PENGARUH MEDIA SOSIAL PATH TERHADAP PERI

PENGARUH MEDIA SOSIAL (PATH) TERHADAP PERILAKU
KONSUMTIF DALAM PERSPEKTIF ISLAM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Zein Muttaqin, S.E.I., M.A

Disusun oleh:
ILHAMI ITSNANISA GHILMA
14423013

PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaiku Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pengaruh Media Sosial (Path) Terhadap Perilaku Konsumtif Dalam Perspektif Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak terutama Bapak Zein Muttaqin selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memeprbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 22 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori..................................................................................................3
1. Media Sosial (Path).....................................................................................3
2. Gaya Hidup.................................................................................................3
3. Perilaku Konsumtif.....................................................................................4
3.1............................................................... Pengertian Perilaku Konsumtif
3.2..........................................................Faktor- Faktor Perilaku Konsumtif
3.3............................................................Karakteristik Perilaku Konsumtif
4. Perilaku Konsumtif Dalam Perspektif Islam..............................................8
B. Analisis.............................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................10
B. Saran ..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12


2

4
4
6

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bicara mengenai internet tentu tidak lepas dari maraknya penggunaan jejaring
sosial yang kini ramai melanda pengguna internet di seluruh dunia termasuk di
Indonesia. Setelah fenomena facebook dan Twitter saat ini muncul jejaring sosial baru
yang kini menjadi sangat trend di kalangananak mudahingga dewasa yakni jejaring
sosial Path. Path memungkinkan penggunannya untuk berkontribusi setiap waktu di
dalam jejaring sosial ini dimana Path menjadi media yang tepat untuk meceritakan
kehiduan penggunannya setiap hari. Kemampuannya menyediakan fasilitas untuk
menjawab kebutuhan manusia akan aktualisasi diri menjadikan jejaring sosial ini
tidak hanya sebagai media yang tepat untuk eksistensi penggunanya.
Eksistensi diri sekarang ini menjadi sebuah kebutuhan untuk para remaja.

Mereka selalu menunjukkan apa saja yang mereka lakukan, seakan mereka sedang
berlomba untuk menunjukkan keeksitensian dirinya. Untuk itu mereka lebih sering
pergi ke suatu tempat dan membeli sesuatu yang sebenarnya tidak mereka butuhkan
yang nantinya akan mereka tunjukkan ke publik lewat fitur yang terdapat di jejaring
sosial Path agar mendapat pujian.
Gaya hidup seperti ini dapat menimbuklan adanya gejala konsumtifisme,
sedangkan konsumifisme dapat didefinisikan sebagai sebagai pola hidup individu atau
masyarakat yang mempunyai keinginan untuk membeli atau menggunakan barang
dan jasa yang kurang atau tidak dibutuhkan (Lestari, 2006) .
Seperti yang dikatakan oleh Rromm bahwa keinginan masyarakat dalam era
kehidupan yang modern untuk mengonsumsi sesuatu tampaknyatelah kehilangan
hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya, membeli saat ini sering kali
dilakukan secara berlebihan sebagai usaha untuk memperoleh kesenangan atau
kebahagiaan, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat semu.
Budaya konsumtivisme menimbulkan shopilimia. Dalam psikologi ini dikenal
sebagai compulsive buying disorder (penyakitkecanduabelanja). Penderita tidak
menyadari dirinya terjebak dalam kubangan metamorfosa antara keinginandan
kebutuhan. Ini bisa menyerangsiapa saja, perempuan ataupun laki-laki. Contoh dari
makna konsumtif yang akan dikaji penulis yaitu membeli ponsel jenis baru,
mengikuti trend, memakai fashio yang sedang trend, pergi ke sutau tempat yang

