BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penenlitian

4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1

  Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dengan menerapkan tiga tahap penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.

  4.1.1.1 Perencanaan

  Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe NHT antara lain: menelaah materi pembelajaran matematika kelas 4 dan mengkaji indikator- indikatornya, menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan uji validitas instrumen, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.

  4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Obsrvasi

  Pertemuan pertama dalam siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 02 April 2014. Materi yang diajarkan adalah sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar, sub pokok bahasan sifat- sifat bangun ruang (balok dan kubus). Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini, guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan melakukan doa bersama siswa-siswanya. Guru melakukan absensi dan mengkondisikan kelas dengan serta memberikan motivasi. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan mengenai permainan monopoli dan menanyakan benda- benda di sekitar siswa yang berbentuk dadu kemudian diteruskan dengan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru menjelaskan tentang pembelajaran NHT dan juga menjelaskan langkah-langkahnya kepada siswa.

  Pada kegiatan inti siswa mengamati gambar/alat peraga bangun ruang kubus dan balok dilanjutkan dengan penjelasan gutu mengenai sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok, pasangan rusuk dan sisi yang sehadap dan sejajar. Kemudian guru menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pembentukan kelompok dengan berhitung satu sampai 6. Setelah itu siswa diminta guru untuk bergabung sesuai nomor yang di dapat. Siswa bergabung dengan kelompoknya. Guru membagikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok. Lalu siswa diberikan alat peraga berupa bangun ruang kubus dan balok serta lembar kerja siswa. Siswa diminta untuk mendiskusikan sifat-sifat bangun ruang tersebut bersama anggota kelompoknya. Kemudian guru memanggil siswa dengan nomor tertentu untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa yang nomornya sesuai menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat pada siswa yang presentasi.

  Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman materi yang diajarkan dengan menjelaskan unsur-unsur dari bangun ruang melalui alat peraga yang dibawa. Sehingga siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. Pada kegiatan akhir siswa dan guru saling memberi umpan balik mengenai sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus. Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pasa hari Kamis tanggal 03 April 2014. Materi yang diajarkan adalah sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar, sub pokok bahasan sifat- sifat bangun ruang (tabung, kerucut dan bola). Dalam pertemuan 2 ini, guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajaridipelajari yaitu sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola, diteruskan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.

  Pada kegiatan inti, siswa diminta untuk mengamati alat peraga bangun ruang yang dibawakan oleh guru dan bertanya jawab tentang benda apa saja yang berbentuk tabung, kerucut, dan bola. Guru menjelaskan tentang sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut, dan bola. Setelah guru selesai menjelaskan materi, siswa diminta untuk bergabung dengan kelompoknya. Setelah itu, siswa diminta untuk mendiskusikan tentang sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut, dan bola. Siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mencoba menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat pada siswa yang presentasi. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang kurang jelas atau belum diketahui siswa. Siswa dibimbing guru meluruskan kesalah pahaman dan diberi penguatan.

  Pada kegiatan akhir dilakukan tahap kesimpulan, siswa dan guru saling memberi umpan balik mengenai sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola. Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

  

Tabel 9

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

Together Siklus 1

  Keterlaksanaan Siklus No Siklus 1 f (Pertemuan Pertama)

  Ya Tidak

  1. Pertemuan 1

  11

  4

  2. Pertemuan 2

  13

  2 Berdasarkan tabel 8, hasil observasi menunjukkan bahwa padapertemuan pertama guru masih belum terbiasa terlihat sedikit canggung ketika melaksanakan pembelajaran NHT. Hal ini terlihat dari guru yang tidak menyiapkan siswa dengan baik ketika memulai pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang memperhatikan guru ketika membuka kegiatan pembelajaran dan asyik mengobrol dengan temannya. Guru juga masih belum bisa menguasai kelas sehingga situasi kelas menjadi kurang terkontrol karena masih banyak siswa yang ramai. Guru juga masih belum maksimal dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya atau mengomentari jawaban yang disampaikan oleh temannya. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Guru juga belum mengajak siswa untuk menarik kesimpulan bersama dan melakukan refleksi.

