PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATERI KONSEP MOL.
Oleh: Korry Wulandara
NIM 4103331026
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Korry Wulandara dilahirkan di kota Medan pada tanggal 22 September 1992. Ibu bernama Isah Yatik Saragih dan ayah bernama Ramlan Lubis, merupakan anak Pertama dari Satu bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1997 di TK Kenangan Labuhanbatu dan lulus di jenjang pendidikan TK pada tahun 1998. Setelah lulus di jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak pada tahun 1998, penulis meneruskan pendidikannya di SDN 112137 Rantau Prapat dan lulus dari jenjang pendidikan SD pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Rantau Utara. Lulus dari jenjang pendidikan SLTP pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikannya di SMK Farmasi Pharmaca Medan, lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di PTN Universitas Negeri Medan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi Pendidikan Kimia melalui Jalur SLMPTN dan lulus ujian pada tanggal - Juli 2014. Selama kuliah, penulis mengikuti organisasi HIMLAB, yaitu Himpunan Mahasiswa Labuhan Batu yang merupakan salah satu wadah organisasi mahasiswa islam Labuhan Batu yang sedang melanjutkan pendidikan di Kota Medan.
(4)
iii
PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPETALKING
STICK DENGAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPESNOWBALL THROWING
PADA MATERI KONSEP MOL Korry Wulandara (NIM. 4103331026)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipeTalking Stickdengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Snowbal Throwing pada materi konsep mol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK Farmasi Pharmaca Medan, yang berjumlah 3 kelas dan setiap kelas terdiri dari 34-36 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung ≥ ttabel, yakni thitung = 2,198> ttabel = 1,982, berarti Ha
diterima dan tolak Ho yaitu Ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model Kooperatif tipeTalking Stickdengan siswa yang diajar dengan model Kooperatif tipeSnowball Throwingpada materi konsep mol. Selain itu, rata-rata gain yang diperoleh siswa di kelas yang diajar dengan model Kooperatif tipe Talking Stick 0,5974 dan kelas yang diajar dengan model Kooperatif tipe Snowball Throwing 0,4919 sedangkan persentase peningkatan hasil belajar pada kelas yang diajar dengan model Kooperatif tipe Talking Stick sebesar 59,74% sedangkan pada kelas yang diajar dengan model Kooperatif tipe Snowball Throwingsebesar 49,19%.
(5)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan
Kelompok Belajar Konvensional 12 Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 32 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Soal 70 Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Pretest – Posttest 41 Tabel 4.2. Persen Peningkatan Hasil Belajar 43 Tabel 4.3. Uji normalitas data pre-tes dan post-tes 44 Tabel 4.4. Uji Homogenitas Sampel 45
(6)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian 34 Gambar 4.1. Hasil Belajar Siswa 42 Gambar 4.2. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 43 Gambar 4.3. Kurva Penolakan Ho 47
(7)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 52
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 54 Lampiran 3. Instrumen Tes Essay (Latihan) 79 Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Soal Sebelum Divalidasi 82 Lampiran 5. Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 83 Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 88 Lampiran 7. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 89 Lampiran 8. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 91 Lampiran 9. Perhitungan Validitas Test 93 Lampiran 10. Tabel Perhitungan Validitas Test 95 Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Test 96 Lampiran 12. Tabel Perhitungan Reliabilitas Test 97 Lampiran 13. Analisis Kisi-Kisi Instrumen Test Setelah Validasi 98 Lampiran 14. Instrumen Penelitian Setelah Validasi 105 Lampiran 15. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi 108 Lampiran 16. Tabulasi Data Nilai Siswa 109 Lampiran 17. Tabel Tabulasi Data Nilai Siswa 111 Lampiran 18. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 112 Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 116 Lampiran 20. Uji Normalitas Data 118 Lampiran 21. Pengujian Hipotesis 120 Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian 122 Lampiran 23. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 133 Lampiran 24. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 134 Lampiran 25. Tabel Nilai Kritis Distribusi-t (Tabel t) 135 Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 136 Lampiran 27. Media PembelajaranHandout 139
(8)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Upaya tersebut dilandasi akan kesadaran betapa pentingnya pendidikan dalam pengembangan SDM. Tolok ukur dari kualitas SDM suatu bangsa dapat ditentukan dari kualitas pendidikannya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan secara terus-menerus dilaksanakan secara konvensional maupun inovatif. Salah satu faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan adalah faktor guru. Untuk menyajikan materi kimia yang menarik dan dapat diterima dengan mudah oleh siswa disamping pengalaman profesinya, penguasaan materi pengajaran dan kemampuan menggunakan media. Guru juga harus mempunyai kemampuan dalam mengembangkan model mengajarnya sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Namun dalam kegiatan proses belajar mengajar, masih banyak guru yang menggunakan model mengajar yang didominasi dengan metode pembelajaran ceramah sehingga sebagian besar siswa menjadi kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran kimia. Proses pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara aktif. Dalam proses pembelajaran mengakibatkan banyak orang yang menganggap kimia sebagai ilmu yang sulit dipahami dan sebagai mata pelajaran yang kurang menarik. Hal ini dapat berdampak pada pencapaian tujuan pendidikan yang kurang optimal.