sedang menjadi trend dan kegiatan lain yang dapat dibagikan atau ditunjukan melaui
jejaring sosial Path.
Awalnya konsumtif hanya terbatas pada kebutuhan pokokuntuk hidup akan
tetapi meningkat kepada kebutuhan yang lebih tinggi dikarekan faktorgaya hidup
yang menjadi berlebih-lebihan. Gaya hidup juga dapat menjadi ajang ekspresi dan
adaptasi seseorang terhadap budaya yang tengah melanda, sehingga tindakan
seseorang didasarkan pada pola yang baru yang dilahirkan akibat perkembangan
zaman. Dengan ini bentuk budaya modern menghadirkan gaya hidup modern menjadi
acuan dalambersikap maupun bertindak. Termasuk ketika hadir produk-produk baru
dianggap bagian dari bentuk simbolis gaya hidup masa kini.
Konsumtif merupakan salah saru penggunaan dan pemanfaatan sumber daya
atau barang-barang yang ada atau anugrah-anugrah yang telah Allah berikan kepada
manusia untuk digunakan. Dalam melakukan konsumtif manusia diberi kebebasan,

namun dalam kebebasannya itu harus berpijak pada aturan-aturan konsumtif
(perilaku-perilaku konsumtif) yang telah diatur dalam ajaran Islam pada umumnya.
Islam adalah agama yang memiliki keunikan terdiri dalam hal Al Qur’an
tentunya di bidang Hadits, sangat komprehensif dan universal. Kompehensif berarti
merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual maupun sosial (Hadis dan Sunnah).
Universal berarti dapat diterapkan setiap watu dan tempat. Kajian yang komprehensif

terhadap sebuah hadis dalam tradisi keilmuan Islam haruslah dilakukan dengan
seimbang, yaitu dengan studi yang dapat mencakup kajian terhadap kitab-kitab Hadis
(baik yang dikarang ulama’ sunni maupun syii)
Dalam hal konsumsi pun Islam mengajarkan sangat moderat dan sederhana,
tidak berlebihan, tidak boros, dan tidak kekuranga karena pemborosan adalah saudarasaudara setan. Konsumtif dianggap sebagai suatu perkara yang baik, selama tidak
membahayakan diri maupun orang lain. Islam mendorong manusia untuk
mengkonsumsi sesuatu yang baik lagi halal untuk mewujudkan tujuan dari penciptaan
manusia itu sendiri, yaitu beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah-Nya di muka
bumi. Artinya, manusia akan mendapatkan dua menfaat sekaligus yaitu manfaat
sekarang (dunia) dan manfaat alkan datang (ahirat).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadikan aplikasi path begitu menarik dikalangan mahasiswa?
2. Bagaimana path mampu mempengaruhi pola hidup konsumtif mahasiswa dengan
fasilitas yang ada di dalamnya?
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap pola hidup konsumtif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sisi menarik dari Path
2. Untuk mengetahui pengaruh Path terhadap perilaku konsumtif
3. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap perilaku konsumtif yang
ditimbulkan Path


2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Media Sosial (Path)
Media sosial merupakan perkembangan dari teknologi komunikasi yang ada di
internet. Media sosial merupakan sebuah aplikasi yang membuat koneksi kita
dengan orang lain yang dapat digunakan dimana saja dan kapan saja
menggunakan perangkat teknologi seperti smarthphone dan gadget lainnya yang
memiliki akses internet. Media sosial menurut Hollenhorst & Michael (2010)
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang mengintegrasikan penggunaan
teknologi dan interaksi sosial untuk berbagi pembicaraan, suara, gambar dan video
(Damarwana, p.6).
Path didirikanoleh Shawn Fanning dan Dave Morrin pada tahun 2010, Dave
Morrin adalah mantan eksekutif Facebook yang mendirikan Path dengan tujuan
untuk membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunannya. Path
mempunyai tagline “The smart journl that helps you share life with the ones you

love” yaitu tentang hubungan yang bisa dipercaya sepanjang kehidupan seseorang
dalam satu waktu,seseorang hanya bisa memiliki 150 true relationship, dimana
hubungan dengan orang-orang di luar itu bukan hubungan yang termasuk dekat.
Path memiliki beragam fitur yang memudahkan penggunanya untuk
berkomunikasi dan mengekspresikan hidupnya seperti Listening to, Share
Location, Take a Picture, Sleep, Update Status. (Darmawan, p.6).
1.1.

