IKLIM SEKOLAH YANG MENDORONG PRESTASI BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif di SMAN 4 Cimahi.

(1)

IKLIM SEKOLAH YANG MENDORONG PRESTASI

BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif di SMAN 4 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi

Disusun oleh

Muhammad Luthfi Zulfikar 1001513

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

IKLIM SEKOLAH YANG MENDORONG PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif di SMAN 4 Cimahi)

Oleh

Muhammad Luthfi Zulfikar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Muhammad Luthfi Zulfikar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MUHAMMAD LUTHFI ZULFIKAR 1001513

IKLIM SEKOLAH YANG MENDORONG PRESTASI

BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif di SMAN 4 Cimahi) Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, MA. NIP. 196207021986011002

Pembimbing II

Drs. H. Wahyu Eridiana, M.Si. NIP. 195505051986011001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D NIP. 196804031991032002


(4)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IKLIM SEKOLAH YANG MENDORONG PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Di SMAN 4 Cimahi)

Muhammad Luthfi Zulfikar 1001513

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai iklim sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMAN 4 Cimahi. Dalam penelitian ini iklim sekolah menjadi kajian utama peneliti yang dilakukan di SMAN 4 Cimahi. Lokasi penelitian yang terletak di kota Cimahi ini dipilih karena prestasi yang diperoleh, meskipun bukan sekolah favorit dan unggulan tetapi sekolah ini memiliki prestasi yang baik. Penelitian yang dilakukan menyangkut beberapa aspek penelitian mengenai iklim sekolah khususnya yang terkait dengan kajian sosiologisnya. Dalam penelitian ini peneliti lebih melihat dari iklim sekolah yang tercipta akibat adanya hubungan antara guru, siswa, dan pemimpin sekolah. Dari hasil penelitian yang dilakukan nantinya dapat diketahui aspek iklim sekolah yang seperti apa yang cocok untuk mendorong prestasi belajar siswa sehingga potensi yang dimiliki siswa lebih baik. Peneliti juga mencoba memberikan gambaran mengenai iklim sekolah seperti apa yang adapat mendorong prestasi belajar para siswa. Dengan mengetahui iklim sekolah yang dapat mendorong prestasi belajar siswa tersebut maka ini bisa dijadikan masukan buat sekolah lain jika ingin meningkatkan prestasi belajar siswanya maka aspek-aspek apa saja yang haru ada di dalam iklim sekolah di dalamnya. Oleh karena itu penulis bertujuan untuk mengetahui aspek yang harus ada di dalam iklim sekolah sehingga dapat mendorong prestasi belajar siswa sehingga prestasi sekolah itu sendiri akan terangkat dengan sendirinya.


(5)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SCHOOL CLIMATE THAT ENCOURAGE STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT

(Descriptive Study In SMAN 4 Cimahi) Muhammad Lutfi Zulfikar

1001513 ABSTRACT

This study discusses the school climate that affect student achievement in SMAN 4 Cimahi. In this study the climate of the school became a major research study conducted in SMAN 4 Cimahi. Research sites located in the town of Cimahi have been the achievements obtained, though not excellent but the favorite schools and this school has a good performance. Research carried out with regard to some aspects of research on school climate, especially related to the sociological study. In this study researchers better view of school climate created by the relationship between teachers, students, and school leaders. From the results of research conducted later be known aspects of school climate as what is appropriate to encourage student achievement so that the potential of the students better. Researchers are also trying to give you an idea of what kind of school climate adapat encourage students' learning achievement. By knowing the school climate which can encourage student achievement that it can be used as input for other schools if they want to improve their students' learning achievement, the aspects of what emotion is in the school climate in it. Therefore, the authors aimed to determine the aspects that must be present in the school environment so as to encourage student achievement so that the performance of the school itself will be

lifted by itself.


(6)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN... ... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH... 4

C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN... 4

D. TUJUAN PENELITIAN... 5

E. MANFAAT PENELITIAN ... 5

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI ... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA ... ... 9

1. Definisi Iklim Sekolah... 9

a. Pengertian Iklim... 9

b. Pengertian Iklim Sekolah... 9

c. Tipe-tipe Iklim Sekolah... 12

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Sekolah... 13

e. Urgensi Iklim Sekolah... 14

2. Konsep Prestasi Bilajar... 15

a. Pengertian Prestasi Belajar... 15

b. Indikator Prestasi Belajar... 17

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 19

B. KERANGKA PEMIKIRAN... 21

BAB III : METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN... 23

1. Disain Penelitian... 23

a. Pendekatan Penelitian... 23

b. Metode Penelitian... 24

2. Lokasi dan Subjek Penelitian... 25

a. Lokasi Penelitian... 25

b. Subjek Penelitian... 25

3. Teknik Pengumpulan Data... 25

a. Wawancara... 26

b. Observasi... 27


(7)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Instrumen Penelitian... 29

5. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data... 30

a. Reduksi Data... 30

b. Display Data... 31

c. Mengambil Kesimpulan dan Verivikasi Data... 31

6. Validitas Data... 32

a. Triangulasi... 32

b. Mengadakan Member Check... 32

c. Memperpanjang Masa Observasi... 33

d. Pengamatan Terus-menerus... 33

e. Menggunakan Referensi Cukup... 33

7. Prosedur Penelitian... 34

a. Tahap Pra-Penelitian... 34

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian... 34

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM SMAN 4 CIMAHI ... ... 36

1. Sejarah SMAN 4 Cimahi... 36

2. Visi SMAN 4 Cimahi... 37

3. Misi SMAN 4 Cimahi... 37

4. Sarana Pendukung Pendidikan SMAN 4 Cimahi... 37

5. Jumlah Siswa dan Staff Guru di SMAN 4 Cimahi... 38

6. Kegiatan Ekstrakulikuler di SMAN 4 Cimahi... 38

7. Peta Lokasi... 39

B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN …... 39

 Hasil Observasi dan Wawancara ... .. 41

1. Hubungan antara guru dengan murid yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 41

 Intensitas hubungan... 41

 Tingkat keaktifan... 45

 Karakteristik guru... 48

2. Hubungan antara guru dengan guru yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 51

 Intensitas hubungan... 52

 Peranan guru... 54

 Kelompok guru... 57

3. Hubungan antara siswa dengan siswa yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 61

 Intensitas hubungan... 61

 Kelompok belajar... 63

 Sikap saling mempengaruhi... 67 4. Hubungan guru dengan pimpinan sekolah yang mendorong


