Fungsi yang tidak terdefinisi di x = t, untuk a ≤t ≤
Integrasi Numerik (Bag. 2)
Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I Oleh; Rinaldi Munir (IF-STEI ITB)
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
Singularitas
- Kita akan kesulitan melakukan menghitung integrasi numerik apabila fungsi tidak terdefenisi di x = t, dalam hal ini a < t < b. Misalnya dalam menghitung integrasi
1
cos( x )
I I = = dx dx x
- Fungsi f(x) = cos x/√x jelas tidak terdefinisi di x = 0 (ujung bawah selang).
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Begitu juga pada perhitungan integrasi menggunakan h = 0.1, titik diskrit di x =1 tidak dapat dihitung sebab fungsi f(x) = 1/(x-1) tidak terdefinisi di x = 1.
I = dx x − 2 5 .
1
1
≤ t
≤
b, dinamakan fungsi singular.
- Fungsi yang tidak terdefinisi di x = t, untuk a
- Singularitas harus dihilangkan dengan cara memanipulasi
persamaan fungsi sedemikian sehingga ia tidak singular lagi.
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Contoh: Ubahlah fungsi integrasi
1 cos( x )
I = dx x sehingga menjadi tidak singular lagi.
Penyelesaian: Fungsi f(x) = cos(x)/√x tidak terdefenisi di x = 0. Fungsi f(x) = cos(x)/√x tidak terdefenisi di x = 0.
Misalkan
2 x = u → dx = 2u du Batas-batas selang integrasi juga berubah x = 0 → u = √x = 0 x = 1 → u = √x = 1
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode maka
1 cos( x )
I = dx x
1
2 cos( u )
= ( 2 u ) du
u
1
2 I = 2 cos ( u ) du → tidak singular lagi
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Contoh lain: Ubahlah fungsi integrasi berikut sehingga menjadi tidak singular:
1
dx I =
3
sin x 1 − x ( )
( ) Penyelesaian:
3
3 Fungsi f(x) = 1/√(sin x)(1 - x √ ) tidak terdefenisi di x = 0 dan x = 1
Pecah integral I menjadi dua bagian, I dan I :
1
2
1 a
1
dx dx dx I = = +
3
3
3
( x ) − x ( x ) − x ( x ) − x
sin 1 sin ( 1 ) sin ( 1 )
( ) a
I , singular di x = 0 I , singular x = 1
1
2
dengan 0 < a < 1
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Misalkan
x
a u u du u
2 1 sin
6
2
a u u u u u
−
( )( )
2 = 2
2 1 sin
6
−
= u
( )( )
I 1 =
Maka,
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
= 0 → u = 0
x
= a → u = √a
x
→ dx = 2u du Batas-batas integrasi
2
/ du Mengingat lim →
u
− u
a x x
1
3 1 sin
1
−
( ) ( )
=
2
I
1 du → tidak singular lagi
6
( )
2
= 2
1
I
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
1 du → tidak singular lagi
( ) a
= 2
1
I
= 1 maka
u u
2 ) sin(
→ tidak dapat diterapkan pemisalan x = u²
3
2 Uraikan (1 – x ) menjadi (1 – x)(1 + x + x ):
1
dx
=
I
2
- 2
( ) a
1 − x 1 x x + sin x ( )( )
Misalkan
2
1 - x = u → - dx = 2u du 1 - x = u → - dx = 2u du Batas-batas integrasi :
x = 1 → u = √(1- x) = 0 x = a → u = √(1- a)
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
− 1 a − 2 u du
=
I
2
2
2
2
2
2 − − − + + sin
1 u u
1 1 u 1 u
( ) ( ) ( ) [ ]
− 1 a
u du
= 2
2
2
4 − − sin
1 u 3 3u u
- 1 − a
[ ( ) ] ( )
du
= 2 → tidak singular lagi
2
2
4 − − sin
1 u 3 3u u
- IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
( ) ( ) [ ]
Penerapan Ekstrapolasi untuk Integrasi
- Misalkan I(h) adalah perkiraan nilai integrasi dengan jarak antara titik data adalah h (h < 1).
