FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DYNAMIC CAPABIL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DYNAMIC CAPABILITIES
PAPER
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategik
Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran

Oleh :
Ghia Ghaida Kanita
120420140009
Dosen:
Popy Rufaidah, SE, MBA, PhD
Dr. Umi Kaltum, SE, MS

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015

ABSTRAK


Dynamic capabilities merupakan bentuk pengetahuan yang mampu menciptakan
nilai bagi perusahaan baik dengan hasil inovasi maupun transformasi dari input
menjadi output guna memperoleh sustainable competitive advantage. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang faktor apa saja yang
mempengaruhi dynamic capabilities perusahaan atau organisasi. Dalam penelitian
ini secara lebih spesifik penulis ingin mengetahui tentang faktor apa saja yang
mempengaruhi dynamic capabilities di perusahaan manufaktur makanan dan
minuman studi kasus pada AQUA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kajian literatur dari berbagai jurnal internasional. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi dynamic capabilities di
perusahaan manufaktur makanan dan minuman studi kasus pada AQUA ini adalah
environmental sensing capabilities, change and renewal capabilities, technological
flexibility capabilities, dan organizational flexibility capabilities.

Kata Kunci : Dynamic Capabilities

ABSTRACT

Dynamic capabilities are forms of knowlege that enable to create value for the firms
within the innovation result and transformation from input to output to get

sustainable competitive advantage. The aims of this study is to know about factor
that give impact dynamic capabilities of firm or organization. In these reserach
spesifically the writer want to analyze about factor that impact dynamic capabilities
in manufacture food and beverage case studi in AQUA. Method used of this study
is study literature from some international journals. According to the results that
factor impact the dynamic capabilities in manufacture food and beverage case
studi in AQUA are environmental sensing capabilities, change and renewal
capabilities, technological flexibility capabilities, and organizational flexibility
capabilities

Key Word : Dynamic Capabilities

Pendahuluan

Para peneliti dan praktisi setuju bahwa dynamic capabilities sangat
berpengaruh terhadap sustainable competitive advantage. Hal ini terbukti dari
berbagai macam penelitian yang mengungkapkan pentingnya dynamic capabilities
di dalam perusahaan atau organisasi untuk menunjang performa daya saing di
dalam pasar yang kompetitif. Perusahaan atau organisasi terus melakukan
kompetisi atau persaingan secara global dalam kondisi pasar yang berubah secara

cepat atau disebut dinamis. Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi sangat
perlu untuk meningkatkan dynamic capabilities yang mampu memberikan
penyesuaian terhadap perubahan dinamis yang terjadi.
Perubahan adalah suatu gerakan manufer yang terjadi sehingga
menyebabkan perbedaan dari kondisi sebelumnya. Tentu saja dari masa ke masa
sudah banyak perubahan yang terjadi, hal ini juga dikarenakan peran teknologi
yang semakin canggih atau modern. Perubahan ini tentu akan memberikan efek
yang berbeda bagi perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini perusahaan yang
mampu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi maka akan dapat
menguasai pasar dan mampu bertahan (survive) di tengah kompetisi yang
semakin ketat. Namun bagi perusahaan atau organisasi yang tidak mampu atau
kesulitan untuk beradaptasi dengan ritme perubahan yang terjadi secara cepat dan
dinamis akan menyebabkan perusahaan atau organisasi ini tidak mampu bertahan
di tengah kompetisi pasar yang ada.
7000
6000
5000
4000
3000
2000


1000
0
2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Makanan dan Minuman

Sumber : bps.go.id
Gambar 1.1 di atas menggambarkan pergerakkan jumlah perusahaan makanan
dan minuman dari tahun ke tahun, pada gambar tersebut terlihat bahwa pada

tahun 2002 jumlah perusahaan ada 4559 sedangkan pada tahun 2003 turun
menjadi 4551 lalu pada 2004 turun menjadi 4414. Namun pada 2005 naik menjadi
4639, tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 4722, lalu tahun 2007
meningkat kembali menjadi 6615. Pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi
6341 dan tahun 2009 naik kembali menjadi 6560. Hal ini menunjukkan
perkembangan jumlah perusahan makanan dan minuman dari tahun 2002 sampai
tahun 2009 yang diikuti oleh penurunan dan peningkatan jumlah perusahaan.

Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Indonesia
Sumber : bps.go.id
Gambar 1.2 di atas merefleksikan bahwa penduduk Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan, pada gambar tersebut terlihat bahwa hasil sensus terhadap
penduduk Indonesia dari tahun 1930 adalah 60,7 juta jiwa lalu tahun 1940 dan tahun 1950
terus mengalami peningkatan, tahun 1961 jumlah penduduk Indonesia naik menjadi 97,1
juta jiwa, tahun 1971 mengalami peningkatan menjadi 119,2 juta jiwa, tahun 1980 menjadi
146,9 juta jiwa, tahun 1990 meningkat lagi menjadi 178,5 juta jiwa, tahun 2000 terjadi

peningkatan menjadi 205,1 juta jiwa dan tahun 2010 meningkat kembali menjadi 237,6
juta jiwa. Tentu saja hal ini membuka peluang bagi perusahaan makanan dan minuman,
karena pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan akan makan dan minum. Peningkatan
jumlah penduduk Indonesia mengakibatkan permintaan akan makanan dan minuman
semakin tinggi.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang faktor apa saja yang
mempengaruhi dynamic capabilities di perusahaan manufaktur makanan dan
minuman studi kasus pada AQUA. Karena menurut data bps, perusahaan
makanan dan minuman dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Hal itu
juga dikarenakan kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan makanan dan
minuman sangat besar. Hal ini juga dapat dilihat dari pertumbuhan masyarakat
Indonesia yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pandangan Literatur

Gagasan dari dynamic capabilities pertama kali disampaikan oleh Teece et
al. (1997) “dynamic capabilities by which firm managers integrate, build, and
reconfigure internal and external competencies to address rapidly changing

environments become the source of sustained competitive advantage”. Pandangan
Teece terhadap dynamic capabilities yaitu tentang bagaimana kemampuan
manajer perusahaan atau organisasi dalam mengintegrasikan, membangun dan
membuat konfigurasi terhadap kompetensi perusahaan atau organisasi baik yang
berasal dari sumber internal maupun yang bearsal dari sumber eksternal agar
mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat, sehingga
menjadikan kompetensi internal dan eksternal tersebut sebagai sumber dari
sustainable competitive advantage. Selanjutnya pada tahun 1997 dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman terhadap hubungan
dynamic capabilities untuk meningkatkan competitive advantage. Teece et al.
(1997) “ dynamic capabilities are often characterized as unique and idiosyncratic
processes that emerge from path-dependent histories of individual firms.” Dynamic
capabilities memiliki karakteristik yang unik dan berbeda sehingga memunculkan
histori tersendiri bagi perusahaan. Karena sudah semestinya perusahaan memiliki
karakteristik khusus yang mampu membedakan perusahaan tersebut dengan
perusahaan sejenis. Keunikan atau kekhasan dalam suatu perusahaan menjadi
daya tarik tersendiri.
Menurut Barney (1991) “dynamic capabilities are processes embedded in
firms, with assume an organizational and empirical lens, rather than an economic
and formal modeling one”. Jadi menurut Barney bahwa dynamic capabilities adalah

proses yang tertanam dalam perusahaan, artinya nilai-nilai tersebut sudah berada
dalam perusahaan dalam bentuk kompetensi secara internal. Menurut Peteraf
(1993) “ the examine of dynamic capabilities, how those capabilities are influenced
by market dynamism and their evolution over time.” Menurut Peteraf bahwa untuk
mengukur dynamic capabilities adalah dengan mengukur kapabilitas atau
kemampuan yang dipengaruhi oleh mekanisme pasar yang dinamis serta
evolusinya.

Menurut Eisenhardt dan Martin (2000) dalam jurnal yang berjudul „dynamic
capabilities : what are they?‟ dikatakan bahwa “Dynamic capabilities are the firms’s
processes that use resources-specifically the processes to integrate, reconfigure,
gain and release resources-to match and even create market change. Dynamic
capabilities thus are the organizational and strategic routines by which firm achieve
new resource configurations as market emerge, collide, split, evolve, and die.”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dynamic capabilities adalah proses dari
perusahaan atau organisasi yang menggunakan sumber daya khusus agar
dicocokan dengan perubahan pasar yang ada dengan tujuan untuk menyesuaikan
dengan perubahan dinamis yang terjadi di pasar. Selain itu dynamic capabilities
juga merupakan konfigurasi sumber daya yang sesuai dengan product life-cycle
yaitu emerge, collide, split, evolve, and die. Eisenhardt dan Martin (2000)