Teknologi Path
Path menyediakan berbagai fitur yang dapat menunjang performanya,
antara lain:
a. Profil
b. Mengunggah momen
c. Musik, buku, dan Film
d. Lokasi
e. Status pengguna
f. Tidur

2. Gaya Hidup
Pengertian gaya hidup menurut Kotler (2002, p.192) adalah pola gaya hidup

seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,minat, dan opininya. Gaya
hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Kotler (2008:168) menambahkan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi gaya hidup diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi sikap, pengalaman, pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif
persepsi. Faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial dan
budaya.
Dari berbagai pemikian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidupadalah
pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya
dalam membelanjakan uangnya serta bagaimana seseorang mengalokasikan
3

waktunya dan seseorang memiliki pilihan untuk memilih gaya hidup apa yang
membuat dia merasa nyaman sesuai dengan karakter dirinya. (Darmawa, p.6)

3. Perilaku Konsumtif
3.1.
Pengertian Perilaku Konsumtif
Konsumtif dapat didefinisikan sebagai pola hidup individu atau masyarakat
yang mempunyai keinginan untuk membeli atau menggunakan barang dan jasa

yang kurang atau tidak dibutuhkan (Lestari, 2006).
Fromm (1995) mengatakan bahwa keinginan masyarakat dalam era kehidupan
yang modern untuk mengonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan hubungan
dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Membeli saat ini sering kali dilakukan
secara berlebihan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan atau
kebahagiaan, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat
semu.
Lebih jauh Kartodiharjo (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif
sebagai sosial ekonomi perkembangannya dipengaruhi oleh faktor kultural,
pentingnya peran mode yang mudah menular atau menyebabkab produk-produk
tertentu. Di samping itu sikap seseorang seperti orang tidak mau ketinggalan dari
temannya atau penyakit kultural yang disebut “gengsi” sering menjadi motivasi
dalam memperoleh produk. Di jumpai juga gejala sosiopsokologis berupa
keinginan meniru sehingga remaja berlomba-lomba yang satu ingin lebih baik dari
yang lain. Perilaku konsumtif menciptakan kebiasaan pembelian produk untuk
konsumsi tetapi ada motivasi lain. Konsumtifisme jenis ni cukup banyak
contohnya, misalnya berbagai produk dengan merk terkenal sangat disukai
meskipun mahal, seperti ponsel bermerk “iphone”. Produk bukan sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, akan tetapi lebih berfungsi sebagai
lambang yang disebut “Simbol Status”.

Pendapat yang lain dikemukakan setiaji (1995) menyatakan bahwa perilaku
konsumtif adalah kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam
membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka
kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional,
sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat
menjadi simbol keistimewaan.
Menurut Sumartono (2005:176) perilaku konsumtif ada;ah suatu perilaku yang
tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional.melainkan karena adanya
keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi. Peirlaku
konsumtifmelekatpada seseorang bila orang tersebut membeli sesuatu di luar
kebutuhan (need) tetapi sudah kepada faktor keinginan (want).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif
adalah suatu keinginan individu atau masyarakat untuk membeli barang mewah
dengan berlebihan hanya untuk kesenangan dan menaikkan derajat sosial
seseorang.
3.2.