(8)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 69

 Intensitas hubungan... 70

 Gaya kepemimpinan... 73

 Iklim sekolah yang tercipta... 76

C. PEMBAHASAN PENELITIAN …... 79

1. Hubungan antara guru dengan murid yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 79

2. Hubungan antara guru dengan guru yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 82

3. Hubungan antara siswa dengan siswa yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 85

4. Hubungan guru dengan pimpinan sekolah yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi... 88

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN ... .. 92

B. SARAN ... 93

DAFTAR PUSTAKA... 95 LAMPIRAN


(9)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Perlombaan O2SN... 2

Tabel 1.2 Tabel Prestasi Siswa... 2

Tabel 2.1 Tabel Definisi Oprasional Iklim Sekolah... 11

Tabel 2.2 Indikator Prestasi Belajar Siswa... 18

Tabel 4.1 Tabel Misi SMAN 4 Cimahi... 37


(10)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pegumpulan Data... 33 Gambar 4.1 Peta Lokasi... 39


(11)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kota Cimahi telah menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya di bidang pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk, yang pada tahun 1990 berjumlah 290.202 jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 352.005 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 2,12 % per tahun. Terjadinya pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang terus terjadi juga sedikit banyaknya akan memicu pertumbuhan dalam sektor pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat. Dikarenakan dari alasan tersebut maka pertumbuhan bidang pendidikan khususnya jumlah bangunan sekolah juga ikut berkembang dan semakin bertambah hampir setiap tahunnya.

Dari data yang diperoleh oleh peneliti didapat data jumlah sekolah tingkat lanjutan atas yang terdapat di Kota Cimahi kurang lebih terdapat 23 sekolah yang terdaftar di dinas pendidikan. Dari 23 sekolah itu terdiri dari atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Dari banyaknya sekolah tersebut terdapat beberapa sekolah yang memiliki beberapa prestasi yang cukup membanggakan. Salah satunya adalah SMAN 4 Cimahi. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang memiliki prestasi dalam bidang cakupan Kota Cimahi itu sendiri. Salah satu indikatornya yaitu dari berbagai kejuaraan yang diikuti mereka mendapat beberapa medali karena mendapatkan juara pertama, kedua dan ketiga khususnya dalam bidang akademik. Salah satu prestasi yang terbaru yaitu kejuaraan O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) yang merupakan perlombaan antar sekolah rutin yang dilakukan Pemerintah Kota Cimahi. Sekolah SMAN 4 Cimahi meraih prestasi selalu masuk tiga


(12)

2

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

besar dalam perlombaan cerdas cermat selama dua tahun penyelenggaraan yaitu tahun 2012 dan 2014 pada mata pelajaran Ekonomi, Geografi dan Matematika.

Berikut ini daftar perolehan juara Perlombaan O2SN SMAN 4 Cimahi:

Tabel 1.1 Perlombaan O2SN

No Tahun Juara

M.P. Ekonomi

Juara M. P. Geografi

Juara M.P. Matematika

1 2012 1 2 3

2 2014 1 1 2

Sumber: Diolah oleh penulis, 2014

Selanjutnya raihan prestasi tersebut berhasil dipertahankan dan memperoleh hasil yang lebih baik lagi pada tahun 2014. Dalam perlombaan cerdas cermat mata pelajaran yang sama mereka mampu memperoleh juara, bahkan pada mata pelajaran Ekonomi Sekolah ini dapat mempertahankan prestasinya meraih juara pertama.

Dari data tabel perolehan juara lomba tersebut juga dapat dilihat bahwa SMAN 4 Cimahi berhasil mempertahankan prestasinya yang selalu masuk dalam tiga besar pada tiga mata pelajaran yang dilombakan. Ketiga bidang mata pelajaran tersebut merupakan kategori yang merupakan favorit diikuti oleh sekolah. Maka dari perolehan itu sekolah ini bisa disebutkan cukup berprestasi, bahkan selama dua kali keikutsertaannya berhasil selalu menjadi juara pertama dalam mata pelajaran Ekonomi.


(13)

3

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain prestasi dalam perlombaan itu masih banyak prestasi yang diperoleh para siswa di sekolah ini. Berikut beberapa prestasi dari para siswa di SMAN 4 Cimahi:

Tabel 1.2 Tabel Prestasi Siswa

No. Bidang Prestasi

1. (FLS 2 N) Kota Juara 2 Seni Kriya

2. Pekan B. Prancis Juara 1 Menari

Grup

3. Kejuaraan Judo Juara 2 Putri

Sumber: Diolah oleh penulis, 2014

Selain prestasi perlombaan tersebut, sekolah ini memiliki catatan kelulusan yang sangat baik. Sekolah ini memiliki catatan kelulusan UN yang selalu mencapai 100% selama ini. Hal ini menjadikan sekolah ini menjadi sekolah yang memiliki tingkat kelulusan dengan presentase terbaik bersama dengan SMAN 2 Cimahi dan SMAN 5 Cimahi.

Kemudian dilanjutkan mengenai hasil rata-rata yang diperoleh dari nilai rapor di SMAN 4 Cimahi. Menurut beberapa keterangan dari para pendidik memberikan keterangan bahwa hampir seluruh siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) yang telah ditetapkan. Hanya beberapa siswa saja yang memiliki masalah dengan nilai dan itupun karena kehadiran yang minim dan tugas yang tidak masuk bukan karena tidak memenuhi nilai KKM. Jadi mengenai nilai rapor menurut penuturan beberapa sumber baik itu dari guru dan siswa biasanya siswa tidak mengalami kesulitan untuk mencapainya.