• Dari persaman galat kaidah integrasi (trapesium, Simpson 1/3,
dll) yang dinyatakan dalam notasi orde:
p E = O(h ) E = O(h )
- dapat dilihat bahwa galat E semakin kecil bila digunakan h yang semakin kecil, seperti yang ditunjukkan oleh diagram garis berikut:
arah h h
0 ... h/8 h /4 h /2
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Nilai sejati integrasi adalah bila h = 0, tetapi
pemilihan h = 0 tidak mungkin kita lakukan di dalam
rumus integrasi numerik sebab ia akan membuat nilai integrasi sama dengan 0. - Yang dapat kita peroleh adalah perkiraan nilai integrasi yang lebih baik dengan melakukan ekstrapolasi ke h = 0. ekstrapolasi ke h = 0.
• Ada dua macam metode ekstrapolasi yang digunakan
untuk integrasi:
1. Ekstrapolasi Richardson
2. Ekstrapoalsi Aitken
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
Ekstrapolasi Richardson
Pandang kembali kaidah trapesium b n b − a f " t h ( ) ( )2
= ( f + 2 f + f ) - n h f ( x ) dx i
2
12 i =
1
a yang dapat ditulis sebagai b
2
= I (h) + Ch f ( x ) dx a
dengan I(h) adalah integrasi dengan menggunakan kaidah trapesium dengan jarak antar
b − a f( ) ( ) " t titik selebar h dan C = .
12 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
Secara umum, kaidah integrasi yang lain dapat kita ditulis sebagai b q
= I (h) + Ch f ( x ) dx a
dengan C dan q adalah konstanta yang tidak bergantung pada h. Nilai q dapat
ditentukan langsung dari orde galat kaidah integrasi, misalnya ditentukan langsung dari orde galat kaidah integrasi, misalnya2
kaidah trapesium, O(h ) → q = 2
2
kaidah titik-tengah, O(h ) → q = 2
4
kaidah 1/3 Simpson, O(h ) → q = 4
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Tujuan ekstrapolasi Richardson ialah menghitung nilai integrasi yang lebih baik (improve) dibandingkan dengan I.
- Misalkan J adalah nilai integrasi yang lebih baik daripada I dengan jarak antar titik adalah h:
q J = I(h) + Ch
(1)
- Ekstrapolasikan h menjadi 2h, lalu hitung integrasi numeriknya numeriknya
q J = I (2h) + C(2h) (2)
• Eliminasikan C dari kedua persamaan dengan menyamakan
persamaan (1) dan persamaan (2):
q q I(h) + Ch = I (2h) + C(2h) (3)
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode sehingga diperoleh I ( ) ( ) h −
I 2 h C =
(4) q q
−
2 1 h ( )
Sulihkan (4) ke dalam (3) untuk memperoleh: − I ( ) ( ) h
I 2 h J = I(h) + q
2 −
1 yang merupakan persamaan ekstrapolasi Ricahrdson
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Sebagai contoh, bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium (q = 2), maka ekstrapolasi Richardson-nya adalah
1 J
= I(h) + [ I(h) - I(2h) ]
3 dan bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah 1/3 Simpson (q = 4), maka ekstrapolasi Richardson-nya adalah
1
1 J J
= I(h) + = I(h) + [ I(h) - I(2h) ] [ I(h) - I(2h) ]
15 Perhatikanlah bahwa suku 1/3 [ I(h) - I(2h) ] dan suku 1/15 [I(h) - I(2h)]
merupakan faktor koreksi. Artinya, nilai taksiran integrasi I(h) dapat
ditingkatkan menjadi nilai yang lebih baik dengan menambahkan faktor koreksi
tersebut.
