OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN BERITA KRIMINALITAS PADA TAYANGAN “PATROLI” DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Surabaya Tentang Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli di Indosiar).

(1)

Tentang Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli di Indosiar)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

ARFIAN ZAZAKI NPM : 0543010021

YAYASAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM TUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penulis melakukan penelitian dengan judul “Opini Masyarakat Tentang Berita Kriminalitas Pada Tayangan Acara “Patroli” di Indosiar (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Berita Kriminalitas pada Tayangan “Patroli” di Indosiar)”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Perkenankan pada kesempatan ini, penulis menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

iv

3. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Didiek Tranggono, MSi., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktu, guna memberikan pengarahan pada penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran” Jawa Timur.

6. Orang tuaku tercinta, yang dengan penuh kesabarannya telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a tulus ikhlas hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi.

7. Semua orang yang telah banyak membantu, memberikan saran dan kritik kepada penulis dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya..

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skirpsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, September 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Media Televisi ... 8

2.1.2. Penonton Televisi sebagai Khaayak Media Massa ... 10

2.1.3. Karakteristik Media Televisi ... 11

2.1.4. Dampak Media Televisi ... 12

2.1.5. Tayangan Berita Kriminalitas ... 13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

vi

2.1.6. Opini ... 15

2.1.7. Program Berita Patroli ... 17

2.1.8. Teori SOR ... 18

2.2. Kerangka Berfikir ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24

3.1.1. Definisi Operasional ... 24

3.1.2. Opini ... 25

3.1.3. Berita Kriminalitas ... 26

3.1.4. Program Patroli di Indosiar ... 27

3.1.5. Pengukuran Variabel ... 29

3.2. Populasi, Sampel dan Metode Penarikan Sampel ... 31

3.2.1. Populasi ... 31

3.2.2. Sampel ... 31

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4. Metode Analis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 37

4.2. Penyajian Data Dan Analisis Data ... 39

4.2.1. Identitas Responden ... 39

4.2.2. Informasi Tentang Media ... 43

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

vii

4.2.3. Opini Responden ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 72

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(7)

viii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Untuk Keseluruhan Surabaya ... 34

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2 Responden Bedasarkan Usia ... 39

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 40

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 41

Tabel 4.5 Pernyataan Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Menonton Tayangan Patroli ... 42

Tabel 4.6 Pernyataan Responden Mengenai Perhatian Selama Menonton Tayangan Patroli di Indosiar ... 44

Tabel 4.7 Opini Tentang Tayangan Berita Pembunuhan Pada Tayangan Patroli ... 45

Tabel 4.8 Opini Tentang Tayangan Berita Perkosaan Pada Tayangan Patroli ... 46

Tabel 4.9 Opini Tentang Tayangan Berita Perampasan Pada Tayangan Patroli ... 47

Tabel 4.10 Opini Tentang Tayangan Berita Pencurian Pada Tayangan Patroli ... 48

Tabel 4.11 Opini Tentang Tayangan Berita Perampokan Pada Tayangan Patroli ... 49

Tabel 4.12 Opini Tentang Tayangan Berita Penipuan Pada Tayangan Patroli ... 50

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

ix

Tabel 4.13 Opini Tentang Tayangan Berita Pemalsuan Pada Tayangan Patroli ... 52 Tabel 4.14 Opini Tentang Tayangan Berita Penyalahgunaan Narkoba Pada

Tayangan Patroli ... 53 Tabel 4.15 Opini Tentang Tayangan Berita Pengedaran Narkoba Pada

Tayangan Patroli ... 54 Tabel 4.16 Opini Tentang Tayangan Berita Korupsi Pada Tayangan

Patroli ... 55 Tabel 4.17 Opini Tentang Tayangan Berita Pelanggaran HAM Pada

Tayangan Patroli ... 57 Tabel 4.18 Opini Tentang Tayangan Berita Permasalahan Sengketa Pada

Tayangan Patroli ... 58 Tabel 4.19 Opini Tentang Tayangan Berita Bentrokan Antar Warga Pada

Tayangan Patroli ... 59 Tabel 4.20 Opini Tentang Tayangan Berita Tawuran Anak Sekolah Pada

Tayangan Patroli ... 60 Tabel 4.21 Opini Tentang Tayangan Berita Kericuhan Demonstran Pada

Tayangan Patroli ... 62 Tabel 4.22 Opini Tayangan Tentang Berita Amuk Masa Pada Tayangan

Patroli ... 63 Tabel 4.23 Opini Responden Terhadap Tayangan Berita Kriminalitas Pada

Tayangan Patroli Di Indosiar ... 64

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Model Teori SOR ... 20 Gambar 2 Bagan Kerangka Berpikir Opini Masyarakat Terhadap Berita

Kriminalitas Pada Tayangan Acara Patroli di Indonesia ... 23 Gambar 3. Bagan Cluster Random Sampling ... 30

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner ... 72

Lampiran 2. Rekapitulasi Jawaban Responden ... 77

Lampiran 3. Output Karakteristik dan Informasi Media ... 79

Lampiran 4. Frekusensi Jawaban Responden ... 81

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(11)

xii

Kriminalitas Pada Tayangan Acara “Patroli di Indosiar” (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Terhadap Berita Kriminalitas pada Tayangan Patroli di Indosiar)

Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia adalah kebutuhan akan informasi. Maraknya aksi kriminalitas membuat acara televisi mengenai berita kriminal semakin banyak di televisi nasional dan televisi lokal. Sejak banyaknya program berita kriminalitas muncul, berbagai tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan pun muncul. Ada anggapan bahwa penayangan gambar dalam berita tersebut menampilkan kekerasan sehingga dapat mempengaruhi penonton untuk mengikuti apa yang dia lihat melalui televisi. Objek dalam penelitian ini adalah Patroli yang ditayangkan di Indosiar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui opini masyarakat tentang tayangan berita kriminalitas pada tayangan Patroli di Indosiar.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17 tahun dan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah multistage cluster random sampling. yaitu pengambilan sampel jika anggota populasi yang diteliti atau sumber data sangat luas. Pengumpulan data untuk penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi

Dari hasil pengujian didapatkan hasil sebagian besar masyrakat Surabaya memberikan opini yang mengarahkan jawaban ke arah positif baik baik pada berita yang mengenai kejahatan, hukum dan sosial. Opini positif pada berita kejahatan pada tayangan patroli memberikan banyak manfaat di masyarakat seperti pada berita kejahatan memberikan tips atau saran untuk mencegah dan mengatasi agar tidak menjadi korban kejahatan, opini positif pada berita hukum karena tersebut dapat menjadikan responden lebih behati-hati dalam bertindak agar tidak terjerat kasus yang serupa dan opini positif pada berita sosial di tayangan patroli membuat responden dapat lebih menghargai kepentingan orang lain, menghargai keputusan yang telah diambil bersama dan menyadari pentingnya pendidikan moral di sekolah.

Keyword : Opini, Patroli, Berita Kriminalitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia adalah kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi didunia atau disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan kehadiran media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai media massa, Perkembangan media massa akhir ini sangat pesat. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang disajikan oleh media massa. (Sobur, 2006:162).

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Masing-masing media massa mempunyai tampilan isi yang berbeda - beda, hal ini di maksudkan untuk menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsi. Pada dasarnya masyarakat tentu menginginkan informasi yang lebih mudah, lebih cepat, faktual, aktual, dan sesuai kebutuhan. Hal ini mengakibatkan media massa berlomba-lomba dalam menyajikan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya. Salah satu media massa yang paling banyak digunakan masyrakat saat ini adalah televisi.

Masing-masing media massa mempunyai tampilan isi yang berbeda-beda, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsi. Pada dasarnya masyarakat tentu menginginkan informasi yang lebih mudah, lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(13)

cepat, faktual, aktual, dan sesuai kebutuhan. Hal ini mengakibatkan media massa berlomba-lomba dalam menyajikan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya. Beraneka ragam media yang bermunculan, memungkinkan lebih adanya keleluasaan untuk memilih mana yang paling cocok untuk dijadikan media penyampaian informasi maupun berita (Bungin, 2006 : 40).Berita sendiri adalah sebuah laporan yang berisi opini yang sangat penting dan berkaitan mengenai suatu fakta yang mengandung minat bagi sejumlah besar penduduk (Effendy, 1993:67).

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).

Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau motion picture in the home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk menontonnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan keunggulan yang lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audio visual, dengan kata lain televisi adalah perpaduan antara radio dan film, ini menjadi daya tarik kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound effect, juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu (Effendy, 2000:177).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami perkembangan pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh stasiun pemerintah, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI), secara tidak langsung telah mendorong munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV), TV, Lativi, METRO-TV, TRANS TV, Global TV dan Trans 7 saat ini mulai tumbuh dan berkembang, baik yang nasional maupun yang lokal (Kuswandi, 1996:37). Ada juga stasiun televisi lokal di beberapa daerah, misalnya Riau TV, JTV, Batu TV dan masih banyak lagi. Perkembangan tersebut sangat membantu masuknya arus informasi bagi masyarakat.

