S. (2005). Kosep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.


(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan semakin maju. Begitu juga di bidang kedokteran banyak alat-alat yang dapat mendukung diagnosis penyakit maupun untuk memantau perkembangan kesehatan seseorang. Salah satu alat yang digunakan untuk menilai volume dan kapasitas vital paru adalah autospirometer. Kapasitas vital paru merupakan salah satu kapasitas paru yang dapat di ukur dengan autospirometer, kapasitas vital paru juga sebagai tolok ukur untuk menilai fungsi paru (Soekarman, 1978).

Kendala yang memang merupakan masalah di seluruh negara berkembang yaitu masalah pemerataan, termasuk pemerataan alat-alat dalam bidang kedokteran seperti autospirometer, yang mana tidak semua pelayanan kesehatan primer terutama di Puskesmas dan Rumah Sakit daerah memilikinya. Biasanya pasien harus datang ke laboratorium pusat untuk melaksanakan tes fungsi paru sehingga pasien yang keadaannya kurang baik yang dirawat di pusat pelayanan kesehatan yang tidak memiliki autospirometer akan mengalami kendala untuk melakukan tes fungsi paru (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2004).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru, salah satunya adalah ukuran lingkar dada (Guyton & Hall, 2008). Terdapat penelitian yang dilakukan peneliti di Australia dengan tujuan menilai hubungan antra lingkar dada dengan kapasitas vital paru. Penelitian tersebut menggunakan jumlah sampel lebih dari 3000 orang dengan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara lingkar dada dan kapasitas vital paru pada laki-laki. Penelitian tersebut menggunakan sampel dengan rata-rata umur sekitar 41 tahun. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan rata-rata umur yang lebih muda karena terdapat hubungan antara umur terhadap kapasitas vital paru laki-laki dewasa (Pevlica et al, 2010)


(2)

2

Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada laki-laki dewasa.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah terdapat hubungan antara lingkar dada terhadap kapasitas vital paru pada laki-laki dewasa.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengukuran kapasitas vital paru pada manusia terutama laki-laki dewasa.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara ukuran lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada laki-laki dewasa.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademik penelitian ini adalah menambah pengetahuan terhadap pengukuran kapasitas vital paru.

Manfaat praktis penelitian ini adalah mengetahui cara mengukur kapasitas vital paru pada rumah sakit yang belum mempunyai autospirometer.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pengukuran kapasitas vital paru merupakan salah satu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas vital yaitu umur, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan. Selain faktor tersebut kapasitas vital paru dipengaruhi juga oleh posisi orang percobaan


(3)

3

saat diperiksa, kekuatan otot pernapasan, distensibilitas paru dan dinding dada (Guyton & Hall, 2008).

Semakin besar lingkar dada, kapasitas vital paru akan semakin besar. Hal ini karena rongga dada yang besar akan memaksimalkan pengembangan paru saat melakukan inspirasi, sehingga volume udara yang masuk dan keluar akan semakin banyak (Phillips, 2007).

Terdapat 2 cara untuk melakukan pernapasan, yang pertama adalah gerakan naik turunnya diafragma untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada. Cara ke dua yaitu dengan gerakan elevasi dan depresi tulang costae untuk memperbesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada. Pengukuran lingkar dada dilakukan pada posisi istirahat yang menggambarkan keadaan costae miring ke bawah dan sternum turun ke arah columna vertebralis (Guyton & Hall, 2008).

Mekanisme inspirasi dilakukan dengan mengangkat tulang costae sehingga sternum bergerak ke depan menjauhi spinal, bila melakukan inspirasi maksimal jarak anteroposterior dada kira-kira 20% lebih besar dibanding saat ekspirasi. Otot-otot inspirasi antara lain, m. intercostalis eksterna, sternocleidomastoideus, serratus anterior, scalenus dan diafragma (Guyton & Hall, 2008).

