PROPOSAL PERSEPSI IBU TENTANG PEMBERIAN

PROPOSAL
PERSEPSI IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI PUSKESMAS NGLEGOK KABUPATEN BLITAR
KABUPATEN BARRU

HERIANTI
12 3145 105 120

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES MEGA REZKY
MAKASSAR
2014

2

KATA PENGANTAR
HALAMAN

DAFTAR ISI
BAB


BAB

BAB

1

2

3

i
PENDAHULUAN

1

1.1

Latar Belakang

1


1.2

Rumusan Masalah

3

1.3

Tujuan Penelitian

3

1) Tujuan Umum

3

2) Tujuan Khusus

3


1.4

Manfaat Penelitian

3

1.5

Relevansi

4

LANDASAN TEORI

5

2.1

Konsep Persepsi


5

2.2

Konsep ASI Eksklusif

6

2.3

Kerangka Konseptual

11

METODE PENELITIAN

12

3.1


Desain Penelitian

12

3.2

Kerangka Kerja

12

3.3

Identifikasi variabel

13

3.4

Definisi Operasional


14

3

3.5

3.6

Sampling Desain

15

1) Populasi

15

2) Sampel

15


3) Sampling

15

Pengumpulan Data

15

1) Instrument

15

2) Tempat dan Waktu

16

3.7

Analisa Data


16

3.8

Etika Penelitian

16

1) Informed consent

16

2) Anonimity

17

3) Confidentiality

17


Keterbatasan

17

3.9

DAFTAR PUSTAKA

18

LAMPIRAN :
1.

Formulir Persetujuan Penelitian

20

2.


Lembar Kuesioner

21

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Asi (Air Susu Ibu ) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi
serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan
bayi yang dibuat manusia ataupun susu hewan, seperti susu sapi. ASI
mengandung lebih dari 200 unsur- unsur pokok antara lain zat putih telur,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan , hormon, enzim,
zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional
dan seimbang antara satu dengan yang lainnya.
Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum
dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna . ASI mampu
memberikan perlindungan baik secara aktif maupun pasif, ASI tidak saja
menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga
merangsang sisitem kekebalan bayi itu sendiri. Dengan adanya zat kekebalan

ini bayi ASI eksklusif akan terhindar dari berbagai macam infeksi atau
penyakit.
Umumnya komposisi ASI disesuaikan dengan kecepatan tumbuh
untuk mencapai berat badan lahir sebanyak dua kali lipat pada usia 3 – 4
bulan. Bayi manusia sendiri termasuk kelompok bayi yang pada waktu lahir
masih sangat belum matang sehingga tergantung penuh pada orang tua.

5

Untuk perawatan serta untuk kelangsungan hidupnya diperlukan waktu
sekitar 4 – 4,5 bulan agar berat badan dapat digandakan 2 kali berat lahirnya.
Ini merupakan salah satu alasan mengapa ASI eksklusif harus diberikan pada
bayi usia 0 – 4 bulan, bahkan pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9
tahun, UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) memberikan
klarifikasi tentang rekomendasi, bahwa ASI eksklusif dapat diberikan sampai
usia 6 bulan (Utami Roesli, 2000;3).
Pencapaian ASI eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan, dari
penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek (1995), diperoleh fakta bahwa
yang memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98%
ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa
37,9% dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan informasi khusus tentang
ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar informasi tentang ASI
eksklusif (Utami Roesli, 2000;2). Di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar
jumlah ibu menyusui pada tahun 2000 sebanyak 5329 orang, tetapi yang
memberikan ASI Eksklusif hanya 792 orang.
Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan
cara pemberian makan bayi yang alamiah, dan ini oleh ibu-ibu dianggap hal
biasa yang tidak perlu diketahui atau dipelajari, padahal ASI khususnya ASI
eksklusif adalah suatu ilmu yang relatif baru, sehingga masih harus dipelajari
dan dikembangkan. Kurangnya informasi dan bahkan seringkali ibu-ibu
mendapatkan informasi yang salah tentang pemberian ASI eksklusif
mengakibatkan muncul berbagai macam persepsi, hal ini akan lebih

