Sejarah dan perkembangan koperasi di Ind

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat
karena para anggota-anggotanya yang terdiri dari masyarakat umum telah
mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut, yang dapat membantu
perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing anggota. Upaya
dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk lebih
memahami koperasi. Di Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukan oleh
dorongan pemerintah, bahkan sejak pemerintahan penjajahan Belanda telah mulai
diperkenalkan.
Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan sebagai suatu gerakan sudah
dimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres Koperasi di Tasikmalaya.
Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi yang pernah lahir dan
telah tumbuh secara alami di jaman penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan
diperbaharui dan diberikan kedudukan yangsangat tinggi dalam penjelasan
undang-undang dasar. Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai
penafsiran bagaimana harus mengembangkan koperasi. Paling tidak dengan dasar
yang kuat tersebut sejarah perkembangan koperasi di Indonesia telah mencatat
tiga pola pengembangan koperasi.Secara khusus pemerintah memerankan fungsi

“regulatory” dan “development” secara sekaligus. Dari latar belakang diatas maka
kami ingin membahas faktor-faktor yang menghambat perkembangan koperasi
Indonesia, agar dapat lebih memahami apa saja hambatan dalam perkembangan
koperasi di Indonesia dan faktor yang mendukung koperasi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah awal koperasi di Indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor yang mendukung koperasi di Indonesia?
3. Apa saja faktor-faktor yang menghambat koperasi di Indonesia?

1

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Agar mengetahui sejarah perkembangan koperasi di Indonesia.
2. Menjelaskan Faktor-faktor yang mendukung koperasi di Indonesia.
3. Menjelaskan Faktor-faktor yang menghambat koperasi di Indonesia.

2

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Koperasi di Indonesia Sebelum Merdeka
Pada zaman penjajahan banyak rakyat Indonesia yang hidup menderita,

tertindas, dan terlilit hutang dengan para rentenir. Karena hal tersebut pada tahun
1896, patih purwokerto yang bernama R. Aria Wiriaatmadja mendirikan koperasi
kredit untuk membantu para rakyat yang terlilit hutang. Lalu pada tahun 1908,
perkumpulan Budi Utomo memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui koperasi dan
pendidikan dengan mendirikan koperasi rumah tangga, yang dipelopori oleh
Dr.Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo.
Setelah Budi Utomo sekitar tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI)
dipimpin oleh H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto mempropagandakan citacita toko koperasi (sejenis waserda KUD), hal tersebut bertujuan untuk
mengimbangi dan menentang politik pemerintah kolonial belanda yang banyak
memberikan fasilitas dan menguntungkan para pedagang asing, namun koperasi
yang dibentuk oleh Budi Utomo maupun SDI tidak dapat berkembang dan
mengalami kegagalan, hal ini karena lemahnya pengetahuan perkoperasian,
pengalaman berusaha, kejujuran dan kurangnya penelitian tentang bentuk koperasi
yang cocok diterapkan di Indonesia.

Upaya pemerintah kolonial belanda untuk memecah belah persatuan dan
kesatuan rakyat Indonesia ternyata tidak sebatas pada bidang politik saja,tapi
kesemua bidang termasuk perkoperasian. Hal ini terbukti dengan adanya undangundang koperasi pada tahun 1915, yang disebut “Verordening op de Cooperative
Vereenigingen” yakni undang-undang tentang perkumpulan koperasi yang berlaku
untuk segala bangsa, jadi bukan khusus untuk Indonesia saja. Undang-undang
koperasi tersebut sama dengan undang-undang koperasi di Nederland pada tahun
1876 (kemudian diubah pada tahun 1925), dengan perubahan ini maka peraturan
koperasi di indonesia juga diubah menjadi peraturan koperasi tahun 1933 LN
nomor 108. Di samping itu pada tahun 1927 di Indonesia juga mengeluarkan