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Contoh: Hitung kembali integral
dengan menggunakan ekstrapolasi Richardson, yang dalam
hal ini I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium dan h = 0.125. - 1
1
1 dx x
- Penyelesaian: Jumlah upaselang: n = (1 - 0)/0.125 = 8 Tabel titik-titik di dalam selang [0,1] dengan h = 0.125:
Tabel titik-titik di dalam selang [0,1] dengan h = 0.125:
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
r x r f r1 1 0.125 0.88889 2 0.250 0.80000 3 0.375 0.72727 4 0.500 0.66667 5 0.625 0.61538 6 0.750 0.57143 7 0.875 0.53333 8 1.000 0.50000
- 2f
- 2f
- 2f
- 2f
- 2f
- 2f
- f
) ≈ 0.250/2 [1 + 2(0.80000) + 2(0.66667) + 2(0.57143) + 0.50000) ≈ 0.69702
8
6
4
2
≈ (2h)/2 ( f + 2f
1 dx x
1
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode I (2h) adalah nilai integrasi dengan kaidah trapesium menggunakan 2h = 0.250: I (2h) =
≈ 0.69412 I (2h) adalah nilai integrasi dengan kaidah trapesium menggunakan 2h = 0.250:
8 ) ≈ 0.125/2 [1 + 2(0.88889) + 2(0.80000) + ... + 0.50000)
7
6
5
4
3
2
1
≈ h/2 ( f + 2f
1 dx x
1
I (h) adalah nilai integrasi dengan kaidah trapesium menggunakan h = 0.125: I (h) =
- 1
- 2f
- 2f
- f
- 1
I 2 h
- J = I(h)
q −
2
1
yang dalam hal ini, q = 2, karena I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium (yang
mempunyai orde galat = 2) −. 69412 . 69702 = 0.69412 + = 0.69315 J
2 −
2
1 Jadi, taksiran nilai integrasi yang lebih baik adalah 0.69315. Bandingkan dengan nilai integrasi sejatinya:
1 = x
1
1 = ln(1+x) = ln(2) - ln(1) = 0.69314718 dx
=
- x
1 x yang apabila dibulatkan ke dalam 5 angka bena, f(0.69314718) = 0.69315, hasilnya tepat sama dengan nilai integrasi yang dihitung dengan ekstrapolasi Richardson
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Contoh: Perlihatkan bahwa bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium, maka persamaan ekstrapolasi Richardson menyatakan kaidah Simpson 1/3.
Penyelesaian: Kaidah 1/3 Simpson untuk sepasang upaselang adalah (lihat Gambar 6.10) adalah
2 h I = f ( x ) dx
I (h) dan I(2h) adalah perkiraan hasil integrasi dengan kaidah trapesium menggunakan pias
masing-masing selebar h dan 2h: h h hI (h) = / ( f + f ) + / ( f + f ) = / ( f + 2f + f )
2
1
2
1
2
2
1
2 (2h)
I (2h) = / ( f + f ) = h( f + f )
2
2
2 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- f
- f
- f
- f
- h
- h
- h
- h
h
6
/
2
f
2
/
1
f
3
/
1
f + hf
3
/
f -
2
6
/
h
f +
2
/
h
=
2
f
3
/
h
f -
f
/
/
4h
2
1
(f + 4f
3
/
h
=
2
f
3
/
1
3 f
/
f +
3
3
/
h
=
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
/ f
h
/ f +
4h
/ f +
h
=
2
f
3
2
) yang merupakan kaidah Simpson 1/3. J
(
1
(f + 2f
2
/
h
) ) =
2
) - h(f + f
2
1
(f + 2f
2
/
h
3
) +
/
1
) +
2
1
(f + 2f
2
/
h
=
1 [ I(h) - I(2h) ]
3
J = I(h) +
Ekstrapolasi Richardson-nya (q = 2):
2
h
f
1
6
/
1
f
3
/
h
f +
6
/
2
f
2
/
f + hf
/
2
/
h
) =
2
(f + f
3
/
h
) -
2
1
(f + 2f
6
- h
- h
- h
- h
- h
- f
- Persamaan ekstrapolasi Richardson memenuhi semua kaidah integrasi yang dirurunkan dengan metode pias maupun metode Newton-Cotes.
- Kita pun dapat menurunkan kaidah integrasi numerik yang baru dengan menerapkan ekstrapolasi Richardson.
- Misalkan bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah Simpson • Misalkan bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah Simpson 1/3, maka ekstrapolasi Richardson menyatakan kaidah Boole (buktikan!):
h
4
2h J = f ( x ) dx = ( 7f + 32f + 12f + 32f + 7f )
1
2
3
4
45 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
Metode Romberg
- Metode integrasi Romberg didasarkan pada perluasan ekstrapolasi
Richardson untuk memperoleh nilai integrasi yang semakin baik.