Aksi kriminalitas dari tahun ke tahun semakin meningkat di Indonesia, menurut data tahun 2010 Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman menjelaskan bahwa dalam laporan akhir tahun di Jakarta (28/12/2001), Pembunuhan. Tahun 2010 meningkat (79 kasus) dibandingkan tahun 2009 (75 kasus). Pencurian kendaraan bermotor yang pada 2009 (8.229 kasus), meningkat 2010 (8.649 kasus). Perjudian pada 2009 (934 kasus), meningkat pada 2010 (974 kasus). Jajaran Polisi dapat menyelesaikan kasus sebanyak 55% dari laporan masyarakat dan penyelidikan yang dilakukan polisi. Kasus kejahatan jalanan di Jakarta terungkap yang paling tinggi (992 kasus), selanjutnya diikuti Surabaya, Yogyakarta, Makassar, dan Palembang. Total kasus street crime di Indonesia pada periode tersebut mencapai 5.285 kasus (terbesar pencopetan 193 kasus), pemerasan (792 kasus), pencurian dengan kekerasan (855 kasus). Selebihnya berupa perjudian, minuman keras, atau narkoba (http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/ 10/12/29 /155000-kejahatan-menurun-pencurian-kendaraan-bermotor-naik).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(15)

Maraknya aksi kriminalitas tersebut membuat acara televisi mengenai berita kriminal semakin banyak di televisi nasional dan televisi lokal. Pada awalnya berita kriminal ini hanya ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi Indosiar dengan nama acaranya "Patroli", acara yang berdurasi 30 menit ini ditayangkan pada siang, untuk menyajikan berbagai peristiwa kriminal yang terjadi di pelosok tempat. Acara bertajuk berita kriminal ini rupanya sukses yang ditandai dengan tingginya rating penonton dan sangat populer dikalangan masyarakat (http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/111202502201011141.hml).

Melihat kesuksesan acara ini rupanya menarik minat bagi stasiun televisi lainnya untuk membuat program acara serupa dengan nama yang berbeda-beda seperti Patroli (Indosiar). Buser (SCTV), Sergap (RCTI), Sidik (TPI), Kriminal (TransTV), TKP (Trsans 7), dan Brutal (TV One). Selain acara berika kriminal dengan durasi 30 menit berisi berbagai kasus, tetapi beberapa stasiun televisi juga membuat tayangan yang mengungkap khusus satu peristiwa kriminal dalam durasi 30 menit, seperti acara fakta (ANTV), investigasi (MNC TV) Jejak kasus (Indosiar), dan Derap Hukum (SCTV), dan Lacak (Transtv), sedangkan dalam format acara ini peristiwa disajikan dengan lebih lengkap dengan menyampaikan latar belakang kejadian, pelaku, korban, serta komentar dan pandangan orang-orang disekitar pelaku, maupun program. Ulasan dan komentar pakar kriminal dan hukum juga turut disajikan (http://blog.unnes.ac.id/gunawanfis /2009/10/06/tayangan-berita-kriminal-di-televisi/).

Sejak banyaknya program berita kriminalitas muncul, berbagai tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan pun muncul. Ada anggapan bahwa penayangan gambar dalam berita tersebut menampilkan kekerasan sehingga dapat mempengaruhi penonton untuk mengikuti apa yang dia lihat melalui televisi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

terutama jika acara tersebut ditonton oleh anak-anak. Acara ini memang sangat mungkin ditonton anak-anak karena jam tayang antara pukul 11.30-12.30. Namun belum ada bukti yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa tayangan kriminal secara parallel juga menyebabkan meningkatnya berita kriminal. Sementara ada juga yang beranggapan bahwa acara ini baik karena dapat memberikan peringatan bagi masyarakat terhadap bahaya sehingga dapat berhati-hati dan dapat menghindarkan diri dari kemungkinan menjadi korban kriminal (http://etnojurnal.blgspot.com/2010/04/tayangan-berita-kriminal-di-televisi.html).

Objek dalam penelitian ini acara patroli di Indosiar, Patroli yang merupakan acara berita kriminalitas yang ditayangkan oleh Indosiar tersebut ditayangkan setiap hari Senin hingga Jum'at pukul 11.30 WIB dengan durasi 30 menit, sebagai pelopor acara berita kriminalitas di Televisi seharusnya mampu memberikan tayangan kriminalitas yang baik, namun fenomena yang terjadi acara Patroli mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Seperti yang dilansir oleh situs resmi Komisi Penyiaran Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia melayangkan teguran kepada Indosiar terkait dengan pelanggaran pada acara Patroli, Lebih jelasnya, berdasarkan surat yang ditandatangani wakil ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, Nina Mutmainnah, program tersebut menayangkan adegan tawuran antar pelajar di Jakarta secara berlebih. Tayangan memperlihatkan secara vulgar tawuran pelajar yang menggunakan benda tajam, tumpul dan keras. Selain itu, turut ditayangkan korban tawuran yang mengeluarkan darah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui opini mayarakat tentang isi berita kriminalitas pada tayangan Patroli di Indosiar. Isi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(17)

berita pada tayangan Patroli di Indosiar meliputi berita tentang berita kejahatan, hukum, dan sosial. Isi berita kriminalitas patroli yang mencakup berita kejahatan, hukum dan sosial tersebut dapat menimbulkan opini pada masyarakat apakah isi berita tersebut dapat memberikan manfaat pada masyarakat atau hanya menampilkan tayangan yang berisikan kekerasan dan adegan vulgar. Opini sendiri merupakan penjelasan dari pertimbangan seseorang tentang sesuatu hal, kejadian atau pikiran yang telah diterima sebagai pikiran umum. Opini itu bersifat relatif, maksudnya dapat benar dan dapat pula tidak benar akan tetapi kebanyakan orang dianggap sebagai kebenaran, oleh karena itu orang menyebut dengan berbagai istilah antara lain pendapat umum, anggapan umum, anggapan orang ramai (Sunarjo, 1997:31). Opini dari masyarakat sendiri dikelompokkan menjadi tiga yakni opini positif, opini netral dan opini negatif (Effendy, 2002:61).

Subjek dalam penelitian ini adalah para pemirsa yang berusia diatas 17 tahun keatas. Dipilihnya pemirsa yang berusia diatas 17 tahun keatas sebagai responden karena dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada disekitarnya. Dipilihnya Surabaya banyak kasus kriminalitas di Surabaya yang belum terselesaikan, 291 Kasus kriminal di wilayah hukum Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya belum terselesaikan. Jumlah itu merupakan data sepanjang semester, awal tahun 2010 yang tercatat ada 2.137 kasus yang selesai dari total 2.428 kasus kriminal yang terjadi (http://us.surabaya.detik.com/read/2010/08/22/145748/ 1425277/466/291-kasus-kriminal-di-surabaya-belum-selesai?y991103465).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul "Opini Masyarakat Tentang Tayangan Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli Di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

Indosiar?"

1.2.Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah "Bagaimanakah opini masyarakat tentang tayangan berita kriminalitas pada tayangan acara Patroli di Indosiar?"

1.3.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas diatas maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah "Untuk mengetahui opini masyarakat tentang tayangan berita kriminalitas pada tayangan Patroli di Indosiar"

1.4.Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antar lain :

1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak stasiun TV dalam mengembangkan dan meningkatkan program aara televisi khususnya acara yang mengangkat tema kriminalitas.

2. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya komunikasi massa yang berkaitan dengan opini masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(19)

8 2.1. Landasan Teori

2.1.1. Media Televisi

Televisi adalah salah satu media massa yang merupakan paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Televisi terdiri dari istilah "tele" yang berarti jauh dan "vision" yan berarti penglihatan. Segi "jauh" dihasilkan dengan prinsip radio, sedangkan segi "penglihatan" oleh gambar (Effendy, 2000:174).

Televisi memiliki daya tarik yang sangat kuat melebihi media massa lainnya. Kalau radio memiliki daya tarik yang kuat karena unsure-unsur vokal, musik dan efek suaru maka televisi selain memiliki ketiga unsur-unsur itu juga memiliki unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan mendalam bagi penonton. Daya tarik ini melebihi bioskop karena dapat dinikmati di rumah dengan santai, aman dan nyaman (Effendy, 2000:175).

Selain itu televisi menimbulkan dampak yang kuat bagi pemirsanya, selain adanya tekanan pada sekaligus kedua indra yakni penglihatan dan pendengaran, televisi juga mampu menciptakan kelenyuran bagi pekerja-pekerja kreatif, yaitu dengan adanya kombinasi gerak, kecantikan, suara, drama dan humor (Effendy, 2000:175).

Untuk tujuan komersial, televisi dipandang sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan misinya. Televisi mempunyai kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi.


(20)

secara teratur. Televisi dapat menjangkau khalayak sasaran yang tidak terjangkau oleh media massa lainnya misalnya media cetak dan film (Effendy, 2000:175).

