BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Masyarakat 2.1.1 Pengertian Persepsi - Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kartu Kredit di Kota Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi Masyarakat

2.1.1 Pengertian Persepsi

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Siregar, 2012:6), persepsi adalah: (1) tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan dan (2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Ensiklopedia Indonesia (Ibid), dijelaskan bahwa persepsi menunjukkan proses mental yang menghasikan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi pada sesuatu ingatan tertentu, baik secara indera penglihatan, indera perabaan, dan sebagainya sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari.

  Siagian (library.usu.ac.id) mendefinisikan persepsi sebagai apa yang ingin dilihat oleh seseorang yang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya, keinginan itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu. Menurut Jalaludin (library.usu.ac.id), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi adalah pandangan terhadap suatu hal yang akan berpengaruh dalam membuat keputusan dan tindakan.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Seseorang

  Menurut Siagian (blog.mediakeperawatan.com), secara umum terdapat 2 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Pertama, diri orang yang bersangkutan sendiri, seperti: a.

  Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.

  b.

  Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.

  c.

  Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang disukai dan diharapkan.

  d.

  Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek, dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Selain itu, sikap dapat membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.

  e.

  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

  f.

  Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit dilupakan dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain. Kedua, yang datang dari luar individu, yaitu objek yang akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda atau peristiwa dan objek yang sudah dikenali tersebut akan menjadi sebuah stimulus. Selain objek, ada juga faktor situasi yang merupakan keadaan dimana dapat menimbulkan sebuah persepsi.

  Pendapat Rakhmat (id.shvoong.com) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut: 

  Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, pengalaman masalah dan hal- hal yang termasuk apa yang kita sebut faktor-faktor personal. kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu individu tersebut. 

  Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

   Perhatian adalah proses mental ketika rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah.

2.1.3 Pengukuran Persepsi

  Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode pengukuran sikap terdiri dari metode self report dan pengukuran

  involuntary behavior (syakira-blog.blogspot.com).

  Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan

  dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun, kelemahannya adalah bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan, maka tidak dapat mengetahui pendapat atau sikapnya. Sedangkan, pengukuran involuntary behavior dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap dipengaruhi oleh kerelaan responden.

  Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterpretasikan sikap/persepsi individu mulai dari facial reaction, voice

  

tones , body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung, dan beberapa

aspek fisiologis yang lainnya (syakira-blog.blogspot.com).

  Menurut Azwar (1998:97), skala sikap disusun untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Pernyataan sikap terdiri dari dua macam, yaitu pernyataan favorabel (mendukung/memihak) dan tidak-favorabel (tidak mendukung/tidak memihak) pada objek sikap. Berdasarkan pada pernyataan di atas, bahwa mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap yang disusun untuk mengungkap sikap dapat dipakai atau dimodifikasi untuk mengungkap persepsi sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang positif atau negatif terhadap suatu hal atau objek.

2.2 Kartu Kredit

2.2.1 Defenisi Kartu Kredit

  Kartu kredit adalah suatu alat berbentuk kartu (biasanya berukuran 5,5 x 8,6 cm) yang diterbitkan oleh bank atau institusi keuangan yang diberikan kepada nasabah tertentu dan dipergunakan untuk berbagai jenis transaksi keuangan (Lubis, 2010:228). Kartu kredit ini berbentuk persegi panjang, dimana tertera nama bank penerbit, nomor dan nama pemegang kartu, tanggal dan tahun berlakunya, gambar serta logo visa, dan logo huruf C untuk kartu Classic atau logo huruf P untuk kartu Gold/Primer (Simorangkir, 2000:120). Menurut Siamat (2005:635), kartu kredit adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan mencicil sejumlah minimum tertentu.

  Sedangkan menurut Bank Indonesia (dalam Jalil, 2007:11), kartu kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit atau acquirer, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus ataupun secara angsuran.

