SEJARAH PERKEMBANGAN psikologi sejarah LISTRIK

SEJARAH PERKEMBANGAN LISTRIK

Listrik ada di alam sejak awal diciptakan bumi, namun beberapa tokoh meneliti hingga
ditemukannya listrik. Dalam hal kelistrikan, memang banyak tokohyang telah berpartisipasi.
Sebut saja de Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Cersted, dan Andre Marie Ampere. Mereka ini
dianggap “jago-jago” terbaik di bidang listrik. Namun,dari semua itu, orang tak boleh
melupakan satu nama yang sangat berjasa dan dikenal sebagai perintis dalam meneliti tentang
listrik dan magnet. Dialah Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris. Mihael faraday
menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk
membuat sesuatu benda bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan
“nenek moyang”dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini. Sejak
penemuannya yang pertama pada tahun 1821, Michael Faraday si ilmuwan otodidak ini
namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya dianggap sebagai pembuka jalan dalam bidang
kelistrikan.

Sejarah Penemuan Listrik
Posted on 27 February 2011 by Endi Sopyandi
Benjamin Franklin dikenal sebagai orang pertama yang menemukan listrik. Benjamin lahir pada
tahun 1705, dia mulai mempelajari listrik di awal tahun 1750an. Dia melakukan penelitian salah
satunya dengan eksperimen layang-layang untuk membuktikan keberadaan listrik alami. Pada
tahun 1752 dia melakukan ekperimen dengan memasang besi tajam pada ujung layang-layang

di ujung benang dipasang kunci.
Benjamin pertama kali yang menemukan prinsip dari aliran listrik dan juga memberi tanda
positif dan negatif untuk listrik. Dia kemudian mempublikasikan percobaannya yang
membuktikan bahwa petir sebenarnya juga adalah listrik, dengan menerbangkan sebuah
layang-layang pada saat badai. Dalam tulisannya, Benjamin Franklin menulis bahwa dia

menyadari bahaya yang bisa ditimbulkan dari percobaannya dan menawarkan alternatif lain
yang membuktikan bahwa petir adalah listrik, yang kemudian di tunjukkan dengan
menggunakan konsep listrik ground. Tidak seperti yang digambarkan orang bahwa percobaan
Benjamin dilakukan dengan cara menerbangkan layang-layang dan menunggu hingga layanglayang tersebut disambar petir. Benjamin menggunakan layang-layangnya hanya untuk
mengumpulkan listrik dari awan badai.
Percobaan terhadap listrik yang dilakukan oleh Benjamin, mengarahkan dia ke penemuannya,
yaitu penangkal petir. Dia menulis bahwa konduktor (penghantar listrik) dengan ujung yang
tajam memiliki kemampuan untuk menarik muatan listrik dan memiliki jangkauan
penarikan yang lebih jauh dibandingkan dengan konduktor dengan ujung yang tumpul. Dia
menyimpulkan bahwa pengetahuan akan hal ini ini bisa digunakan untuk melindungi rumah dari
bahaya tersambar petir, dengan memasang sebatang besi runcing seruncing jarum dan diberi
lapisan anti karat, yang diarahkan ke langit, dan pada kaki besi, diikatkan dengan kabel yang
menuju ke tanah. Penangkal petir ini akan menarik muatan listrik yang ada pada awan menuju
ke tanah sehingga muatan yang ada pada awan tidak cukup untuk menimbulkan petir dan kilat.

Selama tahun 1750-1850 banyak ditemukan penemuan-penemuan penting tentang prinsip kerja
listrik diantaranya oleh Volta, Couloumb, Gauss, Henry, dan Faraday.

Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan
terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander
Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan
komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti
pemasangan kabel komunikasitrans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif
pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya
antara tahun 1910-1920, terwujud sebuahtransmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio
AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian
diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada
tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh
tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistorpada tahun 1947 dan
rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan
teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya
pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok
Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat
upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun
mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu,

pada puncaknya melahirkanmikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat

keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang
pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog
mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat
telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal
merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang
saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atasinfrastruktur telekomunikasi
dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat
untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi
ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri
menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena
konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi
digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan)
'otak' manusia.

