BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Perusahaan Penyalur Alat BeratTerhadap Cacat Tersembunyi Produk (Studi pada : PT. United Tractors Tbk)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan umum (public services) memang sarat dengan berbagai masalah, wilayah

  jangkauannya sendiri sangat luas meliputi sector profit maupun non-profit. Sedemikian luas jangkauannya sehingga tidak mudah mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap pelayanan umum. Adanya perbedaan persepsi itu sebagai konsekuensi sudut pandang yang berbeda-beda,

  1

  namun bukannya tidak dapat di pengertian seseorang terhadap suatu hal. Posisi konsumen yang lemah maka harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah memberikan perlindungan (pengayoman) kepada masyarakat. Sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen adalah dua bidang hukum yang sulit dipisahkan dan ditarik batasnya. tanggung jawab produk dalam KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999. pada saat terjadi permasalahan pada produk atau adanya cacat tersembunyi pada produk konsumen merasa dirugikan dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen sebagai dasar yang melindungi hak-hak konsumen jika pelaku usaha (produsen/penyalur) tidak memberikan hak-hak konsumen atas ganti kerugian terhadap suatu barang.

  Luasnya jangkauan pelayanan umum menunjukkan betapa mudah, memberikan gambaran persepsi yang utuh terhadap pelayanan umum. Persepsi yang disampaikan masyarakat bisa baik, cukup atau buruk. Namun untuk menentukan persepsi demikian diperlukan kriteria- kriteria tertentu sesuai dengan karateristik jasa /pelayanan yang bersangkutan serta produk

                                                               1 Yusuf Sofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003),hlm. 179.

  hukum/perundang-undangan yang mengaturnya. Oleh karena itu, bagian ini melihat permasalahan pelayanan umum ini dari sudut masyarakat, khususnya konsumen yang memperoleh dan mempergunakan pelayanan umum yang tersedia dengan nilai tukar yang diberikannya dalam bentuk tarif dan biaya. Pekerjaan berat ini menjadi tanggung jawab bersama,

  2 sebab menyangkut citra negara dan bangsa pada skala nasional dan internasional.

  Sektor pertambangan di Indonesia berkembang karena kenaikan harga komoditas

  3

  pertambangan utama seperti timah, nikel, tembaga, dan batubara pada khususnya. Selain itu, permintaan energi primer (termasuk batubara) dan konsumsi batubara domestik yang tinggi yang disebabkan oleh perkembangan yang cepat dari pembangkit listrik lebih, merangsang bisnis

  4

  kontraktor penambangan booming. Dalam 3 (tiga) rangka memanfaatkan potensi tersebut, Perusahaan mendirikan Kontraktor Penambangan unit bisnis, yang dikelola oleh salah satu anak perusahaan Perseroan, PT Pamapersada Nusantara (Pama). Didirikan pada tahun 1988, Pama menyediakan berbagai jasa pertambangan kelas dunia yang memanjang dari desain tambang, eksplorasi, penggalian, pengangkutan, barging dan pemuatan. Beroperasi di proyek pertambangan batubara besar di berbagai bagian negara, Pama secara luas dikenal sebagai yang

  5 terbesar dan paling terkemuka kontraktor penambangan batubara di Indonesia.

  Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang alat berat yang bergerak sebagai produsen alat berat yaitu United Tractors (UT / Perseroan) adalah terkemuka dan distributor terbesar alat

  6

  berat di Indonesia sebuah perusahaan dengan sejarah panjang. Didirikan pada 13 Oktober 1972, Perusahaan mencapai tonggak penting pada 19 September 1989, dengan mencatatkan sahamnya

                                                               2 3 Ibid ., hlm.181 4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pertambangan (diakses tanggal 28 Juni 2014)

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_11_67.htm Undang-Undang No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Pertambangan (diakses tanggal 28 Juni 2014) 5 6 www.Company profile united tractors tbk.com (diakses tanggal 28 Juni 2014) www.unitedtractors.com/Media/Default/Financial/38. ( diakses tanggal 28 Juni 2014)

  di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sebagai PT United Tractors Tbk (UNTR), dengan PT Astra International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas. Penawaran umum perdana ini ditandai komitmen united tractors menjadi kelas dunia solusi- driven perusahaan di bidang alat berat,

  7 pertambangan, dan energi untuk kepentingan stakeholders.