Dari beberapa pemaparan mengenai prestasi yang telah diperoleh tersebut peneliti mencoba mengkaji mengenai faktor pendorong prestasi belajar. Dari banyaknya faktor pendorong yang ditemukan, peneliti kemudian menentukan salah satu faktor yang menjadi fokus kajian yaitu


(14)

4

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iklim sekolah. Karena dilihat dari kondisi yang ada pra-observasi, peneliti melihat bahwa iklim yang tercipta di lingkungan sekolah sepertinya sangat nyaman untuk proses belajar mengajar.

Salah satu kutipan yang dijadikan acuan peneliti bahwa iklim sekolah sebagai faktor pendorong prestasi belajar tersebut ditunjang oleh penelitian terdahulu. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan Freiberg menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa baik adalah iklim sekolah yang baik pula. Salah satunya kutipan dari penelitian yang dilakukan oleh Freiberg (2005, hlm. 54) yang berkaitan dengan iklim sekolah yaitu “iklim sekolah dapat menjadi pengaruh positif pada kesehatan lingkungan belajar atau hambatan yang signifikan untuk belajar”. Jika mengacu pada sedikit kutipan tersebut iklim sekolah bisa yang baik maka akan berpengaruh pada prestasi belajar yang baik begitu pula sebaliknya. Maka dari itu penulis lebih menitik beratkan penelitian kepada iklim sekolah yang terbentuk.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut Penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai iklim yang tercipta di lingkungan sekolah ini sehingga dapat menghasilkan siswa yang dapat berprestasi di bidang akademik. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “IKLIM SEKOLAH YANG

MENDORONG PRESTASI BELAJAR SISWA”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Iklim sekolah merupakan salah satu faktor penting yang dapat berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika iklim sekolah yang terbentuk positif biasanya prestasi belajar yang dimiliki oleh para siswanya juga akan postif namun sebaliknya jika iklim sekolah yang ada cenderung mengarah ke hal negatif maka prestasi belajar siswanya juga memiliki kecenderungan negatif juga. Maka dari itu peneliti mencoba mendeskripsikan aspek pembentuk iklim sekolah apa saja yang dapat mendorong prestasi belajar siswa. Setelah mengetahui aspek apa saja yang dapat


(15)

5

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempengaruhi iklim sekolah tersebut maka peneliti berharap seluruh pihak dapat lebih memperthatikan segala aspek yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Melihat dari adanya latar belakang di atas maka penulis membuat rincian permasalahan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara guru dengan murid yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?

2. Bagaimana hubungan antara guru dengan guru yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?

3. Bagaimana hubungan antara murid dengan murid yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?

4. Bagaimana hubungan guru dengan pimpinan sekolah yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab susunan judul dan rumusan masalah yang telah terbentuk. Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:

1. Dapat lebih memahami hubungan antara guru dengan murid yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?

2. Dapat lebih memahami hubungan antara guru dengan guru yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?

3. Dapat lebih memahami hubungan antara murid dengan murid yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?

4. Dapat lebih memahami hubungan guru dengan pimpinan sekolah yang mendorong siswa untuk berprestasi di SMAN 4 Cimahi?


(16)

6

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penilitan pada dasarnya dapat diperoleh setelah melalui kegiatan penelitian, Penilitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Teoritis

Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah mengetahui implikasi dari iklim sekolah yang terjadi di dalam lingkungan belajar terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam penerapan kondisi sekolah serta mengetahui seberapa berpengaruhnya iklim yang tercipta di dalam sekolah antara guru dangan siswanya.

2. Praktis

Dengan mengetahui implikasi dari iklim sekolah yang terjadi di dalam lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa maka hal ini dapat dijadikan acuan seberapa besar pengaruhnya iklim sekolah terhadap para siswanya. Apakah suasana yang tercipta di dalam iklim sekolah tersebut nyaman dan menunjang sehingga dapat membantu siswa untuk lebih berprestasi lagi khususnya dalam bidang akademik

a. Bagi Guru

1) Guru lebih memperhatikan dengan seksama suasana belajar yang tercipta di dalam kelas sehingga menciptakan iklim sekolah yang baik juga

2) Guru dapat menjalin komunikasi yang baik dengan siswa dan sebisa mungkin memberikan penjelasan yang baik sehingga tidak memberikan suasana yang kurang kondusif di dalam kegiatan belajar mengajar. b. Bagi Siswa

1) Membantu siswa untuk menciptakan suasana dan iklim sekolah yang baik sehingga membuat siswa bersemangat di dalam belajar.


(17)

7

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mampu megetahui pandangan siswa terhadap iklim sekolah yang baik dan kondusif untuk proses belajar mengajar.

3) Dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu eksternal maupun internal.

c. Bagi Sekolah

1) Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia agar memberikan interaksi dan komunikasi yang tepat guna menghasilkan iklim sekolah yang baik juga.

2) Sekolah diharapkan mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi, khususnya dalam penerapan serta kriteria yang baik guna menjadi pendidik yang bisa menciptakan iklim sekolah yang baik juga. 3) Sekolah dapat memberikan arahan dan aturan yang tepat terhadap para

pendidik agar menunjang dari proses belajar mengajar. d. Bagi Jurusan

1.) Menambah referensi kepustakaan jurusan Pendidikan Sosiologi khususya yang berhubungan dengan pengaruh antara keteladanan guru terhadap karakter siswa pada mata pelajaran sosiologi.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian (memaparkan tentang alasan peneliti tertarik untuk meneliti masalah penelitian serta berbagai fakta yang terjadi dilapangan), rumusan masalah penelitian (dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya tentang masalah yang akan di teliti), tujuan penelitian (menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan),


(18)

8

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manfaat penelitian berisi tentang manfaat yang diperoleh biasanya dilihat dari salah satu atau beberapa aspek (manfaat teoritis dan manfaat praktis), struktur organisasi skripsi (berisi tentang urutan penulisan setiap bab dan bagian dalam skripsi mulai dari bab I sampai dengan bab terakhir).