  Kartu kredit juga dapat digunakan untuk melakukan penarikan uang tunai baik langsung melalui teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun

  

Automated Teller Machine (ATM) dimana ada tertera logo atau nama kartu yang

  dimiliki, baik di dalam maupun di luar negeri (Siamat, 2005:635). Saat ini, kartu kredit yang digunakan adalah Visa, Master Card, Amex Card, International

  Dinners , BCA Card, Procard, Exim Smart, Duta Card, Kassa Card dan beberapa kartu lain yang diterbitkan oleh bank - bank penerbit (Siamat, 2005:634).

  Beberapa aturan BI menyangkut Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) (Fokus BI):

  • Usia pemegang kartu kredit 21 tahun atau 18 tahun bagi yang sudah menikah dan untuk kartu tambahan minimal usia 17 tahun.
  • Berpenghasilan Rp 3 juta/bulan.

  • Nasabah berpenghasilan kurang dari Rp 10 juta/bulan, maksimal memiliki 2 kartu. Sedangkan yang di atas Rp 10 juta, tergantung penilaian bank.
  • Plafon pinjaman maksimal 3 kali gaji.
  • Suku bunga maksimal 3 persen/bulan.
  • Bunga dan biaya keterlambatan tidak boleh dibungakan lagi (bunga- berbunga).

2.2.2 Sejarah Kartu Kredit

  Menurut Siamat (2005:633), pada tahun 1887, ide tentang penggunaan kartu kredit telah ditulis terlebih dahulu oleh seorang pengacara Amerika yang berganti profesi menjadi wartawan bernama Edward Bellamy. Buku terlaris tersebut berjudul Looking Backward yang diterbitkan tahun 1888. Dalam buku yang berlokasi di Boston, Amerika Serikat dituliskan bahwa pada tahun 2000, fungsi uang sebagai alat pembayaran akan digantikan oleh kartu kredit yang akan dapat memenuhi seluruh kebutuhan pemegangnya. Ternyata apa yang dituliskannya menjadi kenyataan karena di 1950-an atau setelah 63 tahun, penggunaan kartu kredit telah dimulai dan terjadi secara kebetulan di salah satu restoran New York, Amerika Serikat.

  Seorang pengusaha terkenal bernama Frank McNamara mengadakan perjamuan makan bagi rekan usahanya di restoran tersebut sambil melakukan negosiasi dan pada saat ia akan membayar, ia terkejut karena lupa membawa dompet. Dengan perasaan malu, ia memberikan kartu identitasnya kepada restoran tersebut sebagai jaminan untuk kemudian dapat ditagih di kantornya. Kejadian tersebut mengilhami Frank McNamara untuk menciptakan suatu mekanisme pembayaran dengan menggunakan instrumen kartu. Kartu kredit pertama dikeluarkan dan dirintis oleh pengusaha tersebut, dikenal dan digunakan sampai saat ini adalah Dinners Club (Siamat, 2005:634).

  Franklin National Bank menjadi yang pertama menerbitkan kartu kredit bank dan menawarkannya kepada nasabahnya di tahun 1951. Pada akhir tahun 1950-an, sejumlah bank besar, termasuk Bank of America, Chase Manhattan, dan Marine Midland Trust, memperkenalkan kartu pembebanan (charge cards).

  Dengan bantuan jaringan cabang-cabangnya, Bank of America mampu meraih penerimaan yang luas bagi kartu kreditnya (Bank Americard) dan banyak bank kecil bergabung dengan sistem Bank Americard. Di tahun 1966, Bank of America mulai memberikan lisensi kepada bank-bank di Amerika Serikat dan di negara- negara lain. Namun, sejumlah bank lain di Amerika Serikat tidak puas dengan cara Bank of America mengendalikan rencana kartu kreditnya (Lipis, 1977:41).

