PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA.

(1)

(Penelitian Grounded Theory pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri)

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Umum

Oleh

DEVI IRENA

NIM. 1201506

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Promotor Merangkap Ketua

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP: 196203161988031003

Kopromotor Merangkap Sekretaris

Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M.Pd. NIP: 19660601 199103 1 005

Anggota

Dr. Ir. Mubiar Purwasasmita NIP: 19511227197802001

Mengetahui;

Ketua Program Studi Pendidikan Umum

Dr. Kama Abdul Hakam, M.Pd. NIP: 195512151980021001


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul “ Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan untuk Membentuk Manusia Seutuhnya (Penelitian Grounded Theory di Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Jatinangor )” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tulis saya ini.

Bandung, September 2015 Yang membuat pernyataan,

Devi Irena NIM 1201506


(4)

Nama : Devi Irena

Tempat/Tgl. Lahir : Kerinci/11 Juni 1970

Pekerjaan : PNS, Dosen IPDN Jatinangor NIP : 19700611 199803 2001 Alamat Rumah : Komplek IPDN Blok D No. 03

Jln. Raya Sumedang Km 21 Jatinangor Sumedang. HP. 081394790912

Orang tua :

Ayah : H.Irfan, BA Ibu : Hj. Riwana Amri Keluarga :

Suami : Dr. H. Ali Hanafiah Muhi, SP.MP Pekerjaan : PNS, Dosen IPDN

Anak : Santri Alviyanti Umairoh, S.Ked Winda Alvioni

Pendidikan

1. SD Negeri 2 Bangko, Jambi (1977-1983) 2. SMP Negeri7 Kotamadya Jambi (1983-1986) 3. SMA Negeri 1 Kotamadya Jambi (1986-1989)

4. Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (1989-1995)

5. S2 Administrasi Pemerintah Daerah (MAPD) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2003-2005)

6. S3 Program studi Pendidikan umum/nilai, konsentrasi Pendidikan nilai/karakter di Universitas Pendidikan Indonesia (2012-2015)

Pengalaman Kerja :

1 Guru di SMK Pertanian Jambi (1995-1996) 2 Dosen Fakultas Pertanian Univ. Batanghari Jambi (1995-1998) 3 Staf kantor camat kecamatan Telanaipura Jambi (1998-1999)

4 PLT kasubsi Produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kota Jambi (1999-2000)

5 Pelatih di IPDN (2000-2003) 6 Pengasuh di IPDN (2003-20010)


(5)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Devi Irena (1201506). Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan untuk Membentuk Manusia Seutuhnya (Penelitian Grounded Theory di Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor)

Pendidikan di Indonesia cenderung menyiapkan anak cerdas secara intelektual. Akibatnya banyak orang pintar yang tidak benar perilakunya. Hal ini mengindikasikan pendidikan belum mampu mengembangkan aspek afektif secara optimal, sehingga harapan untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya melalui pendidikan masih perlu mendapat perhatian khusus, dengan menerapkan pendidikan karakter. IPDN merupakan perguruan tinggi yang menerapkan pendidikan melalui pendekatan tritunggal terpusat (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan), dimana fokus pendidikan karakter dilakukan melalui pengasuhan. Penelitian ini bertujuan mengungkap dan merumuskan konsep manusia utuh melalui pendidikan karakter berbasis pengasuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded theory dan menggunakan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Data dikumpulkan dengan cara observasi partisipatif, wawancara mendalam dan kajian dokumentasi. Temuan penelitian meliputi (1) profil IPDN, yang dikaji dari sejarah IPDN, visi misi, lambang, fasilitas kampus, dan sistem pendidikan yang diterapkan, mengindikasikan bahwa IPDN adalah lembaga pendidikan yang berkarakter; (2) pola pendidikan karakter melalui pengasuhan meliputi: metode, tahapan, kurikulum, dan petadupra; (3) aktivitas pengasuhan untuk ketakwaan, etika, komunikasi, penalaran, dan fisik; (4) nilai yang terbentuk melalui pengasuhan mencakup nilai skala individu dan skala komunitas serta pembobotan nilai. Penulis berhasil mengkonstruksi konsep manusia utuh: terkait dimensi ruang, waktu, fenomena, unsur, nilai skala individu dan komunitas serta bobot nilai. Pendidikan karakter melalui pengasuhan diharapkan menjadi penguatan dan keseksamaan yang diandalkan untuk pendidikan dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.


(6)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Devi Irena (1201506). Character Education Based of Nurture for Forming Intact Person (Grounded Theory Research in Institute of Public Administration Jatinangor)

Education in Indonesia in general tend to prepare the child for smart intellectually. As a result, a lot of smart people who are not right in his behavior. This indicates that education has not been able to develop an optimal affective aspect, so the hopes to forming intact person through education still needs special attention by implementing character education. IPDN is the official college that apply character education through a unified trinity approach (teaching, training and nurturing), where the focus of the character education is done through nurturing. This research aims to uncover and formulate the concept of character education through nurturing to form a intact person. This study used a qualitative approach with grounded theory methods and use data collection techniques from Miles and Huberman namely : data reduction, data presentation and conclusion. Data collected by participatory observation, interview and documentation Study.

The research findings include (1) IPDN profile of the history, vision, mission, emblem, campus facilities, and an education system that is applied indicates that IPDN is a character educational institutions; (2) the patterns of character education through nurturing in IPDN include : methods, the stages, the curriculum, and the life regulations of praja; (3) nurturing activities for piety, ethics, communication, reasoning, and physical; (4) value that created through nurturing include individual scale and community scale and the weighting value. The author succeeded in formulating the intact concept : related dimensions of space, time, phenomenon, element, individual and community scale value and weight value. Character education through nurturing hopely can be a strengthening and precision that are relied for education in order to form the intact human beings.


(7)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan untuk Membentuk Manusia Seutuhnya.” Disertasi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat dalam memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan pada Progam Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pendidikan di Indonesia cenderung menyiapkan anak untuk cerdas secara intelektual saja. Akibatnya banyak orang pintar yang tidak benar dalam perilakunya, dimana terjadinya degradasi moral di kalangan masyarakat seperti korupsi, tawuran, narkoba, begal, susila dll.

Terindikasi bahwa pendidikan belum mampu untuk mengembangkan aspek afektif secara optimal, sehingga harapan untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya melalui pendidikan masih perlu mendapat perhatian khusus. Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah mengembangkan strategi-strategi pelaksanaan pendidikan karakter. Demikian juga dengan IPDN yang merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan menerapkan pendidikan dengan sistem tritunggal terpadu (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan), dimana sebagai fokus pendidikan karakternya adalah dengan pendekatan pengasuhan.

Penulis menyadari, sekalipun melalui proses pendampingan, pengarahan secara intensif dari para pembimbing selama penyusunan, akan tetapi karena keterbatasan penulis dalam mentransformasikan masukkan-masukkan


(8)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembimbing ke dalam tulisan ini maka disertasi yang dihasilkan masih jauh dari sempurna. Sekaitan dengan itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif guna perbaikan pada masa yang akan datang. Akhirnya, besar harapan penulis hasil penelitian ini mempunyai nilai manfaat bagi pembaca, khususnya dalam rangka pengembangan keilmuan Pendidikan Umum.

Bandung, September 2015 Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Maha suci Allah yang telah melimpahkan taufik dan hidayah serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan disertasi ini sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Disertasi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, penulis ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Furqon, Ph.D. selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Dr. Kama Abdul Hakam, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia .

4. Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. selaku Ketua Tim Promotor yang selalu membimbing dan memberikan berbagai pengetahuan, wawasan, saran bahkan kritik yang sifatnya konstruktif kepada penulis.

5. Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M.Pd. selaku Ko-Promotor yang senantiasa menjadi teman diskusi penulis dalam penyelesaian disertasi ini.


(9)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Dr. Ir. Mubiar Purwasamita, selaku Anggota Promotor yang dengan tulus ikhlas memberikan masukkan dan arahan kepada penulis guna menghasilkan suatu kajian akademik yang utuh menyeluruh.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan segudang ilmu dan pengalaman kepada penulis.

8. Seluruh narasumber yang telah memberikan berbagai informasi berkaitan dengan kajian penelitian.

9. Ibunda Hj. Riwana Amri, Ayahanda H. Irfan, BA, yang senantiasa melimpahkan kasih sayangnya dengan penuh kesabaran dan tulus ikhlas

memberikan do’a, bimbingan, serta dorongan baik secara moril maupun

materil untuk keberhasilan penulis.