6

menambah kompleks permasalahan penggalakan ASI eksklusif. Persepsi yang
salah tentunya akan berefek terhadap perilaku yang salah pula.
Berdasar permasalahan diatas diprioritaskan program Peningkatan
Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) , karena dampaknya yang luas terhadap
status gizi dan kesehatan Balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan
dengan kesepakatan global antara lain: Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990
tentang perlindungan, promosi, dan dukungan terhadap penggunaan ASI.
Disepakati pula untuk pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun
2000. Konferensi Tingkat Tinggi tentang kesejahteraan anak tahun 1990 salah
satu kesepakatannya adalah semua keluarga mengetahui arti penting
mendukung wanita dalam tugas pemberian ASI saja untuk 4 – 6 bulan
pertama kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan makanan anak berusia
muda pada tahun-tahun rawan (Utami Roesli, 2000;4). Pada peringatan Pekan
ASI sedunia tahun 1999, telah dicanangkan kembali Gerakan Masyarakat
peduli ASI pada tanggal 2 Agustus oleh Presiden RI.
Sampai sekarang ini kalangan medis maupun pemerintah memang
sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan penggunaan ASI Eksklusif, hal
ini dilakukan karena masih banyak persepsi-persepsi yang cenderung keliru
tentang pemberian ASI eksklusif, menyadari akan hal ini maka perlu
dilakukan penelitian tentang bagaimana persepsi ibu tentang pemberian ASI
Eksklusif, sehingga hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan
sebagai bahan kajian untuk para perawat dalam meningkatkan Asuhan
keperawatan pada ibu menyusui terutama dalam hal meluruskan persepsi

7

yang salah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif ?
2) Apakah faktor usia berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif ?
3) Apakah faktor pendidikan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang
pemberian ASI Eksklusif ?
4) Apakah faktor lingkungan berpengaruh terhadap persepsi ibu tentang
pemberian ASI Eksklusif ?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
2) Tujuan Khusus
(1) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh usia berpengaruh terhadap
persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
(2) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh pendidikan berpengaruh
terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
(3) Untuk mengidentifikasi seberapa jauh lingkungan berpengaruh
terhadap persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Dapat digunakan untuk menggambarkan persepsi ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meluruskan

8

persepsi ibu yang salah dalam pemberian ASI Eksklusif.
3) Dapat memberi informasi bagi peneliti berikutnya.
4) Dapat digunakan sebagai sarana untuk menyusun strategi yang tepat dalam
pelaksanaan penggalaan pemberian ASI Eksklusif.
1.5 Relevansi
Menyusui adalah suatu proses alamiah, yang sudah dilakukan oleh
ibu-ibu sejak jaman dahulu. Namun demikian menyusui khususnya yang secara
eksklusif seringkali kurang mendapat perhatian, Hal ini disebabkan kurang
adanya informasi, bahkan ibu-ibu sering mendapatkan informasi yang salah
tentang manfaat ASI Eksklusif. Informasi yang salah akan menimbulkan
persepsi yang bermacam-macam. Oleh karena itu perawat harus berusaha
meluruskan berbagai macam persepsi ini melalui Asuhan Keperawatan Ibu
Menyusui, sehingga timbul persepsi yang sama dan tentunya dengan persepsi
yang sama diharapkan akan merubah perilaku ibu tentang pemberian ASI
Ekslusif.