“dynamic capabilities consist of specific strategic and organizational processes like
product development, alliancing, and strategic decision making that create value
for firms within dynamic markets by manipulating resources into new value-creating
strategies.” Menurut pandangan Eisenhardt dan Martin secara jelas bahwa
dynamic capabilities adalah suatu strategi khusus yang mampu membuat suatu
kesimpulan strategis yang membuat nilai baru bagi perusahaan yang berada pada
pasar yang dinamis dengan cara memanipulasi atau merubah sumber dayasumber daya yang ada agar mampu menciptakan nilai baru yang strategis.
Menurut Grant (1996), dan Pisano (1994) “dynamic capabilities are the
antecedent organizational and strategic routine by which managers alter their
resource base-acquire and shed resources, integrate them together, and
recombine them-to generate new value-creating strategies.” Maka dynamic
capabilities adalah keseluruhan organisasi atau perusahaan dan rutinitas strategi
dimana para manajer mampu mengubah sumber daya yang didapatkan maupun
sumber daya yang diberikan serta mampu menyatukan sumber daya-sumber daya
tersebut bersama dan mengkombinasikannya secara baik agar tercipta suatu nilai
strategis yang baru.
Pandangan Henderson dan Cockburn (1994); Teece et al. (1997) “dynamic
capabilities are the drivers behind the creation, evolution, and recombination of
other resources into new sources of competitive advantage.” Dynamic capabilities
dikatakan sebagai akar dari penciptaan,evolusi, dan rekombinasi terhadap sumber

daya-sumber daya untuk kemudian menjadi sumber baru untuk mendapatkan
competitive advantage.
Kogut dan Zander (1992) “dynamic capabilities are the organizational
processes by which firms synthesize and acquire knowledge resources, and
generate new applications from those resources.” dynamic capabilities adalah
bagian proses dari organisasi atau perusahaan dimana perusahaan mendapatkan
pengetahuan sumber daya yang kemudian sumber daya tersebut disatukan ke
dalam aplikasi yang baru dari sumber daya-sumber daya yang tersedia.
Clark (1994) “the concept of dynamic capabilities recognizing that
especially companies operating in changing environment need to be able to
develop dynamic view perspective on the resources and competences in order to
create competitive advantage is developed.” Jadi dynamic capabilities dilihat dari
pengaruh perubahan lingkungan terhadap perusahaan yang perlu untuk

meningkatkan perspektif dari pandangan dinamis terhadap sumber daya dan
kompetensi yang ada untuk dapat menciptakan competitive advantage.
Menurut Grunbaum (2013) dalam jurnal yang berjudul „dynamic
capabilities-are they profitable?’ disebutkan bahwa “dynamic capabilities are the
internal processes with the purpose of modifying the resource of a given
organization.” Jadi dynamic capabilities menurut Grunbaum lebih fokus kepada

proses internal di dalam perusahaan atau organisasi itu sendiri yang tujuannya
untuk memodifikasi sumber daya yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan.
Hansen (1999) “dynamic capabilities focus on reconfiguration of resources
within firms, transfer processes including routines for replication and brokering are
used by managers to copy, transfer, and recombine resources, especially
knowledge-based one, within the firm.” Dynamic capabilities lebih fokus pada
konfigurasi ulang sumber daya-sumber daya perusahaan, prosesnya dilakukan
oleh manajer perusahaan yang mengkopi, men-transfer dan mengkombinasi ulang
sumber daya, terutama yang berbasis pengetahuan.
Menurut Evers (2011) dalam jurnal yang berjudul „International new
ventures in low tech sectors: a dynamic capabilities perspective’ dikatakan bahwa
“dynamic capabilities are actually developed and manifested in international new
ventures.” Dalam hal ini kontribusi dynamic capabilities lebih fokus pada sektor
pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara intensif dari waktu ke waktu.
Hal ini memberikan peluang baru bagi INVs untuk lebih berkembang dalam sektor
ekonomi.
Helfat dan Peteraf (2003) “dynamic capabilities are the approaches to
understand business firm builds upon the basic assumptions of resource-based
theory through its assertion that these unique firm capabilities develop over time.”
Dynamic capabilities adalah suatu pendekatan untuk memahami bisnis
perusahaan berdasarkan teori dasar sumber daya yang memungkinkan kapabilitas
perusahaan yang unik untuk dapat berkembang.
Menurut Jiao (2013) dalam jurnal berjudul „Environmental dynamism,
innovation and dynamic capabilities: the case of China’ dikatakan bahwa “dynamic
capabilities are the development of management capabilities and difficult to imitate
combination of organizational, functional, and technological skills to change
existing operational mechanism in order to meet new customer needs and finally to
improve performance.” Dynamic capabilities adalah bentuk kapabilitas manajemen
yang sulit untuk diimitasi secara organisasional, fungsional, dan kemampuan
teknologi untuk merubah mekanisme operasional guna menemukan kebutuhan
pelanggan baru dan tujuan akhirnya adalah meningkatkan performa.
Menurut Jiao (2010) dalam jurnal „An empirical study on paths to develop
dynamic capabilities: from the perspectives of enterpreneurial orientation and
organizational learning” disebutkan bahwa “dynamic capabilities are regarded as a
strategic premise to creating, maintaining and upgrading sustainable
competitiveness.” Dynamic capabilities merupakan dasar pikiran strategis dalam
menciptakan, merawat dan meningkatkan sustainable competieiveness.

