Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis, serta Habits of Mind Siswa MTs melalui Pembelajaran Model CORE Menggunakan Strategi Konflik Kognitif.
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS, SERTA HABITS OF MIND SISWA MTs MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CORE
MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
Humaira. T NIM 1302851
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS, SERTA HABITS OF MIND SISWA MTs MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CORE
MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF
Oleh:
HUMAIRA. T
S. Pd. Universitas Negeri Padang, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M. Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika
© Humaira. T 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
(4)
ABSTRAK
Humaira.T (2015). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis, serta Habits of Mind Siswa MTs melalui Pembelajaran Model CORE Menggunakan Strategi Konflik Kognitif.
Penelitian ini fokus pada peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis, serta habits of mind. Rancangan penelitian yang digunakan ialah kuasi
eksperimen, dengan desain Non-Equivalent (Pretest and Posttest) Control-Group Design
digunakan untuk aspek kognitif, sedangkan Static Group Comparison or Posttest Only
with Non-Equivalent Groups digunakan untuk aspek afektif. Sampel pada penelitian ini
diambil dengan teknik purposive sampling sehingga terpilih 22 orang siswa kelompok
eksperimen dan 20 orang siswa kelompok kontrol pada kelas VIII MTs Negeri di Kab.
Agam. Kelompok eksperimen diberi pembelajaran model CORE menggunakan strategi
konflik kognitif, sedangkan kelompok kontrol diberi pembelajaran biasa.Tes kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah matematis, serta angket skala habits of mind
digunakan sebagai instrumen penelitian. Data kuantitatif dianalisis dengan uji t dan
Mann-Whitney untuk melihat perbedaan kemampuan kedua kelompok berdasarkan
kategori Kemampuan Awal Matematis (KAM), serta melihat perbedaan habits of mind
keduanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (a) peningkatan kemampuan pemahaman
dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa; (b) peningkatan kemampuan pemahaman matematis
siswa KAM sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik secara signifikan daripada siswa KAM sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran biasa; (c) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa KAM tinggi dan sedang yang memperoleh
pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik secara
signifikan daripada siswa KAM tinggi dan sedang yang memperoleh pembelajaran biasa;
(d) siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE memiliki habits of mind yang
lebih baik secara signifikan daripada yang memperoleh pembelajaran biasa.
Kata Kunci: model CORE, strategi konflik kognitif, pemahaman matematis, pemecahan
(5)
ABSTRACT
Humaira. T (2015). Enhancement Mathematical Understanding and Problem Solving Ability and Habits of Mind of MTs Students through CORE Model Using Cognitive Conflict Strategy.
This study focuses on enhancement mathematical understanding and problem solving abilities and habits of mind. The study design used is a quasi-experimental with Non-Equivalent (Pretest and Posttest) Control-Group Design for cognitive aspects, while Static Group Comparison or Posttest Only with Non-Equivalent Groups for affective aspect. Samples were taken by purposive sampling technique so that selected 22 experimental group students and 20 control group students from VIIIth grade of MTs at Kab. Agam. The experimental group was given CORE learning model using cognitive conflict strategy, while the control group was given regular learning. Tests of mathematical understanding and problem solving abilities, and habits of mind questionnaire were used
as research instrument. Quantitative data were analyzed with t test and Mann-Whitney
test to see the difference of two groups considering the initial ability of mathematics
(KAM) category. The results showed that: (a) enhancement of students’ mathematical
understanding and problem solving abilities with CORE learning model using cognitive conflict strategy better than students who received regular learning significantly; (b) enhancement of mathematical understanding ability of medium and low KAM category with CORE learning models using cognitive conflict strategy is better than moderate and low KAM category with regular learning significantly; (c) enhancement of mathematical problem solving ability of high and medium KAM category with CORE learning models using cognitive conflict strategy is better than the high and medium KAM category with regular learning significantly; (d) habits of mind student with CORE learning model significantly better than regular learning.
Keywords: CORE model, cognitive conflict strategy, mathematical understanding, mathematical problem solving, habits of mind.
(6)
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
1. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. 2. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif dan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa bila ditinjau dari kategori KAM:
a. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa kategori KAM tinggi yang memperoleh pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konflik kognitif tidak lebih baik daripada siswa kategori KAM tinggi yang memperoleh pembelajaran biasa.
b. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa kategori KAM sedang yang memperoleh pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa kategori KAM sedang yang memperoleh pembelajaran biasa.
c. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa kategori KAM rendah yang memperoleh pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa kategori KAM rendah yang memperoleh pembelajaran biasa.
3. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
4. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif dan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa bila ditinjau dari kategori KAM:
(7)
125
a. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kategori KAM tinggi yang memperoleh pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa kategori KAM tinggi yang memperoleh pembelajaran biasa.
b. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kategori KAM sedang yang memperoleh pembelajaran model
CORE menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa kategori KAM sedang yang memperoleh pembelajaran biasa.
c. Pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kategori KAM rendah yang memperoleh pembelajaran model
CORE menggunakan strategi konflik kognitif tidak lebih baik daripada siswa kategori KAM rendah yang memperoleh pembelajaran biasa.
5. Habits of mind siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
6. Aktivitas siswa dalam pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif secara umum meningkat pada setiap pertemuan.