BAB 2
LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disajikan tentang konsep dasar persepsi, ASI Eksklusif
dan kerangka konseptual. Konsep dasar persepsi meliputi pengertian persepsi,
proses terjadinya persepsi, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi,
salah persepsi dan bentuknya. Konsep dasar ASI Eksklusif meliputi pengertian
ASI Eksklusif, tujuan pemberian ASI Eksklusif, prosedur pemberian ASI
Eksklusif, dan manfaat ASI Eksklusif.
2.1

Konsep dasar persepsi
1) Pengertian persepsi
Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri
manusia yang akan menunjukkan bagaiman kita melihat, mendengar,
merasakan, memberi,serta meraba sesuatu yang ada disekitar kita
(Widayatun, 1999;110).
Wiliam James mengatakan, persepsi adalah suatu pengalaman yang
terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra , hasil
pengolahan otak dan ingatan.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan (Rakhmat,2000;51).
2) Proses terjadinya persepsi (Widayatun, 1999;111)
Adanya obyek/stimulus yang ditangkap oleh panca indra, kemudian

10

stimulus/obyek tadi dibawa ke otak, dari otak muncul respon yang akan
dikembalikan ke indra dan muncul sebagai persepsi/tanggapan.
3)

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (Widayatun, 1999;115)
(1) Cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan pendidikan
(2) Faktor Ipoleksosbud Hankam
(3) Faktor usia
(4) Faktor kematangan
(5) Faktor lingkungan sekitar
(6)

Faktor pembawaan

(7)

Faktor fisik dan kesehatan

(8)

Faktor proses mental

4) Salah persepsi dan bentuk-bentuknya
(1)

Ilusi : ada obyek tapi dikualifikasi salah

(2)

Halusinasi adalah kondisi persepsi dengan tidak adanya obyek
(salah persepsi terhadap obyek)

(3)

Delusi adalah adanya obyek disekitar individu tapi ditanggap salah

(4)

Osilasi adalah salah persepsi karena perhatian yang beralih baik
dengan ada obyek maupun tidak.

(5)

Stereotipy adalah persepsi yang salah karena praduga yang miring
atau buruk terhadap individu yang lebih sering diambil secara
umum.

2.2

Konsep dasar ASI Eksklusif
1) Pengertian ASI Eksklusif

11

ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif

adalah

bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0 – 4 / 6 bulan, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, , biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim (Utami Roesli, 2000;3).
ASI Eksklusif adalah bahwa hanya ASI saja makanan yang diberikan
pada bayi usia 0 – 4 bulan (Suryanah,1996;61).
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Suryanah, 1996;67).
(1)

Tata laksana menyusui yang benar

(2)

Psikologi ibu

(3)

Kelainan anatomi

(4)

Hormonal dan kesehatan ibu

(5)

Gizi ibu

3) Komposisi ASI (Roesli, 2000;25-32)
(1)Kolostrum
Yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 atau ke-7,
berwarna kuning atau dapat pula jernih lebih menyerupai darah
daripada susu,mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah
putih yang dapat membunuh kuman penyakit, juga merupakan
pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai
dari usus bayi yang baru lahir.
(2)ASI transisi/peralihan
ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14,

12

kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin meningkat, volume juga semakin meningkat.
(3)

ASI matang / mature
ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya, komposisi
relatif konstan.

(4)

Lemak ASI
Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega6, DHA, arachidonic acid) suatu asam lemak esensial yang
merupakan komponen penting untuk myelinisasi. Myelinisasi
adalah pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi serabut
syaraf yang akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat.
Lemak berikutnya adalah kolesterol. Kolesterol juga meningkatkan
pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol ASI tergolong tinggi
. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI
eksklusif akan mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi. Pada
saat pertumbuhan otak yang cepat diperlukan kadar kolesterol yang
tinggi . Selain itu kolesterol juga diperkirakan berfungsi dalam
pembentukan enzim untuk metabolisme kolesterol yang akan
mengendalikan kadar kolesterol dikemudian hari sehingga dapat
mencegah serangan jantung dan arteriosklerosis pada usia muda.

(5)

Karbohidrat ASI
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula), laktosa diperlukan
untuk pertumbuhan otak, meningkatkan penyerapan kalsium,

13

meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik, yaitu
Lactobacillus bifidus, laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi
asam laktat yang akan memberikan suasana asam pada usus bayi
yang akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
(6)

Protein ASI
ASI mengandung alfa-laktalbumin yang tidak menyebabkan alergi,
mengandung

taurin

yang

diperlukan

untuk:

pertumbuhan

otak,susunan syaraf, dan retina, lactoferrin untuk: mengangkut zat
besi dari ASI kedarah, pembunuh bakteri yang jahat, lysosyme
sebagai antibiotik alami di dalam ASI.
(7)

Faktor pelindung
ASI mengandung sel darah putih: sebagai fagositosit,membuat C3
dan C4, laktoferin, SIgA , dan juga mengandung imunoglobulin
yang melindungi tubuh terhadap infeksi.

