Studi deskriptif mengenai hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl (SPG) di CV Apapun Media Komunika, Yogyakarta.

(1)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh : Yohana Y. Sihombing NIM : 069114074

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

Setiap hiiup orang, pasti penuh iengan perjuangan..

Jangan pernah kau hina ian kau sesali

Tiap perjuangan yang telah kau lakukan!!

“No Sacrificeg No Victoryg”


(5)

v

Aku Persembahkan

Untuk alm. Opung Doli,

Ini untukmu pung..seperti janjiku..

Untuk Papap dan Mamam tercinta,

Terimakasih pap,, mam.. untuk setiap keringat

yang telah kalian berikan untukku.

Untuk Adikku Lino tersayang,

Untuk rekan rekan di APAPUN Office

Untuk Kekasihku Jian,

Untuk sahabat-sahabat yang selalu mendukungku..


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2013 Penulis,


(7)

vii

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

Yohana Yuliastuty Sihombing ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang lebih lengkap mengenai hubungan interpersonal yang ada di CV APAPUN Media Komunika.

Subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah sales promotion girl event yang memiliki masa kerja lebih dari 1 tahun di CV APAPUN Media Komunika. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil dari populasi sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala hubungan interpersonal yang disusun berdasarkan indikator-indikator hubungan interpersonal yang dikemukakan oleh Suranto (2011) yaitu; timbulnya keakraban, saling memerlukan satu dengan yang lainnya, sikap keterbukaan, dan kerjasama antar individu. Hasil analisis validitas skala hubungan interpersonal menunjukkan bahwa dari 40 butir aitem yang diujicobakan, terdapat 3 aitem yang gugur. Koefisien korelasi aitem bergerak dari 0,327 ≤ rxy ≤ 0,648 dan koefisien reliabilitas alpha cronbach (α) sebesar 0,899.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika memiliki kualitas hubungan interpersonal yang tinggi. Selain itu, ditemukan bahwa sebagian besar sales promotion girl yang ada di CV APAPUN Media Komunika memiliki status belum menikah. Hal ini di dukung oleh temuan hasil profil responden yang menyatakan bahwa 49 % adalah mahasiswa dan berumur 21-26 tahun dengan persentase 66 %.


(8)

viii

A DESCRIPTIVE STUDY ABOUT THE INTERPERSONAL RELATIONSHIP Of SALES PROMOTION GIRL (SPG) In CV APAPUN

MEDIA KOMUNIKA, YOGYAKARTA Yohana Yuliastuty Sihombing

ABSTRACT

This study aims to determine a more complete picture of the interpersonal relationships of Sales Promotion Girl (SPG) at CV APAPUN Media Komunika.

The subjects are the sales promotion girl event that has more than 1 year experience in APAPUN Media Komunika. This Study is using purposive sampling that samples taken from the population according to the research objectives. Data collected by the scale method scales interpersonal relationship which is based on the indicators proposed by the interpersonal relationships Suranto (2011), namely: the emergence of familiarity, each requiring one to another, an attitude of openness, and cooperation among individuals. Validity of the results of the analysis indicate that the interpersonal relationship scale of 40 points items tested, there were 3 items fall. Correlation coefficient between of 0.327 ≤ rxy ≤ 0.648 and Cronbach alpha reliability coefficient (α) of 0.899.

The results of this study it can be concluded that the sales promotion girl at CV APAPUN Media Komunika has a high quality of interpersonal relationships. In addition, it was found that most of the existing sales promotion girl at CV APAPUN Media Komunika unmarried status. It is supported by the findings of the profile of respondents who stated that 49% are students aged 21-26 years and with the percentage of 66%.


(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Yohana Yuliastuty Sihombing

NIM : 069114074

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Juli 2013

Penulis,


(10)

x

KATA PENGANTAR

Pujian dan rasa syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan anugerah yang diberikan selama pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari banyak orang yang telah menjadi inspirasi dan penyemangat yang luar biasa. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa orang tersebut, antara lain :

1. Ibu Dewi Soerna Anggraeni M. Psi. selaku dosen pembimbing skripsi dan Wakaprodi atas pengertian untuk waktu, tenaga, pembelajaran dan doanya selama pengerjaan skripsi. Terimakasih ibu telah menjadi salah satu semangatku saat aku mulai menyerah.

2. Bapak C. Siswa Widyatmoko M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terimakasih bu, untuk segala doa dan kemudahan yang telah diberikan.

5. Ibu A. Tanti Arini S. Psi., M. Si. terimakasih bu, atas doa dan pemberian semangat diawal saya mulai mengerjakan skripsi.


(11)

xi

6. Segenap Staf Fakultas, mas Gandung, mas Doni, bu Nanik, Mas Muji, dan pak Gi yang memberikan kemudahan dalam segala urusan perkuliahan selama ini.

7. Papap dan Mamam tercinta… terimakasih untuk dukungan dan selalu menyemangati aku untuk melanjutkan perkuliahanku. Spesial buat mamam, terimakasih mam, Kamu segalanya buatku dan saat senang maupun saat hidup ini terasa sangat berat dan lelah, mamam selalu memberikan ekstra dukungannya agar ku tetap tegar dan kuat. Mamam tutik akan selalu menjadi “mbok metal” ku.

8. Adikku Lino tersayang yang sekarang berumur 6 tahun, terimakasih Dek Lino telah jadi pelengkap yang indah untuk hidup Kak Jo. Setiap hari selalu ada senyum untuk Kakak saat Kak Jo mulai lelah. Terimakasih pengertiannya sudah mau Kakak ajak senang maupun susah. Kakak berjanji akan selalu menjaga dan berusaha membuat Dek Lino dan Mamam senang.

9. Untuk “bos gank” ernest ananta, rekan-rekan fasilitator dan teknis di Nuri Adventuria, terimakasih untuk dukungannya sampai hari ini. Untuk Asoy dan Mas Ernest, terimakasih untuk bantuannya yang dadakan beberapa hari yang lalu. Jasa kalian akan selalu aku ingat. Spesial buat “bos gank” Ernest ananta terimakasih mas, telah dipercaya untuk ikut dalam event-event outbond di Nuri Adventuria selama ini sehingga “dapur” ku masih bisa mengepul.. hehe


(12)

xii

10. Rekan-rekan di Event Organizer APAPUN Media Komunika, terimakasih sekali untuk kesempatannya belajar di EO APAPUN. Selalu ada hal yang baru dan keceriaan untuk aku tiap hari. Terimakasih juga untuk support

dan izinnya dalam pengambilan data SPG event di EO APAPUN sehingga proses pengerjaan skripsi berjalan dengan lancar. Terimakasih juga untuk kepercayaannya hampir 4 tahun ini, aku boleh belajar, berkembang, berdinamika dan mengais rejeki di EO APAPUN. Spesial untuk Mas Wahyu, Uncle Sam, Nyoppy, Sableh, Komet.. thx guys for ur support.. 11. Buat teman-teman angkatan 2006, terimakasih untuk warna hidup yang

kalian berikan untukku. Mari kita berjuang kawan.

12. Pada rekan-rekan bikers 150 Unlimited Riders Community, terimakasih untuk keceriaannya dalam bentuk apapun yang membuat aku nyaman bersama kalian.

13. Jian Andhika Pratama, yang sekarang sering aku sebut “hubby”. Aku ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk waktu dan tenaga yang telah diberikan. Meski dengan keterbatasanku, berbalut kekuranganku, aku juga ingin mengucapkan terimakasih untuk tetap berjuang dan bertahan selama ini, sesulit apapun jalan yang pernah kita lewati. Semoga “garis finish” yang kita tuju sama.

Yogyakarta, 19 Juni 2013 Hormat saya,


(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..… i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN MOTTO ………...………..…… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………....…… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..……… vi

ABSTRAK ……….…. vii

ABSTRACT ……… viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………... ix

KATA PENGANTAR ……… x

DAFTAR ISI ………... xiii

DAFTAR TABEL ….………..……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ………..………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 8

C. Tujuan Penelitian ……….. 9

D. Manfaat Penelitian ……… 9

1. Manfaat Teoretis ………. . 9


(14)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ……… 11

A. Hubungan Interpersonal ……….. 11

1. Pengertian Hubungan Interpersonal ……… 11

a. Hubungan Interpersonal Secara Umum ... 11

b. Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja ... 11

2. Pentingnya dan Manfaat Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja………...… 13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal.. 14

4. Proses Terjadinya Hubungan Interpersonal ……… 17

5. Efek Hubungan Interpersonal pada Pekerjaan ……… 20

a. Efek Positif dari Hubungan Interpersonal yang Tinggi ….. 20

b. Efek Negatif dari Hubungan Interpersonal yang Rendah … 21 7. Indikator Munculnya Hubungan Interpersonal ……….. 23

B. Sales Promotion ………. 26

1. Definisi Sales ………. 26

2. Definisi Sales Promotion Girl ……… 27

3. Kriteria Sales Promotion Girl ……… 28

4. Faktor yang Mempengaruhi kerja Sales Promotion Girl…… 29

5. Agensi Sales Promotion Girl ………. 30

6. CV APAPUN Media Komunika ……… 31

C. Deskripsi Hubungan Interpersonal pada Sales Promotion Girl… 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .………. 38


