MENINGKATKAN KREATIVITAS MUSIKAL ANAK MELALUI PERMAINAN MUSIK DARI BARANG BEKAS : Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di PAUD WISANA Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015.

MENINGKATKAN KREATIVITAS MUSIKAL ANAK MELALUI
PERMAINAN MUSIK DARI BARANG BEKAS
(Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di PAUD WISANA
Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)
Oleh:
Dina Febriyanti
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada anak-anak
kelompok B di PAUD Wisana, yaitu pada umumnya kreativitas musikal anak
masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kegiatan pembelajaran guru
kurang memberikan stimulasi untuk meningkatkan kreativitas musikal anak. Oleh
karena itu peneliti mencoba memperbaiki proses kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kreativitas musikal anak melalui penerapan permainan musik dari
barang bekas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Lokasi penelitian ini berada di PAUD Wisana Kel. Ledeng Kec.
Cidadap Kota Bandung. Subjek penelitian yaitu anak kelompok B yang berjumlah
9 anak. Adapun teknik dan alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi sedangkan analisis data menggunakan
langkah-langkah reduksi data, display data, dan verivikasi. Penelitian ini
dilakukan melalui tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Pada siklus I
anak yang berada pada kategori baik (B) sebanyak 2 anak, pada kategori cukup

(C) sebanyak 3 anak, dan pada kategori kurang (K) sebanyak 4 anak. Siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan, anak yang berada pada kategori baik (B)
sebanyak 5 anak, pada kategori cukup (C) sebanyak 2 anak, dan pada kategori
kurang (K) sebanyak 2 anak kemudian pada siklus III anak yang berada pada
kategori baik (B) sebanyak 7 anak, pada kategori cukup (C) sebanyak 2 anak, dan
anak yang berada pada kategori kurang (K) sudah tidak ada. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan kreativitas musikal anak melalui permainan
musik dari barang bekas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa permainan musik dari barang bekas dapat meningkatkan
kreativitas musikal anak. Rekomendasi dalam penelitian ini yaitu guru harus lebih
responsif dan ekspresif kepada anak dan memotivasi anak untuk dapat
mengekspresikan kreativitas bermusiknya.

Kata kunci : kreativitas musikal, permainan musik, barang bekas

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INCREASING MUSICAL CREATIVITY OF CHILDREN BY

MUSIC GAME FROM TRACE GOODS
(Clasroom Action Research on Children of Group B in PAUD WISANA District Ledeng
Subdistrict Cidadap Bandung City School Year 2014-2015)

By :
Dina Febriyanti

ABSTRACT
This research to be done going upon basic problem on children at group B in Wisana
Kindergarten, that is commonly musical creativity of children in bad condition. One of

the causal factor is learning activity from teacher that understimulation to
increasing musical creativity of children. Therefore, researcher will try to
improving process of learning activity in order to increasing musical creativity of
children by application of music game from trace goods. Method that are used in
this reasearch is class measure research. This research is located at PAUD Wisana
district Ledeng subdistrict Cidadap Bandung City. Subject of this research is
children in group B that amount to 9 children. Technique and tool to gather data in
this research is observation, interview, documentation. Whereas, data analysis by
use of date reduction, data display, and verification. This research be done by

three cycle, where each cycle comprise with three measure. At the first cycle, the
children that be at good category (B) as many 2 children, at enough category (C)
as many 3 children, and at less category (K) as many 4 children. At the second
cycle trough high increase, , the children that be at good category (B) as many 5
children, at enough category (C) as many 2 children, and at less category (K) as
many 2 children. Then at the third cycle, the children that be at good category (B)
as many 7 children, at enough category (C) as many 2 children, and at less
category (K) there is nothing. Result of research indicating reflect increase of
musical creativity on children by music game from trace goods. By result of
research obtain conclusion that music game from trace goods can increasing
musical creativity of children. Recommendation in this research is the teacher
have to more responsive and expresive to children and motivating the children to
be able for expressing their music creativity.