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

4

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan
eksternal:
a. Faktor Eksternal/Lingkungan
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia dilahirkan
dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor
eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan,
kelas sosial, kelompok sosial dan keluarga.
1) Kebudayaan
Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari
satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan
bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat
(Mangkunegara, 2005: 39). Manusia dengan kemampuan akal
budaya telah mengembangkan berbagai macam sistem perilaku
demi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan adalah determinan yang
paling fundamental dan keinginan perilaku seseorang (Kotler, 200:
224).
2) Kelas Sosial
Pada dasarnya manusia Indonesia dikelompokkan dalm tiga
golongan (mangkunegara, 2005:42) yaitu: golongan atas, golongan
menengah, dan golongan bawah. Perilaku konsumtif antara
kelompok sosial satu dengan yang lain akan berbeda dalam
hubungannya dengan perilaku konsumtif (Mangkunegara, 2005:43)
3) Keluarga
Sangat penting dalam perilaku membeli karenakeluarga adalah
pengaruh konsumsi untuk banyak produk. Selain itu keluarga dapat
didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang
perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam
pengambilan keputusan membeli (Mangkunegara, 2005: 44).
Peranan setiap anggota keluarga dalam membeli berbeda-beda
menurut barang yang dibelinya.
b. Faktor Internal
Faktor internal ini juga terdiri fari dua aspek, yaitu aspek psikologis
dan faktor pribadi.
1) Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam
bergaya hidup kosumtif (Kotler, 2000: 238), diantaranya:
a) Motivasi, dapat mendororng karena dengan motivasi tinggi
untuk membeli suatu produk, barang/jasa maka mereka
senderung akan membeli tanpa menggunakan faktor
rasionalnya.
b) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi
yang baik maka motivasi untuk bertindak akan tinggi, dan ini
menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
c) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar
orang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan
kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan

5

pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya
perilaku konsumtif.
2) Faktor pribadi, menurut Kotler (2000: 232) keputusan untuk
membeli sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
a) Usia, pada usia remaja kecenderungan seseorang untuk
berperilaku konsumtif lebih besar daripada orang dewasa.
Tambunan (2001: 1) menambahkan bahwa remaja biasanya
mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak
realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya.
b) Pekerjaan, mempengaruhi pola konsumsinya. Seseorang
dengan pekerjaan yang berbeda tentunya akan mempunyai
kebutuhan yang berbeda pula, dan hal ini dapat menyebabkan
seseorang berperilaku konsumtif untuk menyesuaikan diri
dengan pekerjaannya
c) Keadaan ekonimi. Orang yang mempunyai uang yang cukup
akan cenderung lebih senang membelanjakanuangnya untuk
membeli barang-barang. Sedangkan orang dengan ekonomi
rendah akan cenderung hemat.
d) Kepribadian. Kepribadian dapat menentukan pola hidup
seseorang, demikian juga perilaku konsumtif pada seseorang
dapat dilihat dari tipe kepribadian tersbut.
e) Jenis kelamin. Kjenis kelamin mempengaruhi kebutuhan
membeli, karena remaja putri cenderung lebih konsumtif
dibandingkan pria (Tambunan, 2001:3)
3.3.

Karakter Perilaku Konsumtif
Menurut Sumartono (dalam Fransisca, 2005: 178-179) karakteristik atau
indikator perilaku konsumtif adalah sebagai berikut:
a. Membeli produk karena iming-iming hadiah
Pembelian barang tidak lagi melihat manfaatnya akan tetapi tujuannya
hanya untukmendapatkan hadiah yang ditawarkan
b. Membeli produk karena kemasannya menarik.
Individu tertarik untuk suatu barang karena kemasannya yang berbeda
dari yang lainnya. Kemsan suatu barang yang menarik dan unik akan
membuat seseorang membeli barang tersebut.
c. Membeli produkdemi manjaga penampilan gengsi.
Gengsi membuat individu telah memilih membeli barang yang
dianggap dapat menjaga enampilan diri, dibandingkan dengan membeli
barang lain yang dibutuhkan.
d. Membeli produk berdasarkan pertimbangan harga (bukan atas dasar
manfaat).
Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya
kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang
dianggap paling mewah.
e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbolatau status.
Individu menganggap barang yang digunakan adalah suatu simbol dari
status sosialnya. Dengan membel suatuproduk dapat memberikan
simbol status agar kelihatan lebih keren di mataorang lain/
6