(15)

xv

B. Identifikasi Penelitian ……… 38

C. Definisi Operasional ………. 38

D. Subyek Penelitian ………. 39

E. Metode Pengumpulan Data ………... 40

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data …………... 43

1. Validitas ……… 43

2. Reliabilitas ……… 45

G. Analisis Data ………. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 49

A. Kancah Penelitian …... 49

B. Pengujian Instrumen ………. 50

C. Deskripsi Subyek Penelitian …... 52

D. Deskripsi Data Penelitian ………. 56

E. Analisis Data Tambahan ………. . 57

1. Sikap Keakraban ……… 57

2. Sikap Saling Memerlukan ……… 59

3. Sikap Keterbukaan ……… 61

4. Sikap Kerjasama ………... 63

F. Pembahasan ……….. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 69

A. Kesimpulan ……… 69


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA ………. 70 LAMPIRAN ... 74


(17)

xvii

BAGAN TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Hubungan Interpersonal ……… 42 Tabel 3.2 Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal

Menurut Sifat Favourable dan Unfavourable ……… 43 Tabel 3.3 Norma Kategori Jenjang Perhitungan

Rerata Teoretis ……… 46 Tabel 3.4 Norma Kategori Jenjang Setelah Perhitungan

Rerata Teoretis ……… 48 Tabel 4.1 Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal

menurut Sifat Favourable dan Unfavourable yang valid ……… 51 Tabel 4.2 Deskripsi subyek penelitian N = 100………... 55 Tabel 4.3 Deskripsi statistik data hubungan interpersonal N = 100……… 56 Tabel 4.4 Kategorisasi data hubungan interpersonal N = 100 ... 57 Tabel 4.5 Deskripsi statistik data indikator keakraban N = 100 …...….. 58 Tabel 4.6 Kategorisasi data indikator keakraban N = 100 ……...…………. 59 Tabel 4.7 Deskripsi statistik data indikator saling memerlukan N = 100 …. 60 Tabel 4.8 Kategorisasi data indikator saling memerlukan N = 100 …….… 60 Tabel 4.9 Deskripsi statistik data indikator keterbukaan N = 100 ………… 61 Tabel 4.10 Kategorisasi data indikator keterbukaan N = 100 …...…… 63 Tabel 4.11 Deskripsi statistik data indikator kerjasama N = 100………… 64 Tabel 4.12 Kategorisasi data indikator kerjasama N = 100 ……… 64


(18)

1 BABBI PENDAHULUANB

B A. LatarBBelakangBMasalahB

Setiap perusahaan pasti ingin karyawannya dapat bekerja dengan baik. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memiliki tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu yang memegang peranan penting dalam perkembangan perusahaan adalah unsur manusia. Setiap perusahaan menginginkan karyawan dengan SDM yang berkualitas. Karena tanpa didukung karyawan dengan SDM yang berkualitas, perkembangan suatu perusahaan akan sia-sia saja. Tanpa karyawan dengan SDM yang handal, pengolahan, penggunaan, dan pemanfaatan sumber-sumber lain itu akan menjadi tidak efektif, tidak efisien, dan tidak produktif (Anoraga & Suyati, 1995). Hal ini terlihat pada perusahaan distributor yang perkembangan perusahaannya tergantung pada kerja seorang sales, karena sales merupakan ujung tombak dalam memasarkan produk dari perusahaan (Basu & Ibnu, 1995).

Hubungan sales dan perusahaan itu seperti simbiosis mutualisme. Perusahaan membutuhan tenaga sales untuk memasarkan produknya. Seorang sales juga membutuhkan perusahaan tempatnya bernaung untuk bekerja (Ratmoyo, 2012). Royan (2012) mengemukakan bahwa sales atau wiraniaga dalam teori pemasaran juga sering disebut dengan sales force. Berdasarkan jobdesc-nya, sales force terdiri dari salesman, task force,


(19)

merchandiser, dan sales promotion. Berdasarkan jangka waktunya, Salesman berbeda dengan sales promotion girl. Salesman melakukan kegiatan penjualan secara reguler pada konsumen, dan biasanya dikontrak untuk jangka waktu yang lama oleh perusahaan. Sedangkan sales promotion girl bertugas mempromosikan produk-produk yang ada. Salesman dan sales promotion girl memiliki tugas yang hampir sama, yaitu sebagai tenaga penjual yang menjualkan suatu produk langsung ke konsumen.

Menurut Ratmoyo (2012) arti kata sales adalah tenaga penjual. Sales juga sering disebut dengan wiraniaga. Sales adalah ujung tombak suatu perusahaan. Sales adalah barisan garda depan yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir / end user. Tanpa adanya sales (tenaga penjual) maka perusahaan akan kelabakan dalam bidang direct marketing. Sales merupakan sarana efektif yang dapat digunakan produsen untuk meneruskan dan merealisasikan pesan promosi yang diiklankan. Jadi sales disini tidak hanya sebagai brand ambassador produk, tetapi juga untuk meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, seorang sales harus mengenal dan mengetahui tentang produk yang akan ia jual.

Menurut Ruky (2003), beberapa karakteristik mengenai sales promotion girl antara lain, seorang sales terkadang kurang mau mencari informasi lebih tentang produk yang dijual. Oleh karena itu, terkadang antar sales yang satu dengan sales yang lain memiliki kesamaan karakteristik dalam menjelaskan produk yang sama. Beberapa sales juga kurang bisa mengembangkan personal network dan terkadang ada persaingan antar sales


(20)

dalam bekerja. Persaingan antar sales merupakan hal yang wajar jika sesama sales memiliki jiwa cooperative. Sales juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales. Hal ini dilakukan supaya tidak ada penolakan antar sales. Seorang sales yang memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan produktivitas kerja diantara para sales.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerja dari seorang sales promotion girl. Faktor yang pertama adalah faktor yang bersumber dari dalam diri pegawai, misalnya motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan secara maksimal dan kemampuan pegawai dalam perusahaan tersebut. Faktor yang kedua adalah faktor perusahaan. Faktor ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan, berupa kesempatan yang memungkinkan sejauh mana pegawai dapat mengembangkan karier dan pemberian penghargaan berupa bonus gaji pada pegawai. Faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor ini berupa interaksi antar teman kerja di perusahaan. Jika tercipta interaksi yang baik antara rekan kerja dalam perusahaan, maka produktivitas akan semakin meningkat pula (Ratmoyo, 2012).

Faktor yang mempengaruhi kerja dari sales promotion girl juga diperingkas oleh Yunarto (2006) yang mengatakan bahwa kinerja sales promotion girl ditentukan oleh dua faktor. Pertama faktor individu yang berupa ciri khas yang dimiliki oleh individu dengan orang lain. Sedangkan


(21)

faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah situasi atau suasana kerja dari organisasi atau perusahaan setiap harinya. Hal ini terkait lebih merujuk pada hubungan interpersonal antara sales promotion girl yang satu dengan sales promotion girl yang lain. Sales promotion girl juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales.

Berdasarkan beberapa faktor diatas, terlihat bahwa hubungan antar sales promotion girl ternyata penting dalam dunia pekerjaan. Hal ini dikarenakan seorang sales promotion girl yang memiliki kemampuan menjalin hubungan dengan rekan kerjanya dan memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan kinerja diantara para sales (Royan, 2012). Selain itu. hubungan interpersonal penting dalam bekerja dikarenakan dapat memicu gairah dalam bekerja, berkembang menjadi individu yang produktif dalam bekerja, dan akan lebih semangat untuk bekerjasama dengan orang lain (Suranto, 2011). Menurut Timpe (1992), individu yang produktif dalam bekerja cenderung dapat bergaul secara efektif, yaitu mampu membina relasi yang baik dengan orang lain. Hal ini dapat terlihat dari sikap yang terbuka untuk bekerja sama dengan orang lain, antusiasme dalam bergaul, dan dapat membina hubungan interpersonal yang baik dengan rekan kerjanya.

Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling tergantung satu sama lain dan menggunakan


(22)

pola interaksi yang konsisten (Pearson, 1983). Tentu saja hubungan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap satu dengan yang lainnya atau dapat dikatakan juga sebagai hubungan yang bersifat timbal balik. Hubungan interpersonal berbeda dengan hubungan formal yang memiliki ciri khas. Pada hubungan formal, orang-orang yang terlibat dibedakan berdasarkan posisi mereka dalam masyarakat atau lingkungan sosial dimana mereka saling mengetahui satu sama lainnya, namun tidak terjadi hubungan yang lebih intim. Berbeda dengan hubungan interpersonal dimana terjadi suatu proses yang mungkin saja tercipta. Dapat dikatakan juga bahwa hubungan interpersonal lebih intim daripada hubungan formal (Wisnuwardhani dan Fatmawati, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal mencakup 3 hal, yaitu faktor internal, eksternal, dan interaksi. Faktor internal adalah interaksi antara individu dengan orang lain yang dilandasi oleh hal-hal dalam diri individu seperti need to belong (kebutuhan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok) dan karena adanya pengaruh perasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal, antara lain proximity dan daya tarik fisik. Terakhir adalah faktor interaksi, yaitu hubungan yang dilandasi karena kesamaan antara orang yang satu dengan orang yang lain (Baron dan Byrne, 1994).

Hubungan interpersonal penting dalam diri karyawan karena dapat memicu perkembangan emosional, kognitif, dan sosial di tempat kerjanya.