(8)

Vitamin, mineral dan zat besi
ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, meski kadar
mineral ASI relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6
bulan.

4) Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI (Depkes RI, 1992 ; 26)
(1) Makanan ibu
Untuk membantu produksi ASI makan ibu harus memenuhi jumlah
kalori, protein,lemak, vitamin dan mineral yang cukup. Ibu
dianjurkan minum lebih banyak  8 – 12 gelas /hari.

14

(2) Ketenangan jiwa dan fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang
selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI
bahkan produksi ASI berhenti sama sekali.
(3) Penggunaan alat kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
(4) Perawatan payudara
Perawatan payudara sebaiknya telah dimulai pada masa kehamilan
dan pada saat menyusui.
5) Prosedur menyusui bayi
Prosedur menyusui bayi (Suryanah, 1996;66)
(1) Cara memegang bayi: Cara biasa dengan bantal, Foot ball potition,
Kombinasi lainnya
(2) Lama menyusui bayi: Menetek tidak terjadwal (on demand),
Payudara disusukan secara bergantian, Lama menyusui tergantung
pada kemauan bayi, Patokan minimal 10 menit payudara sebelah kiri
dan 10

menit payudara sebelah kanan, Menyusui satu payudara

sampai kosong.
Prosedur pemberian ASI (Depkes RI, 1992;20).
(1) Jarak menyusui tiap 3 jam
(2) Cara menyusui bayi:
-

Duduk dengan posisi santai dan tegak

15

-

Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi
ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan cara kepala bayi berada di
siku bagian dalam lengan kiri, hadapkan bayi pada ibu, letakkan
lengan bayi diseputar punggung ibu dan tangan kiri ibu
memegang bokong bayi (bila dimulai dengan payudara kiri)

-

Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas basah

-

Tangan kanan menyangga payudara kiri dengan ke-4 jari dan ibu
jari menekan payudara bagian atas aerola.

-

Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara, tunggu sampai
mulut bayi membuka lebar.

-

Masukkan secepatnya seluruh puting payudara sampai areola
kedalam mulut bayi hingga terletak antara lidah dan langit-langit.

-

Dekap bayi ketubuh ibu dengan lengan kiri, hingga ujung hidung
bayi menyentuh payudara , tekan sedikit payudara bagian atas
dengan tangan kanan hingga hidung bayi tidak tertutup dan bayi
dapat bernafas dengan baik.

-

Bila bayi selesai menetek, untuk melepaskan jangan sekali-kali
menarik puting susu secara tiba-tiba, tetapi dengan cara tekanlah
dagu bayi atau pijitlah hidungnya dan paling baik dengan
kelingking ibu yang bersih masukkan kedalam sudut mulut bayi.

-

Sebelum disusukan pada payudara sebelahnya, sendawakan
dahulu bayi agar tidak muntah.

-

Setiap kali menetek sebaiknya ditetekkan pada ke dua payudara

16

bergantian, mulailah menyusui dengan payudara yang terakhir
diberikan tadi. Lama menyusui untuk payudara pertama  10
menit, kedua  20 menit.
6) Manfaat ASI (Roesli, 2000;6)
(1) Bagi Bayi
- ASI sebagai nutrisi
-

ASI meningkatkan daya tahan tubuh

-

ASI meningkatkan kecerdasan

-

Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

(2) Bagi ibu
- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
-

Mengurangi terjadinya anemia

-

Menjarangkan kehamilan

-

Mengecilkan rahim

-

Lebih cepat langsing kembali

-

Mengurangi kemungkinan menderita kanker

-

Lebih ekonomis dan murah

-

Tidak merepotkan dan hemat waktu

-

Portable dan praktis

-

Memberi kepuasan bagi ibu

(3) Bagi negara
- Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan
menyusui, serta biaya menyiapkan menyusui.

