4.1. Gambaran Umum SMA N 3 Temanggung 4.1.1. Visi dan Misi 4.1.1.1. Visi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan

  pembahasan setelah peneliti melakukan uji lapangan mengenai Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit Terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung. Dari hasil penelitian ini akan dijelaskan mengenai karakteristik responden, variabel, dan uji hipotesis dalam menjawab rumusan masalah

  4.1. Gambaran Umum SMA N 3 Temanggung

4.1.1. Visi dan Misi

  4.1.1.1. Visi “Terwujudnya Insan Yang Unggul Dalam Prestasi dan Pakarti Serta Bertanggung Jawab Terhadap Lingkungan”

  4.1.1.2. Misi

  1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa

  2. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan agar memiliki kompetensi dan tanggung jawab dalam mencapai prestasi optimal

  3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien

  4. Menumbuhkan semangat bersaing secara sehat bagi seluruh insan sekolah

  5. Mengembangkan potensi setiap insan sekolah secara optimal

  6. Menerapkan menejemen partisipatif dalam pengelolaan sekolah

  7. Mewujudkan kualitas layanan yang optimal

  8. Meningkatkan kemampuan setiap insan sekolah dibidang Iptek

  9. Mewujudkan lulusan berkualitas yang menuju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

  10. Mengintegrasikan wawsan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran

  11. Mendorong penerapan prinsip upaya pelestarian fungsi lingkungan

  12. Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari

  13. Menumbuhkan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah

  4.1.2. Tujuan

  1. Tersedianya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional

  2. Terlaksananya Proses Belajar Mengajar secara efektif dan efisien

  3. Terwujudnya suasana kompetitif dan kondusif dalam kegiatan pembelajaran

  4. Meningkatnya potensi peserta didik dalam bidang akademik dan non-akademik

  4.1.3. Keadaan Umum Sekolah

  SMA Negeri 3 Temanggung memiliki 39 guru, 10 staff, serta jumlah siswa sebanyak 853 anak, yang dikepalai oleh Drs. Bambang Haryanto, M.Pd. Sekolah yang terletak di Jl. Mujahidin, Mungseng, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah 56225 ini memiliki suasana yang sejuk, rindang dan teduh. Karena hampir diseluruh kawasan SMA N 3 terdapat segala macam pohon dan tumbuhan yang bisa membuat siswa dan siswi merasa nyaman saat melakukan proses belajar mengajar.

  SMA Negeri 3 merupakan salah satu sekolah menengah favorit selain SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2. Namun masyarakat sudah mengenal dan termindset bahwa kedisiplinan yang ada pada SMA ini berada dibawah kedua SMA Negeri lainnya yaitu SMA Negeri 1 dan 2. Kerap terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa dan siswi diantaranya bermain handphone saat proses belajar mengajar, merokok di kawasan sekolah, membolos, dan lain-lain. Namun demikian, masih banyak juga siswa SMA Negeri 3 Temanggung yang berprestasi dan mampu mengharumkan nama SMA Negeri 3 Temanggung. Selain itu nama SMA Negeri 3 Temanggung semakin harum dengan diraihnya Adiwiyata peringkat ke 3 se Jawa Tengah.

4.2. Karakteristik Responden

  Sebelum peneliti melakukan analisis data, pertama akan dipaparkan mengenai karakteristik responden untuk mengetahui gambaran umum tentang responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Karakteristik responden ini meliputi jenis kelamin, uang saku, dan latar belakang pekerjaan orang tua.

4.2.1. Frekuensi Menonton

  Frequency Percent 2 kali 7 10,0 2 sampai 3 kali

  15 21,4 3 sampai 4 kali 15 21,4 Lebih dari 4 kali 33 47,1 Total 70 100,0

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Frekuensi Menonton

  

Sumber : Data Primer 2017 Terlihat pada tabel 4.1 di SMA N 3 Temanggung bahwa siswa yang menonton tayangan sinetron Anak Langit dalam 2 kali atau lebih dari 2 kali dalam seminggu sebanyak 63 siswa (89,9%). Dapat diartikan bahwa dari 70 responden, sebagian besar dari mereka termasuk sebagai heavy viewers atau tipe penonton berat. Sisanya dari itu sebanyak 7 responden (10,0%) merupakan light viewers atau tipe penonton ringan.

