Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

  2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan (Financial Performance)

  Setiap perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan dari pemegang sahamnya. Menurut Facruddin (2011), kesejahteraan para pemegang saham dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance) yang baik, dimana kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja perusahaan.

  Pengukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui analisis rasio keuangan perusahaan.

  Menurut Sucipto (2003), kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus- menerus oleh manajemen.

  Di dalam metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku.

  Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu pengukuran kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan perusahaan.Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.

  2.1.2 Rasio Keuangan Perusahaan

  Laporan keuangan umumnya menyediakan data mentah, dan membutuhkan manajer keuangan untuk mengolahnya sehingga dapat menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.

  Analisis Laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio- rasio keuangan. Rasio Keuangan merupakan “indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya” (Van Horne, 2005: 202). Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

  Hasil rasio keuangan ini juga digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode, apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian dapat juga menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

  Menurut Kasmir (2008 : 105) analisis keuangan suatu perusahaan, dengan menggunakan rasio keuangan dapat digolongkan sebagai analisis:

  1. Rasio neraca: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca

  2. Rasio laporan laba rugi: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi

  3. Rasio antarlaporan: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran) baik yang ada di neraca, maupun yang ada di laporan laba rugi

  Teknik analisis keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sangat umum dilakukan oleh perusahaan, untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan saat ini . Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Banyak peneliti membagi rasio keuangan dalam berbagai jenis rasio.

  c) Tingkat laba atas akuntansi 3.

  James C Van Horne (2005:204) Mengemukakan empat bentuk rasio keuangan yaitu:

  d) Rasio Perputaran investasi

  c) Rasio aktiva terhadap nilai bersih (Total Asset Turn Over)

  b) Perputaran persediaan ( Inventory Turn Over)

  a) Waktu pengumpulan piutang

  Rasio Efisiensi ( Activity Ratio),Terdiri dari:

  b) Tingkat laba atas penjualan

  Bentuk- bentuk rasio keuangan menurut beberapa ahli adalah: Menurut J. Fred Wetson (2004 :202), rasio keuangan ada tiga jenis yaitu: 1.

  a) Rasio laba bersih

  Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yang terdiri dari:

  c) Rasio utang terhadap kekayaan bersih 2.

  b) Rasio perputaran kas

  a) Rasio lancar (Current Ratio)

  Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), terdiri dari:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) terdiri dari:

  a) Rasio lancar (Current Ratio)

  b) Rasio sangat lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

  c) Rasio Perputaran Kas 2.

  Rasio Leverage

  a) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt

  Ratio )

  b) Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)

  c) Lingkup arus kas (Cash Flow Coverage) 3.

  Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

  a) Perputaran sediaan (Inventory Asset Turn Over)

  b) Rata-rata jangka waktu penagihan/ perputaran piutang (Avarage

  Collection Period )

  c) Perputaran total aktiva (Total Asset Turn Over) 4.

  Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

  a) Margin laba bersih

  b) Pengembalian investasi

  c) Pengembalian ekuitas

2.1.3 Return On Asset

   Return On Asset (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas yang

  mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan perusahaan. Return On Asset dapat dihitung dengan membandingkan antara keuntungan setelah pajak (earning after

  tax) dengan total aktiva.

  ℎ ℎ

  ROA= X 100 %

2.1.4 Rasio Aktivitas

  Rasio aktivas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

  Rasio ini digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan digudang, perputara modal kerja, perputara aktiva tetap dalam satu periode. Rasio aktivitas diperoleh dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode

  Secara umum, rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal. Adapun jenis-jenis rasio aktivitas (Van Horne 2005:211) yaitu:

1. Perputaran Piutang

  Perputaran piutang (receivable turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Rasio ini menunjukkan berapa kali piutang usaha telah berputar menjadi kas selama tahun tersebut. Semakin tinggi perputan piutang suatu perusahaan maka semakin pendek waktu antara penjualan kredit dan peagihan tunainya.

