STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA KOMUNIKA, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA KOMUNIKA, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Yohana Y. Sihombing

NIM : 069114074

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  Setiap hidup orang, pasti penuh dengan perjuangan..

  Jangan pernah kau hina dan kau sesali Tiap perjuangan yang telah kau lakukan!! “No Sacrifice… No Victory…”

  Aku Persembahkan Untuk alm. Opung Doli,

  Ini untukmu pung..seperti janjiku..

   Untuk Papap dan Mamam tercinta, Terimakasih pap,, mam.. untuk setiap keringat yang telah kalian berikan untukku.

   Untuk Adikku Lino tersayang, Untuk rekan rekan di APAPUN Office Untuk Kekasihku Jian, Untuk sahabat-sahabat yang selalu mendukungku..

  

  Dan, untuk Almamaterku yang terbaik…

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

  Yogyakarta, 31 Juli 2013 Penulis,

  Yohana Y. Sihombing

  

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL

PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

  

Yohana Yuliastuty Sihombing

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang lebih lengkap mengenai hubungan interpersonal yang ada di CV APAPUN Media Komunika. Subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah sales promotion girl

  

event yang memiliki masa kerja lebih dari 1 tahun di CV APAPUN Media

  Komunika. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive

sampling yaitu sampel diambil dari populasi sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala hubungan interpersonal yang disusun berdasarkan indikator-indikator hubungan interpersonal yang dikemukakan oleh Suranto (2011) yaitu; timbulnya keakraban, saling memerlukan satu dengan yang lainnya, sikap keterbukaan, dan kerjasama antar individu. Hasil analisis validitas skala hubungan interpersonal menunjukkan bahwa dari 40 butir aitem yang diujicobakan, terdapat 3 aitem yang gugur. Koefisien korelasi aitem bergerak dari 0,327 ≤ rxy ≤ 0,648 dan koefisien reliabilitas alpha cronbach (α) sebesar 0,899.

  Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika memiliki kualitas hubungan interpersonal yang tinggi. Selain itu, ditemukan bahwa sebagian besar sales promotion girl yang ada di CV APAPUN Media Komunika memiliki status belum menikah. Hal ini di dukung oleh temuan hasil profil responden yang menyatakan bahwa 49 % adalah mahasiswa dan berumur 21-26 tahun dengan persentase 66 %.

  Kata kunci : Hubungan interpersonal, Sales Promotion Girl Event

  

A DESCRIPTIVE STUDY ABOUT THE INTERPERSONAL

RELATIONSHIP Of SALES PROMOTION GIRL (SPG) In CV APAPUN

MEDIA KOMUNIKA, YOGYAKARTA

Yohana Yuliastuty Sihombing

  

ABSTRACT

This study aims to determine a more complete picture of the interpersonal

relationships of Sales Promotion Girl (SPG) at CV APAPUN Media Komunika.

The subjects are the sales promotion girl event that has more than 1 year

experience in APAPUN Media Komunika. This Study is using purposive sampling

that samples taken from the population according to the research objectives. Data

collected by the scale method scales interpersonal relationship which is based on

the indicators proposed by the interpersonal relationships Suranto (2011),

namely: the emergence of familiarity, each requiring one to another, an attitude

of openness, and cooperation among individuals. Validity of the results of the

analysis indicate that the interpersonal relationship scale of 40 points items

tested, there were 3 items fall. Correlation coefficient between of 0.327 ≤ rxy ≤

0.648 and Cronbach alpha reliability coefficient (α) of 0.899.

  The results of this study it can be concluded that the sales promotion girl

at CV APAPUN Media Komunika has a high quality of interpersonal

relationships. In addition, it was found that most of the existing sales promotion

girl at CV APAPUN Media Komunika unmarried status. It is supported by the

findings of the profile of respondents who stated that 49% are students aged 21-26

years and with the percentage of 66%.