Teece (2007) “dynamic capabilities are the enterpreneurial ability to adapt
to rapidly changing environment.” Orientasi enterpreneurial adalah memiliki
karakter yang inovatif, proaktif, dan penantang risiko. Jadi dynamic capabilities
bisa dikategorikan ke dalam kemampuan enterpreneurial yang mampu beradaptasi
dengan perubahan pasar yang dinamis.
Griffith dan Harvey (2000) “dynamic capabilities are the capabilities of
enterprises to integrate, develop and reconfigure internal and external
competences so as to address rapidly changing environments.” Jadi dynamic
capabilities
adalah kemampuan perusahaan untuk mampu menyatukan,
mengembangkan dan mengkonfigurasi kompetensi internal dan eksternal untuk
mampu menghadapi perubahan yang sifatnya cepat.

Menurut Schlemmer (2008) dalam jurnal „The managing director and the
development of dynamic capabilities’ dikatakan bahwa “dynamic capabilities are
the frameworks that today’s fast changing market force firms to respond quickly
and to be innovative.” Artinya dynamic capabilities merupakan kerangka pikiran
dari perubahan pasar yang terjadi secara cepat yang juga harus direspon secara
cepat oleh perusahaan dan untuk menjadi lebih inovatif.
Dalam jurnal „Knowledge based dynamic capabilities and innovation in
networked environments’ dijelaskan bahwa “dynamic capabilities are knowledge
based and consisting of acquiring, generating and combing knowledge resources.”
Dynamic capabilities adalah salah satu bentuk pengetahuan dasar yang terdiri dari
mengumpulkan, menyatukan dan mengkombinasikan sumber daya pengetahuan
itu.
Teece et al. (1997) dan Helfat et al. (2007) mengemukakan bahwa
“dynamic capabilities includes tangible, intangible, and human assets as well as
capabilities the organization owns, controls, or has access to”. Jadi dynamic
capabilities berbentuk sumber daya yang berwujud, tidak berwujud, serta aset
SDM yang sama dengan kapabilitas organisasi dalam kepemilikan, kontrol, dan
kepemilikan akses.
Zollo dan Winter (2002) “dynamic capabilities as a learned and stable
pattern of collective activity to modify their operational processes and improve their
effectiveness.” Dynamic capabilities sebagai pembelajaran serta pola dalam
aktivitas kolektif yang dimodifikasi dalam proses operasional dan mampu
meningkatkan efektivitas.
Dalam jurnal „Responsible downsizing strategy as a panacea to firm
performance: the role of dynamic capabilities’ disebutkan bahwa “dynamic
capabilities as a mediator and examines whether a firm’s responsible downsizing
strategy can assist in developing and improvinng firm’s performance.” Dynamic
capabilities dapat mengindikasikan perusahaan atau organisasi yang
mengaplikasikan perampingan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Gagasan Enkel (2012) dalam jurnal „dynamic capabilities for new busniness
creation: a cross industry study’ menjelaskan bahwa “dynamic capabilities are the
adaptation of a firm’s resource base and regenerative capabilities impact of a firm itself.”
Dynamic capabilities merupakan adaptasi dari sumber daya perusahaan dan kapabilitas
regeneratif yang memiiki dampak tersendiri bagi perusahaan.
Menurut Nielsen (2006) dalam jurnal „Understanding dynamic capabilities through
knowledge management” dijelaskan bahwa “dynamic capabilities are seen as integrated
sets of knowledge management activities that changes, renews and exploits the
knowledge based resources of the firm.” Dynamic capabilities merupakan bentuk integrasi
dari ilmu pengetahuan serta aktivitas manajemen yang mampu mengubah,
memperbaharui dan mengeksploitasi sumber daya berbasis pengetahuan suatu
perusahaan.
Grant (1996) “dynamic capabilities are the firm’s ability to perform repeatedly a
productive task which relates either directly or indirectly to a firm’s capacity for creating
value through effecting the transformation of inputs into outputs.” Dynamic capabilities
merupakan kemampuan perusahaan dalam memproduksi baik secara langsung maupun
tidak langsung yang mampu menciptakan nilai karena efek dari perubahan input menjadi
output.
Dari pandangan, pengertian, serta definisi mengenai dynamic capabilities di atas
dapat dikatakan bahwa sudah semestinya perusahaan atau organisasi mampu mengelola
dynamic capabilities mereka agar mampu bertahan dan berkompetisi di pasar yang
memiliki perubahan dinamis yang cepat. Dynamic capabilities merupakan bentuk
pengetahuan yang mampu menciptakan nilai bagi perusahaan baik dengan hasil inovasi
maupun transformasi dari input menjadi output guna memperoleh sustainable competitive
advantage.
Analisis SWOT (Humphrey, 1960) adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana
aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang
ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman
baru.

Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian literatur dari
beberapa jurnal serta data sekunder yang diperoleh dari situs resmi AQUA dan referensi
lainnya. Aqua adalah sebuah merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diproduksi
oleh Aqua Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun 1973. Selain di Indonesia, Aqua
juga dijual di Singapura. Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan terbesar di
Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di Indonesia,
sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK. Di Indonesia, terdapat 14
pabrik yang memroduksi Aqua. Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki pula oleh
perusahaan multinasional dari Perancis, Danone, hasil dari penggabungan Aqua Golden
Mississippi dengan Danone. AQUA didirikan oleh Tirto Utomo, warga asli Wonosobo yang
setelah keluar bekerja dari Pertamina mendirikan usaha air minum dalam kemasan
(AMDK). Tirto berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha AMDK di Indonesia,
karena sebagai seorang Pioneer maka Almarhum berhasil menanamkan nilai-nilai dan
cara pandang bisnis AMDK di Indonesia.
Berbagai Alasan Untuk Minum AQUA :












AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari
30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973,
kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat
Indonesia. Dulu dan kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan
terdepan di Indonesia. Volume penjualan AQUA merupakan volume penjualan
terbesar di dunia untuk kategori air mineral.
Lebih lagi kini group DANONE yang merupakan salah satu produsen terbesar dan
terbaik di dunia untuk minuman menjadi bagian dari AQUA. Keunggulan DANONE
dalam produk makanan dan minuman bernutrisi menjadikan AQUA semakin baik
dan kokoh.
Berasal dari sumber mata air terpilih dan terlindung, sehingga menjamin bahwa
segala kebaikan alam dari sumbernya tetap terjaga dalam setiap tetesnya. Ini
berarti bahwa setiap tetes AQUA memiliki segala kebaikan dan keseimbangan
mineral alami.
Sumber mata air dipilih setelah melalui proses yang penuh ketelitian dan hati-hati.
Setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang
kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat selama kurang lebih 1 tahun
sebelum akhirnya dapat menjadi mata air AQUA. Tidak heran apabila kualitas
AQUA merupakan yang terbaik
Setiap tetes AQUA mengandung mineral alami yang seimbang, menjadikannya
sungguh baik untuk dikonsumsi setiap hari oleh seluruh anggota keluarga.
Kesembangan mineral-mineral yang alami ini penting fungsinya bagi kesehatan
tubuh.
Setelah ditemukan, sumber mata air dan area sekitarnya juga senantiasa dijaga
dan dilindungi kelestariannya. Secara sistematis, AQUA melindungi kelestarian
lingkungan sumber airnya mulai dari area tangkapan air hujan hingga lingkungan













sekeliling sumber air. Dinding perlindungan bawah tanah juga dibangun untuk
mencegah rembesan.
Selain itu, AQUA berkomitmen untuk menjaga kelestarian sumber mata airnya
dengan tidak mengambil lebih dari apa yang diberikan oleh alam. Hal ini dilakukan
guna memastikan bahwa segala Kebaikan Alam tetap terjaga dalam setiap tetes
AQUA.
Menggunakan manajemen sumber daya air yang canggih. Sebagai bagian dari
Grup Danone di seluruh dunia, AQUA mengikuti aturan yang dituangkan dalam
Piagam Danone untuk manajemen sumber daya air untuk menjamin kualitas
sumber-sumber mata airnya.
Diproses dengan sistem proses terpadu yang menjamin bahwa tidak ada apapun
antara Anda dan kebaikan alam. Sistem proses terpadu ini merupakan proses
yang canggih namun sederhana dan dapat memastikan bahwa tidak ada satupun
mineral penting dari alam yang terbuang percuma.
Setiap tahapan dan titik proses ada kontrol kualitas yang menjamin kualitas
produk, sehingga menjamin bahwa segala kebaikan alam tetap terjaga dalam
setiap tetes AQUA.
Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh Good
Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas
produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau "Codex for Bottle Water".
AQUA merupakan merek minuman yang sudah terpercaya hingga puluhan tahun
sebagai merek terbaik. Terbukti AQUA sudah menerima berbagai penghargaan
yang merupakan wujud kepercayaan dan kepuasan konsumen, antara lain:
Indonesian Best Brand Award (penghargaan untuk merek terbaik Indonesia) dari
tahun 2003-2004, Indonesian Customer Satisfaction Award (penghargaan untuk
merek yang memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumennya) dari tahun
2003 dan Indonesian Golden Brand Award di tahun 2005-2007.
AQUA secara aktif melakukan berbagai program untuk menyehatkan konsumen
Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia)
dan AuAI (AQUA untuk Anak Indonesia).

