UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011 )
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono
Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh
HERU SARWOKO
Hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar
Sribhawono rendah. Persentase siswa tuntas hanya sebesar 36 %. Kegiatan pembelajaran tampak berpusat pada guru dan siswa pasif. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa adalah melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran dalam penelitian dilaksanakan
dalam tiga siklus. Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi aktivitas siswa
selama pembelajaran. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir siklus.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar matematika
siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dapat meningkat
dengan diterapkannya pendekatan kontekstual.
Kata Kunci: pendekatan kontekstual, aktivitas, hasil belajar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang diperoleh, maka disarankan sebagai
berikut:
1. Siswa hendaknya mengikuti diskusi dengan baik, karena dengan berdiskusi
dapat meminimalisir kesulitan dalam pembelajaran.
2. Guru hendaknya menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
3. Sekolah hendaknya mendorong para guru untuk melakukan kajian penggunaan pendekatan kontekstual di kelas lain karena dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa.
4. Dalam penelitian ini sudah dilakukan penilaian afektif menggunakan lembar
penilaian diri namun belum dikaji secara mendalam, oleh karena itu pada
peneliti lain disarankan untuk mengkaji secara mendalam jika menggunakan
penilaian afektif dalam penelitiannya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu,
pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di kelas VIII B
SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dapat diketahui bahwa persentase
siswa tuntas (memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60) pada Ujian
semester genap yaitu sebesar 36 %. Hal ini lebih rendah dengan Standar
Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yang ditetapkan di sekolah tersebut
yaitu sebesar 50 % siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah kurang optimalnya
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Pembelajaran didominasi oleh
guru. Dominasi guru sangat terlihat dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran. Proses belajar yang terjadi merupakan transfer ilmu pengetahuan dari
guru kepada siswa, artinya siswa datang ke sekolah, duduk, mendengarkan,
mencatat apa yang diberikan guru, latihan soal lalu pulang. Latihan soal yang
diberikan kepada siswa hanya terkadang saja, tidak diberikan pada setiap
pertemuan. Dengan demikian, siswa cenderung pasif dan hanya menerima apa
saja yang diberikan oleh guru tanpa ada timbal balik antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya dan menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Kurangnya aktivitas siswa ini mengakibatkan hasil belajar matematika
menjadi rendah.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. CTL juga merupakan pendekatan belajar yang dapat menumbuhkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan (PAIKEM). Dengan konsep ini diharapkan pembelajaran semakin bermakna bagi siswa, sehingga apa yang sudah didapat oleh
siswa tersebut tidak mudah lupa. Proses pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Selama ini pembelajaran yang monoton dan tidak menarik juga mempengaruhi
hasil belajar siswa karena kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diawali dengan mengaitkan
dunia nyata yaitu dengan bercerita atau bertanyajawab lisan tentang kondisi
aktual dalam kehidupan siswa, kemudian menerapkan ketujuh komponen
utama pendekatan kontekstual. Ketujuh komponen utama itu yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan
penilaian sebenarnya. Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen pendekatan
kontekstual tersebut. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam berbagai pelajaran termasuk matematika.
Berdasarkan penjelasan di atas, penerapan Pendekatan Kontekstual pada siswa
kelas VIII B SMP Buana Bandar Sribhawono, perlu dilakukan agar aktivitas
belajar siswa dapat meningkat sehingga mengakibatkan hasil belajar
matematika juga meningkat.
Hal ini membuat matematika bukan lagi
pelajaran yang ditakuti siswa tetapi merupakan pelajaran yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “ Apakah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII B
SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dapat meningkat dengan diterapkannya Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dengan
menggunakan Pendekatan Kontekstual.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas siswa dan guru.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam menentukan pendekatan
pembelajaran matematika.
3. Sebagai pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran matematika.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah
1. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan menghadirkan situasi dunia nyata dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diawali dengan cerita
atau tanya jawab tentang kondisi aktual dalam kehidupan siswa.
2. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa baik secara individu
maupun kelompok dalam interaksinya pada proses pembelajaran. Aktivitas ini meliputi memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan soal latihan/LKS, berdiskusi atau bertanya antar siswa dengan guru,
berdiskusi antar siswa dalam kelompok, mengkomunikasikan hasil kelompok.
3. Hasil belajar matematika siswa adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh nilai individu yang diperoleh siswa dari hasil tes setiap akhir
siklus yang diberikan.