(23)

Hubungan interpersonal juga dapat membangun identitas personal yang positif serta meningkatkan keyakinan pada lingkungan kerja. Dengan adanya hubungan interpersonal yang baik dapat memicu seseorang menjadi pribadi yang produktif dalam bekerja (Jhonson, 1991). Sebuah jurnal yang ditulis oleh Aida (2005) meneliti tentang motivasi, kepuasan, dan produktivitas kerja pada penyuluh lapangan peternakan. Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 36 orang penyuluh di kabupaten Sukabumi. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa faktor internal pada motivasi yang meliputi motivasi untuk berprestasi, pengakuan, pekerjaan, dan tanggung jawab berkorelasi positif dengan produktivitas kerja. Faktor eksternal dalam motivasi yang meliputi administrasi, supervise, gaji dan imbalan, serta kondisi kerja berkorelasi negatif dengan produktivitas kerja. Namun hubungan interpersonal dan status sosial berkorelasi positif dengan produktivitas kerja pada kelompok. Hal ini dikarenakan hubungan interpersonal berperan penting dalam penyelenggaraan penyuluhan. Menurut penyuluh, hubungan antar penyuluh memang seharusnya terjalin dengan erat sehingga timbul keintiman antar penyuluh.

Pada sampel yang lain, penelitian yang dilakukan oleh Lia (2009) mengenai pengaruh hubungan interpersonal dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT PLN cabang Binjai. Sampel yang diambil adalah 30 orang karyawan pada PT PLN cabang Binjai. Hasil dari penelitian tersebut adalah hubungan interpersonal dan lingkungan kerja berpengaruh positif pada kepuasan kerja karyawan. Pada penelitian ini terlihat bahwa


(24)

kepuasan kerja dipengaruhi oleh hubungan interpersonal. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, setiap karyawan harus menunjukkan sikap bersahabat saat menerima masukan dari rekan kerjanya.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, dapat terlihat bahwa hubungan interpersonal ini penting untuk pekerjaan yang mengutamakan teamwork karena akan terlihat intensitas interaksi suatu kelompok. Salah satu contohnya adalah sales. Gambaran mengenai sales juga bisa dijumpai pada CV APAPUN MEDIA KOMUNIKA. CV APAPUN MEDIA KOMUNIKA, lebih dikenal dengan nama APAPUN COMMUNICATION adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri kreatif. Area kerja di industri kreatif yang mereka rinci yaitu sebagai konseptor ide, eksekutor pendukung acara (supporting team). Dalam perkembangannya, APAPUN COMMUNICATION lebih dikenal sebagai sebuah Event Organizer (EO).

CV APAPUN Media Komunika mendapatkan banyak kesempatan sebagai klien dari perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan penyelenggaraan event untuk mengoptimalkan penjualan langsung produk yang akan dipasarkan dengan melibatkan SPG sebagai tenaga penjual. Dalam penyelenggaraan beberapa event, EO APAPUN COMUNICATION mempekerjakan ratusan Sales Promotion Girl (SPG) dalam penjualan produk-produk yang sebagian besar berupa barang elektronik atau gadget. Pengorganisasian SPG dalam acara-acara yang melibatkan aktivitas penawaran produk baru di pasaran. Selain itu SPG juga bertugas memberikan product knowledge yang membuat publik mengetahui


(25)

keberadaan brand baru dari suatu produk yang dikeluarkan. Hal ini menggambarkan bahwa keberadaan SDM yang ada di EO APAPUN, khususnya sales sangat penting dalam suatu event.

Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai kinerja sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika, ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu perusahaan mencapai hasil (target) yang optimal atau tidak. Seorang tenaga penjual dapat mencapai target atau tidak sangat dipengaruhi oleh adanya tuntutan dari perusahaan untuk mencapai omset tinggi serta produktivitas dan kinerja dari para pekerjanya sendiri. Agar pekerjanya semakin produktif dalam bekerja, biasanya diberlakukan sistem bonus. Seperti yang ada di EO APAPUN COMMUNICATION, agar SPG termotivasi dalam bekerja, perusahaan ini biasanya menerapkan sistem reward and punishment. Bagi mereka yang bisa mencapai target atau bahkan over target akan mendapatkan bonus atau reward, sebaliknya yang tidak mampu mencapai target akan kena penalti. Dalam perusahaan tersebut hal ini akan mempengaruhi produktivitas kerja dari salesnya, yang dilihat dari hasil dari penjualan SPG yang mereka bina. Berdasarkan kasus yang ditemukan oleh peneliti di EO APAPUN COMMUNICATION, bahwa kinerja sales promotion girl juga dipengaruhi oleh hubungan antar rekan kerja yang satu dengan yang lain. Semakin lama seorang sales promotion

girl berkumpul dengan teman sekerjanya maka akan menimbulkan

kedekatan satu dengan yang lainnya. Kedekatan ini ditandai dengan kedekatan perasaan sampai dengan ketergantungan antara SPG yang satu


(26)

dengan SPG yang lainnya sehingga nantinya terlihat bahwa hubungan interpersonal antar sales promotion girl penting di EO APAPUN dikarenakan mempengaruhi kinerja masing-masing sales. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengerahui deskripsi hubungan interpersonal pada sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika.

B B

B. RumusanBMasalahB

Bagaimana kualitas hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl di CV APAPUN Media Komunika?

C. TujuanBPenelitianB

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl di CV APAPUN Media Komunika.

D. ManfaatBPenelitianB 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan mengenai hubungan interpersonal dalam ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, sehingga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para atasan/pemimpin, khususnya atasan CV APAPUN Media Komunika. Hasil penelitian ini untuk memberikan gambaran dan


(27)

tambahan pengetahuan tentang pentingnya hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl yang bekerja di CV APAPUN Media Komunika.

b. Bagi pihak koordinator SPG CV APAPUN Media Komunika. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran dalam upaya meningkatkan kinerja pada Sales Promotion Girl yang bekerja di CV APAPUN Media Komunika.


(28)

11 BABBIIB

LANDASANBTEORIB B

A. HubunganBInterpersonalB

1. PengertianBHubunganBInterpersonalB a.BHubunganBInterpersonalBSecaraBUmumB

Menurut Rasimin (dalam Sukmono, Djohan, Ellywati, 2007) hubungan interpersonal secara umum adalah kemampuan dalam melakukan hubungan antara beberapa orang yang menyangkut bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan memandang orang lain, melakukan sesuatu untuk orang lain, memberikan reaksi pada suatu perilaku orang lain. Hubungan interpersonal adalah suatu hubungan yang mencirikan proses-proses yang timbul sebagai hasil dari interaksi individu dengan individu lainnya (Chaplin, 1989). B

b.BHubunganBInterpersonalBdalamBLingkunganBKerjaB

Hubungan interpersonal secara umum dan hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja hampir sama, yang membedakan hanyalah konteks terjadinya hubungan interpersonal tersebut (Suranto, 2011). Hubungan interpersonal organisasi adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk bekerjasama secara


(29)

produktif sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial. (Robbins, 1999).

Menurut Siagian (2000) hubungan interpersonal adalah keseluruhan hubungan baik yang bersifat formal maupun informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sehingga tercipta suatu kerjasama yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Effendy (1998) ada dua pengertian hubungan interpersonal, yaitu hubungan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas hubungan antar manusia adalah kualitas berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dan di dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan rasa puas dan bahagia kepada kedua pihak. Pengertian hubungan antar manusia dalam arti sempit adalah kualitas berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara langsung bertatap muka dalam suatu organisasi kerja dan dalam berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk menggugah kegairahan kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta dengan perasaan yang bahagia.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja adalah kualitas dari suatu hubungan yang bersifat formal maupun nonformal yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam


(30)

berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk mengembangkan rasa bahagia dan rasa puas serta untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan.

2. PentingnyaB danB ManfaatB HubunganB InterpersonalB dalamB LingkunganBKerjaB

Secara umum, hubungan interpersonal penting dalam suatu lingkungan kerja hal ini dikarenakan dapat meningkatkan produktivitas kerja personil dalam organisasi tersebut (Haryani, 1995). Manfaat dari hubungan antar pribadi yang baik pada suatu lingkungan kerja adalah setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan, adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan (Robbins, 1999). Senada dengan pendapat para ahli diatas, Jhonson (1993) berpendapat bahwa manfaat yang didapat dengan melakukan hubungan interpersonal adalah untuk menghindari kesepian, dapat juga menstimulasi rasa aman, memahami diri dan meningkatkan keberhargaan diri.

Menurut Saydam (1996) manfaat yang timbul bila adanya hubungan yang baik antar karyawan antara lain :

a. Tidak terdapat konflik antar karyawan.

b. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.


(31)

c. Memberikan hasil yang terbaik bagi proses berikutnya untuk dikerjakan oleh unit kerja yang lain.

d. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.

e. Tercipta suasana santai dan keakraban, bukan suasana mencekam penuh ancaman.

f. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan.

