GN: Majalah GAYa NUSANTARA No 08/Tahun 07

ABIASA – Bogor

Jl. Tebu gg. Nilamsari No. 09 - PONTIANAK

Jl. Sukasari III, Ujung No. 4

GRESIK

Kontak: Iyus (+62 813 52 526 437; +62 852 45 200 755)

BOGOR 16142 Tel. +62 251-354006

Jl. Aren No. 2, Perum Pongangan Indah GRESIK Tel +62 31 70840519

Srikandi Pakuan

JAKARTA Jl Sindang Barang Jero pilar 1 Gg Makam

Rt/RW 02/07 Bogor 16117 Tel. +62 813 1019 8451

Arus Pelangi

Jl. Tebet Timur Dalam VI G/No.1 Jakarta 12820 Tel./Fax. +62 21 8280380

Majalah Bulanan GAYa Nusantara diterbitkan oleh Divisi Advokasi GAYa Nusantara

bekerja sama dengan Hivos, dengan misi mempromosikan keragaman jender dan kesejahteraan seksual. Isi dalam buletin ini belum tentu

aftar si

sama dengan kebijakan Hivos.

Agen

Penanggung Jawab

Dr. Dede Oetomo

Sekapur Sirih

Telaah Homoseksualitas Dalam Islam

Tim Redaksi

Ko Budijanto, Sardjono Sigit,

(Bagian I)

Antok Serean, Widianto

Manfaat Menulis dan Tulisan 7

Kontributor

Nama-Nama Ngondek 9

Antok, Ardika Hadinata, Arther Panther Olii, Igogimon, KB,

Macam-macam Pekerjaan untuk Butchie 11

Khoirul Anam, Lanang, Poedjiati

Siang Mbecak, Malam Dendong 13

Tan, Tiwi

Lay out

Wajah

Neroneo

Alexa

Alamat Redaksi dan Sirkulasi

Jl. Mojo Kidul I No. 11 A

Surabaya 60285

Resensi

Telp/Fax. 031-5914668

Mysterious Skin 16

Email

redaksi@gayanusantara.co.id

Lokakarya Menulis Bersama Lian Gouw 21

Website

Peringatan ODOS 2012 “Freedom” 23

www.gayanusantara.or.id

Liputan 1st Diversity Youth Camp

Nomor Rekening

Pelatihan Hak Kesehatan Seksual

Bank BNI Cabang UNAIR Surabaya

dan Reproduksi

a.n. Yayasan Gaya Nusantara

Directory

Puisi

Semalam di Tanamon

Sampul :

Cerita

Alexa, salah sat u akt ivis

m uda SWARA ( Sanggar

Surat Rahasia

Muda Waria) . Yang bergerak dalam issue t ransgender di Jakart a.

SS

ekapur irih

Pemilihan komisioner KOMNAS HAM RI sudah berakhir bulan Oktober 2012 lalu. Dan seperti kita ketahui bersama, Dede Oetomo dari GAYa NUSANTARA sebagai wakil dari komunitas LGBTIQ gagal terpilih. Dari hasil voting yang dilakukan di DPR, Dede Oetomo hanya memperoleh 1 suara saja. Namun meski hanya mendapatkan 1 suara saja, hal ini sudah merupakan capaian yang luar biasa, seorang gay ternyata bisa berada di jajaran 30 besar kandidat yang ada, di sebuah negara yang masyarakatnya masih banyak dipenuhi sikap homophobia. Kegagalan Dede Oetomo bukanlah karena tidak mampu, secara dari segi kapasitas sudah sangat memenuhi syarat. Kemungkinannya adalah sikap homophobia yang sangat berlebihan dari para pemegang voting di pemilihan tersebut, sehingga kapasitas seseorang menjadi diabaikan.

Di luar kasus tersebut, homophobia masih begitu kuatnya di negeri ini. Mulai dari dalam keluarga sendiri, sekitar tempat tinggal, sekolah, kampus, lingkungan kerja maupun di area- area umum lainnya. Berbagai stigma dan diskriminasi sebagai perwujudan sikap homophobia tadi kerap dialami olah kawan-kawan LGBTIQ. Tidak sedikit kawan-kawan LGBTIQ yang melawannya dan berusaha mendapatkan hak-haknya sebagai manusia sama dengan manusia lainnya, namun lebih banyak justru yang diam dan membiarkan saja “penjajahan” atas diri mereka terjadi.

Tentu saja kita tetap menghargai kawan-kawan kita yang diam saja, pasti mereka punya alasan tersendiri secara pribadi. Namun perlu diingat juga, sampai kapan mampu bertahan terus diam saat dicaci-maki, dilecehkan, di-bully, dipalak, diperas dan berbagai bentuk penindasan lainnya? Tentunya tidak harus selamanya diam, harus mulai berani berbisik, bersuara, hingga berteriak untuk mendapatkan hak yang sama.

Semua memang perlu proses, meski sangat panjang tapi bukannya tidak mungkin untuk mendapatkan persamaan di negeri ini. Dede Oetomo sudah memulai mendekati negara, membuka pintunya, tinggal selanjutnya generasi penerus Dede Oetomo untuk menguak lebih lebar pintunya dan masuk ke dalamnya, guna mendapatkan hak-hak LGBTIQ sebagaimana manusia selayaknya. Teruslah berjuang pantang untuk menyerah.....

( Redaksi )

HH

Telaah Telaah

o m o se k sua l i t a s o m o se k sua l i t a s

.anneahira.com/images/pameran-buku.jpg

I sl a m I sl a m  

 

http://www

Oleh Khoirul Anam, YIFOS dan alumni UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

ulisan ini merupakan hasil dari kajian pustaka dan pergulatan panjang penulis terhadap

tema homoseksualitas, terutama dari sudut pandang hukum Islam. Sebuah agama yang dipandang kebanyakan orang sebagai agama yang paling keras menolak homoseksualitas. Meskipun nyatanya, banyak kaum homoseksual—terutama kaum gay dari dunia barat—yang akhirnya memeluk Islam sebagai agama mereka lantaran menurut mereka Islam lebih akomodatif untuk urusan ini dibandingkan dengan tradisi Kristen dan Yahudi. Dalam tulisan ini, penulis juga mencoba untuk mengungkap berbagai hal yang—mungkin—terlewat dalam kajian-kajian Islami berkaitan dengan kajian di atas. Sebab, homoseksualitas bukanlah “dunia lain” yang berada jauh dari jangkauan Islam, penulis nantinya akan menyertakan beberapa data tentang bagaimana homoseksualitas ini ada dan bahkan begitu akrab dengan peradaban Islam. Dimulai dari zaman-zaman awal penyebaran Islam, zaman perkembangan Islam (khususnya di Turki, Maroko, dan beberapa negara di timur tengah) dan juga pada dunia pendidikan yang ada disekitar kita, khususnya dunia pesantren. Tulisan ini bukan bertujuan untuk menunjukkan betapa (maaf) munafi knya Islam lantaran memungkiri kenyataan yang ada, tetapi lebih untuk mengajak pembaca sekalian menggunakan agama Islam sebagai landasan sikap arif terhadap fenomena yang terjadi. Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana ia seharusnya.