Pengalaman penulis ketika mengikuti Program Pelaksanaan Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA N 1 Pegajahan, siswa-siswa cenderung lebih bersemangat mengikuti pelajaran kimia ketika penulis menyajikan materi dengan model-model pembelajaran yang inovatif dibandingkan dengan hanya menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan minat siswa pada proses pembelajaran dibutuhkan
(9)
kreatifitas guru dalam menyesuaikan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang tidak ditemukan dalam kegiatan belajar individual seperti interaksi sosial, pertanggungjawaban individu dan kerja sama dengan kelompok. Pembelajaran ini memberikan peluang bagi siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bekerjasama satu lain didalam kelompok, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Dengan adanya kelompok, diskusi, dan juga kerjasama antar kelompok, mampu meningkatkan minat dan juga semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Konsep mol adalah materi atau pokok bahasan kimia yang menjadi dasar untuk perhitungan kimia. Konsep mol merupakan pokok bahasan yang membutuhkan pemahaman dalam perhitungan, sehingga untuk proses pembelajaran dibutuhkan banyak latihan dan diskusi. Pokok bahasan ini menuntut siswa paham dengan rumus yang diajarkan dan juga mampu mengaplikasikannya ke dalam penyelesaian soal latihan. Pada pokok bahasan konsep mol ini, model pembelajaran yang cocok digunakan adalah model kooperatif tipe “Talking Stick” dan juga model kooperatif tipe “Snowbal Throwing”. Kedua model kooperatif ini memiliki sintaks dalam pembelajaran yang hampir sama. Kedua model ini memiliki potensi yang baik untuk melatih siswa untuk berinteraksi secara aktif dan menguasai materi yang diajarkan.
Pembelajaran kooperatif tipe “Talking Stick” merupakan model pembelajaran yang mudah diterapkan. ModelTalking Stickatau tongkat berbicara merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Model ini dimulai dengan penyediaan tongkat, lalu guru menyampaikan materi, selanjutnya guru membagi kelompok siswa, setelah itu setiap kelompok berdiskusi tentang materi yang disampaikan, kemudian guru memberikan tongkat pada satu kelompok dimana pemegang tongkat adalah orang yang wajib menjawab pertanyaan yang
(10)
3
diajukan guru, setelah dijawab pemegang tongkat berhak memberikan tongkat tersebut ke kelompok lain, demikian seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran, kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan bersama-sama.
Begitu juga dengan model kooperatif tipe “Snowbal Throwing”, model ini juga menarik digunakan dalam pokok bahasan konsep mol. Model kooperatif ini juga mampu meningkatkan partisipasi dan initeraksinya didalam proses belajar mengajar. Model “Snowbal Throwing” dimulai dengan guru menyampaikan materi secara singkat, lalu guru membentuk kelompok siswa, kemudian guru memanggil semua ketua kelompok dan guru menjelaskan materi yang dibahas, kemudian setiap ketua kelompok menjelaskan kembali materi yang dijelaskan guru kepada teman-temannya, selanjutnya siswa membuat satu pertanyaan diselembar kertas dan dibuat menjadi bola kertas, lalu guru menetapkan 1 kelompok yang menjawab pertanyaan terlebih dahulu, setelah itu kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan guru berhak melempar 1 bola kertas yang berisi pertanyaan ke kelompok mana pun yang mereka mau, begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapat pertanyaan, selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan bersama-sama.
