BIDANG PLB TUNADAKSA KELOMPOK KOMPETENSI B

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BIDANG PLB TUNADAKSA KELOMPOK KOMPETENSI B

PEDAGOGIK :

Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran

PROFESIONAL :

Prosedur Pembelajaran Pengembangan Gerak

Penulis

Sri Handajani, S.Sos.MM; 081214546139;[email protected];

Penelaah

Drs. Endang Rusyani, M.Pd.; 085220680059; [email protected]

Ilustrator

Adhi Arsandi, SI.Kom; 0815633751; [email protected]

Cetakan Pertama, 2016 Cetakan Kedua, 2017

Copyright© 2017 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Bidang Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

ii

KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

iii

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP 195908011985031002

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

iv

KATA PENGANTAR

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB), telah mengembangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Pendidikan Luar Biasa yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional bagi guru Sekolah Luar Biasa. Modul dikembangkan menjadi

5 ketunaan, yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan autis. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional. Subtansi modul ini diharapkan dapat memberikan referensi, motivasi, dan inspirasi bagi peserta dalam mengeksplorasi dan mendalami kompetensi pedagogik dan profesional guru Sekolah Luar Biasa.

Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Pendidikan Luar Biasa. Untuk pengayaan materi, peserta disarankan untuk menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini.

Bandung, April 2017 Kepala,

Drs. Sam Yhon, M.M. NIP. 195812061980031003

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017

vi

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 1. Memberi perhatian dan motivasi memiliki peran yang sangat penting untuk keberhasilan belajar peserta didik .............. 29 Gambar 2 2. Gambar contoh prinsip multisensori dalam mengajar alfabet. Sumber: http:://blog.maketaketeach.com ..................... 31 Gambar 3 1. Metode Kisah, panggung boneka jari, berbagi cerita melalui dongeng. Sumber: belajar.indonesiamengajar.org ............ 43 Gambar 3 2. Metode Praktik, simulasi kursi "wadah dan peserta didik isi - konsep perkalian. Sumber: belajar.indonesiamengajar.org .. 44 Gambar 3 3. Metode Eksperimen, mengenal sudut dengan memeragakan. Sumbr: belajar.indonesiamengajar.org .......................... 45 Gambar 3 4. Metode Resitasi, aplikasi skala dengan bangun 3 dimensi. Sumber: belajar.indonesiamengajar.org ........................ 46 Gambar 3 5. Metode balajar kelompok. Sumber: dok. pribadi ............... 47 Gambar 3 6. Bermain Peran, sebagai alat belajar yang mengembangkan

keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia. Sumber: belajar.indonesiamengajar.org ................................... 47

Gambar 3 7. Verbal Prompts. Sumber: mast.edu.edu ......................... 50 Gambar 3 8. Modelling. Sumber: asdeducation.com ........................... 50 Gambar 3 9. Gestural Pompts. Sumber: asdeducation.com ................... 51 Gambar 3 10. Phycical Prompts, melibatkan kontak fisik dalam membantu

anak. Sumber: theguardian.com .................................. 51 Gambar 3 11. Peer Tutorial. Sumber: mawleyschools.co.uk .................. 52 Gambar 3 12. Cooperative Learning. Sumber:

coaboardconnection.blogspot.com ............................... 53 Gambar 5 1. Ranah Proses Pembelajaran ........................................ 82 Gambar 5 2. Pendekatan Saintifik ................................................ 83 Gambar 7 1. Seorang guru mengajar peserta didik tunadaksa. Sumber:

theeducationtrends.com ......................................... 122 Gambar 8 1. Vestibular activities ............................................... 130 Gambar 8 2. Visual motor activities. Sumber: www.pinterest.com ....... 131 Gambar 8 3. Seorang guru sedang mengajar spatial awareness. Sumber:

mansonschools.com ............................................... 131 Gambar 8 4. Seorang anak sedang melakukan Lateralisation activities. Sumber: www.pinterest.com .................................... 132

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

xi

Gambar 8 5. Tactile activities, perabaan. Sumber: www.

momcoloredglasses.com .......................................... 132 Gambar 8 6. Peserta didik tunadaksa membuat keterampilan. Sumber: www.tempo.com .................................................. 133 Gambar 8 7. Peserta didik tunadaksa belajar memukul bola softball. Sumber: http://studentswithphysicaldisabilities.weebly.com ....................................................................... 134 Gambar 8 8. Permainan gerak. Sumber: www.sebandung.com ............ 135 Gambar 8 9. Permainan konstruktif ............................................ 136 Gambar 810. Peserta didik sedang bermain peran profesi sebagai reporter.