B. IMPLIKASI
Merujuk pada hasil-hasil penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, maka implikasi dari hasil-hasil tersebut sebagai berikut:
1. Pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif dapat dijadikan alternatif pembelajaran di tingkat SMP/MTs untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.
2. Suasana pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif yang dipenuhi nuansa pedagogis dan kondusif sangat mendukung perkembangan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah siswa. 3. Penerapan pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif
dapat mengembangkan kebiasaan berpikir (habits of mind) siswa, termasuk kemampuan interpersonal siswa dalam pembelajaran. Kemampuan interpersonal yang dimaksud ialah interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Akibatnya, guru dituntut bersikap terbuka dalam merespon setiap tindakan/tanggapan siswa.
(8)
126
4. Peranan guru sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran menempatkan guru pada posisi yang senantiasa harus memahami perbedaan-perbedaan karakteristik setiap siswa, termasuk kelebihan dan kekurangan siswa. Dalam hal ini, guru yang profesional mampu menerapkan empat kompetensi yang dimilikinya, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
C. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka diajukan rekomendasi sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan, pelaksanaan pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif membutuhkan waktu yang cukup lama dan perencanaan yang matang, serta didukung oleh kemampuan guru menimbulkan konflik kognitif pada siswa, misalnya dengan melakukan scaffolding. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan atau dengan menanyai siswa dalam satu kelompok, yang menuntun siswa pada proses keseimbangan kognitif untuk meningkatkan pemahaman.
2. Mengingat pembelajaran model CORE menggunakan strategi konflik kognitif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa, maka perlu dilakukan penelitian pada kemampuan matematis yang berbeda dengan materi pembelajaran yang lebih luas dan waktu yang lebih lama.
3. Mengingat penelitian ini hanya menggunakan LKS sebagai sumber belajar selain buku paket yang dimiliki siswa pada pembelajaran model CORE
menggunakan strategi konfliki kognitif, diharapkan pada penelitian selanjutnya disusun bahan ajar yang lebih lengkap supaya peningkatannya lebih optimal.
4. Habits of mind siswa yang dianalisis pada penelitian ini terbatas, hanya setelah sembilan kali pertemuan. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam waktu yang cukup lama supaya dapat diamati peningkatannya dari sebelum diberi perlakuan hingga setelah diberi perlakuan.
(9)
127
5. Guru hendaknya senantiasa menciptakan lingkungan belajar yang mendorong tumbuhkembangnya habit of mind siswa, karena pembentukan karakter siswa termasuk habits of mind memerlukan teladan, bimbingan, kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan.
(10)
DAFTAR KEPUSTAKAAN
ACME. (2013). Mathematical Needs: Mathematics in the Workplace and in Higher Education. London: The Royal Society. [Online]. Tersedia di: http://www.acme-uk.org/media/7624/acme_theme_a_final%20(2).pdf. Diakses tanggal 24 September 2014.
Akinmola, E. A. (2014). Developing Mathematical Problem Solving Ability: A Panacea for A Sustainable Development In The 21st Century.
International Journal of Education and Research Vol. 2 No. 2 February 2014. [Online]. Tersedia di: http://www.ijern.com/journal/February-2014/28.pdf. Diakses tanggal 10 September 2014.
Alfeld, P. (2012). Understanding Matematics. [Online]. Tersedia di: http://www.math.utah.edu/~pa/math.html. Diakses tanggal 15 November 2013.
Anonim. (tt). A Guide to Effective Instruction in Mathematics Kindergarten to Grade 6 Volume Two: Problem solving and Communication. [Online]. Tersedia di: http://www.eworkshop.on.ca/edu. Diakses tanggal 24 September 2014.
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
As‟ari, A. R. (2011). Membangun Karakter Pebelajar Unggulan Melalui
Pembelajaran Matematika. Proceeding dipresentasikan pada
International Seminar and The Fourth National Conference on
Mathematics Education 2011 “Building the Nation Character through
Humanistic Mathematics Education”. Department of Mathematics
Education, Yogyakarta State University, Yogyakarta, July 21-23 2011. Azizah, L. dkk.. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model CORE
Bernuansa Konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis. Unnes Journal of Mathematics Education Research 2 (1), 2012. [Online]. Tersedia di: http://journal.unnes.ac.id. Diakses tanggal 20 September 2014.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006a). Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas 2006.
_________. (2006b). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas RI.
_________. (2006c). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Depdiknas RI.
_________. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas RI. Bramby, P., et al.. (2007). How Can We Assess Mathematical Understanding.
Proceedings of the 31st Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 2, pp. 41-48. Seoul: PME. [Online]. Tersedia di: http://www.emis.de/proceedings/PME31/2/41. Diakses tanggal 22 Agustus 2014.
Baroody, A. J., Feil, Y., & Johnson, A. R. (2007). An Alternative Reconseptualization of Procedural and Conceptual Knowledge, Journal for Research in Mathematics Education 38,115-131.
(11)
129
Barzel, B., et al.. (2013). Designing Tasks for Engaging Students in Active Knowledge Organization. Proceedings of ICMI Study 22 Vol. 1 285-294, Oxford. [Online]. Tersedia di: http://www.mathematik.unidortmund.de. Diakses tanggal 24 September 2014.