Varian Produk Aqua
1.
2.
3.
4.
5.
6.

AQUA Gallon
AQUA botol kaca 380 ml
AQUA botol plastik 1500 ml
AQUA botol plastik 600 ml
AQUA botol plastik 330 ml
AQUA gelas plastik 240 ml

Analisis SWOT AQUA
Kekuatan
• Kualitas sumber mata air selalu terjaga. Lokasi mata air AQUA senantiasa berada jauh
dari pemukiman penduduk. Faktor ini penting dilakukan demi mencegah rembesan limbah
pemukiman di sekitar sumber mata air. Kemurnian sumber air AQUA, dijaga dan dilindungi
untuk mencegah rembesan air tanah atau air hujan.

• AQUA dapat kokoh berdiri karena budaya perusahaan adalah bersikap toleran, tidak
memaksakan kehendak pusat, berbagi kekuasaan dengan eselon bawah dan
mempraktikkan desentralisasi.
• Kesuksesan AQUA sangat ditunjang oleh para karyawannya yang mempunyai loyalitas
dan dedikasi tinggi serta berpengetahuan luas dan mendalam, baik di bidang masingmasing maupun secara umum.
• Menjadi pelopor kemasan gelas plastik (cup) di dunia sehingga kini menjadi standar
industri. AQUA pula yang mempelopori peralihan dari PVC ke PET. Dan AQUA pula yang
mempelopori konsep fully integrated manufacturing yang memungkinkan produksi terpadu
air minum dan botol kemasannya mulai dari tingkat biji plastik.
• Melakukan aliansi dengan Group DANONE yang merupakan salah satu kelompok
perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Hal ini
berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi
pengemasan air terkini.
Kelemahan
• Adanya produk palsu di pasaran yang menggunakan label AQUA. Oleh karna itu
AQUA berkomitmen untuk meminimalkan pemalsuan produknya dengan melakukan
pengecekan pasar secara rutin, untuk memastikan bahwa produk yang beredar adalah
benar-benar produk AQUA yang memenuhi standar kualitas yang sudah ditentukan.
• Harga produk AQUA sangat ditentukan oleh kebijakan harga yang digunakan oleh
perusahaan AQUA yaitu kebijakan harga wholesaler. Antara lain yaitu geographical price
quotation dan price adjusted to buyers position.

Saluran ditribusi terlalu panjang. Dimana hasil produksi dari AQUA kemudian
disalurkan ke distributor-distributor, kemudian aqua disalurkan ke retailer dan pada
akhirnya sampai ke tangan konsumen.
• Perusahaan AQUA dalam penarikan karyawan masih menggunakan spoil system
karena perusahaan pada awal berdiri merupakan perusahaan keluarga. Meskipun kini
sudah menggunakan merit system dalam memberikan kesempatan kerja di lingkungan
AQUA.
Kesempatan
• Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, diharapkan permintaan konsumen
akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat meningkat. Sehingga perusahaan
dapat meningkatkan produksi penjualannya.
• Perkembangan teknologi yang sangat cepat mendorong kemajuan dunia bisnis.
Perusahaan yang mempunyai keunggulan dalam hal teknologi tentunya dapat menunjang
keadaan produksi yang dihasilkan, mulai dari efektifitas dan efisiensi proses produksi yang
dapat dihasilkan.
• Hasil produksi AQUA ditujukan untuk semua kalangan. Mulai dari anak-anak, dewasa,
hingga golongan tua. Hal ni dapat dikatakan karena air dibutuhkan oleh semua manusia.

• AQUA memiliki penelitian yang aktif dan usaha pengembangan yang mencari bahanbahan pengemasan dan cara-cara yang baru untuk menarik konsumen.

