Gambaran Citra Tubuh dan Tingkat Depresi Pada Remaja Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa.

(1)

Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa

Oleh:

Cici Miagi

190110100027

Dosen Pembimbing :

Aulia Iskandarsyah, M.Psi., Ph.D

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

guna memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Psikologi

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PSIKOLOGI

JATINANGOR 2014


(2)

ABSTRAK

Cici Miagi. 190110100027. Gambaran Citra Tubuh dan Tingkat Depresi Remaja Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya remaja penderita PGK yang menjalani hemodialisa mengalami dampak perubahan fisik dan penampilan. Penampilan menjadi hal penting pada usia remaja. Hal ini menuntut remaja untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisinya. Bagaimana remaja menilai penampilan tubuhnya akan berkaitan dengan berhasil atau tidaknya remaja dapat menyesuaikan diri dengan kondisinya. Depresi merupakan bentuk tidak berhasilnya seseorang dalam menyesuaikan diri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh dan tingkat depresi remaja penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Citra tubuh dijaring dengan menggunakan semi structured interview dengan menggunakan teori Cash (2002) sedangkan depresi menggunakan format kuesioner Indo BDI-II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan tidak puas dengan penampilan tubuhnya dan hasil skor seluruh responden menunjukkan simptom depresi yang tergolong berat. Kesimpulannya, ketidakpuasan terhadap penampilan inilah yang menjadi dampak psikologis dari perubahan fisik dan penampilan tubuhnya, sehingga memunculkan dampak psikologis yang lebih serius yaitu depresi pada remaja penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.


(3)

ABSTRACT

Cici Miagi. 190110100027. Preview of Body Image and Depression Levels in Adolescent Chronic Kidney Disease Patients Undergoing Hemodialysis

Background the presence of adolescents with CKD who undergo hemodialysis patients affected by physical changes and appearance. Appearances become important in adolescence. This requires teens to be able to adjusted to the conditions. Appearance evaluation will be related to the success or failure could adolescents adjust to the conditions. Depression is one form of success is not a person in adjusted.

This study aims to describe body image and adolescent depression levels of patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study was designed used the case study method. The sampling technique used was purposive sampling. Body image captured by used a semi-structured interview based on theory of Cash (2002) whereas depression used the Indo BDI-II questionnaire.

The results showed that all respondents are not satisfied with the appearance of his/her body and the score of all respondents showed symptoms of depression were classified as severe. Conclusion is dissatisfaction with the appearance of which is the psychological impact of physical changes and the appearance of the body, giving rise to serious psychological impact that depression in adolescents with chronic kidney disease undergoing hemodialysis.


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Remaja sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang, terus melakukan interaksi sosial baik antara remaja maupun terhadap lingkungan lain. Melalui proses penyesuaian diri, remaja mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok baru yang ada dalam lingkungan sekitarnya. Remaja pun rela menganut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam suatu kelompok remaja (Desmita, 2006).

Dalam tahap perkembangan remaja, perkembangan psikososial dan lebih spesifik lagi dalam hubungannya dengan teman sebaya menjadi salah satu tugas perkembangan remaja yaitu mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku dalam masyarakat. Perkembangan kehidupan sosial remaja salah satunya ialah ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan dengan teman-temannya.

Pada kenyataannya tidak semua remaja tumbuh dan berkembang secara sehat, ada beberapa remaja yang mengalami gangguan fisik serius seperti remaja yang mengalami penyakit kronis. Remaja dengan kondisi kronis mengalami adanya pengaruh dari teman sebaya dan perubahan dari kondisi fisiknya. Remaja memiliki perasaan-perasaan negatif akan penilaian teman sebayanya tentang dirinya karena adanya perubahan penampilan fisik yang ia alami. Salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan dampak perubahan penampilan fisik adalah penyakit ginjal kronis.


(5)

Ginjal merupakan salah satu organ pengatur dalam tubuh. Ginjal berfungsi sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dengan mensekresikan cairan secara selektif. Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah yang dapat mengganggu kerja organ lain yang menyebabkan penderita memerlukan pengobatan segera (Lubis, 2006).

Angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan hanya di Indonesia bahkan di negara maju. Penyakit Ginjal Kronis (PGK) adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara irreversible (tidak dapat pulih kembali) berlangsung lama dan bersifat progresif (Harnawati, 2008 dalam Elisah,2013). Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang saat ini jumlahnya sangat meningkat, dari survei yang dilakukan oleh Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) pada tahun 2009, prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia sekitar 12,5%, yang berarti terdapat 18 juta orang di Indonesia menderita penyakit ginjal kronik (Siallagan,2012).

Menurut North American Pediatric Renal Trials and Collaborative Studies (NAPRTCS) database (Stephen D Marks & Rajiv Sinha, 2010), dilaporkan bahwa persentase pasien di bawah 21 tahun yang mengalami penyakit ginjal kronik (CrCl kurang dari 70 mls/min/1.73m2) yaitu sebanyak 28% untuk usia 13 -18 tahun dan 4% untuk usia 18 - 21 tahun.

Hemodialisis adalah metode perawatan yang paling umum untuk penderita ginjal di Indonesia (Kartono dalam Lubis, 2006). Hemodialisis adalah suatu bentuk terapi pengganti ginjal. Oleh karena itu, pada pasien yang menderita penyakit ginjal kronis harus menjalani hemodialisa sepanjang hidupnya.


(6)

Bagi seorang penderita penyakit ginjal kronis remaja, kondisi tubuh yang melemah dan ketergantungan pada alat dialisa sepanjang hidupnya membuat penderita dituntut menyesuaikan diri secara terus-menerus dengan kondisi sakit dan prosedur pengobatan yang harus dijalaninya secara terus menerus. Kondisi tersebut, dapat menimbulkan adanya perasaan tertekan dan tidak nyaman dan bahkan berujung pada munculnya gangguan psikologis seperti stress dan ini dapat berlanjut pada hal yang lebih ekstrim pada remaja.

Remaja yang mengalami penyakit ginjal kronis dan harus melakukan terapi hemodialisa merasakan efek secara fisik yaitu tubuh menjadi kurus karena dirinya tidak boleh makan makanan sampai perutnya kenyang, kulit terlihat kusam dan kurang segar karena ada titik-titik hitam seperti “gosong”, dll. Hal ini dapat menimbulkan efek psikologis pula yaitu persepsi negatif remaja tentang citra tubuhnya. Perasaan individu terhadap tubuhnya dapat berupa penilaian positif atau negatif, ini adalah pengertian umum mengenai citra tubuh. Cash (2002) menyebutkan bahwa citra tubuh ialah persepsi yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya. Citra tubuh adalah representasi internal dan persepsi seseorang terhadap tubuhnya.. Keller dan Nicolls (1990, dalam Nora,2011) menemukan bahwa remaja sangat percaya pada teman sebayanya untuk penerimaan kondisi dirinya. Kondisi tersebut dapat menimbulkan stress dan dapat berlanjut ke arah munculnya depresi. Depresi mempunyai hubungan yang penting dengan kebanyakan penyakit kronik termasuk Penyakit Ginjal Kronik (Kilzieh et al,2008). Hal ini sesuai dengan prevalensi dan insidensi depresi pada penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa adalah tinggi yaitu berkisar 31,1 %. (Wijaya, 2005).

Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki unit pelayanan hemodialisa bagi pasien penyakit ginjal kronis. Berdasarkan informasi dari perawat ruangan Unit Hemodialisa RSUD Sumedang, untuk kategori usia remaja, kini berjumlah


(7)

3 orang dari total jumlah pasien. Kategori usia remaja banyak juga yang sempat menjalani hemodialisa namun itu tak berlangsung lama karena pada kenyataannya penderita PGK usia remaja sulit untuk bertahan hidup, sehingga angka kematiannya meningkat sejalan juga dengan angka munculnya penyakit ini pada remaja.