  Pada pertemua kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Guru sudah menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami sehingga siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan dari guru. Siswa juga tampak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Namun ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru masih belum memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya. Sehingga belum ada interaksi aktif diantara siswa. Guru juga belum mengajak siswa unuk menarik kesimpulan bersama.

  Selama melakukan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kedua kalinya, secara keseluruhan penyajiannya sudah cukup sistematis. Guru mengelola kelas dengan baik, memberikan motivasi kepada siswa saat proses pembelajaran. Memberikan arahan kepada siswa saat melakukan pengamatan. Hanya saja masih ada dua indikator yang belum dilaksanakan oleh guru. Sehingga perlu diadakan perbaikan agar dapat mencapai semua indikator yang telah ditentukan.

  Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Jumat tanggal 04 April 2014. Pertemuan ketiga ini digunakan untuk memberikan evaluasi kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan. Guru membagi mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran. Setelah selesai, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatanpenutup, guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

  4.1.2.1 Perencanaan

  Persiapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan siklus II ini agar efektivitas pembelajaran dapat meningkat dibandingkan pada siklus I yaitu melihat dan menelaah hasil refleksi siklus 1. Mencari strategi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan serta mempertahankan dan meningkatkan kelebihan pada siklus 1. Mencari referensi dan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan indikatornya, menyiapkan alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.

  Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan langkah selanjutnya yaitu menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT.

  4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 April 2014.

  Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah menentukan jaring-jaring balok. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru dan siswa berdoa. Setelah itu guru mengabsensi siswa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dengan memberikan umpan pertanyaan seputar benda di dalam ruangan kelas, kemudian guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari yaitu jaring-jaring balok dilanjutkan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.

  Pada kegiatan inti pembelajaran diawali dengan mengamati bangun balok yang dibawa oleh guru dan siswa memperhatikan guru membuka balok sehingga membentuk jaring-jaring balok. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jaring-jaring balok kemudian siswa dan guru bertanya jawab tentang jaring-jaring kelompoknya masing-masing kemudian setiap siswa dalam kelompok diberi nomor. Siswa diberikan alat peraga berupa potongan bangun datar persegi dan persegi panjang beserta lembar kerja siswa. Siswa diminta untuk merangkai bangun datar persegi dan persegi panjang agar dapat menjadi jaring-jaring balok. Siswa saling berdiskusi dan bekerjasama menyusun bagian-bagian yang sudah terpotong menjadi beberapa jenis jaring-jaring balok dan tiap jenis jaring-jaring balok yang terbentuk di gambar dalam lembar kerja. Siswa yang mengalami kesulitan mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru selama proses diskusi berlangsung. Setelah selesai, siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai, mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap kelompok akan menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain, sehingga pada tahap penyimpulan nanti akan ada hasil pembahasan dari diskusi bersama.

  Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalah pahaman materi yang diajarkan dengan mengajak siswa untuk membentuk balok dari masing- masing jaring yang telah dibuat. Akan terlihat apakah jaring-jaring yang dibuat siswa akan membentuk balok atau tidak. Siswa dan guru saling memberi umpan balik mengenai bentuk jaring- jaring balok. Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah menentukan jaring-jaring kubus. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru member dan meminta salah satu siswa memimpin berdoa bersama. Guru mengabsen sisiswa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dengan memberikan umpan pertanyaan seputar materi sebelumnya dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari yaitu jaring-jaring kubus dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.

  Pada kegiatan inti pembelajaran siswa mengamati bangun kubus yang dibawa oleh guru dan memperhatikan guru membuka bangun kubus sehingga jaring kubus. Siswa dan guru bertanya jawab tentang jaring-jaring kubus. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan bimbingan. Siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing kemudian setiap siswa dalam kelompok diberi nomor. Siswa diberikan alat peraga berupa bangun datar persegi dan lembar kerja siswa. Siswa menyusun persegi tersebut agar menjadi jaring- jaring kubus. Siswa saling berdiskusi dan bekerjasama menyusun bangun datar persegi agar menjadi beberapa jenis jaring-jaring kubus dan tiap jenis jaring-jaring kubus yang terbentuk di gambar dalam lembar kerja. Siswa yang mengalami kesulitan mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru selama proses diskusi berlangsung. Setelah diskusi selesai, siswa dipanggil guru dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mencoba mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap kelompok akan menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain, sehingga pada tahap penyimpulan nanti akan ada hasil pembahasan dari sikusi bersama.

  Guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahpahaman materi yang diajarkan dengan mengajak siswa untuk membentuk kubus dari masing-masing jaring yang telah dibuat. Akan terlihat apakah jaring-jaring yang dibuat siswa akan membentuk kubus atau tidak. Siswa dan guru saling memberi umpan balik mengenai bentuk jaring-jaring kubus. Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

  

Tabel 10

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

Together Siklus 2

  Keterlaksanaan Siklus No Siklus 2 F

  Ya Tidak

  1. Pertemuan 1

  15

  2. Pertemuan 2

  15 Berdasarkan tabel 9, hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran NHT yang sudah ditentukan. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai kelas. Guru sudah mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru juga sudah memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk bertanya dan menyatakan pendapatnya sehingga siswa lebih aktif dan mudah memahami materi yang diajarkan. Melalui kegiatan diskusi yang dilakukan siswa bersama anggota kelompoknya, siswa menjadi lebih antusias dalam mengerjakan tugas. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan diskusi siswa dapat saling berpartisipasi untuk menyalurkan semua ide yang dimilikinya agar dapat menemukan bentuk jaring-jaring balok secara bersama-sama.

  Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa guru semakin menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik. Guru mampu membimbing jalannya diskusi dengan baik sehingga suasana kelas menjadi terkontrol. Siswa juga sudah mampu melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakan tanpa harus menunggu perintah dari guru. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memahami dan menguasai langkah-langkah pembelajaran NHT dengan baik. Melalui kegiatan diskusi, siswa menjadi lebih kreatif dan aktif untuk menemukan jaring-jaring kubus. Dalam kegiatan diskusi siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya. Kreativitas siswa juga bertambah karena didukung dengan alat peraga yang memadai.

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 April 2014. Pertemuan ketiga ini digunakan untuk evaluasi pembelajaran matematika dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dalam kegiatan intiguru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan. Guru membagi lembar soal evaluasi dan siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran. Setelah selesai, siswa mengumpulkan soal evaluasi dan jawaban siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Apabila hasil pembelajaran ini akan berhenti sampai siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

4.1.3 Data Hasil Belajar

4.1.3.1 Data Hasil Belajar Siklus 1

  Data hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi hasil evaluasi siswa kelas 4 di SD Negeri Ledok 06 adalah sebagai berikut:

  

Tabel 11

Hasil Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4

SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Rentang

  Nilai

Frekuensi

Persentase

  (%)

  53 - 58 2 8,70 59 - 64 3 13,04 65 - 70 6 26,09 71 - 76 4 17,39 77 - 82 3 13,04 83 - 88 3 13,04 89 - 94 1 4,35 95 - 100 1 4,35

  Jumlah 23 100 Hasil evaluasi siklus I menunjukkan rentang nilai yang diperoleh siswa. Rentang nilai 53

  • – 58 sebanyak 2 siswa, 59 – 64 sebanyak 3 siswa, 65 – 70 sebanyak 6, 71
  • – 76 sebanyak 4 siswa, 77 – 82 sebanyak 3 siswa, 83 – 88 sebanyak 3 siswa, 89 – 94 sebanyak 1 siswa, dan 95 – 100 sebanyak 1.

  Data tabel 5 dapat disajikan ke dalam diagram 1 sebagai berikut:

  Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Siklus I Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014 Gambar 1 menunjukkan rentang nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1.

  Rentang nilai 53

  • –58 sebanyak 2 siswa, 59–64 sebanyak 3 siswa, 65–70 sebanyak 6, 71
  • –76 sebanyak 4 siswa, 77–82 sebanyak 3 siswa, 83–88 sebanyak 3 siswa,

  89 –94 sebanyak 1 siswa, dan 95–100 sebanyak 1.

