233467560 2 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan 2013
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH
BIDANG MADRASAH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA TENGAH
MEI 2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
sehingga Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
telah menyelesaikan buku Pedoman Penyelenggaraan Penddikan Madrasah untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah (MI, MTs, dan MA/MAK) yang disusun oleh tim. Tim ini
dibentuk oleh Kabid Pendidikan Madrasah dan anggota tim ini terdiri atas pemerhati dan
praktisi bidang pendidikan madrasah.
Penulisan pedoman ini melalui perjalanan yang cukup panjang, yaitu temu awal,
pengakajian bahan dasar, pengumpulan data lapangan, pengolahan data lapangan, penyusunan
naskah, penyusunan draf, reviu draf, dan penyuntingan akhir draf.
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua anggota tim yang telah
bekerja giat dengan semangat yang tinggi serta kepada semua pihak yang telah memberi
masukan pada draf pedoman ini, sehingga menjadi sempurna.
Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan
madrasah di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Semarang,
Mei 2013
a.n.Kepala
Kabid Pendidikan Madrasah
Drs. H. Jamun, M.Pd.I
NIP 196201041991031001
Tembusan
Ka Kanwil Kemenag Prov. Jateng
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Landasan Hukum
BAB II STANDAR ISI
A. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
B. Beban Belajar
C. Kalender Pendidikan
BAB III STANDAR PROSES
A. Perencanaan Proses Pembelajaran
B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
BAB IV STANDAR PENILAIAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Istilah
C. Pengertian Penilaian Kelas
D. Prinsip Penilaian
E. Teknik dan Instrumen Penilaian
F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
G. Penilaian oleh Pendidik
H. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
I. Penilaian oleh Pemerintah
J. Fungsi Penilaian Kelas
K. Rambu-rambu Penilaian Kelas
L. Macam-macam teknik penilaian
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan
yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan. Madrasah harus menyediakan,
mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana dan prasarana pendidikan dan
sumberdaya lainnya secara lebih baik. Madrasah juga harus bekerja sama dengan semua
pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Selain itu, madrasah
harus memperbaiki proses pelaksanaan/penyelenggaraan pendidikan, termasuk penataan
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Untuk itu, semua tindakan madrasah
harus akuntabel dan transparan agar madrasah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua
pemangku kepentingan.
Untuk menata penyelenggaraan pendidikan di madrasah, madrasah tidak punya
pilihan selain ’berpikir sebelum bertindak’, melakukan perencanaan atas semua hal dengan
baik dan teliti dalam sebuah ’dokumen kunci’ yang bernama Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah. Melalui pedoman ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah dapat telasana secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk membantu madrasah menyelenggarakan pendidikan secara akuntabel, Kantor
Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan
yang harus diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyelenggaraan
pendidikan madrasah tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
B.
Tujuan
Disusunnya buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Madrasah paling tidak ada 3 tujuan yang ingin dicapai. Ketiga tujuan
itu sebagai berikut.
1. Panduan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman kerja (kerangka
acuan) dalam mennyelenggarakan pendidikan di madrasah.
2. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah.
3. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk
melakukan refleksi mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan yang
diperlukan untuk pengembangan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah.
C.
Landasan Hukum
Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
memiliki landasan hukum yang kuat. Landasan hukum itu antara lain
sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4
6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
7. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
9. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
10. Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar
Isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
5
BAB II
STANDAR ISI
Standar isi merupakan satu bagian dari delapan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar isi memuat ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
yang secara keseluruhan mencakup: (1) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang
merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, (2) beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, (3) kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan
penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan (4) kalender
pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
A. Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar Kurikulum
Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok
mata pelajaran:
a. Agama dan Akhlaq Mulia
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Estetika
e. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
2. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap mata pelajaran
dituangkan dalam bentuk kompetensi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum meliputi
komponen mata pelajaran, muatan/lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
a. Komponen Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan Permen Diknas nomer 22 tahun
2006 tentang Standar Isi yang merupakan standar minimal dan Peraturan Menteri Agama RI
No. 2 tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar Isi PAI & Bahasa Arab di
Madrasah.
b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari
mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester. Ini berarti dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
c. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
6
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Dalam pelaksanaan pengembangan diri, satuan pendidikan mengembangkan/menyusun
kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) sebagai pedoman dalam penyusunan
silabus dan RPP.
Adapun struktur kurikulum dan beban belajar tiap-tiap jenjang sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
adalah sebagai berikut.
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Struktur kurikulum MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
Struktur kurikulum MI disajikan pada tabel berikut.
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
II
III
IV, V, dan VI
I
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
2
b. Akidah-Akhlak
2
c. Fikih
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
3. Bahasa Indonesia
5
4. Bahasa Arab
2
5. Matematika
5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
3
8. Seni Budaya dan Keterampilan
4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
4
Kesehatan
B. Muatan Lokal *)
2
C. Pengembangan Diri **)
2
Jumlah
31
31
33
39
Keterangan:
1) Pembelajaran di kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan di
kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2) *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3) **) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Struktur kurikulum MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII s.d. IX. Struktur kurikulum
MTs disajikan pada tabel berikut.
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas dan Alokasi Waktu
VII
VIII
IX
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
7
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Bahasa Inggris
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya
Pendidikan
Jasmani,
Kesehatan
11. Keterampilan/TIK
Olahraga,
dan
4
2
4
4
4
4
2
2
4
2
4
4
4
4
2
2
4
2
4
4
4
4
2
2
2
2
2
B. Muatan Lokal *)
2
2
2
C. Pengembangan Diri **)
2
2
2
Jumlah
42
42
42
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3.
Madrasah Aliyah
Struktur kurikulum MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X s.d. XII. Struktur kurikulum
MA disajikan pada tabel berikut.