Sumber: nuruliman.preschool.blogspot.com .................. 137 Gambar 811. Peserta didik tunadaksa mengikuti rangkaian permainan di Jambore Nasional Anak Berkebutuhan Khusus di Solo tahun 2012. Sumber: Solo Pos ........................................... 138

Gambar 812. Prosedur pembelajaran gerak pada peserta didik tunadaksa ....................................................................... 139

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5 1 Deskripsi langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik ..... 83 Tabel 5 2. Tingkatan pertanyaan kognitif ....................................... 87 Tabel 6 1. Daftar Tema Kelas I, II, dan III ..................................... 103 Tabel 6 2. Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI .................................... 103

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

xiii

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

xii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan “kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran guru.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan/atau olah raga.

Untuk itu masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/jabatannya secara profesional. Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah melalui Kemendikbud akan memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

Salah satu faktor pendukung keberhasilan suatu program diklat adalah adanya modul atau bahan ajar yang berisi materi-materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh para peserta selama mengikuti program diklat tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui PPPPTK TK dan PLB menyusun modul diklat Pembinaan Karir Guru tahun 2016 untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru atau pendidik pada jenjang sekolah luar biasa.

Modul ini berisi materi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, serta prinsip, teknik, dan prosedur pelaksanaan pembelajaran pengembangan gerak di sekolah luar biasa, yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari Permendikbud No 32 Tahun 2008. Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan baik secara mandiri maupun berbasis kerja kelompok di Kelompok Kerja Guru (KKG). Dan, untuk mengukur pemahaman serta melatih keterampilan peserta dalam modul ini dilengkapi juga dengan latihan yang berisi masalah dan kasus pembelajaran.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru sekolah luar biasa khususnya guru tunadaksa agar dapat: menguasai kompetensi pedagogik yang terkait dengan Teori Belajar dan Prinsip-prinsip pembelajaran dan Kompetensi profesional yang terkait dengan prinsip, teknik, dan prosedur pelaksanaan pembelajaran pengembangan gerak. Kompetensi tersebut merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru sekolah luar biasa khususnya guru tunadaksa agar memahami teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran serta prinsip, teknik dan prosedur pelaksanaan pembelajaran pengembangan gerak yang akan mendukung keberhasilannya dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

Seiring dengan kebijakan kementerian pendidikan dan kebudayaan tentang pentingnya Pengembangan Pendidikan Karakter (PPK) dalam semua proses pembelajaran pada berbagai setting aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu modul Pembinaan Karir Guru ini akan mengintegrasikan nilai-nilai PPK tersebut. Pengembangan Pendidikan Karakter ini didasarkan pada pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yang menegaskan bahwa pembelajaran harus didasarkan pada tiga domain utama, yaitu: (1) olah pikir (literasi); (2) olah karsa (estetika); (3) olah raga (kinestetik); dan (4) olah hati (etika). Selanjutnya dalam implementasi PPK ini memiliki lima nilai inti, yaitu: (1) nasionalisme; (2) religius; (3) integritas; (4) gotong royong; dan (5) mandiri.

Untuk sukses dalam mempelajari modul ini, peserta diklat harus belajar dengan mengutamakan nilai-nilai kemandirian, seperti kerja keras, daya juang, profesional, kreatif, keberanian dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Nilai- nilai tersebut harus menjadi spirit anda dalam mengikuti keseluruhan aktivitas pembelajaran dalam modul ini.

B. Tujuan

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter profesional, kreatif dan belajar sepanjang hayat, maka setelah mempelajari Modul Diklat Pembinaan Karir Guru Tunadaksa Kelompok Kompetensi B ini diharapkan :

1. Memahami teori belajar bagi peserta didik tunadaksa.

2. Memahami prinsip-prinsip pembelajaran bagi peserta didik tunadaksa.

3. Memahami pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran bagi peserta didik tunadaksa.

4. Memahami Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) bagi peserta didik tunadaksa.

5. Memahami pendekatan pembelajaran saintifik bagi peserta didik tunadaksa.

6. Memahami pendekatan pembelajaran tematis bagi peserta didik tunadaksa.

7. Memahami prinsip pembelajaran pengembangan gerak bagi peserta didik tunadaksa.

8. Memahami teknik, dan prosedur pembelajaran pengembangan gerak bagi peserta didik tunadaksa.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang dituntut di dalam modul ini merujuk pada Permendiknas no. 32 Tahun 2008 dinyatakan bahwa standar kompetensi guru SLB. Untuk kompetensi pedagogik, yaitu tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, meliputi:

1. Memilih berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik bagi peserta didik tunadaksa;

2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dan menyenangkan dalam berbagai mata pelajaran bagi peserta didik tunadaksa; dan

3. Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis. Sedangkan kompetensi profesional yaitu tentang prinsip, teknik, dan prosedur pelaksanaan pembelajaran pengembangan gerak, meliputi menguasai prinsip, teknik, dan prosedur pelaksanaan pembelajaran pengembangan gerak.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi modul ini merupakan modul untuk mendukung kompetensi pedagogik dan profesional pada kelompok kompetensi B. Untuk kompetensi pedagogik, modul ini mengkaji teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran. Berikut akan dijelaskan gambaran singkat tiap-tiap indikator dalam peta kompetensi yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran.

1. Teori belajar dan Prinsip-prinsip pembelajaran, yang mencakup :

a. Teori Disiplin Mental.

b. Teori Behaviourisme.

c. Teori Kognitif.

d. Teori Konstruktivisme.

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran, yang mencakup:

a. Prinsip-prinsip Pembelajaran.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran bagi Peserta Didik Tunadaksa.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

3. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran bagi Peserta didik Tunadaksa,yang mencakup :

a. Pendekatan Pembelajaran.

b. Strategi Pembelajaran.

c. Metode Pembelajaran.

d. Teknik Pembelajaran.

4. Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) bagi Peserta Didik Tunadaksa, yang mencakup:

a. Konsep Pendekatan PAIKEM.

b. Tujuan PAIKEM.

c. Prinsip-prinsip PAIKEM.

d. Karakteristik PAIKEM.

e. Ciri PAIKEM.

f. Penataan Lingkungan dalam Pembelajaran PAIKEM.

5. Pendekatan Pembelajaran Saintifik bagi Peserta Didik Tunadaksa

a. Konsep Pendekatan Pembelajaran Saintifik bagi Peserta Didik Tunadaksa.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Saintifik bagi Peserta Didik Tunadaksa.

6. Pendekatan Pembelajaran Tematis

a. Konsep Pembelajaran Tematis.

b. Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu.

Sedangkan kompetensi profesional, modul ini mengkaji prinsip, teknik, dan prosedur pelaksanaan pembelajaran pengembangan gerak. Berikut akan dijelaskan gambaran singkat tiap-tiap indikator dalam peta kompetensi yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran.

7. Pembelajaran Pengembangan Gerak.

a. Hambatan Perkembangan Motorik pada Peserta Didik Tunadaksa

b. Penanganan Peserta Didik dengan Gangguan Fisik dan Motorik

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

8. Teknik dan Prosedur Pembelajaran Pengembangan Gerak.

a. Teknik Pembelajaran Pengembangan Gerak

b. Teknik Permainan dalam Pembelajaran Pengembangan Gerak bagi Peserta Didik Tunadaksa

c. Prosedur Pembelajaran Pengembangan Gerak

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan modul ini sebagai bahan pelatihan, beberapa langkah berikut ini perlu menjadi perhatian para peserta pelatihan.

1. Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan.

2. Bacalah petunjuk penggunaan modul serta bagian Pendahuluan sebelum masuk pada pembahasan materi pokok.

3. Pelajarilah modul ini secara bertahap dimulai dari kegiatan pembelajaran 1 sampai tuntas, termasuk latihan dan evaluasi sebelum melangkah ke materi pokok berikutnya.

4. Buatlah catatan-catatan kecil jika ditemukan hal-hal yang perlu pengkajian lebih lanjut atau disampaikan dalam sesi tatap muka.

5. Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masing-masing materi pokok. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya.

6. Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang disajikan.

7. Pelajarilah keseluruhan materi modul ini secara intensif. Modul ini dirancang sebagai bahan belajar mandiri persiapan uji kompetensi.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017

KOMPETENSI PEDAGOGIK : TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

© 2017

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 TEORI BELAJAR

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 dan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter professional, kreatif, dan belajar sepanjang hayat, maka peserta diharapkan dapat memahami tentang teori belajar bagi peserta didik tunadaksa.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 tentang teori belajar, diharapkan Anda dapat:

1. Memahami teori Disiplin Mental.

2. Memahami teori Behaviourisme.

3. Memahami teori Kognitif.

4. Memahami teori Konstruktivisme.

C. Uraian Materi

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Apabila kita berbicara tentang belajar, kita tidak dapat lepas dari istilah pembelajaran. Kegiatan belajar dan pembelajaran ini pada perkembangannya, selalu berubah dan berkembang. Pada kegiatan pembelajaran 1 ini kita akan mempelajari beberapa teori belajar yang mempengaruhi bagaimana cara belajar dan mengajar di dunia.