4.1.2.1 Data Hasil Belajar Siklus 2

  Data hasil evaluasi siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

  

Tabel 12

Hasil Evaluasi Siklus 2 Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4

SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

  Rentang Nilai

  Frekuensi Persentase

  (%) 65 - 70 3 13,04 71 - 76 4 17,39 77 - 82 4 17,39 83 - 88 4 17,39 89 - 94 5 21,74 95 - 100 3 13,04

  Jumlah 23 100 Hasil evaluasi siklus II menunjukkan rentang nilai yang di peroleh siswa. Rentang nilai 65

  • –70 sebanyak 3 siswa, 71–76 sebanyak 4 siswa, 77–82 sebanyak 4 siswa, 83
  • –88 seabanyak 4 siswa, 89–94 sebanyak 5 siswa, dan

  95

  • –100 sebanyak 3 siswa. Data tabel 6 dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut:

  

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siklus II Mata Pelajaran Matematika

Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

  Gambar 2 menunjukkan rentang nilai yang di peroleh siswa pada siklus 2. Rentang nilai 65

  • –70 sebanyak 3 siswa, 71–76 sebanyak 4 siswa, 77–82 sebanyak 4 siswa, 83
  • –88 seabanyak 4 siswa, 89–94 sebanyak 5 siswa, dan 95–100 sebanyak 3 siswa.

4.1.4 Analisis Data

4.1.4.1 Analisis Ketuntasan

  Analisis ketuntasan dilakukan dengan membandingkan data mentah dengan nilai KKM pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together.

  Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa setelah pembelajaran siklus I ini dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

  

Together , terbukti dari sebagian besar siswa yang tuntas KKM. Hal ini dapat

  dilihat pada tabel 12 berikut:

  

Tabel 13

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 4

SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Ketuntasan Frekuensi Persentase ( % )

  Tuntas 18 78,3 Tidak tuntas 5 21,7 Jumlah 23 100 Maximum 100 Minimum

  55 Rata

  72,8 Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam gambar diagram berikut ini:

  • –rata

  Gambar 3. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

  Gambar 3 menunjukkan hasil analisis data siklus 1 bahwa dari 23 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran, terdapat 18 siswa (78,3%) mampu mencapai KKM (65) dan 5 siswa (21,7%) masih berada di bawah KKM.

  Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yang belum mencapai target, maka dilakukan refleksi untuk memperbaiki dan merancang pembelajaran siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini didapatkan hasil belajar siswa yang meningkat dibanding dengan hasil pada siklus I. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

  

Tabel 14

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 4

SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Ketuntasan Frekuensi Persentase ( % )

  Tuntas 23 100 Tidak tuntas Jumlah 23 100 Maximum 100 Minimum

  70 Rata

  82,83 Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam diagram 4 berikut ini:

  • –rata

  Gambar 4. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

  Gambar 4 menunjukkan ketuntasan hasil belajar sikus 2 mata pelajaran matematika kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga bahwa dari 23 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran, 100 %siswa mampu mencapai KKM (≥65) dan tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

4.1.4.2 Analisis Komparatif Hasil Belajar Matematika

  Pengolahan data hasil belajar matematika dari pra siklus, siklus I dan siklus II akan dianalisa dengan analisis komparatif. Berikut ini adalah tabel mengenai hasil rekapitulasi pra siklus, siklus I dan siklus II.

  

Tabel 15

Perbandingan Hasil Belajar MatematikaPra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Kelas 4 SD N Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

Prasiklus Siklus I Siklus II

  Ketuntasan F % F % F %

  52,2 78,3 100 Tuntas

  12

  18

  23 47,8 21,7

  Tidak tuntas

  11

  5 Jumlah 23 100 23 100 23 100 Rata -rata 64,57 72,82 82,83 Maksimum

  93 95 100 Minimum

  50

  55

  70 Berdasarkan tabel 14, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus, siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dengan persentase 52,2%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 orang dengan persentase 47,8%. Pembelajaran siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil pra siklus, siswa yang tuntas dalam siklus I adalah 18 siswa (78,3%), sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang dengan persentase 21,7%. Kemudian pembelajaran siklus II terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan hasil siklus I. Siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dengan persentase 100%. Nilai rata-rata pra siklus, siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan yaitu 64,57 pada prasiklus, 72,82 pada siklus I, dan 82,83 pada siklus II. Dari hasil belajar yang diperoleh pada siklus II, ketercapaian indikator keberhasilan sangat sangat baik, karena melebihi standar indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, yaitu 80% dan sebagian besar siswa mampu menguasai materi dengan baik. Sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya.