Pengorganisasian kelas-kelas pada MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik dan kelas
XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program, yaitu
(1) Program Ilmu Pengetahuan Alam (Program IPA), (2) Program Ilmu Pengetahuan
Sosial (Program IPS), (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan. Struktur
kurikulum MA disajikan pada tabel berikut.
1) Kelas X
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Biologi
9. Kimia
10. Sejarah
11. Geografi
12. Ekonomi
13. Sosiologi
14. Seni Budaya
15. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
16. Teknologi Informasi dan Komunikasi
17. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
Alokasi Waktu
Semester 1 Semester 2
2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
46
2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
46
8
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2) Program IPA
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Kimia
9. Biologi
10. Sejarah
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3) Program IPS
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Sejarah
8. Geografi
9. Ekonomi
10. Sosiologi
11. Seni Budaya
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
9
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2
2
2
2
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
2
2
14. Keterampilan/Bahasa Asing
2
2
2
2
B. Muatan Lokal *)
2
2
2
2
C. Pengembangan Diri **)
2
2
2
2
Jumlah
45
45
45
45
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
4) Program Bahasa
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Bahasa Asing *)
7. Matematika
8. Sastra Indonesia
9. Antropologi
10. Sejarah
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan
B. Muatan Lokal **)
C. Pengembangan Diri ***)
Jumlah
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
Keterangan:
*) Selain Bahasa Inggris, misalnya Jerman, Mandarin, Perancis, Jepang, Arab
**) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)
***) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
5) Program Keagamaan
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Akhlak
b. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
3
2
2
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
10
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9. Tafsir
10. Hadis
11. Fikih
12. Ilmu Kalam
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran. tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
B. Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program
pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem
tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
Satuan pendidikan MI melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan
sistem paket. Satuan pendidikan MTs, MA, dan MAK kategori standar menggunakan
sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan MA dan
MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada pedoman ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
Beban belajar berisi uraian tentang sistem penyelenggaran program pembelajaran yang
ditetapkan madrasah (sistem paket atau sistem kredit semester). Setiap mata pelajaran pada sistem
paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran yang meliputi Kegiatan Tatap Muka,
Penugasan Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri tidak terstruktur.
Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik, beban belajar, dan kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
tiap-tiap satuan pendidikan. Kegiatan tatap muka di tiap-tiap satuan pendidikan ditetapkan sebagai
berikut.
1. MI berlangsung selama 35 menit.
2. MTs berlangsung selama 40 menit.
3. MA/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban belajar kegiatan tatap muka mapel dan mulok per minggu pada setiap satuan
pendidikan madrasah ditetapkan sebagai berikut.
1.
MI
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MI
sebagai berikut.
- Kelas I s.d. kelas II adalah 31 jam pelajaran
- Kelas III adalah 33 jam pelajaran
- Kelas IV s.d. kelas VI adalah 39 jam pelajaran
11
2.
MTs
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MTs
sebagai berikut.
Kelas VII jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok per
minggu adalah .... jam pelajaran.
Kelas VIII dan IX jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan
mulok per minggu adalah 42 jam pembelajaran.
3. MA/MAK
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu MA/MAK sebagai
berikut.
Kelas X sebanyak 44 jam pembelajaran
Kelas XI- XII sebanyak 45 jam pelajaran
Untuk mapel Al Quran Hadis, Fiqih, SKI, Akidah Akhlaq, dan Bahasa Arab alokasi
waktunya ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
Tabel 1. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Mapel dan Mulok Keseluruhan untuk Setiap
Satuan Pendidikan Madrasah Minimal
Satuan
Pendidikan
Kelas
Satu
Jam
Pemb.
Tatap
Muka
(menit)
Jumlah
Jam
Pemb.
Per
Minggu
Minggu
Efektif per
Tahun
Pelajaran
I – II
III
35
35
31
33
34-38
IVVI
35
39
34-38
MTs
VIIIX
40
42
34-38
MA
X
XIXII
45
45
44
45
34-38
MAK
X
XI
-XII
45
45
44
45
MI
38
Waktu
Pembelajaran per
Tahun
884-1064 jam
pembelajaran
(30940 – 37240
menit)
1088-1216 jam
pembelajran
(38080-42560
menit)
1088-1216 jam
pembelajaran
(43520-48640
menit)
1292-1482 jam
pembelajaran
(58140-66690
menit)
1368 jam
pembelajaran
(61560 menit)
Jumlah Jam
per Tahun
(@60
menit)
516-621
635-709
725-811
969-1111,5
1026
(standar
minimum)
Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian ditentukan oleh pendidik. Bentuk penugasan terstruktur berupa
TR (tugas rumah; tugas yang dikerjakan di rumah sebagai kelanjutan proses pembelajaran di
sekolah), latihan uji kompetensi/soal, dan lain-lain.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh
peserta didik. Bentuk kegiatan mandiri tidak terstruktur bisa berupa tadarus di rumah,
melaksanakan sholat jamaah di masjid, mengamati prinsip kerja pengetahuan alam, dan atau
pengetahuan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
dalam sistem paket untuk MI 0 % s.d. 40 %, MTs 0% s.d. 50%, dan MA/MAK 0% s.d. 60%
dari waktu kegiatan tatap muka tiap mata pelajaran yang bersanguktan.
12
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam
tahun untuk MI, tiga tahun untuk MTs dan MA, dan tiga sampai dengan empat tahun
untuk MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta
didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Satuan Pendidikan, baik MTs, MA, atau MAK dapat memasukkan 1) pendidikan
kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik,
dan kecakapan vokasional dan 2) pendidikan berbasis keunggulan lokal atau pendidikan
berbasis Pendidikan Global.
C. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah
jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Alokasi
No.