Homoseksual: Sejarah Singkat Secara istilah, “homoseksual” baru benar-benar muncul dan dikenal oleh manusia setelah

tahun 1869, melalui sebuah pamfl et berbahasa Jerman yang bertuliskan homo-sexuell. Hal ini tidak bermakna bahwa baru mulai pada tahun-tahun itu saja homoseksual muncul, sebab jauh sebelum tahun ini pun, sejarah telah mencatat tentang banyaknya perilaku sex sejenis. Hanya saja, para pelaku seks sejenis ini tidak pernah, dan bahkan dalam beberapa kasus tertentu menolak untuk menyatakan diri sebagai kaum homoseksual. Istilah ini juga baru masuk dalam kamus Bahasa Inggris pada penghujung abad ke-19, sementara pengistilahan terhadap kaum homoseksual baru benar-benar berkembang pesat pada abad ke-20. Sehingga ketika ada orang atau sekelompk orang yang menganggap bahwa homoseksual sebagai sesuatu yang “aneh”, maka tentu hal itu kuranglah tepat, sebab kenyataan ini telah terjadi sejak dahulu kala, bahkan terdapat beberapa anggapan yang meyakini bahwa homoseksualitas memiliki sejarah yang sama tuanya dengan sejarah manusia

itu sendiri, namun baru benar-benar ditarik ke permukaan dan dibahas pada abad ke-20. Dalam dunia peristilahan, homoseksual memiliki dua ranah yang berbeda, yang mana keduanya menunjukkan tentang siapa dan untuk apa istilah itu dipakai. Dari istilah tunggal homoseksual, muncul varian baru, yakni; ‘queer’, dyke, faggot. Kesemuanya itu memiliki makna yang sama, namun istilah ini lebih sering digunakan oleh masyarakat heteroseksual, sebuah masyarakat yang menjadi kebalikan dari kaum homoseksual, sebab mereka berpasangan dengan lawan jenis. Tiga istilah di atas digunakan sebagai alat untuk menumbuhkan rasa benci dan akhirnya berujung pada tindak diskriminasi. Sementara sebagain masyarakat homoseksual sendiri menggunakan istilah gay, lesbian, dan queer sebagai penunjuk makna positif dan suportif, juga digunakan dalam diskursus yang lebih luas. Semisal, Queer Theory. Terlepas dari munculnya banyak varian dari istilah di atas, masyarakat homoseksual sendiri cenderung lebih nyaman menggunakan istilah homophile daripada istilah homoseksual sebagaimana yang biasa kita kenal selama ini. Homophile bermakna mencintai sejenis (love to same sex) sehingga ia tidak melulu berkonotasi pada sex.

Homoseksual merupakan sebuah nama jamak terhadap beberapa fenomana seks sejenis yang ada. Terdapat setidaknya 6 (enam) jenis varian yang terdapat dalam homoseksualitas, kesemuanya biasa disingkat dengan LGBTIQ. Yakni; Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender/ Transseksual, Interseks, dan Queer/Questioning. Lesbian, adalah perempuan yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual terhadap sesama perempuan. Gay, adalah laki-laki yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual kepada sesama laki-laki. Biseksual, adalah seorang yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual terhadap kedua jenis kelamin (baik lelaki maupun perempuan). Transgender, adalah orang yang hidup atau menginginkan untuk hidup sebagai anggota gender yang lain. Seorang transgender tidak menginginkan pergantian kelamin. Waria disebut-sebut masuk dalam kategori ini, tentu dengan berbagai keunikan yang ada padanya. Transseksual, adalah orang yang hidup atau menginginkan untuk hidup sebagai lawan dari jenis kelamin yang dimilikinya. Biasanya, seorang baru disebut sebagai transseksual saat mereka telah berganti jenis kelamin. Interseks, adalah orang yang memiliki kelamin ganda, jaman dahulu, hal ini lebih popular dengan sebutan hermaprodit. Queer, ini adalah istilah yang muncul untuk merangkul banyaknya variasi seksualitas manusia yang tidak bisa atau tidak mau dimasukkan begitu saja dalam salah satu kelompok tertentu saja. Dan yang terakhir adalah Questioning, istilah ini biasa digunakan oleh orang yang masih berada dalam proses sedang mempertanyakan siapa dirinya, apa orientasi seksualnya, dan apa identitas dirinya.

Seperti telah diuraikan di atas, diskursus yang mendalam mengenai tema homoseksual yang terjadi pada abad ke-20 ini telah banyak memberikan pemahaman atau bahkan perubahan stigma tentang homoseksual dan segala kompleksitasnya. Terutama di Amerika, di mana studi ini ramai dilakukan. Masyarakat mulai menyetujui bahwa homoseksual yang sebelum pertengahan abad 20 dianggap sebagai dosa, penyakit, atau kelainan mulai menyadari bahwa anggapan itu salah. Hal ini terbukti dengan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) yang disusun oleh American Psychological Association pada tahun 1974 yang menyatakan bahwa homoseksual bukanlah akibat dari gangguan jiwa. Bahkan dalam pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa terbaru (PPDGJ

III, 2002) disebutkan bahwa LGBTIQ merupakan keberagaman manusia yang ada di muka bumi dan merupakan hak asasi setiap individu untuk memilih orientasi seksualnya. Sehingga berbagai upaya untuk membuat LGBTIQ menjadi “kembali normal (????)” merupakan tindakan yang salah dan tidak dapat dibenarkan. American Psychiatric Association (1998) menegaskan bahwa terapi pengubahan orientasi seksual memiliki resiko besar seperti depresi, kecemasan, dan perilaku merusak diri sendiri.

Memaksakan kehendak untuk menikahkan masyarakat LGBTIQ dengan lawan jenis merupakan juga tindakan brutal terhadap hak untuk secara bebas memilih dan menentukan orientasi seksual seseorang. Korban dari “kawin paksa” ini dipastikan akan mengalami siksaan dan guncangan batin yang luar biasa dahsyatnya, sebab mereka tidak dapat mengekspresikan orientasi dan perilaku seksual sebagaimana yang mereka inginkan, padahal perilaku seksual tersebut merupakan manifestasi “pola preferensi pasangan erotik” yang tidak pernah merasakan bangkitan erotik oleh pasangan berbeda kelamin.

Pada bagian selanjutnya, penulis akan memaparkan bagaimana homoseksual ini ada dan turut serta sebagai salah satu bagian kecil dalam sejarah peradaban Islam. (Bersambung ke edisi berikutnya) Pada bagian selanjutnya, penulis akan memaparkan bagaimana homoseksual ini ada dan turut serta sebagai salah satu bagian kecil dalam sejarah peradaban Islam. (Bersambung ke edisi berikutnya)

http://wita.blog.imtelkom.ac.id/

Manfaat Manfaat Menulis dan Tulisan Menulis dan Tulisan

Seorang teman bertanya,”Antok, apa sih gunanya tulisan? Kok kamu getol banget ngajak teman-teman menulis.” Seolah menulis dan tulisan merupakan dua hal yang mubazir. Ada satu lagi aktivitas yang selaras, yakni membaca. Tiga hal itu saling memperkuat satu sama lain. Membaca memperkaya pengetahuan, mendorong melakukan aktivitas menulis, yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan.

Sebetulnya manfaatnya banyak sekali, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Saya coba menjabarkan beberapa, sebagai stimulus agar teman-teman tergerak menulis:

1. Terapi

Para psikolog mengamini kalau menulis cara efektif untuk menstabilkan emosi. Berbagai persoalan hidup kerap membuat manusia mengalami tekanan batin. Nah, dengan menulis emosi-emosi negatif itu tersalurkan, tidak terpendam di hati saja yang bisa berdampak stres berkepanjangan. Biasanya dalam bentuk diary, catatan harian, atau unek-unek.