  4.2.2. Jenis Kelamin Responden Gambar 3 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Data Primer 2017

  Terlihat pada diagram di atas, bahwa siswa di SMA Negeri

  3 Temanggung yang menonton tayangan sinetron Anak Langit didominasi oleh siswa perempuan (64,3%), sedangkan siswa laki- laki (35,7%). Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan 70 responden dimana responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki.

4.2.3. Crosstab Frekuensi Menonton Dengan Jenis Kelamin

  3

  Berdasarkan tabel silang di atas, antara frekuensi menonton dengan jenis kelamin responden dapat dilihat bahwa mayoritas yang menonton tayangan sinetron Anak Langit sebanyak 2 kali atau lebih dalam waktu satu minggu adalah responden dengan jenis kelamin perempuan dengan total 40 responden (57,2%). Sedangkan responden laki-laki yang menonton tayangan sinetron Anak Langit sebanyak 2 kali atau lebih dalam satu minggu adalah 23 responden (32,9%). Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan lebih tinggi intesitasnya dalam menonton tayangan sinetron Anak Langit daripada responden laki-laki.

  70 % of Total 35,7% 64,3% 100,0% Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Frekuensi Menonton dan Jenis Kelamin Sumber : Data Primer 2017

  45

  25

  Total Count

  33 % of Total 4,3% 42,9% 47,1%

  30

  Frekuensi Menonton Responden

  JENIS KELAMIN TOTAL Laki-laki Perempuan 2 kali n

  4

  11

  15 % of Total 12,9% 8,6% 21,4% 3 sampai 4 kali n

  6

  9

  7 % of Total 2,9% 7,1% 10,0% 2 sampai 3 kali n

  5

  2

  15 % of Total 15,7% 5,7% 21,4% Lebih dari 4 kali n

4.2.4. Uang Saku

  Gambar 4 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Sumber : Data Primer 2017

  Berdasarkan diagram di atas, ada empat tingkatan yang menunjukkan responden terbanyak yang memiliki uang saku per minggu. Yang pertama jumlah responden paling banyak adalah responden yang memiliki uang saku Rp. 100.000 yaitu 24 responden. Yang kedua adalah responden yang memiliki uang saku Rp. 150.000 sebanyak 11 responden. Ketiga ada 7 responden yang memiliki uang saku Rp. 200.000 dan Rp. 50.000.

4.2.5. Crosstab Frekuensi Menonton Dengan Uang Saku

  Uang Saku

FREKUENSI TOTAL

  Responden

  2 kali 2 - 3 kali 3 - 4 kali >4 kali

  

1

  4

  2

  3

  10 Count 45.000 - 70.000 1,4% 5,7% 2,9% 4,3% 14,3%

  % of Total

  

4

  4

  5

  15

  28 75.000 - 100.000 Count 5,7% 5,7% 7,1% 21,4% 40,0%

  % of Total

  

1

  4

  4

  8

  17 120.000 - 175.000 Count 1,4% 5,7% 5,7% 11,4% 24,3%

  % of Total

  

1

  3

  4

  7

  15 200.000 - 500.000 Count 1,4% 4,3% 5,7% 10,0% 21,4%

  % of Total Total Count

  

7

  15

  15

  33

  70 % of Total 10,0% 21,4% 21,4% 47,1% 100,0%

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Frekuensi Menonton dan Uang Saku

  

Sumber : Data Primer 2017

  Dari tabel 4.3 diketahui bahwa frekuensi menonton lebih dari 2 kali dalam seminggu paling banyak berasal dari responden dengan uang saku sebesar Rp 75.000

  • – Rp 100.000. Responden dengan uang saku sebesar Rp 75.000
  • – Rp 100.000 akan lebih memilih untuk menonton televisi sebagai media hiburannya daripada keluar rumah untuk nongkrong bersama teman-teman karena dengan menonton televisi di rumah bisa lebih menghemat uang saku mereka, dan setiap siswa disini sudah memiliki televisi
di rumah. Semakin tinggi uang saku, maka akan semakin rendah siswa untuk menonton televisi, karena mereka akan lebih memilih untuk nongkrong dan berkumpul bersama teman-temannya.