3

undang-undang

nomor

23

tentang


peraturan-peraturan

koperasi,

namun

pemerintah Belanda tidak mencabut undang-undang tersebut, sehingga terjadi
dualisme dalam bidang pembinaan perkoperasian di Indonesia.
Meskipun kondisi undang-undang di indonesia demikian, pergerakan dan
upaya bangsa indonesia untuk melepaskan diri dari kesulitan ekonomi tidak
pernah berhenti, pada tahun 1929 Partai Nasionalis Indonesia (PNI) di bawah
pimpinan Ir.Soekarno mengobarkan semangat berkoperasi kepada kalangan
pemuda. Pada periode ini sudah terdaftar 43 koperasi di Indonesia. Pada tahun
1930, dibentuk bagian urusan koperasi pada Kementrian Dalam Negeri di mana
tokoh yang terkenal masa itu adalah R.M.Margono
Djojohadikusumo. Lalu pada tahun 1939, dibentuk Jawatan Koperasi dan
Perdagangan Dalam Negeri oleh pemerintah. Dan pada tahun 1940, di Indonesia
sudah ada sekitar 656 koperasi, sebanyak 574 koperasi merupakan koperasi kredit
yang bergerak di pedesaan maupun di perkotaan.
Setelah itu pada tahun 1942, pada masa kedudukan jepang keadaan

perkoperasian di Indonesia mengalami kerugian yang besar bagi pertumbuhan
koperasi di Indonesia, hal ini disebabkan pemerintah jepang mencabut undangundang nomor 23 dan menggantikannya dengan kumini (koperasi model jepang)
yang hanya merupakan alat mereka untuk mengumpulkan hasil bumi dan barangbarang kebutuhan jepang.

2.2

Koperasi pada Masa Mempertahankan Kemerdekaan (1945-1949)
Dalam suasana perang, sambil bertempur mempertahankan kemerdekaan

Pemerintah Republik Indonesia dapat memnbenahi diri sehingga seluruh tugastugas pemerintah dapat berjalan sebagaimana mestinya, termasuk juga tugas-tugas
yang di emban jawatan koperasi. Tentang Koperasi telah dengan jelas
dicantumkan pada pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang mulai berlaku
secara resmi sejak tanggal 18 Agustus 1945, terutama ayat 1 yang menjamin
berlangsungnya perkoperasian di negara kita dengan memainkan peranan yang
penting dalam mengembangkan perekonomian masyarakat Indonesia.

4

Semangat berkoperasi yang sesungguhnya telah luntur pada masa ini
karena tugas-tugas pelaksanaan “kumiai” (koperasi yang didirikan oleh

pemerintah jepang). Kemudian mulai timbul kembali pada saat bergeloranya
”Semangat Nilai-nilai Perjuangan 45”, dimana rakyat bahu-membahu bersama
pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi. Agar pengembangan
koperasi dapat berjalan dengan lancar maka pada bulan Desember 1946 oleh
pemerintah RI diadakan reorganisasi koperasi dan perdagangan dalam negeri
menjadi dua instansi yang terpisah dan berdiri sendiri. Koperasi dengan tugastugas mengurus dan menangani pembinaan gerakan koperasi, sedangkan
perdagangan dengan tugas-tugas mengurus perdagangan.
Ketahanan rakyat Indonesia dalam menghadapi berbagai masalah yang
dihadapi dengan semangat kekeluargaan, kegotong royongan untuk mencapai
masyarakat yang dapat meningkatkan taraf hidupnya telah mendorong lahirnya
berbagai jenis koperasi dengan pesat, koperasi pada kurun waktu ini merupakan
alat perjuangan dibidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Bukti nya pada
tahun 1947 tercatat kurang lebih 2500 koperasi yang diawasi oleh pemerintah RI
namun pengawasannya kurang seksama sehingga ada yang mengatakan koperasikoperasi yang ada lebih banyak bersifat kuantitas daripada kualitas. Pergerakan
koperasi di RI telah berhasil mewujudkan dua kegiatannya yang akan selau
tercatat dalm sejarah perkoperasian Indonesia yaitu :
1. Koperasi Desa
Gagasan tentang perlu dibentuknya koperasi di desa–desa adalah gagasan
dari Sir Horace Plunkett yang berkebangsaan Inggris sebelumnya beliau
mengembangkannya di India yang terkenal dengan “Multy Purposes Cooperative”

dan beliau berpendapat bahwa “ Dengan Koperasi Desa akan tercapai pertanian
yang lebih baik, usaha perdagangan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih
baik” (Better Farming, Better Business, and Better Living) yang merupakan cikalbakal terbentuknya KUD (Koperasi Unit Desa) dimana dalam bentuk koperasi ini
petani diharapkan hendaknya bergabung agar dapat tercapainya peningkatan
pendapatan untuk memenuhi segala kebutuhan mereka baik untuk memproduksi
atau keperluan hidup agar tercapai kesejahteraan hidupnya.