Dalam berbagai literatur psikologi dan filsafat banyak sekali kita temukan tentang teori belajar, tetapi dalam modul ini kita hanya akan membahas empat teori belajar, yaitu teori Disiplin Mental, Behaviourisme, Kognitif, dan Konstruktivisme.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

Teori belajar merupakan hukum-hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar. Teori belajar dapat merupakan sumber hipotesis, kunci dan konsep-konsep sehingga pengajar dapat lebih efektif dalam melaksanakan pembelajaran.

Teori belajar akan sangat membantu pengajar dalam membelajarkan peserta didik. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar pada manusia. Pengajar akan mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga peserta didik dapat belajar dengan optimal. Tidak ada satupun teori yang dapat menjelaskan secara tuntas semua seluk beluk belajar manusia. Oleh sebab itu dalam mengaplikasikan teori belajar, hendaknya tidak terpaku pada satu atau dua teori belajar tertentu saja, melainkan disesuai kan dengan kondisi faktual, keberagaman, tingkat perkembangan dan sasaran serta tujuan belajar. Untuk lebih mengoptimalkan hasil pembelajaran, guru perlu memadukan beberapa teori belajar. Namun harus diperhatikan bahwa tidak semua teori belajar dapat dipadukan, karena berangkat dari asumsi-asumsi yang berbeda dalam penyusunan teori belajar tersebut.

1. Teori Disiplin Mental

Menurut teori disiplin mental, individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah cara pengembangan untuk memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tersebut

(Sukmadinata, 2003: 167). Teori disiplin mental memiliki beberapa aliran yang berbeda-beda, aliran

tersebut antara lain:

a. Psikologi Daya (Faculty Psychology) Menurut teori ini, individu memiliki sejumlah daya: daya mengenal,

mengingat, menangkap, mengkhayal, berpikir, merasakan, berbuat, dan sebagainya. Daya-daya tersebut dapat dikembangkan melalui latihan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

dalam bentuk ulangan-ulangan. Jadi dalam teori ini, bila peserta didik dilatih dengan banyak mengulang-ulang, menghapal sesuatu, maka ia akan terus ingat hal itu.

b. Herbartisme Disebut sebagai Herbatisme, karena berasal dari seorang psikolog

Jerman yang bernama Herbart. Ia menamakan teorinya Vorstellungen, yang artinya tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran. Tanggapan ini meliputi tiga bentuk, yaitu impresi indera, tanggapan atau bayangan dari impresi indera yang lalu, serta perasaan sedang atau tidak senang. Tanggapan-tanggapan tersebut tidak semuanya berada dalam kesadaran, adakalanya juga berada dalam ketidaksadaran. Tanggapan tersebut berbeda kekuatannya. Tanggapan yang kuat, besar pengaruhnya terhadap kehidupan individu. Belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas- jelasnya pada kesadaran individu. Hal itu diberikan melalui pemberian bahan yang sederhana tetapi menarik, dan memberikannya sesering mungkin. Teori ini juga menekankan pentingnya pengulangan.

c. Naturalisme Romantik Teori ini berasal dari Jean Jacques Rousseau. Menurutnya, anak

memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Anak memiliki kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Guru tidak perlu banyak ikut campur mengatur peserta didik, biarkan peserta didik belajar sendiri, yang penting perlu diciptakan situasi belajar yang permisif (rileks), menarik, dan bersifat alamiah.

2. Teori Behaviorisme

Teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dikendalikan. Dalam psikologi behaviorisme, ada beberapa teori yang berkembang, seperti teori koneksionisme, pengkondisian (conditioning) dan penguatan atau reinforcement (Sukmadinata, 2003:168-169).

Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu:

a. Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil

b. Bersifat mekanistis

c. Menekankan peranan lingkungan

d. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon

e. Menekankan pentingnya latihan. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih

kepada sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. Hal ini terjadi karena behaviorisme berkembang melalui suatu penelitian yang melibatkan binatang, seperti merpati, kucing, tikus, dan anjing sebagai objek. Peristiwa belajar semata-mata dilakukan dengan melatih refleks- refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah merupakan akibat dari adanya interaksi antara stimulus (S) dan respon (R). Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output berupa respon.

Konsep dasar ini dikembangkan oleh Thorndike dan Watson, yang menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus atau rangsangan yang berupa serangkaian kegiatan yang bertujuan agar mendapatkan respon belajar dari objek penelitian. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar yang dapat berupa pikiran, perasaan, atau tindakan. Syarat pokoknya, stimulus maupun respon harus benar-benar dapat diamati dan diukur (Suyono dan Hariyanto, 2014: 59).