  4.2.6. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Gambar 5 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Sumber : Data Primer 2017

  Berdasarkan diagram di atas dapat kita ketahui bahwa latar belakang pekerjaan orang tua responden yang paling banyak adalah PNS yaitu sebesar 12 responden dengan prosentase 17,1%. Diurutan yang kedua latar belakang pekerjaan orang tua responden adalah petani sebesar 10 responden dengan prosentase sebesar 14,3%. Kemudian yang ketiga adalah pedagang dengan responden sebesar 9 responden dengan prosentase sebesar 12,9%. Yang keempat adalah swasta sebanyak 7 responden dengan prosentase sebesar 10%. Diurutan yang kelima adalah karyawan dan wirausaha sebanyak 6 responden dengan prosentase sebesar 8,6%. Sisanya diikuti pelayaran dan polisi yang masing-masing berjumlah 5 responden (7,1%), guru berjumlah 3 responden (4,3%), buruh berjumlah 2 responden (2,9%), ibu rumah tangga, pensiunan, dosen, peternak dan pengusaha sebanyak 1 responden dengan prosentase sebesar 1,4%.

4.2.7. Crosstab Frekuensi Menonton Dengan Pekerjaan Orang Tua

  FREKUENSI TOTAL 2 kali 2 - 3 kali 3 - 4 kali > 4 kali PNS Count

  1

  2

  2

  6

  11 % of Total 1,4% 2,9% 2,9% 8,6% 15,7% PEDAGANG Count

  2

  1

  6

  9 % of Total 0,0% 2,9% 1,4% 8,6% 12,9% PELAYARAN Count

  1

  3

  1

  5 % of Total 0,0% 1,4% 4,3% 1,4% 7,1%

  IBU RUMAH TANGGA Count

  1

  1 % of Total 0,0% 1,4% 0,0% 0,0% 1,4% GURU Count

  3

  3 % of Total 0,0% 4,3% 0,0% 0,0% 4,3% SWASTA Count

  1

  3

  3

  7 % of Total 0,0% 1,4% 4,3% 4,3% 10,0% PENSIUNAN Count

  1

  1 % of Total 0,0% 0,0% 0,0% 1,4% 1,4% KARYAWAN Count

  2

  2

  2

  6 % of Total 2,9% 2,9% 0,0% 2,9% 8,6% DOSEN Count

  1

  1 % of Total 0,0% 0,0% 1,4% 0,0% 1,4% POLISI Count

  1

  4

  5 % of Total 0,0% 0,0% 1,4% 5,7% 7,1% PETANI Count

  2

  1

  3

  3

  9 % of Total 2,9% 1,4% 4,3% 4,3% 12,9% WIRAUSAHA Count

  1

  5

  6 % of Total 1,4% 0,0% 0,0% 7,1% 8,6% BURUH Count

  1

  1

  2 % of Total 0,0% 1,4% 1,4% 0,0% 2,9% PETERNAK Count

  1

  1 % of Total 0,0% 1,4% 0,0% 0,0% 1,4% PENGUSAHA Count

  1

  2

  3 % of Total 1,4% 0,0% 0,0% 2,9% 4,3%

  Total Count

  7

  15

  15

  33

  70 % of Total 10,0% 21,4% 21,4% 47,1% 100,0%

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Frekuensi Menonton dan Pekerjaan Orang

  

Tua

Sumber : Data Primer 2017 Dari tabel 4.4 diketahui bahwa frekuensi menonton lebih dari 2 kali dalam seminggu didominasi oleh responden yang pekerjaan orang tuanya adalah PNS. Artinya intensitas siswa yang memiliki orang tua PNS dalam menonton tayangan ini lebih tinggi daripada siswa yang memiliki orang tua berpekerjaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan PNS dapat mencukupi dan memberikan fasilitas seperti televisi untuk media hiburan anak di rumah, karena PNS tergolong sebagai golongan orang berada.

  4.2.8. Pendapatan Orang Tua Gambar 6 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Orang Tua Sumber : Data Primer 2017

  Diagram di atas menunjukkan bahwa pendapatan orang tua siswa mayoritas sebesar Rp. 1.000.000 hingga Rp. 5.000.000 yaitu sebanyak 41 responden. Bisa dilihat dari pendapatan orang tua maka sebagian besar merupakan golongan menengah keatas yang dapat dikatakan juga mampu untuk membeli pakaian (baju, celana, jaket, sepatu dan aksesoris) khususnya kendaraan dan benda elektronik (televisi).