  Untuk menghitung rasio kredit tahunan bersih dan nilai piutang Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Penjualan kredit tahunan bersih

  Rasio Perputaran sediaan

  = Piutang

  Apabila rasio perputaran piutang suatu perusahaan rendah, ini merupakan indikasi kurangnya kebijakan penagihan terhadap piutang perusahaan dan sejumlah tagihan yang jatuh tempo masih berada dalam catatan perusahaan. Demikian pula apabila perputaran piutang tinggi berarti perusahaan bekerja secara efisien dalam penagihan piutang perusahaan. Hal ini mengakibatkan tidak terjadi penumpukan modal pada pihak lain berupa piutang.

2. Perputaran Sediaan

  Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya.

  Untuk menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua yaitu: pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai sediaan, dan kedua, membandingkan antara penjualan dan nilai sediaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Penjualan Rasio Perputaran sediaan

  =

  Sediaan Apabila rasio perputaran sediaan suatu perusahaan tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini mengakibatkan investasi dalam pengembalian yang rendah.

3. Total Assets Turn Over

  Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk

  mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

  Rasio total assets turn over diperoleh dengan cara

  membandingkan penjualan dengan total aktivaRasio ini memperlihatkan seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk mengingkatkan penjualannya dan mengindikasi perusahaan bekerja mendekati kapasitas ( Brealey, 2006:79). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Penjualan

  Rasio Total Asset Turn over =

  Total Aktiva

  Bila rasio total asset turnover suatu perusahaan rendah hal ini berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk meningkatkan lagi pejnualannya dan mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.

  Semakin tinggi rasio total asset turnoverberarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan dengan kata lain jumlah aset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila perputaran total aktivanya ditingkatkan atau diperbesar. Perputaran taotal aktiva ini penting bagi para kreditur dan manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan (Syamsuddin, 2000:62).

2.1.5 Rasio Leverage (Hutang)

  Hutang dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagaikewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Hutang digunakan perusahaan sebagai sumber dana eksternal untuk membiayai kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan.

  Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur (Munawir, 2004:18). Pendanaan melalui hutang memilliki 3 (tiga) implikasi penting, yaitu (Brigham & Houston, 2006:101): 1.

  Dengan memperoleh dana melalui hutang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.

  2. Kreditor akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai suatu batasan keamanan sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor

  3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai denga hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar. Rasio hutang merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang dan sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam (Van Horne, 2005:209). Rasio hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to asset ratio (rasio hutang terhadap aktiva) dan debt to equity

  ratio (rasio hutang terhadap ekuitas).

  a.

  Debt to Asset Ratio Rasio ini menekankan peda peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan denga menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang (Van Hornre, 2005:210). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  Debt to Asset Ratio= x 100% Semakin tinggi debt to asset ratio maka semakin besar risiko keuangan perusahaan, sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin rendah risiko keuangan perusahaan. Hal tersebut diakibatkan oleh semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham sehingga semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh kreditor perusahaan.

  b.

  Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini dihung dengan rumus sebagai berikut:

  Debt to Asset Ratio= x 100%

  Semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan oleh pemegang saham sehingga perlingungan terhadap kreditor akan semakin tinggi.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Annizti (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Hutang dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis hubungan rasio modal kerja yang terdiri dari working capital turnover, receivable turnover,

  

inventory turnover, dan utang yang terdiri dari debt to equity ratio dan debt to

assets ratio dengan rentabilitas ekonomi pada industry Rokok di Bursa Efek

  Indonesia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel working capital turnover,

  

receivables turnover , inventory turnover memiliki hubungan yang positip dan

  signifikan dengan rentabilitas ekonomi; debt to equity ratio dan debt to asset ratio memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan rentabilitas ekonomi pada industry rokok di Bursa Efek Indonesia.

