EFEKTIFITAS STRATEGI PREDICT- OBSERVE- EXPLAIN BERMUATAN NILAI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN SIKAP NILAI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan merupakan konsep yang diajarkan di kelas VIII semester I pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tetapi ada beberapa sekolah yang membelajarkannya pada semester ke II. Pada KTSP, konsep ini tercantum pada Standar Kompetensi berupa “. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan” dan Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan”. Berdasarkan Standar Kompetensi tersebut, tercantum kata “memahami”, berarti siswa diharapkan paham terhadap konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Bila kita tinjau juga Kompetensi Dasar, yaitu “mengidentifikasi”, merupakan kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa. Kompetensi ini akan dikuasai bila siswa belajar melalui kegiatan observasi dengan benar.
Kemampuan siswa untuk mengobservasi dapat dilatih pada pembelajaran yang mengembangkan kegiatan observasi diantaranya pembelajaran dengan strategi Predict-observe-explain (POE). Observasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan para ilmuwan dalam metode ilmiah. Kegiatan observasi juga merupakan kegiatan yang bermuatan nilai. Seperti kita ketahui bahwa saat ini pemerintah sedang mengembangkan pembelajaran berkarakter, di mana setiap pembelajaran diharapkan selalu dikaitkan dengan nilai-nilai agar dapat diterapkan
(2)
dalam kehidupan siswa sehingga akan membentuk daya saing dan karakter bangsa.
Hasil pendidikan seperti yang diisyaratkan pemerintah dalam Permen Diknas No 14 th 2007 bahwa :
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga, dan olahkarya agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Berdasarkan Permen tersebut diharapkan terjadi peningkatan pada berbagai kemampuan siswa, tidak hanya ranah kognitif dari konsep yang dipelajarinya, tetapi terjadi peningkatan kemampuan lainnya. Olahhati, olahrasa, olahkarya dapat dikembangkan pada pembelajaran yang diarahkan untuk tujuan tersebut. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang dirancang dengan mengembangkan karakter atau nilai-nilai.
Bila ditinjau dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) seperti yang tercantum pada Permen Diknas No 23 th 2006, bahwa siswa SMP harus memiliki kemampuan dalam kehidupan beragama, bersosial, berinteraksi secara efektif dan santun, memanfaatkan lingkungan dengan penuh tanggung-jawab, kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kedua Permen Diknas tersebut, maka pembelajaran tidak hanya untuk mengembangkan nilai praktis pada siswa, tetapi juga nilai-nilai lain yang dapat mempengaruhi dan memberi bekal pada kehidupan selanjutnya.
Pembelajaran bermuatan nilai sebaiknya dikembangkan dalam pembelajaran karena akan lebih bermakna dan ada penguatan dalam penguasaan materinya, bila dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Bila siswa hanya
(3)
mempelajari nilai praktis dari konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, mungkin hanya sedikit dari konsep tersebut yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan siswa. Nilai-nilai yang terkandung dalam konsep jaringan sangat luas untuk memberikan inspirasi bagi kehidupan siswa. Hal ini sesuai dengan hakikat sains yang merupakan produk, proses dan sikap, di mana sains dianggap menduduki posisi penting dalam membangun karakter masyarakat dan bangsa, karena sains mengandung muatan nilai dan sikap di dalamnya (Rustaman, 2003).
Sains bukan hanya kumpulan ilmu pengetahuan tetapi juga merupakan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Yudianto (2010), pembelajaran sains-Biologi bermuatan nilai sebagai salah satu bentuk pendidikan sains terpadu yang sesuai dengan hakikat sains. Kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan terhadap penghayatan nilai-nilai melalui penalaran terhadap materi yang dipelajari (olahpikir/nilai Intelektual), kemampuan membuat analogy/perumpamaan-perumpamaan dengan kehidupan manusia (olahrasa/nilai sosio-politik), penghayatan secara mendalam sampai menyentuh lubuk hati (olahqolbu/nilai religi), bahkan dari contoh-contoh corak jaringan tumbuhan dapat ditiru menjadi pola seni batik (nilai pendidikan), dan sistem pengangkutan lewat xilem dan floem dapat ditiru dalam pengaturan sistem berlalulintas jalan searah. Jadi nilai-nilai dalam materi tersebut dapat dijabarkan menjadi lebih khusus menjadi nilai intelektual, nilai pendidikan, nilai sosial-politik dan nilai religius, disamping nilai praktis yang biasa diajarkan oleh guru.
Ada baiknya saat pembelajaran, seorang guru selalu memberikan dan menanamkan pendidikan karakter atau nilai sehingga generasi muda menjadi
(4)
orang yang santun, dapat berinteraksi sosial dalam masyarakat, memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, serta memiliki keyakinan akan kebesaran Sang Khalik Yang Maha Pencipta dan Pemilik seluruh alam semesta. Begitu juga hendaknya saat pembelajaran Biologi pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Ada banyak nilai yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran konsep ini, seperti yang telah disebutkan berupa nilai sosial, intelektual, pendidikan, dan nilai religius yang tampak pada jaringan saat bekerja sama dalam melaksanakan aktifitas untuk kehidupan tumbuhan tersebut (Yudianto, 2010).
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan merupakan konsep yang abstrak, tetapi tidaklah sulit untuk membuatnya menjadi kongkrit. Jaringan tumbuhan dapat dilihat dengan cara membuat sayatan dan diamati di bawah mikroskop atau melalui gambar baik yang biasa berupa charta maupun berupa gambar yang ditayangkan melalui LCD (liquid crystal display). Agar pembelajaran konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dapat lebih mendalam maka perlu dilakukan kegiatan pengamatan. Kegiatan pengamatan (observasi) merupakan kegiatan bermuatan nilai yaitu melakukan suatu pencarian untuk memperoleh kebenaran seperti yang tersurat dalam Al-Qur’an (Al-Alaq: 1-5). Pada Surah tersebut manusia diperintahkan Allah untuk membaca (iqra). Yudianto (2010) menyatakan bahwa :
Pengertian “Bacalah” (iqra) dalam Al-Qur’an Surah Al-alaq mengandung pengertian yang mendalam, karena manusia dituntut bukan hanya memiliki kemampuan membaca apa-apa yang dilihatnya (observasi), tetapi juga dituntut untuk mengenal sifat-sifat Allah dan mengambil hikmah dari apa yang diciptakan-Nya.