3. Faktor-faktorByangBMempengaruhiBHubunganBInterpersonalB Menurut Suranto (2005) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal adalah:

a. Toleransi

Toleransi timbul karena adanya masing-masing pihak untuk menghargai dan menghormati perasaan pihak lain. Toleransi menjadi faktor yang mampengaruhi hubungan interpersonal karena dengan mengembangkan sikap toleran atau tenggang rasa, maka seandainya timbul perbedaan kepentingan kedua belah pihak dapat saling menghargai, sehingga perbedaan kepentingan itu tidak berkembang sebagai kendala untuk bersama.

b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang

Rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal. Ketika seseorang memperoleh kesempatan yang seimbang dan peluang yang adil,


(32)

maka akan mendorong orang tersebut untuk mempertahankan kebersamaan.

c. Sikap menghargai orang lain

Sikap ini menghendaki adanya pemahaman bahwa setiap orang itu memiliki martabat. Sikap yang baik untuk mendukung kadar hubungan interpersonal adalah sikap menghargai martabat dan keberadaan orang lain dalam lingkungannya.

d. Sikap mendukung bukan bertahan

Sikap mendukung yang dimaksud adalah sikap sportif yang berarti memberikan persetujuan terhadap orang lain. Sedangkan sikap bertahan, berawal dari adanya perbedaan pendapat. Apabila dua orang saling bertahan apalagi salah satu pihak terang-terangan menyerang pertahanan orang lain, maka ada kemungkinan hubungan tersebut menjadi renggang.

e. Sikap terbuka

Sikap terbuka adalah sikap untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam berhubungan akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan.

f. Pemilikan bersama atas informasi

Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek keluasan dan kedalaman. Keluasan menunjukkan variasi topik. Kedalaman menunjukkan keintiman apa yang dikomunikasikan.


(33)

g. Kepercayaan

Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan. Kepercayaan berkaitan dengan memprediksi bahwa seseorang tidak akan mengkhianati dan dapat bekerjasama dengan baik, maka kepercayaan kita pada orang tersebut lebih besar.

h. Keakraban

Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan, dan kehangatan. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.

i. Kesejajaran bagi kedua belah pihak

Kesejajaran yang dimaksud adalah tidak ada satu pihak yang mendominasi pihak lain. Kesejajaran merupakan perekat terpeliharanya hubungan interpersonal yang harmonis, karena dalam kesejajaran itu akan dijunjung tinggi sikap keadilan dari kedua belah pihak.

j. Kontrol atau pengawasan

Perlu diberlakukan kontrol maupun pengawasan supaya hubungan interpersonal terjaga dengan baik. Seseorang akan merasa tidak nyaman jika tidak ada kontrol di kehidupan privasinya.


(34)

k. Respon

Respon yaitu ketepatan dalam memberikan tanggapan. Terkadang penurunan kadar hubungan interpersonal terjadi jika respon yang diberikan tidak tepat atau tidak sesuai dengan harapan. l. Suasana emosional

Keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan dan mendukung.

4. ProsesBTerjadinyaBHubunganBInterpersonalB

Menurut Wisnuwardhani (2012) hubungan interpersonal akan diawali dengan atraksi interpersonal (interpersonal attraction). Saat berkenalan dengan orang lain, individu sedang melakukan penilaian mengenai kesesuaian terhadap orang lain. Penilaian terhadap orang lain dapat diekspresikan dalam beberapa dimensi yaitu strong liking, mild liking, neutral, mild dislike, strong dislike (Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).

Menurut pendapat Knapp dan Vangelisti (1992), hubungan interpersonal pada dasarnya bersifat sekuensial, yaitu suatu proses yang mengikuti tahap yang berurutan. Intinya adalah manusia tidak langsung menjadi teman akrab setelah pertemuan. Keakraban antara seseorang dengan orang lain akan berlangsung secara bertahap. Perpindahan tahapan tersebut akan bersifat maju mapun mundur.


(35)

Artinya bahwa seseorang yang sebelumnya hanya berkenalan dapat menjadi teman akrab dan dapat terjadi sebaliknya. Hal senada juga dituturkan oleh Devito (2003) yang mengatakan bahwa sebuah hubungan pertemanan akan tercipta bila individu yang terlibat mematuhi aturan-aturan yang sudah disepakati bersama. Jika aturan tersebut dilanggar, maka hubungan yang sudah terjalin akan memudar. Devito (2003) memaparkan bahwa ada enam tahap yang merupakan model standard dari berkembangnya hubungan interpersonal. Tahapan-tahapan yang dimaksud antara lain:

a. Tahap kontak

Tahap pertama adalah terjadinya persepsi dimana seseorang dapat melihat, mendengar, atau membaui orang lain. Penampilan fisik menjadi sangat penting karena hal tersebut paling mudah untuk diamati. Pada tahap ini mendorong seseorang untuk memutuskan apakah ingin tetap berada dalam tahap ini, maksudanya bahwa seseorang hanya sebatas perkenalan saja, atau bahkan keluar dari hubungan tersebut, maupun sebaliknya ingin meneruskan ke tahap selanjutnya.

b. Tahap keterlibatan (involvement)

Tahap yang kedua adalah tahap pengenalan lebih lanjut ketika seseorang memutuskan untuk lebih mengenal orang lain. Tahap ini terjadi karena ada daya tarik untuk mengenal lebih jauh orang tersebut. Bisa salah satu yang aktif untuk membuka diri,


(36)

bisa juga kedua belah pihak sama-sama saling membuka diri untuk mengenal lebih jauh. Pada tahap ini orang mulai melakukan kegiatan-kegiatan bersama untuk meyakinkan diri tentang kualitas hubungan masing-masing.

c. Tahap keakraban (intimacy)

Pada tahap ini, orang lebih mengikat diri dengan orang lain (komitmen interpersonal). Masing-masing berusaha mempertahankan hubungannya agar selalu terjalin dengan baik sehingga terbentuklah pertalian (ikatan sosial) satu dengan yang lain. Pada hubungan pertemanan mereka akan membentuk ikatan persahabatan yang semakin kuat.

d. Tahap pemudaran (deteriotation)

Pada tahap ini ditandai dengan adanya ikatan yang semakin melemah diantara kedua belah pihak. Waktu yang dilalui bersama semakin sedikit dan adakalanya saat mereka saling bertemu hanya berdiam diri atau malah terjadi konflik pada hubungan tersebut.

e. Tahap Pemulihan (repair)

Pada tahap ini, masing-masing pihak dapat melakukan usaha pemulihan agar hubungan dapat membaik seperti semula. Usaha pemulihan atau perbaikan dapat dilakukan diri sendiri dan selanjutnya ditujukan untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain. Kedua belah pihak juga dapat secara versama-sama


(37)

melakukan perbaikan untuk jalinan hubungannya. Usaha ini dapat berhasil dan juga gagal. Bila usaha ini berhasil, maka hubungan akan kembali ke tahap keakraban. Sebaliknya, bila hubungan gagal maka hubungan akan masuk ke tahap pemutusan.

f. Tahap pemutusan (dissolution)

Tahap pemutusan merupakan pemutusan hubungan diantara kedua belah pihak. Pemutusan hubungan diawali dengan perpisahan dengan orang yang saling memiliki hubungan, semisal ikatan pertemanan maupun ikatan percintaan. Tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang telah memutuskan untuk berpisah dapat membina hubungannya kembali dengan orang yang sama dan menjalani siklus seperti sebelumnya.

5. EfekBHubunganBInterpersonalBpadaBPekerjaanBB

Hubungan interpersonal tidak selalu stabil. Walaupun pada awal perkembangannya sebuah hubungan berjalan stabil namun pada tahap berikutnya dapat saja mengalami goncangan. Penyebab memburuknya sebuah hubungan interpersonal sangatlah beragam. Berikut ini akan dijelaskan mengenai dampak positif dan negatif dari terjadinya hubungan interpersonal. B

a. EfekBPositifBdariBHubunganBInterpersonalByangBTinggiB

Menurut Allport (dalam Schultz, 1993) dampak positif dari hubungan interpersonal adalah seseorang akan mengalami perluasan


(38)

diri, dengan kata lain mampu mengembangkan potensi diri secara luas, selalu akan menciptakan hubungan yang hangat dengan rekan kerjanya, serta saat tidak sejalan dengan rekan kerjanya, individu tersebut mampu mengontrol emosinya dengan baik. Selain itu antusias pada pekerjaan atau tugas-tugas yang sekiranya membutuhkan kerjasama dengan orang lain.

Devito (2003) mengemukakan bahwa beberapa dampak positif seseorang membina hubungan interpersonal dengan rekan kerjanya antara lain mengurangi kesepian di tempat kerjanya, mendapat kesenangan saat menjalin hubungan dengan rekan kerjanya, serta menimbulkan rasa nyaman dan percaya diri di tempat kerja. B

b. EfekBNegatifBdariBHubunganBInterpersonalByangBRendahB

Menurut Madjid (dalam Bastaman, 1996) seseorang yang memiliki hubungan interpersonal yang rendah akan menjadi sosok egois dan individualisme dengan kata lain gaya hidupnya akan berpusat pada diri sendiri, dan mengabaikan rekan kerja yang ada di sekelilingnya.


(39)

Menurut Suranto (2011) dampak negatif dari hubungan interpersonal dengan rekan kerja adalah :

1) Kompetisi

Yang dimaksud dengan kompetisi adalah adanya persaingan yang tidak sehat di tempat kerja, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh keuntungan dengan mengorbankan orang lain.