  

Keywords: Interpersonal Relationship, Sales Promotion Girl Event

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Yohana Yuliastuty Sihombing NIM : 069114074 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL

PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

  beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Juli 2013 Penulis,

KATA PENGANTAR

  Pujian dan rasa syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan anugerah yang diberikan selama pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari banyak orang yang telah menjadi inspirasi dan penyemangat yang luar biasa. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa orang tersebut, antara lain :

  1. Ibu Dewi Soerna Anggraeni M. Psi. selaku dosen pembimbing skripsi dan Wakaprodi atas pengertian untuk waktu, tenaga, pembelajaran dan doanya selama pengerjaan skripsi. Terimakasih ibu telah menjadi salah satu semangatku saat aku mulai menyerah.

  2. Bapak C. Siswa Widyatmoko M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  4. Ibu Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terimakasih bu, untuk segala doa dan kemudahan yang telah diberikan.

  5. Ibu A. Tanti Arini S. Psi., M. Si. terimakasih bu, atas doa dan pemberian semangat diawal saya mulai mengerjakan skripsi.

  6. Segenap Staf Fakultas, mas Gandung, mas Doni, bu Nanik, Mas Muji, dan pak Gi yang memberikan kemudahan dalam segala urusan perkuliahan selama ini.

  7. Papap dan Mamam tercinta… terimakasih untuk dukungan dan selalu menyemangati aku untuk melanjutkan perkuliahanku. Spesial buat mamam, terimakasih mam, Kamu segalanya buatku dan saat senang maupun saat hidup ini terasa sangat berat dan lelah, mamam selalu memberikan ekstra dukungannya agar ku tetap tegar dan kuat. Mamam tutik akan selalu menjadi “mbok metal” ku.

  8. Adikku Lino tersayang yang sekarang berumur 6 tahun, terimakasih Dek Lino telah jadi pelengkap yang indah untuk hidup Kak Jo. Setiap hari selalu ada senyum untuk Kakak saat Kak Jo mulai lelah. Terimakasih pengertiannya sudah mau Kakak ajak senang maupun susah. Kakak berjanji akan selalu menjaga dan berusaha membuat Dek Lino dan Mamam senang.

  9. Untuk “bos gank” ernest ananta, rekan-rekan fasilitator dan teknis di Nuri Adventuria, terimakasih untuk dukungannya sampai hari ini. Untuk Asoy dan Mas Ernest, terimakasih untuk bantuannya yang dadakan beberapa hari yang lalu. Jasa kalian akan selalu aku ingat. Spesial buat “bos gank” Ernest ananta terimakasih mas, telah dipercaya untuk ikut dalam event-

  event outbond di Nuri Adventuria selama ini sehingga “dapur” ku masih

  bisa mengepul.. hehe

  10. Rekan-rekan di Event Organizer APAPUN Media Komunika, terimakasih sekali untuk kesempatannya belajar di EO APAPUN. Selalu ada hal yang baru dan keceriaan untuk aku tiap hari. Terimakasih juga untuk support dan izinnya dalam pengambilan data SPG event di EO APAPUN sehingga proses pengerjaan skripsi berjalan dengan lancar. Terimakasih juga untuk kepercayaannya hampir 4 tahun ini, aku boleh belajar, berkembang, berdinamika dan mengais rejeki di EO APAPUN. Spesial untuk Mas Wahyu, Uncle Sam, Nyoppy, Sableh, Komet.. thx guys for ur support..

  11. Buat teman-teman angkatan 2006, terimakasih untuk warna hidup yang kalian berikan untukku. Mari kita berjuang kawan.

  12. Pada rekan-rekan bikers 150 Unlimited Riders Community, terimakasih untuk keceriaannya dalam bentuk apapun yang membuat aku nyaman bersama kalian.

  13. Jian Andhika Pratama, yang sekarang sering aku sebut “hubby”. Aku ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk waktu dan tenaga yang telah diberikan. Meski dengan keterbatasanku, berbalut kekuranganku, aku juga ingin mengucapkan terimakasih untuk tetap berjuang dan bertahan selama ini, sesulit apapun jalan yang pernah kita lewati. Semoga “garis finish” yang kita tuju sama.