Melihat kondisi yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran citra tubuh dan tingkat depresi pada remaja penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa.


(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tugas PerkembanganRemaja

Havighurs (1961) dalam Desmita menjelaskan tugas perkembangan remaja ialah sebagai berikut:

1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Tugas ini meliputi perkembangan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman lawan jenis yang sebaya, baik secara individual maupun kelompok. Hubungan sosial remaja juga dipengaruhi oleh kematangan fisik yang dicapai.

2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. Tugas ini meliputi remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria dan wanita yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

3. Menerima keadaan fisik dan emnggunakannya secara efektif. Tugas ini bertujuan agar remaja merasa bangga, atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisik secara efektif dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.

Mencapai kemandirian emosinal dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Tugas ini bertujuan agar remaja mampu membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakkan atau bergantung pada orang tua.

Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan irreversible. Hal ini terjadi apabila laju


(9)

filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit. Gagal ginjal kronik sesuai dengan tahapannya dapat berkurang, ringan, sedang atau berat. Penyakit ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddart, 2001 dalam Elisah, 2013).

Citra Tubuh

Perasaan individu terhadap tubuhnya dapat berupa penilaian positif atau negative, ini adalah pengertian umum mengenai citra tubuh. Cash (2002) menyebutkan bahwa citra tubuh ialah persepsi yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya. Citra tubuh adalah representasi internal dan persepsi seseorang terhadap tubuhnya. Misalnya, seseorang merasa bahwa tubuhnya itu lengkap atau tidak, atau seseorang merasa bahwa tinggi atau pendek, atau merasa bahwa gemuk atau kurus. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap bagaimana seseorang menghayat i dirinya dan dalam menjalani kehidupannya sehari-sehari. Citra tubuh menurut Cash (2002) terbagi menjadi dua dimensi yaitu evaluation dan investment. Dimensi evaluation merujuk pada penilaian mengenai penampilan fisiknya sedangkan dimensi investment merujuk pada usaha atau perilaku yang dilakukan untuk menunjang penampilan.

Depresi

Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari (National Institute of Mental Health, 2011).


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan deskripsi dan analisis intensif individual. Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus menganalisis secara detail perilaku individu, meskipun beberapa ada juga yang menganalisis suatu peristiwa atau kelompok unik tertentu (Goodwin,2010).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik sampling purposive sampling karena peneliti menentukan karakteristik yang spesifik pada suatu populasi dan peneliti mengambil sampel yang sesuai dengan karakteristik (Christensen, 2011). Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-20 tahun yang menderita penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa.

Gambaran citra tubuh akan dijaring datanya melalui semi structure interview berdasarkan teori citra tubuh dari Cash (2002) sedangkan gambaran tingkat depresi akan dijaring datanya menggunakan format kuesioner Beck Depression Inventory II versi Indonesia.

Pengujian reliabilitas berdasarkan standar baku alat ukur yang ditetapkan oleh Aaron Beck. Kemudian dilakukan kembali uji validitas dan reliabilitas BDI-II dalam Bahasa Indonesia oleh Henndy Ginting, Wilis Sriyasekti, dan kawan-kawan pada tahun 2012. Uji reliabilitas Indo BDI-II ini dilakukan pada 720 populasi umum partisipan sehat, 215 pasien jantung koroner, dan 102 pasien depresi. Maka diperoleh hasil Cronbach’s alpha pada semua partisipan yaitu sebesar 0.90 untuk total skor (21 item) pada Indo BDI-II, 0.80 untuk faktor kognitif (7 item), 0.81 faktor


(11)

somatic (9 item), dan 0.74 untuk faktor afektif (5 item). Nilai-nilai tersebut mengindikasikan bahwa internal konsistensinya tinggi. Cronbach’s alpha Indo BDI-II per grup yaitu 0.90 pada partisipan yang sehat, 0.87 pada pasien Penyakit Jantung Koroner, dan 0.91 pada pasien depresi. Test-retest korelasi Indo BDI-II menunjukkan hasil yang signifikan yaitu 0.55.