2. Medium Ekspresi Diri

Tiap manusia butuh medium mengekspresikan diri. Ada yang suka menyanyi, menari, olahraga, bikin fi lm, memasak dll. Ini tergantung hobi masing-masing. Menulis bisa jadi pilihan positif lainnya. Anggaplah menulis sebagai aktivitas menyenangkan, pasti melakukannya asyik-asyik saja.

3. Rekaman Sej arah

Pak Suparto Brata (sastrawan Jawa) selalu bilang kalau manusia yang tidak menulis akan kehilangan sejarah dirinya sendiri. Manusia hidup di dunia ini kan cuma satu kali. Nah, kalau tidak meninggalkan sesuatu akan hilang tergerus zaman. Mengingat tulisan sifatnya abadi, maka seorang yang menulis namanya akan abadi sepanjang zaman. Contohnya Kahlil Gibran. Meski telah meninggal dunia ratusan tahun, tapi nama dan tulisannya masih melekat di pikiran banyak orang.

4. Popularitas dan Uang

Kalau sudah mahir menulis dan menghasilkan tulisan yang bagus, bisa dibagi ke pembaca dalam bentuk buku. Zaman sekarang menerbitkan buku jauh lebih mudah dibandingkan sepuluh tahun lalu. Tidak lagi melewati proses berbelit-belit. Bisa lewat penerbit atau diterbitkan sendiri. Nah, dampak positif lahirnya buku adalah popularitas, alias dikenal banyak orang. Dan kalau bukunya jadi bestseller, bisa mendapatkan keuntungan dari royalty. Contohnya Andrea Hirata yang memperoleh royalty 1 milyar lebih.

5. Kontribusi pada Gerakan LGBTI

Nah, ini yang terpenting. Menurut saya, persoalan utama gerakan LGBTI adalah ideologi. Mayoritas masyarakat masih terhegemoni heteronormativitas. Bahwa yang sah itu cuma laki-laki dan perempuan, apalagi disederhanakan laki-laki dengan pengertian

Dengan tulisan, teman-teman

manusia berpenis dan perempuan sebagai

mengajak pembaca untuk berpikir

manusia bervagina. Ini kan kacau sekali. Padahal

ulang, berdialog, berbagi pengetahuan,

perkembangan pengetahuan luar biasa pesat,

sehingga pikiran sempit tersebut bisa

seperti kajian mutakhir interseks dll. Teman-

terbuka dengan wawasan baru.

teman bisa memberikan kontribusi mengubah pemikiran sempit ini dengan menulis, yang isinya menyuarakan keragaman gender dan seksualitas, pluralisme dll. Dengan tulisan, teman-teman mengajak pembaca untuk berpikir ulang, berdialog, berbagi pengetahuan, sehingga pikiran sempit tersebut bisa terbuka dengan wawasan baru.

Saya percaya, setiap manusia punya kemampuan menuliskan apa saja yang menyentuh hidupnya. Tinggal kemauan saja untuk melakukannya. Kalau selama ini rajin menulis status di Facebook, Twitter, Blog, Tumblr, Chatting dll, bisa dikembangkan lagi menulis lebih panjang, seperti catatan perjalanan, liputan kegiatan, artikel, puisi, cerpen, atau novel. Percayalah, setiap kata yang kita tuliskan pasti bermanfaat bagi pembaca. Ayo, bikin perubahan dengan tulisan! (Antok)

Na m a -Na m a

NGONDEK NGONDEK

Pergaulan di komunitas gay memang penuh ceria dan selalu menyenangkan. Meski masing-masing individu gay mempunyai problem sendiri-sendiri, namun saat berkumpul bersama di komunitasnya maka seolah-olah problem tersebut menghilang dan tergantikan dengan kegembiraan. Canda tawa bersama atau saling meledek, menambah semakin akrab suasana persahabatan dan persaudaraan yang ada di komunitas gay. Salah satu bentuk keakraban yang terjalin di antara mereka adalah saling menyapa dengan menyebut nama- nama ngondek mereka, yaitu nama perempuan masing-masing.

Unik memang, hampir semua gay mempunyai nama perempuan dalam pergaulan mereka di komunitas. Seperti nama panggung seorang artis. Bisa jadi mungkin karena gay mempunyai sisi feminin dalam dirinya, atau bisa juga mungkin karena gay cukup dekat dengan komunitas waria, sehingga muncul pemakaian nama-nama ngondek ini dalam pergaulan mereka. Namun yang jelas nama-nama ngondek ini bukanlah untuk melecehkan seseorang, semata- mata hanyalah untuk menunjukkan keakraban mereka saja.

Beberapa cara yang biasanya dilakukan untuk membuat nama-nama ngondek mereka antara lain sebagai berikut:

• Mengganti huruf vokal dalam nama-nama mereka, sehingga terdengar lebih feminin.

Misalnya: Yanto -> Yanti, Tono -> Tini, Heru -> Hera. •Menambahkan kata ‘ce’ pada penggalan suku kata dari nama mereka.

Misalnya: Amir -> Mirce, Yanto -> Yance, Minto -> Mince.

•Menambahkan kata wati pada nama mereka. Misalnya: Pur -> Purwati, Budi -> Budiwati, Aming -> Amingwati.

•Memakai nama artis terkenal favorit mereka. Misalnya: Yuni Shara, Sophia Latjuba, Lilis Karlina dan sebagainya.

•Mempelesetkan nama mereka yang maskulin menjadi lebih feminin. Misalnya: Brandon -> Brenda, Johan -> Yohana, Victor -> Victoria.

•Menggunakan huruf pertama namanya sebagai huruf pertama nama perempuannya.

Misalnya: Teguh -> Tasya, Joko -> Jenifer, Candra -> Cindy. •Menggunakan sembarang nama perempuan yang tidak berkaitan dengan

namanya.

Misalnya: Budi -> Frisca, Heri -> Vera, Herman -> Angelica. Selain cara-cara yang biasa digunakan di atas, bisa dimungkinkan pula

menggunakan cara-cara yang lainnya. Karena memang kreativitas untuk menciptakan nama-nama ngondek tidak ada batasannya. Nama-nama ini bisa diciptakan sendiri, bisa pula diberikan oleh komunitasnya. Biasanya pemberian nama oleh komunitas ini kepada gay-gay yang baru bergabung di komunitas itu. Biasanya kalau tidak suka dengan nama yang diberikan komunitasnya, dia bisa melakukan penggantian nama tersebut. Dan yang diberikan nama oleh komunitasnya, biasanya tidak boleh marah, karena ini hanya untuk menunjukkan keakraban saja. Bila dia marah, otomatis dia akan tersisih dari komunitas itu, karena tidak mampu beradaptasi dengan kebiasaan yang berlaku di komunitas itu.

Hmm....bagaimana denganmu? Sudah punya nama ngondek atau belum? (KB)

Lesbian Lesbian Corner Corner

1/01/home1.jpg

Macam-Macam Macam-Macam Pekerjaan untuk Pekerjaan untuk

Butchie Butchie

http://ownsweethome.us/wp-content/uploads/201

Beberapa teman butchie sering mengeluh kalau dia susah dapat pekerjaan yang katanya karena penampilannya. Tetapi setelah ngobrol ternyata mereka tidak mengerti apa yang diinginkan atau pekerjaan apa yang cocok buat mereka. Sebelum kalian memutuskan mencari pekerjaan coba mulai bertanya atau menilai diri sendiri. Kemampuan apa yang saya miliki? Ijazah apa yang telah saya punyai? Pengalaman apa yang telah saya punyai? Di sini saya akan membahas beberapa pekerjaan yang mungkin cocok dengan teman-teman butchie, yang tidak mengharuskan penampilan. Kita mulai dengan anggapan kamu tidak mempunyai keahlian dan ijazah cuma SMA, tanpa pengalaman dan keahlian, sampai pekerjaan yang dengan keahlian dan ijazah yang lebih tinggi.