f. Mamakai produk kkarenaunsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan produk.
Individu memakai sebuah barang karena tertarik untuk bisa
menjadiseperti model ikan tersebut, ataupun karena yang diiklankan
adalah seorang idola dari pembeli.
g. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan
menimbulkan rasa percaya diri.
Individu membeli barang atau produk bukan berasarkan kebutuhan
tetapi karena memiliki harga yang mahal untuk menambahkan
kepercayaan diri.
h. Keinginan mencoba lebih dari dua jenis yang berbeda.
Konsumen akan cenderung menggunakan produk dengan jenis yang
sama dengan merk yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan,
meskipun produk tersebut belum habis dipakai.
Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang
yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai
kepuasan yang maksimal. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam
perilaku konsumtif menurut Tambunan (2001:1) adadua aspek mendasar,
yaitu:
a. Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan. Hal ini akan
menimbulkan pemborosan dan bahkan inefisien biaya, apaagi bagi
remaja yang belum mempunyaii penghasilan sendiri.
1) Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari
nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi
kebutuhan pokok. Perilaku ini hanya berdasarkan pada keinginan
untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang
diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang
maksimal.
2) Inefisiensi biaya
Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang biasanya
mudah terbujuk rauan iklan,suka ikut-ikutan teman, tidak realistis,
dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya sehingga
menimbulkan inefisiensi biaya.
b. Perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan
semata. Kebutuhan yang dipenuhi hanya sekedar mengikuti arus mode,
ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial tanpa
memperdulikan kecemasan. Rasa cemas di sini timbul karena merasa
harus tetap mengikuti perkembangan dan tidak ingin dibilang
ketinggalan.
1) Mengikuti Mode
Di kalangan remaja mode dipandang sangat penting untuk
menunjang penampilan mereka. Sehingga mereka ingin
menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang
sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga
para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.
2) Memperoleh pengakuan sosial
Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila
melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas
7

diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan
denganberusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan
untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya
itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut
yang sedang in (populer).

4. Perilaku Konsumtif dalam Perspektif Islam
Islam adalah agama yang ajarannya mengatur segenap perilaku manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula masalah konsumsi, Islam
mengatur bagaimana manusia melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang
membawa manusia berguna bagi kemaslahatan hidupnya. Seluruh aturan Islam
mengenai aktivitas konsumsi terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Perilaku
konsumsi yang sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan As-Sunnah ini akan
membawa pelakunya mencapai keberkahan dan kesejahteraan dalam hidupnya.
Perilaku konsumsi yang sesuai dengan Al-Qur’an danAs-Sunnah yaitu
sepertimakan dan minum yang cukup,melakukan pekerjaan yang bermanfaat
(menuntut ilmu, shalat, berda), membantu orang lain dalam kebaikan, bersodakoh,
merayakan Hari raya dengan tidak berlebihan dan lain sebagainya.
Islam memandang bahwa bumi dengan segala isinya merupakan amanah Allah
SWT kepada sang Khalifah agar dipergunakansebaik-baiknya bagi kesejahteraan
bersama. Dalam satu pemanfaatan yangtelah diberikan kepada Khalifah adalah
kegiatan ekonimi (umum) dan lebih sempit lagi kegiatan konsums (khusus). Islam
mengajarkan kepada sang Khalifah untuk memakai dasar yang benar agar
mendapatkan keridhaan dari Allah Sang Pencipta.
Konsumsi pada hakikatnya adalah mengeluarkan sesuatu dalam rangka
memenuhikebutuhan. Konsumsi meliputi keperluan, kesenangan dankemewahan.
Kesenangan atau keindahan diperbolehkan asal tidak berlebihan, yaitu tidak
melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak pula melampaui batasbatas makanan yang dihalalkan . konsumen muslim tidak akan melakukan
permintaan terhadap barang sama banyak dengan pendapatan, sehinggan
pendapatan habis, karena mereka mempuyai kebutuhan jangka pendek (di dunia)
dan kebutuhan jangka panjang (di akhirat) (Diana, 2008:55)
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kecenderungan berperilaku
konsumtif, akan tetapitidak semua bisa menyalurkannya. Dalam surat Al-Isra’
dianjurkan untuk membelanjakan harta yang kita miliki sesuai dengan syara’ tidak
berlebih-lebihan dan juga tidak kikir. Inilah yang disebut kesederhanaan dalam
Islam.
Dalam surat al-Isra’ ayat 26 menerangkan :