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Tinjauan pustakan dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan. Kajian pustaka berisi konsep-konsep dalam bidang kajiannya, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti termasuk prosedur, subjek dan temuannya, posisi teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk mengkaji hubungan antarvariabel penelitian, sedangkan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti.

Bab III Metode Penelitian. Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci tentang metodelogi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian dijabarkan dalam instrument penelitian, instrument penelitian misalnya pedoman wawancara atau lembar observasi.

Bab IV Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu, pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang diuraikan dalam bagian sebelumnya dari skripsi.

Bab V Simpulan dan Saran. Dalam Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan. Ada dua alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan


(19)

9

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara uraian padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi, terutama tesis dan disertasi penulisan simpulan dengan cara uraian padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir. Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Saran atau rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya dan kepada pemecahan masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.


(20)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dirasa cocok karena dalam penelitian ini, peneliti menekankan untuk mengetahui gambaran dari permasalahan mengenai iklim sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa di SMAN 4 Cimahi secara mendalam, dan berfokus kepada proses bagaimana sesutau itu muncul. Creswell (2010, hlm. 293) menjelaskan salah satu karakteristik dari pendekatan kualitatif yaitu “ pendekatan kualitatif berfokus kepada proses-proses yang terjadi, atau hasil. Peneliti kualitatif khususnya tertarik pada usaha memahami bagaimana sesuatu itu muncul”.

Adapun alasan dipilihnya pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah lingkungan SMAN 4 Cimahi dalam memaknai iklim sekolah, sehingga peneliti diharapkan bisa memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam.

Pendapat lain mengenai definisi kualitatif dikemukakan oleh Bogdan dalam Moleong (2000,hlm. 3) bahwa penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif sifatnya terbuka dan mendalam untuk memperoleh data baik secara lisan maupun tulisan untuk kemudian dideskripsikan dan dianalisis sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.Pendekatan kualitatif diharapkan dapat memperoleh informasi yang mendalam tentang masalah yang diteliti oleh peneliti.


(21)

24

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif instrumen utama adalah peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000, hlm. 132) bahwa:

bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya. b. Metode Penelitian

Berdasarlan latar belakang masalah penelitain yang mengkaji tentang iklim sekolah yang terdapat di Sekolah Menengah Atas dan sifat pendekatan penelitian kualitatif yang sifatnya terbuka dan mendalam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus karena dirasa cocok karena yang menjadi fokus penelitian adalah kasus yang terjadi di lingkungan sekolah itu sendiri. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif ini akan lebih luas dan mendalam mengembangkan fenomena di lapangan.

Menurut Nazir (1998, hal. 63) adalah sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitiandeskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.”

Kemudian ditunjang oleh pengertia metode deskriptif menurut Endang Danial (2009, hal. 62) “metode deskriptif adalah meode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatusituasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat.” Berdsarakn kutipan tersebut metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan segala sesuatu yang terjadi di dalangan secara akurat. Berdasarkan kutipan diatas, tujuan


(22)

25

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari metode deskriptif adalah untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada. Dalam penelitian

2. Lokasi dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di SMAN 4 Cimahi. Pemilihan lokasi penelitian disesuaikan derngan tujuan penelitian yang berfokus kepada iklim sekolah yang memiliki prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini meliputi segala tokoh yang menunjang proses pembentukan iklim sekolah dan hampir melibatkan semua anggota dari lingkungan sekolah itu sendiri. Hal ini dilakukan supaya ada perbandingan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain.

Sugiyono (2007, hlm. 32) mengungkapkan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim disebut

“snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan. Berdasarkan pedapat Nasution di atas, dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Hal senada diungkapan oleh Moleong (2000, hlm. 165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose sample)”. Subjek penelitian yang akan dijadikan


(23)

26

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian meliputi pempimpin sekolah, perwakilan dari pihak guru dan perwakilan dari pihak siswa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, proses pengumpulan data dalam penelitian studi kasus ini menggunakan beberapa teknik penelitian, yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur.

a. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari sumber yang utama sehingga informasi atau data yang dicari dapat ditemukan dari sumbernya langsung tanpa melalui perantara. Wawancara adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan maksud memperoleh informasi secara langsung sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Esterbergh (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 317) bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Senada dengan Esterbergh, menurut Moleong (2002, hlm. 135) wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa melalui wawancara diharapkan mampu mendapatkan informasi dari responden mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penelitian. Melalui wawancara juga diharapkan mampu mengetahui lingkungan dari iklim sekolah dari SMAN 4 Cimahi yang termasuk salah satu sekolah


(24)

27

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menengah atas yang berprestasi, yang sebelumnya tidak diketahui dan tidak bisa didapatkan melalui observasi, sesuai dengan tujuan dari wawancara itu sendiri menurut Nasution (1996, hlm. 73) adalah untuk “mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.”

Wawancara dilakukan dengan panduan instrument pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terhadap subjek penelitian yang telah disampaikan yaitu seluruh anggota lingkungan sekolah yang berperan dalam proses pembentukan iklim sekolah.

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara secara mendalam terhadap beberapa subyek penelitian yang telah di tentukan. Pertanyaan yang diberikan meliputi hubungan antar pribadi yang terdapat di sekolah tersebut. Hal itu meliputi hubungan guru dengan murid, guru dengan murid, murid dengan murid, dan guru dengan pemimpin sekolah.

b. Observasi

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk menunjang data mengenai iklim sekolah yang terdapat di SMAN 4 Cimahi yang di dapat dari wawancara. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 311). “Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian dimana peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka.”

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengunjungi langsung sekolah yang menjadi objek penelitian, sehingga penulis dapat melihat gambaran langsung mengenai aktivitas sehari-hari masyarakat


(25)

28

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kampung naga. Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mengamati pola pembinaan yang dilakukan di lingkungan SMAN 4 Cimahi. Peneliti akan mengamati berbagai aktivitas pada siswa, pendekatan yang digunakan oleh guru, serta aktivitas lain yang memungkinkan dapat diamati oleh peneliti berkenaan dengan iklim sekolah.