Penj aga Toko

Dengan semakin banyak mall atau pusat pertokoan yang dibuka, maka semakin banyak tenaga yang dibutuhkan, salah satunya penjaga toko. Penjaga atau pelayan toko, bisa toko penjual makanan atau minuman, seperti yang sering kita lihat sekarang ini banyak gerai-gerai yang menjual makanan dibuka. Pramusaji di depot-depot juga bisa. Syaratnya: kalian rapi, bersih,

tidak bau badan, siap bekerja keras dan cekatan.

Cleaning service atau of fi ce boy

Sekarang ini banyak jasa cleaning service yang membutuhkan tenaga pekerja. Atau kalian

bisa mendaftar di perkantoran sebagai offi ce boy. Syaratnya mau belajar menggunakan alat- alat untuk membersihkan lantai, memoles atau sejenisnya.

Jasa Parking

Kalian tentu sering melihat kalau pergi ke mall atau perkantoran selalu ada petugas yang menerima atau memberikan karcis parkir. Tapi ini mungkin syaratnya kalian menguasai komputer.

Satpam

Kamu bisa mengambil sertifi kasi untuk menjadi satpam dengan mengikuti kursus di Kepolisian selama tiga bulan. Kalau kalian mempunyai kemampuan bela diri atau fi sik yang kuat bisa menjadi tambahan referensi. Setelah mendapat ijazah tersebut, kamu bisa melamar menjadi

satpam di perusahaan atau di departement store.

Sopir Taksi

Kalau kalian memiliki SIM A dan bisa membawa mobil, kalian bisa menjadi sopir taksi atau

sopir mobil antar jemput anak sekolah.

Desain Gra fi s

Kalau kalian mempunyai kemampuan atau ijazah mengoperasikan photoshop, coreldraw,

Desain Komunikasi Visual

Bila kalian mempunyai ijasah D3 atau S1 DKV kalian bisa melamar di biro iklan, production house, percetakan buku, majalah, penerbitan, atau kalian bisa buka usaha sendiri dengan

mendesain undangan perkawinan, percetakan kartu nama dan sebagainya.

Dunia Fotogra fi dan Video

Kalau kalian suka fotografi atau suka membuat video, kalian bisa belajar menjadi wartawan foto, kameraman, fi lm maker, bekerja di production house. Mungkin pertama jadi pendamping

atau tukang angkat kamera sambil belajar cara mensyuting.

Penulis

Kalau kalian suka menulis bisa belajar menjadi wartawan, menjadi penulis novel, menulis artikel,

penulis buku, menjadi editor. Tentu harus mempunyai keterampilan berbahasa dan tulis-menulis.

Sales

Kalau kalian mempunyai kemampuan berbicara, mempengaruhi orang, kalian bisa menjadi sales, kalau menguasai mesin mobil atau motor kalian bisa menjadi sales mobil atau motor.

Kasir

Kalau kalian mengusai mesin register kalian bisa menjadi kasir di supermarket-supermarket

atau di restaurant.

Fitness Center

Bila kamu suka olah raga bisa bekerja di fi tness center atau tempat olah raga seperti futsall atau lainnya.

Jasa Kurir

Kalau kamu punya SIM C dan hafal jalan kamu bisa melamar sebagai petugas kirim paket atau surat seperti TIKI/JNE atau lainnya.

Event Organizer

Kalau kamu suka membuat acara, kreatif, dan bisa bekerja sama, kamu bisa bekerja di Event Organizer. Sebetulnya banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan meskipun penampilan kamu butchie.

Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu karena banyak sekali. Selama kamu mau berusaha dan bersusah payah terlebih dahulu, melakukan pekerjaan apapupun asal halal, pasti akan ada pekerjaan itu. Tetapi kalau kamu cuma di rumah dan membayangkan akan ada pekerjaan yang datang, sampai kapanpun itu tidak akan terjadi. Bagaimana agar seseorang itu dapat diterima

http://0.tqn.com/d/sanfrancisco/1/0/y/V/-/-/rainbowumbrella800.jpg

bekerja?

Pertama, Penampilan

Usahakan penampilan rapi, bersih, dan wangi. Karena kesan pertama ketika interview itu sangat penting. Kalau penampilanmu acak-acakan yang menerima pun akan takut dan berasumsi kamu tidak akan bisa bekerja karena mengurusi diri sendiri saja tidak bisa.

Kedua, Sikap

Tunjukkan sikap yang sopan, niat untuk bekerja, dan selalu mau melakukan pekerjaan apapun asal sesuai dengan nilai kebaikan. Tidak pilih-pilih, misalnya kalau ditanya apakah bersedia lembur? Kalau kamu menjawab tidak bisa bu/pak? Maka peluang diterima akan kecil.

Ketiga, Keinginan untuk Terus Belaj ar

Pegawai yang bagus adalah kalau dia selalu mempunyai keinginan untuk terus belajar, terus berkembang. Tidak mudah puas dengan kemampuan yang sudah dimiliki.

So, jangan pernah menyerah untuk mencoba, jangan pernah membatasi dirimu sendiri untuk maju. Kalau orang lain bisa sukses, kamu pun juga bisa. Selama ada kemauan di situ pasti ada jalan. Selamat mencoba sahabat! (Poedjiati Tan)

Kisah Kisah Sejati Sejati

Siang Siang M M

becak, becak,

Malam Malam D D

endong endong

Aku lahir dalam keluarga sederhana di salah satu desa di pulau Madura. Sebetulnya sih tak ada yang istimewa di masa kecil. Sama kok dengan teman-teman yang lain. Cuma seingatku, kira-kira kelas 5 Sekolah Dasar, aku merasa berbeda dengan teman- teman laki-laki. Ya, aku merasa lebih feminin ketimbang maskulin. Juga lebih nyaman bergaul dengan teman-teman perempuan daripada laki-laki. Termasuk dalam bermain. Entah kenapa sejak kecil kurang tertarik dengan olahraga. Lebih suka masak-masakan, main bekel, atau golekan (boneka dari kayu).

Lulus Sekolah Dasar aku melanjutkan ke pondok pesantren di Pamekasan. Tentu aku menyesuaikan diri dengan pakaian laki-laki, seperti sarung, baju koko, dan peci. Awalnya sih nggak begitu nyaman bergaul di pondok pesantren karena aturannya yang cukup ketat. Tetapi setelah menjalani kehidupan di dalamnya, justru aku menemukan surga di sana. Apa yang aku idam-idamkan selama ini terwujud jadi kenyataan. Hm, ceritanya begini.

Setelah seharian beraktivitas, malamnya aku dan teman-teman istirahat dalam satu kamar yang diisi sekitar 7 santri. Pada suatu malam, ada yang meraba-raba sarung, lalu mengelus-elus paha. Aku sih merasa takut, tapi juga senang. Sebagai santri baru aku takut menolak. Apa ya, perasaan campur aduk tak karuan. Lantas aku memilih diam saja sambil pura-pura tidur. Lampu sudah dimatikan, jadi nggak bisa melihat

Esok harinya aku cerita pada teman yang lebih dulu mondok di situ. Reaksinya di luar dugaan. Ia malah tertawa ngakak. Katanya itu hal biasa di pesantren. Mairil, istilahnya. Ia menasehati untuk tak terlalu memusingkannya. Toh, tak ada resikonya. Aku hanya bisa bilang oh…begitu ya. Ada kegembiraan setelah mendengar ujaran temanku. Ada harapan mengulanginya lagi. Ternyata benar, hal itu terulang lagi. Setelah aku pelajari, hal itu juga terjadi pada santri-santri lain. Seiring berjalannya waktu, aku menganggapnya sebagai hal biasa, seperti halnya makan atau shalat bersama.