- Sebagai catatan, setiap penerapan ekstrapolasi Richardson akan menaikkan order galat pada hasil solusinya sebesar dua:
2N
2N+2 O( h O( h ) → O(h ) → O(h ) )
• Misalnya,bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah trapesium yang
2
berorde galat O(h ), maka ekstrapolasi Richardson menghaslkan
4 kaidah Simpson 1/3 yang berorde O(h ).
• Selanjutnya, bila I(h) dan I(2h) dihitung dengan kaidah Simpson 1/3,
ekstrapolasi Richardson menghaslkan kaidah Boole yang berorde
6 O(h ).
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Tinjau kembali persamaan ekstrapolasi Richardson: − I ( ) ( ) h
I 2 h J = I(h) + q
2 −
1
- Misalkan I adalah nilai integrasi sejati yang dinyatakan sebagai
2
4
6 I = A + Ch + Dh + Eh + ... k yang dalam hal ini yang dalam hal ini h = (b - a)/n dan A = Perkiraan nilai integrasi dengan kaidah trapesium k k dan jumlah pias n = 2
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
Gunakan A , A ,...A pada persamaan ekstrapolasi Richardson untuk mendapatkan
1 k
runtunan B , B , ...,B , yaitu
1 2 k
A − A
−
k k
1 B = A +
k k
2
−
2
1
4
6 Jadi, nilai I (yang lebih baik) sekarang adalah I = B + D'h + E'h +… dengan
k
4 orde galat B adalah O(h ). k
Selanjutnya, gunakan B , B ,.., B pada persamaan ekstrapolasi Richardson untuk
1 2 k
mendapatkan runtunan C , C ,..., C , yaitu
2 3 k
B − B k k −
1
- C = B
k k
4
2 −
1
6 Jadi, nilai I (yang lebih baik) sekarang adalah I = C + E " h + ... dengan orde galat
k
6 C adalah O(h ).
k
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
Selanjutnya, gunakan C , C ,..., C pada persamaan ekstrapolasi Richardson untuk
2 3 k
mendapatkan runtunan D3 , D4 , ... , D , yaitu
k
− C C k k −
1 D = C +
k k
6
−
2
1
8 Jadi, nilai I (yang lebih baik) sekarang adalah I = D + E "' h + ... dengan orde galat
k
8 D adalah O(h ). Demikian seterusnya.
k
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Dari runtunan tersebut, diperoleh tabel yang dinamakan tabel Romberg seperti berikut ini
5 D
3 A
4 B
4 C
4 D
4 E
4 A
5 B
5 C
5 E
3 C
5 F
5 A
6 B
6 C
6 D
6 E
6 F
6 G
6 Nilai integrasi
3 D
3 B
O (h
10
2
) O (h
4
) O (h
6
) O (h
8
) O (h
) O (h
2 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode A
12
) O (h
14
)
A A
1 B
1 A
2 B
2 C
yang lebih baik
- Contoh: Hitung integral dengan metode Romberg (n = 8). Gunakan 5 angka bena.
- 1
1
1
dx x Penyelesaian: Jarak antar titik: h = (1 - 0)/8 = 0.125 Tabel titik-titik di dalam selang [0,1] dengan h = 0.125: r x r f r
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
1.00001 0.125 0.88889
2 0.250 0.80000
3 0.375 0.72727
4 0.500 0.66667
5 0.625 0.61538
6 0.750 0.57143
7 0.875 0.53333
8 1.000 0.50000
- f
- 2f
- 2f
- f
- 2f
- 2f
- 2f
- 2f
- 2f
- 2f
- f
- =
- =
- =
- =
- =
1
4
2
1
A A A B 69317 .
−
3 = −
3
2
2
1
2
1
A A A B 69315 .
−
2 = −
2
2
1
2
2
2
2 = −
−
−
3 = −
3
3
3
6
2
1
B B B C 69314 .
−
3 = −
3
3
2
4
2
1
B B B C (B k berorde 4, jadi q = 4) 69314 .
2
- =
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode 1 2 − 69325 .