Fakta-fakta penelitian terdahulu yang penulis dapatkan, beberapa peneliti menyatakan bahwa model Talking Stick dan juga Snowbal Throwing mampu memberikan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Seperti pada hasil penelitian Noryana (2013), terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 42,5%. Sama halnya dengan hasil penelitian Winingsih (2012) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan terhadap KKM siswa sebesar 42,5%. Begitu juga dengan hasil penelitian Syamsuddin (2013) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan terhadap ketuntasan nilai siswa sebesar 23,81%. Pada hasil penelitian Fatima (2012) ketuntasan hsil belajar siswa mencapai 25,71%, kemudian pada penelitian Muhaedah (2011) menyatakan bahwa terdapat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 59,38%.
Media yang dipilih penulis pada pokok bahasan Konsep Mol adalah Media Handout. Beberapa penelitian dengan menggunakan media Handout telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan peningkatan terhadap hasil
(11)
belajar. Seperti pada penelitian Istiqomah (2013) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan dalam motivasi berprestasi siswa sebesar 50%. Menurut Santi (2013), model pembelajaran yaang dilengkapi handout dapat mendorong siswa untuk lebih aktif belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan penggunaan model pembelajaran yang hampir sama dan menggunakan media yang sama diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMK Yang Diajar Dengan Model Kooperatif Tipe Talking Stick Dengan Siswa Yang Diajar Dengan Model Kooperatif TipeSnowbal ThrowingPada Materi Konsep Mol”
1.2. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini yang menjadi pokok bahasan adalah: Perbandingan penerapan model pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu model pembelajaran “Talking Stick” dan “Snowbal Throwing” terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipe Talking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol?
1.4. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X SMK Farmasi Tahun
ajaran 2013/2014.
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Konsep Mol dengan submateri pembelajaran yaitu pengertian mol, masa atom relative (Ar) dan masa molekul relatif (Mr), hubungan mol dengan jumlah partikel, masa molar (mm), hubungan mol dengan volume molar gas, dan kemolaran larutan.
(12)
5
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipeTalking StickdanSnowbal Throwing.
4. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh secara individu yaitu dari melalui pre test dan post test.
5. Media yang digunakan adalah mediaHandout.
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipeTalking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, mempermudah siswa dalam mengikuti materi Konsep Mol ini tanpa harus jenuh dan bosan, menghilangkan persepsi siswa yang menganggap kimia itu sulit.
2. Menambah wawasan penulis tentang penggunaan model pembelajaran Talking Stick yang dikolaborasikan dengan media handout dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Konsep Mol.
3. Sebagai sumbangan masukan untuk sekolah khususnya guru bidang studi yang bersangkutan agar dapat menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan juga Snowbal Throwing yang di kolaborasikan dengan media handout dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
4. Sebagai sumbangan pikiran untuk bahan refrensi penelitian yang sama bagi Fakultas MIPA UNIMED khususnya Pogram Studi Kimia.
(13)
1.7.Definisi Operasional
1. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
2. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas).
3. Model Talking Stick atau tongkat berbicara merupakan model pembelajaran dimana semua siswa di wajjibkan untuk aktif dalam pembelajaran khususnya dalam kelompok, setiap siswa harus siap ketika tongkat berada ditangannya dan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan guru tentang materi yang dibahas.
4. Model Snowbal Throwing atau melempar bola salju adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentu seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilemparkan ke siswa lain dan siswa yang memperoleh bola tersebut wajib menjawab pertanyaan yang diberikan.