  Berikut ini merupakan gambar perbandingan dari hasil evaluasi pembelajaran matematika.

  Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II SD N Ledok 06 Salatiga Tahun 2013/2014

4.2 Pembahasan

  Dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II serta membandingkan dengan kondisi awal (Pra Siklus), ternyata penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu meningkatkan hasil belajar. Seperti yang diharapkan oleh peneliti, peningkatan terjadi cukup signifikan. Hal itu terlihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh setelah melakukan tindakan.

  Analisis hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II persentase siswa yang tuntas meningkat dari 78% menjadi 100%. Mengingat standar patokan yang di harapkan peneliti yaitu dengan indikator keberhasilan sebesar 80% Hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II yaitu sebesar 100% siswa tuntas, merupakan gambaran bahwa pelaksanaan tindakan siklus II sudah seperti yang diharapkan oleh peneliti. Karena sudah melebihi indikator keberhasilan mengajar, peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam setiap siklus yakni pada prasiklus rata-rata 64,57 naik menjadi 72,82 dalam siklus 1 kemudian naik lagi menjadi 82,83 pada siklus 2.

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Isjoni (2012 :16) proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”. Melalui pembelajaran NHT, siswa dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk mempertimbangkan jawaban yang tepat. Siswa saling mengeluarkan ide yang dimilikinya. Siswa juga dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya dimana siswa yang kurang mampu bertanya pada siswa yang mampu, sedangkan siswa yang mampu membantu temannya yang kurang mampu. Sehingga terjalin interaksi positif diantara siswa yang kemudian dapat memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik lagi agar kelompoknya mendapatkan hasil yang paling baik. Pembelajaran NHT juga dapat memudahkan siswa dalam memahami materi karena siswa dapat bertanya kepada temannya tanpa ada rasa canggung atau takut jika dibandingkan saat bertanya dengan guru, siswa akan merasa takut salah dan sebagainya. Hasil penelitian ini juga menjawab teori yang dikemukakan oleh Sadker dan Sadker (dalam Miftahul Huda, 2011: 66) “Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi, hal ini khususnya berlaku bagi siswa- siswa SD untuk mata pelajaran matematika”. Teori tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menerapkan struktur-struktur pembelajaran kooperatif maka akan meningkatkan kemampuan siswa terutama pada hasil belajarnya. Dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya peningkatan rata-rata dan jumlah persentase siswa yang tuntas dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dialakukan oleh Yuni Winarti (2012), berjudul “Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi Menaksir dan Membulatkan Operasi Hitung Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Bagi Siswa Kelas IV SD Kepohkencono 01 Semester 1 Tahun 2011/2012”.

  Hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena penerapan pembelajaran NHT dilakukan dengan sistematis dan sesuai dengan langkah- menjadi lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Melalui nomor yang dimilikinya siswa menjadi lebih sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas karena sewaktu-waktu guru akan memanggil siswa dengan nomor tertentu untuk memprsentasikan hasil diskusinya. Siswa yang selalu berpartisipasi dalam kelompok maka akan lebih mudah dalam memahami materi.

  Sehingga hasil belajarnya juga meningkat.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 118

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Inklusi di SD Negeri I Mangunsari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Inklusi di SD Negeri I Mangunsari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung

0 0 31

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Inklusi di SD Negeri I Mangunsari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung

1 0 81

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI DI SD NEGERI I MANGUNSARI, KECAMATAN NGADIREJO, KABUPATEN TEMANGGUNG Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Inklusi di SD Negeri I Mangunsari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung

0 0 78

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah Aspek Pakem Di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran Timur

0 0 32

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun Pelaj

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun P

0 0 17