2) Dominasi

Yang dimaksud dengan dominasi adalah dimana individu berusaha mengendalikan rekan kerjanya sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar. Contohnya seperti seseorang merasa posisinya tidak kuat dalam suatu perusahaan karena terlalu sering diatur dan didikte oleh rekan kerjanya maka akan timbul keberanian pada dirinya untuk memutuskan hubungannya dengan rekan kerjanya.

3) Saling menyalahkan

Yang dimaksud dengan saling menyalahkan adalah individu berusaha menyalahkan rekan kerjanya dan saling mengklaim kebenaran diri sendiri .

4) Meremehkan

Yang dimaksud dengan meremehkan jika individu terus menerus berbuat sesuatu yang menyinggung perasaan rekan kerjanya.


(40)

5) Perbedaan Nilai

Yang dimaksud dengan perbedaan nilai adalah kedua belah pihak tidak lagi sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Apabila kedua belah pihak lebih memilih mempertahankan nilai-nilai pribadinya dan mengesampingkan kebersamaan maka hal ini dapat memicu disharmonisasi dan pecahnya kerjasama dalam pekerjaan.

B

6. IndikatorBMunculnyaBHubunganBInterpersonalB

Menurut Robbins (1999) yang menjadikan indikator dari munculnya hubungan interpersonal antar individu antara lain :

a. Sikap untuk saling menghargai

Adanya sikap saling menghargai satu dengan yang lain akan menimbulkan sikap akrab sehingga muncul hubungan interpersonal antar individu.

b. Loyal dan toleran antara satu dengan yang lain

Sikap toleransi dan loyal antar individu diperlukan dalam suatu organisasi untuk menjaga keutuhan dalam organisasi tersebut.

c. Adanya sikap terbuka antar individu

Artinya bahwa sikap untuk terbuka pada kritikan dan saran dari rekan maupun saling bercerita satu dengan yang lainnya.


(41)

d. Adanya keakraban satu dengan yang lain

Antar individu sudah saling mengenal dan mengerti satu dengan yang lainnya.

Menurut Calhoun dan Acocella (1995) indikator dari hubungan interpersonal adalah :

a. Kepercayaan

Kepercayaan yang didasari oleh adanya keberanian untuk saling memberi dan menerima diantara orang yang terlihat dalam proses komunikasi atau hubungan. Unsur percaya terdiri dari sikap menerima yakni kemampuan berhubungandengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha untuk mengendalikan.

b. Timbulnya sikap suportif

Sikap supportif yaitu sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi dengan kata lain sikap membangun hubungan, bukan sikap mempertahankan diri.

c. Adanya sikap terbuka antar individu

Sikap terbuka yaitu berkenaan dengan menilai pesan secara obyektif dengan menggunakan data dan keajegan logika.


(42)

Sedangkan menurut Suranto (2011) indikator dari hubungan interpersonal antara lain :

a. Adanya sikap keakraban satu dengan yang lainnya

Artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan interpersonal saling mengenal secara dekat.

b. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain

Hubungan interpersonal diwarnai oleh pola hubungan saling memerlukan satu dengan yang lain. Kedua belah pihak saling memerlukan kehadiran seorang rekan untuk berinteraksi. c. Sikap keterbukaan antar individu

Artinya bahwa sikap untuk mau saling terbuka akan kritikan dari rekan maupun saling bercerita satu dengan yang lainnya. Diharapkan dengan adanya sikap terbuka meminimalisir adanya sikap saling tertutup antar satu dengan yang lain.

d. Timbul sikap kerjasama antar individu

Kerjasama akan timbul jika setiap orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan indikator hubungan interpersonal dari teori Suranto (2011), antara lain adanya sikap keakraban satu dengan yang lainnya, adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain, sikap keterbukaan antar individu, dan timbul sikap kerjasama antar individu. Peneliti menggunakan indikator dari Suranto


(43)

dikarenakan aspek-aspek tersebut sesuai konteks dan dapat diaplikasikan pada sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika.

B. Sales Promotion 1. DefinisiBSalesB

Sales atau wiraniaga disebut juga dengan tenaga penjual. Sedangkan kata sales dalam kamus bahasa Inggris artinya kegiatan menjual (Iswara, 2009). Namun kata sales juga sering di pakai dalam dunia pemasaran yang artinya tenaga penjual (Ratmoyo, 2012). Royan (2012) mengemukakan bahwa wiraniaga atau tenaga penjual juga sering disebut dengan sales force. Secara keseluruhan sales force terdiri dari salesman, task force, merchandiser, dan sales promotion girl. Tugas seorang wiraniaga adalah menyampaikan produk yang ditawarkan kepada pembeli dengan mengikuti rumus AIDA untuk memperoleh perhatian (attention), mempertahankan minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan (action). Hal ini dikarenakan seorang wiraniaga bertanggung jawab menanamkan citra yang baik pada konsumen maupun khalayak umum.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa wiraniaga adalah tenaga penjual. Kata lain dari wiraniaga adalah sales force. Seorang sales harus memiliki kemampuan berinteraksi dan komunikasi yang baik pada semua orang.


(44)

2. DefinisiBSales Promotion GirlB

Menurut Saladin (2003) sales promotion adalah tenaga penjual yang melakukan kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek. Royan (2012) mengatakan bahwa salesman berbeda dengan sales promotion girl. Salesman melakukan kegiatan penjualan secara reguler pada konsumen, dan biasanya dikontrak untuk jangka waktu yang lama oleh perusahaan. Sedangkan sales promotion girl bertugas mempromosikan produk-produk yang ada. Berdasarkan kriterianya, terdapat dua jenis Sales Promotion Girl. Sales Promotion Girl reguler dan event. Untuk sales promotion girl reguler biasanya menetap di area toko-toko tertentu dan sales promotion girl event biasanya bekerja menawarkan produk hanya di event-event tertentu seperti contohnya pameran produk. Masa kerja sales promotion girl event sangat singkat sesuai dengan lamanya acara event yang berlangsung (Ratmoyo, 2012). Ratmoyo (2012) menambahkan bahwa seorang sales promotion girl merupakan tenaga penjual yang bertugas mempromosikan produknya.

B Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sales promotion girl adalah penjual wanita yang bertugas mempromosikan suatu produk.


(45)

3. KriteriaBSales Promotion GirlB

Ratmoyo (2012) mengemukakan bahwa kriteria menjadi seorang Sales Promotion Girl antara lain :

a. Berjenis kelamin wanita

Berdasarkan jenis kelaminnya, Sales Promotion Girl adalah tenaga penjual yang berjenis kelamin wanita.

b. Usia antara 20 - 30 tahun

Pada rentang usia 20 - 30 tahun kondisi fisik seorang wanita sedang dalam kondisi yang fit dan energik. Selain itu, kemampuan belajarnya pun masih tinggi sehingga dia bisa beradaptasi dengan baik dalam kondisi apapun.

c. Tinggi minimal 160 cm

Hal ini dibutuhkan guna meningkatkan kualitas penampilannya. Seorang Sales Promotion Girl dituntut untuk tampil menarik di depan khalayak umum.

d. Sehat jasmani dan rohani

Seorang Sales Promotion Girl haruslah sehat jasmani dan rohanisupaya bisa melakukan aktivitas fisik, bisa berkomunikasi dengan baik, serta juga bisa menangani konsumen dengan beragam tipe dan karakter.


(46)

e. Aktif

Seorang Sales Promotion Girl haruslah seorang wanita yang aktif dan tanggap pada berbagai situasi. Contohnya seperti seorang Sales Promotion Girl ketika ada calon konsumen, ia harus menghampiri dan menawarkan produknya.

f. Suka Berinteraksi dengan banyak orang

Seorang Sales Promotion Girl haruslah memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Baik itu dengan rekan kerjanya maupun dengan konsumen.

B

4. BFaktorByangBMempengaruhiBBKinerjaBSales Promotion GirlB

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerja dari seorang sales promotion girl. Faktor yang pertama adalah faktor yang bersumber dari dalam diri pegawai, misalnya motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan secara maksimal dan kemampuan pegawai dalam perusahaan tersebut. Faktor yang kedua adalah faktor perusahaan. Faktor ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan, berupa kesempatan yang memungkinkan sejauh mana pegawai dapat mengembangkan karier dan pemberian penghargaan berupa bonus gaji pada pegawai. Faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor ini berupa interaksi antar teman kerja di perusahaan. Jika tercipta interaksi yang baik antara rekan kerja dalam perusahaan, maka produktivitas akan semakin meningkat pula (Ratmoyo, 2012).


(47)

Faktor yang mempengaruhi kerja dari sales promotion girl juga diperingkas oleh Yunarto (2006) yang mengatakan bahwa kinerja sales promotion girl ditentukan oleh dua faktor, yaitu yang pertama faktor individu yang berupa ciri khas yang dimiliki oleh individu dengan orang lain. Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah situasi atau suasana kerja dari organisasi atau perusahaan setiap harinya. Ini lebih merujuk pada hubungan interpersonal antara sales promotion girl yang satu dengan sales promotion girl yang lain. Sales promotion girl juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales. Hal ini dilakukan supaya tidak ada penolakan antar sales. Seorang sales produk yang memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan kinerja diantara para sales (Royan, 2012).B

B

5. AgensiBSales Promotion GirlB

Kata agensi berasal dari kata agency. Dalam kamus bahasa Inggris, arti kata agency adalah agen atau perwakilan. (Iswara, 2009). Menurut Ratmoyo (2012) yang dimaksud dengan agensi sales promotion girl adalah agen penyaluran sales promotion girl yang bertugas melatih ketrampilan dan menyalurkan ke


(48)

perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Sedangkan menurut Shimp (2003) agensi sales promotion girl adalah penyedia tenaga kerja sales promotion girl bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa agensi sales promotion girl adalah penyedia sales promotion girl bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan suatu produk.