Pengujian validitas telah dilakukan untuk Indo BDI-II yang mengukur variabel depresi oleh Henndy Ginting,dkk. Berdasarkan validitas konstruk, untuk total responden, Indo BDI-II menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan DS14 yaitu sebesar 0.52 dan dengan BAI yaitu sebesar 0.52 dan secara signifikan berkorelasi negative dengan LOT-R yaitu sebesar -0.46. Nilai potong acuan (cut-off point) adalah point dimana titik sensitif dan spesifik itu sama (Kumar&Indrayan,2011). Cut-off point yang optimal untuk membedakan individu yang depresi dan tidak pada masyarakat Indonesia berdasarkan Indo BDI-II adalah 17.

Untuk menguji validitas alat ukur citra tubuh, peneliti menggunakan expert judgment. Expert judgment yaitu meminta ahli dalam bidang yang bersangkutan untuk mengevaluasi instrument yang telah disusun oleh peneliti (Sugiyono, 2009). Ahli yang melakukan experts judgment dalam instrument penelitian ini yaitu dua orang staff pendidik dalam bidang Psikologi Klinis di Fakultas Psikologi Unpad yaitu Bapak Aulia Iskandarsyah, M.Psi., Ph.D dan Ibu Kustimah, S.Psi., M.Psi.

Analisis data citra tubuh menggunakan thematic analysis dari Braun dan Clarke sedangkan data depresi dilakukan dengan menghitung total skor dari hasil pengisian kuesioner Indo BDI-II. Seluruh jawaban dari pernyataan di dalam kuesioner dijumlahkan secara manual, kemudian total skor dikategorisasikan berdasarkan standar cut off point Indo BDI-II.


(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, diketahui bahwa semua responden mengalami ketidakpuasan terhadap penampilan tubuhnya yang dilihat dari jawaban-jawaban responden terhadap pertanyaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

Remaja selalu ingin sesuai dan selalu ingin sama dengan seperti teman sebayanya. Hal tersebut merupakan problematika remaja. Kajian citra tubuh lebih banyak menyoroti seseorang yang memiliki berat badan berlebih (overweight). Namun ternyata bukan hanya overweight yang mengalami gangguan citra tubuh tetapi juga kehilangan berat badan (weight loss). Seseorang yang mengalami penurunan berat badan juga berpotensi untuk berdampak pada citra tubuhnya. Sama halnya dengan penderita penyakit kronis seperti penderita penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa. Mereka mengalami penurunan berat badan yang menjadikan dirinya kurus sedangkan perut mereka membesar. Hal tersebut membuat mereka menilai dan mempersepsikan penampilan mereka secara negatif. Bukan hanya karena mereka mengalami penurunan berat badan yang awalnya menurut mereka ideal, namun juga mereka mengalami perubahan tampilan fisik pada beberapa bagian tubuh seperti misalnya perut membesar, kaki membengkak, rambut rontok, kulit kering dan menghitam padahal jarang beraktivitas di luar rumah.

Tingkat depresi responden pun dijaring datanya dan akhirnya mendapatkan hasil bahwa semua responden menunjukkan simptom depresi yang berada dalam kategori berat yaitu skor >17.