5

Tugas dari Koperasi desa meliputi meningkatkan produksi, pemasaran
hasil produksi secara terpadu, dan mengusahakan kredit untuk memperlancar
usaha tani. Jika kita hubungkan dengan peranan KUD pada waktu sekarang pada
umumnya petani yang bergabung dalam KUD tingkat kesejahteraan hidupnya
adalah lebih baik karena KUD telah dapat menimbulkan kegairahan kerja untuk
meningkatkan produksi dan para petani dibimbing untuk mengolah lebih lanjut
hasil dari pertanian itu untuk menjadi komoditi perdagangan yang harganya lebih
tinggi.
2. Koperasi adalah Alat Pembangunan Ekonomi
Tanggal 11 Juli sampai dengan 14 Juli 1947 gerakan koperasi Indonesia
menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Tasikmalaya. Pelaksanaan

kongres dan keputusan–keputusan yang dihasilkannya telah memberi warna,
bahwa gerakan koperasi Indonesia merupakan alat perjuangan dibidang ekonomi
dan pembangunan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan, keputusannya–
keputusan lainnya adalah:
a.

Terwujudnya Kesepakatan untuk mendirikan SOKRI (sentral Organisasi

Koperasi Rakyat indonesia).
b. Ditetapkannya azas Koperasi Indonesia “Berdasar atas azas kekeluargaan dan
gotong royong).
c.

Ditetapkannya tanggal 12 Juli sebagai “Hari koperasi Indonesia”.

d. Diperluasnya pengertian dan Pendidikan tentang perkoperasian, agar para
anggotanya dapat lebih loyal terhadap koperasinya.
e.

Peraturan koperasi Tahun 1949, nomor 179

Undang-Undang/Peraturan Koperasi tahun 1927, Stbi.no.91 telah ditinjau

kembali ternyata masih banyak diantara ketentuan tersebut yang kurang cocok
dengan kepribadian bangsa Indonesia sehingga diadakan Peraturan Koperasi yang
baru yaitu, Peraturan 1949 nomor 179 yang menyatakan “Koperasi merupakan
perkumpulan orang-orang atau badan–badan hukum Indonesia yang memberi
kebebasan kepada setiap orang atas dasar persamaan untuk menjadi anggota atau

6

dan menyatakan berhenti dari padanya, maksud utama mereka dalam wadah
koperasi ini yaitu memajukan tingkat kesejahteraan lahiriah para anggotannya
dengan melakukan usaha-usaha bersama di bidang perdagangan, usaha kerajinan,
pembelian/pengadaan barang–barang keperluan anggota, tanggung-menanggung
kerugian yang dideritanya, pemberian atau pengaturan pinjaman, pembentukan
koperasi harus diperkuat dengan akta (surat yang sah) dan harus didaftarkan serta
diumumkan menurut cara-cara yang telah ditentukan pemerintah”. Ketahanan
rakyat indonesia dalam bidang koperasi telah menunjukkan keunggulan
bangsanya untuk mengatasi atau menanggulangi kesulitan ekonomi.
2.3


Koperasi pada Masa Pertumbuhan dan Perkembangan / Orde Lama

(1950-1959)
Koperasi pada waktu itu merupakn organisasi pemerintah dibawah
kementrian Perdagangan dan Perindustrian, secara aktif melaksanakan tugasnya
sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan oleh kementriannya, yaitu
merealisasikan pembentukan kader-kader dan pendidikan perkoperasian bagi para
pegawainya dalam mengolah dan mengembangkan koperasi sebagai alat
perekonomian untuk mencapai cita-cita perjuangan bangsa indonesia. Ditekankan
bahwa koperasi adalah alat ekonomi yang tidak “Profit undertaking” melainkan
“service undertaking”, dan istilah “andil” diganti dengan “Simpanan Pokok” dan
pemupukan modal diperoleh dari simpanan wajib dan simpanan sukarela. Nama
Dr.Mohammad Hatta mungkin sudah tidak asing lagi, sebagai wakil Presiden atau
ahli