10.Suamiku Dr. H. Ali Hanafiah Muhi,SP.MP yang selalu sabar, tawakkal dalam memberikan perhatian, pengertian, dukungan dan selalu menjadi motivator serta inspirator bagi penulis untuk selalu lebih maju.

11.Buah hatiku Santri Alviyanti S.Ked dan Winda Alvioni yangselalu mendoakan dan menjadi penyemangat untuk segera menyelesaikan disertasi ini.

12.Adik-adikku ( Ir. Eva Rianti, S.pd dan Andri Fariko, SE) serta keluarga semua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.

13.Rekan-rekan seperjuangan pada Prodi Pendidikan Umum yang senantiasa saling memberi dukungan untuk kesuksesan bersama.

14.Rekan-rekan civitas Akademika IPDN

15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya disini.

Penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang tak terhingga teriring doa jazakumullah khairan katsiran , semoga segala kebaikannya menjadi catatan amal soleh yang akan mendapatkan balasan berlipat dari Allah Swt. Amin.


(10)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 11

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Manfaat Penelitian ... 13

1.5. Struktur Organisasi Disertasi ... 14

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER, PENGASUHAN, MANUSIA UTUH……… 15


(11)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2. Makna Karakter ... 18

2.3. Konsep Pendidikan Karakter... 26

2.4. Konsep Pengasuhan ... 36

2.5. Konsep Manusia Seutuhnya ... 46

2.6. Penelitian yang Relevan ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

3.1. Desain Penelitian ... 59

3.2. Partisipan dan tempat penelitian ... 63

3.3. Pengumpulan Data ... 63

3.4. Analisis Data ... 68

3.5. Defenisi Operasional ... 69

3.6. Validasi Data ... 71

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 76

4.1. Temuan Penelitian ... 76

4.1.1. Gambaran Umum Profil IPDN ... 76

4.1.2. Pola Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ………. 83

4.1.3. Upaya Pembentukan Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 95

4.1.4. Nilai Kemanusiaan yang terbentuk dari Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan………... 123

4.2. Pembahasan …. ... ... 137

4.2.1. Profil IPDN Mencerminkan Lembaga Pendidikan Berkarakter 137

4.2.2. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Pola Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan……… 143

4.2.3. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 155

4.2.4. Konstruksi Konsep Manusi Utuh dari Nilai-Nilai Kemanusiaan yang Terbentuk melalui Pengasuhan untuk Keseksama Nilai… 168

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 187

5.1. Simpulan .. ... …. 187

5.2. Implikasi ... …. 193

5.3. Rekomendasi………. ... …. 194

DAFTAR PUSTAKA ……… 196


(12)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Konfigurasi Karakter dalam Konteks Totalitas

Proses Psiko-sosial……… 26 Gambar 2.2 Skema Transformasi Sosial Pendidikan Karakter………. 33 Gambar 3.1 Komponen Analisis Data ... 68 Gambar 3.2 Proses Analisis Penelitian ... 69 Gambar 4.1 Makna Lambang Institut Pemerintahan Dalam Negeri…. 80 Gambar 4.2 Sinergisitas Triple Educators (Dosen, Pelatih, Pengasuh) 142


(13)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.3 Konstrusi Konsep Utuh dalam Keterkaita Ruang………... 148

Gambar 4.4 Relevansi Tahap Pembentukan Karakter Praja dengan The Stage of Meaning... 150

Gambar 4.5 Pembentukan Nilai Manusia Utuh………... 174

Gambar 4.6 Proses Pembiasaan Karakter……… .. 175

Gambar 4.7 Keterkaitan antar Komponen Karakter…………... 176

DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter Kemendiknas 2010………. 23

Tabel 2.2 Skema Unsur Kemanusiaan menurut Upaya dan Urutan Nilai 54

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... .. 67


(14)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.2 Beberapa Aspek Terkait Pola Pengasuhan IPDN……… 94

Tabel 4.3 Jadwal Aktivitas Rutin Harian Praja……….. 113

Tabel 4.4 Identifikasi Aktivitas Pengasuhan Membentuk Manusia utuh 122

Tabel 4.5 Nilai-Nilai dari Unsur Ketakwaan……… 125

Tabel 4.6 Nilai-Nilai dari Unsur Etika………….……… 128

Tabel 4.7 Nilai-Nilai dari Unsur Komunikasi ……….. 130

Tabel 4.8 Nilai-Nilai dari Unsur Penalaran ………. 132

Tabel 4.9 Nilai-Nilai dari Unsur Fisik/Kebadanan………….. ………… 134

Tabel 4.10 Konstruksi Konsep Utuh dalam Dimensi Waktu………. 151

Tabel 4.11 Korelasi Kurikulum Pengasuhan Terkait Unsur Manusia Utuh 153

Tabel 4.12 Kategorisasi Pelanggaran Praja………. 154

Tabel 4.13 Kontruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pengasuhan .. 165

Tabel 4.14 Pembobotan Upaya dan Manfaat Nilai ………. 171


(15)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 11

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Manfaat Penelitian ... 13

1.5. Struktur Organisasi Disertasi ... 14

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER, PENGASUHAN, MANUSIA UTUH……… 15

2.1. Hakekat Pendidikan ... 15

2.2. Makna Karakter ... 18

2.3. Konsep Pendidikan Karakter... 26

2.4. Konsep Pengasuhan ... 36

2.5. Konsep Manusia Seutuhnya ... 46

2.6. Penelitian yang Relevan ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

3.1. Desain Penelitian ... 59

3.2. Partisipan dan tempat penelitian ... 63

3.3. Pengumpulan Data ... 63

3.4. Analisis Data ... 68

3.5. Defenisi Operasional ... 69

3.6. Validasi Data ... 71

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 76

4.1. Temuan Penelitian ... 76

4.1.1. Gambaran Umum Profil IPDN ... 76

4.1.2. Pola Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ………. 83

4.1.3. Upaya Pembentukan Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 95

4.1.4. Nilai Kemanusiaan yang terbentuk dari Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan………... 123


(16)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2. Pembahasan …. ... ... 137

4.2.1. Profil IPDN Mencerminkan Lembaga Pendidikan Berkarakter 137

4.2.2. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Pola Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan……… 143

4.2.3. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 155

4.2.4. Konstruksi Konsep Manusi Utuh dari Nilai-Nilai Kemanusiaan yang Terbentuk melalui Pengasuhan untuk Keseksama Nilai… 168

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 187

5.1. Simpulan .. ... …. 187

5.2. Implikasi ... …. 193

5.3. Rekomendasi………. ... …. 194

DAFTAR PUSTAKA ……… 196


(17)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Konfigurasi Karakter dalam Konteks Totalitas

Proses Psiko-sosial……… 26

Gambar 2.2 Skema Transformasi Sosial Pendidikan Karakter………. 33

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data ... 68

Gambar 3.2 Proses Analisis Penelitian ... 69

Gambar 4.1 Makna Lambang Institut Pemerintahan Dalam Negeri…. 80

Gambar 4.2 Sinergisitas Triple Educators (Dosen, Pelatih, Pengasuh) 142

Gambar 4.3 Konstrusi Konsep Utuh dalam Keterkaita Ruang………... 148

Gambar 4.4 Relevansi Tahap Pembentukan Karakter Praja dengan The Stage of Meaning... 150

Gambar 4.5 Pembentukan Nilai Manusia Utuh………... 174

Gambar 4.6 Proses Pembiasaan Karakter……… .. 175


(18)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter Kemendiknas 2010………. 23

Tabel 2.2 Skema Unsur Kemanusiaan menurut Upaya dan Urutan Nilai 54

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... .. 67

Tabel 4.1 Tahap-Tahap Pembinaan Karakter Praja IPDN……….. 86

Tabel 4.2 Beberapa Aspek Terkait Pola Pengasuhan IPDN……… 94

Tabel 4.3 Jadwal Aktivitas Rutin Harian Praja……….. 113

Tabel 4.4 Identifikasi Aktivitas Pengasuhan Membentuk Manusia utuh 122

Tabel 4.5 Nilai-Nilai dari Unsur Ketakwaan……… 125

Tabel 4.6 Nilai-Nilai dari Unsur Etika………….……… 128

Tabel 4.7 Nilai-Nilai dari Unsur Komunikasi ……….. 130

Tabel 4.8 Nilai-Nilai dari Unsur Penalaran ………. 132

Tabel 4.9 Nilai-Nilai dari Unsur Fisik/Kebadanan………….. ………… 134

Tabel 4.10 Konstruksi Konsep Utuh dalam Dimensi Waktu………. 151

Tabel 4.11 Korelasi Kurikulum Pengasuhan Terkait Unsur Manusia Utuh 153

Tabel 4.12 Kategorisasi Pelanggaran Praja………. 154

Tabel 4.13 Kontruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pengasuhan .. 165

