PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP NEGERI 2 BERASTAGI T.A. 2013/2014.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP NEGERI 2
BERASTAGI T.A 2013/2014
Oleh : Adi Yakim NIM 409111003
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2013
(2)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmatNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP Negeri 2 Berstagi T.A 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. M. Manulang, M.Pd, Bapak Drs. W. L. Sihombing, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Kenan Ginting, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Berastagi dan Ibu Rentah Saragih, S.Pd selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
(3)
v
penelitian dan para guru dan staf administrasi yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Jiwa Karo-karo dan Ibunda tercinta Norta Br Ginting yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat dan pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Kakak/Abang saya, Morina Br Tarigan / Samudra Sitepu, Meliyani Br Karo, S.Pd, dan Adik-adikku tersayang Anisa Br Karo, Mira Br Karo, Yemima Br Karo, dan seluruh keluargaku yang tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, serta seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2009 khususnya kelas Reguler A dan kepada rekan-rekan CC-Medan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Agustus 2013 Penulis,
Adi Yakim NIM. 409111003
(4)
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA
DI SMP NEGERI 2 BERASTAGI T.A. 2013/2014 ADI YAKIM (409111003)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan berarti antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014. (2) Mengetahui Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 9 kelas. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas : 40 orang siswa dikelas VII-3 sebagai kelas eksperimen dengan model pmbelajaran kooperatif tipe STAD dan 40 orang pada kelas VII-2 sebagai kelas control dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa digunakan tes essay dengan jumlah soal sebanyak 5 soal pretes dan 5 soal posttes. Sebelum teknik analisis digunakan terlebih dahulu uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas diuji dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas diuji dengan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t pada taraf= 0,05.
Hasil penelitian diperoleh thitung > ttabel yaitu 7,4083 > 1,667. Hal ini
berarti bahwa terima Ha atau tolak Ho. Maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014.
Dengan demikian berarti ada pengaruh positif dan berarti antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014.
(5)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Pengertian Belajar 10
2.1.2. Belajar Matematika 11
2.1.3. Pemecahan Masalah Matematika 12
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah 13
2.1.5.Model Pembelajaran Koperatif 17
2.1.5.1. Landasan Pemikiran 17
2.1.5.2. Tujuan dan Implikasi Positif Pembelajaran Kooperatif 18
2.1.5.3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 20
2.1.6.Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 21
2.1.7.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD 25
(6)
vii
2.1.7.2. Kelemahan Model Pembelajaran STAD 26
2.2. Materi Pelajaran 26
2.2.1. Pengertian Bilangan Bulat 26
2.2.2. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat 27
2.2.3. Opersi Hitung Campuran Pada Bilangan bulat 34 2.2.4. Penggunaan Operasi Hitung Bilangan Bulat Untuk
Menyelesaikan Masalah 35
2.3. Teori Yang Mendukung 36
2.4. Kerangka Konseptual 38
2.5. Hipotesis Penelitian 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 40
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 40
3.2.1. Populasi Penelitian 40
3.2.2. Sampel Penelitian 40
3.3. Variabel Penelitian 40
3.4. Definisi Operasional 40
3.5. Jenis dan Rancangan Penelitian 41
3.6. Prosedur Penelitian 42
3.7. Instrumen Penelitian 45
3.8. Tehnik Analisis Data 46
3.8.1. Menghitung Rata-Rata Skor 46
3.8.2. Menghitung Standard Deviasi 47
3.8.3. Uji Normalitas 47
3.8.4. Uji Homogenitas 48
3.8.5. Analisis Pengujian Hipotesis 48
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 51
4.1.1. Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51 4.1.2. Skor Posttes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53
(7)
viii
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 54
4.2.1. Uji Normalitas 54
4.2.2. Uji Homogenitas 55
4.2.3. Uji Hipotesis 55
4.3. Pembahasan Penelitian 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 58
5.2. Saran 58
(8)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal 4 Tabel 1.2. Persentase Kesulitan Siswa pada Setiap Aspek 4 Tabel 2.1. Ikhtisar Model Pembelajaran Kooperatif 17
Tabel 2.2. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif 20
Tabel 2.3. Ikhtisar Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 21 Tabel 2.4. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 23
Tabel 2.5 Pedoman Pemberian Skor Individu 24
Tabel 3.1. Desain Penelitian 41
Tabel 3.2. Cara Pemberian Skor 45
Tabel 4.1. Data skore Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51 Tabel 4.2. Data skore Posttes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas 54