Baser, M. (2006). Fostering Conceptual Change by Cognitive Conflict Based Instruction on Students‟s Understanding of Heat and Temperature Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education Volume 2, Number 2, July 2006. [Online]. Tersedia di:
www.ejmste.com/022006/d6.pdf . Diakses tanggal 13 Mei 2014.
Brooks, J.G. & Brooks, M. G. (1993). In Search of Understanding: The Case for Constructivist Classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Cahyono, A. N. (2010). Vygotskian Perspective: Proses Scaffolding untuk Mencapai Zone of Proximal Development (ZPD) Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika pada tanggal 27
November 2010 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Costa, A. L, Kallick, B. (2000). Discovering and Exploring Habits of Mind. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. ____________. (2008). Learning and Leading with Habits of Mind: 16 Essential
Characteristics for Succes. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.
Creswell, J. W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating Quantitative And Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education.
Curwen, M. S., et al.. (2010). Increasing Teachers‟ Metacognition Develops Students‟ Higher Learning during Content Area Literacy Instruction: Findings from the Read-Write Cycle Project. Issues in Teacher
Education Volume 19, Number 2. [Online]. Tersedia di:
http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ902679.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Dahlan, J. A. dkk.. (2012). Implementasi Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif dalam Upaya meningkatkan High Order Mathematical Thinking Siswa.
Jurnal Pendidikan, Volume 13, Nomor 2, September 2012, 65-76.
Elmianvari, A., & Kheirabadi, R. (2013). Interactive Theoretical Model of Text Processing Reflected in Reading Comprehension: An Experimental Study. Journal of Language Teaching and Research, Vol. 4, No. 2, pp.
279-290, March 2013. [Online]. Tersedia di:
http://ojs.academypublisher.com/index.php/jltr/article/viewFile/jltr04022 79290/6451. Diakses tanggal 20 Mei 2014.
Engel, A. (1997). Problem Solving Strategies. New York: Springer.
Ernest, P. (1991). The Philosophy of Mathematics Education. Routledge Falmer. Fauzan, A. (2011). Modul 1 Evaluasi Pembelajaran Matematika: Pemecahan
Masalah Matematika. Padang: Universitas Negeri Padang.
Fauzi, A. (2014). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP antara yang Mendapatkan Pembelajaran Menggunakan Strategi Konflik Kognitif Piaget dan Hasweh. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.
(12)
130
Frei, S. (2008). Teaching Mathematics Today: Professional Development for Successful Classroom. Huntington: Shell Education.
Godino, J. D. (2006). Mathematical Concepts, Their Meanings, and Understanding. Proceedings of XX Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education. (v.2, pp. 417-425).
Universidad de Valencia. [Online]. Tersedia di:
http://www.ugr.es/~jgodino/articulos_ingles/meaning_understanding.pdf. Diakses Tanggal 20 April 2015.
Goodell, J. (2000). Learning To Teach Mathematics for Understanding: The Role of Reflection. Journal of Mathematics Teacher Education and Development Volume 2 Pages 48-6. [Online]. Tersedia di: https://www.academia.edu/4421551/Learning_to_Teach_Mathematics_f or_Understanding_The_Role_of_Reflection. Diakses tanggal 20 April 2015.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia di: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.
Diakses tanggal 18 Februari 2015.
Hamalik, O. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. FMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.
Hodgen, J., & Marks, R. (2013). The Employment Equation: Why Our Young
People Need More Maths for Today’s Job. London: The Sutton Trust.
[Online]. Tersedia di: http://www.suttontrust.com. Diakses tanggal 20 September 2014.
Idris, N. (2009). Enhancing Student‟s Understading in Calculus Trough Writing.
Proceeding in International Electronic Journal of Mathematics Education Volume 4, Number 1, Februari 2009. [Online]. Tersedia di: http://www.iejme.com/012009/d3.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Ismaimuza, D. (2010). Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik Kognitif. Disertasi: SPS UPI. Tidak diterbitkan.
Isrok‟atun. (2014). Situation-Based Learning untuk Meningkatkan Creative Problem Solving Matematis Siswa. Disertasi: SPS UPI. Tidak diterbitkan. Jacob, C., dkk. (2005). Pengembangan Model CORE dalam Pembelajaran Logika
dengan Pendekatan Reciprocal Teaching bagi siswa SMA Negeri 9 Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang (Laporan Piloting). Bandung: FPMIPA UPI.
Jaworski, B. (2014). Mathematical Understanding and Its Relation to Design of Teaching. Loughborough University, Mathematics Education Centre. [Online].http://cerme8.metu.edu.tr/wgpapers/WG14/WG14_Jaworski.pdf . Diakses tanggal 9 September 2014.
Kang, H., et al. (2010). Cognitive Conflict and Situational Interest as Factors Influencing Conceptual Change. International Journal of Environment & Science Education, Vol. 5, No. 4, October 2010, 383-405. [Online]. Tersedia di: http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ908938.pdf. Diakses
(13)
131
Kaur, B., et al.. (2009). Mathematical Problem Solving Yearbook 2009, Association of Mathematics Educators. Singapura: World Scientific Publishing.