ekonomi/koperasi

tidak


bisa

dilupakan

dari

usaha

meningkatkan

perkembangan koperasi tanah air demikan besar motivasi dan peranan beliau
terhadap usaha-usaha untuk meningkatkan perkembangan perkoperasian di negara
kita.
Karya-karya tulisnya tentang perkoperasian telah cukup banyak beredar
dikalangan masyarakat yang merupakan sumbangan besar bagi umum dan para
pembutuh ilmu untuk meningkatkan teknik-teknik manajemen perkoperasian
menuju arah keberesan dan kelancaran berkoperasi. Dan pada waktu itu koperasi
tengah dalam keadaan penyempurnaan hingga pada saat sistem liberalisme masuk
dan berakar dalam masyarakat kita sehingga gerak langkah koperasi pun

7

terpengaruh. Dimana liberalisme sangat mengabaikan musyawarah dan mufakat
dan pengkotak–kotakan dalam masyarakat yang sangat bertentangan dengan
gotong royong dan kekeluargaan yang menjadi kepribadian bangsa. Pengaruhnya
terhadap Koperasi di Indonesia :
1. Sering terjadinya penggatian kabinet sehingga kebijaksanaan dan programprogram kementriaan yang menangani urusan koperasi selalu berubah-ubah.
2. Pergerakan Politik menjadi lebih banyak sehingga masing-masing berusaha
menarik masyarakat kedalam partainya tak jarang usaha-usaha nya menimbulkan
persaingan dampaknya terhadap koperasi sangat terasa karena keanggotaan
koperasi yang tidak mengenal perbedaan golongan,aliran,suku,agama menjadi
terpengaruh oleh perbuatan para pemimpin gerakan-gerakan politik. dan dalam
rapat anggota musyawarah dan mufakat mengalami gangguan.
Hal ini juga berdampak pada Undang-undang koperasi yang baru berkali–
kali disusun dan disempurnakan oleh koperasi tetapi hingga tahun 1958 belum
pernah diajukan ke Parlemen sampai pada akhirnya berkat inisiatif Soemardi
anggota parlemen awal tahun berikutnya disahkan oleh parlemen dan terkenal
sebagai Undang-Undang Koperasi Tahun 1958 No.79. walaupun hanya membawa
sedikit perubahan yakni :
1.

Pemberian peranan yang lebih banyak pada pemerintah dalm tugas

membimbing koperasi.
2. Pengadaan Badan Musyawarah Koperasi.
3. Pemberian/Pengaturan sanksi yang menyalahgunakan nama koperasi.
4.

Hilangnya dualisme pengelolaan koperasi dengan dicabutnya peraturan

koperasi tahun 1949 No.79 dan Undang-Undang koperasi tahun 1933 No.108.
Ditinjau secara umum (makro) pertumbuhan dan pergerakan koperasi
sejak tahun 1950-1958 mengalami beberapa kemajuan seperti:
a) Bidang pendidikan Koperasi
1. Peningkatan Refreshing courses bagi para karyawan koperasi.

8

2. Pemberian kesempatan kepada petugas-petugas koperasi untuk meningkatkan
pengetahuan diluar negeri.
b) Perkembangan Fisik Koperasi
Mengalami perkembangan pesat dalam kuantitas dan kualitas dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Tentang pengertian koperasi menurut uu koperasi tahun
1958 No.79 adalah sebagai berikut: Koperasi adalah suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badab-badan hukum yang tidak merupakan
konsentrasi modal dengan ketentuan yaitu: Berazas kekeluargaan (gotong
royong). Bertujuan memperkembangkan kesejahteraan masyarakatnya dan daerah
bekerjanya.
c) Dengan Usaha
1. Mewajibkan dan menggiatkan anggotanya untuk menyimpan secara teratur.
2. Mendidik anggotanya kearah kesadaran berkoperasi.
3.

Menyelenggarakan salah satu atau beberapa usaha lain dalam lapangan

ekonomi.
2.4 Perkembangan Koperasi pada Masa Pemerintahan Orde Baru hingga
Sekarang
Dibawah kepemimipinan Presiden Soeharto yang mendapat dukungan
penuh dari segenap rakyat yang pancasilais pemerintahan ini mengadakan
pembersihan keseluruh tubuh pemerintah termasuk badan-badan kemasyarakatan
dan khusus koperasi diadakan pula perubahan-perubahan untuk mengembalikan
fungsi dan hakiki dari gerakan koperasi Indonesia.