Menurut Sastro (1992:23) menyatakan bahwa dari beberapa media massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas dengan modal audio visual yang dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesannya karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir, pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan.

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya didepan televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Pada intinya televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Dimana pada saat ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan sebanyak-banyaknya oleh pemirsa. Oleh karena itu kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik media


(21)

televisi sedemikian besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi, berubah total sama sekali. Pada intinya media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa . (Winarso, 2005 : 18).

Berkaitan dengan komunikasi massa, proses komunikasi menggunakan media massa (televisi) disebut komunikasi massa. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan penggunaan saluran (media) yang mempunyai proses melibatkan beberapa komponen. Dua komponen yang berinteraksi (sumber dan penerima) terlibat, pesan yang diberi kode oleh sumber (encoded), disalurkan melalui sebuah saluran dan diberi kode oleh penerima (decoded), tanggapan yang diamati penerima merupakan umpan balik yang memungkinkan interaksi berlanjut antara sumber dan penerima.(Winarso, 2005 : 18).

2.1.2. Penonton Televisi sebagai Khalayak Media Massa

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat . Penonton televisi adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan dan lapangan pengalaman yang berbeda (Mc.Quail, 1994:201).


(22)

Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping khalayak keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target audience). Contoh acara untuk khalayak sasaran adalah warta berita, sandiwara, film seri, musik dan lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anakanak, remaja, mahasiswa, ABRI, pemeluk agama Islam, dan lain-lain (Effendy, 2000 : 20).

Televisi sebagai media yang dapat dilihat (visible) dan dapat didengar (Audible) yang membedakan dengan media elektronik lain seperti radio, televisi mempunyai sifat-sifat langsung, simultan, intim, dan nyata. Keunggulan inilah yang menyebabkan televisi mempunyai kapasitas lebih sebagai media komunikasi massa yang berfungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan dan informasi kepada masyarakat (Mulyana, 1997:169).

2.1.3. Karakteristik Media Televisi

Menurut Effendi (2000 : 176-177), televisi memiliki sifat sebagai berikut 1. Langsung

Televisi bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan kepada penonton tidak mengalami proses berbelit-belit seperti halnya dengan menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat disampaikan kepada publik dengan cepat, bahkan saat peristiwa tersebut sedang berlangsung.


(23)

2. Tidak Mengenal Jarak

Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa disuatu kota di negara yang satu dapat ditonton dengan baik dinegara lain, tanpa mengenal rintangan berupa laut, ataupun jurang. Kehadiran televisi dapat menembus ruang dan jarak geografis pemirsa

3. Memiliki daya tarik yang kuat

Televisi memiliki daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik, dan sound effect. Tetapi selain ketiga unsur tersebut, televisi juga memiliki unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi media radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati dirumah.

Untuk tujuan komersial, televisi dipandang sebagai media yang efektif untuk menyampaikan misinya. Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Karena televisi dapat menjangkau khalayak sasaran yang tidak terjangkau oleh media massa yang lainnya, misalnya media cetak dan film. Pada intinya, munculnya televisi sebagai salah satu media komunikasi manusia, memberikan satu fenomena sosial dalam kehidupan manusia dalam tinjauan interaksi dan harmoni sosial.

2.1.4. Dampak Media Televisi

Menurut Kuswandi (1996 : 98), ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu:

1. Dampak kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan


(24)

pengetahuan bagi pemirsa. Contoh: acara kuis

2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tragedi aktual yang ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut hingga istilah dan gaya bertutur sang bintang secara verbal

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari- hari. Contoh: sinetron di televisi

2.1.5. Tayangan Berita Kriminalitas

Kriminalitas atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosial dan melanggar hukum serta undang-undang pidana (Kartono, 2005). Tayangan berita kriminal merupakan salah satu program tayangan televisi yang menyajikan kejadian-kejadian kriminal yang terjadi di dalam masyarakat (Aprilia, 2004).

Format acara ini dikemas dalam bentuk tayangan yang memberikan kesan seram dan menakutkan karena isi beritanya khusus untuk menayangkan tentang kriminalitas. Hampir semua stasiun televisi di tanah air menayangkan berita kriminal dalam format seperti ini, kecuali TVRI dan MetroTV. (Irmanyusron, 2007).

Dilihat dari jam tayangnya, sebagian besar acara tersebut menempati jam prime time, yaitu rentang waktu dimana jumlah penonton televisi mencapai puncaknya. Berita-berita semacam itu ditayangkan tiap hari selama ± 30 menit


(25)

di televisi tanpa mempertimbangkan kepada siapa ditujukan dan efek apa yang akan ditimbulkan (Irmanyusron, 2007). Program ini merupakan salah satu bentuk tayangan kekerasan karena dalam acara itu penonton menerima ekspos ke berbagai jenis visualisasi kekekerasan oleh pelaku maupun polisi yang menangkapnya. Program ini disajikan secara dramatis dengan memerlihatkan secara vulgar unsur-unsur kekerasan, seperti darah yang mengalir dari korban pembunuhan. mayat yang tergeletak, adegan pukul. bahkan tembak yang dilakukan polisi terhadap tersangka (Aprilia. 2004).

Tayangan berita kriminalitas tidak hanya terbatas pada berita mengenai peristiwa kriminal saja namun juga dapat berita mengenai kejahatan yaitu berita yang menayangkan mengenai pelanggaran-pelanggaran yang bertentangan dengan undang-undang, nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyrakat. Berita kejahatan meliputi berita pembunuhan, perkosaaan, berita perampokan, berita perampasan, pencurian dan sebagainya. Berita kriminalitas juga menyangkut berita hukum atau masalah peradilan yaitu berita yang menayangkan berita pelanggaran hubungan-hubungan antara individu-individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu seperti korupsi, pelanggaran HAM, sengketa tanah. Berita kriminalitas juga menyangkut masalah sosial yakni suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersamaseperti letupan di masyarakat seperti tawuran atau bentrokan antar warga serta peristiwa demo yang terjadi karena gejolak sosial.


(26)

2.1.6. Opini

Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang terdiri tas tiga komponen - kepercayaan, nilai, dan pengharapan. (Rahmat, 2006:10). Menurut Kasali (2003,19) Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditaksirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif). Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan.

Opini menggabungkan kepercayaan, nilai dan pengharapan, biasanya tanggapan terhadap suatu objek tersendiri. Tanggapan demikian umumnya bukan reaksi acak terhadap segala sesuatu yang diperhitungkan, melainkan tertanam dalam sistem koheren kepercayaan, nilia, dan pengharapan yang pantas. (Rahmat, 2006:16).

Asal mula opini tentang kebanyakan masalah terletak dalam perselisihan atau perbantahan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi isu yang akan menangkap perhatian banyak orang. Opini adalah cara individu menginterpretasikan informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, individu menyadari


(27)

adanya kehadiran suatu stimulus, namun individu itu menginterpretasikan stimulus tersebut, dalam definisi ini mengandung makna yaitu :

1. Opini itu tergantung pada sensasi-sensasi yang didasarkan pada informasi sensori dasar. Yang dimaksud dengan informasi dasar adalah informasi yang sesungguhnya terjadi sampai pada alat indera kita. Untuk membuat sesuatu agar lebih bermakna diperlukan adanya keterlibatan aktif dan aktifitas indrawi yang berhubungan pengamatan interpretasi.

2. Sensori-sensori itu membutuhkan interpretasi agar persepsi dapat terjadi. Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001 : 171), pada dasarnya opini atau cara pandang atau opini manusia terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Opini terhadap objek

Opini tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik tidak selalu sama. Terkadang dalam mengopinikan lingkungan fisik, seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang tersebut, hal tersebut disebabkan karena

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca yang membuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan ke dalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal inilah yang disebut dengan ilusi.

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain. c. Budaya yang berbeda


(28)

d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain dalam mempersepsi suatu objek

2. Opini terhadap manusia atau persepsi sosial

Opini sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadiankejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut. Menurut Brehm dan Kassin opini sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Opini sosial merupakan sumber penting dalam pola interaksi antar manusia, karena opini sosial seseorang menentukan hubungan seseorang dengan orang lain.

2.1.7. Program Berita Patroli

Program berita patroli pertama kali ditayangkan pada 6 Mei 1999. Patroli ditayangkan lima kali dalam satu minggu yakni dari hari Senin hingga Jum'at pukul 11.30 dengan durasi tayang selama 30 menit. Program berita kriminal dalam acara Patroli berisi 9 hingga sampai dengan 16 item berita dengan format program yang terbagi menjadi tiga segmen dan dua kali iklan. Gagasan pembuatan program berita kriminal patroli berawal dari pertimbangan, diperlukan adanya penambahan slot news dalam program berita di Indosiar. Pada saat itu Indosiar hanya memiliki program berita "Fokus" yang tayang satu jam setiap hari (Senin samapai dengan Sabtu) clan program berita "Horison" yang tayang setengah jam setiap minggunya. Pilihan nama program patroli didasarkan pada sifat liputan yang mengutamakan berita kriminal, hukum dan sosial dengan proritas memberitakan peristiwa dan bukan hanya pernyataan belaka. Alasan lainnya adalah karena proses peliputan Patroli cenderung bersifat mencari atau


(29)

hunting sehingga nama patroli dianggap cocok untuk dijadikan nama program tersebut.