5. Konsep Mol adalah materi yang penting dalam pelajaran kimia di SMA yang menuntut konsep-konsep yang mendasar bagi pengajaran kimia selanjutnya, misalnya untuk menentukan perhitungan stoikiometri reaksi kimia.
6. Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
(14)
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipe talking stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe snowball throwing pada materi konsep mol yakni sebesar 10,55% yang diperoleh dari hasil perhitungan data yaitu sebesar 59,74% untuk peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe talking stick dan 49,19% untuk peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe snowball throwing.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model pembelajaran Talking Stick berbantuan media Handout yang mampu meningkatkan hasil belajar kimia pada materi Konsep Mol selain itu dapat membuat lebih bersemangat dan tidak jenuh dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini, dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam belajar.
3. Diharapkan guru, calon guru dan juga peneliti selnjutnya bisalebih memperhatikan waktu, jumlah sampel dan indikator yang sesuai dalam pengintegrasian karakter pendidikan agar hasil belajar yang dicapai lebih baik lagi.
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A., (2000),Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Daryanto, (2010),Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.
Djamarah, S.B., (2006),Strategi Belajar Mengajar, Rhineka Cipta, Jakarta.
Effendi, S.P., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Komunikasi Siswa Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Dilengkapi Handout Dengan Metode Pembelajaran Konvensional Pada Kelas X Ap Smk N 1 Padang Panjang,Skripsi tidak dipublikasikan, Padang, Universitas Negeri Padang.
Ferdina, R.M., Rahmi., Fitri, D.W., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika,1.
Istarani.,(2011),58 model pembelajaran inovatif,Media Persada, Medan. Lie, A., (2010),Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.
Nurgayah, (2011), Strategi & Metode Pembelajaran, Citapustaka Media Perintis, Bandung.
Noryana., (2013), Meningkatkan Minat Belajar Pkn Materi Hak Asasi Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas X.A SMA Negeri 11 Banjarmasin, Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Sardiman, A.M., (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Rajawali Pers, Jakarta.
Sari, I.F.Y., Martini, K.S., Yamtinah, S., (2013), Implementasi Siklus Belajar 5e (Learning Cycle 5e) Disertai Dengan Handout Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas Xi Ipa 3 Sma Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, 2, 199-204.
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
(16)
51
Suharsimi, A., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Suharsimi, A., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rhineka Cipta, Jakarta.
Sukarpiani, M., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Talking Stick Terhadap Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas V Di Gugus Vii Bontihing, Laporan Hasil Penelitian, FIP Universitas Pendidikan Ganesha.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Syamsuddin., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Laporan Hasil Penelitian, FKIP UNTAN, Pontianak.
Sudjana, (2005),Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung. Syukri, S., (1999),Kimia Dasar Jilid I,Penerbit ITB, Bandung.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
(1)
belajar. Seperti pada penelitian Istiqomah (2013) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan dalam motivasi berprestasi siswa sebesar 50%. Menurut Santi (2013), model pembelajaran yaang dilengkapi handout dapat mendorong siswa untuk lebih aktif belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan penggunaan model pembelajaran yang hampir sama dan menggunakan media yang sama diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMK Yang Diajar Dengan Model Kooperatif Tipe Talking Stick Dengan Siswa Yang Diajar Dengan Model Kooperatif TipeSnowbal ThrowingPada Materi Konsep Mol”
1.2. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini yang menjadi pokok bahasan adalah: Perbandingan penerapan model pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu model pembelajaran “Talking Stick” dan “Snowbal Throwing” terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipe Talking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol?
1.4. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X SMK Farmasi Tahun
ajaran 2013/2014.
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Konsep Mol dengan submateri pembelajaran yaitu pengertian mol, masa atom relative (Ar) dan masa molekul relatif (Mr), hubungan mol dengan jumlah partikel, masa molar (mm), hubungan mol dengan volume molar gas, dan kemolaran larutan.
(2)
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipeTalking StickdanSnowbal Throwing.
4. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh secara individu yaitu dari melalui pre test dan post test.