Sebuah agensi harus dapat melihat dan memahami fenomena yang ada dalam dunia pemasaran. Sales Promotion Girl dan agensi memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Sales Promotion Girl, merupakan aset yang dikelola oleh agensi. Hal ini dikarenakan karena pemasukan utama agensi dari penyaluran jasa Sales Promotion Girl. Namun jika cara kerja seorang Sales Promotion Girl tidak sesuai harapan, maka perusahaan akan meminta pertanggung jawaban pada agensi tersebut. Biasanya pinalti yang diberikan perusahaan berupa penggantian Sales Promotion Girl yang lebih kompeten dan produktif untuk perusahaan tersebut (Ratmoyo, 2012).

B

6. CV.BAPAPUNBMediaBKomunikaB

CV. APAPUN Media Komunika merupakan perusahaan yang bergerak di industri kreatif. Dalam perkembangannya, CV. APAPUN Media Komunika lebih dikenal sebagai sebuah Event Organizer (EO) berdiri pada tahun 2008 di kota Yogyakarta. CV. APAPUN Media Komunika berfokus pada kelengkapan sarana pendukung, baik dari sisi


(49)

alat maupun sumber daya manusia bagi terselenggaranya sebuah event. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar dan konsumen dalam penataan serta penyelenggaraan sebuah event. Area kerja di industri kreatif yang mereka rinci yaitu sebagai konseptor ide, eksekutor pendukung acara (supporting team). Struktur organisasi yang ada di CV. APAPUN Media Komunika sama seperti event organizer yang lain. Berdasarkan wawancara dengan HRD, struktur organisasi di CV. APAPUN Media Komunika yaitu Investor, Direktur Utama, HRD, Divisi Produksi, Divisi Properti, dan Divisi Talent (Bagan 2.2). Divisi talent masih terbagi menjadi dua yaitu divisi pengisi acara dan ladies event. Berdasarkan jenis pekerjaannya, ladies event terbagi menjadi tiga, yaitu usher, brand presenter, dan sales promotion girl. CV. APAPUN Media Komunika sudah memperkerjakan banyak Sales Promotion Girl (SPG) di setiap event-nya. Ada dua jenis Sales promotion girl yang ada di CV. APAPUN Media Komunika yaitu sales promotion girl event dan sales promotion girl reguler. Namun dalam kenyataannya, CV. APAPUN Media Komunika sering diminta beberapa klien untuk mencari sales promotion girl event dari pada sales promotion girl reguler. Hal ini dikarenakan sales promotion girl reguler sering dicari sendiri oleh perusahaan sehingga jarang sekali membutuhkan agensi. Dalam setiap event dari klien yang membutuhkan

ladies event, CV. APAPUN Media Komunika selalu menanamkan PIC


(50)

seluruh ladies yang ada dalam event. Itulah salah satu yang menjadi alasan, beberapa klien mempercayakan event-nya pada CV. APAPUN Media Komunika karena menjual jasa dan membantu event dari klien dengan optimal.

C. DeskripsiBHubunganBInterpersonalBpadaB Sales Promotion GirlB

Sales promotion girl adalah seorang tenaga kerja wanita yang melakukan kegiatan yang bersifat jangka pendek (Saladin, 2003). Berdasarkan kriterianya, sales promotion girl dibagi menjadi dua jenis yaitu sales promotion girl event dan sales promotion girl reguler. Sales promotion girl reguler biasanya menetap di area toko-toko tertentu dan sales promotion girl event biasanya bekerja menawarkan produk hanya di event event tertentu seperti contohnya pameran produk. Masa kerja sales promotion girl event sangat singkat sesuai dengan lamanya acara event yang berlangsung. Tugas dari sales promotion girl adalah mempromosikan produknya. Seorang sales promotion girl juga hendaknya dapat menjelaskan mengenai product knowledge pada konsumen. Penjelasannya berupa manfaat dari produk, keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain, dan harganya (Ratmoyo, 2012).

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerja dari seorang sales promotion girl. Faktor yang pertama adalah faktor yang bersumber dari dalam diri pegawai. Faktor yang kedua adalah faktor perusahaan. Faktor ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan, berupa kesempatan yang


(51)

memungkinkan sejauh mana pegawai dapat mengembangkan karier dan pemberian penghargaan berupa bonus gaji pada pegawai. Faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor ini berupa interaksi antar teman kerja di perusahaan. Jika tercipta interaksi yang baik antara rekan kerja dalam perusahaan, maka produktivitas akan semakin meningkat pula (Ratmoyo, 2012). Faktor yang mempengaruhi kerja dari sales promotion girl juga diperingkas oleh Yunarto (2006) yang mengatakan bahwa kinerja sales promotion girl ditentukan oleh dua faktor, yaitu yang pertama faktor individu yang berupa ciri khas yang dimiliki oleh individu dengan orang lain. Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah situasi atau suasana kerja dari organisasi atau perusahaan setiap harinya. Ini lebih merujuk pada hubungan interpersonal antara sales promotion girl yang satu dengan sales promotion girl yang lain. Sales promotion girl juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales. Hal ini dilakukan supaya tidak ada penolakan antar sales. Seorang sales produk yang memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan kinerja diantara para sales (Royan, 2012).

Hubungan interpersonal penting dilakukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kerjasama. Salah satunya adalah pekerjaan-pekerjaan sales promotion girl. Anggota dalam kelompok ini bekerja sama dalam


(52)

melaksanakan tugas kelompok, tapi masing masing dapat melaksanakan pekerjaannya relatif mandiri dan tidak saling tergantung. Setiap sales memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing masing yang dapat dilaksanakan tanpa banyak tergantung pada pelaksanaan tugas dari anggota kelompok lainnya. Hubungan ketergantungan terlihat pada kenyataan bahwa kelancaran dalam pelaksanaan tugas masing masing akan mempengaruhi hasil dari keseluruhan kelompok. Jika salah seorang anggota kelompok di atas kurang lancar, kurang berhasil dalam menjalankan tugasnya maka hasil kelompok tidak akan optimal (Fiedler, 1967).

Hubungan interpersonal adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk bekerjasama secara produktif sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial. (Robbins, 1999). Menurut Effendy (1998) hubungan interpersonal adalah interkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara langsung bertatap muka dalam suatu lingkungan kerja dan dalam berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk menggugah kegairahan kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta dengan perasaan yang bahagia.

Kebutuhan untuk menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain dilakukan supaya individu merasa nyaman dengan rekan-rekan kerjanya (Wisnuwardhani & Fatmawati, 2012). Senada dengan hal tersebut, Robbins (2002) yang mengatakan bahwa kenyamanan karyawan


(53)

mempengaruhi kinerjanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah hubungan interpersonalnya ditempat kerja. Robbins (2002) juga menambahkan bahwa karyawan menjalin hubungan dengan lingkungan dan rekan kerjanya untuk kenyamanan pribadi dan kemudahan melakukan pekerjaan. Rekan kerja yang supportif juga mendukung kenyamanan individu ditempat kerja. Individu mendapatkan sesuatu yang lebih daripada uang atau prestasi yang nyata dalam pekerjaan tetapi karyawan juga memenuhi kebutuhan hubungan interpersonal dengan rekan kerjanya.

Indikator hubungan interpersonal yang dimiliki oleh seorang sales promotion girl antara lain yaitu timbulnya sikap keakraban satu dengan yang lain. Adanya sikap untuk saling mengenal lebih dekat. Indikator kedua adalah adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain. Kedua belah pihak saling memerlukan kehadiran seseorang untuk berinteraksi. Selanjutnya indikator ketiga yaitu timbulnya sikap keterbukaan antar individu. Indikator yang terakhir adalah timbulnya sikap kerjasama antar individu. Kerjasama akan timbul jika setiap orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.


(54)

BAGANB2.1

B B

B B

B B B B

Sales Promotion Girl

(SPG)B

TUGASB:BmempromosikanBprodukB danBmenjelaskanBtentangBproduk

knowledgeBpadaBkonsumenB B

FaktorByangB mempengaruhiB

kinerjaBSPGB B

Eksternal  Kondisi Perusahaan

Internal Motivasi Diri sendiri

Lingkungan  hubungan dengan rekan kerja

IndikatorBterjadinyaBhubunganB interpersonalB:B

 Sikap Keakraban

 Sikap saling memerlukan

 Sikap keterbukaan

 kerjasama

HubunganBInterpersonalB

(hubungan antar rekan kerja)


(55)

38 BABBBIIIB

METODOLOGIBPENELITIANB

A. JenisBPenelitianB

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sugiyono (2008) mengatakan bahwa penelitian deskriptif mampu mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi atau gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan memberikan gambaran mengenai konsep hubungan interpersonal pada sales promotion girl.