Keywords : musical creativity,music game, trace goods

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas.
Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa
kreativitas adalah cara anak untuk mengaktualisasikan diri, seperti yang
dikemukakannya bahwa kreativitas sebagai salah satu aspek kepribadian yang sangat
berkaitan dengan aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah perwujudan dari kreativitas.
Kreativitas

musikal

merupakan

bagian

dari

kreativitas


anak

untuk

mengaktualisasikan dirinya melalui musik yang berkaitan dengan irama, nada, dan
suara. Seperti yang dijelaskan oleh Adiningsih (2008, hlm. 7) bahwa “kreativitas
musikal merupakan kreativitas dalam mengelola atau menciptakan sesuatu yang
berkaitan dengan irama, nada, dan suara termasuk suara-suara yang bersumber dari
alam.” Kreativitas musikal dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menggubah
lagu dan musik, bernyanyi dan bermain alat musik, serta memiliki kepekaan yang
kuat akan keserasian irama, nada, dan suara.
Kreativitas musikal anak perlu dikembangkan karena dapat memunculkan ide,
gagasan baru dan cara-cara baru dalam berkarya musik. Mahmud (1995, hlm. 52)
juga menjelaskan bahwa “kreativitas dibidang musik bertujuan memantapkan dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan musik yang diperoleh, oleh karena
itu anak diharapkan belajar musik karena dapat merangsang kreativitasnya.”
Kreativitas musikal anak dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan
musik karena anak-anak memang menyukai musik dan anak-anak akan lebih tertarik
dengan hal-hal yang berkaitan dengan lagu, bernyanyi, dan bermusik.

Para ilmuwan di Jepang, Music Wonderland (Angkasa, 2013) juga berpendapat
bahwa musik merupakan sarana ampuh bagi siswa untuk mengekspresikan

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

perasaannya. Bukan berarti mereka harus ahli memainkan satu alat musik tertentu,
tapi yang penting musik dapat membawa keceriaan tatkala seorang anak secara positif
terlibat dalam mengekspresikan pedalaman jiwanya.
Selain itu Zufriady (2009) memandang bahwa memainkan alat musik dapat
meningkatkan kreativitas terutama dalam bidang seni musik. Seperti yang
diungkapkannya bahwa

Kreativitas dalam seni musik berbentuk usaha individu untuk menemukan hal-hal yang
baru dengan latar belakang apresiasi dan proses belajar di dalam memainkan dan
bekerja dalam musik itu sendiri. Dengan memainkan alat musik, seseorang akan
menemukan bagaimana cara memainkan yang benar, mencari nada yang pasti, teknik

bermain yang baik hingga penghayatan dari sebuah alat yang dimainkan. Proses seperti
ini akan memberikan stimulus untuk berkreativitas dan juga membangkitkan rasa
untuk berinovasi dengan pengalaman-pengalaman yang sudah ada dan menemukan
ide-ide baru didalam beraktifitas.

Kreativitas dalam seni musik merupakan aspek penting karena adanya kepekaan dan
apresiasi yang bisa menjadi bekal mewujudkan kreativitas musik anak. Oleh karena
itu penting untuk meningkatkan kreativitas musikal sejak dini.
Namun, kondisi yang terjadi di lapangan tidak demikian. Berdasarkan hasil
observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 9 Desember 2013 sampai
dengan 6 Februari 2014 di PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung
pada anak kelompok B, ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
rendahnya kreativitas musikal, diantaranya 1) anak kurang berminat dan
menunjukkan kejenuhan pada saat bernyanyi, 2) belum mampu mengekspresikan diri
dengan membuat berbagai bunyi dari berbagai alat musik sederhana untuk
membentuk irama, 3) anak masih meniru temannya ketika diminta menyanyi secara
bergantian dan 4) belum dapat membuat pola irama yang berbeda dari yang
dicontohkan guru. Kondisi tersebut juga didukung oleh pernyataan guru bahwa “anak
kelompok B memang tingkat kreativitas musikalnya masih rendah dan perlu
ditingkatkan.”


Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Permasalahan yang dipaparkan di atas mungkin saja terjadi karena proses
kegiatan pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru adalah 1) kurangnya antusias dan semangat guru dalam menyampaikan kegiatan
pembelajaran; 2) kegiatan pembelajaran yang terkesan akademik, lebih menekankan
anak untuk membaca, menulis, dan berhitung; dan sesekali mewarnai sehingga
kurang memunculkan minat anak; 3) proses pembelajaran hanya diisi dengan
mengerjakan LKA (Lembar Kerja Anak); 4) minimnya implementasi pembelajaran
untuk menstimulasi kreativitas musikal anak; 5) kurang kreatif dalam mendesain
kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran musik karena anak hanya
mendengarkan musik dan bernyanyi saja, kebanyakan pembelajaran seni di kelas
hanya sebatas menggambar dan mewarnai. Tentu saja hal tersebut membuat anak
kurang terstimulasi dalam menuangkan ide dan imajinasinya dalam bermusik
sehingga menghambat kreativitas musikal anak; dan 6) suasana pembelajaran yang

monoton.
Berkenaan dengan sistem pendidikan di indonesia, Supriadi (dalam Kurniati &
Rahmawati, 2011, hlm. 9) berpendapat bahwa salah satu kemungkinan penyebab
rendahnya kreativitas anak Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang
anak untuk mengekspresikan ide-ide kreativitasnya khususnya dilingkungan keluarga
dan sekolah. Disinilah perlu adanya upaya guru dalam memberikan pembelajaran
yang menarik dan melibatkan siswa secara aktif terutama untuk meningkatkan
kreativitas musikal anak didiknya. Guru sebagai penentu keberhasilan

dalam

memberikan pembelajaran harus mampu memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat dalam mengembangkan kreativitas anak didiknya.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, maka perlu adanya upaya untuk
meningkatkan kreativitas musikal anak. Kreativitas musikal anak akan berkembang
apabila anak diberikan stimulasi yang tepat dan kesempatan untuk menjadi kreatif.
Kegiatan bermusik dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplor
musik, mengungkapkan ide kreatif dan gagasan imajinasinya melalui pengalaman

Dina Febriyanti, 2013

Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

langsung yang memfokuskan pada kompetensi musikal anak yaitu: kepekaan
musikal, daya apresiasi, dan kreativitas.
Dalam penelitian ini disampaikan salah satu alternatif tindakan dalam
meningkatkan kreativitas musikal anak yaitu melalui permainan musik dari barang
bekas. Hal ini didukung oleh pendapat Angkasa (2013) yang menyatakan bahwa
“permainan musik sederhana memang dapat meningkatkan kreativitas musikal anak,
namun harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing.” Saat
ini banyak sekolah yang tidak mengajarkan musik karena terbatasnya dana untuk
pengadaan alat musik. Barang bekas bisa dijadikan alat untuk permainan musik
karena selain tersedia dilingkungan sekitar kita, juga murah dan mudah didapat.
Barang bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa),
yang kegunaannnya tidak sama seperti benda yang baru (Yuniar, 1997).
Memanfatkan barang bekas sebagai media pembelajaran disekolah bukanlah hal yang
baru. Sebelum adanya media yang modern guru-guru memanfaatkan barang bekas
sebagi media pembelajarannya. Namun saat ini sangat jarang sekali ditemui guruguru yang masih mau menuangkan ide kreatifnya dengan kembali memanfaatkan

barang bekas sehingga ketika mereka harus jauh dengan media modern tersebut
mereka bingung dan telah melupakan media yang bisa dibuat dari barang-barang
bekas. Akibatnya guru kurang peka untuk memanfaatkan potensi disekitar lingkungan
mereka sehingga menyebabkan guru kekurangan ide untuk menciptakan media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memudahkan anak belajar.
Kreativitas musikal anak dapat dikembangkan melalui permainan musik dari
barang bekas. Dalam permainan musik dari barang bekas ini, anak diajak untuk
berkreasi membuat alat musik sederhana dan menciptakan permainan musik. Barang
bekas tersebut dapat dibuat menjadi alat-alat musik perkusi sederhana. Mahmud
(1995, hlm. 66) mengatakan bahwa “alat musik perkusi atau alat musik pukul
merupakan alat musik yang bunyinya ditimbulkan oleh pukulan sebuah benda dengan
benda yang lainnya.” Melalui alat musik perkusi anak akan belajar mengenai pola
ketukan serta melatih kepekaan rasa. Macam-macam alat musik perkusi barang bekas
Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