Tabel 4.14 Pembobotan Upaya dan Manfaat Nilai ………. 171


(19)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan secara historis dalam beberapa GBHN. Di dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang juga mencerminkan konsep dan tujuan pendidikan umum. Secara lengkap fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 adalah sebagai berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional ini menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa.Tujuan tersebut bukan hanya untuk sekelompok orang peserta didik tertentu yang meggeluti suatu bidang spesialisasi tertentu, melainkan untuk semua peserta didik. Tujuan ini tidak dapat dicapai oleh pendidikan yang hanya menekankan aspek intelektual atau keterampilan tertentu saja karena tujuan tersebut menggambarkan keterpaduan dari berbagai ranah, bahkan ranah afektif. Oleh karena itu tujuan pendidikan seperti itu hanya dapat dicapai oleh suatu pendidikan yang bersifat umum yang mengintegrasikan seluruh ranah.


(20)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya diharapkan dapat dicapai oleh tujuan pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan umum yaitu membina warga Negara Indonesia yang memiliki kepribadian yang baik, terpadu, dan terdidik, yang disebut sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Manusia Indonesia seutuhnya itu secara singkat dapat digambarkan sebagai manusia yang memiliki kepribadian terpadu (kognitif, psikomotorik dan afektif) dengan penekanan yang lebih besar pada aspek afektifnya serta terpadu jasmani dan rohaninya (Maftuh, 2009. Hlm.15). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, perlu di pahami aspek potensi manusia yang penting untuk dikembangkan sebagai upaya pembentukan manusia berkepribadian utuh melalui proses knowing the good, loving the good,

feeling the good, acting the good, sama-sama melibatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik (Megawangi, 2004, hlm. 105).

Pendidikan yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan dan tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada masa kini dan masa depan sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Jokowi, agar melakukan revolusi mental. Maka diperlukan pendidikan yang dapat membentuk sumber daya manusia Indonesia yang handal, berdaya saing dan berkarakter kuat dan baik. Individu yang berkarakter kuat dan baik adalah mereka yang memiliki akhlak, moral dan budi pekerti yang baik. Alternatif caranya, dengan menerapkan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mernyempurnakan budi pekerti atau perilaku manusia sesuai dengan hakikatnya, dimana kita berproses dalam karakter kita, seiring suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan cara yang menurut moral itu baik.

Pendidikan karakter dilakukan dengan mengembangkan seluruh potensi dan dimensi secara utuh, yang meliputi aspek kognitif, emosi, sosial, spiritual, motorik dan kreativitas dalam suasana kondusif yang penuh kasih sayang, agamis dan menyenangkan. Atmosfir sekolah atau suasana sekolah harus dipenuhi dengan kasih


(21)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sayang dan kedamaian (Jareonsettasin, 2000). Karakter yang terasa demikian memiliki tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu : pengetahuan moral (moral

knowing), perasaan moral (moral feeling) dan perilaku moral (moral behavior), atau

kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan (Lickona, 1991, hlm. 81-82).

Pendidikan karakter adalah suatu proses yang ditularkan, diteladani, dibiasakan dan pada akhirnya akan tampak sebagai karakter yang selalu diterapkan. Jika peserta didik sebagai pembelajar telah dibiasakan untuk melihat dan meneladani nilai-nilai positif itu saat mereka dididik di sekolah, maka mereka akan menjadi generasi bangsa dengan segala karakter positif. Bukan generasi yang korup, bukan generasi yang selalu saling sikut demi kekuasaan dan jabatan, bukan generasi yang mudah menanggalkan identitasnya sebagai manusia bertaqwa kepada Tuhan YME dan berjiwa Pancasila. Selayaknya menjadi pribadi dengan jiwa konstruktif, inovatif, dan solutif yang siap mengikis dan menyelesaikan segala kemelut bangsa yang tengah sekarat dengan carut-marut ini, dan generasi yang siap mencopot segala krisis multidimensi. Pendidikan karakter yang digulirkan bertujuan untuk membantu peserta didik memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai kebaikan atau etika, hingga peserta didik pelan-pelan akan terbentuk menjadi pribadi yang memiliki sifat kejujuran, pantang menyerah, memiliki etos kerja, mau tertib patuh pada aturan, punya kepedulian pada sesama, dan sebagainya.

Pendidikan karakter diharapkan dapat mencegah tumbuhnya sifat-sifat buruk yang dapat menutupi fitrah manusia, serta melatih peserta didik untuk terus melakukan perbuatan baik sehingga mengakar kuat dalam diri yang tercermin dalam tindakannya yang senantiasa melakukan kebajikan. Begitu banyak manusia yang tahu perilakunya yang buruk tapi tidak tahu cara mengubahnya. Oleh karena itu diperlukan pendidikan karakter yang eksplisit, yang mencakup bukan saja pengetahuan baik dan buruk yang mengandalkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga


(22)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana meningkatkan kemampuan afektif untuk menumbuhkan cinta kepada kebajikan dan melatih secara terus menerus perbuatan baik dalam tindakan nyata.

Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk pribadi peserta didik, agar menjadi manusia yang seutuhnya. Karakter utuh ini padat muatan moral dan harus diajarkan sekolah dan perguruan tinggi dalam suasana demokrasi. Sekolah memerlukan konsep karakter dan komitmen untuk mengembangkan konsep tersebut dalam diri peserta didiknya (Lickona, 2012, hlm. 79). Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai (Wibowo, 2013, hlm 39), yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari agama dan budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda agar menjadi manusia yang seutuhnya (paripurna). Usaha untuk pembentukan dan pengembangan karakter seseorang tidaklah mudah, memerlukan pendekatan yang komprehensif yang dilakukan secara eksplisit, sistematis dan berkesinambungan. Pendidikan karakter dapat memberi pengetahuan mana yang baik dan mana yang buruk serta membuat sifat-sifat baik mengakar di dalam diri peserta didik yang membuatnya menjadi manusia utuh (Insan kamil).

Semakin kuatnya tedensi yang ada dalam pendidikan di Indonesia yang lebih memfokuskan diri pada aspek kognitif-intelektual dan aspek psikomotorik keahlian (skill), cenderung tidak memperhatikan aspek afektif. Akibatnya banyak kita temui generasi muda yang cenderung tidak mampu mengendalikan emosi, jiwanya gersang, tingkat spritualitasnya dan daya juang serta rasa peduli terhadap lingkungan yang masih rendah, sehingga muncul berbagai peristiwa yang diakibatkan rendahnya nilai moral dan karakter bangsa. Banyaknya kasus-kasus seperti perkelahian masal, meningkatnya kenakalan remaja seperti kasus-kasus begal yang pada umumnya dilakukan oleh anak-anak muda, kekerasan terhadap anak, perilaku amoral, berbagai kasus dekadensi moral. Gejala tersebut bahkan di tempat-tempat tertentu telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan tata kehidupan, dan tidak mencerminkan nilai-nilai budaya dan norma-norma yang berlaku.


(23)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maraknya perilaku menyimpang itu umumnya menunjuk pada kesadaran akhlak dan moral yang merosot. Pendidikan di Indonesia cenderung menyiapkan anak untuk cerdas secara intelektual, mengaktifkan otak kiri dan mengabaikan potensi otak kanan. Akibatnya banyak orang pintar yang tidak benar dalam perilakunya. Kecerdasan yang dimiliki tidak dimanfaatkan di jalan yang lurus yang Allah ridhoi. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan belum mampu untuk mengembangkan aspek afektif secara optimal, sehingga harapan untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya melalui pendidikan masih perlu mendapat perhatian khusus, maka solusinya adalah menerapkan pendidikan karakter.

Seluruh upaya pendidikan diarahkan pada pembinaan karakter yang melalui olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, olah raga (Kemendiknas, 2010, hlm. 10). Banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal (persekolahan dan perguruan tinggi). Sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda, lembaga pendidikan diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pengembangan mental spritual peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter. Pendidik harus menjadi model dari karakteristik yang diinginkan pada diri peserta didik, nilai-nlai yang diinginkan juga harus menjadi bagian terintegrasi dari olah raga dan kegiatan ekstrakurikuler (Na-Ayudya, 2008, hlm. 7).