(5)
Hasil studi kasus di Kecamatan Tanjungsari tahun 2010, pada umumnya guru melakukan pembelajaran konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan ini dengan metode praktikum, melakukan pengamatan berupa irisan melintang batang atau daun, kemudian siswa menggambarkannya. Meskipun siswa melakukan pengamatan di bawah mikroskop tapi mereka belum menghubungkan hasil pengamatan dengan pemahaman konsep. Siswa hanya cukup melihat dan menggambarkan irisan melintang jaringan tumbuhan tanpa ada penjelasan lebih lanjut yang berhubungan dengan hasil pengamatan. Kegiatan pengamatan di sini belum mendalam sehingga kemampuan olahpikir, olahrasa dan olahkarya siswa belum tersentuh.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tahun 2010 pada salah satu sekolah di Tanjungsari, diperoleh data, yaitu hanya sekitar 9,38% - 40,63% dari 40 orang siswa yang paham terhadap konsep ini (mendapatkan hasil belajar di atas 6,00) setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan tingkat penguasaan konsep yang cukup rendah. Selanjutnya bila kita amati gambar hasil praktikum siswa, banyak yang tidak sesuai dengan bayangan yang tampak di bawah mikroskop, ini menunjukkan kemampuan mengobservasi siswa pun masih rendah.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di sekolah tempat penelitian, guru melakukan pembelajaran dengan kegiatan observasi kira-kira sebanyak 3 kali dalam satu semester tahun pelajaran 2010/2010. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, bahwa siswa yang melakukan observasi pada pembelajarannya masih belum mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan
(6)
observasi, padahal kegiatan tersebut telah mereka lakukan saat praktikum. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa masih belum mampu menghubungkan apa yang mereka lakukan secara hands on dengan minds on.
Terdapat suatu strategi pembelajaran yang dapat melatih siswa berpikir, melakukan pengamatan untuk membuktikan dugaan awal dan akhirnya sampai pada kemampuan menjelaskan hasil pengamatan untuk mempertegas atau mengklarifikasi dugaan awal tadi. Strategi pembelajaran tersebut adalah POE (Predict-Observe-Explain ). Strategi POE merupakan salah satu strategi belajar yang berpusat pada siswa dan mengembangkan keterampilan IPA. Melalui Strategi POE, konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dapat dipelajari dengan kegiatan memprediksi, mengobservasi dan menjelaskan hasil observasi. Kemampuan awal siswa dapat diketahui dari hasil prediksi. Kegiatan observasi dan eksplain membantu siswa berlatih melakukan proses sains sehingga terjadi kegiatan yang menghubungkan antara hands on dan minds on. Siswa termotivasi untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diajukan guru. Menurut White & Gunstone dalam Hsu (2004), POE merupakan strategi yang efisien untuk memunculkan ide-ide siswa dan juga memunculkan diskusi tentang ide-ide tersebut.
Pembelajaran menggunakan Strategi POE telah banyak dilaksanakan di Australia, Afrika Selatan, Cina. yang semuanya menunjukkan adanya keberhasilan dalam pembelajaran, siswa mampu mengikuti pelajaran, memprediksikan, mengobservasi dan menjelaskan suatu gejala yang menjadi konflik dalam pembelajaran mereka. Beberapa contoh hasil penelitian tentang
(7)
Strategi POE yaitu : (1) penelitian di Afrika Selatan oleh Mthembu (2008) University of Natal, menyelidiki pembelajaran kimia yang menggunakan Strategi POE pada sekolah menengah. Data menunjukkan bagaimana prediksi dan pengamatan dapat memefektivitasi pengetahuan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa guru dapat menggunakan Strategi POE untuk merancang kegiatan pembelajaran yang dimulai dengan melihat sudut pandang siswa terhadap suatu permasalahan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. (2) Penelitian oleh Hsu (2004), Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Pendidikan, Nasional Taichung Teachers College Taipe, menyebutkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsepsi siswa terhadap alternatif zat yang mudah terbakar dengan strategi POE dan hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa di setiap kelas tidak dapat menjelaskan konsep dengan alasan ilmiah.
Menurut White dan Gunstone dalam Joyce (2006), konsep yang cocok dalam pembelajaran dengan strategi POE adalah konsep yang hands on, yang menimbulkan suatu konflik kognitif dan yang dapat diobservasi siswa untuk menjelaskan masalah yang menjadi konflik tersebut. Syarat ini memungkinkan untuk dilakukan pada pembelajaran konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Materi yang dapat diajarkan dengan strategi POE diantaranya hubungan struktur dengan fungsi jaringan, fungsi xylem yang mengangkut air ke daun. Kedua materi itu memerlukan hands on dan demonstrasi yang dilanjutkan dengan percobaan.
(8)
Efektivitas suatu pembelajaran tergantung pada tujuan pembelajaran menurut Keachie dalam Arthur (2003). Jika seseorang menganggap bahwa pembelajaran sebagai sebuah pelayanan terhadap konsumen (siswa) maka kriteria efektivitas yang relevan di sini ditunjukkan oleh respon positif siswa terhadap pelayanan yang diterimanya. Bila alasan utama pembelajaran adalah untuk mengumpulkan data evaluasi maka ukuran pretes dan postes (N-gain) menjadi kriteria yang paling relevan untuk mengevaluasi efektivitas pembelajaran. Menurut Firman dalam Wicaksono (2005) efektivitas sebuah pembelajaran ditandai dengan ci`ri-ciri sebagai berikut :
1. Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Memiliki saran untuk menunjang proses pembelajaran
Berdasarkan ciri tersebut maka efektifitas suatu pembelajaran dapat ditinjau dari prestasi belajar, proses dan sarana penunjang. Kriteria keefektivan strategi pembelajaran menurut Nurgana, dalam Wicaksono 2005, mengacu pada :
1. Ketuntasan belajar, yaitu apabila telah mencapai sekurang-kurangnya 75% dari total siswa telah mencapai nilai diatas 6,00.
2. Bila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pretes dengan postes.
3. Jika meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar dan siswa belajar dalam keadaan menyenangkan.
(9)
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana efektivitas strategi pembelajaran POE bermuatan nilai pada Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dalam meningkatkan pemahaman konsep dan sikap nilai siswa SMP ?”
Pada penelitian ini, efektivitas strategi pembelajaran POE bermuatan nilai mengambil kriteria adanya peningkatan hasil belajar (postes) yang signifikans pada kelas eksperimen bila dibandingkan dengan kelas kontrol.
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Selanjutnya, rumusan masalah dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah strategi POE bermuatan nilai, efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan?
2. Apakah melalui strategi POE bermuatan nilai dalam pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, efektif meningkatkan sikap nilai siswa?
3. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dengan menggunakan metode POE bermuatan nilai?
4. Kendala apa yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran POE bermuatan nilai pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan?
(10)
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas strategi POE yang bermuatan nilai pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dalam meningkatkan pemahaman konsep dan sikap nilai siswa SMP. Setelah dilaksanakannya pembelajaran POE bermuatan nilai, maka akan diketahui tanggapan guru dan siswa, kendala yang dihadapi saat pembelajaran untuk diperbaiki dan diantisipasi pada pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan program yang sedang dikembangkan pemerintah, yaitu pendidikan budaya dan karakter bangsa, maka penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap nilai siswa yang yang ditunjukkan dengan tingkat kognitif skala sikap. Semakin seringnya siswa memperoleh informasi yang mempengaruhi sikapnya maka diharapkan dapat membentuk siswa yang berkepribadian, memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat, warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Kemendiknas,2010).
E. MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep dan penerapan nilai-nilai sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar serta mengikuti pembelajaran khususnya pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan konsep lainnya yang sesuai. Untuk mendukung program pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mensosialisasikan pendidikan berkarakter bagi para pendidik
(11)
dan memberikan gambaran bagi guru sehingga termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran berkarakter seperti pembelajaran dengan strategi POE yang bermuatan nilai. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi pemikiran bagi guru sebagai praktisi pendidikan dalam memperbaiki proses pembelajarannya sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap nilai .
F. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan, maka akan dijelaskan beberapa istilah sebagai kata kunci pada penelitian ini.
1. Strategi POE bermuatan nilai merupakan strategi pembelajaran yang mengikuti kegiatan seperti strategi POE tetapi pada setiap tahapnya selalu dikaitkan dengan muatan nilai. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah memprediksikan, mengobservasi dan mengkomunikasikan hasil observasi menjadi suatu konsep yang dapat dipahami siswa. Strategi POE pada penelitian ini mengembangkan muatan nilai, sehingga pada setiap kegiatan selalu dikaitkan dangan nilai-nilai yang terkandung pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Kriteria efektivitas Strategi POE bermuatan nilai ini ditinjau dari nilai hasil belajar (postes) yang signifikans di kelas eksperimen bila dibandingkan dengan kelas kontrol.
2. Pemahaman Konsep merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah pembelajaran berakhir sehingga dapat menyelesaikan berbagai
(12)
permasalahan (soal test). Pada penelitian ini pemahaman konsep yang dimaksud adalah kemampuan siswa menjawab tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal, pada aspek kognitif C2 dan C3. Pemilihan aspek kognitif pada jenjang C2 dan C3 ini bertujuan untuk memfokuskan kemampuan siswa hanya pada pemahaman konsep dan aplikasinya saja. Soal yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep ini terlebih dahulu telah diuji-cobakan dengan tingkat reliabilitas dan validitas pada tingkat yang sedang sampai tinggi.
3. Sikap siswa merupakan sikap sebagai kecenderungan dalam memaknai suatu kebenaran tentang kandungan nilai–nilai pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan yang diangkat menjadi nilai-nilai dalam kehidupan manusia. Peningkatan sikap nilai di sini dilihat dari hasil yang tercermin pada pilihan skala sikap dalam angket yang dibagikan. Angket skala sikap (skala 0,1,2 dan 3) berisi 20 pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan negatif dan 10 pernyataan positif yang bertolak ukur dari nilai sosial, pendidikan, intelektual dan nilai religius. Soal yang digunakan untuk mengukur sikap nilai ini terlebih dahulu telah diuji-cobakan dengan tingkat reliabilitas dan validitas pada tingkat yang signifikans.
(13)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN DAN DESAIN
Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran Biologi yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan sikap nilai. Penelitian ini terdiri dari kajian teoritik berupa study litelatur dan pengembangan strategi pembelajaran serta study eksperimen dalam bentuk pelaksanaan strategi pembelajaran POE yang bermuatan nilai. Strategi POE bermuatan nilai pada penelitian ini, mengembangkan pembelajaran dengan memprediksi, mengobservasi dan menjelaskan hasil observasi dalam memahami konsep dengan mengaitkan nilai nilai yang terkandung pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.
Penelitian ini merupakan penelitian kelas dengan metode eksperimen semu (quasy eksperiment) karena subjek penelitian telah terbentuk secara alami dalam kelompok utuh (naturally formed intact group). Desain eksperimen yang digunakan adalah “Control Group Pretest-Posttest Design”. Pemilihan metode dan desain ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas strategi POE bermuatan nilai dalam meningkatkan pemahaman konsep dan sikap siswa terhadap kandungan nilai dari Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas eksperimen. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen ini akan dibandingkan dengan hasil belajar siswa di kelas kontrol yang pemebelajarannya tidak dengan strategi POE bermuatan nilai tetapi dengan model kooperatif tipe
33 m2
(14)
NHT. Pembelajaran di kelas kontrol yang tidak menggunakan strategi POE bermuatan nilai ini selanjutnya disebut pembelajaran konvensional.
Tabel 3.1. Desain eksperimen
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
Kontrol X1 P1 X2
Eksperimen X1 P2 X2
Keterangan
X1 : pretes X2 : postes
P1 : perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol yaitu pembelajaran bukan
dengan strategi POE bermuatan nilai tetapi dengan metode yang biasa digunakan oleh guru model yaitu kooperatif tipe NHT
P2 : perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan menggunakan
strategi pembelajaran POE yang bermuatan nilai
SMP X adalah salah satu sekolah pemula di wilayah Tanjungsari, letaknya di pinggir jalan raya yang menghubungkan dua kota, sehingga sekolah ini mudah diakses. Populasi yang terdapat di SMP X merupakan siswa yang bervariasi, baik tingkatan prestasi maupun taraf ekonomi dan pendidikan orang tua yang mendukung prestasi siswa. Siswa yang bervariasi ini disebar pada sejumlah kelas yang relatif berimbang, sehingga setiap kelas memiliki kemampuan yang relatif homogen. Demikian pula populasi yang dijadikan sampel di kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan/prestasi yang relatif sama tetapi mereka di bimbing oleh guru IPA yang berbeda.
(15)
B. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP X Tanjungsari Sumedang. Populasi yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 tahun ajaran 2010-2011. Tehnik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah purposive sampling dan sampel yang digunakan adalah sebanyak 2 kelas yang masing-masing berjumlah 32 orang yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Tehnik pengambilan populasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kedua kelas ini homogen dengan prestasi serta minat belajar yang paling rendah diantara tujuh kelas paralel lainnya. Selain itu keaktivan siswa dalam merespon pertanyaan guru pada kedua kelas ini sangat rendah.
C. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu : (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) Pengolahan dan analisis data. Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
Tahap ini dimulai dengan studi literatur terhadap kurikulum mata pelajaran IPA SMP kelas VIII semester 2 dan analisis terhadap konsep-konsep yang akan dipelajari untuk meningkatkan pemahaman dan sikap nilai siswa. Kegiatan berikutnya adalah menyusun perangkat pembelajaran strategi POE bermuatan nilai yang meliputi indikator pemahaman konsep dan sikap nilai, tujuan pembelajaran, definisi konsep, proses pembelajaran serta alat evaluasi.