Inti dari program patroli adalah berita kriminal namun untuk peningkatan kualitas dan mengantisipasi ketersediaan peristhya kriminal, tema program patroli dikembangkan kearah hukum, sosial dan peristiwa kecelakaan, bencana alam serta masalah lingkungan. Selain itu paket berita juga lebih ditekankan kepada peristiwa artinya berita-berita yang disajikan lebih lebih mengutamakan berita peristiwa yang mengutamakan fakta dari pada mengangkat acara debat yang berisi opini dari seseorang.

2.1.8. Teori SOR

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini, berasal dari kajian psikologi. Tidak mengherankan apabila kemudian menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sarna, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen komponen; sikap. opini, prilaku, kognisi dan konasi (Effendy, 2003:115).

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu (Sendjaja, 1999:71). Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Unsur-unsur dalam model ini adalah :


(30)

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan di saat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator di terima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek(response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif,kognitif, dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan (Effendi, 2003:118)

Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep yang komplek, yang berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain dan akan mempengaruhi pemahaman kita tentang fenomena yang dijelaskan. Sedangkan organisme yang menjadi perantara stimulus dan respon merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam artian perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal


(31)

organisme tersebut. Sedangkan R merupakan response tertentu terhadap peristiwa/ stimulus. Menurut Stimulus–Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut :

Gambar 1.: Model Teori S-O-R (Effendy, 2003:255)

Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk

Stimulus

Organisme :

Perhatian

Pengertian

Penerimaan


(32)

mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi (Effendy, 2003:56).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek. Proses berfikir tersebut menunjuk pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat,1999:68). Pada tahap ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan. Proses selanjutnya, timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek. Individu akan menyeleksi atau memilih, dan dari pilihan tersebut diyakininya. Setelah itu ia akan membeli atau menggunakan sebagai hasil dari keputusannya (Effendy,1993:256).

Demikian pula dengan informasi dalam tayangan berita kriminalitas yang ditayangkan di televisi. Setelah menerima stimulus atau pesan yang berupa informasi atau pesan tersebut maka dengan perhatian, pengertian, dan penerimaan dari berlangsungnya proses komunikasi, komunikan memberikan efek yang terakhir dari informasi yang disampaikan. Kemampuan komunikan dalam memahami informasi dalam berita kriminalitas yang ditayangkan di televisi akan


(33)

dapat membawa perubahan kepada diri komunikan. 2.2.Kerangka Berpikir

Patroli yang merupakan acara berita kriminalitas yang ditayangkan oleh Indosiar tersebut ditayangkan setiap hari Senin hingga Jum'at pukul 11.30WIB dengan durasi 30 menit. Berdasarkan fenomena banyaknya muncul acara-acara yang menampilkan berita kriminalitas maka berbagai opini dari berbagai kalangan pun muncul. Ada anggapan bahwa penayangan gambar kekerasan dalam berita tersebut menampilkan kekerasan sehingga dapat mempengaruhi penonton untuk mengikuti apa yang dia lihat melalui televisi, terutama jika acara tersebut ditonton oleh anak-anak -acara ini memang sangat mungkin ditonton anak-anak karena jam tayang umumnya pada tengah hari namun belum ada bukti yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa tayangan kriminal secara paralel juga menyebabkan meningkatnya berita kriminal. Sementara ada juga yang berpendapat bahwa acara ini baik karena dapat memberikan peringatan bagi masyarakat terhadap bahaya sehingga dapat berhati-hati dan dapat menghindarkan diri dari kemungkinan menjadi korban kriminal.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengetahui opini individu yang telah berusia minmal 17 tahun dengan asumsi bahwa pada usia tersebut telah memiliki kematangan emosional sehingga dapat memberikan interpretasi terhadap suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat, khususnya berkaitan dengan Permasalahan yang terjadi. Peneliti berusaha mengetahui hal tersebut diatas


(34)

melaui opini seseorang terhadap objek disebabkan karena kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, latar belakang pengetahuan (frame of reference) yang berbeda. budaya dan psikologis individu yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Opini Masyarakat Terhadap Tayangan Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli di Indosiar

Berita Kriminalitas

Pada Tayangan

Patroli di Indosiar

Kejahatan

Hukum

Sosial

Komunikan

(Pemirsa yang

menonton

tayangan berita

kriminalitas acara

patroli di

Indosiar)

Opini

Positif

Netral


(35)

24

3.1. Definisi Operasional dan Pengkuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan definisi operasional disini adalah suatu pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya. Opini disini diwujudkan sebagai suatu proses internal yang memungkinkan kita untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita. Penelitian ini hanya difokuskan pada opini individu yang berusia 17 tahun keatas terhadap berita kriminalitas pada tayangan acara Patroli di Indosiar. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis kuantitatif.

Tipe penelitian deskriptif adalah suatu jenis tipe penelitian yang hanya menggambarkan atau menguraikan atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti. Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya untuk memberikan gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada akhirnya akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang sedang diteliti. Deskriptif dapat juga diartikan sebagai metode yang melukiskan variabel demi variabel satu per satu. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang berawal pada data dan bermuara pada pada kesimpulan. Sasaran atau objek penelitian dibatasi agar data yang diambil dapat digali sebanyak


(36)

mungkin serta agar penelitian ini tidak dimungkinkan adanya pelebaran objek penelitian, oleh karena itu kredibilitas dari peneliti sendiri menentukan kualitas dari penelitian ini (Bungin, 2001 : 26).

3.1.2. Opini

Opini adalah salah satu interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal yang kemudian mengetahui apakah pemirsa mempunyai opini masyarakat tentang berita kriminalitas pada acara Patroli di Indosiar. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi terdapat efek dan salah satunya ialah opini atau pendapat. Opini juga dapat diekspresikan sebagai salah satu pernyataan sikap dalam kata-kata yang digolongkan menjadi pendapat positif (pernyataan yang mendukung), netral, dan pendapat negatif (pernyataan yang tidak mendukung). Opini dalam penelitian ini adalah salah satu hasil interaksi opini masyarakat yang dinyatakan atau diekspresikan. Dalam penelitian ini penulis ingin masyarakat khususnya yang berusia minimal 17 tahun yang mengemukakan pendapatnya dalam bentuk respon mengenai berita kriminalitas pada tayangan Patroli di Indosiar.

1. Jika jawaban kuesioner setuju terhadap penayangan berita kriminalitas pada tayangan acara Patroli di Indosiar , maka disimpulkan bahwa opini pemirsa adalah "Opini Positif artinya responden menyatakan setuju dengan penyangan berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar

2. Jika jawaban kuesioner antara setuju dan tidak (Netral) terhadap penayangan berita kriminalitas pada tayangan acara Patroli di Indosiar, maka disimpulkan bahwa opini pemirsa adalah "Opini Netral" artinya responden menyatakan antara setuju dan tidak setuju (netral) terhadap penayangan berita kriminalitas


(37)

pada tayangan acara Patroli di Indosiar

3. Jika jawaban kuesioner tidak setuju terhadap penayangan berita kriminalitas pada tayangan Patroli di lndosiar, maka disimpulkan bahwa opini pemirsa adalah "Opini Negatif, artinya responden menyatakan antara tidak setuju terhadap penayangan berita kriminalitas pada tayangan acara Patroli di Indosiar 3.1.3. Berita Kriminalitas

Kriminalitas atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosial dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tayangan berita kriminal merupakan salah satu program tayangan televisi yang menyajikan kejadian-kejadian kriminal yang terjadi di dalam masyarakat

Tayangan berita kriminalitas tidak hanya terbatas pada berita mengenai peristiwa kriminal saja namun juga dapat berita mengenai kejahatan yaitu berita yang menayangkan mengenai pelanggaran-pelanggaran yang bertentangan dengan undang-undang, nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyrakat. Berita kejahatan meliputi berita pembunuhan, perkosaaan, berita perampokan, berita perampasan, pencurian dan sebagainya. Berita kriminalitas juga menyangkut berita hukum atau masalah peradilan seperti korupsi, pelanggaran HAM, sengketa tanah. Berita kriminalitas juga menyangkut masalah sosial seperti letupan di masyarakat seperti tawuran atau bentrokan antar warga serta peristiwa demo yang terjadi karena gejolak sosial.


(38)

3.1.4. Program Patroli Indosiar

Program Patroli merupakan sebuah program kriminal yang ditayangkan di lndosiar ditayangkan setiap hari Senin hingga Jum’at pukul 11.30 WIB dengan durasi 30 menit. Sesuai dengan Undang-undang no 32 tahun 2002 bab IV tentang pelaksanaan penyiaran pasal 48 terdapat beberapa larangan yakni tayangan yang menonjolkan unsur kekerasan, cabul perjudian, penyalahgunaan narkoba dan isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.