  Hal inilah yang melahirkan operasi kartu yang terpisah dari Bank of America dan kemudian diubah namanya menjadi VISA. Dewasa ini, VISA International adalah sebuah perseroan tunggal yang di dalamnya terdapat banyak dewan komisaris. VISA International ini terdiri dari 3 kawasan multi-bangsa:

  VISA Eropa/Amerika Latin/Asia-Pasifik, VISA USA, dan VISA Canada. MasterCard International Inc., yang sebelumnya adalah Interbank Card Association, lahir dari sejumlah asosiasi kartu bank regional yang mengeluarkan kartu-kartu mereka sendiri. Pada mulanya (tahun 1967), kartu-kartu ini hanya harus memuat huruf “i”, tetapi para anggotanya segera beralih ke logo Master Charge, dan kemudian ke MasterCard (Lipis, 1977:42).

2.2.3 Fungsi Kartu Kredit

  Kartu kredit muncul karena fungsi-fungsinya yang sangat meningkatkan alokasi sumber daya uang (Manurung, 2004:273) dan (Siamat, 2005:638), yaitu: a.

  Sumber kredit Kartu kredit dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit yang dilakukan dengan cara; pertama, mekanisme pembayaran dilakukan secara bulanan atas setiap transaksi (charge card); kedua, kartu kredit dapat memberikan keleluasaan kepada pemegangnya untuk membayar bulanan sejumlah minimum tertentu dari total transaksi yang dilakukan (credit card); ketiga, jumlah pembayaran yang harus dilakukan setiap bulan lebih pasti. Umumnya kredit yang diberikan jangka waktunya sangat pendek, nilainya relatif dibatasi dan untuk tujuan konsumsi.

  b.

  Sumber uang tunai Kartu kredit dapat digunakan untuk menarik uang tunai, baik melalui counter

  ATM atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik (check

  guarantee card ). Dengan menunjukkan kartu, misalnya Visa atau Master Card, di

  negara mana saja pada bank yang memiliki kerja sama dengan pengelola kartu tersebut, pemegang kartu dapat menarik uang tunai. Namun, keterbatasannya adalah jumlah uang tunai yang dapat ditarik relatif kecil.

  c.

  Penjaminan cek Di beberapa negara maju, kartu kredit dapat digunakan untuk menjamin penarikan cek. Dengan kartu kredit, penerima cek yakin atas cek yang dikeluarkan pemegang kartu. Dalam perkembangannya, check guarantee card dapat digunakan untuk menarik uang tunai dari kantor-kantor cabang bank juga sebagai

  

cash card untuk memperoleh uang tunai melalui ATM. Check guarantee card

yang dapat digunakan untuk menarik dana sering disebut check encashment card.

  Fungsi ini sangat menolong mereka yang dalam menjalankan kegiatan usahanya harus melakukan perjalanan ke banyak tempat berbeda.

2.2.4 Konsep dan Klasifikasi Kartu Kredit

  Menurut Siamat (2005:639), konsep dasar kartu kredit merupakan alat identifikasi pribadi yang digunakan untuk menunda pembayaran atas transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara umum, tujuan dari perusahaan penerbit kartu kredit, yaitu: a.

  Menerima sebanyak-banyaknya nasabah yang memiliki kelayakan kredit.

  b.

  Menerima pengusaha dagang (merchant) yang dapat dipercaya.

  c.

  Merangsang penggunaan maksimum fasilitas credit line (batas kredit).

  d.

  Memaksimalkan nilai rata-rata setiap transaksi kartu (sehingga mengurangi jumlah voucher yang nilainya kecil).

  Adapun klasifikasi kartu kredit saat ini adalah (Sunaryo, 2009:124) dan (Siamat, 2005:635): 1.

  Berdasarkan Fungsi

  a) Credit Card

  Credit card adalah jenis kartu kredit yang dapat digunakan sebagai alat

  pembayaran transaksi jual beli barang/jasa. Pembayaran oleh pemegang kartu kepada penerbit dapat dilakukan sekaligus atau dengan cicilan sejumlah minimum tertentu. Apabila dengan cicilan, jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga bulanan, jadi mirip dengan mencicil kredit pada bank. Tagihan bulan yang lalu termasuk bunga (retail interest) adalah pokok pinjaman bulan berikutnya.