(9)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 44
Gambar 4.1. histogram hasil pemberian Pretes pada kelas eksperimen 52 dan kelas kontrol
Gambar 4.2. histogram hasil pemberian posttes pada kelas eksperimen 54 dan kelas kontrol
(10)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP I Pembelajaran Model STAD 62
Lampiran 2 RPP II Pembelajaran Model STAD 66
Lampiran 3 RPP I Pembelajaran Konvensional 69
Lampiran 4 RPP II Pembelajaran Konvensional 72
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa 1 74
Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LAS – 1 79
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa 2 84
Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS – 2 91
Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa 3 98
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS – 3 105
Lampiran 11 Pedoman Pemberian Skor 112
Lampiran 12 Kisi – Kisi Pretes 113
Lampiran 13 Kisi – Kisi Posttes 114
Lampiran 14 Pretes 115
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Pretes 117
Lampiran 16 Posttes 122
Lampiran 17 Alternatif Jawaban Posttes 124
Lampiran 18 Skala Penilaian Pengamat 129
Lampiran 19 Daftar Validator Soal Pretes dan Posttes Siswa 131 Lampiran 20 Lembar Penilaian Validator (Pretes) 132 Lampiran 21 Hasil Analisis Kesepakatan Pengamat (Pretes) 135 Lampiran 22 Lembar Penilaian Validator (Posttes) 137 Lampiran 23 Hasil Analisis Kesepakatan Pengamat (Posttes) 140 Lampiran 24 Data Pretes dan Posttes untuk Data Kelas Eksperimen 142 Lampiran 25 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data
Pretes Kelas Eksperimen 143
Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data
Posttes Kelas Eksperimen 144
(11)
xii
Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data
Pretes Kelas Kontrol 146
Lampiran 29 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data
Posttes Kelas Kontrol 147
Lampiran 30 Uji Normalitas Data Pretes dan Posttes pada Kelas Eksperimen 148 Lampiran 31 Uji Normalitas Data Pretes dan Posttes pada Kelas Eksperimen 151 Lampiran 32 Prosedur Perhitungan Uji Homogenitas Data 153
Lampiran 33 Pengujian Hipotesis 156
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, pendidikan memegang peran penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Mempersiapkan SDM yang benar-benar unggul dan dapat diandalkan dalam menghadapi persaingan bebas di segala bidang kehidupan yang kian ketat sebagai akibat dari globalisasi dunia, merupakan tugas semua pihak. Penanganannya harus dilakukan secara tepat, berkesinambungan dan terarah, sehingga keterpurukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan dapat teratasi guna mencapai kejayaan bangsa.
Upaya yang tepat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat di pandang dan seyogiyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap individu baik bagi kepentingan pribadi maupun dalam kedudukannya sebagai warga negara. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi manusia yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana aktivitas belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Aktivitas belajar yang efisien mengandung arti bahwa belajar itu memperoleh hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tunjuan yang diharapkan. Hasil belajar siswa merupakan salah satu bukti berhasilnya proses pendidikan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari, terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran
(13)
2
matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:
(1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Selain itu, Paling ( dalam Abdurrahman, 2009 : 252 ) juga menyatakan bahwa: “Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.”
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Untuk itu, guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa dapat memecahkan masalah. Berdasarkan hasil belajar matematika, Lerner (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa: ”kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”. Dari kedua pernyataan diatas, salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat rutin. Permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah bagaimana caranya kita menerapkan atau menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat memahami dan mengerti. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 26 Februari
(14)
3
2013 dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 2 Berastagi ( Pak Jasa Ginting ) yang menyatakan bahwa “Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya”. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta kurangnya minat siswa dalam belajar matematika. Disamping itu, proses pembelajaran yang dilakukan masih menerapkan model konvensional dan sangat jarang menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Observasi selanjutnya adalah pemberian tes diagnostik kepada 34 orang siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Berastagi yang berhubungan dengan pemecahan masalah bentuk soal uraian. Siswa kesulitan memecahkan soal uraian seperti berikut ini :
1. Sebuah kantor berlantai 20. Seorang karyawan mula-mula berada di lantai 8 kantor itu. karena ada suatu keperluan ia turun 4 lantai, kemudian naik 6 lantai. Di lantai berapakah karyawan itu sekarang berada?