Pendidik dituntut untuk dapat membantu peserta didiknya dalam mengembangkan dan mengamalkan kualitas keutamaan dan mencegah anak didik kita menjadi kandidat-kandidat warga negara yang berwatak negatif atau tidak terpuji. Anak-anak didik harus mendahulukan otak daripada otot. Kita perlu berupaya mencegah peserta didik calon-calon individu yang tidak jujur, tidak sabar, tidak toleran, tidak adil, tidak bertanggung jawab, tidak rajin, tidak disiplin, tidak tabah dan tidak ramah. Kita harus mencegah generasi muda kita yang mendahulukan emosi, keserakahan dan kekerasan diatas nalar, martabat dan kedamaian umat manusia (Kalidjernih, 2011, hlm. 71).


(24)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, Djohar (dalam Wibowo, 2013. Hlm. 121) mengidentifikasi tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter seseorang, (1) modal budaya yang dibawa sejak kecil, (2) dampak lingkungannya, (3) kekuatan individu merespon dampak lingkungannya. Menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung menjadi sangat penting dalam menumbuh kembangkan karakter seorang mahasiswa. Untuk keberhasilan pendidikan karakter dalam konteks perguruan tinggi, ditentukan oleh lingkungan kampus, baik ekosistem dan akademiknya serta strategi implementasi, seharusnya semua itu disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik dan mendukung pengembangan karakter mulia mahasiswa (Wibowo, 2013.122).

Pemerintah telah membuat dan menetapkan Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025, yang tujuannya membina dan mengembangkan karakter warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pemerintah Republik Indonesia, 2010 : 4). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter bangsa memiliki tiga fungsi utama, yaitu :

1. Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikir baik, dan berperilaku baik;

2. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik ; dan

3. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. (Wibowo, 2013. Hlm. 123)

Satuan pendidikan formal dari SD sampai perguruan tinggi sangat sentral posisi dan perannya dalam mengembangkan karakter. Menurut Budimansyah (2010, hlm. 11) pendidikan karakter diperguruan tinggi merupakan tahapan pembentukan karakter yang tidak kalah pentingnya dari pendidikan karakter ditingkat sekolah dasar


(25)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menengah karena merupakan tindak lanjut dari pendidikan karakter di sekolah. Untuk lingkup satuan perguruan tinggi dilaksanakan melalui tridharma perguruan tinggi , budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan keseharian (Tim Pendidikan Karakter Ditjen Dikti, 2010).

Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah mengembagkan strategi pelaksanaan pendidikan karakter. Model pendidikan karakter UPI Bandung dikembangkan melalui tiga cara, yaitu : (a) melalui penguatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn); (b) mengoptimalkan layanan bimbingan konseling kepada para mahasiswa; dan (c) menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik (Budimansyah, dkk. 2010. Hlm. v). Pendidikan karakter Universitas Indonesia dikembangkan dan diimplementasikan melalui dua kegiatan utama, yaitu Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) dan Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT).

IPDN yang merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan menerapkan pendidikan karakter melalui pendekatan tritunggal terpadu (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan). Pengajaran untuk membentuk kecerdasan intelektual dan pelatihan untuk membentuk kecerdasan psikomotorik dan pengasuhan untuk membentuk kecerdasan afektif. Keunikan pendidikan di IPDN justru dengan adanya pendidikan karakter dilakukan melalui pendekatan pengasuhan. Pengasuhan IPDN sebagai strategi pendidikan karakter yang dirancang khusus lengkap dengan kurikulum pengasuhannya.

Menurut Engel (1997), pengasuhan erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga atau komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan . Dalam kamus bahasa Indonesia pengasuhan yaitu :

“cara mengasuh”, merupakan sikap dalam upaya mendidik anak dengan

melakukan penataan lingkungan fisik, sosial, sosio-kultural, suasana psikologis, yang kesemuanya dilakukan dalam rangka menerapkan nilai-nilai moral kepada anak sebagai dasar perilaku di kehidupan yang akan datang,


(26)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana membimbing dan mendidik anak secara psikis menuju kedewasaan (tersedia dalamhttp://library.walisongo.ac.id/ digilib/download. php?id=2175 diakses tanggal 17 April 2015).

Sebagaimana pengasuhan di IPDN sangat diperlukan, karena peserta didik di IPDN selama masa pendidikan yaitu empat tahun ditempatkan di asrama. Kehidupan di asrama selama 24 jam dalam sehari semalam dengan peserta didik berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan beragam suku bangsa dan agama, maka diperlukan pengaturan secara seksama. Keberadaan pengasuhan berfungsi membentuk karakter keprofesionalannya. Bahkan dari sisi ruang dan waktu, porsi terbesarnya pada pegasuhan selama 24 jam dalam sehari semalam.

Implementasi dari pendidikan karakter melalui pengasuhan ditentukan oleh sempurnanya keterkaitan fenomena nilainya, sementara orang merasa perlu adanya mata pelajaran etika atau budi pekerti. Seolah-olah semua ingin dijadikan mata kuliah tersendiri dan dimasukkan kedalam kurikulum pengajaran. Padahal tidak semua yang diperlukan dimasukkan kedalam kurikulum yang menjadi mata pelajaran, melainkan bisa dimasukkan kedalam konsep pengasuhan.

Pendidikan perilaku keterkaitannya lebih banyak kepada kesepakatan dan hal itu dibangun di dalam pola asuhan, bukan dihafalin, dan tataran implementasi ilmunya adalah ilmu bersepakat seperti dalam cara berkomunikasi dan melihat nilai. Sangat bisa diasumsikan bahwa pola pengasuhan penting bagi perguruan tinggi lainnya karena pendidikan karakter itu bisa melalui pendidikan formal dalam kelas, melalui kegiatan ekstrakurikuler atau melalui pengasuhan sebagai pengganti keluarga. Peran keluarga dalam komunitas terkecil dalam suatu bangsa harus berkelanjutan.

Saat anak sekolah dari SD sampai SMA, mereka diasuh oleh keluarganya atau orang tuanya. Sedangkan pada saat mereka memasuki jenjang perguruan tinggi, akademiknya tetap berkelanjutan sedangkan pengasuhannya terputus atau diserahkan begitu saja ke masyarakat yang tidak terpola dengan baik. Pengasuhan telah


(27)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan oleh orang tua sejak dini, tidak selayaknya ketika masuk perguruan tinggi terlepas dari orang tua dan tidak ada penggantinya, maka terjadi konsep pengasuhan yang tidak berkesinambungan, masalahnya bisa lebih gawat daripada ketidaksinambungan pendidikan kurikuler di kelas.

Saat ini kita memerlukan pendidikan karakter untuk membina anak bangsa agar menjadi manusia seutuhnya, diantaranya melalui pengasuhan, sehingga menemukan identitas diri, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam dan nilai-nilai spiritual (Lennox, 2009,hlm.15). Pembinaan karakter bertujuan untuk pengembangan nilai-nilai karakter peserta didik yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku manusia secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah (Kesuma dkk, 2012, hlm. 5), maka diupayakan strukturisasi keseimbangan antara dunia lahiriah dan dunia bathiniah atau keseimbangan perilaku jasmani dan perilaku rohani (Amin, 2011, hlm. 113).

Kita perlu menghidupkan kembali pendidikan yang diarahkan pada aspek afektif untuk pembentukan manusia menuju kesempurnaan ideal jiwa dan badan, membentuk budaya intelektual dan spiritual. Hal ini sejalan dengan dua deskripsi kemanusiaan yang saling melengkapi yaitu deskripsi upaya fisik yang berangkat dari sumber fenomena kealaman dan deskripsi nilai yang berangkat dari sumber fenomena ketuhanan (gaib) yang membuka peluang manfaat, maka dari kedua fenomena tersebut yaitu fenomena kealaman dan fenomena Ilahiyah maka diturunkan konsep manusia seutuhnya yang merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang esensinya terletak pada kemandirian manusia dengan keutuhan unsur-unsurnya yaitu takwa, etika, komunikasi, nalar dan fisik (Purwasasmita, 2012, hlm. 3).