  Beberapa karakteristik kartu ini:

  a. Pengguna kartu kredit diberi limit kredit dalam melakukan transaksi, tergantung dari jenis kartunya.

  b. Pembayaran minimum 10-20 persen dari total saldo tagihan dan dibayarkan paling lambat pada tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan setiap bulan.

  c. Tingkat bunga dikenakan berdasarkan saldo kredit, umumnya sesuai tingkat bunga pasar.

  d. Keterlambatan pembayaran (setelah jatuh tempo) akan dikenakan denda (late charge).

  Apabila pemegang kartu melakukan transaksi melampaui batas kredit yang diperkenankan, maka pembayaran minimum adalah sebanyak kelebihan dari batas kredit ditambah 20 persen dari total batas kredit. Credit card dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai, baik langsung melalui meja kasir bank (bank counter) pada kantor bank yang bersangkutan maupun melalui mesin kas otomatis (ATM) yang berlogo atau namanya sama dengan kartu kredit yang dimiliki. Kartu jenis ini yang paling banyak digunakan adalah Visa Card dan Master Card .

  b) Charge Card

  Charge card adalah jenis kartu kredit yang dapat digunakan sebagai alat

  pembayaran transaksi jual beli barang/jasa. Pemegang kartu harus membayar seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa beban biaya tambahan. Oleh karena itu, kartu kredit ini disebut juga kartu pembayaran penuh pada tanggal jatuh tempo yang memiliki sifat penundaan pambayaran. Jika tidak dibayar penuh, pemegang kartu akan dikenakan denda (charge).

  Adapun karakteristik kartu ini: a. Umumnya tidak ada ketentuan limit penggunaan dalam melakukan transaksi.

  b. Pembayaran penuh atas semua tagihan sebelum tagihan berikutnya.

  c. Apabila pembayaran tidak dilakukan secara penuh dari tagihan akan dikenakan denda keterlambatan (late charge) sebesar persentase tertentu.

  d. Tidak dapat digunakan untuk menarik uang tunai.

  e. Tidak dikenakan tingkat bunga atas setiap pembayaran tagihan.

  Charge card kurang begitu populer jika dibandingkan dengan credit card,

  mungkin karena pembayaran kredit secara penuh pada tanggal jatuh tempo itu dirasakan lebih berat ditambah pula ancaman denda (charge). Contoh kartu ini yang telah digunakan di Indonesia adalah BCA Card, Hero Master, Dinner Club.

  c) Debit Card

  Debit card adalah jenis kartu yang sangat berbeda dengan credit card dan

charge card . Debit card adalah alat pembayaran yang digunakan pada transaksi

  jual beli barang/jasa secara tunai tanpa menggunakan uang tunai, melainkan dengan cara mendebet (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu dan dalam waktu yang sama mengkredit (menambah) rekening penjual pada bank penerbit sebesar jumlah nilai transaksi.

  Karakteristik kartu ini: a. Pemegang kartu harus memiliki rekening pada bank.

  b. Transaksi hanya dapat dilakukan apabila pemegang kartu memiliki saldo yang mencukupi pada rekening untuk membiayai transaksi.

  c. Pembayaran dilakukan dengan mendebet langsung rekening pemegang kartu dan mengkredit rekening pihak penjual.

  Cara pembayaran dilakukan oleh pemegang kartu dengan menyerahkan kartu debet kepada kasir penjual. Dengan menggunakan alat elektronik online dengan bank penerbit, saldo rekening pemegang kartu yang terlihat pada layar monitor akan didebet sebesar nilai transaksinya dan mengkredit rekening penjual.