Berita kriminalitas pada acara Patroli pada penelitian ini meliputi acara mengenai kejahatan, berita hukum dan peristiwa kecelakaan.

a. Berita Kejahatan

Acara mengenai hukum yang ditayangkan Patroli meliputi peristiwa kejahatan yang yang terjadi di masyarakat seperti berita tentang:

1. Berita Mengenai Pembunuhan

Berita mengenai penghilangan nyawa seseorang yang melanggar hukum baik secara sengaja maupun tidak sengaja

2. Berita Mengenai Perkosaan

Berita mengenai suatu tindakan kriminal yang berwatak seksual yakni pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual

3. Berita Mengenai Perampasan


(39)

4. Berita Mengenai Pencurian

Berita mengenai pengambilan properti milik orang lain secara tidak sah tanpaseizin pemilik.

5. Berita Mengenai Perampokan

Berita mengenai pengambilan harta seseoarang dengan cara yang kasar bahkan melukai sang pemiliki barang

6. Berita Mengenai Penipuan

Berita mengenai kebohongan yang dibuat untuk kepentingan pribadi namun merugikan orang lain

7. Berita Mengenai Pemalsuan

Berita mengenai proses pembuatan meniru atau benda, statistik, atau dokumen-dokumen, dengan maksud untuk menipu dan mencari keuntungan pribadi

8. Berita Mengenai Penyalahgunaan Narkoba

Berita mengenai penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang seharusnya untuk kepentingan medis

9. Berita Mengenai Pengedaran Narkoba Berita mengenai transaksi jual beli narkoba b. Hukum

Acara mengenai hukum yang ditayangkan Patroli meliputi peristiwa peradilan yang berkaitan dengan hukum yang terjadi di masyarakat seperti berita dalam rentang :


(40)

1. Berita Mengenai Korupsi

Berita mengenai perilaku pejabat publik yang tidak wajar dalam memperkaya diri sendiri

2. Berita Mengenai Pelanggaran HAM

Berita mengenai pelanggaran hak asasi manusia 3. Berita Mengenai Masalah Sengketa

Berita mengenai perebutan sesuatu yang diakui menjadi haknya c. Sosial

Acara mengenai permasalahan sosial yang ditayangkan Patroli seperti tawuran yang terjadi antar warga dan siswa serta demo yang terjadi di masyarakat 1. Berita mengenai bentrokan antar warga

Berita mengenai pertentangan dan perselisihan yang antar warga 2. Berita mengenai tawuran anak sekolah

Berita mengenai perkelahian yang beramai-ramai dilakukan oleh anak sekolah

3. Berita mengenai Kericuhan Demonstran

Berita mengenai kekisruhan yang terjadi ketika ada peristiwa demo 4. Berita mengenai Peristiwa Amuk Masa

Berita mengenai pengrusakan yang dilakukan oleh sekelompk orang 3.1.5. Pengukuran Variabel

Cara pengukurannya yaitu dengan mengetahui jawaban atas pertanyaan pertanyaan mengenai obyek pene1itian. Dalam pengukuran opini ini, responden diminta untuk menyatakan kesetujuan atau tidaknya tentang penayangan


(41)

kriminalitas pada tayangan acara Patroli di lndosiar. lsi pernyataan untuk menyatakan persetujuannya tersebut terbagi dalam tiga macam kategori jawaban, yaitu "Setuju (S)", "ragu-ragu (R)", dan "Tidak setuju (TS)". Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Apabila kategori jawaban menyatakan setuju terhadap penayangan berita kriminalitas pada tayangan Patroli di lndosiar, maka opini responden (pemirsa) dapat disimpulkan adalah "Opini Positif".

2. Apabi1a kategori jawaban menyatakan antara setuju dan tidak (Ragu-ragu) terhadap penayangan berita kriminalitas pada tayangan Patroli di lndosiar, maka opini responden (pemirsa) dapat disimpulkan adalah "Opini Netral". 3. Apabila kategori jawaban menyatakan tidak setuju terhadap berita kriminalitas

pada tayangan Patroli di lndosiar, maka opini responden (pemirsa) dapat disimpulkan adalah "Opini Negatif".

Untuk mengetahui pengkategorian jawaban responden maka diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu positif, netral dan negatif dengan menggunakan rumus :

n gDiinginka JenjangYan ah SkorTerend ggi SkorTertin

Interval 

Pada penelitian ini terdapat 16 pertanyaan. Dengan demikian pengkategorian jawaban responden untuk keseluruhan pertanyaan adalah sebagai berikut :

Interval = 11

3 16 48 3 ) 1 16 ( ) 3 16 (     x x


(42)

Kategori penilaian negatif bila jumlah skor antara 16- 26 Kategori penilaian netral bila jumlah skor antara 27 – 37 Kategori penilaian positif bila jumlah skor antara 38 – 48

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia lebih dari 17 tahun karena dianggap pada usia tersebut para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada di sekitarnya. Namun karena ketersediaan data yang disediakan oleh BPS (2010) range usia dimulai dari usia 15 tahun keatas maka jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2.013.082.

3.2.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat Surabaya yang memiliki karakteristik antara lain :

1. Berusia minimal 17 tahun 2. Berdomisili di Surabaya

3. Menonton tayangan Patroli di Indosiar.

Dengan tingkat populasi penduduk yang besar dan keberagaman penduduk kota Surabaya dapat mewakili responden secara representatif.

Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka digunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :


(43)

1 N(d)

N

n 2

 

Keterangan : N = Populasi n = Jumlah sampel.

d = Presisi (derajat ketelitian 10%). 1 = angka konstan

100 9 , 99 1 0,1) 2.013.082(

2.013.082

n 2  

 

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multistage Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sampel jika anggota populasi yang diteliti atau sumber data sangat luas.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah multistage cluster random sampling dapat dilakukan melalui 3 tahap yang digambarkan sebagai berikut :

a. Langkah pertama, dilakukan pemilihan pada wilayah penelitian di kota Surabaya, kota Surabaya memiliki lima bagian wilayah yakni Surabaya pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Setelah diacak terpilih dua (2) wilayah Surabaya yaitu Surabaya Timur dan Surabaya Pusat.

b. Langkah kedua adalah melakukan pemilihan kecamatan pada wilayah Surabaya yang terpilih. Untuk Surabaya Timur terpilih kecamatan Tenggilis


(44)

Mejoyo dan Gunung Anyar sedangkan untuk Surabaya Pusat terpilih kecamatan Tegalsari dan Bubutan.

c. Langkah ketiga, responden dikelompokkan berdasarkan wilayah kelurahan yang ada di Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Tegal Sari dan Kecamatan Bubutan, kemudian diacak. Untuk Kecamatan Tenggilis Mejoyo diperoleh kelurahan Prapen dan Kelurahan Panjang Jiwa. Untuk Kecamatan Gunung Anyar adalah diperoleh Kelurahan Rungkut Menaggal dan Gunung Anyar, sedangkan untuk Kecamatan Tegal Sari diperoleh kelurahan Keputran dan kelurahan Tegal Sari, serta untuk Kecamatan Bubutan adalah kelurahan Tembok Dukuh dan Kelurahan Bubutan.

Untuk lebih rincinya jumlah respoden yang berusia minimal 17 tahun dari delapan kelurahan yang terpilih tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1

Bagan Penentuan Wilayah Multistage Cluster Random Sampling

Kec. Bubutan Surabaya

Surabaya Timur Surabaya Pusat

Kec. Tenggilis Mejoyo Kec. Gunung Anyar Kec. Tegalsari Kel. Prapen Kel. Panjang Jiwo Kel. Rungkut Menanggal ll Kel. Gunung Anyar Kel. Keputran Kel. Tegalsari Kel. Tembok Dukuh Kel. Bubutan


(45)

Tabel 3.1.

Jumlah Sampel Untuk Keseluruhan Surabaya No. Wilayah

Surabaya Kecamatan Kelurahan

Jumlah Masyarakat Tiap Kelurahan Kelurahan Panjang

Jiwo 7.144

Tenggilis Mejoyo

Kelurahan Prapen 2.294 Kelurahan

Rungkut Menanggal 10.245 1. Surabaya Timur Wilayah

Gunung Anyar

Kelurahan Gunung

Anyar 10.803

Kelurahan Keputran 16.014 Tegalsari

Kelurahan Tegalsari 13.570 Kelurahan Tembok

Dukuh 16.738

2.

Wilayah Surabaya

Selatan

Bubutan

Kelurahan Bubutan 7.154

Total 83.962

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2010

Untuk lebih rincinya jumlah masyarakat dari beberapa Kelurahan yang akan dilakukan penarikan sampel berdasarkan wilayah tiap-tiap Kelurahan dengan menggunakan rumus adalah sebagai berikut :

ni = N Nixn

Dimana :

ni : jumlah sampel masyarakat yang berusia minimal 17 tahun dari beberapa Kelurahan.