(16)
Untuk menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) maka beberapa hal yang diperhatikan antara lain berpedoman pada kurikulum dan disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil belajar dan waktu yang tersedia untuk materi pelajaran yang akan dikaji, serta model pembelajaran yang akan diterapkan. Kemudian, langkah berikutnya adalah menyusun instrument pengumpulan data berupa butir soal, angket skala sikap, lembar observasi pembelajaran, lembar wawancara guru dan siswa. Sebelum diujicoba, instrument tersebut telah dijudgment dahulu oleh tiga orang dosen ahli fisiologi tumbuhan. 2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan implementasi terhadap model pembelajaran, dan mengumpulkan data proses dan hasil belajar. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
a. Tahap ujicoba RPP, LKS dan instrumen pengumpulan data oleh guru model di salah satu kelas VIII di SMP X. Hasil ujicoba pembelajaran digunakan untuk mengetahui kesulitan yang terjadi saat pembelajaran baik pada RPP maupun dalam LKS sehingga perlu direvisi. Hasil ujicoba soal dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas. Soal-soal yang kurang baik dibuang atau direvisi dan akan dipakai saat pelaksanaan pretes dan postes dalam penelitian.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran strategi POE bermuatan nilai dilaksanakan di kelas eksperimen dalam waktu 6 jam pelajaran dengan pembagian 1 jam pelajaran (1 x 40 menit) pelaksanaan
(17)
pretes, 4 jam pelajaran ( 4 x 40 menit) untuk pelaksanaan pembelajaran strategi POE bermuatan nilai dan 1 jam pelajaran ( 1 x 40 menit) untuk postes. Pada kegiatan pembelajaran, strategi POE bermuatan nilai dilaksanakan sebanyak 4 jam pelajaran dalam dua kali pertemuan (2x 2 jam pelajaran) dengan kegiatan :
1) Dua jam pertama dilakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, siswa diminta untuk memprediksikan Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan melalui demonstrasi organ batang, daun dan memberikan alasannya. Kegiatan observasi bermacam jaringan tumbuhan dilakukan melalui gambar dan diperjelas melalui tanyangan pada LCD. Siswa diminta menjelaskan hasil pengamatan dan mengklarifikasi bila ada kesenjangan antara prediksi siswa dengan kenyataan. Kegiatan pembelajaran dikaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan melalui pertanyaan produktif guru pada setiap tahap strategi POE dan siswa merespon pertanyaan tersebut dengan menjawabnya. Setelah mendengar jawaban siswa, guru melengkapi jawaban dengan memberi penguatan.
2) Dua jam kedua dilakukan pembelajaran fungsi jaringan xylem serta struktur batang monokotil dan batang dikotil. Siswa diminta untuk memprediksikan apa yang terjadi dengan tangkai bunga Sedap Malam bila direndam larutan eosin atau pewarna makanan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan, melakukan observasi dengan membuat sayatan
(18)
melintang tangkai bunga Sedap Malam sebelum dan sesudah direndam larutan eosin (sampai bunga berubah warna). Setelah observasi pertama siswa diminta menjelaskan hasil pengamatannya. Kemudian siswa membandingkan struktur jaringan yang menyusun tangkai bunga Sedap Malam sebagai perwakilan batang monokotil dengan struktur jaringan yang menyusun batang bayam sebagai perwakilan batang dikotil melalui pengamatan di bawah mikroskop. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menjelaskan hasil observasi.
3) Setelah pembelajaran guru dan siswa diminta untuk mengisi angket tentang tanggapan mereka terhadap kegiatan pembelajaran yang diterapkan.
c. Tahap analisis data dan penyusunan laporan. Data yang terkumpul pada pelaksanaan penelitian ini dianalisis dan dikelompokkan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif akan dilaporkan secara deskriptif, sedangkan data kuantitaif akan diolah secara statistik dengan program SPSS 16 berupa uji Deskriptif, uji Normalitas, uji Homogenitas dan uji beda dua rerata (uji t), hasil pengolahan data akan dilaporkan melalui tabel.
D. ALUR PENELITIAN
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2011 selama 5 bulan dari bulan Januari –Juni 2011. Secara garis besar langkah-langkah
(19)
Perumusan masalah dan tujuan penelitian
yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti alur penelitian berikut.
Gambar 3.1 Alur Penelitian Study Bahan Kajian Struktur dan
Fungsi Jaringan Tumbuhan
Penentuan Sikap Nilai Dan penyusunan skala sikap
Analisis Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Pengembangan Model Pembelajaran Strategi POE
Bermuatan Nilai Penyusunan RPP
Pembelajaran Strategi POE Bermuatan Nilai Penyusunan Instrumen :
Tes Penguasaan Konsep dan Angket Skala Sikap
Judgment,Ujicoba, Validasi dan Revisi Instrumen
Pretes
Implementasi Pembelajaran Strategi POE Bermuatan Nilai
Kelas eksperimen
Observasi Keterlaksanaan
Strategi POE
Analisis Data : Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji t
Kesimpulan
Implementasi Pembelajaran Strategi Konvensional kelas
kontrol Postes
Angket, wawancara guru dan siswa
(20)
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Test Pemahaman Konsep
Test pemahaman konsep dalam bentuk tes objektif sebanyak 25 soal yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep jenjang C2 dan C3, dengan tujuan untuk memfokuskan kemampuan siswa hanya pada pemahaman konsep dan aplikasinya saja pada situasi baru. Aspek kognitif C3 (menerapkan) digunakan dalam instrumen pengumpulan data untuk mengaitkan pemahaman siswa dengan nilai intelektual sehingga dapat menerapkan nilai praktis dalam suasana baru. Jawaban betul akan mendapatkan skore 1 dan bila jawaban salah mendapatkan skore 0.
Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil kedua tes ini digunakan untuk menghitung N-gain yang digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep. Berikut adalah rekapitulasi butir soal tes pemahaman konsep yang digunakan setelah dijudgement dan diujicoba.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Instrumen Penguasaan Konsep
Aspek Kognitif Nomor Soal Jumlah soal N (%)
C2 1, 2,3, 4, 8,9,10, 11,12,13,15,
16, 17, 19, 21, 23, 24, 25 18 ( 72%)
C3 5, 6, 7,14, 18, 20,22 7 (28%)
Jumlah 25 (100%) Sumber : Lampiran B1.
(21)
2. Lembar panduan angket dan wawancara
a. Ada 2 jenis angket yang digunakan, angket pertama yaitu berisi pernyataan yang digunakan untuk mengukur peningkatan sikap siswa terhadap nilai-nilai yang diungkapkan dari materi yang dipelajari melalui pernyataan–pernyataan dalam angket, yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Angket sikap nilai siswa ini berisi 20 pernyataan dengan sebaran 10 pernyataan negatif dan 10 pernyataan positif. Sedangkan Angket kedua berisi 15 penyataan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran POE bermuatan nilai. Kedua angket tersebut menggunakan kategori pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk peryataan positif dikaitkan dengan nilai SS = 4, S = 2, TS = 1 dan STS = 0. Sebaliknya pernyataan negatif dikaitkan dengan nilai SS = 0, S = 1, TS = 2 dan STS = 3. Hasil isian angket tersebut akan dianalisis dengan cara dipersentasekan.
b. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dan siswa saat pembelajaran dengan strategi POE yang bermuatan nilai di kelas eksperimen.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menuntun kegiatan observasi saat pembelajaran Strategi POE bermuatan nilai di kelas eksperimen dan juga
(22)
untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran strategi POE bermuatan nilai.
F. ANALISIS INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP
Tes yang digunakan harus memenuhi syarat valid dan reliabel, sehingga soal penguasaan konsep dan angket skala sikap sebelumnya harus diujicobakan dahulu untuk mendapatkan kesahihan dan keandalan tes. Setelah diujicoba, soal penguasaan konsep dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.