  

Debit card juga dapat digunakan untuk menarik uang tunai, baik melalui meja

kasir (bank counter) maupun melalui ATM dan berfungsi sebagai cash card.

  d) Cash Card

  Cash card juga merupakan kartu yang sangat berbeda dengan credit card

  dan charge card. Cash card adalah kartu yang digunakan oleh pemegang kartu untuk menarik uang tunai, baik langsung melalui kasir bank maupun melalui ATM. Walaupun melalui perjanjian kerja sama dengan 1 (satu) bank tertentu, pemegang kartu dapat pula menggunakan cash card pada bank lain.

  Di samping pelayanan penarikan uang tunai, cash card melalui ATM dapat meminta informasi saldo rekening lengkap dengan tanggal dan nomor yang dapat dilihat langsung melalui layar monitor, kemudian print out sebagai bukti. Selain itu, pemegang dapat pula melakukan transfer antar rekening dengan electronic funds transfer (EFT).

  Karena pelayanan cepat, praktis, dan aman yang dibutuhkan oleh pemegang kartu, maka cash card dikembangkan fungsinya menjadi alat pembayaran dalam transaksi jual beli barang/jasa secara tunai tanpa menggunakan uang tunai, melainkan dengan cara mendebet (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu dan dalam waktu yang sama mengkredit (menambah) rekening penjual pada bank penerbit sebesar jumlah nilai transaksi.

  Dengan demikian, cash card dapat berfungsi sebagai debit card dan proses pembayarannya sama dengan yang berlaku pada debit card.

  e) Check Guarantee Card

  Check guarantee card adalah jenis kartu yang juga bukan kartu kredit,

  melainkan kartu jaminan yang terbuat dari plastik. Kartu ini dapat digunakan sebagai jaminan cek untuk meyakinkan penerima cek yang diterbitkan oleh pemegang kartu dalam transaksi jual beli barang/jasa. Jadi, fungsi kartu ini untuk menjamin setiap pembayaran dengan cek oleh pemegang kartu.

  Dalam perkembangannya, kartu ini dapat pula digunakan sebagai check

  

encashment card untuk menarik uang tunai melalui kantor-kantor cabang bank

  penerbit. Di samping itu, dapat juga digunakan sebagai cash card untuk menarik uang tunai melalui ATM.

2. Berdasarkan Wilayah Berlaku

  Kartu Kredit Lokal

  Kartu kredit ini hanya berlaku dan digunakan sebagai alat pembayaran di suatu wilayah negara tertentu saja, misalnya si Indonesia. Contoh: BCA Card dan

  

Kassa Card . Karena pesatnya penggunaan kartu kredit, maka beberapa

  perusahaan pengecer (retail companies) menerbitkan kartu kredit sendiri guna memberi pelayanan lebih aman, mudah, dan praktis kepada nasabahnya. Contoh:

  Hero , Astra Card, Golden Truly, Garuda Executive Card.

  Penerbitan kartu kredit oleh bank, seperti BCA Card dan Duta Card dilakukan dengan prosedur yang sudah diatur oleh Bank Indonesia. Sedangkan kartu kredit yang diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan, seperti Dinners Card dan Kassa

  

Card harus dilakukan dengan izin dari Departemen Keuangan (Sunaryo, 2009:124)

dan (Siamat, 2005:635).

  • Kartu Kredit Internasional Kartu kredit ini berlaku dan digunakan sebagai alat pembayaran internasional atau mancanegara. Pasar kartu kredit internasional dewasa ini didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu Visa dan Master Card. Kedua merek kartu tersebut masing-masing telah memiliki lebih dari 100 juta pemegang kartu yang tersebar di kota-kota seluruh dunia dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi hampir di semua kota. Adapun kartu ini, antara lain: o

  Visa adalah kartu kredit internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu Visa International. Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan lisensi dari o Visa International dengan sistem franchise.

  Master card yang dimiliki oleh Master Card International dan beroperasi berdasarkan lisensi dari Master Card International. o Diners Club dimiliki oleh Citicorp yang pengoperasiannya dilakukan o dengan cara mendirikan subsidiary atau franchise.