Ni : ukuran stratum ke 1

N : jumlah masyarakat yang berusia minimal 17tahun dari delapan Kelurahan

n : jumlah sampel yang telah ditentukan a. Kelurahan Panjang Jiwo

 8,5 100 83962

7144


(46)

b. Kelurahan Prapen  2,73 100 83962

2294

x 3 orang

c. Kelurahan Rungkut Menanggal 

12,2 100 83962 10245

x 12 orang

d. Kelurahan Gunung Anyar  12,8 100 83962 10803

x 13 orang

e. Kelurahan Keputran  19,07 100

83962 16014

x 19 orang

f. Kelurahan Tegalsari  16,1 100 83962 13570

x 16 orang

g. Kelurahan Tembok Dukuh  19,9 100 83962 16738

x 20 orang

h. Kelurahan Bubutan  8,52 100 83962

7154

x 9 orang

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini menurut cara memperolehnya, dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama, dengan melakukan pengumpulan data primer, kedua dengan melakukan pengumpulan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan berdasarkan kuisioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terutup dan yang terbuka.

2. Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti


(47)

perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.

3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan.

Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

% 100 x N F P

Keterangan :

P : Persentase Responden F : Frekuensi Responden N : Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah diinterpretasikan.


(48)

37

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Program Patroli merupakan salah satu program berita kriminalitas di Indosiar. Gagasan pembuatan program berita kriminal ”Patroli” berawal dari pertimbangan, diperlukan adanya penambahan slot news dlam program berita di PT. Indosiar Visual Mandiri. Pada saat gagasan atau ide muncul pada tahun 1999, PT Indosiar Visual Mandiri hanya memiliki program berita “Fokus” yang tayang satu jam setiap hari (Senin sampai Sabtu) dan program berita “Horison” yang tayang setengah jam setiap minggunya.

Pilihan nama “Patroli” didasarkan pada sifat diputan yang mengutamakan berita criminal. Hukum dan social dengan prioritas memberitakan peristiwa, dan bukan hanya pernyataan belaka. Alasan lanilla adalah karena proses peliputan “Patroli” cenderung bersifat mencari atau hunting, sehingga nama Patroli dianggap cocok untuk dijadikan nama program tersebut.

Pilihan pada liputan kriminal, hukm dan social dengan mengutamakan peristiwa atau kejadian ini adalah berdasarkan survey yang dilakukan oleh HRD PT. Indosiar Visual Mandiri dan Juga berdasarkan amatan repintas pada saat itu (tahun 1999). Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh falta bahwa masyarakat telah jenuh meihat materi program pemberitaan yang didominasi oleh berita-berita politik, yang dianggap hanya sebagai ajang adu pernyataan. Pilihan ini juga berlandaskan bahwa salah satu untus berita adalah proximity (kedekatan) pemirsa


(49)

dengan berita yang dilihatnya. Peristiwa atau berita criminal merupakan salah satu kejadian yang dekat dengan pemirsa, karena dapat terjadi disekitar mereka atau bahkan terhadap mereka sendiri.

Program berita patroli pertama kali ditayangkan pada 6 Mei 1999. Patroli ditayangkan lima kali dalam satu minggu yakni dari hari Senin hingga Jum'at pukul 11.30 dengan durasi tayang selama 30 menit. Program berita kriminal dalam acara Patroli berisi 9 hingga sampai dengan 16 item berita dengan format program yang terbagi menjadi tiga segmen dan dua kali iklan. Gagasan pembuatan program berita kriminal patroli berawal dari pertimbangan, diperlukan adanya penambahan slot news dalam program berita di Indosiar. Pada saat itu Indosiar hanya memiliki program berita "Fokus" yang tayang satu jam setiap hari (Senin samapai dengan Sabtu) dan program berita "Horison" yang tayang setengah jam setiap minggunya. Pilihan nama program patroli didasarkan pada sifat liputan yang mengutamakan berita kriminal, hukum dan sosial dengan proritas memberitakan peristiwa dan bukan hanya pernyataan belaka. Alasan lainnya adalah karena proses peliputan Patroli cenderung bersifat mencari atau hunting sehingga nama patroli dianggap cocok untuk dijadikan nama program tersebut.

Inti dari program patroli adalah berita kriminal namun untuk peningkatan kualitas dan mengantisipasi ketersediaan peristhya kriminal, tema program patroli dikembangkan kearah hukum, sosial dan peristiwa kecelakaan, bencana alam serta masalah lingkungan. Selain itu paket berita juga lebih ditekankan kepada peristiwa artinya berita-berita yang disajikan lebih lebih mengutamakan berita


(50)

peristiwa yang mengutamakan fakta dari pada mengangkat acara debat yang berisi opini dari seseorang.

4.2. Penyajian Data Dan Analisis Data

Sesuai dengan ketetapan sebelumnya sampel penelitian ini berjumlah 100 orang responden dengan tolak ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner dan disebarkan pada seluruh sampel penelitian sebagai responden. Setelah diisi keadaan data yang diperoleh kemudian diedit, dikode dan memasukkan data tersebut dalam ditabulasi data untuk selanjutnya dianalisa secara deskriptif berdasarkan setiap pertanyaan yang diajukan.

Penelitian ini tidak menguji hubungan tetapi hanya bertujuan untuk memaparkan satu variabel maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif jadi dalam analisa penelitian ini adalah ingin mengaitkan segmentasi opini masyarakat tentang berita kriminalitas pada tayangan Patroli di Indosiar

4.2.1. Identitas Responden

Pada bagian identitas responden ini dijabarkan mengenai karakteristik para responden ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan.

Identitas responden berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(51)

Tabel 4.1.

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 57 57

2 Perempuan 43 43

Total 100 100

Sumber : Kuesioner I No 2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lebih banyak responden laki-laki sebanyak 57 orang atau 57% yang memberikan opini terhadap berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar dan sisanya responden perempuan yang memberikan opini terhadap terhadap berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar sebanyak 43 orang atau 43%. Lebih banyaknya responden laki-laki yang menonton tayangan patroli dapat disebabkan karena responden laki-laki-laki-laki lebih karena responden laki-laki lebih tayangan berita khususnya kriminalitas dari pada responden perempuan yang umumnya kurang menyukai hal-hal yang berbau kekerasan.

Identitas responden berdasarkan usia, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Tabel 4.2.

Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase

1 17 s/d 27 tahun 50 50

2 28 s/d 38 tahun 22 22

3 Diatas 38 tahun 28 28

Total 100 100

Sumber : Kuesioner I No 3

Dari tabel diatas dapat diketahui lebih banyak responden yang berusia 17 hingga 27 tahun sebanyak 50 responden atau 50% yang memberikan opini tentang


(52)

berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar, sebanyak 22 responden atau 22% responden berusia 28-38 tahun dan sebanyak 28 responden atau 28% berusia diatas 38 tahun yang memberikan opini mengenai berita kriminalitas pada tayangan Patroli. Banyaknya responden berusia 17 hingga 27 tahun yang menonton tayangan patroli hal ini disebabkan karena pada usia sekian responden ingin mencari informasi sebanyak-banyaknya khususnya berita kriminalitas karena pada usia sekian rentan terhadap tindakan kriminalitas.

Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Tabel 4.3.

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase

1 SD 1 1

2 SMP 1 1

3 SMU 76 76

4 Diploma 7 7

5 Sarjana 14 14

6 Lainnya (S2/S3) 1 1

Total 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian I No 4

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak 76 orang atau 76% yang memberikan opini terhadap berita kriminalitas pada tayangan patroli adalah berpendidikan terkhir SMA, sedangkan responden berpendidikan terakhir SD, SMP, dan lainnya (S2/S3) sebanyak 1 orang atau 1%, responden berpendidikan terakhir yang Diploma sebanyak 7 orang atau 7% dan responden Sarjana 14 orang atau 14% yang memberikan opini terhadap berita


(53)

kriminalitas pada tayangan patroli, banyaknya responden berpendidikan SMA yang menonton tayangan Patroli karena responden yang mempunyai tingkat pendidikan terakhir SMA ini mempunyai telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami berita kriminalitas yang ditayangkan.

Identitas responden berdasarkan pekerjaan, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Tabel 4.4.

Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase

1 Swasta 29 29

2 PNS 9 9

3 Wiraswasta 16 16

4 Pelajar 46 46

Total 100 100

Sumber : Kuesioner I No 5

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih banyak responden pelajar sebanya 46 orang atau 46% yang memberikan opini pada tentang berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar, responden yang bekerja di Swasta sebanyak 29 orang atau 29%, responden yang bekerja PNS sebanyak 9 orang atau 9% dan responden wiraswasta sebanyak 46 orang atau 46% yang memberikan opini tentang berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar. Lebih banyaknya responden pelajar yang meononton patroli disebabkan karena para pelajar tersebut lebih ingin mencari info berita kriminalitas karena lebih rentan terhadap tindakan kriminalitas dan memiliki waktu lebih banyak untuk menonton karena aktivitas seorang pelajar yang tidak terlalu padat.