  Falentina Hutagaol (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage dan Rasio Aktivitas terhadapa ROI Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, debt ratio,debt to equity ratio, fix ased

  

turnover, account receivabel turnover, inventory turnover terhadap retun on

investment pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial debt to equity ratio dan

  

inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap ROI sedangkan current ratio,

debt ratio, fixed ased turnover, account receivabel turnover memiliki pengaruh

  tidak signifikan terhadap ROI.

  Rina G Silitonga (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja dan Rasio Hutang dengan Rentabilitas ROI pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh, working capital turnover, total assetturnoverdan

  debt to assset ratio terhadap retun on investment pada perusahaan manufaktur di

  Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwatotal asset

  

turnover dan debt to assset ratio secara parsialberpengaruh positif dan signifikan

  terhadap ROI sedangkan working capital turnover memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap ROI.

2.3. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina dan Sri Mulyani, 2007:28). Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

  Kinerja keuangan perusahaandipengaharui oleh setiap kegiatan operasional perusahaan tersebut. Perusahaan diharapkan dapat mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan keuntungan dari setiap kegitan operasional yang dilakukan.

  Efektivitas merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh perusahaan dalam peningkatan kinerjanya. Perputaran total aktiva perusahaan dapat mengukur seberapa efektif perusahaan mengggunakan aktivanya untuk penjualan perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran tital aktiva perusahaan maka akan semakin tinggi penjualannya dan tentunya memberikan peningkatan terhadap profitabilitas perusahaan.

  Sumber dana yang digunakan untuk membiayai kebutuhan perusahaan berasal dari dalam dan luar perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan berasal dari hasil operasi berupa laba yang ditahan sedangkan sumber dana dari luar perusahaan dapat berupa hutang dan modal sendiri .

  Hutang adalah sumber pendanaan dari luar perusahaan berupa kewajiban yang dibayarkan kepada kreditor. Rasio hutang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan hutang untuk mendanai kebutuhan perusahaan. Debt to asset ratio menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi persentase hutang dalam membiayai aktiva maka semakin besar jumlah modal yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan. Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas yang dimiliki perusahaan.

  Rasio hutang menjelaskan indikasi umum tentang nilai kredit dan risiko keuangan perusahaan (Van Horne, 2005:209). Semakin tinggi rasio hutang suatu perusahaan maka risiko yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi tetapi di sisi lain kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan semakin tinggi jika perusahaan memiliki manajemen hutang yang baik.

  Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut : Perputaran Total Aktiva ( )

1 Return on Asset

  (Y) Debt to AssetRatio ( )

2 Sumber: Van Horne (2005)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan teori dan kerangka konseptual, penelitian ini akan membangun hipotesis dalam menguji hubungan bagaimana masing-masing variabel independen berhubungan dengan variabel dependen.

  Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka ini adalah sebagai berikut : “Perputaran total aktiva dan debt

  to asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset pada

  perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG - Kadar Carcinoembryonic Antigen (CEA) pada penderita kanker paru yang mendapat kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

d. Tamat Sarjana (S2) PangkatGolongan - Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Dinas Pendapatan Kabupten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara

0 0 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Dinas Pendapatan Kabupten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara

0 0 58

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis - Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Dinas Pendapatan Kabupten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Dinas Pendapatan Kabupten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara

0 0 9

Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Dinas Pendapatan Kabupten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sales Promotion Girl 2.1.1. Definisi - Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

0 0 18

Penggunaan Jamur Endofit Dari Terong Belanda (Solanum betacea) untuk Mengendalikan Fusarium oxysporum f.sp.capsici dan Alternari solani Secara In Vitro

0 0 45

1. Biologi Fusarium oxysporum f.sp capsici - Penggunaan Jamur Endofit Dari Terong Belanda (Solanum betacea) untuk Mengendalikan Fusarium oxysporum f.sp.capsici dan Alternari solani Secara In Vitro

0 0 9

Arti Penting Ternak Kelinci Bagi Masyarakat Indonesia

0 0 11