  Carte Blanc yang juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama o dengan Diners Club, dengan membentuk subsidiary atau franchise.

  American Express yang dimiliki oleh American Express Travel Related Services Incorporated dan beroperasi dengan mendirikan subsidiary.

  Kartu ini pada prinsipnya adalah charge card, namun dapat memberikan fasilitas credit line kepada pemegang kartu.

  Selain itu, adapula klasifikasi kartu kredit berdasarkan tujuan, limit kredit, tanggung jawab, affiliasi, dan penerbit (Lubis, 2010:231), yaitu:

  3. Berdasarkan Tujuan 

  Kartu Kredit Umum Kartu ini kartu kredit yang dapat dipergunakan untuk semua pembayaran mempunyai logo Visa, Master, AMEX atau Dinners, misalnya Visa card dan

  Master card. Artinya, jenis kartu ini dapat dipergunakan secara umum atau mempunyai jangkauan pemakaian yang relatif luas berbanding kartu kredit khusus.

   Kartu Kredit Khusus

  Kartu ini adalah jenis kartu kredit yang jangkauan pemakaiannya relatif sangat terbatas pada tempat-tempat tertentu, misalnya Matahari card yang hanya dapat dipakai untuk berbelanja pada Matahari Group saja.

  4. Berdasarkan Limit Kredit Kartu Kredit Classic

  

  Kartu ini adalah kartu kredit dengan limit Rp 1 juta sampai Rp 10 juta. Limit kredit yang diberikan ini didasarkan pada jumlah pendapatan pemohon kartu kredit dimana semakin tinggi pendapatan pemohon maka relatif semakin memungkinkan pemohon tersebut untuk mendapatkan kartu kredit gold.

   Kartu Kredit Gold Kartu ini adalah kartu kredit dengan limit Rp 10 juta sampai Rp 30 juta.

  Dalam konteks masyarakat Indonesia, kartu ini hanya diberikan kepada masyarakat golongan menengah ke atas.

  5. Berdasarkan Tanggung Jawab o Personal Card

  Merupakan jenis kartu kredit dimana pemegang kartu (holder) bertanggung jawab penuh secara pribadi tentang hal-hal yang berkaitan dengan eksistensi kartunya. o

  Company Card Adalah jenis kartu kredit dimana seluruh tanggung jawab berada di pundak perusahaan. o

  Suplementary Card Merupakan jenis kartu kredit dimana pemegang kartu utama merupakan pihak bertanggung jawab penuh sementara pemegang kartu (holder) tidak sepenuhnya bertanggung jawab. Misalnya, suplemetary card yang dipegang oleh seorang istri atau anak dimana kartu utamanya dipegang oleh suami atau bapak.

6. Berdasarkan Affiliasi

  • Co-Branding Card

  Adalah jenis kartu kredit yang diterbitkan atas kerjasama antara satu atau beberapa bank dengan lembaga penerbit kartu kredit yang ada.

  • Adalah jenis kartu kredit yang diterbitkan atas kerjasama antara lembaga penerbit kartu kredit dengan lembaga lain seperti lembaga pendidikan tinggi yang kemudian diberikan kepada para alumni perguruan tinggi tersebut.

  Affinity Card

7. Berdasarkan Penerbit • Diterbitkan Bank, misalnya Visa Card, Master Card, dan BCA Card.

  • Diterbitkan Institusi Bukan Bank, misalnya Dinners Club dan AMEX. Adapun klasifikasi kartu kredit dapat dilihat juga pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Kartu Kredit Jenis Kartu Kredit Item DEBIT CREDIT CHARGE CASH

  Rekening bank Harus ada Tidak harus Tidak harus Harus ada Batas Sesuai saldo Ada Ada Sesuai saldo penggunaan

  • Pembayaran Langsung Minimum, Penuh pada mendebet dicicil tanggal tagih

  Bunga belanja Tidak ada > 2% bulan Tidak & ada Tidak ada & tarikan tunai Iuran tahunan Tidak ada Ada Ada Tidak ada Penalti Tidak ada Ada Ada Tidak ada Fungsi Transaksi Transaksi Transaksi Tarik uang tunai & tarik kredit & tarik bayar tunai uang uang kemudian

  Sumber: Irmayanto (2004:186)

2.2.5 Pihak-Pihak Terkait dalam Kartu Kredit

  Menurut Sunaryo (2009:129), adapun pihak-pihak dalam kartu kredit: A.