Secara umum konsep belajar menurut para ahli teori behaviorisme dapat dinyatakan dengan gambaran sederhana seperti yang dinyatakan oleh

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

DiVesta dan Thompson dalam Suyono dan Hariyanto (2014: 60) sebagai berikut:

Pengalaman,

Perilaku/pribadi Perilaku /pribadi

praktik, latihan

sebelum belajar sesudah belajar

(learning

(pre-learning) (post-learning)

experiences)

Gambar 1.1 Konsep dasar perilaku belajar menurut Behaviorisme

Teori-teori belajar dalam aliran behaviorisme

a. Koneksionisme Menurut teori ini, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi- asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Dalam pembelajaran di sekolah, guru mengajukan pertanyaan (S), siswa menjawab pertanyaan guru (R). Guru memberikan Pekerjaan Rumah (S) dan peserta didik mengerjakannya (R). Hal tersebut berarti belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya, sehingga paham ini disebut paham koneksionisme. Tokoh teori ini adalah Thorndike. Ia mengemukakan tiga prinsip dalam belajar, yaitu:

1. law of readiness, belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut.

2. law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan, ulangan.

3. law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.

Pada pelaksananaan pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dari Thorndike adalah agar peserta didik menguasai materi tertentu, maka diawali dengan kesiapan peserta didik untuk belajar, baik secara fisik maupun mental, misalnya dengan berdoa terlebih dahulu kemudian disampaikan manfaat mempelajari materi tersebut. Selanjutnya guru mulai menyampaikan materi pelajaran.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

Agar pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, perlu diberikan latihan-latihan soal. Misalnya jika guru mengajarkan bagaimana menjumlahkan dua bilangan, guru harus memberikan latihan berulang- ulang dengan soal latihan penjumlahan dua bilangan. Agar peserta didik semangat untuk berlatih, untuk setiap jawaban yang benar guru memberikan reward (hadiah), baik berupa ungkapan verbal ataupun yang berbentuk simbol, misalnya nilai.

Begitu pula ketika guru memberikan pelajaran tentang lingkungan alam dan buatan di sekitar, guru perlu menayangkan gambar atau video, sehingga siswa tertarik pada pelajaran tersebut. Ini berarti sesuai dengan hukum kesiapan, bahwa semakin siswa tertarik terhadap materi pelajaran maka siswa tersebut semakin siap dalam mengikuti pelajaran. Kemudian agar materi tersebut mudah diterima oleh siswa, guru memberikan soal-soal yang yang harus dikerjakan oleh siswa. Selain dengan cara tertulis, soal-soal tersebut disampaikan lagi dengan cara lisan. Dengan cara tersebut, lama-kelamaan siswa akan menguasai materi tersebut.

b. Teori pengkondisian (conditioning) menyatakan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan. Belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan perilaku atau respons terhadap sesuatu. Kebiasaan makan atau mandi pada jam tertentu, kebiasaan berpakaian, masuk kantor, kebiasaan belajar, bekerja, dan lain-lain terbentuk karena pengkondisian.

c. Teori penguatan atau reinforcement, atau disebut juga operant conditioning. Bila pada pengkondisian yang diberi kondisi adalah perangsangnya, maka pada teori penguatan yang dikondisi atau diperkuat adalah responsnya. Manajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan, maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk-bentuk penguatan positif berupa hadiah atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang. Konsekuensi yang menyenangkan menguatkan perilaku,

tidak menyenangkan melemahkan perilaku itu. Konsekuensi yang menyenangkan dinamakan penguatan (reinforcement), sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan dinamakan hukuman (punishment).

sedangkan

konsekuensi yang

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dari Skinner dapat dicontohkan agar peserta didik menguasai materi tertentu, guru dapat memberikan tugas pada peserta didik, baik tugas yang dikerjakan di kelas maupun tugas yang dikerjakan di rumah (PR). Agar peserta didik mau dan bersemangat dalam mengerjakan tugas, guru harus memberikan penguatan dengan segera dari penyelesaian tugas-tugas tersebut.

Gambar 1 2. Teori belajar Behaviorisme: operant conditioning

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

Prinsip-prinsip Pembelajaran Behavioral Cruickshank ,Jenkins & Metcalf (2012) (dalam Suranto, 2015), merangkum

prinsip-prinsip pembelajaran menurut teori belajar behavioral, sebagai berikut:

1) Buatlah kelas dapat dinikmati secara intelektual, sosial, dan fisik,

sehingga para siswa merasa aman dan nyaman.