Waktu pada Kelender Pendidikan
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
Minggu efektif
belajar
Minimum 34 minggu
dan maksimum 38
minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran
efektif pada setiap satuan pendidikan
2.
Jeda tengah
semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3.
Jeda antarsemester
Maksimum 2 minggu
Antara semester I dan II
4.
Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
5.
Hari libur
keagamaan
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan
lebih
panjang
dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
6.
Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
7.
Hari libur khusus
Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
13
No.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
14irri kekhususan masing-masing
8.
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
2. Penetapan Kalender Pendidikan
a. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun
berikutnya.
b. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia, dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah
tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan
hari libur khusus.
c. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk
satuan-satuan pendidikan.
d. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh tiap-tiap satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini
dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
3. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada satuan pendidikan. Pada awal tahun ajaran, setiap satuan pendidikan
madrasah mempersiapkan hal-hal sebagai berikut.
a. Kepala Madrasah berkewajiban membuat program yang mencakup:
1) Rencana Kerja
2) Kalender Pendidikan/Akademik
3) Perencanaan Proses Pembelajaran
4) Pelaksanaan Proses Pembelajaran
5) Penilaian Hasil Pembelajaran
6) Pengawasan Proses Pembelajaran
7) Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan madrasah yang mencakupi:
a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
b) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan
c) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
d) Peraturan Akademik
e) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan
Peserta Didik )
f) Tata Tertib, Pengaturan Penggunaan, dan Pemeliharaan Sarana Prasarana.
g) Kode Etik (Tata Krama) Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan
satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat.
b. Menyiapkan kegiatan masa orientasi peserta didik.
Permulaan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah pada hari Senin tanggal 15 Juli 2013.
Pelaksanaan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran dimulai pada tanggal 15 Juli 2013. Pada awal
tahun pelajaran madrasah menyiapkan kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) pada
setiap jenjang pendidikan, yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan belajar efektif. Adapun
materi MOS untuk siswa baru sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut.
1) Pengenalan lingkunagn madrasah
2) Wiyata mandala
3) Tata tertib dan kedisiplinan
4) Motivasi
5) Orientasi pendidikan madrasah
6) Akhlak/etika
7) Ibadah
8) Kreativitas
9) Dan lain-lain
14
Ketentuan MOS untuk tiap-tiap jenjang satuan pendidikan madrasah diatur sebagai
berikut.
1) MI
Untuk Kelas I I diisi dengan kegiatan Pengenalan Madrasah, yang mencakupi kegiatan:
a) Sosialisasi
b) Cara Belajar (belajar sambil bermain)
c) Kumpulan data kepentingan Tata Usaha Madrasah dan Komite Madrasah seperti
angket orangtua, dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut Buku Laporan
Pribadi atau Buku Induk Peserta Didik.
d) Kegiatan Keagamaan
Adapun untuk kelas II s.d. kelas VI dapat diadakan kegiatan yang bersifat
konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
yang mencakupi kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Penyusunan pengurus kelas
b) Pengenalan Warga Kelas
c) Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas
d) Kelompok belajar
e) Pembenahan 7 K
f) Kegiatan Keagamaan.
2) MTs dan MA/MAK
Kegiatan orientasi bagi peserta didik baru kelas VII untuk MTs dan Kelas X untuk
MA/MAK diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Pengenalan Madrasah (Program, Struktur, Tata Tertib, Kode Etik (Tata Krama)
Madrasah dan lain-lain)
b) Penanaman konsep pengenalan diri peserta didik dan kegiatan keagamaan sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional
c) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran
d) Kegiatan Kesiswaan
e) PBB
f) Pembentukan Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual, dan
tata cara diskusi kelompok yang dipandu oleh panitia dan wali kelas melakukan
bimbingan.
Semua kegiatan orientasi peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilai-nilai
pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang dilandasi nilainilai religius.
Kelas VIII dan IX untuk MTs dan XI dan XII untuk MA/MAK, bagi pengurus
OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik, sedangkan yang
tidak masuk dalam pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Menyusun pengurus kelas dengan programnya/materi pembelajaran kelas
Pembentukan belajar kelompok
Teknik berdiskusi
Cara belajar dan sistem pembelajaran
Kegiatan 7 K
Mencatat jadwal;
Menyusun tata tertib kelas;
Kegiatan keagamaan.
Menyampaikan materi pembelajaran selama 1 tahun termasuk indikator yang ingin
dicapai
j) Penelusuran bakat dan minat siswa
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh Wali Kelas masing-masing dengan melibatkan
guru yang mengajar di kelas tersebut.
4. Kegiatan setelah Semester
Kegiatan setelah semester gasal dan semester genap, setiap satuan pendidikan madrasah dapat
melakukan remidi bagi peserta didik yang belum tuntas dan diadakan kegiatan lomba
kreativitas peserta didik yang bertujuan mengembangkan bakat, minat, dan kepribadian
peserta didik dalam rangka mengembangkan pendidikan seutuhnya.
15
5. Kegiatan Satuan Pendidikan yang Melakukan Libur Bulan Ramadhan
Bagi satuan pendidikan madrasah yang melakukan libur bulan Ramadhan selain hari-hari
libur bulan ramadhan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut .
a. Selama libur bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman, pendalaman dan
amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bernuansa moral.
Madrasah diharapkan dapat mendorong peningkatan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, baik yang diselenggarakan di madrasah maupun di
masyarakat.