Istilah utuh berada pada tujuan yang paling ideal sebagai penunjuk arah segala tindakan pendidikan. Pada kenyataan sebenarnya keutuhan manusia bisa berlaku relatif. Dalam psikologi, utuh diartikan sebagai pribadi yang matang, pribadi yang sehat, pribadi yang produktif atau pribadi yang terintegrasi. Demikian pula dalam


(28)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasa Islam, utuh dapat dimaknai sebagai manusia kaffah, insan kamil, akhlak mulia atau dalam bahasa psikologi Islam, utuh berarti pribadi paripurna atau pribadi muthmainnah. Semua istilah itu memiliki tekanan masing-masing tetapi pada dasarnya semuanya tercakup dalam keutuhan yang ideal, yaitu kesatuan dan keseimbangan antara kebutuhan badan, psikis, sosial dan spiritual atau disebut dengan bio-psycho-socio-spiritual (Mulyana, 2011, hlm. 164).

Fenomena proses pembinaan manusia utuh terjadi pada diri praja, baik secara individu maupun kelompok dalam setting pendidikan karakter melalui pengasuhan. Kalau dalam skala individu adalah berkaitan dengan badan dan diri nya yang mandiri. Maka gabungan dari individu akan menentukan skala kemanusiaan yang lebih besar atau multiskala, seperti komunitas institusi dan skala kebangsaan yang ditentukan oleh tingkat kemandirian (Purwasasmita, 2012, hlm. 136). Pengasuhan merupakan proses yang panjang dan proses pengasuhan akan mencakup : 1) interaksi antara anak, orang tua, dan masyarakat lingkungannya, 2) penyesuaian kebutuhan hidup dan temperamen anak dengan orang tuanya, 3) pemenuhan tanggung jawab untuk membesarkan dan memenuhi kebutuhan anak (tersedia pada http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/ 34210/3/ Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 17 April 2015).

Menjadi hal yang penting saat kita membicarakan peserta didik karena mereka adalah generasi bangsa yang dimasa mendatang akan menjadi khalifah yang meneruskan peradaban bangsa. Menjadi keharusan bagi kita untuk memastikan mereka dibentuk dengan cara yang benar sehingga menjadi individu dengan karakter pembangun dan pejuang yang akan membangun negaranya serta memperjuangkan harkat dan martabat bangsanya. Jika pendidikan di Indonesia berhasil melakukan itu, maka kita tidak perlu khawatir untuk mempercayai anak-anak bangsa itu sebagai pemimpin dan pemegang birokrasi kelak. Peserta didik yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi


(29)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain.

Manusia merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaannya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang. Pepatah Ki Hajar Dewantara ini sangat tepat

yaitu “educate the head, the heart, and the hand”. Metode pendidikan yang sesuai adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berasal dari falsafah Ki Hajar Dewantara Ing Ngarso Suntulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan

Tut Wuri Handayani (tersedia pada http://langkahkebebasan. blogspot.com /p/

edukasi.html diakses 20 April 2015). Sesuai juga dengan falsafah budaya sunda yang terkenal dengan trilogi siliasih (saling mengasihi), siliasah (saling menasehati),

siliasuh (saling mendukung).

Pengasuhan di IPDN sebagai ruh pembentukan kepribadian praja yang selama ini dilaksanakan, sehingga diperlukan pengkajian yang lebih mendalam dan berkompeten dalam rangka membangun nilai-nilai integritas dan kompetensi praja yang berkarakter sebagai manusia utuh yang akan mengemban tugas sebagai kader pemerintahan dalam negeri. Hal ini memuat konteks serta makna yang penting untuk dikaji secara mendalam, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang permasalahan ini, sehingga bisa menemukan konsep pengasuhan dalam membentuk manusia seutuhnya yang tidak hanya berguna di IPDN, tetapi diharapkan bisa berguna juga di tempat pendidikan lainnya.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka teridentifikasi beberapa masalah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan, untuk mendapatkan perhatian dan solusi yaitu :

1) Pendidikan yang dilaksanakan sekarang cenderung bertujuan untuk membuat anak cerdas secara intelektual dan tidak cerdas secara afeksi dengan mengaktifkan fungsi otak kiri dan mengabaikan fungsi otak kanan.


(30)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Potensi olah pikir, olah rasa, olah hati yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik belum diberdayakan secara optimal.

3) Generasi muda yang sekarang cenderung tidak mampu mengendalikan emosi, tingkat spritualitas dan daya juangnya masih rendah.

4) Dukungan lembaga pendidikaan atas program pemerintah dalam proses pendidikan karakter belum maksimal.

5) Pentingnya proses pengasuhan sebagai bagian dari pendidikan formal pada sekolah yang berasrama seperti di IPDN untuk membangun sisi ideal manusia utuh belum dilakukan secara seksama.

6) Pengasuh sebagai pendidik, pengawas, sebagai tutor, guru kehidupan bagi peserta didik di IPDN belum berfungsi maksimal dalam mewujudkan praja sebagai manusia utuh.

7) Konsep dasar Institusi dalam proses pengasuhan belum dipahami secara benar oleh pengasuh dan oleh peserta didik.

8) Mengacu sisi ideal kemanusiaan, pengasuh dituntut oleh kreteria profesionalismenya.

9) Diperlukan konsep pengasuhan yang tepat untuk mewujudkan manusia utuh. Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah konstruksi konsep manusia utuh dari pola dan aktivitas peserta didik dalam pendidikan karakter melalui pengasuhan agar terbentuk manusia seutuhnya? Agar masalah lebih terinci maka dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1) Bagaimanakah gambaran umum profil IPDN sebagai lokasi penelitian pendidikan karakter?

2) Bagaimanakah mengkonstruksi konsep manusia utuh dari pola pendidikan karakter melalui pengasuhan?

3) Bagaimanakah mengkonstruksi konsep manusia utuh dari aktivitas peserta didik dalam pendidikan karakter melalui pengasuhan?


(31)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Nilai-nilai kemanusiaan apa sajakah yang terbentuk dari aktivitas peserta didik dengan pendidikan karakter melalui pengasuhan dan bagaimanakah melihat keseksamaan dari temuan nilai-nilai yang dikaji?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini secara umum untuk mengkonstruksi konsep manusia utuh dalam konteks pendidikan karakter berbasis pengasuhan. Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui gambaran umum profil IPDN sebagai lokasi penelitian pendidikan karakter.

2. Untuk mengkaji dan mengkonstruksi konsep manusia utuh dari pola pendidikan karakter melalui pengasuhan.

3. Untuk mengkaji dan mengkonstruksi konsep manusia utuh dari aktivitas peserta didik dalam pendidikan karakter melalui pengasuhan.

4. Untuk menemukan nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk dari pendidikan karakter melalui pengasuhan dan melihat keseksamaan dari temuan nilai-nilai yang dikaji.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis: untuk menemukan konsep pembentukan manusia utuh dari pengasuhan dalam kerangka pendidikan karakter dalam membina dan mengarahkan peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya. Untuk memperkaya khasanah keilmuan dalam rangka temuan baru terkait dengan penerapan ilmu secara aplikatif di bidang sosial, pendidikan, sosiologi, psikologi serta sebagai bahan informasi dan kajian bagi para pemerhati, peminat dan peneliti lainnya.


(32)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain memberikan manfaat secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak sebagai berikut:

1) Bagi peneliti, sebagai bahan untuk mengembangkan teori pendidikan karakter khususnya berkaitan dengan pengasuhan dalam membentuk manusia seutuhnya.

2) Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini memberikan masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan karakter melalui program pengasuhan sehingga terwujudnya manusia seutuhnya. Bagi peserta didik (praja), hasil penelitian ini berguna agar proses pendidikan karakter melalui sistem pengasuhan senantiasa diikuti dan ditaati agar terbentuknya praja sebagai manusia seutuhnya.

3) Bagi peneliti lain, penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan untuk kajian lebih lanjut, agar diperoleh perbandingan untuk menambah khasanah keilmuan.

4) Bagi pengambil keputusan/kebijakan pendidikan, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mengambil kebijakan pendidikan baik ditingkat pusat maupun daerah dan di tingkat satuan pendidikan sehingga ada umpan balik (feedback).

5) Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi pengembangan karakter peserta didik di lingkungan kampus IPDN.

1.5. Struktur Organisasi Disertasi

Pada bagian ini dipaparkan keseluruhan isi disertasi secara berurutan dari bab I sampai bab Bab V sebagai berikut :

Bab I pendahuluan yang berisikan :1) latar belakang penelitian, 2) rumusan masalah penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) manfaat penelitian dan 5) struktur organisasi disertasi.