  Yogyakarta, 19 Juni 2013 Hormat saya,

  Yohana Y. Sihombing

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………..… i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …....................... ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… iii HALAMAN MOTTO …………………………………......………..…… iv HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………....…… v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..………………… vi ABSTRAK …………………………………………………………….…. vii ABSTRACT ……………………………………………………………… viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………... ix KATA PENGANTAR …………………………………………………… x DAFTAR ISI …………………………………………………………...... xiii DAFTAR TABEL ….……………………..……………………………… xvi

  BAB I PENDAHULUAN …………………………………..……………. 1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 8 C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 9 D. Manfaat Penelitian …………………………………………… 9

  1. Manfaat Teoretis …………………………………………. . 9

  2. Manfaat Praktis …………………………………………… 9

  BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………… 11 A. Hubungan Interpersonal …………………………………….. 11

  1. Pengertian Hubungan Interpersonal ………………………… 11

  a. Hubungan Interpersonal Secara Umum ............................ 11

  b. Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja ........... 11

  2. Pentingnya dan Manfaat Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja………......................................................................… 13

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal.. 14

  4. Proses Terjadinya Hubungan Interpersonal ………………… 17

  5. Efek Hubungan Interpersonal pada Pekerjaan ……………… 20

  a. Efek Positif dari Hubungan Interpersonal yang Tinggi ….. 20

  b. Efek Negatif dari Hubungan Interpersonal yang Rendah … 21

  7. Indikator Munculnya Hubungan Interpersonal …………….. 23

  B. Sales Promotion ………………………………………………. 26

  1. Definisi Sales ………………………………………………. 26

  2. Definisi Sales Promotion Girl …………………………… 27

  3. Kriteria Sales Promotion Girl …………………………… 28

  4. Faktor yang Mempengaruhi kerja Sales Promotion Girl…… 29

  5. Agensi Sales Promotion Girl ………………………………. 30

  6. CV APAPUN Media Komunika …………………………… 31

  C. Deskripsi Hubungan Interpersonal pada Sales Promotion Girl… 33

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN .………………………………. 38 A. Jenis Penelitian ……………………………………………….. 38

  B. Identifikasi Penelitian ………………………………………… 38

  C. Definisi Operasional …………………………………………. 38

  D. Subyek Penelitian ……………………………………………. 39

  E. Metode Pengumpulan Data …………………………………... 40

  F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data …………... 43

  1. Validitas …………………………………………………… 43

  2. Reliabilitas ………………………………………………… 45

  G. Analisis Data …………………………………………………. 46

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………….. 49 A. Kancah Penelitian …................................................................. 49 B. Pengujian Instrumen …………………………………………. 50 C. Deskripsi Subyek Penelitian …................................................. 52 D. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………. 56 E. Analisis Data Tambahan ……………………………………. . 57

  1. Sikap Keakraban …………………………………………… 57

  2. Sikap Saling Memerlukan ………………………………… 59

  3. Sikap Keterbukaan ………………………………………… 61

  4. Sikap Kerjasama …………………………………………... 63

  F. Pembahasan ………………………………………………….. 65

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 69 A. Kesimpulan …………………………………………………… 69 B. Saran ………………………………………………………….. 69

  DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 70 LAMPIRAN .............................................................................................. 74

  BAGAN TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Hubungan Interpersonal …………………… 42Tabel 3.2 Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal

  Menurut Sifat Favourable dan Unfavourable ………………… 43

Tabel 3.3 Norma Kategori Jenjang Perhitungan

  Rerata Teoretis ………………………………………………… 46

Tabel 3.4 Norma Kategori Jenjang Setelah Perhitungan

  Rerata Teoretis ………………………………………………… 48

Tabel 4.1 Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal menurut Sifat Favourable dan Unfavourable yang valid ……… 51Tabel 4.2 Deskripsi subyek penelitian N = 100……………….................. 55Tabel 4.3 Deskripsi statistik data hubungan interpersonal N = 100……… 56Tabel 4.4 Kategorisasi data hubungan interpersonal N = 100 ................... 57Tabel 4.5 Deskripsi statistik data indikator keakraban N = 100 ….......….. 58Tabel 4.6 Kategorisasi data indikator keakraban N = 100 ……...…………. 59Tabel 4.7 Deskripsi statistik data indikator saling memerlukan N = 100 …. 60Tabel 4.8 Kategorisasi data indikator saling memerlukan N = 100 …….… 60Tabel 4.9 Deskripsi statistik data indikator keterbukaan N = 100 ………… 61Tabel 4.10 Kategorisasi data indikator keterbukaan N = 100 …........…… 63Tabel 4.11 Deskripsi statistik data indikator kerjasama N = 100………… 64Tabel 4.12 Kategorisasi data indikator kerjasama N = 100 ……………… 64