AQUA menggunakan seluruh media untuk promosi iklannya. Seperti product
knowledge melalui brosur sederhana. Dan pada even-even olahraga, bus, taxi, dan
kendaraan umum lainnya, TV, radio, koran, dan majalah.
Ancaman
• Di indonesia, situasi politik setiap tahunnya cukup dapat dikontrol oleh pemerintah,
walaupun keadaan politik yang ada tidak begitu stabil. Kondisi politik yang terjadi akan
mempengaruhi aktivitas perusahaan.
• Saat ini kondisi perekonomian indonesia masih belum stabil. Hal ini dikarenakan
karena laju inflasi yang cukup tinggi dan berfluktuasi.
• AQUA memiliki banyak pesaing. Bahwa saat ini ada begitu banyak perusahaan sejenis
yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan harga dan kualitas yang
dihasilkan bervariasi. Dengan keadaan ini, perusahaan dituntut untuk dapat terus memiliki
keunggulan bersaing, sehingga perusahaan akan tetap hidup dan bersaing secara sehat.
• Dalam pengolahan sumber air oleh AQUA sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah. Hal ini sangat berpengaruh bagi dunia usaha seperti yang
dilakukan oleh AQUA. Air adalah salah satu sumber daya alam yang dalam
pengolahannya mendapatkan ikut campur tangan pemerintah. Oelh karena itu, kapasitas
produksi per detik yang dilakukan oleh kegiatan produksi AMDK harus dalam pengawasan
pemerintah. Perusahaan AMDK tidak boleh mengeksploitasi air sesuka hatinya.

Hasil Penelitian

Pada perusahaan manufaktur khususnya industri makanan dan minuman
persaingan sangatlah ketat, hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya bermunculan
perusahaan-perusahaan baru dengan keunikan masing-masing. Untuk perusahaan yang
sudah lama ada adalah bagaimana dynamic capabilities yang ada dalam perusahaan
tersebut mampu mempertahankan brand image yang baik bagi para pelanggannya.
Contohnya minuman AQUA yang sudah ada sejak lama ini mampu menguatkan kiprahnya
sebagai minuman air putih yang banyak dicari konsumennya. Dengan kecanggihan
teknologi yang dimiliki AQUA serta terjaganya kualitas air AQUA mampu membuatnya
tetap berada pada posisi atas. Begitu juga dengan pesan iklan yang dibuat AQUA mampu
mendapatkan simpatik dari para konsumen. Isi pesannya adalah jika membeli satu liter
AQUA sama dengan menyumbangkan satu liter air bersih untuk di daerah Papua maupun
daerah lain d Indonesia yang kesulitan air bersih. Manajemen AQUA juga terstruktur
dengan baik, dimana TMT (Top Management Team) berperan baik dalam mengubah
sumber daya baik secara internal maupun eksternal menjadi nilai yang mampu
menciptakan sustainable competitive advantage. Faktor yang mempengaruhi dynamic
capabilities:

Environmental sensing capabilities
TMT berperan dalam membangun, menyatukan, mengkombinasikan, serta
mengkonfigurasi sumber daya-sumber daya yang ada agar digunakan seoptimal
mungkin. TMT AQUA mampu memberdayakan potensi yang ada sehingga
menciptakan nilai keunggulan kompetitif. Menurut Prahalad dan Hamel (1990)
“companies should deepen their understanding of laws in industries and seize
upon changing trends.” Jadi aktivitas perusahaan (TMT) adalah beradaptasi
dengan perubahan lingkungan agar mampu mencukupi kebutuhan lingkungannya.
Perubahan terhadap lingkungan adalah dengan memiliki kepedulian akan
lingkungan sekitar.
Change and renewal capabilities
Collis (1994) “the capabilities to integrate resources are valuable” oleh
karena itu setiap kapabilitas yang menyatukan sumber daya adalah bernilai.
Menurut Teece et al. (1997) “dynamic capabilities are not only capable of
developing, configuring and integrating resources, but also integrating, innovating
and updating operational process.” Tentu dalam perusahaan butuh perubahan dan
pembaharuan, hal ini agar konsumen tidak merasa bosan terhadap produk yang
ditawarkan. Dalam kasus AQUA tentu isi tidak dapat dimodifikasi (karena berupa
air putih), namun modifikasi bisa dilakukan dalam bentuk kemasan yang menarik
seperti yang sekarang sudah dilakukan dengan gambar pada botol kemasan yang
menarik seperti wayang, makanan tradisional, bola, dan lain-lain.

Technological flexibility capabilities
Menurut Ianisti dan Clark (1994) “it is critically important that existing
technologies shall be rapidly improved to meet needs of customers based on a
given products and or services.” Perusahaan harus mampu memilih teknologi yang
tepat bagi perusahaan atau organisasinya. Kemampuan untuk berkompetisi dalam
industri manufaktur juga ditentukan oleh kemajuan teknologinya, perusahaan
dengan kecanggihan teknologi yang disesuaikan produknya akan mampu
meningkatkan daya saing dalam persaingan pasar. AQUA menggunakan teknologi
yang baik dalam mengambil air dari gunung, lalu mesin suling yang digunakan juga
sudah baik sehingga kualitas air gunung tetap terjaga.
Organizational flexibility capabilities
Kapabilitas fleksibel organisasional mengacu pada struktur atribut
organisasional yang konsern terhadap prosedur kebijakan membuat keputusan,
konfigurasi kewajiban, dan arus informasi. Menurut Chandler (1962)
“organizational structure should
follow strategy” Artinya eksekusi strategi
membutuhkan izin dari departemen berbeda untuk tidak mengikuti prosedur formal
dengan tujuan menjaga fleksibilitas pekerjaan yang dinamis. Hal itu juga disetujui
oleh Zollo dan Winter (1999) “organizational structure should be flexible, so as not
to petrify organizational routines.”