B. IdentifikasiBPenelitianB

Sugiyono (2008) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari individu, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel untuk penelitian ini adalah hubungan interpersonal.

C. DefinisiBOperasionalB

Definisi operasional dari hubungan interpersonal adalah kualitas dari suatu hubungan yang bersifat formal maupun nonformal yang dilakukan


(56)

seseorang kepada orang lain dalam berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk mengembangkan rasa bahagia dan rasa puas serta untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan.

Hubungan interpersonal diukur menggunakan empat indikator, yaitu : a. Adanya sikap keakraban satu dengan yang lainnya

b. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain c. Sikap keterbukaan antar individu

d. Timbul sikap kerjasama antar individu

Jika dalam penelitian ini skor yang didapat tinggi, maka kualitas hubungan interpersonal di CV APAPUN Media Komunika termasuk tinggi. Namun jika skor yang didapat rendah, maka kualitas hubungan interpersonal di CV APAPUN Media Komunika termasuk rendah.

B

D. SubyekBPenelitianB

Subyek penelitian adalah sales promotion girl yang ada di CV Apapun Media Komunika. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Purposive sampling mendasarkan pemilihan sekelompok subyek pada kriteria tertentu yang dipandang memiliki kesamaan yang erat dengan kriteria populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004).


(57)

Kriteria populasi yang dipakai untuk penelitian adalah : a. Sales promotion girl event

b. Aktif bekerja selama rentang waktu minimal 1 tahun di CV APAPUN Media Komunika. Hal ini karena diasumsikan antara sales promotion girl yang satu dengan yang lain sudah saling mengenal sehingga lebih mudah dalam pengukurannya.

E. MetodeBPengumpulanBDataB

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan metode skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala hubungan interpersonal yang terdiri dari empat indikator yaitu sikap untuk saling menghargai, loyal dan toleran antara satu dengan yang lain, adanya sikap terbuka antar individu, adanya keakraban satu dengan yang lain

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode summated rating. Summated rating merupakan metode penskalaan pernyataan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Hadi, 2004). Summated rating merupakan modifikasi dari skala Likert yang terdiri dari empat jawaban, hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung dalam skala lima tingkat. Skala lima tingkat mempunyai kategori netral dan memiliki arti ganda sehingga bisa diartikan belum dapat memutuskan dan dianggap netral atau ragu-ragu. Subyek akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi pernyataan melalui taraf (intensitas). Kemudian subyek akan diberi skor sesuai


(58)

dengan nilai skala kategori jawaban yang akan diberikan. Skor tersebut kemudian dijumlahkan, dirata-rata untuk mendapatkan skor pada skala tersebut (Kerlinger, dalam Arikunto, 2002).

Dalam penelitian ini, masing-masing aitem pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan yang favourable yaitu pernyataan yang mendukung indikator yang akan diukur dan akan berlaku penilaian sebagai berikut :

a. Sangat Sesuai (SS) : 4

b. Sesuai (S) : 3

c. Tidak Sesuai (TS) : 2 d. Sangat Tidak Sesuai : 1

Pernyataan yang unfavourable yaitu pernyataan yang tidak mendukung indikator yang akan diukur dan akan berlaku penilaian sebagai berikut :

a. Sangat Sesuai (SS) : 1

b. Sesuai (S) : 2

c. Tidak Sesuai (TS) : 3 d. Sangat Tidak Sesuai : 4


(59)

Tabel 3.1

Blueprint Skala Hubungan Interpersonal No.B IndikatorBHubunganB

InterpersonalB

JumlahBAitemB

PersentaseB Favourable Unfavourable

1. Timbul sikap keakraban satu dengan yang

lainnya 5 5 25 %

2. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan

yang lain 5 5 25 %

3. Sikap keterbukaan antar individu 5 5 25 %

4. Timbul sikap kerjasama antar individu 5 5 25 %

20 20

TOTALB 40 100 %

B B B


(60)

Tabel 3.2

Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal menurut Sifat Favourable dan Unfavourable

B

No.B IndikatorBHubunganBInterpersonalB JumlahBPertanyaanB TotalB FavourableB UnfavourableB

1. Timbul sikap keakraban satu dengan yang lainnya 1, 9, 17, 25, 33 5, 13, 21, 29, 37 10 2. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang

lain 2, 10, 18, 26, 34 6, 14, 22, 30, 38 10

3. Sikap keterbukaan antar individu 3, 11, 19, 27, 35 7, 15, 23, 31, 39 10 4. Timbul sikap kerjasama antar individu 4, 12, 20, 28, 36 8, 16, 24, 32, 40 10

TOTALB 10 10 40

B B

F. ValiditasBdanBReliabilitasBAlatBPengumpulanBDataB 1. ValiditasB

Validitas berarti sejauh mana suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya secara tepat dan cermat. Validitas suatu data berkenaan dengan derajat ketepatan antara data lapangan dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Azwar, 2006). Menurut Sugiyono (2008), validitas dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkaitan dengan akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.


(61)

Menurut Arikunto (2002) untuk mendapatkan data yang valid dalam metode kuantitatif diperlukan instrumen yang valid, oleh karenanya diperlukan uji validitas instrument. Validitas instrument menggambarkan tingkat instrument yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Di sini dijelaskan ada dua jenis validitas instrument penelitian yaitu validitas logis dan validitas empiris. Maksud dari validitas logis apabila instrument tersebut secara analisis akal sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan. Validitas isi menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen yang mengukur isi (content) dari area yang diukur (Azwar, 2006). Validitas isi diselidiki melalui analisis rasional (professional judgement) untuk menetapkan apakah aitem memang representatif atau mewakili komponen-komponen hubungan interpersonal. Professional judgement dilakukan oleh orang yang sudah ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

Dalam penelitian ini, pengukuran validitas menggunakan try out terpakai. Hal ini dilakukan oleh peneliti karena subyek yang ada di APAPUN Media Komunika diasumsikan juga ada di Event Organizer yang lain. Proses validasi dilakukan dengan analisis aitem, yakni melihat bagaimana kualitas dan kesesuaian aitem-aitem penyusun terhadap fungsi skala. Dengan kata lain, aitem tersebut memiliki daya pembeda yang tinggi yaitu mempunyai kemampuan untuk memberikan indikasi pada subyek penelitian (Azwar, 2006).


(62)

2. ReliabilitasB

Reliabilitas berasal dari kata rely dan ability yang berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subyek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2006). Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel bila diteliti oleh peneliti yang berbeda diperoleh data yang sama, begitu juga bila dilakukan dalam waktu yang tidak sama didapat data yang sama, tentunya berkenaan pada sampel yang sama (Sugiyono, 2008).

Sugiyono (2008) juga menambahkan bahwa pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal ataupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, sedangkan secara internal reliabilitas intrumen diukur dengan menganalisis konsistensi butir-butir instrumen. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan tes konsistensi internal karena penelitian ini melihat konsistensi antar aitem dalam alat ukur yang digunakan. Pada penelitian ini, subyek hanya melakukan satu kali pengenaan test (single trial administration). Konsistensi internal dilihat menggunakan teknik Alpha Cronbach (α) program SPSS for windows 15.


(63)

G. AnalisisBDataB

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Studi deskriptif menurut Sugiyono (2008) adalah statistik yang berfungsi mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel populasi sebagaimana adanya. Dalam statistik deskriptif, data-data yang disajikan menggambarkan berbagai karakteristik data melalui modus (nilai yang sering muncul), median (nilai tengah), rerata empiris dan teoritis, serta variasi kelompok melalui rentang data dan standar deviasi (Sugiyono, 2008).

Untuk mengetahui hubungan interpersonal sales promotion girl, maka dilakukan perbandingan antara rerata teoritis dan rerata empiris. Rerata empiris adalah rata-rata skor data penelitian yang dihitung dengan bantuan program SPSS for windows 15. Rerata teoritis adalah rata-rata skor penelitian.

Tabel 3.3

Norma Kategori Jenjang Setelah Perhitungan Rerata Teoretis

NormaB KategoriB

Rerata empiris > Rerata teoritis Kualitas hubungan interpersonal tinggi Rerata empiris < Rerata teoritis Kualitas hubungan interpersonal rendah


(64)

Berikut ini adalah perhitungan data teoritis dengan N aitem = 37 a. Skor Minimum

Adalah skor paling rendah yang diperoleh subyek pada skala, yakni 1 = 37 x 1

= 37

b. Skor Maksimum

Adalah skor paling tinggi yang diperoleh subyek pada skala, yakni 4 = 37 x 4

= 148 c. Range

Adalah luas jarak sebaran antara skor maksimum dan skor minimum = `148 – 37

= 111

d. Standar Deviasi (σ)

Adalah luas jarak sebaran yang dibagi dalam satuan 6 standar deviasi = 111

6 = 18,5

e. Rerata teoritis

Adalah rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum = 148 + 37

2 = 92,5


(65)

Perhitungan dapat disederhanakan sebagai berikut : Tabel 3.4

Norma Kategori Jenjang Setelah Perhitungan Rerata Teoretis

NormaB KategoriB

Rerata empiris > 92,5 Kualitas hubungan interpersonal tinggi Rerata empiris < 92,5 Kualitas hubungan interpersonal rendah


(66)

49 BABBIVB

HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB

A. KancahBPenelitianB

Peneliti melakukan orientasi ke CV Apapun Media Komunika Yogyakarta untuk merancang penelitian ini, juga bertujuan membina hubungan dengan Sales Promotion Girl (SPG) sebagai subyek penelitian sekaligus mengenal kancah penelitian secara langsung.