Contoh kegiatan-kegiatan peserta didik selama libur madrasah pada bulan Ramadhan:
- Pesantren kilat, diisi dengan berbuka puasa bersama, tadarusan, shalat berjamaah, shalat
tarawih dengan berpedoman pada materi yang disampaikan dalam pelatihan guru
pembimbing pesantren kilat, diskusi/debat umum mujahadah/musyawarah, latihan
dakwah/ceramah, bakti sosial ke panti asuhan/yatim piatu dan pesantren,baca tulis dan
pendalaman Al-Qur’an, pengumpulan dan pembagian zakat fitrah, dan shalat Idul Fitri.
- Kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang relevan bernuansa moral, seperti diskusi tentang
bahaya narkoba, judi dan tawuran pelajar, belajar mandini, bakti sosial, dan pendidikan
lingkungan hidup.
b. Kegiatan peserta didik selama bulan Ramadhan dilaporkan. Kegiatan peserta didik MI dan
MTs dilaporkan oleh Kepala Madrasah kepada Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota c.q. Kasi Madrasah. Adapun kegiatan peserta didik MA/MAK dilaporkan
oleh Kepala Madrasah kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa
Tengah c.q. Kabid Madrasah.
16
BAB III
STANDAR PROSES
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan. Dalam
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dengan bentuk keteladanan. Hal-hal berkaitan
dengan standar proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007) sebagai berikut.
A. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
B.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per
kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran
setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca
dan menulis.
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar menurut Peaturan Bersama
antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor 04/VI/PB/2011 dan
Nomor MA/111/2011 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada TK/RA/BA dan
Sekolah/Madrasah adalah :
1) TK/RA/BA
: 25 peserta didik
2) SD/MI
: 40 peserta didik
3) SMP/MTs
: 40 peserta didik
4) SMA/MA
: 40 peserta didik
5) SMK/MAK : 40 peserta didik
Daya tampung kegiatan awal tahun dan waktu belajar berdasarkan Pedoman
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2013/2014 dari Direktorat
Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, adalah
sebagai berikut.
No.
Satuan Pendidikan
Katagori Standar
Katagori Standar
Nasional
1
RA
20 orang
-
2
MI
40 orang
28 orang
3
MTs
40 orang
32 orang
4
MA
40 orang
32 orang
c. Beban kerja guru
17
Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang guru
disebutkan :sebagai berikut.
1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
2) Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
3) Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam tugas
keprofesionalannya, meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Adapun beban kerja guru mencakup kegiatan pokok sebagai berikut.
1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada angka 1) di atas adalah sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh)
jam tatap muka dalam 1 ( satu ) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang
memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah daerah.
3) Pemenuhan beban kerja sebagaimana pada angka 2) diatas dilaksanakan dengan
ketentuan paling sedikit 6 ( enam) jam tatap muka dalam satu minggu pada satuan
pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.
d. Buku teks pelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
tentang Buku Teks Pelajaran disebutkan sebagai berikut.
1) Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya
disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar,
menengah, atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka
peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu
pengetahuan dan tehnologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan
kemampuan kinestesis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
2) Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi
pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.
3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks
pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.
4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan memperoleh
informasi tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas.
Adapun ketentuan penggunaan buku teks pelajaran adalah sebagai berikut.
1) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh madrasah dipilih melalui rapat guru
dengan mempertimbangkan komite madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang
ditetapkan oleh Menteri.
2) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran.
3) Selain buku teks pelajaran , guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan,
buku referensi dan sumber belajar lainnya.
4) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang
ada di perpustakaan madrasah.
e. Pengelolaan Kelas
1) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
18
2) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan
baik oleh peserta didik.
3) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
4) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta
didik.
5) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan
pada peraturan dan menyelenggarakan proses pembelajaran.
6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku,jenis
kelamin, dan status sosial ekonomi.
8) Guru menghargai pendapat peserta didik.
9) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.
10) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya.
11) Guru memulai dan
dijadwalkan.
mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, sekurang-kurangnya guru melaksanakan kegiatan sebagai
berikut.
1) Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
yang
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteritik peserta
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan
e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio dan
lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru
19
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnukmeningkatkan prestasi
belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lesan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan;
i)
memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan.
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
(1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru
1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/kesimpulan
pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencakanan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan ,layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menegah menggunakan berbagai teknik
penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
20
a. Jenis-jenis ulangan
1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih.
2) Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.
3) Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi indikator
yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
4) Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada
satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
b. Pembuatan Soal Ulangan
1) Pembuatan soal ulangan dilakukan oleh tiap-tiap guru mata pelajaran pada satuan
pendidikan.
2) Satuan pendidikan yang belum mampu membuat soal secara valid dan reliabel dapat
menggabung dengan satuan pendidikan yang lain melalui kegiatan KKG atau MGMP
Kab/Kota.
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, (pimpinan satuan pendidikan, komite
madrasah dan pihak yang berkepentinga ), supervisi, (kepala satuan pendidikan dan penilik atau
pengawas), evaluasi, (satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik, kepala satuan
pendidikan dan penilik atau pengawas), dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
21
BAB IV
STANDAR PENILAIAN
A. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik
penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal
merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses
pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri
dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah penilaian yang
dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka
penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan penilaian internal.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama madrasah untuk menilai kompetensi
peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar Isi menuntut cara
penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian
berbagai kompetensi peserta didik.
B. Pengertian Istilah
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses, pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan
perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodikuntuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan
pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan
merupakan satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan . Mata pelajaran yang diujikan
adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi, agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam PO
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH
BIDANG MADRASAH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA TENGAH
MEI 2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
sehingga Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
telah menyelesaikan buku Pedoman Penyelenggaraan Penddikan Madrasah untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah (MI, MTs, dan MA/MAK) yang disusun oleh tim. Tim ini
dibentuk oleh Kabid Pendidikan Madrasah dan anggota tim ini terdiri atas pemerhati dan
praktisi bidang pendidikan madrasah.