Temuan Riset
Buku Elektronik
Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk
menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah ebookdapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga

informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling
sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik
yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu
keping CD ataucompact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas
4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk
yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft
Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia.
Format multimedia memungkinkan e-book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga
suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat
dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan
bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal,
yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan
ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung
dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas
dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui
jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah

pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan
distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan
sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu
bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya
setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based
learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan
materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar
yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat
pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai
forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang
disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS
mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama
tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta
didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk
pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan
fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap
muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau
pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau
melalui video conference.


Penciuman elektronik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penciuman elektronik adalah suatu alat hasil dari penelitian yang kemampuannya ditujukan
untuk mendeteksi berbagai karakteristik aroma. Pendeteksi elektronik lumrah disebut dengan
penciuman bionik. Dalam sebuah kamus, Bionik adalah organ yang digerakkan dengan
elektronika.

Mekanisme penciuman pada manusia
Sinyal listrik yang dikirim ke otak akibat adanya interaksi zat dengan reseptor indra penciuman
menimbulkan sensasi wangi/bau. Reseptor ini merupakan sel saraf yang berupa benang halus.
Pada satu ujung sel saraf berinteraksi dengan zat berbau, sedangkan ujung yang lainnya
berkumpul dalam suatu tulang menuju bagian otak yang bertugas menerjemahkan sensasi dari
indra penciuman. Interaksi molekul dengan reseptor sampai dihasilkannya sinyal listrik
merupakan rangkaian proses yang terjadi dalam benang halus. Reseptor teraktifkan akibat dari
interaksi molekul dengan sel saraf reseptor.

Metode-metode sistem penciuman elektronik
Metode fuzzy learning vector quantization (flvq)
Metode flvq merupakan metode jaringan neural buatan berbasis vektor quantization yang
mengintegrasikan teori fuzzy dalam proses pembelajarannya dan mempunyai algoritma yang

sederhana tetapi berkemampuan tinggu dalam pengenalan aroma.
Sistem penciuman elektronik terdiri dari 3 bagian yaitu pertama, sistem sensor yang mengubah
besaran aroma menjadi besaran listrik, kedua, sistem elektronik yang mengukur besar
perubahan frekuensi sensor dan ketiga, sistem jaringan neural buatan yang melakukan
pengenalan aroma.
Fungsi jaringan neural buatan adalah menyerupai kelakuan otak manusia. Dimana beberapa
neuron berhubungan rapi satu sama lain.
Kemampuan kecepatan, ketepatan dan tingkat keakurasian yang tinggi pada sistim neural sangat
dibutuhkan oleh sistem penciuman elektronik. Maka metode fuzzy learning vector quantization
sangat diperlukan.

Metode Quartz Crystal Microbalance (QCM)
Awal alur kerja penciuman elektronik ini adalah dengan memasukkan uap aroma ke ruang
sensor lalu uap tersebut akan diekstraksi menjadi komponen penyusun uap. Tiap komponen itu
selanjutnya diukur intensitas dan konsentrasinya oleh sensor Quartz Crystal Microbalance
(QCM). Guna menangkap uap aroma, osilator dimodifikasi dan diberikan tambahan lapisan zat
kimia.

Perkembangan penciuman elektronik
Teknologi penciuman elektronik memang sangat ditunggu perkembangannya. Ilmuwan