Pembuatan kembali

kebijaksanaan baru yang memberikan kebebasan kembali kepada gerakan
koperasi agar bekerja sesui dengan azas-azas nya yaitu :
1. Memupuk dan menghidupkan kembali dasar-dasar demokrasi Pancasila.
2. Memupuk dan menghidupkan kembali pengertian bahwa koperasi harus
memiliki dasar Swadaya untuk mencapai tujan yang mulia. Menyusun secara

9

berangsur-angsur peraturan sebijaksana mungkin untuk pengamanan azas-azas
dan dasar koperasi yang lebih bersifat dorongan
dari pada mengekang.
3.

Menyiapkan Undang-Undang koperasi baru sebagao pengganti UU koperasi

No.14 tahun 1965 karena telah menyelewengkan azas-azas dan sendi-sendi
koperasi dari kemurniannya.
Dan pada tanggal 12 Juli 1984 diresmikan oleh Presiden Soeharto tentang
berdirinya Institut koperasi Indonesia di Jatinangor.
TAP MPR nomor IV tahun 1973 menegaskan tentang perlunya
meningkatkan kegiatn koperasi agar mampu memainkan peranan yang
sesungguhnya dalam tatanan perekomonian Indonesia. Pada masa pembangunan
ini telah berbagai usaha dilakukan untuk mengembalikan sendi-sendi koperasi
pada azas sebenarnya dan telah berhasil diusahakan menghilangkan pengaruh
politik dalam kehidupan berkoperasi. Dan dalam rangka memperbaiki
kemampuan pembiayaan dan permodalan koperasi diusahakan juga berbagai
langkah kegiatan.
Sesuai dengan upaya dan kerja keras segenap aspek masyarakat dan
pemerintah pada masa ini jumlah koperasi berkembang baik dari segi kuantitas
maupun kualitas dan mencapai keberhasilan di berbagai sektor seperti KUD
(koperasi unit desa) sebagai penjelmaan Koperasi pertanian dan koperasi pedesaan
yang serba guna dan efektif dalam pembangunan masyarakat pedesaan yang harus
lebih dikembangkan tingkat-tingkat usahanya. Akan tetapi didalam semua
keberhasilan–keberhasilan tersebut ternyata masih ada masalah-masalah yang
dihadapi dan perlu untuk
diperhatikan lebih lanjut seperti halnya masalah.
1. Masalah Manajemen
2. Kekurangan Modal & pemupukan Modal.
3. Pemasaran dan peningkatan mutu Produk.

10

Tampilan orde baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan
cakrawala baru bagi pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian di Indonesia,
dibawah

kepemimpinan

Jenderal

Soeharto.

Ketetapan

MPRS

no.XXIII

membebaskan gerakan koperasi dalam berkiprah.
Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada
zaman orde baru hingga sekarang:
1.

Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mengesahkan Undang-

Undang Koperasi No.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang No.14
tahun 1965.
2.

Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan

Koperasi Indonesia (GERKOPIN).
3.

Pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai

penggantinya dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
4. Pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang No.25 tahun 1992
tentang perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi
koperasi Indonesia.
5.

Pada tahun 2012, disahkan Undang-Undang No.17 tahun 2012 tentang

perkoperasian di Indonesia. Undang-Undang ini merupakan hasil revisi UndangUndang No.25 tahun 1992 yang dianggap sudah tidak terlalu cocok dengan
perkembangan di Indonesia saat ini.
6.

Era tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia

cenderung jalan di tempat.

11

BAB III
SIMPULAN
Koperasi adalah suatu kumpulan orang orang yang memiliki tujuan yang
sama dengan cara bekerja sama dengan membentuk organisasi tujuannya untuk
mensejahtrakan para anggotanya. Sejarah dan perkembangan koperasi di
Indonesia mengalami proses dan sistem pelaksanaan yang berbeda-bda sesuai
dengan masa pemerintahan yang ada di Indonesia dimulai dari masa sebelum
kemerdekaan,masa mempertahankan kemerdekaan, masa orde lama dan masa
orde baru hingga sekarang.Koperasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia di awal kemerdekaan tetapi seiring masuknya liberalisme koperasi pun
mengalami penurunan kemajuan bahkan untuk saat ini koperasi cenderung jalan
di tempat atau tidak berkembang.

12

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24