(33)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II, kajian pustaka tentang pendidikan karakter, pengasuhan, dan manusia utuh, yang meliputi : 1) hakekat pendidikan, 2) makna karakter, 3) konsep pendidikan karakter, 4) konsep pengasuhan, 5) konsep manusia utuh, 6) penelitian yang relevan. Bab III, metode penelitian berisi penjabaran yang rinci mengenai : 1) desain penelitian, 2) partisipan dan tempat penelitian, 3) pengumpulan data, 4) analisis data, 5) defenisi operasional, 6)validasi data.

Bab IV memaparkan 1) temuan dan 2) pembahasan. Bab V merupakan bab penutup yang berisikan : 1) simpulan, 2) implikasi, dan 3) rekomendasi.


(34)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2005, hlm. 1) penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan pada objek yang alamiah, yang lebih menekankan makna daripada generalisasi dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Sejalan dengan pernyataan Sugiyono tersebut, dimana dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengkonsepsi dan mempelajari makna dari nilai-nilai yang terbentuk dalam proses pendidikan melalui pengasuhan secara alamiah dan mengkaji makna tersebut secara mendalam sehingga dari penelitian ini dapat dirumuskan konsep baru tentang pengasuhan dan mampu memprediksi mengapa terbentuknya suatu karakter, sikap dan perilaku tertentu dari peserta didik melalui pengasuhan. Penelitian kualitatif lebih berusaha memahami dan menafsirkan makna dari pendapat dan perilaku yang ditampilkan manusia dalam suatu situasi menurut perspektif peneliti sendiri (Bogdan dan Biklen, 1982,hlm. 31).

Selain itu, penelitan ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena bertujuan untuk menggali dimensi pendidikan karakter melalui sistem pengasuhan sebagai upaya membina praja agar berkepribadian utuh. Dengan pendekatan ini peneliti meneliti gejala dan kebiasaan serta pengalaman-pengalaman dilapangan berkaitan dengan kegiatan pembinaan karakter di IPDN melalui sistem pengasuhan. Untuk menemukan pola pembinaan karakter peserta didik , sehingga memperoleh pemahaman makna serta menemukan konsep dalam mewujudkan manusia seutuhnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Faisal (1990, hlm. 24) bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah pendekatan penelitian dalam kontek permasalahan fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena mengkaji suatu perilaku manusia yang digambarkan melalui kata-kata. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau


(35)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000, hlm. 3). Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif berkaitan dengan proses pengasuhan yang merupakan wahana pendidikan karakter meliputi pengembangan pemahaman dan internalisasi nilai karakter kepada praja serta upaya untuk menciptakan kondisi yang mewujudkan terbinanya praja yang mempunyai kepribadian yang utuh. Menurut Ary dkk (2010) sebuah penelitian kualitatif tidak lepas kaitannya dengan persoalan kontek dan makna.

Dalam penelitian ini kontek masalah yaitu pengasuhan praja yang diterapkan dalam proses pendidikan di IPDN. Sedangkan makna yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter yang tertanam dalam pembinaan praja melalui pengasuhan yang bisa membentuk praja menjadi manusia seutuhnya. Pernyataan di atas menyiratkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada kajian interpretatif data hasil penelitian dan tidak menggunakan kuantifikasi atau perhitungan statistik (Strauss dan Corbin, 2009, hlm. 4). Pengertian lebih lanjut mengenai penelitian kualitatif sebagai berikut :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting

(Creswell, 1994, hlm. 15)

Kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah. Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah penulis sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya (Moleong,


(36)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2000, hlm.132). Dengan demikian penulis lebih leluasa dalam mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

Pendekatan penelitian ini adalah dengan metode grounded theory yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna mengembangkan konsep atau teori dasar, yang disusun secara induktif, tentang suatu fenomena, karena bertujuan untuk menemukan konsep, dalil, pendekatan atau teori baru berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan (Strauss dan Corbin, 2003, hlm.12 ). Temuan penelitiannya merupakan rumusan tentang realitas yang diteliti, bukan sekedar sederet angka atau sejumlah tema yang kurang berkaitan. Melalui metodologi ini, tidak hanya dihasilkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep, namun juga dilakukan pengujian sementara terhadap konsep ini. Tujuan metode grounded research adalah menyusun teori atau konsep yang sesuai, dan menjelaskan tentang bidang yang diteliti.

Makna yang terkandung dalam grounded adalah konsep yang diperoleh secara induktif dari penelitian tentang fenomena yang dijelaskan. Penelitian grounded memberikan peluang sangat besar untuk menemukan konsep baru, disusun dan dibuktikan melalui pengumpulan data yang sistematis, dan analisis data yang berkenaan dengan fenomena itu. Pengumpulan data, analisis data, dan teori saling terkait dalam hubungan timbal balik. Peneliti tidak memulai penyelidikan dengan pegangan pada suatu teori tertentu lalu membuktikannya, melainkan dengan pegangan pada suatu bidang kajian dan hal-hal yang terkait dengan bidang tersebut (Strauss dan Corbin, 2003, hlm. 10-11).

Penelitian grounded memiliki tiga macam sistem pengkodean, yakni open

coding, axial coding, dan selective coding (Straus dan Corbin, 2003, hlm.51-54;

Creswell, 1998:57). Dalam penelitian ini, sistem pengkodean yang digunakan adalah pemberian kode secara terbuka (open coding) dengan urutan langkah-langkah sebagaimana dikemukakan Straus dan Corbin (2003, hlm 57-71) sebagai berikut: pelabelan fenomena, penemuan kategori, penamaan kategori, penyusunan kategori, memilih pengkodean yang digunakan, menyajikan data, dan membuat interpretasi.


(37)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai berikut : dalam langkah pelabelan fenomena sebagai langkah awal analisis data, peneliti dituntut untuk peka dengan pengenalan konsep-konsep atau konseptualisasi data dengan memberi nama kegiatan/aktivitas informan yang dilakukan selama diamati, ditanya, ataupun diwawancarai.

Setelah konseptualisasi data, selanjutnya adalah penemuan kategori. Pada langkah ini, konsep-konsep dikategorikan, dikelompokkan berdasarkan persamaan-persamaannya. Karena itu, langkah ini sering pula disebut ”pengkategorian” berdasarkan jumlah pengelompokkannya. Setelah pengkategorian konsep, penulis memberikan nama terhadap kategori-kategori yang relevan dengan data yang diperoleh, dan menyusun kategori yang ada berdasarkan sifat masing-masing kategori sebagai atribut dari suatu kategori. Langkah selanjutnya adalah memilih pengkodean yang digunakan. Dalam hal ini, peneliti memilih pengkodean terbuka, artinya semua fenomena diidentifikasi terlebih dahulu tanpa memandang jenis, sifat, dan substansinya. Setelah itu peneliti dapat memulai menganalisis data baik dengan analisis baris per baris yang memerlukan pengujian frase per frase bahkan kata demi kata secara rinci. Cara kedua dapat dilakukan dengan paragraf, dimana tujuannya untuk memahami makna yang terkandung dari paragraf itu. Langkah terakhir adalah menyajikan data dan membuat interpretasi. Pada langkah ini peneliti menyajikan data yang sedapat mungkin mudah dipahami oleh pembaca, sehingga alur berpikir peneliti dapat diikuti pembaca. Akhirnya, peneliti berusaha menemukan suatu jawaban dari interpretasi yang peneliti lakukan sebagai grounded dari data lapangan.

Penelitian ini mempelajari fenomena pengasuhan dalam pembinaan praja, nilai apa yang terbentuk dari aktivitas, proses perubahan nilai, perubahan yang terjadi dan dampak dari pembinaan karakter praja. Penelitian ini termasuk tipe penelitian

grounded, hal ini mengacu pada penjelasan yang dikemukakan oleh Ary dkk (2010)

tentang tipe-tipe penelitian kualitatif. Alasan utama bahwa penelitian ini termasuk kepada penelitian grounded, karena fenomena yang dikaji berdasarkan data lapangan, dianalisis secara induktif, yaitu melalui pengamatan terhadap proses pendidikan


(38)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter melalui pengasuhan praja sehingga ditemukan sejumlah konsep atau fenomena saling terkait.