Data observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Menurut M.Q. Patton (dalam Nasution 1996, hlm. 59) manfaat data observasi adalah sebagai berikut:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif.

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara.

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan sehingga akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa teknik penelitian ini digunakan untuk mendukung peneliti dalam pengumpulan data, sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung mengenai iklim sekolah yang terdapat di SMAN 4 Cimahi.

Lebih khususnya peneliti melakukan observasi langsung ke lingkungan sekolah ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung sehingga mengetahui bagaimana iklim yang tercipta di lingkungan sekolah. Kemudian peneliti juga akan melakukan observasi mengenai pembinaan yang dilakukan oleh sekolah setelah KBM usai serta proses pembinaan bagi siswa yang akan ikut serta dalam perlombaan antar sekolah. Sehingga dengan observasi tersebut peneliti


(26)

29

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui unsur-unsur apa saja yang dapat membentuk iklim sekolah itu sendiri.

Dengan demikian, melalui observasi peneliti dapat memiliki kesempatan untuk mengumpulkan data lebih mendalam, terinci dan lebih cermat sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul secara menyeluruh yang didasarkan pada konteks data dalam keseluruhan situasi.

c. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatitf data yang diproleh bisa melalui wawancara secara langsung dengan masyarakat, melalui observasi, juga melalui dokumentasi. Studi dokumentasi menurut Nasution (2009, hlm. 85) ialah” pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.”

Arikunto (1998, hlm. 236) yang mengatakan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Data yang diperoleh dari studi dokumen dapat menjadi narasumber bagi peneliti selain wawancara dan observasi.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi. Sebagaimana dikemukakan Bogdan (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 83) „publish autobigraphies provide a radiley available source of data for

the dicerning qualitative research’. Hasil penelitian juga akan semakin dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik. Sebagaimana dikemukakan Bogdan (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 83) „photographs provide strikingly descriptive data, are


(27)

30

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

often used to understand the subjective and is productare frequeltly

analized inductive’.

Dokumen-dokumen yang akan dikaji oleh penulis dalam penelitian ini yaitu dokumen-dokumen seperti presrtasi yang diperoleh oleh siswa dalam perlombaan antar sekolah seperti sertifikat dan piala-piala yang diperoleh, kemudian dokumen mengenai catatan kelulusan UN dari sekolah dan raihan nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa juga menjadi tolak ukur yang akan dikaji oleh peneliti.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah pedoman wawancara terstruktur. Peneliti menggunakan pedoman wawancara tersebut agar dapat memperoleh informasi yang terekam dalam ucapan dan prilaku dari sumber yang telah ditentukan. Selanjutnya menggunakan Pedoman observasi. Observasi ini bertujuan untuk mengambil segala bentuk aktifitas subyek penelitian untuk memperkuat hasil penelitian penelitian .

5. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data

Menurut Stainback (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 335) “analisis data merupakan hal yang sangat kriris dalam proses penelitian kualitatif. Analisis data digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.”

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, obeservasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian. Hal tersebut dinyatakan oleh Nasution (1996:129) bahwa


(28)

31

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”. Tahapan analisis data menurut Nasution (1996, hlm. 129) adalah sebagai berikut “Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data. Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data ini berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan terhadap hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti mengumpul;kan data selanjutnya.

b. Display Data

Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya adalah display data yaitu menyajikan data secara jelas dan singkat. Melalui penyajian data tersebut maka data akan terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Sugiyono (2009, hlm. 249) menjelaskan bahwa “setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, piktogram, dan sejenisnya.”


(29)

32

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini dilakukan peneliti melalui pengolahan data yang telah dihasilkan untuk mempersingkat dan memperjelas hasil dari reduksi data sebelumnya, sehingga data yang disajikan lebih sistematis dan terorganisir guna mempermudah dalam memahami hasil penelitrian.

c. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Menarik atau mengambil kesimpulan adalah tujuan utama analisis data yang dilakukan sejak awal. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis.

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam analisis data, tahap ini dilakukan dengan cara peneliti menganalisis data yang telah diperoleh sebelumnya, sehingga hasil yang dituangkan peneliti berupa data dan fakta yang ada dilapangan yang diintegrasikan dengan analisis peneliti.

6. Validitas Data

Creswell (2010, hlm. 285) menjelaskan validitas merupakan “ upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu”.Akurasi hasil penelelitian bisa didapat melalui prosedur triangulasi.

Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

a. Triangulasi

Creswell (2010, hlm. 286) menjelaskan strategi triangulasi sebagai berikut: Mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda dan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren. Tema-tema yang dibangun berdasarkan sejumlah sumber data atau perspektof dari partisipan akan menambah validitas data


(30)

33

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data b.

c. d. e. f. g.

Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 373)

b. Mengadakan Member Check

Tujuan dari member check adalah agar informasi yang peneliti peroleh yang digunakan dalam penulisan laporan dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan, Craswell (2010, hlm. 287) member check dapat dilakukan dengan cara “ membawa kembali laporan akhir, atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan/deskripsi/ tema tersebut sudah akurat.“

Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member check kepada subjek penelitian diakhir kegiatan penelitian lapangan tentang fokus yang diteliti yakni tentang iklim sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa di SMAN 4 Cimahi.

c. Memperpanjang Masa Observasi

Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu untuk betul-betul mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dengan cara mengadakan hubungan

Observasi Wawancara


(31)

34

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baik dengan orang-orang disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan dalam penelitian ini

d. Pengamatan Terus-menerus

Agar tingkat validitas data yang diperoleh mencapai tingkat yang tertinggi, peneliti mengadakan pengamatan secara terus-menerus terhadap subjek penelitian untuk memperoleh gambaran nyata tentang pendidikan politik masyarakat adat kampung naga..

e. Menggunakan Referensi yang Cukup

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan dan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainnya yang diambil dengan cara yang tidak mengganggu atau menarik perhatian informasi, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.