8

B. Analisa
Hasil dari pengamatan dan pengalaman diri sendiri bahwa perilaku komsumtif
yang ditimbulkan dalam penggunaan media sosial path ini sangat beragam, hal ini
dapat dilihat dari adanya perubahan gaya hidup yang tinggi, Brand Images, highclass,
dan transparasi kehidupan mereka ditengah-tengah para pengguna media sosial Path
lainnya. Perubahan perilaku komunikasi yang diakibatkan oleh perkembangan
teknologi sangat besar sekali efeknya pada manusi, karena pesatnya perkembangan
saat inimemberikan berbagai opsi kepada msyarakat untuk menikmati berbagai
fasilitas layanan internet seperti intenret mobile phone dengan cara beraga. Hal ini
pula lah yang mendorong perkembangan sebuah media sosial yang dari tahun ke
tahum semakin terasa efeknya.
Menjamunya berbagai media sosial membuat tingkat penggunaanya pun
melambung pesat, beragam hal menarik pun kini banyak ditawarkan oleh berbagai
macam media sosial agar dapat diminati oleh masyarakat mulai dari fitur-fitur, konten
bahkan isis dari media sosial sendiri. Kebiasaan masyarakat Indonesia untuk selalu
mengikuti perkembangan jaman membuat media sosial Path hadir dan berbeda di
tengah-tengah media sosial yang tengah menjamut saat ini. Dengan tampilan yang
sederhana tapi menarik, fitur-fitur lengkap yang tidak ditemukan di media sosial lain
seperti, update status, fitur sleeping awake, dll membuat tingkat penggunaan Path
sangat tinggi, Path kini menjadi media sosial yang happening dan populer di kalangan
masyarakat.
Untuk mengakses media sosial Path ini bisa dilakukan dimana sajadan kapan
saja hanya dengan perangkat mobile phone karena Path tidak webs app,
pertemanannya pun dibatasi hanya 150 orang karena itulah Path menajdi eksklusif.
Dari hasil pengamatan kebanyakan orang menggunakan Path beragam seperti fiturnya
menarik, tidak mau ketinggalan jaman, menginginkan keeksistensian di tengah
masyarakat, dapat dikenal orang. Path juga dijadikan ajang untuk meningkatkan gaya
hidup di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Dapat dikatakan bahwa tujuan menggunakan media sosial itu adalah untuk
berinteraksi dengan orang-orang terdekat dan membagikan seluruh kehidupannya di
Path. Yang mendasari motif menggunaan media sosial Path yaitu adanya strata sosial
yang terjadi di kalanganmereka, Path yang hanya bisa digunakan untuk diakses di
internet seperti gadegt, ponsel Iphone dan Android dengan berbagai merk yang
harganya tidak dapat dijangjau oleh semua kalangan dijadikan ajang gengsi, untuk
menampilkan oleh menampilkan sitra diri, eksisi, gaul dan ingin dianggap bahwa
pengguna media sosial Path itu bukanlah orang yang ketinggalan jaman. Tidak seperti
saat mereka menggunakan media sosial lain, mereka memang eksis tapi tidak se eksis
dan se-eksklusif daat mereka memakai Path, ini menimbulkan adanya budaya
sombong dan budaya peniruan pengaplikasian strata sosila yang terjadi dikalangan
masyarakat.
Penggunaan terhadap Path ini cenderung ke hedonisme (lebih mementingkan
kehidupan duniawi) dan mengakibatkan perilaku konsumtif. Path menjadi ajang untuk
meningkatkan brand images dan ingin menjadi oran yang highclass. Ketika mereka
berada di tempat hangout tempat hiburan serta temapt makan mahal seperti cafe, mall,
restaurant, hotel, berlibur ke daerah yang terkenal pasti mereka mengunggahnya di
Path. Jarang sekali mereka menshare di tempat murah.
9