Penulisan pedoman ini melalui perjalanan yang cukup panjang, yaitu temu awal,
pengakajian bahan dasar, pengumpulan data lapangan, pengolahan data lapangan, penyusunan
naskah, penyusunan draf, reviu draf, dan penyuntingan akhir draf.
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua anggota tim yang telah
bekerja giat dengan semangat yang tinggi serta kepada semua pihak yang telah memberi
masukan pada draf pedoman ini, sehingga menjadi sempurna.
Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan
madrasah di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Semarang,
Mei 2013
a.n.Kepala
Kabid Pendidikan Madrasah
Drs. H. Jamun, M.Pd.I
NIP 196201041991031001
Tembusan
Ka Kanwil Kemenag Prov. Jateng
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Landasan Hukum
BAB II STANDAR ISI
A. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
B. Beban Belajar
C. Kalender Pendidikan
BAB III STANDAR PROSES
A. Perencanaan Proses Pembelajaran
B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
BAB IV STANDAR PENILAIAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Istilah
C. Pengertian Penilaian Kelas
D. Prinsip Penilaian
E. Teknik dan Instrumen Penilaian
F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
G. Penilaian oleh Pendidik
H. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
I. Penilaian oleh Pemerintah
J. Fungsi Penilaian Kelas
K. Rambu-rambu Penilaian Kelas
L. Macam-macam teknik penilaian
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan
yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan. Madrasah harus menyediakan,
mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana dan prasarana pendidikan dan
sumberdaya lainnya secara lebih baik. Madrasah juga harus bekerja sama dengan semua
pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Selain itu, madrasah
harus memperbaiki proses pelaksanaan/penyelenggaraan pendidikan, termasuk penataan
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Untuk itu, semua tindakan madrasah
harus akuntabel dan transparan agar madrasah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua
pemangku kepentingan.
Untuk menata penyelenggaraan pendidikan di madrasah, madrasah tidak punya
pilihan selain ’berpikir sebelum bertindak’, melakukan perencanaan atas semua hal dengan
baik dan teliti dalam sebuah ’dokumen kunci’ yang bernama Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah. Melalui pedoman ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah dapat telasana secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk membantu madrasah menyelenggarakan pendidikan secara akuntabel, Kantor
Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan
yang harus diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyelenggaraan
pendidikan madrasah tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
B.
Tujuan
Disusunnya buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Madrasah paling tidak ada 3 tujuan yang ingin dicapai. Ketiga tujuan
itu sebagai berikut.
1. Panduan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman kerja (kerangka
acuan) dalam mennyelenggarakan pendidikan di madrasah.
2. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah.
3. Pedoman ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk
melakukan refleksi mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan yang
diperlukan untuk pengembangan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah.
C.
Landasan Hukum
Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
memiliki landasan hukum yang kuat. Landasan hukum itu antara lain
sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4
6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
7. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
9. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
10. Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar
Isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
5
BAB II
STANDAR ISI
Standar isi merupakan satu bagian dari delapan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar isi memuat ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
yang secara keseluruhan mencakup: (1) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang
merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, (2) beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah, (3) kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan
penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan (4) kalender
pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
A. Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar Kurikulum
Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok
mata pelajaran:
a. Agama dan Akhlaq Mulia
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Estetika
e. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
2. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap mata pelajaran
dituangkan dalam bentuk kompetensi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum meliputi
komponen mata pelajaran, muatan/lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
a. Komponen Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan Permen Diknas nomer 22 tahun
2006 tentang Standar Isi yang merupakan standar minimal dan Peraturan Menteri Agama RI
No. 2 tahun 2008 tentang standar Kompetensi lulusan & Standar Isi PAI & Bahasa Arab di
Madrasah.
b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari
mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester. Ini berarti dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
c. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
6
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Dalam pelaksanaan pengembangan diri, satuan pendidikan mengembangkan/menyusun
kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) sebagai pedoman dalam penyusunan
silabus dan RPP.
Adapun struktur kurikulum dan beban belajar tiap-tiap jenjang sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
adalah sebagai berikut.
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Struktur kurikulum MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
Struktur kurikulum MI disajikan pada tabel berikut.
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
II
III
IV, V, dan VI
I
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
2
b. Akidah-Akhlak
2
c. Fikih
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
3. Bahasa Indonesia
5
4. Bahasa Arab
2
5. Matematika
5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
3
8. Seni Budaya dan Keterampilan
4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
4
Kesehatan
B. Muatan Lokal *)
2
C. Pengembangan Diri **)
2
Jumlah
31
31
33
39
Keterangan:
1) Pembelajaran di kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan di
kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2) *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3) **) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Struktur kurikulum MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII s.d. IX. Struktur kurikulum
MTs disajikan pada tabel berikut.
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas dan Alokasi Waktu
VII
VIII
IX
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
7
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Bahasa Inggris
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya
Pendidikan
Jasmani,
Kesehatan
11. Keterampilan/TIK
Olahraga,
dan
4
2
4
4
4
4
2
2
4
2
4
4
4
4
2
2
4
2
4
4
4
4
2
2
2
2
2
B. Muatan Lokal *)
2
2
2
C. Pengembangan Diri **)
2
2
2
Jumlah
42
42
42
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3.
Madrasah Aliyah
Struktur kurikulum MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X s.d. XII. Struktur kurikulum
MA disajikan pada tabel berikut.
Pengorganisasian kelas-kelas pada MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik dan kelas
XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program, yaitu
(1) Program Ilmu Pengetahuan Alam (Program IPA), (2) Program Ilmu Pengetahuan
Sosial (Program IPS), (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan. Struktur
kurikulum MA disajikan pada tabel berikut.