Berdasarkan pendapat di atas, validitas data untuk menghasilkan akurasi hasil penelitian dapat melalui triangulasi, member check, pengamatan terus menerus, dan menggunakan referensi ang cukup.

7. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi alat penelitian yang utama dan proses analisis data sudah dimulai sejak awal pengumpulan data. Menurut Bogdan (dalam Moleong , 2002, hlm. 85) tahap-tahap penelitian terdiri atas: 1) Pra lapangan, 2) Kegiatan lapangan, dan 3) Analisis intensif. Adapun yang menjadi tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(32)

35

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini dilakukan langsung oleh peneliti untuk mengetahui situasi sesungguhnya, dalam jangka waktu tertentu. Sehingga ketika melakukan penelitian yang sesungguhnya peneliti bisa mengetahui secara pasti mana saja yang akan difokuskan untuk diteliti.

Langkah awal peneliti dalam melakukan penelitiannya, dimulai dengan permintaan surat izin mengadakan pra penelitian yang dikeluarkan oleh jurusan dan fakultas, serta surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh universitas guna mempermudah proses penelitaian.

Selanjutnya peneliti melakukan studi dokumentasi dan studi hasil penelitian terdahulu untuk memperkaya wawasan dan mempertajam masalah penelitian.Langkah seianjutnya adalah melakukan studi lapangan sebagai studi pendahuluan, melakukan pendekatan awal dengan responden, melakukan observasi untuk mengumpulkan informasi awal yang sesuai dengan masalah penelitian. b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan diri puntuk bisa berinteraksi dengan objek penelitiannya. Peneliti diharapkan dalam tahap ini memiliki sikap yang selektif, menjauhkan diri dari keadaan yang akan mempengaruhi data, dan mencari informasi yang relevan.

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohan izin untuk melakukan penelitian ke jurusan ,fakultas dan universitas

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian ke SMAN 4 Cimahi.

c. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.


(33)

36

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai dokumen tertulis yang ada sekolah.

e. Melakukan observasi mengenai iklim sekolah yang terdapat di SMAN 4 Cimahi.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.


(34)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdsarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan didalam bab IV dan berdasrkan pada data dan fakta yang telah diteliti, maka pada bab V ini akan dirumuskan simpulan dan saran. Simpulan saran diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak yang berkaitan dalam hal penelitian ini yaitu sekolah. Adapun simpulan dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil bahwa iklim sekolah yang dilihat dari pola hubungan antar pribadi di dalamnya bisa dilihat dari banyak hal. Penelitian ini menunjukan betapa diperlukannya menjaga hubungan antara ketiga elemen penting di dalam lingkungan sekolah yaitu guru, siswa dan pemimpin di dalam hal ini sangat penting dan perlu diperhatikan secara lebih baik lagi.

Pertama, menjaga hubungan antara guru dengan siswa sangat mutlak dibutuhkan untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga dapat mendorong siswa lebih berprestasi lagi. Dimulai dari intensitas hubungan yang teripta antara pendidik dan peserta didik yang perlu lebih ditingkatkan. Kemudian tingkat keaktifan dari kedua belah pihak harus lebih tinggi lagi. Dari pihak guru harus lebih pandai untuk memancing rasa ingin tahu siswa, sementara dari pihak siswa haru semakin mengembangkan rasa ingin tahu mereka dengan menanyakan dan membahas kembali materi yang belum dimengerti. Kemudian juga dari karakteristik guru ternyata siswa lebih menyukai karakter guru yang lebih demokratis.

Kedua, hubungan yang tercipta anatara siswa dengan siswa. Ternyata dalam hubungan antara sesama siswa perlu ditingkatkan dan diperhatikan


(35)

93

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali. Dimulai dari intensitas hubungan yang perlu ditingkatkanlagi sehingga komunikasi yang tercipta antara sesama siswa semakin baik. Kemudian kelompok belajar yang terbentuk juga ternyata cukup menentukan karena dengan menyelesaikan tugas secara bersama-sama akan lebih meningkatkan rasa kebersamaan antara sesama siswa. Kemudian juga sikap saling mempengaruhi yang timbul antara siswa dengan siswa perlu digirng kearah yang positif lagi seperti lebih diarahkan lagi kepada prestasi yang baik dari siswa akan mempengaruhi siswa lainnya.

Ketiga, hubungan yang terjadi antara sesama seorang pendidikan pun ternyata bisa berdampak buat iklim yang tercipta di sekolah. Perhatian dan pembahasan mengenai para siswanya dalam lingkungan sekolah bisa menjadi bahan evaluasi dan bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dimiliki oleh para siswa terutama dalam prestasi belajar siswa. Hubungan yang terjadi antara sesama guru juga dapat memperbaiki dorongan belajar yang timbul. Dengan hubungan yang erat sesama guru dapat mengidentifikasi masalah yang dimiliki oleh peserta didiknya dari obrolan-obrolan ringan yang biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang di ruang guru.

Dan yang tidak kalah penting peranannya yaitu hubungan antara pemimpin sekolah dengan guru. Peran dari pemimpin sekolah yang dapat menentukan iklim sekolah yang menjadi pegangan sekolah yang dipimpinnya. Hubungan yang terjadi antara pemimpin sekolah dengan guru juga perlu diperhatikan guna menciptakan iklim yang kondusif untuk mendorong prestasi siswa. Karena sering kali gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berpengaruh besar terhadap iklim yang tercipta juga. Dan iklim tersabutlah yang mempengaruhi prestasi siswa itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka pada bagian ini peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :


(36)

94

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hubungan yang terjadi antara guru dan siswa dalam hal ini perlu lebih diperhatikan, bahkan dari mulai hal-hal yang kecil semisal pemberian motivasi belajar setiap memulai pelajaran harus kembali ditekankan. Motivasi yang diberikan meskipun hanya sedikit tetapi dirasakan manfaatnya. Kemudian hubungan yang tercipta antara guru dengan siswa juga lebih dipererat sehingga tidak menimbulkan kesan kaku dalma proses pemebelajaran. Pemeberian perhatian lebih terhadap siswa yang memiliki prestasi dalam bidangnya juga akan mendorog siswa untuk lebih berprestsai lagi.