Saat melakukan ekspirasi, posisi tulang costae dan sternum kembali ke posisi istirahat, selama bernapas maksimal atau melakukan inspirasi maksimal sifat elastis daya lenting paru (elastic recoil) tidak cukup kuat untuk melakukan ekspirasi cepat yang diperlukan, sehingga diperlukan tenaga ekstra yang diperoleh dari kontraksi otot. Otot-otot ekspirasi antara lain m. rectus abdominis, intercostalis internus, obliquus internus, dan obliquus eksternus (Guyton & Hall, 2008).

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada pria dewasa.


(4)

39

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara lingkar dada dengan kapasitas vital paru pada pria dewasa.

5.2 Saran

Perlu percobaan lebih lanjut pada berbagai umur dan jenis kelamin wanita.

 Perlu dilakukan pengukuran skin fold untuk mengetahui tebal lemak subkutan yang dapat mempengaruhi ukuran lingkar dada.

 Perlu dilakukan pengukuran BMI (Body Mass Index) karena dapat mempengaruhi ukuran lingkar dada.


(5)

40

DAFTAR PUSTAKA

Astard, P. O., & Rodahl, K. (1986). Textbook of Work Physiology (3 ed.). New York: McGraw-Hill.

Brown, A. (2011). Retrieved Juli 2014, from

www.acbrown.com/lung/luctures/RsAlvl/RsAlvlExch.htm Comroe, J. H. (1975). Physiology of Respiration. Chicago: CYear Book.

Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. (2005). Gray's Anatomy for Students.

Toronto, Ontario, Canada: Elsevier Churchill Livingstone.

Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC. Guilford, J. P., & Benjamin, F. (1973). Fundamental Statistics in Phychology and

Education. New York: McGraw-Hill.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta: EGC.

Houssay, B. A. (1955). Human Physiology (2 ed.). McGraw-Hill.

Imam. (2012). Retrieved Juli 2014, from www.biologiumum.com/mekanisme-proses-pernapasan-pada-manusia/

Larasati, S. (2013, Maret 27). Retrieved September 2014, from www.shintalarasati.wordpress.com/about/academia/

Martini, & Fredric, H. (2004). Fundamental of Anatomi & Physiology (6 ed.). San Fransisco: Benjamin Cummings.

McPhee, S., Papadakis, M., & Tierney, L. (2007). Current medical Diagnosis dan Treatment 2008. California: McGraw-Hill Lange.

Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed). New York: NY: McGraw-Hill.

Moore, K. L., Aqur, A. M., & Dalley, A. F. (2013). Clinically Oriented Anatomy

(7th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2004). Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan di Indonesia ( PPOK ). Jakarta: FKUI. Pevlica, T., Bozic-krstic, V., & Rakic , R. (2010).

http://www.diagnosisp.com/dp/journals/view_pdf.php?journal_id=1&arch ive=0&issue_id=27&article_id=967.

Phillips, F. M. (2007). The Assessment of Physical Fitness by Georges Dreyer.

Quarterly Publication of The American Statical Association, 931. Putz, R. (2006). Sobotta Atlas of Human Anatomy (14th ed.). Stuttgart: Elsevier

Urban & Fischer.

Selkurt, & Ewald, E. (1984). Human Physiology (5 ed.). Boston: Little, Brown. Sherwood, L. (2004). Human Physiology (5 ed.). USA: Thomson Learning Inc. Soekarman. (1978). Kapasitas Pernapasan Maksimal Untuk Evaluasi Faal Paru.

Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Srisawitri, L. (2011, Juni 25). Retrieved Agustus 2014, from

www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/volume-dan-kapasitas-paru-2/

Steven, E. W., & Jeffrey, M. D. (2001). Distrubances in Ventilatory Function. In E. Braundwald, S. L. Hauser, A. S. Fauci, D. L. Kasper, & J. L. Jameson ,


(6)

41

Harrisons's Principle of Internal Medicine (15 ed.). USA: McGraw-Hill Compaines.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

University The Ohio State. (2002). http://medicalcenter.osu.edu. Retrieved september 5, 2014

Wilson, L., & Price, S. (2005). Kosep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.