17

-

Penghematan untuk biaya sakit terutama muntaber dan infeksi
saluran nafas.

-

Penghematan obat-obatan dan sarana kesehatan

-

Menciptakan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas
untuk membangun negara

(4) Bagi lingkungan
Bertambahnya sampah dan polusi di Indonesia akibat kaleng susu,
karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan dot karet.
2.3 Kerangka Konseptual

Persepsi
Input

ibu

Perilaku ibu dalam

tentang Pemberian

Pemberian

ASI Eksklusif

Eksklusif

Faktor yang mempengaruhi

Prosedur :

persepsi:

Lama

-

Usia

Cara

-

Pendidikan

-

Lingkungan sekitar

Frekuensi
Manfaat

ASI

18

-

Cara

hidup/cara

berfikir, kesiapan mental,
kebutuhan , wawasan
-

Kematangan

-

Pembawaan

-

Fisik dan kesehatan

-

proses mental

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin
timbul selama proses . Berdasar tujuan penelitian desain penelitian yang
digunakan : Diskriptif cross sectional ,yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antar faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,
dimana tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subyek pada saat
pemeriksaan, hal ini tidak berarti bahwa subyek diamati pada waktu yang
sama (Notoatmodjo, 1993;142).

3.2 Kerangka Kerja

Ibudengan

Persepsi ibu tentang

Perilaku ibu dalam

bayi usia 4

Pemberian

Pemberian

bl – 1 th

Eksklusif

ASI

Eksklusif

ASI

20

Faktor yang mempengaruhi persepsi:

Prosedur :

-

Usia

Lama

-

Pendidikan

Cara

-

Lingkungan sekitar

-

Cara

Frekuensi
Manfaat

hidup/cara

berfikir,

kesiapan mental, kebutuhan ,
wawasan
-

Kematangan

-

Pembawaan

-

Fisik dan kesehatan

-

proses mental

Keterangan:

Tidak diteliti
Diteliti

3.3 Identifikasi Variabel
3.3.1 Variabel Independent
Variabel yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi
diantaranya adalah:
1)

2)

Usia Klien
-

 20 tahun

-

21 – 30 tahun

-

31 – 40 tahun

-

 40 tahun

Pendidikan

21

- Tidak tamat SD
-

SD

-

SMP

-

SMA

-

PT

3) Lingkungan
-

Kebiasaan masyarakat sekitar

-

Informasi yang tersedia

-

Dukungan suami

3.3.2 Variabel Dependent
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabelvariabel bebas atau independent (Notoatmodjo, 1993).
Variabel dependennya adalah:
Persepsi ibu tentang pemberianASI Eksklusif:
(1) Prosedur Pemberian
- Cara pemberian
- Lama pemberian
- Frekuensi pemberian
(3) Manfaat ASI Eksklusif