Bisa dikatakan pada zaman ini lah zamannya konsumtif. Perilaku konsumtif
disini merupakan tindakan konsumen dalam mendapatkan, menggunakan, dan
mengamil keputusan dalam memilih suatu barang yang belum menjadi kebutuhannya
serta bukan menjadi prioritas utama, hanya karena ingin mengikuti mode, mencoba
produk baru, bahkan hanya untuk mempoleh pengakuan sosial dengan dominasi
faktor emosi sehingga menimbulkan perilaku konsumtif. Mereka membeli suatu
produk demi menjaga penampilan gengsi, menginsumsi hanya sekedar menjaga
simbol atau status sosial, munculnya penialian bahwa membeli produk dengan harga
mahal akan menimbulkan rasa percaya diri. Kegiatan tersebut telah masuk ke dalam
karakteristik perilaku konsumtif. Perilaku seperti ini biasanya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor Eksternal seperti, kelas sosial, keluarga sedangkan faktor
Internal yang muncul dari diri sendiri yaitu seperti usia, pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian dan jenis kelamin.
Konsumsi merupakan kegiatan yang telah diatur oleh Islam. Islam mengatur
bagaimana manusia dapat melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa
manusia berguna bagi kemaslahatan hidupnya. Perilaku konsumsi yang sesuai dengan
ketentuan Al Qur’an dan As Sunnah akan membawa pelakunya mencapai keberkahan
dan kesejahteraan dalam hidupnya. Perilaku konsumsi yang sesuai dengan ajaran
Islam yaitu seperti makan dan minum yang cukup, melakukan pekerjaan yang
bermanfaat, membantu orang lain dalam kebaikan , bersodakoh, merayakan hari raya
dengan tidak berlebihan dan lain sebagainya.
Dalam surat al Isra’ ayar 26 menerangkan yang artinya “ Dan berikanlaj hak
untuk hidup berbahagialah kepada kaum keluarga, kaum sengsara dan wisatawan
agama. Namun jangan engkau hambur-hamburkan hartamu secara boros”. Dari ayat
ini dapat disimpulkan bahwa dilarang untuk boros karena sesungguhnya boros
merupakan teman setan.
Hidup dengan kemegahan, pemborosan dan bermewah-mewahan bisa menjadi
sebab dihilangkannya nikmat yang ada, karena hanya melahirkan kemaksiatan pada
Allah. Bahkan, ia dapat menjadi penyebab hilangnya sumber daya ekonomi umat
Kemudin dalam surat al A’raf ayat 31 yang artinya “ Hai anak anak adam,
pakailah pakianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlaj,
dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebihan.” (Qs. AL A’raf: 31)
Di dalam hadits dan riwayat para sahabat “apalagi ayat-ayat Al Qur’an”
dianjurkan agar berlaku hemat dalam nafkah atau belanja. Diriwayatkan dari atTirmidzi dari Abdullah Ibnu Sirjis sampai kepada Nabi SAW, bersabda, yang artinya:
“sikap yang baik, sifat kasih, dan berlaku ekonomis adalah sebagian dari empat
puluh empat bagian kenabian:. (disebut dalam Shahih Al-Jami’ ash-Shagir dan di
hasan kannya.(3692).
Salah satu contoh hasits diatas dengan permasalahan perilaku masyarakat pada
masa kini yaitu banyaknya masyarakat yang berkonsumtif secara berlebihan-lebihan
dan mengandung kemewahan