Responden 1 Reponden 2 Reponden 3


(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data secara kualitatif untuk variabel citra tubuh dan secara deskriptif statistik untuk variabel depresi, maka dapat ditarik simpulan bahwa penyakit yang dialami dan prosedur terapi hemodialisa yang dijalani oleh responden menimbulkan banyak perubahan pada kondisi fisik maupun pada penampilan tubuhnya. Perubahan kondisi fisik menyebabkan aktivitas responden menjadi terhambat dan tidak dapat beraktivitas seperti semula karena kondisi fisiknya yang berubah, seperti mudah lelah dan bagian-bagian tubuh berubah seperti kaki membengkak, perut membuncit, kulit menghitam dan banyak bekas suntikan jarum saat hemodialisa. Persepsi yang dimiliki responden mengenai tubuhnya yaitu dengan kata lain citra tubuh responden pun menjadi negatif, hal ini disebabkan banyaknya perubahan yang terjadi pada penampilan fisiknya sedangkan mereka menyatakan bahwa mereka ingin sama seperti teman-teman lainnya yang sehat dan berpenampilan menarik. Mereka tak ingin dikomentari negatif oleh teman dan keluarganya. Mereka berpikir bahwa mereka dihukum dan merasa tidak berharga. Oleh karena itu, keadaan-keadaan tersebut berperan yang akhirnya membuat responden memunculkan simptom-simptom depresi yang tergolong berat.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan yaitu bagi pihak yang berfokus pada penangangan masalah gangguan psikologis khususnya gangguan citra tubuh dan depresi pada anak dan remaja, agar bisa melakukan intervensi untuk mengubah citra tubuh negatif menjadi citra tubuh yang positif serta untuk menangani depresi yang disebabkan oleh hal yang mengganggu pikirannya.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Beck. AT., Steer, R.A., Brown, G.K., 1996. Beck Depression Inventory-II (BDI- II) Manual. Braun, Virginia, Clarke,Victoria. 2006. Using Thematic Analysis in Psychology. Auckland:

Edward Arnorld (Publisher) Ltd

Cash, T. F & Pruzinsky, T. 2002. Body Image: A Handbook of theory, research, and clinical service. New York: Guilford

Christensen, Larry. B et al. 2011. Research Methods, Design, and Analysis. 8 edition.Boston: Pearson

Desmita.2006.Psikologi Perkembangan.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Bandung

Elisah. 2013. Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Hemodialisa.Jatinangor: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran skripsi tidak dipublikasikan

Glesne, Corrine. 2011. Becoming Qualitative Researchers : An Introduction. Fourth Edition. Boston: Person

Goodwin, C. James. 2010. Research in Psychology: Method and Design. sixth edition. USA: Wiley

Lubis, A. J. 2006. Dukungan Sosial Pada Pasien Penyakit ginjal Terminal yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Skripsi Dipublikasikan

National Intstitute Mental Health (online)

http://www.nimh.nih.gov/health/publications/depression/index.shtml diunduh 2 April 2014

Pernefri. 2003. Konsesus Dialisis Perhimpunan Nefrolologi Indonesia. Jakarta Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Alfabeta


(1)

filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit. Gagal ginjal kronik sesuai dengan tahapannya dapat berkurang, ringan, sedang atau berat. Penyakit ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddart, 2001 dalam Elisah, 2013).

Citra Tubuh

Perasaan individu terhadap tubuhnya dapat berupa penilaian positif atau negative, ini adalah pengertian umum mengenai citra tubuh. Cash (2002) menyebutkan bahwa citra tubuh ialah persepsi yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya. Citra tubuh adalah representasi internal dan persepsi seseorang terhadap tubuhnya. Misalnya, seseorang merasa bahwa tubuhnya itu lengkap atau tidak, atau seseorang merasa bahwa tinggi atau pendek, atau merasa bahwa gemuk atau kurus. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap bagaimana seseorang menghayat i dirinya dan dalam menjalani kehidupannya sehari-sehari. Citra tubuh menurut Cash (2002) terbagi menjadi dua dimensi yaitu evaluation dan investment. Dimensi evaluation merujuk pada penilaian mengenai penampilan fisiknya sedangkan dimensi investment merujuk pada usaha atau perilaku yang dilakukan untuk menunjang penampilan.

Depresi

Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari (National Institute of Mental Health, 2011).


(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan deskripsi dan analisis intensif individual. Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus menganalisis secara detail perilaku individu, meskipun beberapa ada juga yang menganalisis suatu peristiwa atau kelompok unik tertentu (Goodwin,2010).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik sampling purposive sampling karena peneliti menentukan karakteristik yang spesifik pada suatu populasi dan peneliti mengambil sampel yang sesuai dengan karakteristik (Christensen, 2011). Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-20 tahun yang menderita penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa.