Namun pengalaman di pesantren hanya berlangsung selama 2 tahun. Karena terbentur biaya, keluarga meminta pulang saja dari pondok. Ya, aku menurut saja. Nggak enak merepotkan keluarga. Lalu aku merantau ke Surabaya. Di sana melakukan pekerjaan apa saja asalkan bisa untuk makan. Aku bersyukur tak lagi luntang-lantung karena mendapatkan pekerjaan sebagai tukang becak. Nah, dari sinilah aku mengenal karakter banyak orang. Aku sering ngobrol dengan penumpang tentang pekerjaan sehari-hari.

Suatu malam aku mengantarkan 2 orang waria ke daerah Margomulyo. Waria itu ngobrol banyak tentang nyebong, cari pendapatan untuk makan, tempat nongkrong dll. Entah kenapa, aku merasa nyaman ngobrol dengan waria itu. Sisi feminin yang sempat tenggelam seolah bangkit lagi. Malah waria itu menunjukkan tempat kumpul- kumpulnya, juga jam berapa mereka berangkat dan pulang, biar aku bisa ngira-ngira cari penumpang. Tapi di benakku ada pemikiran lain. Penghasilan mbecak sangat pas- pasan. Kalau aku dandan, pasti bisa punya penghasilan tambahan.

Setelah sering ke tempat kumpul-kumpul waria, akhirnya aku memutuskan dendong. Siangnya tetap mbecak, malamnya kumpul-kumpul. Selain pendapatan tambahan, aku merasa menemukan dunia yang selama ini aku cari, dunia yang menerima aku apa adanya. Aku semakin akrab dengan teman-teman waria di Margorejo. Semakin lama sudah kayak keluarga sendiri.

Namun aku tak bisa menampik kenyataan. Keluarga di Madura meminta segera kawin karena umur yang semakin tua. Awalnya aku menolak karena belum siap dan tak punya uang. Keluarga tak menerima alasan itu. Singkat cerita, aku menikah demi memenuhi tuntutan keluarga. Pekerjaan tetap mbecak, sambil diam-diam nyebong di malam hari. Aku belum siap diketahui istri kalau tampil sebagai waria.

Tapi menutup diri terus-menerus juga nggak enak. Pelan-pelan aku membuka segala hal tentang diri ini pada istri. Tentu saja ia kaget. Sama sekali tak menyangka hal itu. Namun lama-lama bisa menerima juga. Uniknya, sekarang malah perhatian kalau aku lagi dandan. Baju apa yang cocok, make up apa yang bagus. Apapun yang terjadi aku tetap bersyukur. Aku tetap mbecak, dendong, ikut bantu-bantu kegiatan LSM, dan

telah dikarunia 2 anak, laki-laki dan perempuan. Indah, bukan? (sepert i dicerit akan narasumber dan dirangkai Ant ok Serean)

Puisi Puisi

emalam di Tanamon

Aku yang kuyup datang menyusup Mencari hangat cahaya di matamu Gigil ini mungkin terus memanggilmu Membuang risaumu ke riuh debur ombak

Kita sudah di Tanamon, Sayang Tanah yang lebih rendah dari bayangan Asap knalpot dan laju kendaraan Adalah wajah perjalanan hari

Dan kau tambahkan dingin itu Dari sekalimat yang sumir Benarkah rindu belum tiba di tepi tubir? Nyatanya kau selalu setia membuka pintu

Maka teruslah dekap aku, Sayang Sebut namaku dalam laju malam Aku ingin terbaring di sini Tulus mencari cinta yang bukan birahi

Manado, 2012.

Arther Panther Olii, sastrawan Manado. Penulis buku puisi Sepuluh Kelok di Mouseland

Resensi Resensi Film Film

Judul

: Mysterious Skin

Genre

: Drama

Tanggal Rilis : 06 Mei 2004 Sutradara : Gregg Araki Pemain

: Joseph Gordon-Levitt, Brady Corbet, Michelle Trachtenberg, Jeff Licon, Mary Lynn Rajskub, Elisabeth Shue, Bill Sage, Chase Ellison, George Webster, Riley McGuire

Produser : Gregg Araki Durasi

: 99 menit

Distributor : TLA Releasing

Film Mysterious Skin garapan sutradara Amerika ini diputar pertama kali di Venice Film Festival tahun 2004, dan mendapatkan apresiasi tinggi dari pengamat, penikmat, dan kritikus di sana. Film ini diadaptasi dari novel Scott Heim yang terbit tahun 1996 dengan judul yang sama. Dalam proses pengerjaannya, Gregg Araki tidak hanya bertindak sebagai sutradara, tapi juga produser, screenplay, sekaligus editing.

Dua tokoh utamanya, Neil dan Brian lahir di Kansas tahun 1972. Pada usia 8 tahun, keduanya masuk dalam klub baseball di sekolah. Brian digambarkan sebagai bocah yang aktif, sedangkan Neil cenderung pendiam. Suatu malam, keduanya diajak ke rumah pelatih baseball. Awalnya suka cita dengan banyak makanan, permainan, dan nonton fi lm. Lantas berubah ke perilaku seksual. Mereka bertiga melakukan ciuman, seks oral, dan pelatih minta keduanya secara bergantian melakukan fi sting pada anusnya dan perilaku lain yang mengarah pada pelecehan seksual.

Neil mengingat setiap detail kejadian masa lalunya. Ia tumbuh menjadi pribadi yang ekspresif dan memutuskan menjadi pekerja seks laki-laki, yang mayoritas tamunya berusia lebih tua dan memiliki sifat kebapakan. Melalui aktivitas seks, ia berusaha menghadapi luka masa kecilnya. Berulangkali terjebak kalut berkepanjangan kala kenangan itu hadir dan ia melampiaskan dengan mencari tamu untuk melampiaskan hasrat seksual.

Sebaliknya, Brian justru tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan mengaku sebagai aseksual. Ia merasa ada yang salah dengan masa kecilnya, namun sama sekali tak mampu mengingat apapun. Setiap kali berusaha mengingat atau sesuatu hadir sebagai mimpi buruk, hidungnya langsung berdarah (mimisan), kejang-kejang, lalu pingsan. Ia hidup di dalam dunianya sendiri. Seolah-olah bisa berinteraksi dengan alien, lengkap dengan piring terbang. Kekalutan itu ia tumpahkan dalam bentuk sketsa gambar. Satu-satunya yang ia ingat adalah Neil, sahabatnya di klub baseball. Dan untuk mengungkap hal yang tak dimengerti, ia berusaha mencari sahabatnya itu.

Setelah keluar dari klub baseball, keduanya tidak berhubungan sama sekali. Neil pindah ke New York, melakukan petualangan-petualangan seksual untuk menghadapi traumanya. Sampai pada satu titik, ketika ia mendapatkan pengalaman buruk dari tamunya yang sado masokis, ia memutuskan menghadapi kenyataan. Satu-satunya cara adalah menemui sahabat kecilnya, Brian. Pada saat yang sama, Brian melakukan upaya pencarian untuk menemukan Neil.