  Issuer atau penerbit Penerbit kartu kredit merupakan pihak yang mengeluarkan dan mengelola suatu kartu kredit. Penerbit dapat berupa bank atau perusahaan pembiayaan. Jenis- jenis kartu kredit yang diterbitkan oleh penerbit adalah Gold Card dan Classic

  

Card atau Regular Card. Untuk jenis Gold Card, bagi pemegangnya

  dipersyaratkan mempunyai penghasilan tahunan minimum yang jauh lebih tinggi dari pemegang Classic Card atau memiliki kelayakan kredit (credit standing atau

  

credit worthiness ) yang tinggi. Hal ini disebabkan Gold Card memiliki kelebihan,

  antara lain mempunyai credit limit yang jauh lebih tinggi dibandingkan Classic Card atau Regular Card.

  B.

  Card Holder atau pemegang kartu Pemegang kartu adalah pihak atau orang perseorangan yang namanya tercantum dalam perjanjian penerbitan kartu kredit. Persyaratan pokok yang harus dipenuhi bagi pemegang kartu adalah jumlah minimum penghasilan setiap tahun. Pemegang kartu dibedakan antara pemegang kartu utama (basic card holder) dan pemegang kartu suplemen (suplementary card holder).

  C.

  Merchant atau penjual Penjual adalah pihak yang menerima pembayaran dari transaksi perdagangan barang atau jasa yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit berdasarkan perjanjian penggunaan kartu kredit yang ditunjuk oleh penerbit. Penjual ini antara lain pengusaha hotel, restoran, supermarket, travel biro, dan perusahaan pengangkutan. D.

  Acquirer atau pengelola Pengelola adalah pihak perantara dalam pengelolaan penggunaan kartu kredit, terutama dalam hal penagihan dan pembayaran yang terjadi antara penjual dan penerbit. Dalam hal ini, penerbit dapat juga sekaligus sebagai pengelola atau hanya sebagai penerbit. Pengelola melaksanakan penagihan kepada penerbit berdasarkan catatan penjual yang diberikan kepada pengelola. Selanjutnya, hasil penagihan dari penerbit diserahkan kepada penjual. Atas jasa tersebut, pengelola memperoleh komisi (fee).

2.2.6 Keuntungan Penggunaan Kartu

  Adapun keuntungan penggunaan kartu (Ibrahim, 2004:23), (Siamat, 2005:650) dan (Susilo, 2000:174):

  1. Pemegang Kartu

  a.) Lebih nyaman dan praktis. Nyaman karena pemegang kartu tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan uang saat pembayaran, dengan kartu kredit yang bersangkutan dapat memanfaatkan fasilitas kredit yang diberikan dimana pembayaran dapat dilakukan secara penuh (full payment) atau dengan mengangsur dan membayar terlebih dahulu pembayaran minimal yang ditentukan (minimum payment ). Praktis karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.

  b.) Resiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah, karena kalaupun kartu hilang, pemegang kartu dapat segera menghubungi penerbit atau pengelola untuk memblokir kartu. Kartu yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi sebagai alat pembayaran. c.) Leluasa karena kartu kredit (Visa dan Master Card) telah diterima sebagai alat pembayaran hampir di seluruh kota di dunia.

  d.) Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat diangsur (credit card) atau tempo beberapa waktu (charge card).

  e.) Program merchandising, yaitu kesempatan membeli barang-barang dengan mengangsur tanpa bunga.

  f.) Bantuan-bantuan perjalanan terutama di luar negeri, misalnya: referensi, dokter, rumah sakit, dan bantuan hukum.

  g.) Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian barang yang diberikan secara otomatis.

  h.) Bergengsi, karena pemegang kartu mencerminkan status sosial tertentu, dikarenakan tidak semua orang dapat memiliki kartu kredit.