2. Dalam hubungan guru dengan guru yang mendorong siswa untuk berprestasi dalam penelitian ini diperoleh masukan agar lebih meningkatkan intensitas dalam pembahasan prestasi siswa jika memperoleh waktu luang. Karena dengan semakin seringnya pembahasan mengenai siswa baik itu yang berprestasi atau bermasalah maka guru akan lebih memahami karakter dari siswanya sehingga guru dapat memberikan penyelesaian yang terbaik dari hasil diskusi dengan para guru lainnya juga.

3. Dalam hubungan siswa dengan siswa yang mendorong prestasi peneliti menekankan untuk lebih meningkatkan hubungan yang erat dengan sesama siswa. Hal ini juga berhubungan dengan pemilihan kelompok belajar yang dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Kemudian tukar pendapat dengan sesama siswa juga harus menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh para siswa sehingga dapat mengevaluasi dan mendapat masukan dari teman sebaya. Karena masukan yang diberikan oleh sesama siswa justru biasanya lebih didengar. Oleh karena itu hubungan yang tercipta baik di dalam kelas maupun diluar kelas harus tetap terjaga sehingga dapat menciptakan iklim sekolah yang kondusif juga untuk proses belajar.


(37)

95

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hubungan pemimpin sekolah dengan guru juga dalam hal ini membutuhkan gaya pemimpin yang lebih dekat dan tidak terlalu menjaga jarak dengan para guru lebih disukai. Kemudian program yang dimiliki serta kedisiplinan dari seorang pemimpin sekolah mentukan iklim yang terbentuk dalam sekolah. Jika iklim yang kondusif telah terbentuk maka siswa akan lebih mendorong siswa berprestasi.


(38)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmadi, Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Ahmadi, Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsismi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Creswell, JW. (2010). Research Design Pendekatan, Kualitatif, Kautitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Danial, Endang. (2001). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Freiberg, H.J. (2005). School Climate Measuring, Improving and Sustaining Healty Learning Environment. Philadelphia : Falmer Press.

Hoy, Wayne, Miskel, Cecil. (1987). Educational Administration Theory, Research and Practice. New York : Random Home. Inc

Hadiyanto. (2004). Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Koehler, Jerry W, et al. (1987). Organizational Communication Behavioral Perspectives. New York : Holt, Reinhart and Winston. Moleong, Rexy. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Muhibin. (2008). Pendidikan Anak dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nasution, S. (1986). Sosiologi Pendidikan. Bandung : Jemmars (2009). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta : Pustaka Belajar Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV

Alfabeta

(2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta Syamsudin, Abin Makmun.(1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga

Kependidikan. Bandung : PPS UPI.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja

Rosdikarya

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat, Jakarta.


(39)

93

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jurnal

Pinkus, Lyndsay M. (2009). Moving Beyond AYP: High School Performance Indicators. Alliance for Excellent Education. 1-20. [Online]. Tersedia : http://all4ed.org/reports-factsheets/moving-beyond-ayp-high-school-performance-indicators/

Gunbayi, Ilhan. (2007). School Climate and Teachers’ Perceptions on Climate

Factors: Research Into Nine Urban High Schools. The Turkish Online

Journal of Educational Technology (TOJET). 6(3). 1-10. [Online]. Tersedia: http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ericdocs2sql/content_ Pretorius, Stephanus dan Villiers, Elsabe de. (2009). Educators’ Perceptions of

School Climate and Health in Selected Primary Schools. South African

Journal of Education. (29). 33-52. [Online]. Tersedia:

http://www.sajournalofeducation.co.za/index.php/saje/article/view/230/ 141

Stichter, Kenneth (2008). Student School Climate Perceptions as a Measure of School District Goal Attainment. Journal of Educational Research & Policy Studies. 8(1). 44-66. [Online]. Tersedia:

http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ericdocs2sql/content_storag e_01/0000019b/80/3f/5a/c3.pdf


(1)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdsarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan didalam bab IV dan berdasrkan pada data dan fakta yang telah diteliti, maka pada bab V ini akan dirumuskan simpulan dan saran. Simpulan saran diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak yang berkaitan dalam hal penelitian ini yaitu sekolah. Adapun simpulan dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil bahwa iklim sekolah yang dilihat dari pola hubungan antar pribadi di dalamnya bisa dilihat dari banyak hal. Penelitian ini menunjukan betapa diperlukannya menjaga hubungan antara ketiga elemen penting di dalam lingkungan sekolah yaitu guru, siswa dan pemimpin di dalam hal ini sangat penting dan perlu diperhatikan secara lebih baik lagi.

Pertama, menjaga hubungan antara guru dengan siswa sangat mutlak dibutuhkan untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga dapat mendorong siswa lebih berprestasi lagi. Dimulai dari intensitas hubungan yang teripta antara pendidik dan peserta didik yang perlu lebih ditingkatkan. Kemudian tingkat keaktifan dari kedua belah pihak harus lebih tinggi lagi. Dari pihak guru harus lebih pandai untuk memancing rasa ingin tahu siswa, sementara dari pihak siswa haru semakin mengembangkan rasa ingin tahu mereka dengan menanyakan dan membahas kembali materi yang belum dimengerti. Kemudian juga dari karakteristik guru ternyata siswa lebih menyukai karakter guru yang lebih demokratis.

Kedua, hubungan yang tercipta anatara siswa dengan siswa. Ternyata dalam hubungan antara sesama siswa perlu ditingkatkan dan diperhatikan


(2)

93

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali. Dimulai dari intensitas hubungan yang perlu ditingkatkanlagi sehingga komunikasi yang tercipta antara sesama siswa semakin baik. Kemudian kelompok belajar yang terbentuk juga ternyata cukup menentukan karena dengan menyelesaikan tugas secara bersama-sama akan lebih meningkatkan rasa kebersamaan antara sesama siswa. Kemudian juga sikap saling mempengaruhi yang timbul antara siswa dengan siswa perlu digirng kearah yang positif lagi seperti lebih diarahkan lagi kepada prestasi yang baik dari siswa akan mempengaruhi siswa lainnya.