3.2. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di IPDN Jatinangor, karena di IPDN terdapat sistem pendidikan yang holistik yaitu pendidikan tritunggal terpadu yang terdiri dari tiga pendekatan yaitu melalui pengajaran, pelatihan dan pengasuhan yang masing-masing mempunyai kurikulum tersendiri. Pengajaran dilakukan untuk membentuk kecerdasan kognitif, pelatihan dilakukan untuk membentuk kecerdasan psikomotorik sedangkan penelitian ini difokuskan pada pengasuhan yang bertujuan untuk mendidik praja dan membina karakter praja agar cerdas secara afektifnya.

Penelitian kualitatif tidak mengenal sampel yang ditentukan berdasarkan penghitungan secara kuantitatif, akan tetapi lebih kepada hal apa yang ingin dikaji oleh peneliti. Karena itu dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah secara sengaja atau purposive sampling, yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) yakni pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai atau situasi sosial tertentu yang syarat dengan informasi sesuai dengan fokus penelitian.

Sebagai sampel dalam penelitian ini hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dalam penelitian ini berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang

diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau

tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan

seterusnya. Cara ini lazim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan (Nasution, 1996, hlm 32). Sekaitan dengan itu, maka yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah : praja, pengasuh asrama, kepala bagian pengasuhan, dosen dan pelatih. Melalui pemilihan subjek tersebut diharapkan dapat ditemukan sejumlah informasi pendalaman berkaitan dengan tujuan penelitian.


(39)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini pada dasarnya berupa reaksi pengasuh dan reaksi praja meliputi reaksi spontan dan alamiah yang diperoleh pada saat berada dikampus dengan segenap aktivitasnya, respon tertulis, dan respon yang diberikan melalui proses tanya jawab atau wawancara. Karena pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti sendiri, maka peneliti bertindak sebagai instrumen pengumpul data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dan seksama terhadap setiap respon praja dan pengasuh. Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun bukan manusia. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yang meliputi wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur.

Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam hal ini, peneliti datang kelokasi penelitian berulang kali selama satu tahun masa penelitian dan berada dilapangan membaur dengan objek yang diteliti sehingga diperoleh data yang diperlukan secara lebih meyakinkan keobyektivitasannya. Objek yang diamati adalah berupa aktivitas keseharian praja dalam melaksanakan kegiatan pengasuhan yang sudah ditetapkan oleh lembaga, pembinaan praja melalui pengasuhan oleh para pengasuh, keaadaan lingkungan serta sarana prasarana tempat praja di didik dengan program pengasuhan.

Observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan (Arikunto, 1998, hlm. 129). Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. Keberadaan peneliti secara langsung di lapangan dapat memberikan kesempatan yang luas untuk mengumpulkan data yang dijadikan dasar untuk mendapatkan data yang akurat. Data


(40)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Manfaat data observasi adalah sebagai berikut:

1) dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh,

2) pengalaman langsung membuat peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dapat dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya, dimana pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery,

3) peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah

dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam

wawancara,

4) peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga,

5) peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif,

6) di lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan, tetapi juga akan memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial (Patton dalam Nasution, 1996, hlm. 59).

Wawancara adalah cara untuk menggali informasi, pemikiran, gagasan, sikap dan pengalaman narasumber. Wawancara tatap muka dilakukan secara langsung antara peneliti dan narasumber secara dialogis, tanya jawab, diskusi dan melalui cara lain yang dapat memungkinkan diperolehnya informasi yang diperlukan.Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000, hlm. 135).


(41)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik wawancara merupakan metode pengumpulan data dan informasi yang utama untuk mendeskripsikan pengalaman informan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data terkait : (1) profil IPDN sebagai gambaran umum lokasi penelitian; (2) pola pengasuhan (metode dan tahapan pengasuhan, kurikulum dan peraturan kehidupan praja); (3) aktivitas kegiatan keseharian praja; (4) Dampak pengasuhan bagi praja. Wawancara dilakukan kepada 10 orang pengasuh sebagai pembina praja dan terhadap 12 orang praja serta 5 pimpinan dan 5 orang dosen dan pelatih.

Tujuan daripada wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi (Nasution, 1996, hlm. 73). Melalui wawancara secara mendalam diharapkan dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi dari semua responden dengan bentuk dan ciri yang khas pada setiap responden. Wawancara mendalam bersifat luwes, susunan pertanyaan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, dan sebagainya) responden yang dihadapi. Metode ini memungkinkan pihak yang diwawancarai diberi kebebasan untuk menggunakan istilah-istilah (kosakata) yang lazim digunakan oleh pihak yang diwawancarai, sehingga proses wawancara tidak kaku (Mulyana, 2002, hlm. 181).

Kajian dokumentasi merupakan cara untuk menggali, mengkaji, dan mempelajari sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk laporan penelitian, makalah, jurnal, kliping media massa, dan dokumen negara yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pemilihan metode ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam sumber-sumber tertulis tersebut dapat diperoleh ungkapan gagasan, persepsi, pemikiran, serta sikap para pakar dan praktisi pendidikan. Kajian dokumentasi merupakan salah satu cara mmperoleh data dari catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,1998, hlm. 236). Dalam kontek penelitian ini peneliti berusaha menemukan data-data yang berupa dokumen IPDN, terkait profil IPDN yaitu tentang sejarah IPDN, lambang, sistem pendidikan, sarana


(42)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prasarana yang tersedia, kurikulum, peraturan-peraturan yang terkait dengan pengasuhan, dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kisi-kisi instrumen penelitian pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Rumusan Masalah Jenis Data Sumber

Data Teknik Pengum-pulan Data Rancangan Analisis Data

1 2 3 4 5 6

1 Bagaimanakah Profil IPDN sebagai lokasi penelitian pendidikan karakter?

a. Sejarah IPDN b. Visi, misi dan

tujuan IPDN c. Lambang IPDN d. Sarana&prasaran e. Sistim Pendidikan

Data Primer & sekunder

Dokumen Wawancara

Analisis data kualitatif Reduksi data,

display data,

verifikasi

2 Bagaimanakah kontruksi konsep manusia utuh dari pola pendidikan karakter melalui pengasuhan ? a. Tahapan pengasuhan b.Kurikulum pengasuhan c. Azaz pengasuhan d.Metode pengasuhan e. Peraturan kehidupan praja Data Primer Dokumen Wawancara

Analisis data kualtatif : Reduksi data,

display data,

verifikasi

3 Bagaimana kontruksi konsep manusia utuh dari aktivitas

pendidikan karakter melalui pengasuhan ?

a. Aktifitas praja b.Keg eskul c. Aktifitas

pengasuh

d.Karakter yang diharapkan dari proses

pengasuhan

Data Primer & sekunder

Observasi Wawancara

Analisis data kualitatif Reduksi data,

display data,

verifikasi

4 Nilai-nilai

kemanusiaan apa sajakah yang

a. Nilai karakter yang muncul

b. Kesesuaiannya Data Primer &

Observasi Wawancara

Analisis data kualitatif Reduksi data,


(43)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terbentuk dari

pendidikan

karakter melalui pengasuhan dan bagaimanakah melihat

keseksamaan dari temuan nilai-nilai yang dikaji?

dengan konsep manusia utuh c. Pembobotan nilai

sekunder display data

verifikasi

Sumber : olahan peneliti (2014) 3.4. Analisis Data

Tahap analisis data merupakan tahap dimana data yang sudah terkumpul akan diolah untuk menemukan kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan. Peneliti harus mempertimbangkan keseimbangan antara deskripsi, analisis dan interpretasi sehingga masing-masing menjadi elemen terpenting dari analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, antara lain reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles & Huberman, 1992, hlm. 16). Kegiatan ini terjadi secara bersamaan dan berlaku bolak-balik, karena analisis data kualitatif merupakan upaya berulang dan terus menerus sebagai berikut:

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data

Sumber : (Miles & Huberman, 1992. hlm. 20)

Pengumpulan data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan/verifikasi

Penyajian data/display


(1)

Devi Irena,2015

pada praja IPDN?

4 Bagaimana gambaran kurikulum yang digunakan di IPDN dalam upaya membentuk karakter manusia utuh melalui sistem pengasuhan?

Pengasuhan terjadwal dan memberlakukan sistem reward dan punishman

5 Bisakah anda deskripsikan hal tersebut? Misalnya, kalau kita melanggar aturan kita dikenai sanksi, biasanya dihukum push-up, membersihkan wisma, dan lain-lain.