1) Kelas X
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Biologi
9. Kimia
10. Sejarah
11. Geografi
12. Ekonomi
13. Sosiologi
14. Seni Budaya
15. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
16. Teknologi Informasi dan Komunikasi
17. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
Alokasi Waktu
Semester 1 Semester 2
2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
46
2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
46
8
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
2) Program IPA
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Kimia
9. Biologi
10. Sejarah
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan/Bahasa Asing
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
4
2
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)
**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
3) Program IPS
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Sejarah
8. Geografi
9. Ekonomi
10. Sosiologi
11. Seni Budaya
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
2
2
2
2
4
2
4
4
3
3
4
3
2
9
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2
2
2
2
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
2
2
14. Keterampilan/Bahasa Asing
2
2
2
2
B. Muatan Lokal *)
2
2
2
2
C. Pengembangan Diri **)
2
2
2
2
Jumlah
45
45
45
45
Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran, tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
4) Program Bahasa
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an-Hadis
b. Akidah-Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Bahasa Asing *)
7. Matematika
8. Sastra Indonesia
9. Antropologi
10. Sejarah
11. Seni Budaya
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan
B. Muatan Lokal **)
C. Pengembangan Diri ***)
Jumlah
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
5
4
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
2
2
2
2
45
Keterangan:
*) Selain Bahasa Inggris, misalnya Jerman, Mandarin, Perancis, Jepang, Arab
**) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)
***) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
5) Program Keagamaan
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Akhlak
b. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
3
2
2
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
10
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9. Tafsir
10. Hadis
11. Fikih
12. Ilmu Kalam
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi
14. Keterampilan
B. Muatan Lokal *)
C. Pengembangan Diri **)
Jumlah
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
3
3
3
3
2
2
2
2
45
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
**) Bukan mata pelajaran. tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
B. Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program
pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem
tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
Satuan pendidikan MI melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan
sistem paket. Satuan pendidikan MTs, MA, dan MAK kategori standar menggunakan
sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan MA dan
MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada pedoman ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
Beban belajar berisi uraian tentang sistem penyelenggaran program pembelajaran yang
ditetapkan madrasah (sistem paket atau sistem kredit semester). Setiap mata pelajaran pada sistem
paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran yang meliputi Kegiatan Tatap Muka,
Penugasan Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri tidak terstruktur.
Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik, beban belajar, dan kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
tiap-tiap satuan pendidikan. Kegiatan tatap muka di tiap-tiap satuan pendidikan ditetapkan sebagai
berikut.
1. MI berlangsung selama 35 menit.
2. MTs berlangsung selama 40 menit.
3. MA/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban belajar kegiatan tatap muka mapel dan mulok per minggu pada setiap satuan
pendidikan madrasah ditetapkan sebagai berikut.
1.
MI
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MI
sebagai berikut.
- Kelas I s.d. kelas II adalah 31 jam pelajaran
- Kelas III adalah 33 jam pelajaran
- Kelas IV s.d. kelas VI adalah 39 jam pelajaran
11
2.
MTs
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu untuk MTs
sebagai berikut.
Kelas VII jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan mulok per
minggu adalah .... jam pelajaran.
Kelas VIII dan IX jumlah jam pembelajaran tatap muka mapel dan
mulok per minggu adalah 42 jam pembelajaran.
3. MA/MAK
Jumlah jam pembelajaran tatap muka mata pelajaran dan mulok per minggu MA/MAK sebagai
berikut.
Kelas X sebanyak 44 jam pembelajaran
Kelas XI- XII sebanyak 45 jam pelajaran
Untuk mapel Al Quran Hadis, Fiqih, SKI, Akidah Akhlaq, dan Bahasa Arab alokasi
waktunya ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar isi PAI & Bahasa Arab di Madrasah.
Tabel 1. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Mapel dan Mulok Keseluruhan untuk Setiap
Satuan Pendidikan Madrasah Minimal
Satuan
Pendidikan
Kelas
Satu
Jam
Pemb.
Tatap
Muka
(menit)
Jumlah
Jam
Pemb.
Per
Minggu
Minggu
Efektif per
Tahun
Pelajaran
I – II
III
35
35
31
33
34-38
IVVI
35
39
34-38
MTs
VIIIX
40
42
34-38
MA
X
XIXII
45
45
44
45
34-38
MAK
X
XI
-XII
45
45
44
45
MI
38
Waktu
Pembelajaran per
Tahun
884-1064 jam
pembelajaran
(30940 – 37240
menit)
1088-1216 jam
pembelajran
(38080-42560
menit)
1088-1216 jam
pembelajaran
(43520-48640
menit)
1292-1482 jam
pembelajaran
(58140-66690
menit)
1368 jam
pembelajaran
(61560 menit)
Jumlah Jam
per Tahun
(@60
menit)
516-621
635-709
725-811
969-1111,5
1026
(standar
minimum)
Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian ditentukan oleh pendidik. Bentuk penugasan terstruktur berupa
TR (tugas rumah; tugas yang dikerjakan di rumah sebagai kelanjutan proses pembelajaran di
sekolah), latihan uji kompetensi/soal, dan lain-lain.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh
peserta didik. Bentuk kegiatan mandiri tidak terstruktur bisa berupa tadarus di rumah,
melaksanakan sholat jamaah di masjid, mengamati prinsip kerja pengetahuan alam, dan atau
pengetahuan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
dalam sistem paket untuk MI 0 % s.d. 40 %, MTs 0% s.d. 50%, dan MA/MAK 0% s.d. 60%
dari waktu kegiatan tatap muka tiap mata pelajaran yang bersanguktan.