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti ingin karyawannya dapat bekerja dengan

  baik. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memiliki tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu yang memegang peranan penting dalam perkembangan perusahaan adalah unsur manusia. Setiap perusahaan menginginkan karyawan dengan SDM yang berkualitas. Karena tanpa didukung karyawan dengan SDM yang berkualitas, perkembangan suatu perusahaan akan sia-sia saja. Tanpa karyawan dengan SDM yang handal, pengolahan, penggunaan, dan pemanfaatan sumber-sumber lain itu akan menjadi tidak efektif, tidak efisien, dan tidak produktif (Anoraga & Suyati, 1995). Hal ini terlihat pada perusahaan distributor yang perkembangan perusahaannya tergantung pada kerja seorang sales, karena sales merupakan ujung tombak dalam memasarkan produk dari perusahaan (Basu & Ibnu, 1995).

  Hubungan sales dan perusahaan itu seperti simbiosis mutualisme. Perusahaan membutuhan tenaga sales untuk memasarkan produknya. Seorang sales juga membutuhkan perusahaan tempatnya bernaung untuk bekerja (Ratmoyo, 2012). Royan (2012) mengemukakan bahwa sales atau wiraniaga dalam teori pemasaran juga sering disebut dengan sales force.

  merchandiser, dan sales promotion. Berdasarkan jangka waktunya, Salesman berbeda dengan sales promotion girl. Salesman melakukan

  kegiatan penjualan secara reguler pada konsumen, dan biasanya dikontrak untuk jangka waktu yang lama oleh perusahaan. Sedangkan sales promotion

  girl bertugas mempromosikan produk-produk yang ada. Salesman dan sales promotion girl memiliki tugas yang hampir sama, yaitu sebagai tenaga

  penjual yang menjualkan suatu produk langsung ke konsumen.

  Menurut Ratmoyo (2012) arti kata sales adalah tenaga penjual. Sales juga sering disebut dengan wiraniaga. Sales adalah ujung tombak suatu perusahaan. Sales adalah barisan garda depan yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir / end user. Tanpa adanya sales (tenaga penjual) maka perusahaan akan kelabakan dalam bidang direct marketing.

  Sales merupakan sarana efektif yang dapat digunakan produsen untuk

  meneruskan dan merealisasikan pesan promosi yang diiklankan. Jadi sales disini tidak hanya sebagai brand ambassador produk, tetapi juga untuk meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, seorang sales harus mengenal dan mengetahui tentang produk yang akan ia jual.

  Menurut Ruky (2003), beberapa karakteristik mengenai sales

  promotion girl antara lain, seorang sales terkadang kurang mau mencari

  informasi lebih tentang produk yang dijual. Oleh karena itu, terkadang antar

  sales yang satu dengan sales yang lain memiliki kesamaan karakteristik

  dalam menjelaskan produk yang sama. Beberapa sales juga kurang bisa dalam bekerja. Persaingan antar sales merupakan hal yang wajar jika sesama

  sales memiliki jiwa cooperative. Sales juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales.

  Hal ini dilakukan supaya tidak ada penolakan antar sales. Seorang sales yang memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan produktivitas kerja diantara para sales.

  Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerja dari seorang sales

  promotion girl. Faktor yang pertama adalah faktor yang bersumber dari

  dalam diri pegawai, misalnya motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan secara maksimal dan kemampuan pegawai dalam perusahaan tersebut.

  Faktor yang kedua adalah faktor perusahaan. Faktor ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan, berupa kesempatan yang memungkinkan sejauh mana pegawai dapat mengembangkan karier dan pemberian penghargaan berupa bonus gaji pada pegawai. Faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan.

  Faktor ini berupa interaksi antar teman kerja di perusahaan. Jika tercipta interaksi yang baik antara rekan kerja dalam perusahaan, maka produktivitas akan semakin meningkat pula (Ratmoyo, 2012).