2) Jadilah terbuka dan spesifik mengenai materi yang perlu dipelajari. Gunakan tujuan perilaku spesifik ketika menulis perencanaan pelajaran dan berbagi pendapat dengan tujuan tersebut kepada para

siswa.

3) Yakinkan bahwa siswa memiliki pengetahuan dan keahlian dasar yang memampukan mereka untuk mempelajari materi baru.

4) Perlihatkan koneksi antar materi baru dengan materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

5) Ketika materi baru bersifat kompleks, perkenalkan secara perlahan, aturlah materi baru ke dalam beberapa bagian yang berurutan, pendek, dan mudah dipelajari.

6) Asosiasikan materi yang akan dipelajari dengan hal_hal yang disukai siswa. Contohnya, asosiasikan puisi dengan musik rap. Sebaliknya, jangan mengasosiasikan materi yang dipelajari dengan hal yang tidak disukai siswa. Misalnya, jangan menggunakan tugas sekolah sebagai hukuman.

7) Katakan kepada siswa, hal-hal apa yang paling penting. Berikan

pertandanya kepada mereka.

8) Kenali dan pujilah kemajuan. Jangan berharap siswa belajar dengan

kecepatan dan jumlah yang sama.

9) Cari tahu hal-hal apa yang menimbulkan perasaan dihargai untuk masing-masing siswa dan gunakan hai itu untuk menguatkan perilaku

belajar siswa. Beberapa siswa mungkin merasa dihargai dengan menerima pujian verbal secara publik, sementara siswa lainnya menganggap puiian semacam itu memalukan.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

10) Untuk sebuah tugas baru atau sulit, perlu disediakan penguatan yang lebih sering. Bila siswa telah menguasai tugas baru, diberikan penguatan namun tidak sering lagi.

11) Berikan penguatan akan perilaku belajar yang Anda harapkan dari siswa. Contohnya,

memperhatikan, keterlibatan, mencoba, merespons, meningkatkan, dan menyelesaikan.

12) Ciptakan situasi yang memungkinkan setiap siswa memiliki kesempatan untuk sukses.

13) Contohkanlah perilaku Anda agar siswa meniru. Contohnya, tunjukan antusiasme dalam belajar.

14) Bahan ajar yang akan dipelajari harus disajikan dalam bagian perbagian dan dalam langkah-langkah yang berurutan.

3. Teori Kognitif

Teori kognitif berbeda dengan teori behaviorisme. Dalam Sukmadinata (2003: 170) dikatakan bahwa teori behaviorisme yang utama adalah respon, sedangkan dalam teori kognitif yang utama dalam kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Teori kognitif menekankan pada peristiwa mental, sedangkan teori behaviorisme menekankan pada stimulus respon. Pada teori kognitif, perilaku penting, tetapi yang lebih penting adalah berpikir.

Lebih lanjut Sukmadinata (2003: 170) menyatakan bahwa dalam teori kognitif, individu itu aktif, konstruktif, dan berencana, bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan.

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar (Suyono dan Hariyanto, 2014: 75). Menurut pandangan kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

Teori belajar kognitif yang terkenal adalah Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Jean Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkrit ke abstrak yang berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia kronologis pada setiap orang yang memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi berbeda-beda tergantung kepada masing-masing individu (Hudoyo, 1988). Periode yang dikemukakan Piaget adalah 1). Periode sensori motor (0 -2 tahun), 2) Periode pra operasional (2 -7 tahun ), 3) Periode operasional konkrit (7 – 11/12 tahun), dan 4) Periode operasi formal (11/12 tahun ke atas).

Pada pelaksananaan pembelajaran dengan menggunakan teori perkembangan intelektual menurut Piaget, guru harus menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Pembelajaran dari suatu materi ajar harus dimulai dengan banyak menggunakan atau memanipulasi benda konkrit. Contohnya membelajarkan bilangan anak usia 7 hingga 11-12 tahun harus dimulai dengan peragaan benda-benda konkrit, misalnya kelereng, lidi atau benda konkrit yang lain, sehingga terbentuk konsep bilangan. Begitu juga untuk mengajarkan bangun-bangun geometri juga harus dimulai dengan menggunankan model bangun-bangun geometri.

Cruickshank, Jenkins&Metcalf (2012) (dalam Suranto, 2015), merangkum prinsip-prinsip pembelajaran menurut teori belajar kognitif, sebagai berikut:

1) Siswa harus membuat hubungan antar informasi baru dengan

informasi yang sudah dimilki

2) Informasi baru harus disajikan secara logik untuk disampaikan kepada

siswa

3) Siswa akan melupakan informasi, kecuali mereka berlatih atau berpikir

mengenai informasi itu.