Gambaran citra tubuh akan dijaring datanya melalui semi structure interview berdasarkan teori citra tubuh dari Cash (2002) sedangkan gambaran tingkat depresi akan dijaring datanya menggunakan format kuesioner Beck Depression Inventory II versi Indonesia.

Pengujian reliabilitas berdasarkan standar baku alat ukur yang ditetapkan oleh Aaron Beck. Kemudian dilakukan kembali uji validitas dan reliabilitas BDI-II dalam Bahasa Indonesia oleh Henndy Ginting, Wilis Sriyasekti, dan kawan-kawan pada tahun 2012. Uji reliabilitas Indo BDI-II ini dilakukan pada 720 populasi umum partisipan sehat, 215 pasien jantung koroner, dan 102 pasien depresi. Maka diperoleh hasil Cronbach’s alpha pada semua partisipan yaitu sebesar 0.90 untuk total skor (21 item) pada Indo BDI-II, 0.80 untuk faktor kognitif (7 item), 0.81 faktor


(3)

somatic (9 item), dan 0.74 untuk faktor afektif (5 item). Nilai-nilai tersebut mengindikasikan bahwa internal konsistensinya tinggi. Cronbach’s alpha Indo BDI-II per grup yaitu 0.90 pada partisipan yang sehat, 0.87 pada pasien Penyakit Jantung Koroner, dan 0.91 pada pasien depresi. Test-retest korelasi Indo BDI-II menunjukkan hasil yang signifikan yaitu 0.55.

Pengujian validitas telah dilakukan untuk Indo BDI-II yang mengukur variabel depresi oleh Henndy Ginting,dkk. Berdasarkan validitas konstruk, untuk total responden, Indo BDI-II menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan DS14 yaitu sebesar 0.52 dan dengan BAI yaitu sebesar 0.52 dan secara signifikan berkorelasi negative dengan LOT-R yaitu sebesar -0.46. Nilai potong acuan (cut-off point) adalah point dimana titik sensitif dan spesifik itu sama (Kumar&Indrayan,2011). Cut-off point yang optimal untuk membedakan individu yang depresi dan tidak pada masyarakat Indonesia berdasarkan Indo BDI-II adalah 17.

Untuk menguji validitas alat ukur citra tubuh, peneliti menggunakan expert judgment. Expert judgment yaitu meminta ahli dalam bidang yang bersangkutan untuk mengevaluasi instrument yang telah disusun oleh peneliti (Sugiyono, 2009). Ahli yang melakukan experts judgment dalam instrument penelitian ini yaitu dua orang staff pendidik dalam bidang Psikologi Klinis di Fakultas Psikologi Unpad yaitu Bapak Aulia Iskandarsyah, M.Psi., Ph.D dan Ibu Kustimah, S.Psi., M.Psi.

Analisis data citra tubuh menggunakan thematic analysis dari Braun dan Clarke sedangkan data depresi dilakukan dengan menghitung total skor dari hasil pengisian kuesioner Indo BDI-II. Seluruh jawaban dari pernyataan di dalam kuesioner dijumlahkan secara manual, kemudian total skor dikategorisasikan berdasarkan standar cut off point Indo BDI-II.


(4)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, diketahui bahwa semua responden mengalami ketidakpuasan terhadap penampilan tubuhnya yang dilihat dari jawaban-jawaban responden terhadap pertanyaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