Ketiga, hubungan yang terjadi antara sesama seorang pendidikan pun ternyata bisa berdampak buat iklim yang tercipta di sekolah. Perhatian dan pembahasan mengenai para siswanya dalam lingkungan sekolah bisa menjadi bahan evaluasi dan bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dimiliki oleh para siswa terutama dalam prestasi belajar siswa. Hubungan yang terjadi antara sesama guru juga dapat memperbaiki dorongan belajar yang timbul. Dengan hubungan yang erat sesama guru dapat mengidentifikasi masalah yang dimiliki oleh peserta didiknya dari obrolan-obrolan ringan yang biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang di ruang guru.

Dan yang tidak kalah penting peranannya yaitu hubungan antara pemimpin sekolah dengan guru. Peran dari pemimpin sekolah yang dapat menentukan iklim sekolah yang menjadi pegangan sekolah yang dipimpinnya. Hubungan yang terjadi antara pemimpin sekolah dengan guru juga perlu diperhatikan guna menciptakan iklim yang kondusif untuk mendorong prestasi siswa. Karena sering kali gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berpengaruh besar terhadap iklim yang tercipta juga. Dan iklim tersabutlah yang mempengaruhi prestasi siswa itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka pada bagian ini peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :


(3)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hubungan yang terjadi antara guru dan siswa dalam hal ini perlu lebih diperhatikan, bahkan dari mulai hal-hal yang kecil semisal pemberian motivasi belajar setiap memulai pelajaran harus kembali ditekankan. Motivasi yang diberikan meskipun hanya sedikit tetapi dirasakan manfaatnya. Kemudian hubungan yang tercipta antara guru dengan siswa juga lebih dipererat sehingga tidak menimbulkan kesan kaku dalma proses pemebelajaran. Pemeberian perhatian lebih terhadap siswa yang memiliki prestasi dalam bidangnya juga akan mendorog siswa untuk lebih berprestsai lagi.

2. Dalam hubungan guru dengan guru yang mendorong siswa untuk berprestasi dalam penelitian ini diperoleh masukan agar lebih meningkatkan intensitas dalam pembahasan prestasi siswa jika memperoleh waktu luang. Karena dengan semakin seringnya pembahasan mengenai siswa baik itu yang berprestasi atau bermasalah maka guru akan lebih memahami karakter dari siswanya sehingga guru dapat memberikan penyelesaian yang terbaik dari hasil diskusi dengan para guru lainnya juga.

3. Dalam hubungan siswa dengan siswa yang mendorong prestasi peneliti menekankan untuk lebih meningkatkan hubungan yang erat dengan sesama siswa. Hal ini juga berhubungan dengan pemilihan kelompok belajar yang dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Kemudian tukar pendapat dengan sesama siswa juga harus menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh para siswa sehingga dapat mengevaluasi dan mendapat masukan dari teman sebaya. Karena masukan yang diberikan oleh sesama siswa justru biasanya lebih didengar. Oleh karena itu hubungan yang tercipta baik di dalam kelas maupun diluar kelas harus tetap terjaga sehingga dapat menciptakan iklim sekolah yang kondusif juga untuk proses belajar.


(4)

95

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hubungan pemimpin sekolah dengan guru juga dalam hal ini membutuhkan gaya pemimpin yang lebih dekat dan tidak terlalu menjaga jarak dengan para guru lebih disukai. Kemudian program yang dimiliki serta kedisiplinan dari seorang pemimpin sekolah mentukan iklim yang terbentuk dalam sekolah. Jika iklim yang kondusif telah terbentuk maka siswa akan lebih mendorong siswa berprestasi.


(5)

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmadi, Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Ahmadi, Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsismi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Creswell, JW. (2010). Research Design Pendekatan, Kualitatif, Kautitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Danial, Endang. (2001). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Freiberg, H.J. (2005). School Climate Measuring, Improving and Sustaining Healty Learning Environment. Philadelphia : Falmer Press.

Hoy, Wayne, Miskel, Cecil. (1987). Educational Administration Theory, Research and Practice. New York : Random Home. Inc

Hadiyanto. (2004). Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Koehler, Jerry W, et al. (1987). Organizational Communication Behavioral Perspectives. New York : Holt, Reinhart and Winston. Moleong, Rexy. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Muhibin. (2008). Pendidikan Anak dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nasution, S. (1986). Sosiologi Pendidikan. Bandung : Jemmars (2009). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta : Pustaka Belajar Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV

Alfabeta

(2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta Syamsudin, Abin Makmun.(1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga

Kependidikan. Bandung : PPS UPI.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja

Rosdikarya

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat, Jakarta.


(6)

93

Muhammad Luthfi Zulfikar, 2015

Iklim Sekolah yang mendorong prestasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jurnal

Pinkus, Lyndsay M. (2009). Moving Beyond AYP: High School Performance Indicators. Alliance for Excellent Education. 1-20. [Online]. Tersedia : http://all4ed.org/reports-factsheets/moving-beyond-ayp-high-school-performance-indicators/

Gunbayi, Ilhan. (2007). School Climate and Teachers’ Perceptions on Climate

Factors: Research Into Nine Urban High Schools. The Turkish Online

Journal of Educational Technology (TOJET). 6(3). 1-10. [Online].

Tersedia: http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ericdocs2sql/content_

Pretorius, Stephanus dan Villiers, Elsabe de. (2009). Educators’ Perceptions of

School Climate and Health in Selected Primary Schools. South African Journal of Education. (29). 33-52. [Online]. Tersedia: http://www.sajournalofeducation.co.za/index.php/saje/article/view/230/ 141

Stichter, Kenneth (2008). Student School Climate Perceptions as a Measure of School District Goal Attainment. Journal of Educational Research & Policy Studies. 8(1). 44-66. [Online]. Tersedia:

http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ericdocs2sql/content_storag e_01/0000019b/80/3f/5a/c3.pdf