  United Tractors (UT / Perseroan), menyediakan produk-produk dari merek terkenal di dunia seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest. Saat ini, jaringan distribusi yang luas meliputi 19 kantor cabang, 22 kantor site support dan 11 kantor perwakilan di 22 provinsi di seluruh negeri. Tidak puas dengan menjadi distributor terbesar alat

  8

  berat di dalam negeri. Perusahaan juga memainkan peran aktif di bidang kontraktor penambangan dan baru-baru berkelana ke bisnis pertambangan batubara. United Tractors melakukan bisnisnya melalui tiga unit bisnis utama yang dikenal sebagai Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan pertambangan konstruksi mesin-mesin. Sebagai distributor tunggal Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Komatsu Forklift, Tadano, Komatsu Generator Set dan Komatsu Forest, unit usaha Mesin Konstruksi menawarkan berbagai produk yang luas untuk memenuhi sektor utama negara itu: perkebunan, konstruksi, kehutanan, material handling , pertambangan dan transportasi. Selain itu, layanan purna jual yang tersedia untuk semua pelanggan di seluruh jaringan nasional Perusahaan ekstensif Usaha Mesin Konstruksi didukung oleh beberapa anak perusahaan:

  Perseroan Terbatas United Tractors Pandu Engineering (UTPE), fokus pada pengembangan produk, manufaktur, distribusi dan jasa untuk industri alat berat dan sumber daya alam bisnis. PT Bina Pertiwi (BP), mendistribusikan traktor pertanian Kubota, Kubota dan Komatsu generator, mini excavator Komatsu, Patria dan Komatsu forklift dan menyediakan jasa

                                                               7 8 www.leadership-street.com/2013/.../pt-united-tractors-tbk-untr-report. (diakses tanggal 28 Juni 2014) www.share-pdf.com/.../Hal%201-9%20edit.htm . (diakses tanggal 28 Juni 2014) penyewaan. PT Multi Prima Universal (MPU), mengelola bisnis penyewaan alat berat dan penjualan alat berat yang digunakan, dan kontraktor penambangan untuk proyek-proyek skala kecil sampai menengah. PT Andalan multi Kencana (AMK), memberikan bagian komoditas komponen alat berat dengan harga yang kompetitif. PT Universal Tekno Reksajaya (UTR),

  9 dengan fokus pada remanufaktur dan rekondisi komponen alat berat.

  Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan apabila terjadi peristiwa atau keadaan yang menimbulkan kerugian bagi konsumen maka pelaku usaha bertanggungjawab

  10

  untuk mengganti kerugian yang dialami konsumen. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak semata-mata memberikan pelindungan kepada konsumen saja tetapi meberikan perlindungan masyarakat (publik). Secara teoritis hubungan hukum mengkhendaki adanya kesetaraan diantara para pihak, akan tetapi dalam prakteknya hubungan hukum terebut sering berjalan tidak seimbang terutama dalam hubungan hukum antara produsen dan konsumen, hal ini pun terjadi dalam hubungan hukum antara penyalur dan konsumen.

  Perusahaan terbatas United Tractors Tbk (UNTR) dengan kode emiten UNTR dari berbagai sumber berdiri pada 13 Oktober 1972 dengan nama PT Astra Motor Works dan PT

  11 Astra International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya nama tersebut diubah

  menjadi United Tractors (UT). Segera setelah beroperasi, UT memperoleh kepercayaan sebagai agen tunggal berbagai macam alat berat yang memiliki reputasi internasional, antara lain merek KOMATSU dari Komatsu Ltd, Japan yang sudah sejak awal menjadi perintis kerja sama dengan UT.