Kesimpulan
Pandangan Teece terhadap dynamic capabilities yaitu tentang bagaimana
kemampuan manajer perusahaan atau organisasi dalam mengintegrasikan, membangun
dan membuat konfigurasi terhadap kompetensi perusahaan atau organisasi baik yang
berasal dari sumber internal maupun yang bearsal dari sumber eksternal agar mampu
beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat, sehingga menjadikan kompetensi
internal dan eksternal tersebut sebagai sumber dari sustainable competitive advantage.
Oleh karena itu sudah semestinya perusahaan atau organisasi mampu mengelola
dynamic capabilities mereka agar mampu bertahan dan berkompetisi di pasar yang
memiliki perubahan dinamis yang cepat. Dynamic capabilities merupakan bentuk
pengetahuan yang mampu menciptakan nilai bagi perusahaan baik dengan hasil inovasi
maupun transformasi dari input menjadi output guna memperoleh sustainable competitive
advantage. Faktor yang mempengaruhi dynamic capabilities di perusahaan manufaktur
makanan dan minuman studi kasus pada AQUA ini adalah : environmental sensing
capabilities, change and renewal capabilities, technological flexibility capabilities, dan
technological flexibility capabilities.

Implikasi
Implikasi penelitian ini adalah untuk akademisi agar mampu menambah ilmu
pengetahuan tentang dynamic capabilities supaya dapat dilakukan penelitian lebih dalam
mengenai studi ini. Selain itu penelitian ini juga berguna bagi manajemen perusahaan
agar mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi dynamic capabilities yang
diharapkan agar perusahaannya mampu memiliki sustainable competitive advantage. Bagi
manajemen dan pembuat kebijakan tentunya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan dalam perusahaan atau organisasi
mereka. Sesuai dengan pandangan menurut Prahaland dan Hamel (1990) yang
menyebutkan bahwa “managers have a limited opportunity horizon.” Oleh karena itu
diharapkan dengan adanya penelitian ini akan membantu para manajer keluar dari vicious
cycle jika para manajer mampu memperluas pandangannya dan meningkatkan komitmen
terhadap dynamic capabilities. Serta diharapkan untuk perusahaan yang masih memiliki
poor performance untuk dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik lagi.

Saran Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan lebih luas lagi dengan menambah jumlah
perusahaan yang diteliti maupun membandingkan apakah ada perbedaan antara faktor
yang mempengaruhi dynamic capabilities pada perusahaan manufaktur dan perusahaan
jasa. Dengan penelitian selanjutnya diharapkan menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kita mengenai dynamic capabilities. Selain itu untuk penelitian selanjutnya
bisa dilakukan dengan melakukan analisis pada perusahaan kecil dan menengah.

Daftar Pustaka
Cheng, P. (2013). Responsible downsizing strategy as a panacea to firm
performance: the role of dynamic capabilities. Internaional journalof manpower , 1015.
Eisenhardt, K. M., & Martin, J. A. (2000). Dynamic Capabilities: What Are They?
Strategic Management Journal , 1105-1121.
Enkel, E. (2012). Dynamic capabilities for new business creation: a cross industry
study. Journal of management , 17.
Evers, N. (2011). International New Ventures in "Low Tech" Sectors: A Dynamic
Capabilities Perspective. Strategic Management Journal , 502-528.
Grunbaum, N. N. (2013). Dynamic Capabilities-Are They Profitable? Strategic
Management Journal , 182.
Jiao, H. (2011). Environmental dynamism, innovation, and dynamic capabilities: the
case of China. Journal of Enterprising Communities People and Places in the Global
Economy , 131-144.
Jiau, H. (2010). An empirical study on paths to develop dynamic capabilities: from
the perspective of enterpreneurial orientation and organizational learning. Front. Bus. Res.
China , 47.
Nielsen, A. P. (2006). Understanding dynamic capabilities through knowledge
management. Journal of knowledge management , 59.
Schlemmer, F. (2008). The managing director and the development of dynamic
capabilities. International journal of organizational analysis , 109-137.
Zheng, S. (2011). Knowledge based dynamic capabilities and innovation in networked
environments. Journal of knowledge management , 1035.