1
] = 0.5/2[1 + 2(0.66667) + 0.50000] = 0.70833
6
4
2
/2 [ f + 2f
2
= h
2
A
8
] = 0.250/2[1 + 2(0.80000) + 2(0.66667) + 2(0.57143) + 0.50000] = 0.69702
4
/2 [ f + 2f
1
= h
1
A
] = 1/2 (1 + 0.50000) = 0.75000
8
A = h /2 [ f + f
8
A
A A A B (A k berorde 2, jadi q = 2)
8
−
1 = −
1
1
2
2
1
] = 0.125/2[1 + 2(0.88889) + 2(0.80000) + … + 2(0.53333) + 0.50000] = 0.69412 69445 .
7
3
6
5
4
3
2
1
/2 [ f + 2f
3
= h
C C C D (C k berorde 6, jadi q = 6)
= 0.693145 )
8
dx x
1
1
≈ 0.69314 (Bandingkan dengan solusi sejatie
dx x
1
1
Jadi,
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
0.69314
0.75000 1 0.70833 0.69445 2 0.69702 0.69325 0.69317 3 0.69412 0.69315 0.69314
)
(h
Tabel Romberg:
O
)
6
(h
O
)
4
(h
O
)
2
(h
k O
- 1
- 1
Ekstrapolasi Aitken
- Mengatasi kasus pada esktrapolasi Richradosn jika q tidak diketahui.
- Untuk kasus ini kita gunakan tiga buah perkiraan nilai I, yaitu I(h), I(2h), dan I(4h).
- − − − =
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
( ) ( ) ( ) [ ]( ) ( ) ( ) I h h
I h
I h I h
I h
I J
4
2
2
2
2
Integral Ganda
b d d b
=
f ( x , y ) dA = [ f ( x , y ) dy ] dx [ f ( x , y ) dx ] dyA a c c a Tafsiran geometri dari integral ganda adalah menghitung Tafsiran geometri dari integral ganda adalah menghitung volume ruang di bawah permukaan kurva f(x,y) yang alasnya adalah berupa bidang yang dibatasi oleh garis-garis x = a, x = b, y = c, dan y = d.
Volume benda berdimensi tiga adalah V = luas alas × tinggi
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
• Solusi integral lipat dua diperoleh dengan melakukan integrasi
dua kali, pertama dalam arah x (dalam hal ini nilai, nilai y tetap),- selanjutnya dalam arah y (dalam hal ini, nilai x tetap), atau sebaliknya.
- Dalam arah x berarti kita menghitung luas alas benda, • Dalam arah x berarti kita menghitung luas alas benda,
- sedangkan dalam arah y berarti kita mengalikan alas dengan tinggi untuk memperoleh volume benda.
- Tinggi benda dinyatakan secara tidak langsung dengan koefisien-koefisien w
i pada persamaan
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Misalkan integrasi dalam arah x dihitung dengan kaidah
trapesium, dan integrasi dalam arah y dihitung dengan kaidah
Simpson 1/3. Maka:
d b m n [ f ( x , y ) dx ] dy ≈ v w f j i ij
= =
j
1 i
1
c a
∆ ∆ y ∆ ∆ x
≈ [ ( f + 2f + 2f + ... + 2f + f ) +
0,0 1,0 2,0 n -1,0 n ,0
3
2 ∆ x
- 4 × ( f + 2f + 2f + ... + 2f + f )
0,1 1,1 2,1 n -1,1 n ,1
2 ∆ x
- 2 × ( f + 2f + 2f + ... + 2f + f )
0,2 1,2 2,2 n -1,2 n ,2
2 ...
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
∆
x
- 2 × (f + 2f + 2f + ... + 2f + f )
0,m-2 1,m-2 2,m-2 n -1,m-2 n ,m-2
2 ∆
x
- 4 × (f + 2f + 2f + ... + 2f + f )
0,m-1 1,m-1 2,m-1 n -1,m-1 n ,m-1
2 ∆
x (f + + 2f + 2f + ... + 2f + f ) ] (P.6.62)
0,m 1,m 2,m n -1,0 n ,m
2
dengan ∆x = jarak antar titik dalam arah x, ∆y = jarak antar titik dalam arah y, n
= jumlah titik diskrit dalam arah x, m = jumlah titik diskrit dalam arah y.