1. Validitas
Validitas (kesahihan) adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang hendak diukur (Arikunto, 2010). Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Validitasi butir soal dengan pendekatan kesahihan internal menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Person, yaitu korelasi antara skor butir item dengan skor total. Perumusannya sebagai berikut:
{ ( ) } { ( ) } ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N RXY Σ − Σ − Σ − Σ Σ Σ − Σ =
Keterangan : X = skor item Y = skor total N = jumlah siswa
(23)
Tabel 3.3. Kriteria Validitas Soal NILAI KOEFISIEN
KORELASI (
r
xy) KRITERIA :0,800 - 1,00 SANGAT TINGGI
0,600 - 0,800 TINGGI
0,400 - 0,600 SEDANG
0,200 - 0,400 RENDAH
0,000 -0,200 SANGAT RENDAH
(Arikunto, 2010)
Tabel berikut merupakan rekapan hasil ujicoba validitas instrumen pemahaman konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil UjicobaValiditas Instrumen Penguasaan Konsep
Kriteria Validitas Nomor Soal Jumlah soal N (%)
Sangat
Signifikans 1,2,5,11,12,13,17,18,19,21 10 (40%) Signifikans 3,4,6,7,8,9,10,14,15,16,20,22,23,24,25 15 (60%)
Jumlah 25 (100%)
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana tes yang diberikan ajeg dari waktu ke waktu (Arikunto, 2010). Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas (keandalan) diuji dengan menggunakan rumus Product moment Pearson sebagai berikut:
(24)
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =
Keterangan : X = skor nomor ganjil Y = skor nomor genap N = jumlah siswa
Karena tes tersebut dibelah dua maka, koefisien korelasi ganjil-genap tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefisien reliabilitas. Rumusnya sebagai berikut: gg gg tt
r
r
r
+
=
1
2
Keteranganrtt = Koefisien reliabilitas tes secara total
rgg = rXY = koefisien korelasi product moment genap-ganjil (separoh tes
dengan separoh lainnya)
Tabel 3.5. Kriteria Reliabilitas Soal NILAI RELIABILITAS (
r
tt) KRITERIA :0,800 - 1,00 SANGAT TINGGI
0,600 - 0,800 TINGGI
0,400 - 0,600 SEDANG
0,200 - 0,400 RENDAH
0,000 - 0,200 SANGAT RENDAH
(Arikunto, 2010)
Berdasarkan ujicoba instrumen pemahaman konsep maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,79 dan termasuk ke dalam kategori tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
(25)
JS
B
P
=
(Arikunto, 2010) Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3. 6 Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 - 0,70 Sedang
0,70 - 0,30 Mudah
(Arikunto, 2010)
Tabel berikut merupakan rekapan hasil ujicoba Tingkat Kesukaran instrumen pemahaman konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.
Tabel 3.7 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep Kriteria Tingkat
Kesukaran Nomor Soal Jumlah soal N (%)
Sukar 9,13, 2( 8%)
Sedang 1, 2, 3, 5, 7,8,10, 11,12,
1415,16,17, 18, 21,22 ,23 16 (64%)
Mudah 4, 6,14, 19,20, 24, 25 7 (28%)
Jumlah 25 (100%)
Sumber Lampiran B2
4. Daya Pembeda
(26)
A B B B A A
P
P
J
B
J
B
D
=
−
=
−
Keterangan :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
= = A A A J B
P proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= = B B B J B
P proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.8. Kritgeria Daya Pembeda
Nilai Kriteria
0,00 – 0,20 jelek
0,20 – 0,40 cukup
0,40 – 0,70 baik
0,70 – 1,00 baik sekali ( Daryanto 2008
Tabel berikut merupakan rekapan Daya Pembeda hasil ujicoba instrumen pemahaman konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.
Tabel 3.9 Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Penguasaan Konsep Kriteria Daya
Pembeda Nomor Soal Jumlah soal N (%)
Baik sekali 1,2,5,7,14,18,19.20,25 9 (36%) Baik 3,4,6,8,11,12,13,15,16,17,22,23,24 13 (52%)
Cukup 9,10,21 3 (12%)
(27)
G. ANALISIS INSTRUMEN SKALA SIKAP NILAI
Langkah-Langkah analisis hasil ujicoba Skala Sikap nilai seperti berikut. 1. Menghitung Validitas Sikap nilai
Menetapkan bobot skore setiap alternatif jawaban pernyataan dalam beberapa tahap (Sumarno dalam Yolida, 2010), yaitu :
a) Menentukan frekuensi untuk setiap alternative jawaban
b) Menghitung proporsi (p) dengan cara membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden,
c) Menghitung proporsi kumulatif/Cumulative propotion (cp), yaitu ( cp1= p1, cp2 = cp1+p2, cp3 = cp2+p3, cp4=cp3+p4).
d) Menghitung nilai tengah proporsi kumulatif/mean cumulative propotion (mcp), dengan ketentuan :
mcp 1 = ½ cp1
mcp 2 = ½ (cp1+cp2)
mcp 3 = ½ (cp2+cp3)
mcp 4 = ½ (cp3+cp4)
e) Menentukan nilai z berdasarkan mcp yang telah diketahui dengan menggunakan table distribusi normal
f) Menghitung nilai z+ nilai mutlak, nilai mutlak diperoleh dari nilai z yang paling rendah nilainya.
(28)
h) Bila gradasi angka hasil pembulatan sesuai dengan ketentuan ( pernyataan positif : STS-TS-S-SS = 0-1-2-3 dan pernyataan negative : STS-TS-S-SS = 3-2-1-0) maka pernyataan tersebut dapat digunakan.
2. Menghitung reliabilitas skala sikap nilai dengan menggunakan teknik Alfa Cronbach seperti berikut.
r
i
=( )
{ 1 −
∑
}
Keterangan
r
i = koefisien reliabilitas Alfa Cronbach k = mean kuadrat antara subjek∑ = mean kuadrat kesalahan
= varians total ( Sugiyono dalam Yolida, 2010)
3. Menentukan daya pembeda setiap pernyataan.
Untuk menentukan daya pembeda setiap pernyataan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
a) Menyusun skore skala sikap subjek yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah.
b) Memilih siswa yang termasuk kelas atas dan kelas bawah masing-masing 27% dari jumlah total siswa. Pada ujicoba penelitian ini subjeknya sebanyak 30 siswa sehingga diperoleh 8 orang siswa kelas atas dan 8 orang siswa kelas bawah.
c) Menentukan nilai t hitung dengan rumus :
=
∑( ) ∑( ) !(! ")
(29)
∑(# # ) = ∑ # −({∑( )} ∑(#$ #$) = ∑ #$−({∑( )} Keterangan : # = rata rata kelompok atas #$ = rata rata kelompok bawah n = banyaknya subjek
Nilai thitung dibandingkan dengan ttable, jika thitung˃ ttabel maka pernyataaan tersebut
mempunyai daya pembeda dan valid yang baik sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.10. Rekapitulasi instrumen sikap nilai yang telah dinilai oleh pakar dan diuji coba.
Aspek Nilai Nomor Soal Jumlah soal /N
(%)
Religius 3, 4, 20 3 (15%)
Sosial 1, 8, 10, 11, 14,17, 18 7 (28%)
Pendidikan 2, 5, 6,12, 15, 16 6 (24%)
Intelektual 7, 9, 13,19 4 (16%)
Jumlah 20 (100%)
Sumber Lampiran B.3.