ini antara lain berasal dari ember plastik, paralon, kaleng bekas (besar dan kecil),
botol minuman, dan piring seng. Berbagai macam bahan-bahan tersebut jika dibuat
menjadi alat musik tentu akan menghasilkan bunyi yang khas sehingga lebih menarik
bagi anak karena menurut mereka hal itu sangat unik sehingga anak akan tertarik
untuk mencoba membuat berbagai bunyi dari barang bekas tersebut. Dari sinilah
kreativitas akan muncul, seperti yang dikatakan oleh Kurniati & Rahmawati (2011)
bahwa “kreativitas akan muncul pada individu yang memiliki motivasi tinggi, rasa
ingin tahu dan imajinasi.” Kreativias musikal anak muncul ketika anak termotivasi
untuk mengembangkan imajinasinya dalam memainkan alat musik.
Dalam permainan musik dari barang bekas ini anak dapat membuat alat musik
perkusi sederhana, menghiasnya agar lebih menarik kemudian memainkannya
bersama-sama. Secara tidak langsung hal ini dapat mengembangkan imajinasi anak
untuk menciptakan hasil karya baru, kegiatan tersebut merangsang anak untuk
menyukai seni musik juga membantu anak mengembangkan kreativitas dan
kemampuan musikalnya karena alat musik tersebut hasil karyanya sendiri sehingga
anak akan lebih tertarik dan antusias dalam kegiatan permainan musik.
Pengembangan kreativitas musikal melalui permainan musik dari barang bekas
dapat menyalurkan emosi dan perasaan juga dapat merangsang kecerdasan musikal
anak. “Kecerdasan musikal berkaitan dengan kemampuan menangkap bunyi-bunyian,
membedakan, mengubah, dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suarasuara yang bernada dan berirama. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama,
melodi dan warna suara” (Haenilah, 2009, hlm. 71). Kecerdasan anak berkembang
ketika ia berimajinasi dalam mengolah nada untuk membuat musik sederhana atau
bunyi-bunyian. Selain itu Adiningsih (2008, hlm. 5) mengungkapkan bahwa
“permainan alat musik berperan penting dalam pembentukan pribadi anak yang
harmonis dalam logika, rasa estetis, dan artistik serta etika dengan memperhatikan
kebutuhan dan perkembangan anak.” Sebagai upaya dalam meningkatkan kreativitas
musikal anak, maka anak perlu diaktifkan dalam kegiatan permainan musik, dalam
hal ini anak diajak untuk membuat alat musik perkusi sederhana dari barang bekas
Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

dan melakukan permainan musik dengan menbuat komposisi bunyi dan ritme yang
baru melalui alat musik dari barang bekas.
Oleh karena itu berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka
penelitian ini memfokuskan kajian pada “Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak
Melalui Permainan Musik dari Barang Bekas.”