Cerita fi lm memuncak kala malam menjelang Natal keduanya bertemu di rumah Neil. Lantas keduanya sepakat melakukan napak tilas masa kecil dengan mengunjungi rumah pelatih, yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Tempat di mana keduanya mengalami pelecehan seksual. Brian mengingat rumah itu, tapi tetap tak mengingat kejadian di dalamnya. Neil yang lebih tegar lantas pelan-pelan menceritakan detail kejadian di masa lalu. Brian berteriak histeris, hidungnya langsung mimisan, air matanya tumpah ruah. Neil mendekap erat, memberinya kekuatan dan keyakinan bisa melewati semua itu.

Film ini mendapatkan tiga penghargaan dari Bergen International Film Festival – Jury Award (2004), Polished Apple Awards – Best Movie (2006), dan Icelandic Queer Film Festival – Best Fictional Work (2006). Sangat layak ditonton sebagai media pembelajaran pada kasus kekerasan seksual pada anak-anak. (Antok)

Cerita Cerita

Surat Surat Rahasia Rahasia

by Lanang

“Ia membaca ulang surat yang ditulisnya sendiri”

Surabaya, 19 November 2012 Buat Kekasih Bayangan

Apa kabar, Beib? Wah, kamu sekarang sudah jadi orang hebat ya. Bisa mengunjungi negeri-

negeri dengan musim berbeda. Bagaimana musim di Busan, Korea? Apakah sehangat Jakarta? Aku tahu, selain gingseng pasti ada yang memikat hatimu. Para lelaki berkulit putih mulus dengan bentuk tubuh kurus. Ya, itu yang selalu memesona hatimu. Hal lumrah bila hatimu tertambat di sana. Bukankah kamu menyediakan satu hati untuk seribu lelaki?

Hm, Hongkong tak kalah menariknya. Barangkali hatimu lebih terjerat di sana. Pesona kehidupan kota, pusat-pusat perbelanjaan, lampu warna-warni. Kegemaran kamu belanja barang-barang tak penting—menurut aku—bisa terpuaskan. Memang, dalam hal ini aku dan kamu berbeda. Kamu bilang belanja adalah salah satu terapi jitu menentramkan batin. Bagi aku, itu pemborosan. Ya, sudahlah. Tiap orang memang berbeda. Barangkali kamu juga menemukan lelaki bertubuh mengkal yang mengharapkan sentuhan, lalu kamu telanjangi di kamar hotel yang mewah itu. Ah, itu

18

hal biasa. Bukankah senggama merupakan kebutuhan, seperti halnya makan? Aku pikir Thailand sanggup memuaskan hasrat kamu berpetualang. Ya, semua orang tahu, di sana surganya lelaki yang ingin menikmati lelaki. Barangkali tidak melulu mengumbar birahi, mengeluarkan peluh, berbagi lendir, lalu terkapar di ranjang. Barangkali kamu memilih menonton lelaki-lelaki telanjang berbadan mengkal, menggoyang-goyangkan pantatnya yang sintal, lengkap dengan penis bergelantungan. Indah, bukan? Ya, ketelanjangan memang memesona manusia sejak awal penciptaan manusia. Tak heran bila kamu memilih mengunjunginya. Dengan bath, kamu bisa memilih berbagai pertunjukan primitif yang selalu laku dijual. Lalu hadir mata-mata nakal, dada setengah terbuka, dan pakaian ketat yang menonjolkan pangkal paha. Tangan-tangan itu menyeret kamu ke ruang remang-remang yang dipenuhi desah. Kamu merasa tak berdaya kala isi celana dalam mendesak keluar dan lelaki bermata nakal menyodorkan pantatnya. Untuk beberapa saat gejolak itu terlampiaskan. Lalu kamu pergi begitu saja seolah tak terjadi apa-apa. Hal yang biasa.

Australia juga menyajikan keindahan bagi tiap mata yang memandang. Kamu mengunjunginya persis pelancong yang haus tempat baru. Taman-taman, jalanan, pusat perbelanjaan, dan orang-orang. Semacam sesuatu yang asing namun menggetarkan. Hingga kamu mengabadikan dalam serangkaian foto kenangan. Apakah kamu menemukan lelaki yang memikat hati? Ah, pertanyaan bodoh. Kamu adalah lelaki yang mudah goyah oleh birahi. Tak heran bila kamu meluangkan waktu menyetubuhi salah satunya. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bukankah dingin perlu dihangatkan biar tubuh menjadi stabil? Barangkali pertanyaan yang tepat adalah apakah hatimu terikat salah satunya? Ya, urusan hati dan urusan birahi kerap bersilang maksud. Pikiran dan perasaan tak selalu bisa disatukan. Ah, yang penting kamu bahagia di sana.

Beib, bagaimana perasaan kamu sekarang? Ah, lagi-lagi aku mengulang pertanyaan bodoh. Bukankah telah lama kamu

meninggalkan perasaan, lebih berpijak pada pikiran? Tidak ada yang salah dengan hal itu. Tiap manusia punya hak memilih yang terbaik bagi dirinya sendiri. Aku tahu, itu salah satu cara kamu untuk bertahan hidup dari serangkaian kenyataan yang menggempur dari berbagai penjuru. Mengatasi perjalanan hidup yang sulit dengan pikiran logis adalah masuk akal. Buktinya, dengan cara itu kamu bisa bertahan sampai sekarang.

Lantas, ke mana hatimu bermuara, Beib? Kamu berpetualang dari satu lelaki ke lelaki lain, dari satu negeri ke negeri

lain, dari satu perasaan ke perasaan lain, dari satu pertimbangan ke pertimbangan lain. Namun sampai sekarang tak kunjung menemukan. Ah, barangkali kamu terikat oleh perasaan sendiri. Mengharapkan sesuatu yang bisa memenuhi keinginan kamu. Lupa bahwa lelaki lain memiliki keinginan yang berbeda. Atau jiwa kamu memang di sana? Menikmati setiap petualangan, berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain, dari satu hati ke hati lain. Kamu memimpikan kebersamaan, tetapi di sisi lain kamu tak bisa mengingkari kalau lebih menikmati petualangan. Ya, mimpi tinggal berdua dalam rumah sederhana lebih tepat sebagai mimpi ketimbang kenyataan. Barangkali kamu tak betah terikat, hanya menghabiskan waktu ngobrol berdua, memasak berdua, mandi berdua, nonton televisi berdua, tidur berdua, sedangkan jiwa kamu mengembara ke mana-mana.

Itu hak kamu, Beib. Aku sama sekali tak bisa memaksa karena tiap orang berbeda. Seperti halnya sekarang, tubuh kamu beraktivitas di Jakarta namun hati kamu mengembara ke penjuru semesta. Kamu masih mencari dan terus mencari lelaki yang

Lalu kenangan menjadi tak berarti lagi, seperti kain lusuh yang layak dibuang ke tempat sampah. Orang bodoh pun tak sudi memungut lagi. Kalau ada barang baru, kenapa mengambil yang lama? Aku ingat betul perkataan kamu, setelah mantan pergi, terbuka ruang untuk yang baru lagi. Barangkali seperti logika waktu ya. Bahwa segalanya berjalan ke depan, tak ada gunanya mundur ke belakang. Aku tahu, kamu tak menyediakan diri untuk menampung kenangan, hanya membuka tempat untuk yang akan datang. Seseorang yang kamu yakini bisa menyempurnakan. Ah, kamu memang pejuang. Tak lelah mencari dan terus mencari, selalu menanti dan terus menanti.