Skala sikap siswa terhadap kandungan nilai-nilai materi ajar tersebut telah diujicoba dan dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Skala sikap disusun sebanyak 30 soal dan yang terpakai sebagai instrumen penelitian sebanyak 20 soal. Uji validitas menunjukkan ada beberapa butir soal skala sikap yang dibuang karena
t
hitung lebih kecil darit
tabel. Hasil ujicoba skala sikap nilai disajikan dalam table(30)
Tabel 3.11. Hasil ujicoba Skala Sikap Siswa terhadap Penerimaan Nilai Materi Pelajaran
No Awal
Pembulatan sifat
Pernyataan
t
Hitungt
tabel Ket STS TS S SS1. 0 1 2 3 Positif 2,31 1,90 Digunakan
2. 0 1 2 3 Positif 2,17 1,90 Digunakan
3. 0 1 2 3 Positif 1,96 1,90 Digunakan
4. 3 2 1 0 Negatif 2,50 1,90 Digunakan
5. 3 2 1 0 Negatif 2,50 1,90 Digunakan
6. 3 2 1 0 Negatif 3,13 1,90 Digunakan
7. 0 1 2 3 Positif 2,34 1,90 Digunakan
8. 0 1 2 3 Positif 2,23 1,90 Digunakan
9. 3 2 1 0 Negatif 2,03 1,90 Digunakan
10. 3 2 1 0 Negatif 2,19 1,90 Digunakan
11. 0 1 2 3 Positif 2,42 1,90 Digunakan
12. 3 2 1 0 Negatif 2,25 1,90 Digunakan
13. 0 1 2 3 Positif 2,23 1,90 Digunakan
14. 0 1 2 3 Positif 1,92 1,90 Digunakan
15. 3 2 1 0 Negatif 2,84 1,90 Digunakan
16. 0 1 2 3 Positif 2,08 1,90 Digunakan
17. 3 2 1 0 Negatif 3,47 1,90 Digunakan
18. 3 2 1 0 Negatif 2,23 1,90 Digunakan
19. 3 2 1 0 Negatif 2,27 1,90 Digunakan
(31)
H. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Jenis Data.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif berupa peningkatan pemahaman konsep, peningkatan sikap nilai. Data kualitatif yaitu berupa keterlaksanaan strategi POE bermuatan nilai, tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan strategi POE bemuatan nilai. Data angket, observasi akan dianalisis secara deskriptif untuk melihat kecenderungan yang muncul saat penelitian, sedangkan data penguasaan konsep dan sikap nilai dianalisis dengan uji statistik.
2. Pengolahan Data
Agar data memberikan makna dan memberikan jawaban terhadap pemasalahan dalam penelitian, maka data tersebut harus diolah dahulu. Data kuantitatif terlebih dahulu diperiksa betul salahnya. Jawaban betul mendapat nilai 1 dan bila jawaban salah mendapatkan nilai 0, kemudian dihitung rata-rata, standar deviasinya. Hasil Pretes dan postes dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS (Statistical Package For Service Solutions) versi 16 dengan langkah sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi (menyebar) menurut kurva normal, sehingga uji parametrik dapat dilakukan, (Hernawan dalam Hakim 2010). Data sampel yang
(32)
diambil di sini adalah hasil pretes dan postes di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas ini menggunalkan one sample Kolmogorof Smirnov Test melalui perangkat SPSS 16. Uji normalitas distribusi data pemahaman konsep materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil pada tabel berikut.
Tabel 3.12.Uji Normalitas Pemahaman Konsep Berdasarkan Hasil Perhitungan SPSS 16
Kelompok Jenis Skor
Kormogorov Smirnov Asymp. Sig Distribusi Kelas
Eksperimen
Pre Test 0.394 Normal
Post Test 0,658 Normal
Kelas Kontrol
Pre Test 0,069 Normal
Post Test 0,482 Normal
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. 0,394, 0,658, 0,069 dan 0,482 pada tabel tersebut lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Hasil pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran E.
Uji normalitas distribusi data sikap nilai materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan juga dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dan diperoleh hasil pada tabel berikut.
(33)
Tabel 3.13. Uji Normalitas Sikap nilai Berdasarkan Hasil Perhitungan SPSS 16 Kelompok Jenis
Skor
Kormogorov Smirnov Asymp. Sig Distribusi Kelas
Eksperimen
Pre Test 0,711 Normal
Post Test 0,931 Normal Kelas
Kontrol
Pre Test 0,505 Normal
Post Test 0,676 Normal
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. 0,711, 0,931, 0,505, dan 0,676 lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Hasil pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran E.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji Homogenitas ini bertujuan untuk melihat sama-tidaknya varians-varians variabel bebas. Uji homogenitas menggunakan Lavene Test melalui perangkat SPSS 16. Pengolahan data untuk pemahaman konsep dihasilkan bahwa data variansnya homogen seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.14. Uji Homogenitas Data Pemahaman Konsep Berdasarkan Hasil Perhitungan SPSS 16
Variabel Nilai Asymp. Sig Variansi Skor Pretes pemahaman konsep
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
0,076 Homogen
Skor Postes pemahaman konsep antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
(34)
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat seluruh data baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi homogen karena nilai Asymp. Sig 0,076 dan 0,351 lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Hasil pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran E.
Uji homogenitas varians data sikap nilai materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan juga dengan menggunakan Levene Test (Test of Homogeneity of Variances) dan diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.15. Uji Homogenitas Data Sikap nilai Berdasarkan Hasil Perhitungan SPSS 16
Variabel Nilai Asymp. Sig Variansi Skor Pretes sikap nilai antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol
0,709 Homogen
Skor Postes sikap nilai antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol 0,000
Tidak Homogen
Berdasarkan tabel 3.15 dapat dilihat bahwa data pretes baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi homogen sebab berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16 diperoleh nilai Asymp. Sig 0,709 lebih besar dari 0,05 (α = 5%), dan akan dilanjutkan dengan uji beda dua rata-rata menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test. Data postes kelas eksperimen dan kontrol tidak homogen karena diperoleh nilai Asymp. Sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) dan akan dilanjutkan dengan uji beda dua rata-rata menggunakan uji statistik non parametrik Mann-Whitney.
(35)
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata ini digunakan untuk menguji hipotesis pemahaman konsep dan sikap nilai. Perolehan data dari pemahaman konsep memiliki sebaran data berdistribusi normal dan homogen sehingga untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan rata-rata pemahaman konsep dan sikap nilai dilakukan analisis secara statistik dengan menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test (uji t satu ekor dengan α = 0,05). Pada
hasil postes sikap nilai, data berdistribusi normal tapi tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik Mann-Whitney. Kriteria pengujian : jika tHitung > tTabel maka H1 diterima pada taraf signifikansi (α =
0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2).
Hipotesis penelitian untuk pemahaman konsep dirumuskan sebagai berikut.
1) Terdapat perbedaan hasil postes pemahaman konsep yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi POE bermuatan nilai dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (H1 : µ1>µ2).