  2. Penerbit

  a. Uang pangkal (joining fee) adalah iuran yang harus dibayar pada saat pertama kali seseorang menjadi pemegang kartu, namun iuran ini tidak dikenakan oleh semua bank penerbit pemegang kartu atau charge card.

  b. Iuran tahunan (annual fee) adalah iuran yang harus dibayar setiap tahun oleh pemegang kartu, iuran ini akan ditagih setiap tahun melalui lembar penagihan.

  c. Discount dari merchant.

  d. Pendapatan bunga (interest fee) dari sisa tagihan yang belum dibayar.

  e. Pembayaran denda atas keterlambatan/penunggakan pembayaran (late

  charge ) f. Overlimit fee adalah biaya yang dikenakan atas transaksi yang melampaui batas kredit pemegang kartu, yang biasanya berupa persentase tertentu dengan jumlah biaya minimum tertentu dan jumlah maksimum tertentu.

  g. Replacement fee adalah biaya yang dikenakan untuk permintaan pencetakan kartu baru sebagai akibat kartu hilang, rusak, dan lain-lain.

  h. Cash advance fee adalah biaya yang dikenakan kepada pemegang kartu yang melakukan pengambilan uang tunai. i. Sarana promosi dan meningkatkan citra bank karena menurut ketentuan hanya bank yang tergolong sehat atau cukup sehat dan telah disetujui oleh Bank

  Indonesia yang dapat menerbitkan kartu kredit. j. Meningkatkan kualitas pelayanan karena sebagian tugas telah diambil alih dengan hadirnya teknologi. k. Memperluas jaringan pemasaran sehingga menjangkau tuntutan dan kebutuhan nasabah, antara lain membayar rekening listrik, telepon, dan PAM.

  3. Penjual

  a. Keamanan lebih terjamin karena penjual tidak menerima/menyimpan uang tunai dari hasil penjualan.

  b. Pembayaran atas penjualan dijamin penerbit sepanjang pihak penjual memenuhi prosedur dan ketentuan yang ditetapkan.

  c. Dapat meningkatkan turnover atau omzet penjualan karena pembeli dapat membeli secara kredit.

  d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan. e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainnya yang memberi fasilitas kemudahan berbelanja dengan menerima kartu.

  4. Pengelola

  a. Interchange fee merupakan biaya yang ditetapkan oleh pihak pengelola pada saat melakukan penagihan transaksi penjualan kepada pihak penerbit sebagai pemasukan (biaya jasa).

  b. Pemegang kartu dapat disyaratkan untuk memiliki rekening simpanan pada pengelola yang berupa bank.

  c. Pengelola berupa bank berkesempatan untuk menawarkan produk- produknya yang lain pada pemegang kartu.

2.2.7 Kerugian Penggunaan Kartu

  Adapun kerugian penggunaan kartu (Sunaryo, 2009:123) dan (Irmayanto, 2004:189):

  1) Bagi pemilik kartu

   Biaya tambahan yang seringkali dibebankan oleh pihak penjual kepada pemilik kartu setiap kali terjadi transaksi.

   Limit yang terkadang diberikan terlalu kecil.

   Pemalsuan kartu kredit, yaitu pembuatan dan penggunaan kartu yang tidak sah yang bentuknya menyerupai dan hampir sama dengan bentuk aslinya.

   Penyalahgunaan kartu kredit, yaitu penggunaan kartu milik orang lain yang tertinggal, terjatuh, sengaja dicuri, dan meniru tanda tangan orang pemilik kartu.

   Kebiasaan pemilik kartu yang cenderung boros dalam berbelanja.

  2) Bagi penerbit