22

3.4 Definisi Operasional

Variabel

Definisi

Parameter

Alat Ukur

Skala

Skor

1.Independent:
- Usia

- Pendidikan

Usia Ibu saat ini

Pendidikan

formal

yang ditempuh

-

Lingkungan Kondisi

-

 20 th

-

 20 th

-

21 – 30 th

-

21 – 30 th skor 2

-

31 – 40 th

-

31 – 40 th skor 3

-

 40 th

-

 40 th

-

Tidak tamat SD

-

Tidak tamat SD skor 1

-

SD

-

SD

-

SMP

-

SMP

skor 3

-

SMA

-

SMA

skor 4

-

AKademi/PT
Kebiasaan/ adat Kuesioner

- AKademi/PT
- Skor 3 Baik

Kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Ordinal

Ordinal

skor 1

skor 4

skor 2

skor 5

23

sekitar

2.Dependent
variabel
- Persepsi Ibu

lingkungan/budaya

masyarakat sekitar

yang mempengaruhi -

Dukungan

persepsi ibu

keluarga

-

Skor 1 buruk

Diuji dengan skor- T

terhadap pemberian

prosedur pemberian

Persepsi  T  Md T

ASI

Persepsi tentang manfaat Kuesioner

Eksklusif -

tentang ASI tentang Prosedur dan
Eksklusif

Skor 2 cukup baik

Informasi yang tersedia
Persepsi
terhadap

Tanggapan

Ibu -

suami/

-

manfaatnya

pemberian

Ordinal

Persepsi  T < Md T

25

3.5 Sampling desain
1) Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang akan
diteliti (Notoatmodjo, 1993:35).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang
berkunjung ke Puskesmas Nglegok Blitar.
2) Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1993). Sehubungan
dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki , kami mengambil
sampel dalam penelitian ini 30 orang.
Kriteria inklusi:
(1) Ibu menyusui yang bersedia diteliti
(2) Ibu menyusui usia bayi 4 bulan sampai 1 tahun
Kriteria eksklusi:
(1) Ibu menyusui yang tidak bersedia diteliti
(2) Ibu menyusui usia bayi < 4 bulan dan > 1 tahun
(3) Ibu tidak menyusui karena alasan medis/sakit
3) Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi
(Burns & Grove, 1991;37).
Penelitian ini menggunakan menggunakan “consecutive sampling”. Pada
sampling ini setiap klien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan

26

dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah responden
terpenuhi (Chandra, 1995;84).
3.6 Pengumpulan Data
1) Instrument
Instrumen untuk pengumpulan data berupa kuesioner dengan pertanyaan
tertutup. Untuk mengukur persepsi digunakan skala Likert, responden
ditanya untuk mengidentifikasi apakah sangat tidak setuju, tidak setuju,
setuju, sangat setuju ( skor 0 – 3 ) dengan pernyataan yang diajukan.
2) Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar.
Waktu: ?
3.7 Analisa Data
Dari hasil pengisian kuesioner, akan dijelaskan secara diskriptif dengan
menggunakan tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase
dan narasi.
Untuk mengetahui persepsi dari responden dengan menggunakan skor – T:

Rumus skor – T = 50 +10

X– X

SD
Keterangan : X
X

= Skore responden
= Nilai rata-rata kelompok

SD = Standart Deviasi (simpangan baku kelompok)
Kemudian untuk mengetahui kategori persepsi responden dicari median nilai

27

T ( Md T) dalam kelompok, maka akan didapat :
Persepsi responden positif, bila nilai T  Md T
Persepsi responden negatif, bila nilai T < Md T
(Azwar, 1998).
Untuk mengetahui pengaruh faktor usia, pendidikan, dan lingkungan terhadap
persepsi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif, dilakukan dengan uji ChiSquare dengan derajat kemaknaan p  0,05 artinya ada hubungan yang
bermakna antara 2 variabel, maka Ho ditolak.
3.8 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari FK
Unair dan permintaan ijin ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang
tembusannya disampaikan ke Kepala Puskesmas Nglegok Blitar. Setelah
mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan
masalah etika yang meliputi:
1) Informed consent
Informed consent atau lembar persetujuan diberikan pada subyek yang
akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksu dan tujuan riset yang dilakukan
dan dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.
Jika Ibu menyusui bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut. Jika ibu menyusui menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2) Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan ibu menyusui, peneliti tidak mencantumkan

28

nama koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
memberi nomor kode pada masing-masing lembar tersebut.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi ibu menyusui dijamin oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil riset.
3.9 Keterbatasan
Dalam penelitian ini , keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:
1) Instrumen pengumpulan data dirancang oleh peneliti sendiri tanpa
melakukan uji coba, oleh karena itu validitas dan reliabilitasnya masih
perlu diuji coba, dan pengumpulan data dengan kuesioner ini jawaban
lebih banyak dipengaruhi oleh sikap dan harapan-harapan pribadi yang
bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
2) Waktu penelitian, kemampuan peneliti, ketersediaan subyek, terbatas
sehinggahasilnya kurang sempurna dan kurang memuaskan.