Struktur organisasi yang ada di CV APAPUN Media Komunika antara lain terdapat Direktur Utama yang juga sejajar dengan Investor. Dalam hal ini Direktur Utama bertanggung jawab atas event yang sedang dilakukan. Sedangkan Investor bertugas mendanai setiap event yang ada di CV APAPUN Media Komunika. Dibawah Direktur Utama, terdapat Accounting Event yang bertugas mengurusi keuangan yang ada di CV APAPUN Media Komunika. Selain itu ada juga Human Resource Development (HRD) yang bertugas atas keseluruhan SDM yang ikut serta di setiap event. HRD dalam APAPUN Media Komunika terbagi menjadi tiga divisi. Divisi pertama adalah Divisi Properti yang bertanggung jawab mengawasi keseluruhan properti yang ada di perusahaan. Kedua adalah Divisi Produksi yang bertanggung jawab melakukan segala produksi yang dibutuhkan dalam event. Selanjutnya yang terakhir adalah Divisi Talent Event. Dalam Divisi Talent Event ini terbagi menjadi dua, yaitu Divisi Pengisi Acara yang bertanggung jawab mengawasi kinerja dari pengisi acara di setiap event seperti MC, Band, Electone, Dancer,


(67)

DJ dan lain lain. Kedua adalah Divisi Ladies Event yang bertanggung jawab mengawasi kinerja setiap ladies yang ikut serta dalam event seperti Usher, Model, Brand Presenter, dan Sales Promotion Girl (dapat dilihat di Bagan 4.1). Selama kurang lebih 4 tahun ini, CV APAPUN Media Komunika telah mempekerjakan ratusan Sales Promotion Girl (SPG) dalam penjualan produk. Sales Promotion Girl yang ada di EO APAPUN berasal dari berbagai usia dan status. Inilah yang menarik minat peneliti untuk meneliti kualitas hubungan interpersonal di CV APAPUN Media Komunika.

B.BBPengujianBInstrumenBB

Peneliti melakukan penelitian pada CV APAPUN Media Komunika Yogyakarta. Rancangan awal jumlah subyek yang diteliti sebanyak 114 orang subyek. Penyebaran kuisioner dilaksanakan pada 20 – 27 Mei 2013. Peneliti menggunakan tryout terpakai sehingga pengambilan data hanya dilakukan dalam satu waktu. Dari 114 orang yang memenuhi kriteria sebanyak 100 orang subyek. Skala penelitian ini disebar dengan meminta langsung pada subyek penelitian untuk mengisi skala. Skala ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah profil data subyek sedangkan bagian kedua berisi skala hubungan interpersonal. Data penelitian diperoleh dengan cara meminta subyek mengisi skala yang berisi pernyataan mengenai hubungan interpersonal antar rekan kerja. Subyek diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan diri subyek. Sebagai antisipasi agar tidak terjadi faking maka subyek diminta untuk tidak mencantumkan nama. Selain


(68)

itu, sebelum subyek mengisi skala terlebih dahulu peneliti menekankan pada setiap subyek bahwa penelitian ini tidak digunakan untuk menilai perilaku subyek secara personal.

Hasil pengujian validitas terhadap 40 aitem pertanyaan dalam instrumen menunjukan ada beberapa yang gugur, hal ini terungkap dari koefesien korelasi yang rendah. Hasil pengujian mendapatkan koefesien korelasi pada pertanyaan nomor ; 13, 18 dan 39 masing-masing sebesar 0.018, -0.001dan 0.089, perolehan < 0.3 menandakan tidak valid atau gugur. Sedangkan untuk aitem pertanyaan lain mendapatkan koefesien antara 0.319 – 0.648, perolehan ≥ 0.3 ini menadakan valid atau memiliki ketepatan dan kecermatan dalam fungsi ukurnya (Hadi, 2004).

Selain kemampuan mengukur, instrumen diharapkan memiliki konsistensi (reliabilitas) dalam fungsi ukurnya. Hasil pengujian reliabilitas mendapatkan koefesien Alpha Cronbach sebesar 0.899, perolehan lebih dari 0.7 ini menandakan kestabilan dalam fungsi ukurnya sehingga dinyatakan reliabel.

B Tabel 4.1

Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal menurut Sifat Favourable dan Unfavourable yang valid

No.B IndikatorBHubunganBInterpersonalB JumlahBPertanyaanB TotalB FavourableB UnfavourableB


(1)

Jumlah event yang sudah dilakukan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

< 10 event 28 28.0 28.0 28.0

> 10 event 72 72.0 72.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Lama bekerja dengan EO APAPUN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

<= 2 tahun 82 82.0 82.0 82.0

> 2 - 4 tahun 16 16.0 16.0 98.0

> 4 tahun 2 2.0 2.0 100.0


(2)

UJI t Data Tambahan

One-Samsle Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Timbul sikap keakraban satu

dengan yang lainnya 100 31.86 3.438 .344

One-Samsle Test

Test Value = 22.5

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Timbul sikap keakraban

satu dengan yang lainnya

27.227 99 .000 9.360 8.68 10.04

One-Samsle Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Adanya sikap saling

memerlukan satu dengan yang lain

100 29.88 3.557 .356

One-Samsle Test

Test Value = 22.5

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Adanya sikap saling

memerlukan satu dengan yang lain


(3)

One-Samsle Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sikap keterbukaan antar

individu 100 29.92 3.686 .369

One-Samsle Test

Test Value = 22.5

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Sikap keterbukaan

antar individu 20.128 99 .000 7.420 6.69 8.15

One-Samsle Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Timbul sikap kerjasama antar

individu 100 30.14 4.045 .405

One-Samsle Test

Test Value = 25

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Timbul sikap

kerjasama antar individu


(4)

BAGANB StrukturBOrganisasiBCVBAPAPUNBMediaBKomunika B B B B B B B B B B B B B B B B B B B

CVBAPAPUNBMEDIABKOMUNIKAB

INVESTORB DIREKTURBUTAMAB

ACCOUNTINGBEVENTB HumanBResourceBDevelopmentB(HRD)B

DIV.BPRODUKSIB DIV.BTALENTB EVENTB DIV.BPROPERTIB PengisiBAcaraB sepertiB:BMCBBandBDJBDancerBElecktoneBDll.B

Ladies eventBsepertiB:B

UsherB

ModelB

SPGBB(SPGBEventB–BSPGBRegulerB


(5)

vii

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA Yohana Yuliastuty Sihombing

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang lebih lengkap mengenai hubungan interpersonal yang ada di CV APAPUN Media Komunika.

Subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah sales promotion girl event yang memiliki masa kerja lebih dari 1 tahun di CV APAPUN Media Komunika. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil dari populasi sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala hubungan interpersonal yang disusun berdasarkan indikator-indikator hubungan interpersonal yang dikemukakan oleh Suranto (2011) yaitu; timbulnya keakraban, saling memerlukan satu dengan yang lainnya, sikap keterbukaan, dan kerjasama antar individu. Hasil analisis validitas skala hubungan interpersonal menunjukkan bahwa dari 40 butir aitem yang diujicobakan, terdapat 3 aitem yang gugur. Koefisien korelasi aitem bergerak dari 0,327 ≤ rxy ≤ 0,648 dan koefisien reliabilitas alpha cronbach (α) sebesar 0,899.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika memiliki kualitas hubungan interpersonal yang tinggi. Selain itu, ditemukan bahwa sebagian besar sales promotion girl yang ada di CV APAPUN Media Komunika memiliki status belum menikah. Hal ini di dukung oleh temuan hasil profil responden yang menyatakan bahwa 49 % adalah mahasiswa dan berumur 21-26 tahun dengan persentase 66 %.


(6)

viii

A DESCRIPTIVE STUDY ABOUT THE INTERPERSONAL RELATIONSHIP Of SALES PROMOTION GIRL (SPG) In CV APAPUN

MEDIA KOMUNIKA, YOGYAKARTA Yohana Yuliastuty Sihombing

ABSTRACT

This study aims to determine a more complete picture of the interpersonal relationships of Sales Promotion Girl (SPG) at CV APAPUN Media Komunika.

The subjects are the sales promotion girl event that has more than 1 year experience in APAPUN Media Komunika. This Study is using purposive sampling that samples taken from the population according to the research objectives. Data collected by the scale method scales interpersonal relationship which is based on the indicators proposed by the interpersonal relationships Suranto (2011), namely: the emergence of familiarity, each requiring one to another, an attitude of openness, and cooperation among individuals. Validity of the results of the analysis indicate that the interpersonal relationship scale of 40 points items tested, there were 3 items fall. Correlation coefficient between of 0.327 ≤ rxy ≤ 0.648 and Cronbach alpha reliability coefficient (α) of 0.899.

The results of this study it can be concluded that the sales promotion girl at CV APAPUN Media Komunika has a high quality of interpersonal relationships. In addition, it was found that most of the existing sales promotion girl at CV APAPUN Media Komunika unmarried status. It is supported by the findings of the profile of respondents who stated that 49% are students aged 21-26 years and with the percentage of 66%.