12
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam
tahun untuk MI, tiga tahun untuk MTs dan MA, dan tiga sampai dengan empat tahun
untuk MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta
didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Satuan Pendidikan, baik MTs, MA, atau MAK dapat memasukkan 1) pendidikan
kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik,
dan kecakapan vokasional dan 2) pendidikan berbasis keunggulan lokal atau pendidikan
berbasis Pendidikan Global.
C. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah
jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Alokasi
No.
Waktu pada Kelender Pendidikan
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
Minggu efektif
belajar
Minimum 34 minggu
dan maksimum 38
minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran
efektif pada setiap satuan pendidikan
2.
Jeda tengah
semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3.
Jeda antarsemester
Maksimum 2 minggu
Antara semester I dan II
4.
Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
5.
Hari libur
keagamaan
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan
lebih
panjang
dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
6.
Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
7.
Hari libur khusus
Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
13
No.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
14irri kekhususan masing-masing
8.
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
2. Penetapan Kalender Pendidikan
a. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun
berikutnya.
b. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia, dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah
tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan
hari libur khusus.
c. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk
satuan-satuan pendidikan.
d. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh tiap-tiap satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini
dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
3. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada satuan pendidikan. Pada awal tahun ajaran, setiap satuan pendidikan
madrasah mempersiapkan hal-hal sebagai berikut.
a. Kepala Madrasah berkewajiban membuat program yang mencakup:
1) Rencana Kerja
2) Kalender Pendidikan/Akademik
3) Perencanaan Proses Pembelajaran
4) Pelaksanaan Proses Pembelajaran
5) Penilaian Hasil Pembelajaran
6) Pengawasan Proses Pembelajaran
7) Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan madrasah yang mencakupi:
a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
b) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan
c) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
d) Peraturan Akademik
e) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan
Peserta Didik )
f) Tata Tertib, Pengaturan Penggunaan, dan Pemeliharaan Sarana Prasarana.
g) Kode Etik (Tata Krama) Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan
satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat.
b. Menyiapkan kegiatan masa orientasi peserta didik.
Permulaan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah pada hari Senin tanggal 15 Juli 2013.
Pelaksanaan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran dimulai pada tanggal 15 Juli 2013. Pada awal
tahun pelajaran madrasah menyiapkan kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) pada
setiap jenjang pendidikan, yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan belajar efektif. Adapun
materi MOS untuk siswa baru sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut.
1) Pengenalan lingkunagn madrasah
2) Wiyata mandala
3) Tata tertib dan kedisiplinan
4) Motivasi
5) Orientasi pendidikan madrasah
6) Akhlak/etika
7) Ibadah
8) Kreativitas
9) Dan lain-lain
14
Ketentuan MOS untuk tiap-tiap jenjang satuan pendidikan madrasah diatur sebagai
berikut.
1) MI
Untuk Kelas I I diisi dengan kegiatan Pengenalan Madrasah, yang mencakupi kegiatan:
a) Sosialisasi
b) Cara Belajar (belajar sambil bermain)
c) Kumpulan data kepentingan Tata Usaha Madrasah dan Komite Madrasah seperti
angket orangtua, dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut Buku Laporan
Pribadi atau Buku Induk Peserta Didik.
d) Kegiatan Keagamaan
Adapun untuk kelas II s.d. kelas VI dapat diadakan kegiatan yang bersifat
konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
yang mencakupi kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Penyusunan pengurus kelas
b) Pengenalan Warga Kelas
c) Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas
d) Kelompok belajar
e) Pembenahan 7 K
f) Kegiatan Keagamaan.
2) MTs dan MA/MAK
Kegiatan orientasi bagi peserta didik baru kelas VII untuk MTs dan Kelas X untuk
MA/MAK diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut.
a) Pengenalan Madrasah (Program, Struktur, Tata Tertib, Kode Etik (Tata Krama)
Madrasah dan lain-lain)
b) Penanaman konsep pengenalan diri peserta didik dan kegiatan keagamaan sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional
c) Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran
d) Kegiatan Kesiswaan
e) PBB
f) Pembentukan Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual, dan
tata cara diskusi kelompok yang dipandu oleh panitia dan wali kelas melakukan
bimbingan.
Semua kegiatan orientasi peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilai-nilai
pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang dilandasi nilainilai religius.
Kelas VIII dan IX untuk MTs dan XI dan XII untuk MA/MAK, bagi pengurus
OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik, sedangkan yang
tidak masuk dalam pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Menyusun pengurus kelas dengan programnya/materi pembelajaran kelas
Pembentukan belajar kelompok
Teknik berdiskusi
Cara belajar dan sistem pembelajaran
Kegiatan 7 K
Mencatat jadwal;
Menyusun tata tertib kelas;
Kegiatan keagamaan.
Menyampaikan materi pembelajaran selama 1 tahun termasuk indikator yang ingin
dicapai
j) Penelusuran bakat dan minat siswa
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh Wali Kelas masing-masing dengan melibatkan
guru yang mengajar di kelas tersebut.
4. Kegiatan setelah Semester
Kegiatan setelah semester gasal dan semester genap, setiap satuan pendidikan madrasah dapat
melakukan remidi bagi peserta didik yang belum tuntas dan diadakan kegiatan lomba
kreativitas peserta didik yang bertujuan mengembangkan bakat, minat, dan kepribadian
peserta didik dalam rangka mengembangkan pendidikan seutuhnya.
15
5. Kegiatan Satuan Pendidikan yang Melakukan Libur Bulan Ramadhan
Bagi satuan pendidikan madrasah yang melakukan libur bulan Ramadhan selain hari-hari
libur bulan ramadhan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut .
a. Selama libur bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman, pendalaman dan
amaliah agama, termasuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bernuansa moral.
Madrasah diharapkan dapat mendorong peningkatan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, baik yang diselenggarakan di madrasah maupun di
masyarakat.