(54)

4.2.2. Informasi Tentang Media

Pada bagian informasi tentang media ini dijabarkan mengenai karakteristik para responden ditinjau dari segi pernah tidaknya menonton patroli, frekuensi menonton patroli dalam satu minggu, dan perhatian selama menonton tayangan patroli.

Informasi tentang media berdasarkan pernah tidaknya menonton patroli, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :

Table 4.5.

Pernyataan Responden Mengenai Pernah Tidaknya Menonton Tayangan Patroli

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Pernah 100 100

2 Tidak Pernah 0 0

Total 100 100

Sumber : Kuesioner II No.1

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden sebanyak 100 orang atau 100% pernah menonton tayangan patroli di Indosiar dan tidak ada responden yang tidak pernah menonton tayangan patroli, hal ini patroli merupakan tayangan berita kriminalitas yang berusia hampir 12 tahun sehingga hampir semua masyarakat pernah menonton tayangan patroli

Informasi tentang media berdasarkan perhatian responden selama menonton patroli, dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :


(55)

Tabel 4.6

Responden Menonton Tayangan Patroli Dari Awal Sampai Akhir

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 57 57

2 Tidak 43 43

Total 100 100

Sumber : Kuesioner II No.3

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak 57 orang atau 57 % menyatakan bahwa selalu menonton tayangan patroli dari awal acara hingga akhir acara dan responden yang tidak menonton tayangan patroli dari awal hingga akhir sebanyak 43 orang atau 43 %. Banyaknya responden yang menonton tayangan patroli dari awal hingga akhir disebabkan karena tayangan patroli dikemas secara menarik tiap segmennya sehingga membuat penonton tertarik untuk menonton tayangan patroli dari awal hingga akhir.

4.2.3. Opini Responden

Opini merupakan ekspresi tentang sikap (kecenderungan untuk memberikan respon) terhadap suatu masalah atau situasi tertentu dapat berupa pernyataan yang diucapkan atau tulisan sebagai jawaban yang diucapkan atau diberi individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pernyataan yang dipermasalahkan. Opini dalam penelitian ini diukur melalui beberapa indikator diantaranya adalah :


(56)

1. Opini Pemirsa Mengenai Berita Pembunuhan Pada Tayangan Patroli Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai opini pemirsa mengenai berita pembunuhan pada tayangan patroli Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Opini Tentang Berita Pembunuhan Pada Tayangan Patroli

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Setuju 51 51

2 Ragu-Ragu 33 33

3 Tidak Setuju 16 16

Total 100 100

Sumber : Kuesioner III No.1

Dari tabel diatas dapat diketahui lebih banyak responden yang menjawab setuju mengenai tayangan berita pembunuhan pada tayangan patroli di Indosiar yakni sebanyak 51 orang atau 51%, 33 responden atau 33% menjawab ragu-ragu tentang tayangan berita pembunuhan pada tayangan patroli di Indosiar dan 16 responden atau 16% responden menjawab tidak setuju tentang penayangan tayangan berita pembunuhan pada tayangan patroli di Indosiar.

Banyaknya responden yang menjawab setuju tentang penayangan berita pembunuhan pada tayangan patroli di Indosiar hal ini disebabkan karena tayangan berita pembunuhan yang ditayangkan Patroli di Indosiar tidak terlalu vulgar dan layak untuk ditonton masyarakat, responden yang menjawab ragu-ragu pada tayangan berita pembunuhan yang ditayangkan oleh patroli di Indosiar karena responden kurang dapat memahami batasan vulgar pada sebuah tayangan sedangkan responden yang menjawab tidak setuju pada penayangan berita pembunuhan pada tayangan patroli dikarenakan tayangan patroli yang


(57)

ditayangkan siang hari ditonton oleh semua umur dan tayangan berita pembunuhan walaupun sudah disensor dapat memberikan efek buruk pada masyarakat.

2. Opini Pemirsa Mengenai Tayangan berita Perkosaan Pada Tayangan

Patroli

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai opini pemirsa mengenai tayangan berita pemerkosaaan pada tayangan patroli. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Opini Tentang Tayangan berita Perkosaan Pada Tayangan Patroli

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Setuju 87 87

2 Ragu-Ragu 13 13

3 Tidak Setuju 0 0

Total 100 100

Sumber : Kuesioner III No.2

Dari tabel diatas dapat diketahui lebih banyak responden yang menjawab setuju mengenai tayangan berita perkosaan pada tayangan patroli di Indosiar yakni sebanyak 87 orang atau 87%, 13 responden atau 13% menjawab ragu-ragu tentang tayangan berita perkosaan pada tayangan patroli di Indosiar dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju tentang penayangan tayangan berita perkosaan pada tayangan patroli di Indosiar.

Banyaknya responden yang menjawab setuju terhadap tayangan berita perkosaan pada tayangan patroli di Indosiar dikarenakan responden merasa dengan adanya tayangan berita perkosaan pada tayangan patroli di Indosiar dapat membuat lebih berhati hati menjaga diri khususnya kaum perempuan yang


(58)

menjadi korban dari pemerkosaan. Responden yang menjawab ragu-ragu dikarenakan responden membutuhkan saran yang lebih konkrit untuk lebih menjaga diri dan tayangan berita perkosaan yang ditayangkan belum cukup untuk membuat lebih berhati-hati. Tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju hal ini dikarenakan seluruh responden secara umum telah puas terhadap tayangan berita perkosaan yang ditayangkan oleh patroli

3. Opini Pemirsa Mengenai Tayangan berita Perampasan Pada Tayangan

Patroli

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai opini pemirsa mengenai tayangan berita perampasan pada tayangan patroli di Indosiar. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Opini Tentang Tayangan berita Perampasan Pada Tayangan Patroli

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Setuju 88 88

2 Ragu-Ragu 12 12

3 Tidak Setuju 0 0

Total 100 100

Sumber : Kuesioner III No.3

Dari tabel diatas dapat diketahui lebih banyak responden yang menjawab setuju mengenai tayangan berita perampasan pada tayangan patroli di Indosiar yakni sebanyak 88 orang atau 88%, 12 responden atau 12% menjawab ragu-ragu tentang tayangan berita perampasan pada tayangan patroli di Indosiar dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju tentang penayangan tayangan berita perampasan pada tayangan patroli di Indosiar.


(59)

Banyaknya responden yang menjawab setuju tentang tayangan berita perampasan pada tayangan patroli di Indosiar dikarenakan tayangan berita mengenai perampasan barang milik pribadi di tempat umum dapat membuat masyarakat lebih waspada ketika berpergian khususnya ketika membawa barang-barang pribadi yang mahal dan berharga melihat banyaknya perampasan yang terjadi, responden yang menjawab ragu dikarenakan beranggapan bahwa tayangan berita perampasan memang memberikan informasi mengenai kejadian perampasan namun untuk perilaku kewaspadaan kembali kepada individu masing-masing. Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan tayangan berita perampasan pada tayangan patroli telah dapat menggambarkan kejadian yang terjadi pada masyarakat.

4. Opini Pemirsa Mengenai Tayangan berita Pencurian Pada Tayangan

Patroli

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai opini pemirsa mengenai tayangan berita pencurian pada tayangan patroli di Indosiar. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Opini Tentang Tayangan berita Pencurian Pada Tayangan Patroli

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Setuju 86 86

2 Ragu-Ragu 14 14

3 Tidak Setuju 0 0

Total 100 100


(60)

Dari tabel diatas dapat diketahui lebih banyak responden yang menjawab setuju mengenai tayangan berita pencurian pada tayangan patroli di Indosiar yakni sebanyak 86 orang atau 86%, 14 responden atau 14% menjawab ragu-ragu tentang tayangan berita pencurian pada tayangan patroli di Indosiar dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju tentang penayangan tayangan berita pencurian pada tayangan patroli di Indosiar.

Banyaknya responden yang menjawab setuju tentang tayangan berita pencurian pada tayangan patroli di Indosiar dikarenakan dengan menonton tayangan berita pencurian pada tayangan patroli di Indosiar dapat lebih meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga barang pribadi misalnya tayangan berita tentang pencurian sepeda motor membuat masyarakat membeli kunci ganda atau kunci otomatis untuk menghindari sepeda motor dari kecurian. Responden yang menjawab ragu-ragu disebabkan karena tayangan berita pencurian yang ditayangkan oleh tayangan patroli dirasa responden kurang mampu untuk meningkatkan kewaspadaan tapi hanya memberikan informasi mengenai pencurian yang terjadi di masyarakat. Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju hal ini dikarenakan informasi yang diberikan mengenai tindak pencurian pada tayangan patroli di Indosiar telah cukup seperti lokasi yang biasa terjadi dan waktu yang sering terjadi pencurian

5. Opini Pemirsa Mengenai Tayangan berita Perampokan Pada Tayangan

Patroli

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang maka dapat diperoleh frekuensi jawaban responden mengenai opini pemirsa mengenai tayangan berita


(1)

65

17. Opini Keseluruhan

Berdasarkan dari hasil keseluruhan jawaban dari penonton yang menonton tayangan berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar, selanjutnya akan dikategorikan opini penonton tersebut seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.23.