Kreizel, J. M. (2006). Developing Habits of Mind. A Report on An Action Research Project. University of Nebraska-Lincoln. [Online]. Tersedia di: http://scimath.unl.edu/MIM/files/research/Kreizel_AR%20Final_LA.pdf. Diakses tanggal 25 Januari 2015.
Kumalasari, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran dengan Model CORE. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2.
Kurniati, E. R. (2013). Penerapan Model Siklus Belajar Empiris Induktif untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP. Tesis: SPS UPI. Tidak diterbitkan.
Kurniawan, R. (2013). Peningkatan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi: SPS UPI. Tidak
diterbitkan.
Kurnik, Z. (2008). The Scientific Approach to Teaching Math. Paper in Teaching Methodology of Mathematics, Metodika 17 (2/2008), 421-432. [Online]. Tersedia di: http://hrcak.srce.hr/file/55086. Diakses tanggal 10 September 2014.
Laterell, C. M.(tt). What is Problem Solving Ability?. [Online]. Tersedia di: http://www.lamath.org/journal/Vol1/What_IS_P_S_Ability.pdf. Diakses tanggal 10 September 2014.
Lee, D., et al.. (2003). Development of An Instrument for Measuring Cognitive Conflict in Secondary-Level Science Classes. Journal of Research in Science Teaching 40(6), 585–603 (2003). [Online]. Tersedia di:
www.Rhodes.Aegean.Gr/Ptde/Labs/Lab-Fe/.../Cognitive_Conflict.Pdf.
Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Leikin, R. (2007). Habits of Mind Associated with Advanced Mathematical Thinking and Solution Spaces of Mathematical Tasks. In the Proceedings of the Fifth Conference of the European Society for Research in Mathematics Education (pp. 2330-2339). Larnaca, Cyprus. [Online]. Tersedia di: http://ermeweb.free.fr/CERME%205/WG14/14_Leikin.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Li, X. (2013). Conceptualizing and Cultivating Mathematical Practices in School Classrooms. Journal of Mathematics Education June 2013, Vol. 6, No. 1, pp. 60-73. [Online]. http://educationforatoz.net/images/Xuhui_Li_-_5.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Limon, M. (2001). On The Cognitive Conflict as An Instructional Strategy for Conceptual Change: A Critical Appraisal. Proceeding in Learning and
Instruction 11 (2001) 357–380. [Online]. Tersedia di:
http://gene.sbnec.org.br/Limon%202001.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Mahmudi, A. (2009). Strategi Mathematics Habits of Mind (MHM) untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah
(14)
132
Disajikan Pada Konferensi Nasional Pendidikan Matematika III Universitas Negeri Medan, 23 – 25 Juli 2009.
_________. (2010). Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematatis. Makalah Disajikan Pada SeminarNasional Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Yogyakarta 17 april 2010.
Mark, J., et al. (2010). Developing Mathematical Habits of Mind. Mathematics Teaching in the Middle School Vol. 15, No. 9, May 2010. [Online]. http://faculty.tamucc.edu/sives/wp-content/uploads/2012/09/mtms2010-05-505a.pdf. Diakses tanggal 15 September 2014.
Matlin, M. W. (1994). Cognition, Third Edition. USA: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
MEI. (2005). Delivering Curriculum Pathway in Mathematics. [Online]. Tersedia di: http://www.mei.org.uk/files/pdf/Pathways.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A possible “Hidden Variabel” in Diagnostic Pretest Scores. American Journal of Physics. V70 n12 p1259-68 Dec 2002. [Online]. Tersedia di: www.physics.iastate.edu/-per/doc/AJP-Dec-2002-Vol.70-1259-1268.pdf. Diakses tanggal 2 Januari 2014.
Miller, R. G., & Calfee, R. C. (2004). Making Thinking Possible: A Methode to Encourage Science Writing in The Upper Elementary Grades. Article in Science and Children, (42) 3, 20-25. [Online]. Tersedia di:
www.roxannegmiller.com/.../Making%20Thinking%20Visible.pdf.
Diakses tanggal 13 Mei 2014.
Murni, A. dkk.. (2013). The Enhancement of Junior High Scholl Student‟s Abilities in Mathematical Problem Solving Using Soft Skill-Based Metacognitive Learning. Journal on Mathematics Education (IndoMS-JME) Volume 4 No 2, July 2013 page 194-203.
NCTM. (2000). Principle and Standards for School Mathematics. Reston VA: NCTM.
________. (2009). Teaching Mathematics through Problem Solving. [Online]. http://www.nctm.org/handlers/aptifyattachmenthandler.ashx?Attachment ID=JFNSiu%2BkPmc%3D. Diakses tanggal 25 November 2013.
National Research Council. (2002). Helping Children Learn Mathematics. Mathematics Learning Study Committee, J. Kilpatrick and J. Swafford, Editors. Center for Education, Division of Behavioral and Social Sciences and Education. Washington, DC: National Academy Press. Niss, M. (1996). Goal of Mathematical Teaching. International Handbook of
Mathematics Education Volume 4, 11-47. Nedherland: Kluwer Academic Publisher.
Nugraha, A. Y. (2012). Pengembangan Model Bahan Ajar Strategi Konflik Kognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Skripsi: UPI. Tidak diterbitkan.