2) Tidak terdapat perbedaan hasil postes pemahaman konsep yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi POE bermuatan nilai dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (H0 :
% = %
).(36)
Hipotesis penelitian untuk sikap nilai siswa dirumuskan sebagai berikut.
1) Terdapat perbedaan hasil postes sikap nilai yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi POE bermuatan nilai dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (H1: µ1>µ2).
2) Tidak terdapat perbedaan hasil postes sikap nilai yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi POE bermuatan nilai dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (Ho : %1= %2).
d. Perhitungan Perubahan Skor Pretes-Postes (N-Gain)
Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil pembelajaran atau perubahan skore antara skor pretes dan postes, maka dihitung dengan rumus N-Gain yaitu :
' =
(,-. ()$+()* ()$+Keterangan : Spost = skor postes Spre = skor pretes
Smax = skor maksimum
Table 3.16. Kategori Gain Ternormalisasi Gain Ternormalisasi (g) Kategori
g < 0,3 Rendah
0,3 < g < 0,7 Sedang
g > 0,7 Tinggi
(Hake, 1999)
Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan N-gain lebih tinggi dibanding pembelajaran lainnya (Margendoller dalam Nurhayati 2010).
(37)
e. Analisis Angket
Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif akan dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk angket siswa, data diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Menghitung persentase hasil angket tanggapan siswa menggunakan rumus:
R =
x 100 % sampeljumlah
jawaban alternatif
Untuk mempermudah analisis hasil persentase angket tersebut digunakan kriteria (Budiarti,2007) pada tabel berikut.
Tabel 3.17. Kriteria Angket Tanggapan Siswa
R Kriteria
R = 0 Tidak seorang pun 0<R< 25 Sebagian kecil 25<R<50 Hampir setengahnya
R = 50 Setengahnya
50<R<75 Sebagian besar 75<R<100 Hampir seluruhnya
R = 100 Seluruhnya
Apabila pernyataan atau pernyataan dipilih 50% atau lebih responden maka respon atau tanggapan responden memiliki kecenderungan positif artinya setuju.
(38)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada penerapan strategi bermuatan nilai dalam meningkatkan pemahaman konsep, dan sikap ilmiah sains siswa SMP pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dapat disimpulkan bahwa seperti berikut ini.
Penggunaan strategi POE bermuatan nilai secara signifikan, efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan siswa dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan strategi POE bermuatan nilai, karena Strategi POE bermuatan nilai dapat meningkatkan N-gain pemahaman konsep siswa lebih tinggi (50,3) dari pada pembelajaran konvensional (22,8).
Penggunaan strategi POE bermuatan nilai secara signifikan, efektif meningkatkan nilai silap siswa dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan strategi POE bermuatan nilai. Strategi POE bermuatan nilai dapat meningkatkan N-gain nilai silap siswa yang lebih tinggi (37,4) dari pada pembelajaran konvensional (13,25).
Guru dan siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap penggunaan strategi POE bermuatan nilai. Penggunaan strategi POE bermuatan nilai dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan terlibat secara
(39)
aktif dalam seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran, sehingga dapat membantu guru dalam meningkatkan pemahaman konsep, dan nilai silap siswa.
Kendala yang dihadapi saat pembelajaran dengan strategi POE bermuatan nilai disebabkan karena kemampuan observasi dan komunikasi siswa. Siswa masih belum terbiasa melakukan pengamatan secara detil/tepat, seperti cara mengidentifikasi sebuah gambar, menggambarkan apa yang dilihat. Siswa masih banyak yang ragu dan sulit menjelaskan dengan kata-kata tentang apa yang mereka lihat. Tidak semua siswa dapat mengikuti metode ini, terutama memprediksi dan menjelaskan hasilnya, karena mereka belum terbiasa. Waktu menjadi lebih panjang karena selain mempelajari konsep siswa juga memerlukan waktu dalam mengaitkan konsep dengan nilai-nilai. Kendala yang dihadapi guru pada proses mengaitkan nilai-nilai dengan konsep, karena memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, sehingga aktivitas ini hampir didominasi guru.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan strategi POE bermuatan nilai untuk meningkatkan pemahaman konsep, nilai silap siswa SMP pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut untuk :
Guru
a. Waktu merupakan faktor utama yang merupakan kendala dalam penerapan model pembelajaran sebab model ini memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan model konvensional. Terutama pada tahap observasi yang
(40)
dikaitkan dengan nilai-nilai, sebab observasi dilakukan secara mendalam sampai menemukan ciri dan menemukan nilai yang dapat diambil manfaatnya bagi siswa dalam kehidupan sosial, intelektual, pendidikan dan kehidupan religinya. Untuk itulah guru hendaknya memperhatikan waktu sehingga dalam melaksanakan fase-fase pembelajaran lebih baik dan efisien. Tetapi kendala waktu ini bukanlah suatu hambatan berarti karena masih dapat disiasati dan bila dilihat dari aspek manfaat strategi POE bermuatan nilai ini sangat baik bagi siswa, maka kendala ini bukan kendala yang berarti.
b. Guru juga harus memiliki teknik bertanya untuk menggali pengetahuan siswa dalam mengaitkan konsep dengan nilai-nilai melalui pertanyaan produktif. Untuk itu, sebelumnya guru sudah harus memiliki persiapan dalam mengajar.
c. Guru perlu mengembangkan kreativitas agar demonstrasi yang ditampilkan dapat menarik dan menggiring siswa dalam memprediksi konsep sehingga akan diketahui prior knowledge mereka.
d. Penelitian ini hanya menyoroti afektif siswa pada pengetahuan sikap siswa, belum sampai pada tahap internalisasi sikap yang menjadi karakter dan perilaku siswa. Oleh karena itu guru dapat melakukan pembelajaran yang lebih dalam sehingga informasi yang siswa terima dapat mengubah perilaku siswa dan terukur secara performent.
(41)
Lembaga Kependidikan
Untuk mempersiapkan kehidupan siswa pada masanya nanti, maka merupakan tanggung jawab kita selaku tenaga pendidik membantu mengembangkan kemampuan mereka agar dapat berdaya saing, berkarakter sesuai dengan budaya bangsa. Visi-misi sekolah yang bermuatan nilai dapat lebih terealisasi melalui sejumlah indikator hasil belajar yang tertuang dalam RPP. Sikap nilai siswa akan terbentuk bila mereka mengalami pembiasaan dalam proses pendidikan di kelas, sehingga dari informasi yang mereka terima akan membentuk karakter yang lebih bermanfaat untuk masa depannya nanti.
Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini merupakan sebagian kecil dari masalah dalam pembelajaran, sehingga perlu ada penelitian lanjutan yang dapat lebih mengembangkan Strategi POE bermuatan nilai dari sisi masalah lainnya seperti tingkat keterampilan proses, keaktifan, berpikir kritis dan kemampuan konstruktivisme siswa, sisi LKS yang nterbimbing atau terbuka. Penelitian selanjutnya dapat pula mengukur bagaimana internalisasi afektif siswa setelah mengikuti pembelajaran bermuatan nilai dan tidak hanya sampai pada tingkat kognitif sikap nilai saja.