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono
Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh
HERU SARWOKO
Hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar
Sribhawono rendah. Persentase siswa tuntas hanya sebesar 36 %. Kegiatan pembelajaran tampak berpusat pada guru dan siswa pasif. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa adalah melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran dalam penelitian dilaksanakan
dalam tiga siklus. Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi aktivitas siswa
selama pembelajaran. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir siklus.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar matematika
siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dapat meningkat
dengan diterapkannya pendekatan kontekstual.
Kata Kunci: pendekatan kontekstual, aktivitas, hasil belajar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang diperoleh, maka disarankan sebagai
berikut:
1. Siswa hendaknya mengikuti diskusi dengan baik, karena dengan berdiskusi
dapat meminimalisir kesulitan dalam pembelajaran.
2. Guru hendaknya menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
3. Sekolah hendaknya mendorong para guru untuk melakukan kajian penggunaan pendekatan kontekstual di kelas lain karena dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa.
4. Dalam penelitian ini sudah dilakukan penilaian afektif menggunakan lembar
penilaian diri namun belum dikaji secara mendalam, oleh karena itu pada
peneliti lain disarankan untuk mengkaji secara mendalam jika menggunakan
penilaian afektif dalam penelitiannya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu,
pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di kelas VIII B
SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dapat diketahui bahwa persentase
siswa tuntas (memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60) pada Ujian
semester genap yaitu sebesar 36 %. Hal ini lebih rendah dengan Standar
Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yang ditetapkan di sekolah tersebut
yaitu sebesar 50 % siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah kurang optimalnya
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Pembelajaran didominasi oleh
guru. Dominasi guru sangat terlihat dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran. Proses belajar yang terjadi merupakan transfer ilmu pengetahuan dari
guru kepada siswa, artinya siswa datang ke sekolah, duduk, mendengarkan,
mencatat apa yang diberikan guru, latihan soal lalu pulang. Latihan soal yang
diberikan kepada siswa hanya terkadang saja, tidak diberikan pada setiap
pertemuan. Dengan demikian, siswa cenderung pasif dan hanya menerima apa
saja yang diberikan oleh guru tanpa ada timbal balik antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya dan menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Kurangnya aktivitas siswa ini mengakibatkan hasil belajar matematika
menjadi rendah.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. CTL juga merupakan pendekatan belajar yang dapat menumbuhkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan (PAIKEM). Dengan konsep ini diharapkan pembelajaran semakin bermakna bagi siswa, sehingga apa yang sudah didapat oleh
siswa tersebut tidak mudah lupa. Proses pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Selama ini pembelajaran yang monoton dan tidak menarik juga mempengaruhi
hasil belajar siswa karena kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diawali dengan mengaitkan
dunia nyata yaitu dengan bercerita atau bertanyajawab lisan tentang kondisi
aktual dalam kehidupan siswa, kemudian menerapkan ketujuh komponen
utama pendekatan kontekstual. Ketujuh komponen utama itu yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan
penilaian sebenarnya. Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen pendekatan
kontekstual tersebut. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam berbagai pelajaran termasuk matematika.
Berdasarkan penjelasan di atas, penerapan Pendekatan Kontekstual pada siswa
kelas VIII B SMP Buana Bandar Sribhawono, perlu dilakukan agar aktivitas
belajar siswa dapat meningkat sehingga mengakibatkan hasil belajar
matematika juga meningkat.
Hal ini membuat matematika bukan lagi
pelajaran yang ditakuti siswa tetapi merupakan pelajaran yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “ Apakah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII B
SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dapat meningkat dengan diterapkannya Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono dengan
menggunakan Pendekatan Kontekstual.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas siswa dan guru.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam menentukan pendekatan
pembelajaran matematika.
3. Sebagai pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran matematika.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah
1. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan menghadirkan situasi dunia nyata dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diawali dengan cerita
atau tanya jawab tentang kondisi aktual dalam kehidupan siswa.
2. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa baik secara individu
maupun kelompok dalam interaksinya pada proses pembelajaran. Aktivitas ini meliputi memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan soal latihan/LKS, berdiskusi atau bertanya antar siswa dengan guru,
berdiskusi antar siswa dalam kelompok, mengkomunikasikan hasil kelompok.
3. Hasil belajar matematika siswa adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh nilai individu yang diperoleh siswa dari hasil tes setiap akhir
siklus yang diberikan.