2. Dalam suatu permainan ditentukan nilai tertinggi adalah 100, dan dalam permainan tersebut dimungkinkan seorang pemain memperoleh nilai negatif. Untuk 6 kali bermain seorang pemain memperoleh nilai berturut-turut -75, 80, -40, 50, 90, dan -35. Hitunglah jumlah nilai pemain tersebut.
3. Jumlah tiga bilangan buat berurutan diketahui 12. Tentukan bilangan-bilangan itu.
4. Dalam suatu tes, penilaian didasarkan bahwa jawaban benar diberikan nilai 2, jawaban salah diberikan nilai -1, dan untuk soal yang tidak dijawab diberikan nilai 0. Dari 30 soal, seorang siswa menjawab 25 soal dan 19 diantaranya dijawab dengan benar. Berapakah nilai yang diperoleh siswa tersebut?
Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaiakan soal uraian di atas, seperti pada tabel 1.1.
(15)
4
Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Berdasarkan observasi ditemukan 5 aspek yang menjadi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah seperti pada tabel 1.2 berikut.
Tabel 1.2: Persentase Kesulitan Siswa pada Setiap Aspek
Aspek Kesulitan Siswa Persentase
1. Membuat hal-hal yang diketahui dari soal yang ada
2. Menentukan bagian yang perlu ditanya
11,76℅
16,66℅
No. Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan
1 Tidak mampu
melaksanakan
pemecahan masalah dimana operasi hitung penjumlahan yang dilakukan masih salah
2 siswa tersebut tidak
memahami soal dengan baik dan operasi hitung yang dilakukan masih salah
3 Tidak mampu
melaksanakan
pemecahan masalah dimana siswa tersebut tidak memahami soal dengan baik.
4 Tidak mampu
melaksanakan
pemecahan masalah dimana siswa tersebut tidak memahami soal dengan baik.
(16)
5
dari soal
3. Membentuk model matematika
4. Menyelesaikan soal dengan menggunakan model matematika yang telah ditentukan
5. Membuat kesimpulan
84,31℅ 94,11℅
52,94℅
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa sulit membentuk model matematika sebanyak 84,31℅,kesulitan menyelesaikan soal dengan menggunakan model matematika sebanyak 94,11℅, hasil tes menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai sedang sebanyak 5,89℅ dan rendah sebanyak 94,11℅ seperti tampak pada tabel 1.2.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah padahal salah satu tujuan dari pembelajaran matematika saat ini adalah meliputi kemampuan memahami masalah, merencanakan masalah, melaksanakan masalah dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.
Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam matematika yang merupakan faktor penting dalam matematika. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 31 ):
“Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa,untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri,belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang akan dikerjakannya, dan kepercayaan kepada diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantungkan diri kepada orang lain.”
Jika siswa mampu memecahkan sendiri masalahnya maka pembelajaran akan lebih bermakna. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis,logis,teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Untuk itu,
(17)
6
kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan yang ilmiah guna mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah. Oleh karena itu guru perlu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan pemecahan masalah matematika.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang direncanakan adalah melalui penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Slavin (dalam Trianto, 2011:68) menyatakan bahwa, “Pada Student Teams Achievement Division (STAD) siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.”
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikann bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Dengan menerapkan model pembelajaran STAD, suasana belajar yang ditimbulkan akan lebih terasa menyenangkan karena siswa belajar dan saling bertukar pikiran dengan temannya sendiri. Selain itu,diharapkan juga siswa bisa berpikir kreatif melalui interaksi dengan teman sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan sistematis.
Dari beberapa kutipan diatas menjelaskan begitu penting arti dan peranan pendidikan untuk meningkatakan kemampuan pemecahan masalah matematika
(18)
7
siswa. Sehubungan dengan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP Negeri 2 Berstagi T.A 2013/2014 ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher
centered) yang memposisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar.
2. Guru jarang menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pengajaran matematika khususya di SMP Negeri 2 Berastagi.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. 4. Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD).