                                                               9 10 www.leadership-street.com/2013/.../pt-united-tractors-tbk-untr-report.( diakses tanggal 28 Juni 2014) 11 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. www.unitedtractors.com (diakses tanggal 28 Juni 2014)

  Sepanjang dasawarsa tahun 1970-an, UT yang telah mengembangkan industri dan membangun reputasi pemasaran yang paling berorientasi ke service atau product support. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, sejak 1981 UT mulai melangkah ke bidang produksi. Selanjutnya PT United Tractors mulai mendirikan beberapa Affiliated Company (Affco) yang semakin memperkokoh usaha yang digelutinya.

  Perkembangan Perusahaan United Tractors secara resmi didirikan di Indonesia pada tahun 1972 kemudian pada tahun 1973 ditunjuk sebagai distributor tunggal produk KOMATSU, Sumitomo Link Belt dan Tadano Crane, pada tahun1974 United Tractors ditunjuk dan dipercayai sebagai distributor tunggal mesin giling getar bomag dan forklift Komatsu. Pada tahun 1982 Perseroan Terbatas Komatsu Indonesia (KI) didirikan untuk memproduksi mesin kontruksi Indonesia dengan lokasi di PPI United Tractors dengan teknologi dari Komatsu Ltd. PT United Tractors Pandu Engineering (UTE) didirikan untuk memproduksi peralatan dan komponen dari lisensi maupun hasil rancang bangun sendiri, antara lain Patria Komatsu Forklift, John Deere Farm Tractors, Niigata Asphalt Mixing Plant dan berbagai attachment. PT Pandu Dayatama Patria (PDP) didirikan untuk memproduksi mesin disel berdasarkan lisensi dengan lokasi di PPI UT-Cakung. Mesin yang diproduksi antara lain Komatsu dan Nissan Engine Diesel. Dalam rangka program pendalaman struktur dan diversifikasi vertikal, PDP kemudian masuk dalam bisnis produksi Patria Generating Set, perakitan mesin mobil Peugeot dan BMW serta Hydraulic Manufacture.

  Setelah go public pada tahun 1989, dalam perjalanan karirnya UT kini semakin siap untuk memasuki era globalisasi dunia. Pada tahun 2012, ketika bidang pertambangan dan perkebunan mengalami penurunan, PT United Tractors Tbk masih mendapatkan income US$ 5.593 Milyar and tercatat pada nomor 6 dari Indonesia Fortune 100 Tahun 2013. Dalam RUPS tahunan perseroan, PT United Tractors Tbk (UNTR) membagikan dividen tunai sebesar Rp2,31 triliun atau 40% dari total laba bersih perseroan tahun lalu sebesar Rp5,78 triliun. 60% sisa dari laba bersih atau sebesar Rp3,47 triliun dibukukan sebagai laba ditahan Dividen tunai itu setara Rp620 per saham, termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp210 per saham. Dividen interim telah dibayarkan pada 2 November 2012, sedangkan sisanya sebesar Rp410 per saham akan dibayarkan pada 31 Mei 2013.RUPS juga menyetujui perubahan susunan direksi dan komisaris perseroan.

  B. Permasalahan

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah : 1.

  Bagaimana hubungan hukum antara produsen, penyalur dan konsumen dalam jual beli alat berat

  2. Bagaimana cacat tersembunyi produk dalam jual beli alat berat menurut KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

  3. Bagaimana pertanggungjawaban penyalur alat berat terhadap cacat tersembunyi produk Dalam skripsi ini penulis membatasi permasalahan pada pertanggungjawaban penyalur alat berat terhadap cacat tersembunyi produk dalam hukum Indonesia.

  C. Manfaat dan Tujuan Penulisan 1.

  Tujuan dan manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut : a.

  Untuk mengetahui hubungan hukum antara produsen, penyalur, dan konsumen b. Untuk mengetahui cacat tersembunyi produk dalam jual beli alat berat menurut

  KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 c.

  Untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban PT. UNITED TRACTORS,Tbk terhadap cacat tersembunyi pada produk alat berat

2. Manfaat Penulisan

  Manfaat dari Penulisan ini adalah sebagai berikut : a.

  Manfaat teoritis, manfaat teoritis dari penulisan ini adalah untuk memberikan masukan atau sumbangan menyangkut hubungan konsumen atas pertanggungjawaban perusahaan penyalur alat berat terhadap cacat tersembunyi produk b.

  Manfaat praktis, dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai masukan atau sumbangan pemikiran untuk ilmu pengetahuan dan bagi masyarakat atau konsumen selaku pembeli pada umumnya.

D. Keaslian Penulisan

  Sepanjang yang dilihat dan diketahui di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara khususnya di bagian Hukum Ekonomi bahwa penulisan tentang Pertanggungjawaban Perusahaan Penyalur Alat Berat Terhadap Cacat Tersembunyi Terhadap Produk ini belum pernah dilakukan sebelumnya.

  Adapun judul yang berkaitan dengan judul skripsi ini adalah skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Pembeli terhadap Cacat Tersembunyi Suatu Barang ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen” yang didalamnya memuat mengenai perlindungan hukum bagi konsumen terhadap barang tertentu jika terjadi cacat tersembunyi pada produk yang beredar di masyarakat. Judul kedua yang berkaitan dengan judul skripsi ini adalah skripsi yang berjudul “ Perlindungan Hukum terhadap Konsumen terlihat dari Kerugian Akibat Barang Cacat dan Berbahaya. Dengan demikian, jika dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini, maka dapat disimpulkan bahwa apa yang ada didalam skripsi ini adalah murni dari karya penulis dan bukan hasil jiblakan dari skripsi orang lain, dan dimana diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran-koran, media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Semua ini adalah merupakan implikasi dari proses penemuan kebenaran ilmiah, sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaran secara ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

  Sebelum melanjutkan penulisan skripsi ini, maka ada baiknya apabila terlebih dahulu dijelaskan pengertian judul PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN PRODUSEN ALAT BERAT TERHADAP CACAT TERSEMBUNYI PRODUK (studi pada : PT. UNITED TRACTOR Tbk)

  Produk secara umum diartikan sebagai barang yang dapat dilihat, dipegang (tangible

  

goods ), baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak ,namun dalam kaitannya dengan

  masalah tanggung jawab produsen (product lialibility), tanggung jawab produk yang diartikan (product lialibility) diartikan sebagai tanggung jawab atas kerugian yang diakibatkan oleh pemakaian atau penggunaan suatu produk atau yang berkaitan dengan barang-barang konsumen termasuk dalam pengertian produk tersebut tidak semata-mata suatu produk yang sudah jadi

  12

  secara keseluruhan , tetapi juga termasuk komponen suku cadang. kemudian Agnes M. Toar mendefenisikan product lialibilty sebagai tanggung jawab para produsen untuk produk yang

                                                               12 Saefullah,” Tanggung jawab Produsen Terhadap Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Dari Produk Pada Era PasarBebas,” dalam Ibid, husnisyawali (editor), 2004, hlm. 44.

  dibawanya kedalam peredaran, yang menimbulkan atau menyebabkan kerugian karena cacat

  13 yang melekat pada produk tersebut.

  Pengertian Undang-Undang Konsumen di Indonesia, istilah “konsumen” sebagai defenisi yuridis formal ditemukan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan / jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

  14

  makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan . Posisi konsumen yang lemah maka harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah memberikan perlindungan (pengayoman) kepada masyarakat. Sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen adalah dua bidang hukum yang sulit dipisahkan dan ditarik batasnya. tanggung jawab produk dalam KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999.