  Faktor yang mempengaruhi kerja dari sales promotion girl juga diperingkas oleh Yunarto (2006) yang mengatakan bahwa kinerja sales

  promotion girl ditentukan oleh dua faktor. Pertama faktor individu yang faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah situasi atau suasana kerja dari organisasi atau perusahaan setiap harinya. Hal ini terkait lebih merujuk pada hubungan interpersonal antara sales promotion girl yang satu dengan sales promotion girl yang lain.

  Sales promotion girl juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales.

  Berdasarkan beberapa faktor diatas, terlihat bahwa hubungan antar

  sales promotion girl ternyata penting dalam dunia pekerjaan. Hal ini

  dikarenakan seorang sales promotion girl yang memiliki kemampuan menjalin hubungan dengan rekan kerjanya dan memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan kinerja diantara para sales (Royan, 2012). Selain itu. hubungan interpersonal penting dalam bekerja dikarenakan dapat memicu gairah dalam bekerja, berkembang menjadi individu yang produktif dalam bekerja, dan akan lebih semangat untuk bekerjasama dengan orang lain (Suranto, 2011). Menurut Timpe (1992), individu yang produktif dalam bekerja cenderung dapat bergaul secara efektif, yaitu mampu membina relasi yang baik dengan orang lain. Hal ini dapat terlihat dari sikap yang terbuka untuk bekerja sama dengan orang lain, antusiasme dalam bergaul, dan dapat membina hubungan interpersonal yang baik dengan rekan kerjanya.

  Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua pola interaksi yang konsisten (Pearson, 1983). Tentu saja hubungan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap satu dengan yang lainnya atau dapat dikatakan juga sebagai hubungan yang bersifat timbal balik. Hubungan interpersonal berbeda dengan hubungan formal yang memiliki ciri khas.

  Pada hubungan formal, orang-orang yang terlibat dibedakan berdasarkan posisi mereka dalam masyarakat atau lingkungan sosial dimana mereka saling mengetahui satu sama lainnya, namun tidak terjadi hubungan yang lebih intim. Berbeda dengan hubungan interpersonal dimana terjadi suatu proses yang mungkin saja tercipta. Dapat dikatakan juga bahwa hubungan interpersonal lebih intim daripada hubungan formal (Wisnuwardhani dan Fatmawati, 2012).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal mencakup 3 hal, yaitu faktor internal, eksternal, dan interaksi.

  Faktor internal adalah interaksi antara individu dengan orang lain yang dilandasi oleh hal-hal dalam diri individu seperti need to belong (kebutuhan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok) dan karena adanya pengaruh perasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal, antara lain proximity dan daya tarik fisik. Terakhir adalah faktor interaksi, yaitu hubungan yang dilandasi karena kesamaan antara orang yang satu dengan orang yang lain (Baron dan Byrne, 1994).

  Hubungan interpersonal penting dalam diri karyawan karena dapat Hubungan interpersonal juga dapat membangun identitas personal yang positif serta meningkatkan keyakinan pada lingkungan kerja. Dengan adanya hubungan interpersonal yang baik dapat memicu seseorang menjadi pribadi yang produktif dalam bekerja (Jhonson, 1991). Sebuah jurnal yang ditulis oleh Aida (2005) meneliti tentang motivasi, kepuasan, dan produktivitas kerja pada penyuluh lapangan peternakan. Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 36 orang penyuluh di kabupaten Sukabumi. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa faktor internal pada motivasi yang meliputi motivasi untuk berprestasi, pengakuan, pekerjaan, dan tanggung jawab berkorelasi positif dengan produktivitas kerja. Faktor eksternal dalam motivasi yang meliputi administrasi, supervise, gaji dan imbalan, serta kondisi kerja berkorelasi negatif dengan produktivitas kerja. Namun hubungan interpersonal dan status sosial berkorelasi positif dengan produktivitas kerja pada kelompok. Hal ini dikarenakan hubungan interpersonal berperan penting dalam penyelenggaraan penyuluhan. Menurut penyuluh, hubungan antar penyuluh memang seharusnya terjalin dengan erat sehingga timbul keintiman antar penyuluh.