29

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Alkatiri, S. (1996). Kajian Imunoglobulin di dalam ASI. Airlangga University
Press. Surabaya.
Akre, J. (1994). Pemberian Makanan Untuk Bayi (Dasar-dasar Fisiologis), alih
bahasa Sri Durjati Boedihardjo. Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Jakarta.
Atkinson, R.L. Pengantar Psikologi. Interaksara, alih bahasa Dr. Widjaya Kusuma.
Batam Centre.
Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Abraham, C. & Shanley, E. (1997). Psikologi Sosial Untuk Perawat, alih bahasa
Leoni Sally M. EGC. Jakarta.
Brockopp, D.Y. & Hasting-Tolsma, M.T. (1995). Dasar-dasar Riset Keperawatan
alih bahasa Yasmin Asih, Aniek Maryunani. EGC. Jakarta.
Depkes RI. (1992). Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Proyek
Perbaikan Gizi. Jatim.
Depkes RI. (1993). Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga.
Pusdiknakes. Jakarata.
Hamid, Achir Y.S. (1999). Buku Ajar Riset Keperawatan I. Widya Medika.
Jakarta.
Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita. CV. Mandar Maju. Bandung.
King, F.S. (1993). Menolong Ibu Menyusui. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Muchtadi, D. (1996). Gizi Untuk Bayi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Notoatmodjo, S. (1993). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

30

Nursalam, & Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset
Keperawatan. CV. Sagung Seto. Jakarta.
Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1991). Nursing Research. Principles and Methods. 4th.
Ed. J.B. Lippincott Co. Philadelphia.
Purwanto, H. (1995). Pengantar Statistik Keperawatan. EGC. Jakarta.
Riadi, S. & Tjokronegoro, A. (1992). Apa Yang Ingin Anda Ketahui Tentang ASI.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Rachmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sarwono, S. (1997). Sosiologi Kesehatan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Suryanah. (1996). Keperawatan Anak. EGC.jakarta.
Suharyono, Suradi, R. & Firmansyah, A. (1989). Air Susu Ibui Tinjauan Dari
Beberapa Aspek. FKUI. Jakarta.
Suhardjo. (1992). Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Kanisius.
Yogyakarta.
Widayatun, T.R. (1999). Ilmu Perilaku. CV. Sagung Seto. Jakarta.
WHO.

(199$). Melindungi, Meningkatkan dan
diterjemahkan oleh Chalik, dkk. Jakarta.

Mendukung

Menyusui,

31

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
STUDI EKSPLORASI PERSEPSI IBU TENTANG PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI PUSKESMAS NGLEGOK
BLITAR

OLEH:
WIWIN MARTININGSIH
Kami adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan sebagai
salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir S1 Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif di Puskesmas Nglegok Blitar.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini kurang begitu bermanfaat bagi diri
saudara, tetapi akan membawa dampak positif dalam upaya meningkatkan peran
perawat di masyarakat.
Kami mengharapkan tanggapan/jawaban yang saudara berikan sesuai
dengan pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami
menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara
berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan
tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat “volunter” (bebas),

32

saudara bebas untuk ikut atau tanpa adanya sanksi apapun
Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini silahkan saudara
menandatangani kolom di bawah ini.

Tanda tangan : ………..
Tanggal

: ………..

No. responden : ………..
A.

LEMBAR KUESIONER

I.

Data Demografi dan data umum
Pilihlah salah satu diantaranya dengan memberi tanda  pada kotak yang
telah disediakan.
Kode

1. Pendidikan
1 Tidak tamat SD
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Akademi/PT

2. Umur

33

1. 