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Contoh: Diberikan tabel f(x,y) sebagai berikut:
Diberikan tabel f(x,y) sebagai berikut:
y
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
x 1.5 0.990 1.524 2.045 2.549 3.031 2.0 1.568 2.384 3.177 3.943 4.672 2.5 2.520 3.800 5.044 6.241 7.379 3.0 4.090 6.136 8.122 10.030 11.841
.
6 3 .
Hitung f ( x , y ) dxdy .
2 1 .
5 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
Penyelesaian: Misalkan
- dalam arah x kita gunakan kaidah trapesium
- dalam arah y kita gunakan kaidah Simpson 1/3 Dalam arah x (y tetap): 3 .
3 .
y y f f x x y y dx dx ≈ f f x x dx dx = 0.2 ; = 0.2 ; ( ( , , ) ) ( ( , , . . 2 ) )
2
1 .5 1 .
5
≈ ∆x/2 ( f + 2f + 2f + f )
0,0 1,0 2,0 3,0
≈ 0.5/2 (0.990 + 2 × 1.658 + 2 × 2.520 + 4.090)
≈ 3.3140IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- 2f
- 2f
- f
1 5 .
1 )
3 5 .
1 .
3 5 .
≈ .
y = 0.6;
, 5 . ( ) , ( dx x f dx y x f ≈ 8.2368
1 )
3 5 .
1 .
3 5 .
≈ .
y = 0.5;
1
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode 5 .
y = 0.3 ; ≈ .
1,1
3 5 .
1 .
3 5 .
1 )
, 3 . ( ) , ( dx x f dx y x f ≈ ∆x/2 (f
0,1
2,1
, 4 . ( ) , ( dx x f dx y x f ≈ 6.6522
3,1
) ≈ 0.5/2 (1.524 + 2 ( 2.384 + 2 × 3.800 + 6.136) ≈ 5.0070
y = 0.4 ;
≈ .
3 .
3 )
, 6 . ( ) , ( dx x f dx y x f ≈ 9.7345 Dalam arah y : .
6
f x y dy ≈ ∆y/3 (3.3140 + 4 × 5.0070 + 2 × 6.6522 + 4 × 8.2368 + 9.7435) ( , ) .
2
≈ 0.1/3 (3.3140 + 4 × 5.0070 + 2 × 6.6522 + 4 × 8.2368 + 9.7435) ≈ 2.6446 Jadi, .
6 3 . f ( x , y ) dxdy ≈ 2.6446 .
2 1 .
5 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
≈ c
1 f (x
I =
1 ≈ c f(x ) + c f(x )
Persamaan kuadratur Gauss
2 ) dengan c
2 f(x
1 ) + c
−1 ) ( dx x f
Kuadratur Gauss y y = f(x)
- 1
1 x
1 x x
2 I =
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
1 , c
2 , x
1 , dan x
2 adalah sembarang nilai.
= -1 , x =1, dan c = c = 1,
- Perhatikan bahwa bila dipilih x
1
2
1
2 maka persamaan kuadratur Gauss menjadi kaidah trapesium:
1 h
I = ≈ [ f(1) + f(-1)] ≈ f(1) + f(-1) f ( dx x )
2 −
1 dengan h = (1-(-1)) = 2.
- Jadi, kaidah trapesium memenuhi persamaan kuadratur Gauss
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Persamaan kuadratur Gauss mengandung empat
buah peubah yang tidak diketahui (unknown), yaitu
x , x , c , dan c .
1
2
1
2 , x , c , dan c sedemikian
- Kita harus memilih x
1
2
1
2 sehingga galat integrasinya minimum. sehingga galat integrasinya minimum.
• Karena ada empat buah peubah yang tidak diketahui,
maka kita harus mempunyai empat buah persamaan simultan yang mengandung x , x , c , dan c .
1
2
1
2 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
- Di atas telah dikatakan bahwa kaidah trapesium bersesuaian dengan kuadratur Gauss.