Remaja selalu ingin sesuai dan selalu ingin sama dengan seperti teman sebayanya. Hal tersebut merupakan problematika remaja. Kajian citra tubuh lebih banyak menyoroti seseorang yang memiliki berat badan berlebih (overweight). Namun ternyata bukan hanya overweight yang mengalami gangguan citra tubuh tetapi juga kehilangan berat badan (weight loss). Seseorang yang mengalami penurunan berat badan juga berpotensi untuk berdampak pada citra tubuhnya. Sama halnya dengan penderita penyakit kronis seperti penderita penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa. Mereka mengalami penurunan berat badan yang menjadikan dirinya kurus sedangkan perut mereka membesar. Hal tersebut membuat mereka menilai dan mempersepsikan penampilan mereka secara negatif. Bukan hanya karena mereka mengalami penurunan berat badan yang awalnya menurut mereka ideal, namun juga mereka mengalami perubahan tampilan fisik pada beberapa bagian tubuh seperti misalnya perut membesar, kaki membengkak, rambut rontok, kulit kering dan menghitam padahal jarang beraktivitas di luar rumah.

Tingkat depresi responden pun dijaring datanya dan akhirnya mendapatkan hasil bahwa semua responden menunjukkan simptom depresi yang berada dalam kategori berat yaitu skor >17.

Responden 1 Reponden 2 Reponden 3


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data secara kualitatif untuk variabel citra tubuh dan secara deskriptif statistik untuk variabel depresi, maka dapat ditarik simpulan bahwa penyakit yang dialami dan prosedur terapi hemodialisa yang dijalani oleh responden menimbulkan banyak perubahan pada kondisi fisik maupun pada penampilan tubuhnya. Perubahan kondisi fisik menyebabkan aktivitas responden menjadi terhambat dan tidak dapat beraktivitas seperti semula karena kondisi fisiknya yang berubah, seperti mudah lelah dan bagian-bagian tubuh berubah seperti kaki membengkak, perut membuncit, kulit menghitam dan banyak bekas suntikan jarum saat hemodialisa. Persepsi yang dimiliki responden mengenai tubuhnya yaitu dengan kata lain citra tubuh responden pun menjadi negatif, hal ini disebabkan banyaknya perubahan yang terjadi pada penampilan fisiknya sedangkan mereka menyatakan bahwa mereka ingin sama seperti teman-teman lainnya yang sehat dan berpenampilan menarik. Mereka tak ingin dikomentari negatif oleh teman dan keluarganya. Mereka berpikir bahwa mereka dihukum dan merasa tidak berharga. Oleh karena itu, keadaan-keadaan tersebut berperan yang akhirnya membuat responden memunculkan simptom-simptom depresi yang tergolong berat.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan yaitu bagi pihak yang berfokus pada penangangan masalah gangguan psikologis khususnya gangguan citra tubuh dan depresi pada anak dan remaja, agar bisa melakukan intervensi untuk mengubah citra tubuh negatif menjadi citra tubuh yang positif serta untuk menangani depresi yang disebabkan oleh hal yang mengganggu pikirannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Beck. AT., Steer, R.A., Brown, G.K., 1996. Beck Depression Inventory-II (BDI- II) Manual. Braun, Virginia, Clarke,Victoria. 2006. Using Thematic Analysis in Psychology. Auckland:

Edward Arnorld (Publisher) Ltd

Cash, T. F & Pruzinsky, T. 2002. Body Image: A Handbook of theory, research, and clinical service. New York: Guilford

Christensen, Larry. B et al. 2011. Research Methods, Design, and Analysis. 8 edition.Boston: Pearson

Desmita.2006.Psikologi Perkembangan.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Bandung

Elisah. 2013. Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Hemodialisa.Jatinangor: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran skripsi tidak dipublikasikan

Glesne, Corrine. 2011. Becoming Qualitative Researchers : An Introduction. Fourth Edition. Boston: Person

Goodwin, C. James. 2010. Research in Psychology: Method and Design. sixth edition. USA: Wiley

Lubis, A. J. 2006. Dukungan Sosial Pada Pasien Penyakit ginjal Terminal yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Skripsi Dipublikasikan

National Intstitute Mental Health (online)

http://www.nimh.nih.gov/health/publications/depression/index.shtml diunduh 2 April 2014

Pernefri. 2003. Konsesus Dialisis Perhimpunan Nefrolologi Indonesia. Jakarta Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Alfabeta