6 Nilai karakter seperti apa yang ingin dikembangkan dalam rangka membentuk karakter praja IPDN melalui sistem pengasuhan?

Disiplin

7 Bagaimana inti pelaksanakaan pembinaan karakter melalui sistem

pengasuhan pada praja IPDN?

Disiplin dan kejujuran

8 Karakter apa yang perlu dimiliki sebagai dasar pembentukan watak manusia utuh?

Kejujuran 9 Program apa saja yang dilakukan dalam

membentuk nilai-nilai karakter praja IPDN?

Olahraga bersama, pengajian bersama, bimbingan bersama

10 Apakah ada karakter inti yang diinternalisasikan? Jika ada, mengapa karakter tersebut dianggap sebagai inti dalam mengembangkan karakter praja?

disiplin, karena kita calon pemimpin maka harus disiplin

11 Bagaimana efektivitas pelaksanaaan program pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan dalam upaya membentuk manusia utuh?

Selama ini efektif

12 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan nilai-nilai ketakwaan praja?

Bagus, karena ada program pendidikan keagamaan setiap hari senin dan kamis 13 Bagaimana dampak pembinaan karakter

melalui sistem pengasuhan terhadap kemampuan berkomunikasi praja IPDN?

Bagus, karena ditempatkan di satu wisma dengan praja yang berasal dari berbagai daerah

14 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap daya nalar praja IPDN?

Belum maksimal secara keseluruhan, karena dalam jam wajib belajar banyak praja yang memanfaatkan itu untuk bermain, main hp, laptop, dll.

15 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan praja IPDN dilihat dari aspek badaniah?


(2)

16 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan nilai-nilai kepemerintahan yang berkarakter pada praja IPDN?

Bagus, karena diajarkan nilai kepamongprajaan

3. Narasumber : Agustinus (Bukan nama Sebenarnya) Semester : Semester VI/Nindya Praja

Usia : 20 Tahun

Hari/Tanggal : 13 April 2014

No Item Pertanyaan Jawaban Narasumber

1 Apa motivasi anda untuk menjadi praja IPDN?

Ingin membangun daerah 2 Bagaimana gambaran karakter praja IPDN

secara umum?

Bervariasi, ada yang Manja, Malas, dll

3 Bagaimana pandangan anda mengenai peran dan posisi pendidikan karakter melalui sistem pengasuhan dalam pembentukkan karakter manusia utuh pada praja IPDN?

Pola pengasuhan bermanfaat, terutama ketepatan dan kecepatan, berpenampilan, pembinaan olah raga,

4 Bagaimana gambaran kurikulum yang digunakan di IPDN dalam upaya membentuk karakter manusia utuh melalui sistem pengasuhan?

Terprogram dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali, yakni dari jam 04.30 sampai jam 22.00

5 Bisakah anda deskripsikan hal tersebut? Pagi-pagi aerobic, setelah itu persiapan untuk beraktivitas. Dilanjutkan dengan makan dan apel pagi. Setelah selesai, kemudian kuliah sampai siang (makan siang). Setelah makan siang dilanjutkan kuliah kembali sampai pukul 16.45.kemudian mandi dan persiapan makan malam, sholat, dll.pukul 19.00 – 21.00 para praja diharuskan untuk belajar (wajib belajar) yang kemudian dilanjutkan dengan apel malam sebelum tidur. Begitu setiap harinya (kecuali sabtu dan minggu/libur)

6 Nilai karakter seperti apa yang ingin dikembangkan dalam rangka membentuk karakter praja IPDN melalui sistem pengasuhan?

Disiplin waktu, menghargai orang/waktu, jujur, tanggung jawab


(3)

Devi Irena,2015

7 Bagaimana inti pelaksanakaan pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan pada praja IPDN?

Melalui jadwal pengasuhan yang dikelola secara ketat dan diawasi oleh pengasuh yang ada di setiap wisma

8 Karakter apa yang perlu dimiliki sebagai dasar pembentukan watak manusia utuh?

Disiplin 9 Program apa saja yang dilakukan dalam

membentuk nilai-nilai karakter pada praja IPDN?

a. Olahraga bersama

b. Kurve (besrsih-bersih) bersama c. Ramah-tamah bersama

d. Kas Bersama (usulan paraja ) 10 Apakah ada karakter inti yang

diinternalisasikan? Jika ada, mengapa karakter tersebut dianggap sebagai inti dalam mengembangkan karakter manusia utuh?

Ada, nilai kedisiplinan dan tanggungjawab

11 Bagaimana efektivitas pelaksanaaan program pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan dalam upaya membentuk manusia utuh?

Sangat efektif, terutama dalam membangun disiplin praja

12 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan nilai-nilai ketakwaan pada praja IPDN?

Melalui pengajian bersama setiap minggu

13 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap kemampuan berkomunikasi praja IPDN?

Jam pengasuhan untuk membangun komunikasi

14 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap daya nalar praja IPDN?

Melalui wajib belajar, kita diharuskan untuk belajar pada pukul 19.00 sampai pukul 22.00

15 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan praja IPDN dilihat dari aspek badaniah?

Berdampak, karena kita diharuskan berolahraga setiap pagi. Selain itu ada juga program lain yang harus dilakukan, khususnya untuk muda

praja, yakni “jalan juang”

16 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan nilai-nilai kepemerintahan yang berkarakter pada praja IPDN?

Bagus, ada satu program yang mengharuskan praja mempelajari sistem pemerintahan yang baik.

4. Narasumber : Kartino (bukan nama sebenarnya) Semester : Semester VI/Nindya Praja

Usia : 20 Tahun


(4)

1 Apa motivasi anda untuk menjadi praja IPDN?

Ingin menjadi pegawai negri 2 Bagaimana gambaran karakter praja

IPDN secara umum?

Beranekaragam 3 Bagaimana pandangan anda mengenai

peran dan posisi pendidikan karakter melalui sistem pengasuhan dalam pembentukkan karakter manusia utuh pada praja IPDN?

Membentuk karakter pemimpin bagi praja, misalnya disiplin waktu dan disiplin berpakaian

4 Bagaimana gambaran kurikulum yang digunakan di IPDN dalam upaya membentuk karakter manusia utuh melalui sistem pengasuhan?

Memberlakukan sanksi bagi yang melanggar aturan

5 Bisakah anda deskripsikan hal tersebut? TBO (Tugas Bantuan Operasional) yang diberikan bagi siswa yang melanggar tata tertib pengasuhan

6 Nilai karakter seperti apa yang ingin dikembangkan dalam rangka membentuk karakter praja IPDN melalui sistem pengasuhan?

Displin

7 Bagaimana inti pelaksanakaan pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan pada praja IPDN?

Melalui tata tertib pengasuhan yang terjadwal secara ketat

8 Karakter apa yang perlu dimiliki sebagai dasar pembentukan watak manusia utuh?

Disiplin

9 Program apa saja yang dilakukan dalam membentuk nilai-nilai karakter pada praja IPDN?

Bimbingan Pengasuhan (Binsuh)

10 Apakah ada karakter inti yang diinternalisasikan? Jika ada, mengapa karakter tersebut dianggap sebagai inti dalam mengembangkan karakter manusia utuh?

Ada, disiplin dan tanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban selama menjadi praja

11 Bagaimana efektivitas pelaksanaaan program pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan dalam upaya membentuk manusia utuh?

Sangat efektif

12 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan nilai-nilai ketakwaan pada praja IPDN?

Mengemangkan karakter ketaqwaan dilakukan setiap malam selasa dan malam

jum’at, yakni melalui program kerohanian

bersama di kelas atau di masjid yang mengajarkan nilai-nilai agama


(5)

Devi Irena,2015

13 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap kemampuan berkomunikasi praja IPDN?

Membuat praja dapat beradaptasi untuk hidup dalam lingkungan yang berbeda, yakni dengan ditempatkan di wisma yang berisi orang-orang diberbagai daerah di Indonesia

14 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap daya nalar praja ?

Ada program wajib belajar

15 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan praja IPDN dilihat dari aspek badaniah?

Ada keharusan bagi praja, dimana setiap melewati garis putih harus lari jika tidak mencukupi jumlah (min 10 orang)

16 Bagaimana dampak pembinaan karakter melalui sistem pengasuhan terhadap pembentukan nilai-nilai kepemerintahan yang berkarakter pada praja IPDN?

Ada pengenalan karakter watak pemimpin ketika masa orientasi, yakni nilai Asta Brata


(6)