(1)
Hipotesis penelitian untuk sikap nilai siswa dirumuskan sebagai berikut.
1) Terdapat perbedaan hasil postes sikap nilai yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi POE bermuatan nilai dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (H1: µ1>µ2).
2) Tidak terdapat perbedaan hasil postes sikap nilai yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi POE bermuatan nilai dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (Ho : %1= %2).
d. Perhitungan Perubahan Skor Pretes-Postes (N-Gain)
Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil pembelajaran atau perubahan skore antara skor pretes dan postes, maka dihitung dengan rumus N-Gain yaitu :
' =
(,-. ()$+()* ()$+Keterangan : Spost = skor postes Spre = skor pretes Smax = skor maksimum
Table 3.16. Kategori Gain Ternormalisasi
Gain Ternormalisasi (g) Kategori
g < 0,3 Rendah
0,3 < g < 0,7 Sedang
g > 0,7 Tinggi
(Hake, 1999)
Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan N-gain lebih tinggi dibanding pembelajaran lainnya (Margendoller dalam Nurhayati 2010).
(2)
e. Analisis Angket
Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif akan dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk angket siswa, data diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Menghitung persentase hasil angket tanggapan siswa menggunakan rumus:
R =
x 100 %sampel jumlah
jawaban alternatif
Untuk mempermudah analisis hasil persentase angket tersebut digunakan kriteria (Budiarti,2007) pada tabel berikut.
Tabel 3.17. Kriteria Angket Tanggapan Siswa
R Kriteria
R = 0 Tidak seorang pun 0<R< 25 Sebagian kecil 25<R<50 Hampir setengahnya
R = 50 Setengahnya
50<R<75 Sebagian besar 75<R<100 Hampir seluruhnya
R = 100 Seluruhnya
Apabila pernyataan atau pernyataan dipilih 50% atau lebih responden maka respon atau tanggapan responden memiliki kecenderungan positif artinya setuju.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada penerapan strategi bermuatan nilai dalam meningkatkan pemahaman konsep, dan sikap ilmiah sains siswa SMP pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dapat disimpulkan bahwa seperti berikut ini.
Penggunaan strategi POE bermuatan nilai secara signifikan, efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan siswa dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan strategi POE bermuatan nilai, karena Strategi POE bermuatan nilai dapat meningkatkan N-gain pemahaman konsep siswa lebih tinggi (50,3) dari pada pembelajaran konvensional (22,8).
Penggunaan strategi POE bermuatan nilai secara signifikan, efektif meningkatkan nilai silap siswa dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan strategi POE bermuatan nilai. Strategi POE bermuatan nilai dapat meningkatkan N-gain nilai silap siswa yang lebih tinggi (37,4) dari pada pembelajaran konvensional (13,25).
Guru dan siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap penggunaan strategi POE bermuatan nilai. Penggunaan strategi POE bermuatan nilai dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan terlibat secara
(4)
aktif dalam seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran, sehingga dapat membantu guru dalam meningkatkan pemahaman konsep, dan nilai silap siswa.
Kendala yang dihadapi saat pembelajaran dengan strategi POE bermuatan nilai disebabkan karena kemampuan observasi dan komunikasi siswa. Siswa masih belum terbiasa melakukan pengamatan secara detil/tepat, seperti cara mengidentifikasi sebuah gambar, menggambarkan apa yang dilihat. Siswa masih banyak yang ragu dan sulit menjelaskan dengan kata-kata tentang apa yang mereka lihat. Tidak semua siswa dapat mengikuti metode ini, terutama memprediksi dan menjelaskan hasilnya, karena mereka belum terbiasa. Waktu menjadi lebih panjang karena selain mempelajari konsep siswa juga memerlukan waktu dalam mengaitkan konsep dengan nilai-nilai. Kendala yang dihadapi guru pada proses mengaitkan nilai-nilai dengan konsep, karena memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, sehingga aktivitas ini hampir didominasi guru.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan strategi POE bermuatan nilai untuk meningkatkan pemahaman konsep, nilai silap siswa SMP pada konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut untuk :
Guru
a. Waktu merupakan faktor utama yang merupakan kendala dalam penerapan model pembelajaran sebab model ini memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan model konvensional. Terutama pada tahap observasi yang
(5)
dikaitkan dengan nilai-nilai, sebab observasi dilakukan secara mendalam sampai menemukan ciri dan menemukan nilai yang dapat diambil manfaatnya bagi siswa dalam kehidupan sosial, intelektual, pendidikan dan kehidupan religinya. Untuk itulah guru hendaknya memperhatikan waktu sehingga dalam melaksanakan fase-fase pembelajaran lebih baik dan efisien. Tetapi kendala waktu ini bukanlah suatu hambatan berarti karena masih dapat disiasati dan bila dilihat dari aspek manfaat strategi POE bermuatan nilai ini sangat baik bagi siswa, maka kendala ini bukan kendala yang berarti.
b. Guru juga harus memiliki teknik bertanya untuk menggali pengetahuan siswa dalam mengaitkan konsep dengan nilai-nilai melalui pertanyaan produktif. Untuk itu, sebelumnya guru sudah harus memiliki persiapan dalam mengajar.
c. Guru perlu mengembangkan kreativitas agar demonstrasi yang ditampilkan dapat menarik dan menggiring siswa dalam memprediksi konsep sehingga akan diketahui prior knowledge mereka.
d. Penelitian ini hanya menyoroti afektif siswa pada pengetahuan sikap siswa, belum sampai pada tahap internalisasi sikap yang menjadi karakter dan perilaku siswa. Oleh karena itu guru dapat melakukan pembelajaran yang lebih dalam sehingga informasi yang siswa terima dapat mengubah perilaku siswa dan terukur secara performent.
(6)
Lembaga Kependidikan
Untuk mempersiapkan kehidupan siswa pada masanya nanti, maka merupakan tanggung jawab kita selaku tenaga pendidik membantu mengembangkan kemampuan mereka agar dapat berdaya saing, berkarakter sesuai dengan budaya bangsa. Visi-misi sekolah yang bermuatan nilai dapat lebih terealisasi melalui sejumlah indikator hasil belajar yang tertuang dalam RPP. Sikap nilai siswa akan terbentuk bila mereka mengalami pembiasaan dalam proses pendidikan di kelas, sehingga dari informasi yang mereka terima akan membentuk karakter yang lebih bermanfaat untuk masa depannya nanti.
Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini merupakan sebagian kecil dari masalah dalam pembelajaran, sehingga perlu ada penelitian lanjutan yang dapat lebih mengembangkan Strategi POE bermuatan nilai dari sisi masalah lainnya seperti tingkat keterampilan proses, keaktifan, berpikir kritis dan kemampuan konstruktivisme siswa, sisi LKS yang nterbimbing atau terbuka. Penelitian selanjutnya dapat pula mengukur bagaimana internalisasi afektif siswa setelah mengikuti pembelajaran bermuatan nilai dan tidak hanya sampai pada tingkat kognitif sikap nilai saja.