10

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Path memiliki fitur yang sangat beragam mulai dan lebih dari berbagai
moment-monem di media sosial Path, mengomentari dan berbincang-bincang dengan
sesama pengguna Path, membuat Path berubah fungsi sebagai ajang bersosialisasi,
dan ajang gaya hidup yang tinggi, ini dapat dilihat dari setiap moment-momet yang
dishare kebanyakan lebih mengshare sisi hedonisme dan fungsi entertainment saja,
apa yang dishare menunjukkan brand images. Kehidupan highclass penggunanya,
sebab mau makan, berada di tempat mana, mau tidur dan bangun tidur, serta seluruh
kehidupan mereka di share di Path semua. Pengguna Path pun dapat dikatakan
kecanduan karena dimanapun dan kapanpun mereka berada selalu membuka Path
dengan intensitas waktu yang tinggi karena fasilitas dari Path itu yang menarik, dan
karena meariknya Path tersebutlah yang membuat para pengginanya berperilaku
konsumtif.
Dalam hal konsumsi Islam mengajarkan untuk sederhana, tidak berlebihan,
tidak boros dantidak kekurangan karena pemborosan adalah saudara setan. Konsumtif
dianggap sebagai sesuatu perkara yang baik, Selama tidak membahayakan diri dan
orang lain. Islam mendorong manusia untuk mengkonsumsi sesutau yang baik lagi
halal untuk mewujudkan tujuan dari penciptaan manusai itu sendiri.
Dalam surat al A’raf ayat 31 yang artinya “ Hai anak anak adam, pakailah
pakianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlaj, dan
janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan.” (Qs. AL A’raf: 31).
Dalam surat diatas ditegaskan bahwa Allah melarang kita untuk berlebihlebihan
B. SARAN
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, terdapat ebberapa hal yang menjadi
fokus penulis. Sehingga penulis memberikan beberapa saran terkait dengan pengaruh
path terhadap perilaku konsumtif, sebagai berikut:
1. Untuk penggunaan media sosial, agar lebih bijaksana tidak mengikuti orang lain
atau trend yang sedang happening
2. Harus mengetahui antara keinginan dan kebutuhan dan mendahulukan kebutuhan
3. Tidak perlu memperdulikan strata sosial karena di mata Allah semua manusia itu
sama
4. Janganlah mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan karena orang yan berlebihlebihan adalah sudara setan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan. 2002. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Kartodiharjo, S. 1995. Konsumerisme dan Perlindungan Konsumen. Akademika. No. 1 Tahun
XIII. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Halaman 30-40
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol.
Edisi Revisi (terjemah Teguh, H dan Antonius, R). Jakarta: Prehalindo
Lestari, S. 2006. Hubungan Antara Harga Diri dan Konformitas dengan Perilaku Konsumtif
terhadap Produk Fashion pada Remaja Putri. Skripsi. Surakarta : Fakultas Psikologi UMS
Mangkinegara, A. 2005. sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Setiaji, B. 1995. Konsumerisme. Akademika. No.1. tahun XIII. Surakarta Muhammadiyah
University Press.
Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Internet. www. E-psikologo.com
Ekky, P. 2013. Perilaku Para Pengguna Media Sosial Path di Kalangan Mahasiswa Unikom
Kota Bandung. Skripsi. Banung: Universitas Komputer Bandung
Tri, H. 2014. Fenomena Penggunaan Path Sebagai Ajang Menunjukkan Eksistensi Diri.
Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Darmawan, dkk. Penggunaan Media Sosial Path Pada Gaya Hidup Mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi (Studi Deskriptif Kuantitatif di TelkomUniversity. Bandung: Telkom University
Mukhtarom, I. 2013. Pemahaman yusuf Al Qaradawi Terhadap Hadis-Hadis Tentang
Perilaku Konsumtif. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Alboin, L. 2016. Penggunaan Media Sosial Sebagai Eksistensi Diri. Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret

12

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26