Tetapi, apa sebetulnya yang kamu cari? Berbagai kisah percintaan telah kamu alami. Manis dan getir telah kamu

nikmati. Pengalaman hidup tersulit dan terindah telah kamu resapi. Apa yang kamu butuhkan sekarang? Barangkali kesempurnaan yang tak mungkin terjamah dalam kenyataan.

Mungkin kamu bertanya, kenapa aku menuliskan ini semua? Beib, banyak hal yang tak bisa aku mengerti sampai sekarang. Bibirku

mengucap kata perpisahan. Tetapi hati dan pikiran tetap tertuju pada kamu. Entah berapa puluh lelaki aku setubuhi, namun yang terbayang tubuh kamu yang aku sentuh. Tujuh lelaki menawarkan cinta untuk aku miliki, namun aku tak bisa menyanggupi. Bagaimana mungkin aku sanggup membalas cinta orang lain bila setiap detik yang hadir adalah kamu, Beib?

Ah, itu urusan aku. Mungkin kamu sudah tak peduli lagi. Biarlah perasaan cinta yang meluber ke mana-mana aku tanggung sendiri. Sebab semua sudah terlambat. Aku sadar betul untuk bijak melihat kenyataan. Legawa. Aku hanyalah kenangan yang telah kamu buang ke dalam tong sampah. Ah, sudahlah.

Biarkan aku menggigil sendiri, terus mencintaimu dalam sepi.

Pangeran Malam Ia melipat surat, menyelipkan ke dalam dompetnya sendiri.

Lian Gouw Lian Gouw

Bersama Bersama

GAYa NUSANTARA bekerjasama dengan C2O Library mengadakan Lokakarya Menulis Riwayat Hidup Bersama Lian Gouw. Lian Gouw lahir di Bandung pada masa penjajahan Belanda. Lalu beremigrasi ke Amerika dan bermukim di sana sampai sekarang. Kerinduannya pada Indonesia beliau wujudkan dalam novel Only a Girl dan telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Only a Girl: Menantang Phoenix. Untuk kedua kalinya beliau berkunjung ke Indonesia. Surabaya dipilih sebagai salah satu kota tujuan karena banyak undangan sebagai pembicara dalam seminar, pelatihan menulis, dan forum kebudayaan. Salah satunya adalah berbagi ilmu menulis riwayat hidup.

Lokakarya diadakan selama dua hari, 07-08 November 2012. Bertempat di kantor GAYa NUSANTARA, Jl. Mojo Kidul I No.11A, Surabaya. Acara dimulai pukul 16.00 – 20.00 wib. Diikuti 15 peserta dari berbagai latar belakang, seperti aktivis, penulis, mahasiswa, dan dosen. Pelatihan memang dikhususkan menulis riwayat hidup, dengan tujuan masing-masing peserta bisa menuliskan kisah hidupnya sebagai rekam sejarah pribadi. Beliau sengaja mengedepankan praktek menulis 90% dan teorinya hanya 10%, dengan harapan kemampuan menulis cepat terasah.

Hari pertama, acara dibuka oleh Antok Serean dengan mengenalkan latar belakang Lian Gouw, sekaligus rangkaian kegiatan beliau selama di Indonesia mengunjungi Jakarta, Surabaya, Semarang, Salatiga, dan Yogyakarta. Lokakarya dimulai dengan pengenalan dasar-dasar menulis riwayat hidup, seperti tujuan menulis riwayat

Puisi

hidup, kebenaran tanggal kejadian, alur riwayat hidup, tulisan yang bermanfaat bagi pembaca, menentukan sudut pandang, unsur-unsur rekaan, penokohan, dan panduan format baku menulis di microsoft words. Selanjutnya, peserta langsung praktek menulis riwayat hidup dengan panjang tulisan minimal 1500 kata. Setelah makan malam, dilanjutkan dengan pembacaan tulisan yang telah jadi oleh penulisnya sendiri, lalu dikomentari peserta lain.

Hari kedua, tidak ada teori. Langsung mengkaji tulisan yang telah jadi. Secara bergiliran, masing-masing peserta membacakan karyanya, lalu dinilai peserta yang lain, yang disukai dan kurang disukai dalam tulisan tersebut. Penulis hanya diam, mencatat setiap komentar, dan tidak diperkenankan memberikan sanggahan. Mengingat ini cerita riwayat hidup, suasana haru-biru pun terjadi. Seorang peserta tak kuasa menahan air matanya ketika membacakan kisah hidupnya yang kesulitan uang saat lebaran. Ada juga cerita tentang kegundahan gay dalam menentukan jati dirinya. Tiap peserta menuliskan cerita yang berbeda pula. Ini menunjukkan keunikan pengalaman hidup tiap manusia.

Yang menarik dari lokakarya ini adalah Lian Gouw membimbing peserta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak diperkenankan bicara campuran dengan bahasa Inggris. Beliau berpendapat, bahasa Indonesia kondisinya kian memprihatinkan karena banyaknya unsur serapan bahasa Inggris yang dipaksakan dalam kalimat berbahasa Indonesia. Padahal dalam bahasa Indonesia masih ada padanannya. Lokakarya usai dengan pengalaman berkesan. Semua peserta telah mampu menulis riwayat hidupnya sendiri, tinggal mengembangkan saja ke dalam cerita lebih detail. Terima kasih banyak telah berbagi ilmu menulis, Ibu Lian Gouw. (Antok)

Peringatan Peringatan

“Freedom” “Freedom”

ODOS 2012 ODOS 2012

Peringatan tahunan One Day One Struggle (ODOS) tiap 09 November kembali digelar di Surabaya. Tahun ini mengambil tema besar “Freedom” atau kebebasan. Acara ini diselenggarakan sebagai bagian kampanye internasional Coalition on Sexual and Bodily Rights in Muslim Societies (CSBR). GAYa NUSANTARA selaku penyelenggara di Indonesia memusatkan acara di Kampung Ilmu, Jl. Semarang No.55, Surabaya.

Acara dimulai pukul 18.30 wib dengan penampilan playback Listen oleh Edyth dan pembacaan puisi Kesaksian karya WS. Rendra oleh Antok Serean. Moderator acara, Wulan, melanjutkan dengan latar belakang peringatan ODOS tiap tanggal 09 November. Ia memanggil Sardjono Sigit sebagai perwakilan panitia untuk memberikan prakata. Sigit menjelaskan, GN telah mengadakan peringatan ODOS selama tiga tahun berturut-turut, tiap tahun dengan tema berbeda. Tahun ini mengangkat tema kebebasan untuk menggali makna kebebasan itu sendiri, sekaligus menyuarakan hak-hak seksual. Peringatan ini sangat penting untuk merespon isu-isu terkait seksualitas yang berkembang pesat.

Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber Dede Oetomo. Ia mengupas makna kebebasan dalam kehidupan terkini, di mana tuntutan pemenuhan hak-hak pribadi semakin tinggi. Juga bagaimana memaknai kebebasan, terutama kebebasan seksual dalam kerangka hak asasi manusia. Usai diskusi, diisi penampilan playback Bad Romance oleh Sofi e. Pukul 19.45 wib masuk ke acara utama, yakni pemutaran fi lm Children of Srikandi. Film dokumenter tentang kehidupan LBT di Yogyakarta ini menarik minat lebih dari 50 peserta yang hadir. Semua tampak diam menyimak. Tepukan gemuruh membahana kala fi lm selesai.