  Produsen atau pelaku usaha sering diartikan sebagai pengusaha yang menghasilkan barang dan jasa, yaitu setiap orang/badan yang ikut serta dalam penyediaan barang dan jasa

  15

  hingga sampai ke tangan konsumen. Sifat profesional merupakan syarat mutlak dalam hal menuntut pertanggunjawaban dari produsen. menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak memakai istilah lain yang kurang lebih sama artinya, yaitu pelaku usaha yang diartikan sebagai berikut:

  Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilay ah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Dalam

                                                               13 Agnes M. Toar,”Tanggung Jawab Produk dan Sejarah Perkembangannya di Beberapa Negara”, makalah Penataran Hukum Perikatan , Ujung Pandang, 17-29 juli 1989,hlm. 1-2. 14 15 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

  Harry Duitjer Tebbens, 1980, International Product Lialibility, Sijthoff dan Noordhoff International Publishers, Netherland, hlm.4. pengertian ini termasuklah perusahaan (korporasi) dalam segala bentuk dan bidang usahanya, seperti BUMN, koperasi, dan perusahaan swasta, baik berupa pabrikan, importir, distributor, dan lain-lain. Sebagai penyelengara kegiatan usaha, pelaku usaha adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas akibat-akibat negatif berupa kerugian yang ditimbulkan oleh usahanya terhadap pihak ketiga.

  Kerugian yang diderita oleh seorang pemakai produk yang cacat atau membahayakan, bahkan, bahkan juga pemakai yang turut menjadi korban, merupakan tanggung jawab mutlak pelaku usaha pembuat produk itu sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Penerapan tanggung jawab mutlak produk ini, pelaku usaha pembuat produk atau yang dipersamakan dengannya, dianggap bersalah atas terjadinya kerugian pada konsumen pemakai produk, kecuali dia dapat membuktikan keadaan sebaliknya, bahwa kerugian yang terjadi tidak dapat dipersalahkan kepadanya. Pada dasarnya konsepsi tanggung jawab secara umum tidak jauh berbeda dengan konsepsi tanggung jawab sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1365 dan 1865 KUHPerdata. Perbedaannya yaitu bahwa tanggung jawab produsen untuk memberikan ganti rugi diperoleh setelah pihak yang menderita kerugian dapat membuktikan bahwa cacatnya produk tersebut serta kerugian yang timbul merupakan akibat kesalahan yang dilakukan oleh produsen atau penyalur. ketentuan ini tidak secara tegas mengatur pemberian ganti rugi atau beban pembuktian kepada konsumen, melainkan kepada pihak manapun yang mempunyai hubungan hukum dengan produsen, apakah sebagai konsumen, sesama produsen , penyalur, atau instansi lain.

  Di Indonesia cacat produk atau produk yang cacat dapat didefinisikan sebagai berikut: “Setiap produk yang tidak dapat memenuhi tujuan pembuatannya, baik karena kesengajaan atau kealpaan dalam proses maupun disebabkan hal-hal lain yang terjadi dalam peredarannya, atau tidak menyediakan syarat-syarat keamanan bagi manusia atau harta benda

  16

  mereka dalam penggunaannya, sebagaimana diharapkan orang.” Sektor pertambangan di Indonesia berkembang karena kenaikan harga komoditas pertambangan utama seperti timah, nikel, tembaga, dan batubara pada khususnya. Selain itu, permintaan energi primer (termasuk batubara) dan konsumsi batubara domestik yang tinggi yang disebabkan oleh perkembangan yang cepat dari pembangkit listrik lebih merangsang bisnis kontraktor penambangan booming.

  Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang alat berat yang bergerak sebagai produsen alat berat yaitu United Tractors (UT / Perseroan) adalah terkemuka dan distributor terbesar alat berat di Indonesia sebuah perusahaan dengan sejarah panjang.

  Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan apabila terjadi peristiwa atau keadaan yang menimbulkan kerugian bagi konsumen maka produsen atau pelaku usaha bertanggungjawab untuk mengganti kerugian yang dialami konsumen. Menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak semata-mata memberikan pelindungan kepada konsumen saja tetapi meberikan perlindungan masyarakat (publik). Secara teoritis hubungan hukum mengkhendaki adanya kesetaraan diantara para pihak, akan tetapi dalam prakteknya hubungan hukum tersebut sering berjalan tidak seimbang terutama dalam hubungan hukum antara produsen dan konsumen, hal ini pun terjadi dalam hubungan hukum antara penyalur dan konsumen.

F. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

  Adapun spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu: Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normative dengan mempertimbangkan bahwa titik tolak penelitian analisis terhadap Pertanggungjawaban

                                                               16 Op.Cit.,A.Z. Nasution, 2001, hlm.94.

  Perusahaan Produsen terhadap Penyalur dan konsumen, Cacat Tersembunyi Pada Produk. Hal ini ditempuh dengan melakukan penelitian keperpustakaan (library research), atau biasa dikenal dengan sebutan studi kepustakaan dan penelitian lapangan dengan wawancara. Walaupun penelitian yang dimaksud tidak lepas dari sumber lain selain sumber kepustakaan, yakni penelitian terhadap bahan media massa ataupun dari internet maupun wawancara. Penulis juga menggunakan metode pendekatan yuridis, dengan mempelajari ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi di kenyataan hidup dalam masyarakat.

  2. Sumber Data

  Materi dalam skripsi ini diambil dari data seperti berikut: a.

  Bahan hukum primer, yaitu : berbagai dokumen peraturan perundangan-undangan yang tertulis mengenai Pertanggungjawaban Perusahaan Penyalur Alat Berat Terhadap Cacat Tersembunyi Produk.

  b.

  Bahan hukum sekunder, yaitu : bahan-bahan yang memiliki hubungan dengan bahan hukum primer dan dapat digunakan dan dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami bahan hukum primer dan memahami bahan hukum primer yang ada. Seperti hasil seminar atau makalah-makalah dari para pakar hukum, Koran, majalah, serta sumber-sumber lain yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang dibahas.

  c.

  Bahan Hukum Tertier, yaitu : mencakup kamus bahasa untuk pembenahan tata Bahasa Indonesia dan juga sebagai alat bantu menggali bahasa beberapa istilah asing.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder di kumpulkan dengan melakukan penelitian kepustakaan atau yang lebih dikenal dengan studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, hasil seminar, wawancara dan sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

4. Analisis Data Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan deskriptif kualitatif.

  Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif yaitu metode analisa data yang mengelompokan dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.

G. Sistematika Penulisan

  Pembahasan skripsi ini terbagi menjadi 5 (lima) bab agar memudahkan pembaca dalam membaca penulisan skripsi ini. Adapun pembagian bab-bab tersebut adalah sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II HUBUNGAN HUKUM ANTARA PRODUSEN, PENYALUR, DAN KONSUMEN DALAM JUAL BELI ALAT BERAT Bab ini menjelaskan tentang jual beli alat berat sebagai suatu bentuk perjanjian, bentuk perjanjian kerjasama antara konsumen, penyalur, dan produsen dalam perjanjian, hubungan hukum, dan hak dan kewajiban produsen, konsumen, dan penyalur dalam jual beli alat berat.

  BAB III CACAT TERSEMBUNYI PRODUK DALAM JUAL BELI ALAT BERAT MENURUT UU NO 8 TAHUN 1999 Bab ini membahas tentang cacat tersembunyi produk dalam jual beli, kewajiban pelaku usaha memberi informasi terkait dengan cacat tersembunyi, dan akibat hukum cacat tersembunyi produk.

  BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM Bab ini menjelaskan dan menguraikan tentang tanggung jawab hukum dalam hukum positif Indonesia, sistem pertanggungjawaban antara penyalur dan konsumen, dan pertanggungjawaban perusahaan penyalur alat berat terhadap cacat tersembunyi produk.

  BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang menjelaskan tentang kesimpulan dan saran penulis tentang pertanggungjawaban perusahaan alat berat terhadap cacat tersembunyi produk.