4.2.9. Crosstab Frekuensi Menonton Dengan Pendapatan Orang Tua

  FREKUENSI Total 2 kali 2 - 3 kali 3 - 4 kali > 4 kali < Rp 1 juta Count

  2

  1

  4

  1

  8 % of Total 2,9% 1,4% 5,7% 1,4% 11,4% Rp 1 juta - Rp 5 juta Count

  4

  11

  8

  18

  41 % of Total 5,7% 15,7% 11,4% 25,7% 58,6% Rp 5 juta - Rp 10 juta Count

  1

  2

  1

  13

  17 % of Total 1,4% 2,9% 1,4% 18,6% 24,3% > Rp 10 juta Count

  1

  2

  1

  4 % of Total 0,0% 1,4% 2,9% 1,4% 5,7%

  Count

  7

  15

  15

  33

  70 Total 10,0% 21,4% 21,4% 47,1% 100,0 % of Total %

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Frekuensi Menonton dan Pendapatan Orang

  

Tua

Sumber : Data Primer 2017

  Dari tabel silang di atas, diketahui bahwa penonton dengan frekuensi 2 atau lebih dari 2 kali dalam seminggu mayoritas berasal dari responden dengan penghasilan orang tua sebesar Rp 1.000.000

  • – Rp 5.000.000. Dengan penghasilan sejumlah Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 dalam satu bulan, maka orang tua responden dipastikan sudah mampu membeli fasilitas yang terjangkau untuk hiburan di rumah, contohnya televisi untuk keluarga di rumah.

4.3. Karakteristik Variabel

  Pada penelitian ini terdapat 2 variabel penelitian, yaitu menonton tayangan sinetron Anak Langit dan gaya hidup imitasi.

4.3.1. Menonton Tayangan Sinetron Anak Langit (X)

1. Waktu Penayangan (X

  

1 )

Gambar 7

Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Penayangan

  

Sumber: Data Premier 2017

  Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui distribusi responden berdasarkan waktu penayangan sinetron Anak Langit. Dimana sebanyak 48 responden atau (68,6%) tidak setuju bahwa mereka menonton sinetron Anak Langit pada jam prime time atau waktu santai. Hanya ada 21 responden atau sebanyak (30%) yang setuju apabila mereka menonton sinetron Anak Langit karena tayang pada jam prime time atau waktu santai.

  2. Artis/Figur (X )

  2 Gambar 8 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Artis/Figur Sumber: Data Premier 2017

  Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui distribusi responden menonton tayangan sinetron Anak Langit dikarenakan adanya artis atau figur idola. Dimana sebanyak 43 dari 70 responden atau (61,4%) menonton tayangan sinetron Anak Langit karena adanya artis idola. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden setuju akan menonton karena adanya artis/figur idola mereka.

  3. Karakter Peran (X )

  3 Karakter Peran

  Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent

  Sangat Tidak Setuju 1 1,4 1,4 1,4 Tidak Setuju 3 4,3 4,3 5,7 Setuju 28 40,0 40,0 45,7 Sangat Setuju 38 54,3 54,3 100,0 Total 70 100,0 100,0

Tabel 4.6 Menonton Karena Karakter Peran

  Sumber: Data Premier 2017

  Tabel di atas membuktikan bahwa sebagian besar responden menonton tayangan sinetron Anak Langit karena tertarik dengan karakter peran sinetron, yaitu sebanyak 66 responden dari 70 responden atau sebanyak 94,3% bila diprosentasekan. Sisa dari itu atau sebanyak 4 responden (5,7%) lebih cenderung tidak setuju bahwa mereka menonton karena tertarik akan karakter peran sinetron. Hal tersebut dapat diketahui dari jawaban yang didapatkan peneliti bahwa mereka tertarik pada karakter peran sinetron Anak Langit

4. Stasiun Televisi (X )

  4 Gambar 9 Diagram Distribusi Menonton Tayang Pada Stasiun Televisi Favorit Sumber: Data Premier 2017

  Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui distribusi responden berdasarkan menonton karena tayang pada stasiun televisi favorit. Dimana sebanyak 52 responden memberikan jawaban sangat setuju, 2 responden memberikan jawaban setuju, disusul dengan 15 responden memberikan jawaban tidak setuju dan 1 responden memberikan jawaban sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menonton tayangan sinetron Anak Langit karena sinetron tayang pada stasiun televisi favorit yaitu sebanyak 54 responden atau 77,2%, dan sisanya sebanyak 16 responden atau 22,8% responden menonton tayangan sinetron Anak Langit bukan karena tayang pada stasiun televisi favorit.