20 tahun

2. 21 – 30 tahun
3. 31 – 40 tahun
4.  40 tahun

3. Lingkungan
3.1 Apakah ibu-ibu disekitar lingkungan anda memberikan
ASI Eksklusif, pada bayi usia 0 – 4 bulan ?
ya

tidak

3.2 Jika tidak makanan tambahan apa yang diberikan ?
1. susu formula,,

5. bubur susu

2. jeruk,,

6. biskuit

3. pisang,

7. bubur nasi

4. pepaya,

8. nasi tim

Kode
3.3 Apakah suami/keluarga yang lain mendukung anda,
jika anda memberikan ASI Eksklusif ? ya

tidak

3.4 Apakah dilingkungan ini pernah mendapat penyuluhan
tentang ASI Eksklusif ?

ya

tidak

34

4. Data anak
4.1 Apakah anak ibu diberi ASI ?

ya

tidak

4.2 Sampai usia berapa anak ibu mendapat ASI?
1. < 4 bulan
2. 4 –6 bulan
3. 6- 12 bulan

4.3 Apakah pada saat anak ibu berusia 0 – 4 bulan
hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan lain ?
ya

tidak

4.4 jika ya makanan tambahan apa ?
1. susu formula,

5. bubur susu

2. jeruk,,

6. biskuit

3. pisang,

7. bubur nasi

4. pepaya,

8. nasi tim

35

II. Persepsi:
Pilihlah salah satu diantaranya, dengan memberi tanda  pada kotak yang
disediakan:
STS

: Sangat Tidak Setuju

TS

: Tidak Setuju

S

: Setuju

SS

: Sangat Setuju

STS TS

S

SS

1. Prosedur pemberian
1.1 Pada usia 0 – 4 bulan bayi ,saya beri ASI saja

1.2 Saya memberikan ASI Eksklusif pada kedua payudara secara
bergantian
1.3 Saya meneteki tergantung kemauan bayi, kurang lebih jarak 3
Jam.
1.4 Dalam memberikan ASI Eksklusif, saya usahakan sampai
payudara kosong
1.5 Setelah meneteki bayi selalu saya sendawakan

2. Manfaat ASI Eksklusif
2.1 Menyusui itu mengganggu keindahan bentuk payudara

Kode

36

2.2 Memberi ASI secara Eksklusif
Mengganggu kelancaran pekerjaan saya
2.3 Menberi ASI eksklusif itu hemat biaya
2.4 Memberi ASI Ekslusif itu melelahkan
2.5 Menyusu saja pada usia 0 – 4 bulan bayi tidak bisa gemuk

2.6 Dengan pemberian ASI Eksklusif bayi
jarang sakit
STS TS
2.7 Dengan menyusui badan jadi langsing

2.8 Dengan ASI Eksklusif anak menjadi cerdas

2.9 Memberikan ASI Eksklusif menjarangkan kehamilan

S

SS

Kode

37

Variabel
Independent:

Definisi

Parameter

Faktor-faktor

1. Usia

 20 th, 21 Kuesioner

yang

– 30 th, 31

mempengaru

– 40 th, 

hi persepsi

40 th.
2. Pendidikan

Alat Ukur

Skala Pengukuran
Ordinal

Tidak
sekolah,
SD, SMP,
SMA, PT

3. Lingkungan
Dependent:
Persepsi
tentang

1. Cara
ASI 2. Lama

Eksklusif

3. Frekuensi
4. Manfaat

5.

Wawasan/pengetahuan
4.1 Apakah anak ibu diberi ASI ? ya / tidak (coret yang tidak perlu)
Jika ya, lanjutkan no5.2
1.2.

Sampai usia berapa anak ibu mendapat ASI?
1. < 4 bulan
2. 4 –6 bulan
3. 6- 12 bulan

Skor

38

4.3 Apakah pada saat anak ibu berusia 0 – 4 bulan hanya diberi ASI saja
tanpa makanan tambahan lain ? ya / tidak (coret yang tidak perlu)
5.4 Pernah mendapat penyuluhan tentang ASI Eksklusif
Ya

tidak

5.5 Tahu istilah ASI Eksklusif
Ya

tidak

5.6 Pernah memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebelumnya
Ya

tidak

39

3.10

Definisi Operasional
1) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan

menafsirkan pesan, dan dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan dan
faktor lingkungan.
2) ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif

adalah

bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0 – 4 / 6 bulan tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, , biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim ( Roesli, 2000;3).