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dituangkan ke dalam
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan kreativitas musikal anak sebelum
diterapkan permainan musik dari barang bekas pada anak kelompok B di
PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran
2014/2015 ?
2. Bagaimana penerapan permainan musik dari barang bekas untuk meningkatkan
kreativitas musikal pada anak kelompok B di PAUD Wisana Kel.Ledeng
Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan kreativitas musikal anak setelah
diterapkan permainan musik dari barang bekas pada anak kelompok B di
PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran
2014/2015 ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan kreativitas musikal anak
sebelum diterapkan permainan musik dari barang bekas.
2. Untuk mengetahui penerapan permainan musik dari barang bekas dalam
meningkatkan kreativitas musikal anak
3. Untuk mengetahui kemampuan kreativitas musikal anak setelah diterapkan
permainan musik dari barang bekas.
Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pihak yang terkait diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan pemahaman mengenai penerapan permainan musik dari barang bekas
untuk meningkatkan kreativitas musikal anak kelompok B di PAUD WISANA
melalui permainan musik dari barang bekas.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Bagi peserta didik
Proses pembelajaran musik yang dikemas dalam kegiatan permainan musik dari
barang bekas yang menyenangkan dan menarik diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan anak dalam pembelajaran, mengasah daya kreativitas musikal dan
kemampuan bermusik anak.
b. Bagi guru
1) Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber motivasi, inovasi,
dan cerminan pembelajaran kreativitas musikal anak usia dini
2) Memberikan wawasan baru dan bermakna dalam membantu perkembangan
anak secara optimal terutama dalam meningkatkan kreativitas musikal anak.
3) Meningkatkan kretivitas guru dalam kegiatan pembelajaran kreativitas
musikal untuk anak usia dini melalui kegiatan memanfaatkan barang bekas
c. Bagi sekolah
1) Memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan
inovatif di Taman Kanak-kanak
2) Mewujudkan model pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan
potensi yang ada di lingkungan sekitar TK

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I yang di
dalamnya terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian yang ditujukan baik untuk anak, guru dan lembaga PAUD serta
struktur organisasi penulisan skripsi. BAB II membahas kajian teori tentang
meningkatkan kreativitas musikal anak melalui permainan musik dari barang bekas
yang menjelaskan tentang kreativitas, kreativitas musikal, permainan musik, barang
bekas, dan penelitian terdahulu. BAB III adalah metode penelitian yang di dalamnya
memuat tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
penjelasan istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data. BAB IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. Pada bagian hasil penelitian
berisi tentang kondisi objektif kemampuan kreativitas musikal anak kelompok B
PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran
2014/2015, penerapan permainan musik sederhana dari barang bekas dalam
meningkatkan kreativitas musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng
Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015, peningkatan kreativitas
musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung
Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penggunaan permainan musik sederhana dari
barang bekas, sedangkan pada bagian pembahasan berisi tentang

kemampuan

kreativitas musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap
Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebelum panggunaan permainan musik
sederhana dari barang bekas, pelaksanaan kegiatan permainan musik sederhana dari
barang bekas dalam meningkatkan kreativitas musikal anak, kemampuan kreativitas
musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung
Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapan permainan musik sederhana dari
barang bekas. BAB V adalah simpulan dan rekomendasi. Pada bab ini
mengemukakan tentang kesimpulan yang akan diambil dan saran atau rekomendasi
yang diberikan. Daftar Pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan
dalam penelitian.

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

150

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kreativitas musikal anak
melalui permainan musik dari barang bekas pada anak kelompok B di PAUD
Wisana, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi objektif kemampuan kreativitas musikal anak sebelum diterapkan
permainan musik dari barang bekas pada anak kelompok B di PAUD Wisana
Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 masih
dalam keadaan rendah. Hasil observasi prasiklus menunjukkan bahwa, belum
ada anak yang berada pada kategori baik (B), pada kategori cukup (C) ada 1
anak dan pada kategori kurang (K) ada 8 anak. hal ini disebabkan karena
kurangnya

implementasi

pembelajaran

yang

dilakukan

guru

dalam

mengembangkan kreativitas musikal anak sehingga membatasi ruang lingkup
anak dalam beraktivitas dan mengeksplorasi musik untuk mengembangkan
kreativitas musikalnya.
2. Penerapan permainan musik dari barang bekas untuk meningkatkan kreativitas
musikal pada anak kelompok B di PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap
Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 dilaksanakan melalui tiga siklus,
setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Setiap tindakan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Saat menerapkan
pembelajaran permainan musik dari barang bekas pada siklus I, II, dan III
anak-anak terlihat antusias meskipun di awal pertemuan masih kesulitan dalam
membuat pola irama sendiri sesuai idenya, Namun saat dilakukan perbaikan
disetiap siklusnya yaitu guru membimbing anak untuk membuat pola irama
sendiri menggunakan simbol gambar binatang dan meminta anak menirukan
pola irama yang dibuat guru sebelum anak membuat pola irama sendiri, anakanak mulai dapat membuat pola irama tanpa meniru dan terlihat mampu
mengekspresikan dirinya melalui gaya bermusiknya sendiri.