  Pada sampel yang lain, penelitian yang dilakukan oleh Lia (2009) mengenai pengaruh hubungan interpersonal dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT PLN cabang Binjai. Sampel yang diambil adalah 30 orang karyawan pada PT PLN cabang Binjai. Hasil dari penelitian tersebut adalah hubungan interpersonal dan lingkungan kerja berpengaruh kepuasan kerja dipengaruhi oleh hubungan interpersonal. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, setiap karyawan harus menunjukkan sikap bersahabat saat menerima masukan dari rekan kerjanya.

  Berdasarkan beberapa penelitian diatas, dapat terlihat bahwa hubungan interpersonal ini penting untuk pekerjaan yang mengutamakan

  teamwork karena akan terlihat intensitas interaksi suatu kelompok. Salah

  satu contohnya adalah sales. Gambaran mengenai sales juga bisa dijumpai pada CV APAPUN MEDIA KOMUNIKA. CV APAPUN MEDIA KOMUNIKA, lebih dikenal dengan nama APAPUN COMMUNICATION adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri kreatif. Area kerja di industri kreatif yang mereka rinci yaitu sebagai konseptor ide, eksekutor pendukung acara (supporting team). Dalam perkembangannya, APAPUN COMMUNICATION lebih dikenal sebagai sebuah Event Organizer (EO).

  CV APAPUN Media Komunika mendapatkan banyak kesempatan sebagai klien dari perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan penyelenggaraan event untuk mengoptimalkan penjualan langsung produk yang akan dipasarkan dengan melibatkan SPG sebagai tenaga penjual.

  Dalam penyelenggaraan beberapa event, EO APAPUN COMUNICATION mempekerjakan ratusan Sales Promotion Girl (SPG) dalam penjualan produk-produk yang sebagian besar berupa barang elektronik atau gadget. Pengorganisasian SPG dalam acara-acara yang melibatkan aktivitas penawaran produk baru di pasaran. Selain itu SPG juga bertugas keberadaan brand baru dari suatu produk yang dikeluarkan. Hal ini menggambarkan bahwa keberadaan SDM yang ada di EO APAPUN, khususnya sales sangat penting dalam suatu event.

  Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai kinerja

  sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika, ada beberapa hal

  yang mengakibatkan suatu perusahaan mencapai hasil (target) yang optimal atau tidak. Seorang tenaga penjual dapat mencapai target atau tidak sangat dipengaruhi oleh adanya tuntutan dari perusahaan untuk mencapai omset tinggi serta produktivitas dan kinerja dari para pekerjanya sendiri. Agar pekerjanya semakin produktif dalam bekerja, biasanya diberlakukan sistem bonus. Seperti yang ada di EO APAPUN COMMUNICATION, agar SPG termotivasi dalam bekerja, perusahaan ini biasanya menerapkan sistem

  reward and punishment. Bagi mereka yang bisa mencapai target atau bahkan

  over target akan mendapatkan bonus atau reward, sebaliknya yang tidak mampu mencapai target akan kena penalti. Dalam perusahaan tersebut hal ini akan mempengaruhi produktivitas kerja dari salesnya, yang dilihat dari hasil dari penjualan SPG yang mereka bina. Berdasarkan kasus yang ditemukan oleh peneliti di EO APAPUN COMMUNICATION, bahwa kinerja sales promotion girl juga dipengaruhi oleh hubungan antar rekan kerja yang satu dengan yang lain. Semakin lama seorang sales promotion

  girl berkumpul dengan teman sekerjanya maka akan menimbulkan

  kedekatan satu dengan yang lainnya. Kedekatan ini ditandai dengan dengan SPG yang lainnya sehingga nantinya terlihat bahwa hubungan interpersonal antar sales promotion girl penting di EO APAPUN dikarenakan mempengaruhi kinerja masing-masing sales. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengerahui deskripsi hubungan interpersonal pada sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika.

  B. Rumusan Masalah

  Bagaimana kualitas hubungan interpersonal pada Sales Promotion

  Girl di CV APAPUN Media Komunika?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl di CV APAPUN Media Komunika.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan mengenai hubungan interpersonal dalam ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, sehingga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi para atasan/pemimpin, khususnya atasan CV APAPUN Media tambahan pengetahuan tentang pentingnya hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl yang bekerja di CV APAPUN Media Komunika.

  b. Bagi pihak koordinator SPG CV APAPUN Media Komunika. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran dalam upaya meningkatkan kinerja pada Sales Promotion Girl yang bekerja di CV APAPUN Media Komunika.