mengalami kesusahan untuk mendeteksi dan mendiferensiasikan jenis aroma. Penciuman
manusia dapat mengenali jenis aroma antara 4.000 hingga 10.000 jenis. Di dalam penciuman
anda terdapat sekitar seratus juta alat pendeteksi aroma dan dapat mengenali jenis aroma
tercampur (maupun tidak) pada otak anda.
Berikut empat tanggal penting dalam sejarah dan perkembangan penciuman elektronik
(eNose) :
1. Pembuatan sensor gas pertama, Hartman 1954 2. Membangun array dari 6 termistors,
Moncrief 1961 3. Elektronik Pertama Hidung, Persaud dan Dodd, 1982 4. Ikegami (Hitachi
Research Laboratory, J) array untuk kualitas bau - 1985
Fungsi penciuman elektronik Salah satu fungsi utama teknologi ini berada dalam industri
makanan dan minuman, yaitu untuk memonitor atau mengontrol kualitas suatu produk atau
melakukan klasifikasi. Seperti pada proses pembuatan kopi, tembakau ataupun produk yang
akan diekspor ke negara asing. Selain itu dapat digunakan di daerah lain seperti minyak bumi
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif, deteksi bahan peledak, klasifikasi dan degradasi minyak
zaitun penelitian, pengembangan bidang lingkungan detektor bau aplikasi, aplikasi kontrol
kualitas dalam industri otomotif, membedakan antara sapi perah bersih dan tercemar, analisis
bahan baku kosmetik, serta banyak bidang penting lainnya seperti dalam bidang medis dan
ruang.
Berbagai aplikasi penciuman elektronik
Bidang kesehatan, keamanan dan ilmu pengetahuan


November 2008, Insinyur-insinyur Amerika Serikat dari Massachusetts Institute of Technology
(MIT) menemukan cara untuk membuat memproduksi massal sejumlah alat pengenal yang
dapat mendeteksi penyakit. Diabetes, Bladder, dan kanker kulit adalah beberapa jenis penyakit
yang dapat dideteksi
September 2008, pengembangan jenis biosensor telah teliti oleh ilmuwan dari Temple
University School of Medicine. Biosensor ini dapat mencium bahan peledak. Untuk membuat
alat ini, Danny Dhanasekaran dan kolega meneliti penciuman tikus dan mengaitkan dengan
protein yang mengandung warna hijau.
Maret 2009, peneliti dari Tel Aviv University (TAU) mengembangkan penciuman bionik yang
dapat mencegah bahan peledak, sekaligus mendeteksi gejala kanker awal. Penciuman bionik ini
dapat mendeteksi, mengenali dan memperbesar sinyal dari berbagai macam bahan seperti air
yang tercemar, bahan kimia pada bom, gejala awal kanker.
April 2009, Para ilmuwan di Korea Selatan berhasil membuat sebuah “hidung bio-elektronik”
jenis baru dengan cara menggabungkan reseptor-reseptor penciuman manusia dengan
nanoteknologi. Penemuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang
indera penciuman manusia. Dengan menempelkan protein-protein reseptor penciuman (hOR)
pada tabung-nano polimer penghantar dan dilekatkan ke sebuah array mikroelektroda untuk
membuat transistor efek-medan. Sistem yang dikembangkan oleh Tai Hyun Park dan Jyongsik
Jang dari Seoul National University memungkinkan perubahan sinyal listrik yang terjadi ketika

molekul-molekul bau terikat ke protein reseptor yang akan dideteksi.
September 2009, Paul Thomas mengepalai tim di University of New South
Wales, Sydney, Australia untuk mengembangkan alat pendeteksi perokok. Dengan
menggunakan 32 sensor array alat tersebut dapat mendeteksi 37 dari 39 relawan yang terdiri
dari perokok dan bukan perokok. Tim tersebut menyebutkan untuk mendeteksi perokok tidak
lagi memerlukan tes urin maupun tes darah. Namun alat ini baru dapat mendeteksi perokok
setelah beberapa jam usai merokok.
Bidang makanan
Maret 2008, meskipun alat yang dikembangkan peneliti the Nestlé Research Center
di Switzerland dapat mengenali 11 jenis espresso masih ada beberapa kesalahan. Para peneliti
juga ingin memasukkan 8 jenis espresso baru pada alatnya.
Di tahun 2009, dengan biaya kurang dari 10 juta rupiah Dr Muhammad Rivai ST MT menciptakan
penciuman elektronik. Penciuman elektronik buatan Indonesia ini mempunyai sensor yang
dapat mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa 32 jenis aroma. Diantaranya aroma apel,