4.3.2. Gaya Hidup Imitasi

1. Menonton Karena Ingin Memahami Isi Cerita Sinetron

  Indikator pertama gaya hidup imitasi adalah menonton karena ingin memahani isi cerita sinetron (Y

  1 ) terdiri dari 1

  pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 1x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 1 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 1x1 = 1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 1 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 4

  • – 1 = 3 = 0,75 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 0,75 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Menonton Karena Ingin Memahami Isi Cerita Sinetron Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  1 STS 1 1,4%

  • – 1,75 1,76 TS

  6 8,6%

  • – 2,51 2,52 S

  27 38,6%

  • – 3,27 3,28 SS

  36 51,4%

  • – 4,03

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa responden tertarik menonton karena ingin memahami isi cerita sinetron. Dari 70 responden, sebanyak 63 responden (90%) setuju bahwa mereka menonton sinetron Anak Langit karena ingin memahami isi cerita sinetron.

2. Memperhatikan Perilaku Tokoh Sinetron (Y 2 )

  Indikator kedua gaya hidup imitasi adalah memperhatikan perilaku tokoh sinetron (Y

  2 ) terdiri dari 1 pertanyaan yang valid.

  Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 1x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 1 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 1x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 1 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 4

  • – 1 = 3 = 0,75 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 0,75 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Memperhatikan

  

Perilaku Tokoh Sinetron

Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  1 STS 2 2,9%

  • – 1,75 1,76 TS

  41 58,6%

  • – 2,51 2,52 S

  26 37,1%

  • – 3,27 3,28 SS

  1 1,4%

  • – 4,03

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa responden tidak tertarik menonton karena memperhatikan perilaku tokoh sinetron. Dari 70 responden, sebanyak 41 responden (58%) tidak setuju bahwa mereka menonton sinetron Anak Langit karena ingin memperhatikan perilaku tokoh sinetron.

3. Memperhatikan Gaya atau Style Berpakaian Tokoh (Y 3 )

  Indikator ketiga gaya hidup imitasi adalah memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh (Y

  3 ) terdiri dari 2 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 2x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 2 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 2x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 2 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 8

  • – 2 = 6 = 1,5 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 1,5 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Memperhatikan Gaya atau Style Berpakaian Tokoh Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  2 STS 1 1,4%

  • – 3,5 3,6 TS

  31 44,3%

  • – 5,1 5,2 S

  37 52,9%

  • – 6,7 6,8 SS

  1 1,4%

  • – 8,3

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa sebagian responden tidak tertarik menonton karena memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh dan sebagian tertarik menonton karena memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh. Dari 70 responden, sebanyak 31 responden (44,3%) tidak setuju bahwa mereka menonton sinetron Anak Langit karena memperhatikan gaya berpakaian tokoh dan sebanyak 37 responden (52,9%) tertarik menonton karena memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh.

4. Mengikuti Gaya dan Cara Berpakaian Tokoh (Y )

  4 Indikator keempat gaya hidup imitasi adalah mengikuti

  gaya dan cara berpakaian tokoh (Y

  4 ) yang terdiri dari 5

  pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 5x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 5 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 5x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 5 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 20

  • – 5 = 15 = 3,75 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 3,75 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Mengikuti Gaya atau Style Berpakaian Tokoh Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  5 STS 5 7,1%

  • – 8,75 8,76 TS

  30 42,9%

  • – 12,51 12,52 S

  35 50%

  • – 16,27 16,28 SS 0%
  • – 20,03

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa sebagian dari responden mengikuti gaya dan cara berpakaian tokoh sinetron dan sebagiannya tidak. Dari 70 responden, sebanyak 35 responden (50%) mereka mengikuti gaya dan cara berpakaian tokoh dan sebanyak 35 responden (50%) tidak tertarik untuk mengikuti gaya dan cara berpakaian tokoh.

5. Memperhatikan Gaya Berkendara Tokoh (Y )

  5 Indikator kelima gaya hidup imitasi adalah

  memperhatikan gaya berkendara tokoh (Y

  5 ) yang terdiri dari 1

  pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala
Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 1x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 1 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 1x1 = 1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 1 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 4

  • – 1 = 3 = 0,75 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 0,75 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Memperhatikan Gaya Berkendara Tokoh Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  1 STS 7 10,0%

  • – 1,75 1,76 TS

  60 85,7%

  • – 2,51 2,52 S

  3 4,3%

  • – 3,27 3,28 SS 0%
  • – 4,03

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa responden tidak tertarik menonton karena memperhatikan gaya berkendara tokoh. Dari 70 responden, sebanyak 67 responden (95,7%) tidak setuju bahwa mereka menonton sinetron Anak Langit karena memperhatikan gaya berkendara tokoh.