Sebelum sesi diskusi kedua, Ella dari komunitas Prajurit Pelangi unjuk kebolehan menampilkan playback The Voice Within. Lalu dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber dari YiFOS, Yogyakarta, yakni Khoirul Anam. Ia mengomentari fi lm yang diputar, di mana teman- temannya sendiri yang main di dalamnya. Mengingatkan bahwa proses pembuatan fi lm penuh perjuangan panjang, seperti kesulitan izin. Akan lebih baik kalau teman-teman yang muncul di fi lm dihadirkan dalam diskusi di lain kesempatan. Ia melanjutkan bicara tentang kebebasan seksual dalam Islam, sesuai tema yang diangkat. Ia mencontohkan LGBTI. Ada perbedaan besar antara homoseksual zaman nabi Luth dengan homoseksual sekarang. Dahulu adalah homoseksual dengan kekerasan (homosexual in violence), sedangkan sekarang dengan cinta dan kasih sayang. Tidak adil bila menyamaratakan homoseksual karena beda zaman beda keadaannya.

Sesi tanya jawab berlangsung seru. Dian Dipayoni menyatakan, bahwa salah satu strategi dalam gerakan LGBTI adalah ikut terlibat kegiatan jaringan yang tak mungkin dibantah oleh kelompok lain, seperti gerakan nasionalisme atau ikut tim bantuan sosial ke Sampang, Madura. Pak Dede setuju dengan hal itu. Bahwa memperkuat jaringan itu penting, tidak hanya dari dalam LGBTI sendiri, tapi juga kelompok lain yang memiliki visi yang sama. Tepat pukul 22.00 wib, acara selesai. Terima kasih telah menjadi bagian Satu Hari, Satu Perjuangan untuk Kebebasan. Sampai jumpa di peringatan One Day One Struggle 2013. (Antok)

Wajah Wajah

Motor Penggerak Waria Muda Motor Penggerak Waria Muda

Di t engah riuhnya acara farewell part y w orkshop t ent ang HAM di t epi kolam renang hot el Equat or, Surabaya, saya ngobrol sant ai dengan Alexa. Dia t am pak sibuk m erapikan t as dan penam pilan karena buru- buru m au pulang ke Jakart a.

I nilah obrolan saya dengan waria m uda, berbakat , berpikiran m aj u, yang punya kesibukan seabrek.

Ant ok: Kok nggak pulang besok saj a, Alexa? Alexa: Maunya sih git u. Tapi, lagi banyak t ugas, Mas. Senin harus ikut pelat ihan lagi.

Ant ok: Wah, sibuk banget ya. Hm , Alexa aslinya m ana? Alexa: Aku aslinya Flores.

Ant ok: Bisa cerit a awal kariernya di Jakart a? Alexa: Aku m erant au ke Jakart a it u sekit ar t ahun 2005. Sem pat kuliah j uga sih, t api nggak sam pai kelar karena t erbent ur m asalah biaya. Lalu aku m em ilih bekerj a. Suat u m alam sepulang kerj a, aku m elihat banyak t em an- t em an waria di daerah Grogol. Besoknya aku kenalan dengan t em an- t em an it u, hingga akhirnya bergabung.

Ant ok: Oh, git u. Alexa: I ya. Lagian aku j uga udah nggak nyam an di t em pat kerj a, karena dengan

pribadi aku yang fem inin kurang bebas berekspresi. Aku m em ut uskan j adi pengam en bareng t em an- t em an waria yang lain.

Ant ok: Dulu langsung dit erim a di kom unit as waria? Alexa: Nggak juga, sih. Dulu oleh senior sering dikerjain, disuruh sana-sini dulu.

Ant ok: Cerit ain dong proses bergabungnya dengan SWARA? Alexa: Bulan Desem ber t ahun 2011 kem arin, kebet ulan SWARA bikin pem ilihan m iss

waria dan aku j adi t he w inner. Dari sana aku m ulai kenal NGO- NGO lain di Jakart a, karena aku sering dilibat in kalau ada kegiat an. Akhirnya aku bergabung dengan t em en- t em en ARI ( Aliansi Rem aj a I ndependen) , berkem bang lagi dengan kesem pat an m engikut i t raining SRHR ( Sexual Right s and Healt h Reproduct ive) dari GWL. Akhirnya kenal t em en- t em en GWL Muda lainnya, sepert i Set ia dll yang sekarang kegiat annya sedang berj alan.

Ant ok: Berart i kam u giat di beberapa organisasi ya? Luar biasa. Alexa: I ya, Mas. Kalau di SWARA, aku sebagai pet ugas lapangan. Di ARI aku

m asuk Divisi Pelat ihan dan Pengem bangan Kapasit as. Nah, kalau di GWL aku m asuk di advokasi.

Ant ok: Bisa cerit a yang pelat ihan SRHR it u? Alexa: Pelat ihan SRHR berlangsung Januari 2012 lalu di salah sat u hot el di Kem ayoran.

Sasarannya m em ang unt uk rem aj a. Tem en- t em en waria yang hadir dari Bandung, Jawa Tim ur, Pasundan, Aceh, Medan… yang lainnya t em en- t em en gay. Trainingnya 4 hari. Dari sit u t erbent uklah GWL Muda unt uk skala nasional.

Ant ok: Sebet ulnya agak sulit ya m enem ukan waria m uda, t erut am a di bawah usia

25 t ahun unt uk berorganisasi. Kam u udah t ot al dandan di usia segini. Keberanian unt uk dandan sebagai waria it u dari m ana? Alexa: Aku berani dandan t uh t ahun 2007, set elah keluar dari pekerj aan. Apa ya? Udah m erasa nyam an saj a di kom unit as waria, j adi sekalian dandan. Hm m , wakt u it u um ur 19 t ahun. Kegiat an sehari- hari sih awalnya cum a ngam en sam a nyebong.

Ant ok: Dengan akt if di 3 organisasi apa nggak kerepot an? Alexa: Sekarang aku m em ang m em ilih fokus di LSM ya. Sej auh ini sih oke- oke saj a.

Ant ok: I ni lebih pribadi ya. Biasanya kan seorang waria berproses dari gay fem inin ke waria. Kam u sendiri gim ana? Alexa: Menurut aku, gay at au waria it u kan sebuah pilihan. Yang t erpent ing adalah konsep penerim aan diri kit a. Kalau kit a sudah bisa m enerim a diri kit a dengan ident it as yang kit a m iliki, ot om at is kit a lebih percaya diri, kit a lebih bert anggungj awab pada diri sendiri. Terlepas dari m asalah norm a- norm a, agam a dll.

Ant ok: Kalau Alexa m elihat perkem bangan t em an- t em an waria sekarang gim ana? Secara um um di I ndonesia? Alexa: Kalau unt uk perkem bangan waria rem aj a: 1) Sist em seniorit as di waria it u kan sangat t inggi, j adi sangat berpengaruh bagi perkem bangan waria rem aj a it u sendiri.

2) Lat ar belakang pendidikan t em en- t em en waria it u kan berbeda. Kebanyakan t ingkat rendah, sepert i lulus SLTP, yang lulus SMU sangat sedikit . Karena pendidikan kurang, m ereka rent an t erhadap HI V & AI DS, m asalah kekerasan, m asalah ekonom i j uga yang m enj adi t ulang punggung keluarganya. Rat a- rat a unt uk bisa dit erim a di keluarga harus m em berikan kont ribusi dulu ke keluarga. Rat a- rat a git u, sih.

Ant ok: Kalau Alexa sudah m elam paui 2 hal it u ya, ident it as dan keluarga? Alexa: Kalau ident it as, sudah sangat m enerim a. Kalau keluarga m asih m em ikirkan