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh positif dan berarti antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014?
(19)
8
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014?
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Apakah terdapat pengaruh positif dan berarti antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014.
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2. Bagi calon guru / guru matematika
sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pembelajaran pada pokok bahasan Operasi Bilangan Bulat.
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.
(20)
9
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.
(21)
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung>ttabel (7,4083 >
1,667) (lampiran 32). Karena kemempuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014 karena berdasarkan pengujian hipotesis thitung>ttabel(7,4083 > 1,667) (lampiran 32).
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu disampaikan antara lain:
1. Bagi sekolah dan guru dapat menjadikan model pembelajaran STAD sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kemampuan
(22)
59
pemecahan masalah siswa khususnya pada pokok bahasan operasi bilangan bulat.
2. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti mengeluarkan ide-ide. Sehingga pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hapalan yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal-soal yang berkenaan dengan pemecahan masalah matematika
3. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan perbandingan.
(23)
60
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Adinawan,Cholik dan Sugijono. 2006.Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika,FMIPA Unimed, Medan.
Gulo, W, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirijen Dikti, P2LPTK, Jakarta.
Hudoyo, H., (1983),Strategi Belajar Mengajar,Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud, Jakarta.
Isjoni, H. 2009.Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Istarani. 2012.58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Lie, Anita. 2010.Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia
Muhibbinsyah.2010. “Psikologi Pendidikan”. Bandung : PT Remaja Rosdakarya NCTM, (1989),Curicculum and Evaluation Standards for School Mathematics,
Reston, VA : NCTM.
Nurhadi, (2004),Kurikulum 2004 (pertanyaan dan jawaban),Grasindo, Jakarta. Nuharini, Dewi.2008.Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Pusat Perbukuan
Dapertemen Pendidikan Nasional
(24)
61
Slameto. 2003. ”Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, (2005),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suyitno, A., (2007), Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Jurusan Matematika UNNES, Semarang.
Saleh Haji. http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=60176 &idc=38 (diakses 19 April 2013)
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Van de Walle, J.A., (2008),Mathematics Education In The Netherlands : A Guide
(1)
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014?
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Apakah terdapat pengaruh positif dan berarti antara model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014.
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2. Bagi calon guru / guru matematika
sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pembelajaran pada pokok bahasan Operasi Bilangan Bulat.
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.
(2)
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung>ttabel (7,4083 >
1,667) (lampiran 32). Karena kemempuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pembelajaran Langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri 2 Berastagi T.A 2013/2014 karena berdasarkan pengujian hipotesis thitung>ttabel(7,4083 > 1,667) (lampiran 32).
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu disampaikan antara lain:
1. Bagi sekolah dan guru dapat menjadikan model pembelajaran STAD sebagai pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kemampuan
(4)
pemecahan masalah siswa khususnya pada pokok bahasan operasi bilangan bulat.
2. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti mengeluarkan ide-ide. Sehingga pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hapalan yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal-soal yang berkenaan dengan pemecahan masalah matematika
3. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan perbandingan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Adinawan,Cholik dan Sugijono. 2006.Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,FMIPA Unimed, Medan.
Gulo, W, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirijen Dikti, P2LPTK, Jakarta.
Hudoyo, H., (1983),Strategi Belajar Mengajar,Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud, Jakarta.
Isjoni, H. 2009.Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Istarani. 2012.58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Lie, Anita. 2010.Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia
Muhibbinsyah.2010. “Psikologi Pendidikan”. Bandung : PT Remaja Rosdakarya NCTM, (1989),Curicculum and Evaluation Standards for School Mathematics,
Reston, VA : NCTM.
Nurhadi, (2004),Kurikulum 2004 (pertanyaan dan jawaban),Grasindo, Jakarta. Nuharini, Dewi.2008.Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Pusat Perbukuan
Dapertemen Pendidikan Nasional
(6)
Slameto. 2003. ”Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, (2005),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suyitno, A., (2007), Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Jurusan Matematika UNNES, Semarang.
Saleh Haji. http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=60176 &idc=38 (diakses 19 April 2013)
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Van de Walle, J.A., (2008),Mathematics Education In The Netherlands : A Guide Tour,Utrecht, Utrecht University.