6. Mengikuti Gaya Berkendara Yang Dilakukan Tokoh (Y )

  6 Indikator keenam gaya hidup imitasi adalah mengikuti

  gaya berkendara yang dilakukan tokoh sinetron (Y ) yang terdiri

  6

  dari 8 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 8x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 8 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 8x1 = 1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 8 diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 32

  • – 8 = 24 = 6 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 6 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Mengikuti Gaya Berkendara Yang Dilakukan Tokoh Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  8 STS 10 14,3%

  • – 14

  15 TS 38 54,3%

  • – 21

  22 S 22 31,4%

  • – 28

  29 SS 0%

  • – 35

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan bahwa responden tidak setuju untuk mengikuti gaya berkendara tokoh. Dari 70 responden, sebanyak 48 responden (68,6%) tidak setuju bahwa mereka menonton sinetron Anak Langit dan mengikuti gaya berkendara tokoh.

7. Memperhatikan Gaya Bahasa Tokoh Sinetron (Y 7 )

  Indikator ketujuh gaya hidup imitasi adalah memperhatikan gaya berkendara tokoh (Y

  7 ) terdiri dari 2

  pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 2x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 2 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 2x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 2 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 8

  • – 2 = 6 = 1,5 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 1,5 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.13 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Memperhatikan Gaya Bahasa Tokoh Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  2 STS 4 5,7%

  • – 3,5 3,6 TS

  31 44,3%

  • – 5,1 5,2 S

  35 50,0%

  • – 6,7 6,8 SS 0%
  • – 8,3

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa responden tertarik menonton karena memperhatikan gaya bahasa tokoh. Dari 70 responden, sebanyak 66 responden (94,3%) setuju bahwa mereka menonton sinetron Anak Langit karena tertarik memperhatikan gaya bahasa tokoh.

8. Mengggunakan Bahasa Alay atau Kekinian (Y 8 )

  Indikator kedelapan gaya hidup imitasi adalah menggunakan bahasa alay atau bahasa kekinian (Y

  8 ) terdiri dari 4 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 4x4 = 16. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 4 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 4x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 4 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 16

  • – 4 = 12 = 3 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 3 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Menggunakan Bahasa Alay atau Kekinian Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  4 STS 8 11,4%

  • – 7

  8 TS 27 38,6%

  • – 11

  12 S 35 50,0%

  • – 15

  16 SS 0%

  • – 19

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa sebagian responden menggunakan bahasa alay atau kekinian dalam berkomunikasi sehari-hari. Dari 70 responden, sebanyak 35 responden (50,0%) setuju bahwa mereka menggunakan bahasa

  

alay dan sebagian responden sebanyak 35 responden (50,0%)

  memilih tidak menggunakan bahasa alay dalam kegiatan sehari- hari.

9. Perilaku Kerjasama (Y 9 )

  Indikator kesembilan gaya hidup imitasi adalah perilaku kerjasama (Y

  9 ) terdiri dari 4 pertanyaan yang valid. Dibawah ini

  adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 4x4 = 16. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 4 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 4x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 4 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 16

  • – 4 = 12 = 3 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 3 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Perilaku Kerjasama Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  4 STS 6 8,6%

  • – 7

  8 TS 18 25,7%

  • – 11

  12 S 46 65,7%

  • – 15

  16 SS 0%

  • – 19

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku kerjasama setelah menonton sinetron Anak Langit. Dari 70 responden, sebanyak 46 responden (65,7%) setuju bahwa sinetron Anak Langit mengajarkan perilaku kerjasama.

10. Perilaku Tolong Menolong (Y 10 )

  Indikator kesepuluh gaya hidup imitasi adalah perilaku tolong menolong (Y

  10 ) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid.

  Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4 = 12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 12

  • – 3 = 9 = 2,25 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 2,25 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.16 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Perilaku Tolong Menolong Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  3 STS 1 1,4%

  • – 5,25 5,26 TS

  6 8,6%

  • – 7,51 7,52 S

  63 90,0 %

  • – 9,77 9,78 SS 0%
  • – 12,03

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa hampir seluruh responden memiliki perilaku tolong menolong setelah menonton sinetron Anak Langit. Dari 70 responden, sebanyak 63 responden (90,0%) setuju bahwa sinetron Anak Langit mengajarkan perilaku tolong menolong.