BAB II LANDASAN TEORI A. Hubungan Interpersonal

1. Pengertian Hubungan Interpersonal

  a. Hubungan Interpersonal Secara Umum

  Menurut Rasimin (dalam Sukmono, Djohan, Ellywati, 2007) hubungan interpersonal secara umum adalah kemampuan dalam melakukan hubungan antara beberapa orang yang menyangkut bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan memandang orang lain, melakukan sesuatu untuk orang lain, memberikan reaksi pada suatu perilaku orang lain. Hubungan interpersonal adalah suatu hubungan yang mencirikan proses-proses yang timbul sebagai hasil dari interaksi individu dengan individu lainnya (Chaplin, 1989).

  

b. Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja

  Hubungan interpersonal secara umum dan hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja hampir sama, yang membedakan hanyalah konteks terjadinya hubungan interpersonal tersebut (Suranto, 2011). Hubungan interpersonal organisasi adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk bekerjasama secara produktif sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial. (Robbins, 1999).

  Menurut Siagian (2000) hubungan interpersonal adalah keseluruhan hubungan baik yang bersifat formal maupun informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sehingga tercipta suatu kerjasama yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

  Menurut Effendy (1998) ada dua pengertian hubungan interpersonal, yaitu hubungan dalam arti luas dan arti sempit.

  Dalam arti luas hubungan antar manusia adalah kualitas berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dan di dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan rasa puas dan bahagia kepada kedua pihak.

  Pengertian hubungan antar manusia dalam arti sempit adalah kualitas berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara langsung bertatap muka dalam suatu organisasi kerja dan dalam berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk menggugah kegairahan kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta dengan perasaan yang bahagia.

  Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja adalah kualitas dari suatu hubungan yang bersifat formal maupun berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk mengembangkan rasa bahagia dan rasa puas serta untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan.

2. Pentingnya dan Manfaat Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja

  Secara umum, hubungan interpersonal penting dalam suatu lingkungan kerja hal ini dikarenakan dapat meningkatkan produktivitas kerja personil dalam organisasi tersebut (Haryani, 1995). Manfaat dari hubungan antar pribadi yang baik pada suatu lingkungan kerja adalah setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan, adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan (Robbins, 1999).

  Senada dengan pendapat para ahli diatas, Jhonson (1993) berpendapat bahwa manfaat yang didapat dengan melakukan hubungan interpersonal adalah untuk menghindari kesepian, dapat juga menstimulasi rasa aman, memahami diri dan meningkatkan keberhargaan diri.

  Menurut Saydam (1996) manfaat yang timbul bila adanya hubungan yang baik antar karyawan antara lain : a. Tidak terdapat konflik antar karyawan.

  b. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya. c. Memberikan hasil yang terbaik bagi proses berikutnya untuk dikerjakan oleh unit kerja yang lain.

  d. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.

  e. Tercipta suasana santai dan keakraban, bukan suasana mencekam penuh ancaman.

  f. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal

  Menurut Suranto (2005) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal adalah: a. Toleransi

  Toleransi timbul karena adanya masing-masing pihak untuk menghargai dan menghormati perasaan pihak lain. Toleransi menjadi faktor yang mampengaruhi hubungan interpersonal karena dengan mengembangkan sikap toleran atau tenggang rasa, maka seandainya timbul perbedaan kepentingan kedua belah pihak dapat saling menghargai, sehingga perbedaan kepentingan itu tidak berkembang sebagai kendala untuk bersama.

  b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang Rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal. Ketika seseorang maka akan mendorong orang tersebut untuk mempertahankan kebersamaan.

  c. Sikap menghargai orang lain Sikap ini menghendaki adanya pemahaman bahwa setiap orang itu memiliki martabat. Sikap yang baik untuk mendukung kadar hubungan interpersonal adalah sikap menghargai martabat dan keberadaan orang lain dalam lingkungannya.

  d. Sikap mendukung bukan bertahan Sikap mendukung yang dimaksud adalah sikap sportif yang berarti memberikan persetujuan terhadap orang lain.