4) Siswa harus berinteraksi dengan guru dan didorong untuk bertanya

5) Ketika siswa dapat menemukan sesuatu atas usaha mereka sendiri,

mereka akan belajar lebih baik.

6) Para siswa perlu belajar mengenai cara belajar.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

7) Tujuan terpenting dalam pembelajaran adalah membantu siswa menjadi pemecah masalah yang lebih baik.

4. Teori Konstruktivisme

Berbeda dengan aliran Behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon. Konstruktivisme memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pengetahuan sesuai pengalamannya.

Konstruktivisme didasarkan pada pernyataan bahwa kita semua membangun pengetahuan kita sendiri dari lingkungan untuk memperoleh pengalaman dan skema. Konstruktivisme berfokus pada penyiapan siswa pada penyelesaian masalah. Menurut teori ini bahwa dalam proses pembelajaran, siswa yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pengajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi belajar berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian direnungkan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya penekanan dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada siswa.

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.

Berikut adalah prinsip-prinsip pembelajaran menurut teori konstruktivisme yang kemukakan oleh Piaget dan Vygotsky.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

Prinsip-prinsip pembelajaran sebagai implikasi dari teori konstruktivis dari Piaget adalah:

1) Dalam proses pembentukan pengetahuan, kebermaknaan merupakan interpretasi individual siswa terhadap pengalaman yang dialaminya (Meaning as internally constructed).

2) Pembentukan makna merupakan proses negosiasi antara individual siswa dengan pengalamannya melalui interaksi dalam proses belajar sehingga siswa menjadi tahu (Learning and teaching as negotiated construction of meaning)

3) Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari pengajar kepada pembelajar, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan pembelajar membangun sendiri pengetahuannya.

4) Mengajar berarti berpartisipasi dengan pembelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan

mengadakan justifikasi

5) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep masing-masing

individual siswa.

6) Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan, bila konsep baru yang diterima dapat dikaitkan/dihubungkan (proposisi) dengan pengalaman yang dimiliki siswa.

Prinsip-prinsip pembelajaran sebagai Implikasi teori sosio kultural Vygotky bagi pembelajaran antara lain:

1) Interaksi sosial itu penting, pengetahuan dibangun dengan melibatkan

orang lain akan menjadi lebih baik.

2) Perkembangan manusia terjadi melalui alat-alat kultural (bahasa,

simbol) yang diteruskan dari orang ke orang.

3) Zona perkembangan proksimal adalah perbedaan antara apa yang dapat dilakukan sendiri (kemampuan aktual) dan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang yang lebih dewasa (kemampuan potensial).

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Setelah anda selesai mempelajari uraian kegiatan pembelajaran 1, anda diharapkan terus mendalami materi tersebut. Ada beberapa strategi belajar yang dapat digunakan, sebagai berikut:

a. Baca kembali uraian materi yang ada di kegiatan pembelajaran 1, dan buatlah beberapa catatan penting dari materi tersebut.

b. Untuk mendalami materi, buatlah soal-soal latihan dalam bentuk pilihan ganda, berkisar 5 –10 soal dari materi yang ada di kegiatan pembelajaran 1 ini.

c. Lakukan diskusi dan pembahasan soal-soal dan kunci jawaban dengan teman dalam kelompok diskusi

2. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berikutnya yang dilakukan dalam mempelajari kegiatan pembelajaran ini yaitu meliputi aktivitas individual dan kelompok.

a. Aktivitas Individual meliputi:

1) Mengamati dan curah pendapat terhadap topik yang sedang dibahas.

2) mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus

3) menyimpulkan materi dalam kegiatan pembelajaran 1

4) melakukan refleksi.

b. Aktivitas kelompok meliputi:

1) mendiskusikan materi pelatihan

2) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan masalah/kasus/window shopping.

3) Mempresentasikan dan membuat rangkuman.

c. Aktivitas diskusi kelompok dengan mengerjakan Lembar Kerja 1

d. Dalam memahami konsep tentang teori belajar, anda memerlukan bekerja secara mandiri, profesional dan belajar tidak hanya dibatasi oleh jadual belajar secara formal, tetapi memerlukan semangat untuk

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

belajar sepanjang hayat. Dengan nilai-nilai karakter tersebut, silahkan anda untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran sebagai berikut.:

LK-1

TEORI BELAJAR

Buatlah rangkuman tentang teori belajar, dengan menggunakan format sebagai berikut:

No

Teori Belajar

Pengertian

Contoh Aplikasi dalam pembelajaran

1. Disiplin Mental

E. Latihan/Kasus/Tugas

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar pada soal-soal di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D!