melati, dan peppermint. Dosen Teknik Elektro ITS ini berharap alat tersebut dapat digunakan
untuk kebutuhan industri rokok, makanan dan minuman, hingga dunia kesehatan.
Bidang luar angkasa
National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengembangkan penciuman buatan
yang sangat sensitif untuk penjelajahan luar angkasa. Penciuman elektronik ini dapat

mendeteksi polusi pada pesawat ruang angkasa. Bahkan penciuman ini dapat membedakan bau
pisang dan susu. Kamampuan ini timbul berkat sensor kimia yang terhubung dengan komputer
dan dapat membedakan pola molekul.
Umum
"Era Perubahan" atau "era of change" merupakan suatu ucapan yang dengan tepat
menggambarkan suasana di mana perusahan-perusahaan penyedia tenaga listrik saat ini
berada. Dengan perkembangan deregulasi yang kini terjadi di banyak negara, berbagai masalah
yang dihadapi dan yang harus diselesaikan. Selain daripada itu, perubahan-perubahan terjadi
pula dalam bidang penyediaan tenaga listrik, antara lain dalam bidang teknologi pembangkitan
dan dalam bidang otomatisasi, yang kedua-duanya memberikan dampak yang besar pada
pengelolaan perusahaan listrik. Dalam uraian ini diusahakan untuk mengemukakan beberapa
kecenderungan perkembangan dalam dua bidang, yaitu teknologi pembangkitan dan teknologi
otomatisasi.

Beberapa Kecenderungan Perkembangan Teknologi Pembangkit Listrik
Kedua kemelut energi yang terjadi pada tahun 1973 dan tahun 1979 menyoroti masalah
ketergantungan suatu negara pada hanya satu jenis energi yang diimpor yaitu minyak. Hal ini
menyebabkan terjadinya permintaan untuk pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang dapat
mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat lima jenis bahan bakar untuk
pembangkitan tenaga listrik, yaitu batubara, gas, hidro, nuklir dan minyak. Kemudian
berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu keperluan peningkatan efisiensi pembangkitan dan
perlunya teknologi yang lebih bersahabat lingkungan. Aplikasi biomasa juga menjadi suatu
sasaran yang penting.
Teknologi turbin gas, siklus kombinasi dan kogenerasi. Turbin gas kini memegang peran penting
di dalam pengembangan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang baru. Peran itu tampaknya
masih akan berlanjut memasuki abad ke-21 yang akan datang. Sebab utama dominasi ini adalah
efisiensi termal yang tinggi. Perkembangan yang cepat dari teknologi turbin gas mulai awal
1990an meningkatkan efisiensi pusat listrik siklus kombinasi mendekati 60 persen dengan