  Sedangkan sikap bertahan, berawal dari adanya perbedaan pendapat. Apabila dua orang saling bertahan apalagi salah satu pihak terang-terangan menyerang pertahanan orang lain, maka ada kemungkinan hubungan tersebut menjadi renggang.

  e. Sikap terbuka Sikap terbuka adalah sikap untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam berhubungan akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan.

  f. Pemilikan bersama atas informasi Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek keluasan dan kedalaman. Keluasan menunjukkan variasi topik. g. Kepercayaan Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan. Kepercayaan berkaitan dengan memprediksi bahwa seseorang tidak akan mengkhianati dan dapat bekerjasama dengan baik, maka kepercayaan kita pada orang tersebut lebih besar.

  h. Keakraban Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan, dan kehangatan. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. i. Kesejajaran bagi kedua belah pihak

  Kesejajaran yang dimaksud adalah tidak ada satu pihak yang mendominasi pihak lain. Kesejajaran merupakan perekat terpeliharanya hubungan interpersonal yang harmonis, karena dalam kesejajaran itu akan dijunjung tinggi sikap keadilan dari kedua belah pihak. j. Kontrol atau pengawasan

  Perlu diberlakukan kontrol maupun pengawasan supaya hubungan interpersonal terjaga dengan baik. Seseorang akan merasa tidak nyaman jika tidak ada kontrol di kehidupan privasinya. k. Respon Respon yaitu ketepatan dalam memberikan tanggapan.

  Terkadang penurunan kadar hubungan interpersonal terjadi jika respon yang diberikan tidak tepat atau tidak sesuai dengan harapan. l. Suasana emosional

  Keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan dan mendukung.

4. Proses Terjadinya Hubungan Interpersonal

  Menurut Wisnuwardhani (2012) hubungan interpersonal akan diawali dengan atraksi interpersonal (interpersonal attraction). Saat berkenalan dengan orang lain, individu sedang melakukan penilaian mengenai kesesuaian terhadap orang lain. Penilaian terhadap orang lain dapat diekspresikan dalam beberapa dimensi yaitu strong liking,

  mild liking, neutral, mild dislike, strong dislike (Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).

  Menurut pendapat Knapp dan Vangelisti (1992), hubungan interpersonal pada dasarnya bersifat sekuensial, yaitu suatu proses yang mengikuti tahap yang berurutan. Intinya adalah manusia tidak langsung menjadi teman akrab setelah pertemuan. Keakraban antara seseorang dengan orang lain akan berlangsung secara bertahap. Artinya bahwa seseorang yang sebelumnya hanya berkenalan dapat menjadi teman akrab dan dapat terjadi sebaliknya. Hal senada juga dituturkan oleh Devito (2003) yang mengatakan bahwa sebuah hubungan pertemanan akan tercipta bila individu yang terlibat mematuhi aturan-aturan yang sudah disepakati bersama. Jika aturan tersebut dilanggar, maka hubungan yang sudah terjalin akan memudar.

  Devito (2003) memaparkan bahwa ada enam tahap yang merupakan model standard dari berkembangnya hubungan interpersonal. Tahapan- tahapan yang dimaksud antara lain:

  a. Tahap kontak Tahap pertama adalah terjadinya persepsi dimana seseorang dapat melihat, mendengar, atau membaui orang lain.

  Penampilan fisik menjadi sangat penting karena hal tersebut paling mudah untuk diamati. Pada tahap ini mendorong seseorang untuk memutuskan apakah ingin tetap berada dalam tahap ini, maksudanya bahwa seseorang hanya sebatas perkenalan saja, atau bahkan keluar dari hubungan tersebut, maupun sebaliknya ingin meneruskan ke tahap selanjutnya.

  b. Tahap keterlibatan (involvement) Tahap yang kedua adalah tahap pengenalan lebih lanjut ketika seseorang memutuskan untuk lebih mengenal orang lain.

  Tahap ini terjadi karena ada daya tarik untuk mengenal lebih jauh bisa juga kedua belah pihak sama-sama saling membuka diri untuk mengenal lebih jauh. Pada tahap ini orang mulai melakukan kegiatan-kegiatan bersama untuk meyakinkan diri tentang kualitas hubungan masing-masing.