1. Teori belajar yang menekankan pada pentingnya stimulus – respon

adalah...

A. Kognitif

B. Behaviorisme

C. Konstruktivisme

D. Gestalt

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

2. Teori belajar yang menyatakan bahwa individu itu aktif, konstruktif, dan berencana, bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan adalah ...

A. Kognitif

B. Behaviorisme

C. Konstruktivisme

D. Gestalt

3. Teori belajar yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pengetahuan sesuai pengalamannya adalah ...

A. Kognitif

B. Behaviorisme

C. Konstruktivisme

D. Gestalt

4. Belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan perilaku atau respons terhadap sesuatu. Kebiasaan makan atau mandi pada jam tertentu, kebiasaan berpakaian, masuk kantor, kebiasaan belajar, bekerja, dan lain-lain terbentuk karena pengkondisian. Pernyataan tersebut disebut ...

A. Teori pengkondisian (conditioning).

B. Teori kognitif Gestalt

C. Teori operant conditioning

D. Teori medan kognitif Kurt Lewin

5. Teori belajar yang menyatakan individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah cara pengembangan untuk memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tersebut adalah pernyataan dari…

A. Teori behaviorisme

B. Teori konstruktivisme

C. Teori disiplin mental

D. Teori kognitif

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

F. Rangkuman

1. Teori belajar disiplin mental menyatakan individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah cara pengembangan untuk memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi- potensi tersebut.

2. Teori belajar behavioristik memahami hakikat belajar sebagai kegiatan

yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon.

3. Teori belajar kognitif yang utama dalam kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang kompleks.

4. Teori belajar konstruktivisme memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pengetahuan sesuai pengalamannya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban evaluasi Anda dengan kunci jawaban yang ada di akhir modul. Hitunglah jawaban yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Kegiatan Pembelajaran 1.

Jumlah Jawaban yang Benar

Tingkat Penguasaan = ________________________ X 100%

Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup < 70% = kurang

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dianggap menguasai kegiatan pembelajaran 1. Bagus! Silakan menuju pada kegiatan pembelajaran 2. Jika tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80% maka Anda harus mengulangi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum Anda pahami.

Dari keseluruhan aktivitas pembelajaran pada Kegiatan

Pembelajaran 1, Anda telah mempelajari teori belajar, yang pada

intinya menyatakan bahwa setiap individu, tak terkecuali yang

peserta didik tunadaksa, memiliki kekuatan, kemampuan, atau

potensi-potensi tertentu. Belajar adalah cara pengembangan untuk

memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tersebut.

Ibarat sebuah pohon yang masih kecil yang mempunyai potensi

menjadi pohon besar, merawatnya dengan kasih sayang adalah

sangat diperlukan. Alangkah baiknya bila dari sejak usia dini anak

dirawat dan dididik dengan nilai-nilai karakter yang akan menyuburkan fitrah dan potensi untuk tumbuh kokoh. Oleh karena itu, pendidikannya tidak hanya menyentuh aspek akademik (hafalan

dan pengetahuan saja), tetapi juga melibatkan aspek emosi (feeling)

dan perilaku (acting).

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

KP

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP MP KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BAGI PESERTA DIDIK TUNADAKSA

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 dan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter professional, kreatif, dan belajar sepanjang hayat, maka diharapkan Anda memahami dan menguasai tentang prinsip-prinsip pembelajaran bagi anak tunadaksa.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 tentang prinsip-prinsip pembelajaran, diharapkan Anda dapat:

1. Memahami prinsip-prinsip pembelajaran

2. Memahami prinsip-prinsip pembelajaran bagi peserta didik tunadaksa.

C. Uraian Materi

1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan maksud agar peserta didik

menguasai kompetensi dasar mata pelajaran. Agar kompetensi dasar dapat tercapai secara tuntas guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip-prinsip pembelajaran secara umum sama dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang berlaku bagi peserta didik pada umumnya. Namun demikian, pada peserta didik dengan kebutuhan khusus yang mengalami kelainan baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan atau sensoris neurologis, maka guru yang mengajar di sekolah luar biasa di samping menerapkan prinsip-prinsip umum pembelajaran juga harus

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

KP

mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran khusus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak berkebutuhan khusus.

Berikut prinsip-prinsip pembelajaran secara umum:

a. Prinsip perhatian dan motivasi