OECD. (2004). A Profile of Student Performance in Mathematics. [Online]. http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudent assessmentpisa/33917867.pdf.Diakses tanggal 9 September 2014.
(15)
133
___________. (2010). Mathematics Teaching and Learning Strategies in PISA. Paridjo. (2008). Sebuah Solusi Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika.
Semarang: Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas Terbuka Semarang.
Polya, G. (1957). How to Solve It: A New Aspect of mathematical Method. USA: Princeton University Press.
Putra, R. W. Y. (2014). Penerapan Pembelajaran Konflik Kognitif untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Matematis Siswa SMA. Tesis: UPI. Tidak diterbitkan.
Rolka, K., et al.. (2007). The Role of Cognitive Conflict in Belief Changes.
Proceedings of the 31st Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 4, pp. 121-128. Seoul: PME. Ruseffendi, H. E. T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
____________. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPTK PT.
Santyasa, I. W. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah disajikan dalam Pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMP dan SMA di Nusa Penida tanggal 29 Juni sampai dengan 1 Juli 2007. Sari, S., dkk. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014
.
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 2 Part 1 : Hal. 54-59.Scott, D., Usher, D. (2011). Researching Education 2nd Edition: Data Methoda and Theory in Educational Inquiry. New York: Continum International. Seeley, L. (2014). Smarter Than We Think: Developing Mathematical Habits of
Mind. [Online]. Tersedia di: http://www.mathsolutions.com. Diakses tanggal 24 September 2014.
Sela, H., & Zaslavsky, O. (2007). Resolving Cognitive Conflict with Peers–Is Here A Difference between Two and Four?. Proceedings of the 31st Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 4, pp. 169-176. Seoul: PME. [Online]. Tersedia di: ftp://134.76.12.4/pub/EMIS/proceedings/PME31/4/168.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Setiadi, A. (2013). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Pendekatan Probing-Prompting. Tesis: UPI. Tidak Diterbitkan.
Setyawan, A. A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran
Connecting-Organizing, Reflecting-Extending (CORE) untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis: UPI. Tidak Diterbitkan.
Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, 6-19 Agustus 2004 di PPPG Matematika. [Online]. Tersedia di: http://www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 15 November 2013.
(16)
134
Skemp, R. (1976). Relational Understanding and Instrumental Understanding. Proceeding in Mathematics Teaching, 77, 20–26, 1976. [Online]. Tersedia di: http://www.grahamtall.co.uk/skemp/pdfs/instrumental-relational.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Somakim. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi: SPS UPI. Tidak diterbitkan. Stylianides, A., J., & Stylianides, G. J. (2008). „Cognitive Conflict‟ as A
Echanism for Supporting Developmental Progressions in Student‟s Knowledge about Proof. Article for TSG-18, ICME-11(2008). [Online]. Tersedia di: http://tsg.icme11.org/document/get/283. Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI.
Suherman, E. dkk. (2003). Common Text Book dalam Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung: JICA FPMIPA UPI.
Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah disajikan pada Pertemuan MGMP Matematika di SMP Negeri 1 Tasikmalaya, 11 Februari 2004.
_________. (2013). Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Surya, E. (tt). Upaya Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Srtategi Konflik Kognitif. http://digilib.unimed.ac.id.
Suryadi, D., Herman, T. (2008). Eksplorasi Matematika Pembelajaran Pemecahan Masalah. Jakarta: Karya Duta Wahana.
Sutrisno, Karjanto, A. (2014). Peningkatan Soft Skill dan Prestesi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Melalui Pembelajaran Model Learning Community. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol. 37, No. 1, Februari 2014: 25-38. [Online]. Tersedia di: http://journal.um.ac.id.
Tripathi, P. N. (2009). Problem Solving in Mathematics: A Tool for Cognitive Development. Proceedings of epiSTEME 3 p. 168-173. [Online]. Tersedia di: http://cvs.gnowledge.org/episteme3/pro_pdfs/27-tripathi.pdf. Diakses tanggal 10 September 2014.
Uno, H. B., Lamtenggo, N. (2010). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Usiskin, Z. (2012). What Does It Mean to Understand Some Mathematics.
Proceeding of 12th International Congress on Mathematical Education
8-15 July 2012, COEX Seoul, Korea. [Online]. Tersedia di:
http://www.icme12.org/upload/submission/1881_F.pdf. Diakses tanggal 10 September 2014.
Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran, Pelengkap untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional.
Waynberg, A. L. & Leikin, R. (2009). Multiple Solutions for a Problem: A Tool for Evaluation of Mathematical Thinking in Geometry. Proceedings of The Sixth Congress of The European Society for Research in
(17)
135
Mathematics Education January 28th-February 1st 2009. [Online]. Tersedia di: http://ife.ens-lyon.fr/publications/edition-electronique. Diakses tanggal 10 September 2014.
Widdiharto, R. (2004). Teknik Diagnosis dan Remidi Kesulitan dalam
Pembelajaran Matematika SMP, Paket Pembinaan Penataran.
Yogyakarta:PPPG Matematika Yogyakarta.
___________. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya, Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/ MGMP Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (P4TK) Yogyakarta.
Yuniarti, S. (2013). Pengaruh Model CORE Berbasis Kontekstual Terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa. Bandung: STKIP Siliwangi.