5. Media yang digunakan adalah mediaHandout.
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipeTalking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, mempermudah siswa dalam mengikuti materi Konsep Mol ini tanpa harus jenuh dan bosan, menghilangkan persepsi siswa yang menganggap kimia itu sulit.
2. Menambah wawasan penulis tentang penggunaan model pembelajaran
Talking Stick yang dikolaborasikan dengan media handout dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Konsep Mol.
3. Sebagai sumbangan masukan untuk sekolah khususnya guru bidang studi yang bersangkutan agar dapat menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan juga Snowbal Throwing yang di kolaborasikan dengan media handout dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
4. Sebagai sumbangan pikiran untuk bahan refrensi penelitian yang sama bagi Fakultas MIPA UNIMED khususnya Pogram Studi Kimia.
(3)
1.7.Definisi Operasional
1. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
2. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas).
3. Model Talking Stick atau tongkat berbicara merupakan model pembelajaran dimana semua siswa di wajjibkan untuk aktif dalam pembelajaran khususnya dalam kelompok, setiap siswa harus siap ketika tongkat berada ditangannya dan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan guru tentang materi yang dibahas.
4. Model Snowbal Throwing atau melempar bola salju adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentu seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilemparkan ke siswa lain dan siswa yang memperoleh bola tersebut wajib menjawab pertanyaan yang diberikan.
5. Konsep Mol adalah materi yang penting dalam pelajaran kimia di SMA yang menuntut konsep-konsep yang mendasar bagi pengajaran kimia selanjutnya, misalnya untuk menentukan perhitungan stoikiometri reaksi kimia.
6. Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipe talking stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe snowball throwing pada materi konsep mol yakni sebesar 10,55% yang diperoleh dari hasil perhitungan data yaitu sebesar 59,74% untuk peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe talking stick dan 49,19% untuk peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe snowball throwing.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model pembelajaran Talking Stick berbantuan media Handout yang mampu meningkatkan hasil belajar kimia pada materi Konsep Mol selain itu dapat membuat lebih bersemangat dan tidak jenuh dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini, dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam belajar.
3. Diharapkan guru, calon guru dan juga peneliti selnjutnya bisalebih memperhatikan waktu, jumlah sampel dan indikator yang sesuai dalam pengintegrasian karakter pendidikan agar hasil belajar yang dicapai lebih baik lagi.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A., (2000),Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga, Jakarta.
Daryanto, (2010),Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.
Djamarah, S.B., (2006),Strategi Belajar Mengajar, Rhineka Cipta, Jakarta.
Effendi, S.P., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Komunikasi Siswa Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Dilengkapi Handout Dengan Metode Pembelajaran Konvensional Pada Kelas X Ap Smk N 1 Padang Panjang,Skripsi tidak dipublikasikan, Padang, Universitas Negeri Padang.
Ferdina, R.M., Rahmi., Fitri, D.W., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika,1.
Istarani.,(2011),58 model pembelajaran inovatif,Media Persada, Medan. Lie, A., (2010),Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.
Nurgayah, (2011), Strategi & Metode Pembelajaran, Citapustaka Media Perintis, Bandung.
Noryana., (2013), Meningkatkan Minat Belajar Pkn Materi Hak Asasi Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas X.A SMA Negeri 11 Banjarmasin, Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Sardiman, A.M., (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Rajawali Pers, Jakarta.
Sari, I.F.Y., Martini, K.S., Yamtinah, S., (2013), Implementasi Siklus Belajar 5e (Learning Cycle 5e) Disertai Dengan Handout Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas Xi Ipa 3 Sma Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, 2, 199-204.
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
(6)
Suharsimi, A., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Suharsimi, A., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rhineka Cipta, Jakarta.
Sukarpiani, M., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Talking Stick Terhadap Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas V Di Gugus Vii Bontihing, Laporan Hasil Penelitian, FIP Universitas Pendidikan Ganesha.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Syamsuddin., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Laporan Hasil Penelitian, FKIP UNTAN, Pontianak.
Sudjana, (2005),Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung. Syukri, S., (1999),Kimia Dasar Jilid I,Penerbit ITB, Bandung.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.