11. Perilaku Kejujuran (Y 11 )

  Indikator kesebelas gaya hidup imitasi adalah perilaku kejujuran (Y

  11 ) yang terdiri dari 5 pertanyaan yang valid. Dibawah ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 5x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 5 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 5x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 5 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 20

  • – 5 = 15 = 3,75 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 3,75 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Perilaku Kejujuran Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  5 STS 1 1,4%

  • – 8,75 8,76 TS

  7 10,0%

  • – 12,51 12,52 S

  62 88,6%

  • – 16,27 16,28 SS 0%
  • – 20,03

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa hampir seluruh responden memiliki perilaku kejujuran setelah menonton sinetron Anak Langit. Dari 70 responden, sebanyak 62 responden (88,6%) setuju bahwa sinetron Anak Langit mengajarkan perilaku kejujuran.

12. Perilaku Dermawan (Y )

  12 Indikator keduabelas gaya hidup imitasi adalah perilaku

  dermawan (Y

  12 ) terdiri dari 4 pertanyaan yang valid. Dibawah ini

  adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 4x4 = 16. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 4 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 4x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 4 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 16

  • – 4 = 12 = 3 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 3 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.18 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Perilaku Dermawan Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  4 STS 5 7,1%

  • – 7

  8 TS 18 25,7%

  • – 11

  12 S 47 67,1%

  • – 15

  16 SS 0%

  • – 19

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku dermawan setelah menonton sinetron Anak Langit. Dari 70 responden, sebanyak 47 responden (67,1%) setuju bahwa sinetron Anak Langit mengajarkan perilaku dermawan.

13. Perilaku Empati (Y 13 )

  Indikator ketigabelass gaya hidup imitasi adalah perilaku empati (Y

  13 ) yang terdiri dari 5 pertanyaan yang valid. Dibawah

  ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori: Rs = R (bobot)

  M R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 5x4 = 4. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 5 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 5x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 5 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 20

  • – 5 = 15 = 3,75 M 4 4

  Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh interval tiap kategori adalah 3,75 dan kategori tersebut dapat diketahui ada 4 gambaran indikator yaitu sangat rendah (Sangat Tidak Setuju), rendah (Tidak Setuju), tinggi (Setuju), sangat tinggi (Sangat Setuju). Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.19 Distribusi Variabel Berdasarkan Indikator Perilaku Empati Interval Kategori Frekuensi Prosentase (%)

  5 STS 0%

  • – 8,75 8,76 TS 0%
  • – 12,51 12,52 S

  9 12,9%

  • – 16,27 16,28 SS

  61 87,1%

  • – 20,03

  TOTAL 70 100% Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2017

  Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki perilaku empati atau saling peduli setelah menonton sinetron Anak Langit. Dari 70 responden, sebanyak 9 responden (12,9%) setuju dan 61 responden (887,1%) sangat setuju bahwa sinetron Anak Langit mengajarkan perilaku untuk saling peduli terhadap sesama.

14. Perilaku Taat Beribadah (Y )

  

14

Indikator keempatbelas gaya hidup imitasi adalah perilaku

  taat beribadah (Y ) terdiri dari 3 pertanyaan yang valid. Dibawah

  14

  ini adalah cara untuk menentukan interval skor atau kategori:

  Rs = R (bobot) M

  R(bobot) = bobot terbesar

  • – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot Rs = Rentang skala

  Bobot terbesar indikator frekuensi adalah 3x4 = 12. Nilai 4 diperoleh dari jawaban bobot tertinggi dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator. Sedangkan bobot terkecil adalah 3x1=1. Nilai 1 diperoleh dari jawaban bobot terkecil dan 3 diperoleh dari jumlah pertanyaan yang valid dalam indikator frekuensi. Jumlah kategori yang digunakan adalah 4.

  Rs = R (bobot) = 12

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 1 7

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 0 19

2. Faktor Eksternal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 3 47

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 New Media - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

0 0 15

BAB IV GAMBARAN FORUM JOGJA DAMAI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

0 0 17

BAB V VIRTUAL MOVEMENT SERUAN PERDAMAIAN DI KOTA YOGYAKARTA FORUM JOGJA DAMAI (FJD) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung

0 0 9

3.1.2. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung

0 0 41