Opini Responden Terhadap Tayangan berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli Di Indosiar

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Positif 76 76

2 Netral 24 24

3 Negatif 0 0

Total 100 100

Sumber : Lampiran 5

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yakni 76 orang responden atau 76% beropini positif mengenai tayangan berita kriminalitas pada tayangan Patroli di Indosiar, 24 orang responden atau 24 orang beropini netral terhadap tayangan berita kriminalitas pada tayangan Patroli di Indosiar dan tidak ada responden yang beropini negatif terhadap tayangan berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar.

Banyaknya responden yang beropini positif mengenai tayangan berita kriminalitas kejahatan pada tayangan patroli di Indosiar disebabkan karena saat ini menurut penonton tayangan berita kejahatan pada tayangan patroli memberikan banyak manfaat di masyarakat seperti misalnya dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya wanita untuk lebih berhati-hati dalam menjaga diri dari tindak kriminalitas pemerkosaan selain itu masyrakat dapat lebih waspada ketika berpergian karena banyaknya kejadian perampokan dan perampasan, tayangan Patroli juga sering memberikan masukan kepada masyarakat seperti


(2)

misalnya bagaimana tips selama berpergian yang aman agar tidak menjadi korban tindakan kriminal, patroli juga memberikan saran bagaiamana membedakan barang seperti uang yang asli dan aspal (asli atau palsu). Tayangan patroli mengenai peredaran dan penyalahgunaan narkoba juga dapat menjadikan masukan kepada masyarakat mengenai bahaya dari narkoba baik bagi pengedar maupun pemakai.

Opini positif juga dapat terlihat dari tayangan berita hukum yang ditayangkan pada tayangan patroli dengan adanya tayangan patroli responden lebih mengetahui akan kerugian yang sangat besar yang ditimbulkan dari korupsi selain itu tayangan patroli membuat responden mengetahui batas-batas pelanggaran HAM sehingga dapat lebih bersikap toleransi dalam bermasyrakat dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara kekeluargaan sehingga tidak perlu membawa sebuah permasalahan sengketa ke jalur hukum karena akan sama-sama merugikan kedua belah pihak. Opini positif pada tayangan berita sosial seperti pada tayangan bentrokan antar warga karena responden beranggapan bahwa dengan adanya tayangan tersebut masyarakat tahu bahwa pentingnya menghargai kepentingan orang lain sedangkan opini positif pada tayangan tawuran anak sekolah dapat menyadarkan menyadarkan bahwa pentingnya pendidikan moral di sekolah selain pendidikan formal tentunya, opini positif pada tayangan berita kericuhan demonstran responden merasa dapat lebih menghargai kepentingan yang telah disepakati bersama dan opini positif tayangan amuk masa pada tayangan patroli karena pada tayangan tersebut responden dapat lebih bersikap hati-hati dan tidak melukai perasaan orang lain

Responden yang beropini netral mengenai tayangan berita kriminalitas pada tayangan patroli di Indosiar menjelaskan bahwa walaupun mendapatkan banyak


(3)

67

manfaat dari tayangan patroli tersebut namun juga responden merasa terkadang patroli dalam menayangkan tayangan beritanya masih ada beberapa tayangan berita yang kurang layak untuk ditonton seperti dalam menayangkan peristiwa bentrokan antar warga dan tawuran anak sekolah dengan unsur kekerasannya masih jelas terlihat serta tayangan berita pembunuhan atau kecelakaan yang terkadang masih terlihat beberapa bagian tubuh yang masih akibat dari pembunuhan dan kecelakaan tersebut.

Tayangan berita kriminalitas pada tayangan berita patroli tidak hanya terbatas pada tayangan berita mengenai peristiwa kriminal saja namun juga dapat tayangan berita mengenai kejahatan yaitu tayangan berita yang menayangkan mengenai pelanggaran-pelanggaran yang bertentangan dengan undang-undang, nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyrakat. Tayangan berita kejahatan meliputi berita pembunuhan, perkosaaan, berita perampokan, berita perampasan, pencurian dan sebagainya. Berita kriminalitas juga menyangkut berita hukum atau masalah peradilan yaitu berita yang menayangkan berita pelanggaran hubungan-hubungan antara individu-individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu seperti korupsi, pelanggaran HAM, sengketa tanah. Berita kriminalitas juga menyangkut masalah sosial yakni suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama seperti letupan di masyarakat seperti tawuran atau bentrokan antar warga serta peristiwa demo yang terjadi karena gejolak sosial.


(4)

68 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian yaitu sebagai berikut:.

1. Responden memberikan opini positif pada tayangan berita kejahatan di Patroli hal ini dapat disebabkan karena tayangan berita kejahatan pada tayangan patroli memberikan banyak manfaat di masyarakat seperti misalnya dapat memberikan informasi mengenai tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat seperti perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan sebagainya, patroli juga sering memberikan tips atau saran untuk mencegah dan mengatasi agar tidak menjadi korban kriminalitas seperti memberikan informasi mengenai hal-hal yang prelu dipersiapkan sebelum berpergian, informasi mengenai bahaya dari pengedaran dan penyalahgunaan narkoba atau memberikan informasi mengenai bagaimana agar tidak menjadi korban penipuan baik penipuan di bidang jasa maupun barang yang aspal.

2. Responden memberikan opini positif pada tayangan patroli berita hukum yakni mengenai korupsi, pelanggaran HAM karena tayangan tersebut dapat menjadikan responden lebih behati-hati dalam bertindak agar tidak terjerat kasus yang serupa


(5)

69

3. Responden beropini positif pada tayangan kriminalitas berita sosial seperti tawuran anak sekolah, kericuhan demonstran dan bentrokan antar warga membuat responden dapat lebih menghargai kepentingan orang lain, menghargai keputusan yang telah diambil bersama dan menyadari pentingnya pendidikan moral di sekolah

4. Ada beberapa opini yang mengarah kejawaban netral hal ini dikarenakan penonton setuju terhadap tayangan patroli namun ada beberapa tayangan patroli yang menampilkan terlalu vulgar adegan kekerasan seperti ketika adegan bentrok antar warga atau tawuran anak sekolah.

5.2 Saran

Dari hasi penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Patroli

Diharapkan bagi pihak patroli dalam menayangkan berita kriminalitas lebih mengedit adegan yang dirasa tidak layak untuk ditonton serta lebih banyak memberikan saran atau masukan kepada penonton agar tidak menjadi korban tindakan kriminalitas.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan bagi penelitian selanjutnya dapat lebih menambah jumlah pertanyaan agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang


(6)

70

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya : Universitas Airlangga

Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

Kasali, Rheinald. 1992. Manajemen Periklanan. Jakarta : Grafiti

Mc. Quail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta

Mulyana, Deddy. 1992. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sastro, Darmanto.S, 1992, Televisi sebagai Media Hiburan atau Pendidikan, Penerbit Duta Waeana University Press

Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1997, Pengantar Komunikasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka

Sobur, 2003, Semiotika Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian, Cetakan kelima, Penerbit CV. Alphabeta, Bandung


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Penggunaan Tayangan Patroli di Indosiar Dengan Pemenuhan Kebutuhan Anak Terhadap Informasi Tindak Kriminalitas.

0 0 2

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN TALKSHOW MEL’S UPDATE DI ANTV (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Surabaya Tentang Tayangan Talkshow Mel’s Update Episode 04 Maret 2013 DI ANTV).

0 4 90

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7).

0 2 80

PERSEPSI REMAJA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN KOREAN WAVE DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Remaja Surabaya Terhadap Tayangan Korean Wave Sebagai Budaya Populer di Indosiar).

1 3 129

PERSEPSI REMAJA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN KOREAN WAVE DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Remaja Surabaya Terhadap Tayangan Korean Wave Sebagai Budaya Populer di Indosiar).

0 0 129

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN BERITA KRIMINALITAS PADA TAYANGAN “PATROLI” DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Surabaya Tentang Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli di Indosiar) SKRIPSI

0 0 18

PERSEPSI REMAJA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN KOREAN WAVE DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Remaja Surabaya Terhadap Tayangan Korean Wave Sebagai Budaya Populer di Indosiar)

0 0 25

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN TALKSHOW MEL’S UPDATE DI ANTV (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Surabaya Tentang Tayangan Talkshow Mel’s Update Episode 04 Maret 2013 DI ANTV)

0 0 20

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7)

0 0 18

Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas “Patroli” Di Indosiar Terhadap Agresivitas Penontonnya

0 0 114