mempergunakan gas bumi sebagai bahan bakar. Diperkirakan bahwa efisiensi ini masih akan
lebih meningkat lagi dalam beberapa tahun mendatang. Selain daripada itu, pembangkitan
siklus kombinasi dengan bahan bakar gas, sering disebut pusat listrik tenaga gas uap, atau
PLTGU, adalah relatif lebih murah dari PLTU-bataubara. Lebih baik lagi bilamana dapat diperoleh
pemasokan gas bumi dengan harga rendah. Selanjutnya juga dapat disebut bahwa gas bumi
sering disebut sebagai bahan bakar yang "bersih" sehingga sebuah PLTGU mengakibatkan
pencemaran lingkungan minimal. Indonesia, dalam hal ini PT PLN (Persero), kini telah banyak
mengoperasikan PLTGU. Dapat dikemukakan bahwa pada saat ini perusahaan Amerika GE
(General Electric) berusaha untuk meningkatkan efisiensi PLTGU yang dapat melampaui 60
persen dengan mempergunakan siklus kombinasi Kalina, yang mempergunakan sebagai fluida
kerja suatu campuran dari air dan amonia.
Teknologi kogenarsi, yang membangkitkan energi listrik dan panas dapat menghasilkan efisiensi
yang lebih tinggi lagi bahkan hingga 90 persen. Teknologi ini juga sudah dimanfaatkan di
beberapa pabrik di Indonesia.
Teknologi batubara bersih. Secara global, lebih banyak energi listrik dibangkitkan dengan
batubara dibandingkan dengan bahan bakar lain. Situasi ini tampaknya masih akan berlanjut
terus. Hal ini disebabkan bahwa cadangan batubara adalah besar. di lain pihak, masalah
batubara adalah bahwa pembangkitan tenaga listrik dengan bahan-bahan lain merupakan
kontributor pencemaran yang besar. Karenanya berbagai usaha dilakukan untuk mengurangi
masalah pencemaran itu, yang sering dinamakan teknologi batubara bersih.
Teknologi gasifikasi merupakan pemecahan yang kini mulai dipandang sebagai teknologi
batubara yang dapat memenuhi keperluan akan pembangkitan tenaga listrik yang bersih dan
efisien. Diperkirakan, bahwa pada awal abad ke-21, PLTU batubara dengan teknologi gasifikasi
akan mengeluarkan 99 persen lebih sedikit sulfur dioksida (SO2) dan abu terbang, serta 90
persen kurang nitrogen oksida (NOx) dari PLTU batubara masa kini. PLTU batubara gasifikasi juga
diperkirakan akan menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) dengan 35-40 %, menurunkan
buangan padat dengan 40-50 % dan menghasilkan penghematan biaya daya 10-20 %. Teknologi
gasifikasi digabung dengan teknologi turbin gas maju akan memegang peran utama dalam
pusat-pusat pembangkit gasifikasi terpadu. Gasifikasi batubara maupun minyak residu sudah
terjadi memanfaatkan kayu buangan atau bagas tebu juga menjanjikan. dengan meningkatnya
tuntunan-tuntunan lingkungan, kemungkinan besar teknologi gasifikasi akan menyebabkan
batubara akan dapat mempertahankan posisi utamanya sebagai bahan bakar untuk
pembangkitan tenaga listrik. Karena memiliki cadangan batubara yang cukup besar,terutama
yang berupa lignit, teknologi gasifikasi akan menjadi sangat penting bagi Indonesia di masa
mendatang. Di Amerika Serikat telah ada bebarapa proyek demontrasi siklus kombinasi gas
terpadu (Integrated Gas Combined Cycle, IGCC), antara lain Wabash River Repowering Project di

Indiana dengan daya 262 MW, dan Camden Clean Energy Demonstration Project di New Jersey
dengan daya 480 MW.
Teknologi pencairan batubara masih banyak terganggu oleh biaya yang tinggi. Negara yang
paling maju dalam bidang ini adalah Afrika Selatan. Negara ini memiliki beberapa pabrik yang
memproduksi batubara cair. Pabrik pertama adalah "Sasol One" terletak dekat kota Sasolburg,
yang sejak pertengah 1950an telah berproduksi. Pabrik kedua, "Sasol Two", terletak di kota
Secunde berproduksi sejak tahun 1980, dan pabrik ketiga, "Sasol Three", berproduksi sejak
tahun 1982.nuklri mengalami beberapa perkembangan yang terutama merupakan pembuatan
disain sedemikian hingga pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) generasi berikut menjadi lebih andal,
aman, ekonomis serta lebih mudah dioperasikan. Peningkatan keandalan dan keamanan
diperoleh pada penyederhanaan sistem pipa primer, perbaikan pada mekanisme batang kendali,
dan optimasi dari pendinginan intik dalam keadaan darurat. Peningkatan kemudahan operasi
dan pemeliharaan antara lain karena perbaikan sistem instrumentasi dan pengendalian.
Sedangkan penurunan biaya konstruksi dan operasi meningkatkan unjuk kerja secara ekonomis.
Juga diperoleh penurunan jumlah dari limbah radioaktif yang dihasilkan. Di antara model-model
baru dari beberapa pabrik dapat disebut ABWR (Advanced Boiling Water Reactor) dan SBWR
(Simplified Boiling Water Reactor), kedua-duanya dari General Electric Kemudian westinghouse
mengeluarkan tipe AP-600 sedangkan ABB-CE menghasilkan Sistem 80+. Sekalipun demikian
dapat dikemukakan, bahwa sangat sedikit terjadi pembangunan PLTN yang baru. Juga Indonesia
menangguhkan rencana pembangunan PLTN. Perkembangan terpesat PLTN kini terjadi di RRC,
yang diperkirakan akan memiliki 20 GW daya terpasang PLTN pada tahun 2010, yang selain
terbanyak terdiri atas PWR (Pressurized Water Reactor), juga akan membangun satu PLTN
Candu (Canadian Deuterium Uranium), teknologi dari Kanada.
Magneto hidrodinamika. Teknologi pembangkit tenaga listrik magneto hidrodinamika (MHD)
pada saat ini masih berada pada taraf pengembangan. PLT-MHD sistem terbuka dikembangkan
di Rusia, dan mempergunakan batubara sebagai bahan bakar. Gas panas yang diberi benih
dilewatkan suatu medan magnet yang kuat menghasilkan energi listrik arus searaha, yang
dengan sebuah inventer dijadikan arus bolak-balik. sebuah instalasi berupa pilot proyek (U-25)
MHD sebesar 25 MW dekat kota Moskow telah beroperasi. PLT-MHD sistem tertutup, yang
memperguankan gas mulia dan memanfaatkan gas bumi sebagai bahan bakar, dikembangkan di
Amerika Serikat. Antaralain westinghouse dan General Electric mengembangkan jenis
pembangkit tenaga listrik ini.
Sel bahan bakar. Teknologi sel bahan bakar sebagai pembangkit tenaga listrik mempergunakan
gas hidrogen sebagai bahan bakar. Pada asasnya cara kerja sel bahan bakar adalah kebalikan
dari prinsip elektrolisa. Perusahaan general Electric dan general Atomic mengembangkan