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

151

3. Kemampuan kreativitas musikal anak setelah diterapkan permainan musik dari
barang bekas pada anak kelompok B di PAUD Wisana Kel.Ledeng
Kec.Cidadap

Kota

Bandung

Tahun

Pelajaran

2014/2015

mengalami

peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya, sesuai dari hasil observasi
perkategori sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan. Pada prasiklus
anak yang berada pada kategori baik (B) belum ada, pada kategori cukup (C)
sebanyak 1 anak, dan pada kategori kurang (K) sebanyak 8 anak. Pada siklus I
anak yang berada pada kategori baik (B) sebanyak 2 anak, pada kategori cukup
(C) sebanyak 3 anak, dan pada kategori kurang (K) sebanyak 4 anak. Pada
Siklus II anak yang berada pada kategori baik (B) sebanyak 5 anak, pada
kategori cukup (C) sebanyak 2 anak, dan pada kategori kurang (K) sebanyak 2
anak kemudian pada siklus III mengalami peningkatan pada setiap indikator
sehingga anak yang berada pada kategori baik (B) sebanyak 7 anak, pada
kategori cukup (C) sebanyak 2 anak, dan anak yang berada pada kategori
kurang (K) sudah tidak ada.

B.

Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti akan

mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis terhadap peningkatan kreativitas musikal
anak melalui permainan musik dari barang bekas. Adapun saran tersebut
ditunjukan kepada:
1. Pihak sekolah
a. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mencari dan mencoba
menerapkan beberapa strategi yang relevan dengan kebutuhan anak dan
menyediakan alat dan sumber belajar yang lebih menarik agar anak lebih
antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Pihak sekolah harus dapat menciptakan kondisi belajar yang memadai
dengan memperhatikan fasilitas, sarana dan prasarana

sekolah yang

menunjang dalam pembelajaran seperti penyediaan alat-alat musik, dan
media pembeajaran yang lain.
Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

152

c. Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan guru agar kegiatan
pengembangan kreativitas musikal anak melalui bermain musik dapat
berjalan optimal
2. Guru
a. Guru hendaknya memberikan motivasi pada anak agar anak bersemangat
dalam melakukan permainan musik dan memberikan

stimulus-stimilius

berupa kegiatan yang menarik pada anak dalam mengembangkan kreativitas
musikalnya.
b. Dalam memberikan kegiatan permainan musik hendaknya tidak dilakukan
setiap hari agar anak tidak bosan, sebaiknya diberi jeda 1 atau 2 hari.
c. Guru harus lebih responsif dan ekspresif kepada anak karena sikap guru
tersebut dapat membuat anak menjadi lebih semangat dalam melakukan
permainan musik.
d. Guru hendaknya menggunakan media yang lebih bervariasi sehinggga anak
tidak bosan dalam kegiatan permainan musik.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui kegiatan permainan musik
dari barang bekas kreativitas musikal anak meningkat. Oleh karena itu kepada
peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengangkat permasalahan lainnya dalam
meningkatkan kreativitas musikal anak dengan menggunakan metode, media, dan
stimulasi yang lain agar dapat memberikan masukan dan temuan-temuan baru
khususnya dalam meningkatkan kreativitas musikal anak sehingga dapat
memberikan kontribusi ilmu yang bermanfaat bagi calon pendidik guru PAUD,
maupun pendidik PAUD dan juga bagi para pembaca.

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

Dina Febriyanti, 2013
Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik Dari Barang Bekas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

139