- Dapat dilihat bahwa nilai integrasi numerik dengan kaidah
trapesium akan tepat (galatnya = 0) untuk fungsi tetap dan
fungsi lanjar. Misalnya untuk f(x) = 1 dan f(x) = x
y y y =x y y = 1 = 1
- 1
- 1
1 x x
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
1 = x
1 f
(x) = 1 → = 1 - (-1) = 2 = c + c
1
2 1dx = x
= − x
1 −
1
1 = x
1
1
2
1
2
1
2 f x x
(x) = x → / x = / (-1) = 0 = c + c - / (1) 2 -
2
2
1
1
2
2 xdx =
= − x
1 −
1 Kita memerlukan dua buah persamaan lagi agar x , x , c , dan c dapat ditentukan. x , x , c , dan c dapat ditentukan.
1
2
1
2 Dari penalaran bahwa kaidah trapesium sejati untuk
fungsi tetap dan fungsi lanjar, maka penalaran ini juga kita perluas dengan menambahkan anggapan bahwa integrasinya juga sejati untuk
2 3. f(x) = x dan f(x) = x
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
2 x
1 x
1
2 dx x
= 1/4 x
4
1 − = =
x
= 0 = c
3
(x) = x
2 x
3 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode f
(x) = x → −1 dx x
= 1/4 x
1 − =
x
= 0 = c
1 x
3 →
2 f
3
1 /
f (x) = x
2
2 →
1
= 2/3 = c
1 − = = x x
- c
2
3 x
1
1 xdx =
1 x
−
1
2 x
- c
- c
- Sekarang, kita sudah mempunyai empat buah persamaan simultan c + c = 2
1
2 c x + c x = 0
1
1
2
2
2
2 c x + c x = 2/3
1
1
2
2
3
3 c x + c x = 0
1
2 yang bila dipecahkan menghasilkan: c = c = 1
1
2 x = 1/√3 = 0.577350269
1 x -1/(3 = -0.577350269
2 =
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Jadi,
1 ≈ f (1/√3) + f (-1/√3) f ( dx x )
−
1 • Persamaan ini dinamakan kaidah Gauss-Legendre 2-titik.
• Dengan kaidah ini, menghitung integral f(x) di dalam selang [- • Dengan kaidah ini, menghitung integral f(x) di dalam selang [-
1, 1] cukup hanya dengan mengevaluasi nilai fungsi f di x =1/√3 dan di x = -1√3.
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Untuk menghitung integrasi
1 I
= f x dx
( ) −
1 kita harus melakukan transformasi:
a. selang [a, b] menjadi selang [-1, 1]
b. peubah x menjadi peubah t
b. peubah x menjadi peubah t
c. diferensial dx menjadi dt Selang [a, b] dan [-1, 1] dilukiskan oleh diagram garis berikut: a x b
- 1 t
1 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Dari kedua diagram garis itu kita membuat perbandingan: − − x − a t ( )
1 ⇔ = b − a 1 − −
1 ( )
− +
1 x a t
⇔ = − b a
2 ⇔ 2x - 2a = (t + 1)(b - a) ⇔ 2x = (t + 1)(b - a) + 2a bt bt − + + + − + at at b b − − a a 2a 2a
⇔ x = ⇔ x =
2
- a b bt − at =
2
- −
( a b ) ( b a ) t ⇔ x =
2 b − a dx = dt
2 IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
1
1
− − − − ( a b ) ( b a ) t ( b a ) ( b a ) ( a b ) ( b a ) t = f [ ] dt = f [ ] dt f ( x ) dx
- b
2
2
2
2 −
1 −
1 a
Contoh: Hitung integral Hitung integral
2
2
- x dx (
1 )
1 dengan kaidah Gauss-Legendre 2-titik
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode
] 1 ) 5 . 5 . 1 [( dt t
1
:
1
2
) 1 ( dx x
=
−
1
−1
2 ] 5 .
1 ) 5 . 5 . 1 [( dt t
= 0.5
−
1
1
2
) ( dt
t f) ( dx x f menjadi
Penyelesaian: a = 1 , b = 2 x
− + + = 1.5 + 0.5 t dx
= ( ) ( )
2
1
2
2
1 t
=
1
2 1 2 − dt = 0.5 dt Transformasikan
2
) ( dx x f menjadi
1
) ( dt
t f:
- 2
IF4058 Topik Khusus Informatika I: Metode Transformasikan Jadi, dalam hal ini
2
f (t) = (1.5 + 0.5 t) + 1 maka
2
f (1/√3) = (1.5 + 0.5 × 1/√3) + 1) = 4.1993587371
2