Contoh kegiatan-kegiatan peserta didik selama libur madrasah pada bulan Ramadhan:
- Pesantren kilat, diisi dengan berbuka puasa bersama, tadarusan, shalat berjamaah, shalat
tarawih dengan berpedoman pada materi yang disampaikan dalam pelatihan guru
pembimbing pesantren kilat, diskusi/debat umum mujahadah/musyawarah, latihan
dakwah/ceramah, bakti sosial ke panti asuhan/yatim piatu dan pesantren,baca tulis dan
pendalaman Al-Qur’an, pengumpulan dan pembagian zakat fitrah, dan shalat Idul Fitri.
- Kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang relevan bernuansa moral, seperti diskusi tentang
bahaya narkoba, judi dan tawuran pelajar, belajar mandini, bakti sosial, dan pendidikan
lingkungan hidup.
b. Kegiatan peserta didik selama bulan Ramadhan dilaporkan. Kegiatan peserta didik MI dan
MTs dilaporkan oleh Kepala Madrasah kepada Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota c.q. Kasi Madrasah. Adapun kegiatan peserta didik MA/MAK dilaporkan
oleh Kepala Madrasah kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa
Tengah c.q. Kabid Madrasah.
16
BAB III
STANDAR PROSES
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan. Dalam
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dengan bentuk keteladanan. Hal-hal berkaitan
dengan standar proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007) sebagai berikut.
A. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
B.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per
kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran
setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca
dan menulis.
1. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar menurut Peaturan Bersama
antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor 04/VI/PB/2011 dan
Nomor MA/111/2011 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada TK/RA/BA dan
Sekolah/Madrasah adalah :
1) TK/RA/BA
: 25 peserta didik
2) SD/MI
: 40 peserta didik
3) SMP/MTs
: 40 peserta didik
4) SMA/MA
: 40 peserta didik
5) SMK/MAK : 40 peserta didik
Daya tampung kegiatan awal tahun dan waktu belajar berdasarkan Pedoman
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2013/2014 dari Direktorat
Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, adalah
sebagai berikut.
No.
Satuan Pendidikan
Katagori Standar
Katagori Standar
Nasional
1
RA
20 orang
-
2
MI
40 orang
28 orang
3
MTs
40 orang
32 orang
4
MA
40 orang
32 orang
c. Beban kerja guru
17
Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang guru
disebutkan :sebagai berikut.
1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
2) Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
3) Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam tugas
keprofesionalannya, meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Adapun beban kerja guru mencakup kegiatan pokok sebagai berikut.
1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada angka 1) di atas adalah sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh)
jam tatap muka dalam 1 ( satu ) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang
memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah daerah.
3) Pemenuhan beban kerja sebagaimana pada angka 2) diatas dilaksanakan dengan
ketentuan paling sedikit 6 ( enam) jam tatap muka dalam satu minggu pada satuan
pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.
d. Buku teks pelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
tentang Buku Teks Pelajaran disebutkan sebagai berikut.
1) Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya
disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar,
menengah, atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka
peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu
pengetahuan dan tehnologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan
kemampuan kinestesis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
2) Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi
pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.
3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks
pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.
4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan memperoleh
informasi tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas.
Adapun ketentuan penggunaan buku teks pelajaran adalah sebagai berikut.
1) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh madrasah dipilih melalui rapat guru
dengan mempertimbangkan komite madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang
ditetapkan oleh Menteri.
2) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran.
3) Selain buku teks pelajaran , guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan,
buku referensi dan sumber belajar lainnya.
4) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang
ada di perpustakaan madrasah.
e. Pengelolaan Kelas
1) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
18
2) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan
baik oleh peserta didik.
3) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
4) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta
didik.
5) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan
pada peraturan dan menyelenggarakan proses pembelajaran.
6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku,jenis
kelamin, dan status sosial ekonomi.
8) Guru menghargai pendapat peserta didik.
9) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.
10) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya.
11) Guru memulai dan
dijadwalkan.
mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, sekurang-kurangnya guru melaksanakan kegiatan sebagai
berikut.
1) Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
yang
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteritik peserta
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan
e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium, studio dan
lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru
19
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna;
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnukmeningkatkan prestasi
belajar;
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lesan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan;
i)
memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan.
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
(1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
(2) membantu menyelesaikan masalah;
(3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru
1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/kesimpulan
pelajaran;
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4) merencakanan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan ,layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menegah menggunakan berbagai teknik
penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
20
a. Jenis-jenis ulangan
1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih.
2) Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.
3) Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi indikator
yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
4) Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada
satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
b. Pembuatan Soal Ulangan
1) Pembuatan soal ulangan dilakukan oleh tiap-tiap guru mata pelajaran pada satuan
pendidikan.
2) Satuan pendidikan yang belum mampu membuat soal secara valid dan reliabel dapat
menggabung dengan satuan pendidikan yang lain melalui kegiatan KKG atau MGMP
Kab/Kota.
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, (pimpinan satuan pendidikan, komite
madrasah dan pihak yang berkepentinga ), supervisi, (kepala satuan pendidikan dan penilik atau
pengawas), evaluasi, (satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik, kepala satuan
pendidikan dan penilik atau pengawas), dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
21
BAB IV
STANDAR PENILAIAN
A. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik
penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal
merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses
pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri
dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah penilaian yang
dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka
penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan penilaian internal.
Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama madrasah untuk menilai kompetensi
peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar Isi menuntut cara
penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian
berbagai kompetensi peserta didik.
B. Pengertian Istilah
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses, pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan
perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodikuntuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan
pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan
merupakan satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan . Mata pelajaran yang diujikan
adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi, agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam PO