Yusof, Y. M., & Tall, D. (1994). Changing Attitudes to Mathematics through Problem Solving. Proceedings of the Eighteenth Conference for The Psychology of Mathematics Education, Lisbon, Portugal, 1994, IV, 401– 408.
Zazkis, R., & Chernoff, E. (2006). Cognitive Conflict and Its Resolution via Pivotal/Bridging Example. In Novotná, J., Moraová, H., Krátká, M. & Stehlíková, N. (Eds.). Proceedings 30th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 5, pp. 465-472. Prague: PME. [Online]. Tersedia di: http://www.emis.de/proceedings/PME30/5/465.pdf. Diakses tanggal 9 September 2014.
Zulkarnain, I. (2012). Meningkatkan Pemahaman Relasional Melalui Strategi Konflik Kognitif. [Online]. http://www.scribd.com /doc/46693115/Artikel-Strategi-Konflik-Kognitif# . Diakses tanggal 13 Mei 2014.
(1)
Frei, S. (2008). Teaching Mathematics Today: Professional Development for
Successful Classroom. Huntington: Shell Education.
Godino, J. D. (2006). Mathematical Concepts, Their Meanings, and Understanding. Proceedings of XX Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education. (v.2, pp. 417-425).
Universidad de Valencia. [Online]. Tersedia di:
http://www.ugr.es/~jgodino/articulos_ingles/meaning_understanding.pdf. Diakses Tanggal 20 April 2015.
Goodell, J. (2000). Learning To Teach Mathematics for Understanding: The Role of Reflection. Journal of Mathematics Teacher Education and Development Volume 2 Pages 48-6. [Online]. Tersedia di: https://www.academia.edu/4421551/Learning_to_Teach_Mathematics_f or_Understanding_The_Role_of_Reflection. Diakses tanggal 20 April 2015.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia di: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.
Diakses tanggal 18 Februari 2015.
Hamalik, O. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. FMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.
Hodgen, J., & Marks, R. (2013). The Employment Equation: Why Our Young People Need More Maths for Today’s Job. London: The Sutton Trust. [Online]. Tersedia di: http://www.suttontrust.com. Diakses tanggal 20 September 2014.
Idris, N. (2009). Enhancing Student‟s Understading in Calculus Trough Writing.
Proceeding in International Electronic Journal of Mathematics
Education Volume 4, Number 1, Februari 2009. [Online]. Tersedia di:
http://www.iejme.com/012009/d3.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Ismaimuza, D. (2010). Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik
Kognitif. Disertasi: SPS UPI. Tidak diterbitkan.
Isrok‟atun. (2014). Situation-Based Learning untuk Meningkatkan Creative
Problem Solving Matematis Siswa. Disertasi: SPS UPI. Tidak diterbitkan.
Jacob, C., dkk. (2005). Pengembangan Model CORE dalam Pembelajaran Logika dengan Pendekatan Reciprocal Teaching bagi siswa SMA Negeri 9
Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang (Laporan Piloting). Bandung:
FPMIPA UPI.
Jaworski, B. (2014). Mathematical Understanding and Its Relation to Design of
Teaching. Loughborough University, Mathematics Education Centre.
[Online].http://cerme8.metu.edu.tr/wgpapers/WG14/WG14_Jaworski.pdf . Diakses tanggal 9 September 2014.
Kang, H., et al. (2010). Cognitive Conflict and Situational Interest as Factors Influencing Conceptual Change. International Journal of Environment &
Science Education, Vol. 5, No. 4, October 2010, 383-405. [Online].
Tersedia di: http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ908938.pdf. Diakses tanggal 9 September 2014.
(2)
Kaur, B., et al.. (2009). Mathematical Problem Solving Yearbook 2009,
Association of Mathematics Educators. Singapura: World Scientific
Publishing.
Kreizel, J. M. (2006). Developing Habits of Mind. A Report on An Action
Research Project. University of Nebraska-Lincoln. [Online]. Tersedia di:
http://scimath.unl.edu/MIM/files/research/Kreizel_AR%20Final_LA.pdf. Diakses tanggal 25 Januari 2015.
Kumalasari, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran dengan Model CORE. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung
Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2.
Kurniati, E. R. (2013). Penerapan Model Siklus Belajar Empiris Induktif untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP. Tesis:
SPS UPI. Tidak diterbitkan.
Kurniawan, R. (2013). Peningkatan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi: SPS UPI. Tidak
diterbitkan.
Kurnik, Z. (2008). The Scientific Approach to Teaching Math. Paper in Teaching
Methodology of Mathematics, Metodika 17 (2/2008), 421-432. [Online].
Tersedia di: http://hrcak.srce.hr/file/55086. Diakses tanggal 10 September 2014.
Laterell, C. M.(tt). What is Problem Solving Ability?. [Online]. Tersedia di: http://www.lamath.org/journal/Vol1/What_IS_P_S_Ability.pdf. Diakses tanggal 10 September 2014.
Lee, D., et al.. (2003). Development of An Instrument for Measuring Cognitive Conflict in Secondary-Level Science Classes. Journal of Research in
Science Teaching 40(6), 585–603 (2003). [Online]. Tersedia di:
www.Rhodes.Aegean.Gr/Ptde/Labs/Lab-Fe/.../Cognitive_Conflict.Pdf.
Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Leikin, R. (2007). Habits of Mind Associated with Advanced Mathematical Thinking and Solution Spaces of Mathematical Tasks. In the Proceedings of the Fifth Conference of the European Society for Research in
Mathematics Education (pp. 2330-2339). Larnaca, Cyprus. [Online].
Tersedia di: http://ermeweb.free.fr/CERME%205/WG14/14_Leikin.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Li, X. (2013). Conceptualizing and Cultivating Mathematical Practices in School Classrooms. Journal of Mathematics Education June 2013, Vol. 6, No. 1,
pp. 60-73. [Online].
http://educationforatoz.net/images/Xuhui_Li_-_5.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Limon, M. (2001). On The Cognitive Conflict as An Instructional Strategy for Conceptual Change: A Critical Appraisal. Proceeding in Learning and
Instruction 11 (2001) 357–380. [Online]. Tersedia di:
http://gene.sbnec.org.br/Limon%202001.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Mahmudi, A. (2009). Strategi Mathematics Habits of Mind (MHM) untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah
(3)
Disajikan Pada Konferensi Nasional Pendidikan Matematika III
Universitas Negeri Medan, 23 – 25 Juli 2009.
_________. (2010). Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematatis. Makalah Disajikan Pada SeminarNasional Pendidikan Matematika di Universitas Negeri
Yogyakarta 17 april 2010.
Mark, J., et al. (2010). Developing Mathematical Habits of Mind. Mathematics
Teaching in the Middle School Vol. 15, No. 9, May 2010. [Online].
http://faculty.tamucc.edu/sives/wp-content/uploads/2012/09/mtms2010-05-505a.pdf. Diakses tanggal 15 September 2014.
Matlin, M. W. (1994). Cognition, Third Edition. USA: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
MEI. (2005). Delivering Curriculum Pathway in Mathematics. [Online]. Tersedia di: http://www.mei.org.uk/files/pdf/Pathways.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A possible “Hidden Variabel” in Diagnostic Pretest Scores. American Journal of Physics. V70 n12
p1259-68 Dec 2002. [Online]. Tersedia di:
www.physics.iastate.edu/-per/doc/AJP-Dec-2002-Vol.70-1259-1268.pdf. Diakses tanggal 2 Januari 2014.
Miller, R. G., & Calfee, R. C. (2004). Making Thinking Possible: A Methode to Encourage Science Writing in The Upper Elementary Grades. Article in
Science and Children, (42) 3, 20-25. [Online]. Tersedia di:
www.roxannegmiller.com/.../Making%20Thinking%20Visible.pdf.
Diakses tanggal 13 Mei 2014.
Murni, A. dkk.. (2013). The Enhancement of Junior High Scholl Student‟s Abilities in Mathematical Problem Solving Using Soft Skill-Based Metacognitive Learning. Journal on Mathematics Education
(IndoMS-JME) Volume 4 No 2, July 2013 page 194-203.
NCTM. (2000). Principle and Standards for School Mathematics. Reston VA: NCTM.
________. (2009). Teaching Mathematics through Problem Solving. [Online]. http://www.nctm.org/handlers/aptifyattachmenthandler.ashx?Attachment ID=JFNSiu%2BkPmc%3D. Diakses tanggal 25 November 2013.
National Research Council. (2002). Helping Children Learn Mathematics. Mathematics Learning Study Committee, J. Kilpatrick and J. Swafford, Editors. Center for Education, Division of Behavioral and Social Sciences and Education. Washington, DC: National Academy Press. Niss, M. (1996). Goal of Mathematical Teaching. International Handbook of
Mathematics Education Volume 4, 11-47. Nedherland: Kluwer Academic
Publisher.
Nugraha, A. Y. (2012). Pengembangan Model Bahan Ajar Strategi Konflik Kognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa. Skripsi: UPI. Tidak diterbitkan.
OECD. (2004). A Profile of Student Performance in Mathematics. [Online]. http://www.oecd.org/education/school/programmeforinternationalstudent assessmentpisa/33917867.pdf. Diakses tanggal 9 September 2014.
(4)
___________. (2010). Mathematics Teaching and Learning Strategies in PISA. Paridjo. (2008). Sebuah Solusi Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika.
Semarang: Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas Terbuka Semarang.
Polya, G. (1957). How to Solve It: A New Aspect of mathematical Method. USA: Princeton University Press.
Putra, R. W. Y. (2014). Penerapan Pembelajaran Konflik Kognitif untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Matematis Siswa SMA. Tesis: UPI. Tidak diterbitkan.
Rolka, K., et al.. (2007). The Role of Cognitive Conflict in Belief Changes.
Proceedings of the 31st Conference of the International Group for the
Psychology of Mathematics Education, Vol. 4, pp. 121-128. Seoul: PME.
Ruseffendi, H. E. T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
____________. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPTK PT.
Santyasa, I. W. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah disajikan dalam Pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMP dan SMA di Nusa Penida tanggal 29 Juni sampai dengan 1 Juli 2007. Sari, S., dkk. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014
.
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 2 Part 1 : Hal. 54-59.Scott, D., Usher, D. (2011). Researching Education 2nd Edition: Data Methoda
and Theory in Educational Inquiry. New York: Continum International.
