Ekonomi Mikro Peran Pemerintah dalam P

FUNGSI PEMERINTAH
Peran pemerintah dibutuhkan karena
perekonomian tidak dapat secara efisien
menghasilkan barang/jasa yang
mengoptimalkan kepuasan masyarakat.
Kegagalan pasar merupakan muara dari tidak
tercapainya kegagalan pasar.

Pareto efisien adalah suatu kondisi alokasi
y y
ada seorang pun yang kondisi kesejahteraannya
dapat menjadi lebih baik tanpa memperburuk
.

Lima kondisi yang menciptakan kondisi
kegagalan pasar

1. Terdapat Kegagalan dalam Bersaing
Adanya hal-hal yang mencegah terjadinya
persaingan di pasar sehingga pasar tidak bisa
berjalan menjadi pasar yang bersaing sempurna

merupakan penyebab terjadinya kegagalan pasar.
Contohnya terbentuknya pasar monopoli.

Kurva Output Pareto Efisien pada Pasar Monopoli

2. Adanya Keberadaan Barang Publik
Perlindungan polisi, pertahanan nasional, kesehatan
masyarakat sanitasi, dan peradilan sengketa antar warga
masyarakat sulit dipenuhi oleh system perusahaan.
swasta merupakan contoh barang public yang
membutuhkan peran serta pemerintah sebagai
penyedianya. Pelayanan tersebut disediakan pemerintah
bagi semua warga masyarakat.

3. Adanya Eksternalitas yang
Diciptakan oleh Pelaku Ekonomi
Eksternalitas berarti tingkat seseorang yang
memiliki dampak terhadap orang lain, namun
tidak ada kompensasi atas dampak yang
dirasakan. Eksternalitas ada dua jenis yaitu

eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.

4. Adanya Kegagalan Informasi /
Informasi yang Tidak Sempurna
Adanya informasi yang tidak sempurna juga ikut
mendorong
pemerintah
untuk
ikut
mengintervensi pasar. Salah satu hal nyata yang
menunjukkan pentingnya peran pemerintah
terkait dengan informasi yang tidak sempurna
ini adalah adanya label halal pada produk
makanan.

5. Adanya Ketidakstabilan Makroekonomi
Adanya ketidakstabilan Makro Ekonomi,
terutama terkait dengan tingkat pengangguran
dan stabilitas harga, merupakan alasan
selanjutnya dari perlunya investasi pemerintah.


Menurut Richard Musgrave (1980), pemerintah
memiliki tiga peran dalam perekonomian, yaitu :
a. Peran stabilisasi
b. Peran Redistribusi Pendapatan
c. Peran Alokasi Sumber Daya

KEBIJAKAN FISKAL
Sistem fiskal merupakan istilah untuk
merangkum perpaduan tindakan pengeluaran,
perpajakan dan utang yang dilakukan oleh
pemerintah. Berbagi tindakan di bidang fiskal
tercermin dalam anggaran pendapatan dan
belanja Negara.

1. Teori Kebijakan Fiskal
Dalam masa depresi pada tahun 1930-an
itulah teori kebijakan fiskal pertama kali
muncul karena tidak mampunya kebijakan
moneter dalam menanggulangi depresi.

Awalnya kebijakan fiskal berorientasi pada
pengangguran.

Dasar pemikiran kebijakan fiscal ialah bahwa
pemerintah tidak dapat disamakan dengan
individu dalam pengaruh dari tindakan
masing-masing terhadap masyarakat sebagai
keseluruhan.

2. Macam Kebijakan Fiskal
a. Pembiayaan Fungsional (Functional Finance)
Tokoh dari kebijakan fiscal jenis ini ialah A.P
Lerner. Dalam hal ini pengeluaran pemerintah
ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak
langsung terhadap pendapatan nasional
terutama guna meningkatkan kesempatan
kerja (employment).

b. Pengelolaan Anggaran (the managed budget
approach)

Pendekatan ini lebih banyak disukai daripada
pendekatan pembelanjaan fungsional karena
pengeluaran pemerintah, perpajakan dan
pinjaman dimaksudkan untuk mencapai
kestabilan ekonomi yang lebih mantap.

c. Stabilisasi Anggaran Otomatis (the stabilizing
budget)
Dengan stabilisasi otomatis, pengeluaran
pemerintah akan ditentukan berdasar atas
perkiraan manfaat dan biaya relative dari
berbagai macam program dan pajak akan
ditentukan sehingga menimbulkan surplus
dalam periode kesempatan kerja penuh.

d. Anggaran Belanja Seimbang (balanced budget
approach)
Suatu modifikasi dari pembelanjaan atas
dasar anggaran yang disesuaikan dengan
keadaan adalah pembelanjaan secara

seimbang dalam jangka panjang.

3. Perangkat Kebijakan Fiskal
a. Perangkat kebijakan fiscal otomatik :
stabilisator terpasang
Stabilisator terpasang adalah segala sesuatu
yang dapat menurunkan kecendurungan
membelanjakan marjinal dari pendapatan
nasional sehingga, dapat mengutangi angka
multiplier. Tiga stabilisator utama yaitu pajak,
pengeluaran pemerintah, dan pembayaran
transfer pemerintah.

b. Perangkat kebijakan fiscal diskresioner
Kebijakan fiskal diskresioner yang perlu
pemerintah lakukan adalah memberlakukan
perubahan tarif
pajak dan perubahan
pengeluaran
yang

dirancang
untuk
mengurangi kesenjangan yang timbul.
Kebijakan fiskal harus diubah oleh
pemerintah secara periodik agar dapat
dilakukan secara efektif.

4. Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan kebijakan fiscal adalah pendapatan
nasional riil yang terus meningkat pada laju
yang dimungkinkan oleh perubahan
teknologi dan tersedianya faktor-faktor
produksi dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga-harga umum.

a. Jurang deflasi, jurang inflasi dan kebijakan
fiskal
Dengan menggunakan kebijakan fiskal
pemerintah dapat mempengaruhi besarnya
jurang deflasi atau inflasi yang ada dalam

perekonomian.

b. Akibat kebijakan fiskal terhadap kegiatan
ekonomi
Jika pemerintah secara aktif menggunakan
kebijakan anggaran belanjanya sebagai alat
untuk mempengaruhi tingkat kegiatan
ekonomi maka masalah depresi dan
pengangguran atau inflasi dapat dikurangi.
Gerak naik turunnya siklus perusahaan dapat
diperkecil, sehingga kegiatan ekonomi dapat
berjalan dengan lebih stabil.

ANGGARAN PEMERINTAH
Anggaran pemerintah mencerminkan kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah. Agar biaya bagi
pengeluaran pemerintah dapat dipenuhi maka
pemerintah memerlukan penerimaan. Kegiatan
pemerintah umumnya mempunyai kecenderungan
makin meningkat.

Makin maju sebuah negara makin besar tingkat
pengeluarannya sebagai persentase dari PNB.

1. Kebijakan Fiskal dan Anggaran
Belanja
Kebijakan fiskal sering kali dianggap sebgai
kebijakan anggaran belanja pemerintah. Bila
terjadi selisih antara penerimaan pemerintah
dengan pengeluaran pemerintah maka keadaan
yang seperti itu disebut dengan saldo anggaran
belanja.

Saldo anggaran belanja dapat dipengaruhi oleh
pengeluaran pemerintah dan penerimaan
pemerintah yaitu:
a. Anggaran belanja berimbang
Penerimaan pemerintah = pengeluaran
pemerinthah
b. Surplus anggaran belanja
Penerimaan pemerintah > pengeluaran

c. Defisit anggaran belanja
Penerimaan pemerintah < pengeluaran

Saldo anggaran belanja yang dipengaruhi oleh
kebijakan pajak yaitu:
a. Pembelanjaan defisit
Terjadi peningkatan pada pengeluaran
pemerintah tanpa diikuti oleh peningkatan
tarif pajak.

b. Perubahan anggaran belanja berimbang
dalam pengeluaran
Pemerintah menaikkan tarif pajak
yang
menghasilkan pendapatan pemerintah sama
besar jumlahnya dengan penambahan
pengeluaran pemerintah

2. Efek Pembatasan Paksa
Peningkatan suku bunga akibat ekspansi fiskal

yang menyebabkan terjadinya penurunan
permintaan agregat disebut dengan efek
pembatasan paksa.

3. Pengangguran dan Kebijakan Fiskal
Alternatif kebijakan diskresioner yang akan
dilakukan pemerintah adalah:
a. Pemerintah menaikkan pengeluarannya saja
b. Pemerintah menurunkan pajak saja
c. Pemerintah menaikkan pengeluarannya dan
usaha mengatasi pengangguran dilakukan
juga dengan mengurangi pajak

4. Defisit Anggaran Sebagai Alat Ukur
Kebijakan fiskal bersifat ekspansif bila terjadi
kenaikan defisit pada anggaran belanja
pemerintah. Sedangkan bila defisit anggaran
belanja pemerintah mengalami penurunan,
maka kebijakan fiskal bersifat kontraktif.

5. Defisit yang Dikoreksi Secara Siklis
(CDA = Cyclically Adjusted Deficit)
Perubahan posisi kebijakan fiscal dapat
diindikasikan dengan perubahan defisit
anggaran yang dikoreksi secara siklis.

KESIMPULAN
Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak melibatkan peran
pemerintah dalam sistem perekonomiannya. Tujuan dari
pembangunan ekonomi adalah mencapai tingkat kemakmuran
yang lebih tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut pemerintah
dapat ikut campur baik secara aktif maupun pasif. Salah satu
kebijakan yang diambil oleh pemerintah adalah kenijakan fiskal.
Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang diambil oleh
pemerintah dalam rangka mengarahkan kondisi perekonimian
untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dilakukan dengan dengan
tujuan untuk mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk
mempertahankan produksi dan untuk mempertahankan tingkat
harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi. Dalam
sumber penerimaan negara adalah pajak. Dimana komponen
tersebut memiliki peranan penting dalam kebijakan fiskal untuk
menyelesaikan permasalahan perekonomian suatu negara.

1. Aditia Karyadi
2. Della Astinah
3. Hasbiya Ramadhani
4. Iskamiani Indah Margarita
5. Muhamad Syehabbuddin
6. Rani Nofia Anggraeni
7. Sondang Eunikhe Melisa

TERIMA KASIH KEPADA :