Seeley, L. (2014). Smarter Than We Think: Developing Mathematical Habits of Mind. [Online]. Tersedia di: http://www.mathsolutions.com. Diakses tanggal 24 September 2014.
Sela, H., & Zaslavsky, O. (2007). Resolving Cognitive Conflict with Peers–Is Here A Difference between Two and Four?. Proceedings of the 31st Conference of the International Group for the Psychology of
Mathematics Education, Vol. 4, pp. 169-176. Seoul: PME. [Online].
Tersedia di: ftp://134.76.12.4/pub/EMIS/proceedings/PME31/4/168.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Setiadi, A. (2013). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Pendekatan
Probing-Prompting. Tesis: UPI. Tidak Diterbitkan.
Setyawan, A. A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran
Connecting-Organizing, Reflecting-Extending (CORE) untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah
Menengah Atas. Tesis: UPI. Tidak Diterbitkan.
Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, 6-19 Agustus 2004 di PPPG Matematika. [Online]. Tersedia di: http://www.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 15 November 2013.
(5)
Skemp, R. (1976). Relational Understanding and Instrumental Understanding.
Proceeding in Mathematics Teaching, 77, 20–26, 1976. [Online].
Tersedia di: http://www.grahamtall.co.uk/skemp/pdfs/instrumental-relational.pdf. Diakses tanggal 20 September 2014.
Somakim. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Penggunaan
Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi: SPS UPI. Tidak diterbitkan.
Stylianides, A., J., & Stylianides, G. J. (2008). „Cognitive Conflict‟ as A Echanism for Supporting Developmental Progressions in Student‟s Knowledge about Proof. Article for TSG-18, ICME-11(2008). [Online]. Tersedia di: http://tsg.icme11.org/document/get/283. Diakses tanggal 10 Mei 2014.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI.
Suherman, E. dkk. (2003). Common Text Book dalam Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung: JICA FPMIPA UPI.
Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah disajikan pada Pertemuan MGMP Matematika di SMP Negeri 1 Tasikmalaya, 11 Februari 2004.
_________. (2013). Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Surya, E. (tt). Upaya Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan
Srtategi Konflik Kognitif. http://digilib.unimed.ac.id.
Suryadi, D., Herman, T. (2008). Eksplorasi Matematika Pembelajaran
Pemecahan Masalah. Jakarta: Karya Duta Wahana.
Sutrisno, Karjanto, A. (2014). Peningkatan Soft Skill dan Prestesi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Melalui Pembelajaran Model Learning Community. Jurnal Teknologi dan
Kejuruan, Vol. 37, No. 1, Februari 2014: 25-38. [Online]. Tersedia di:
http://journal.um.ac.id.
Tripathi, P. N. (2009). Problem Solving in Mathematics: A Tool for Cognitive Development. Proceedings of epiSTEME 3 p. 168-173. [Online]. Tersedia di: http://cvs.gnowledge.org/episteme3/pro_pdfs/27-tripathi.pdf. Diakses tanggal 10 September 2014.
Uno, H. B., Lamtenggo, N. (2010). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Usiskin, Z. (2012). What Does It Mean to Understand Some Mathematics.
Proceeding of 12th International Congress on Mathematical Education
8-15 July 2012, COEX Seoul, Korea. [Online]. Tersedia di:
http://www.icme12.org/upload/submission/1881_F.pdf. Diakses tanggal 10 September 2014.
Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran, Pelengkap untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru
Profesional.
Waynberg, A. L. & Leikin, R. (2009). Multiple Solutions for a Problem: A Tool for Evaluation of Mathematical Thinking in Geometry. Proceedings of The Sixth Congress of The European Society for Research in
(6)
Mathematics Education January 28th-February 1st 2009. [Online]. Tersedia di: http://ife.ens-lyon.fr/publications/edition-electronique. Diakses tanggal 10 September 2014.
Widdiharto, R. (2004). Teknik Diagnosis dan Remidi Kesulitan dalam
Pembelajaran Matematika SMP, Paket Pembinaan Penataran.
Yogyakarta:PPPG Matematika Yogyakarta.
___________. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan
Alternatif Proses Remidinya, Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/
MGMP Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (P4TK) Yogyakarta.
Yuniarti, S. (2013). Pengaruh Model CORE Berbasis Kontekstual Terhadap
Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa. Bandung: STKIP Siliwangi.
Yusof, Y. M., & Tall, D. (1994). Changing Attitudes to Mathematics through Problem Solving. Proceedings of the Eighteenth Conference for The
Psychology of Mathematics Education, Lisbon, Portugal, 1994, IV, 401–
408.
Zazkis, R., & Chernoff, E. (2006). Cognitive Conflict and Its Resolution via Pivotal/Bridging Example. In Novotná, J., Moraová, H., Krátká, M. & Stehlíková, N. (Eds.). Proceedings 30th Conference of the International
Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 5, pp.
465-472. Prague: PME. [Online]. Tersedia di:
http://www.emis.de/proceedings/PME30/5/465.pdf. Diakses tanggal 9 September 2014.
Zulkarnain, I. (2012). Meningkatkan Pemahaman Relasional Melalui Strategi Konflik
Kognitif. [Online]. http://www.scribd.com