teknologi ini. Tokyo Electric Power Company di Tokyo, Jepang kini mengoperasikan sebuah pilot
projek sebesar 11 MW, dan Consolidated Edison Company sebesar 4,8 MW di New York.
Energi terbarukan. Kebanyakan sumber daya energi terbarukan merupakan pendatang baru
dalam bidang pembangkitan tenaga listrik. Penggunaan angin, panas bumi dan energi surya
meningkat dalam tahun-tahun 1970-an dan 1980-an. Hal ini disebabkan terjadinya kemajuan
teknologi, implementasi kebijakan pemerintah dan juga sebagai reaksi terhadap kemelut energi
yang terjadi pada dekade 1970-an. Pemanfaatannya yang berlanjut juga disebabkan adanya
persepsi nahwa energi terbarukan adalah bersahabat lingkungan dan juga mengurangi impor
jenis bahan bakar lain. Akan tetapi, hingga kini pangsa pembangkitan tenaga listrik yang berasal
dari energi terbarukan, termasu tenaga hidro, masih relatif kecil. Pada saat ini peran yang agak
besar dari biomasa, angin dari sel suryaphotovoltaik, adalah pada listrik pedesaan. Peranan ini
akan dapat menjadi lebih besar bilamana harga bahan bakar fosil akan banyak meningkat.
Indonesia agak banyak memanfaatkan teknologi sel surya fotovoltaik untu listrik pedeaan.
Beberapa Perkembangan Teknologi Otomatisasi
Kemajuan-kemajuan yang terjadi dalam teknologi komputer dan komunikasi merupakan daya
dorong penggunaan otomatisasi dalam semua industri, termasuk usaha penyediaan tenaga
listrik. Era pemanfaatan komputer untuk aplikasi pemonitoran dan pengendalian berawal tahun
1950-an, terutama pada pusat-pusat tenaga listrik. Pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an terjadi
peningkatan tajam dalam otomatisasi daya sebagai mini komputer. Muncul antara lain sistem
SCADA (Supervisory Central and Data Acquisition) dan EMS (Energy Management Syatem).
Secara umum dapat dikatakan, bahwa banyak kemajuan terjadi dalam bidang-bidang
komunikasi, pembangkitan, operasi distribusi dan layanan pelanggan.
Teknologi komunikasi memegang peran penting dalam industri penyediaan tenaga listrik. Pada
umumnya, perusahaan-perusahaan memiliki dan mengoperasikan sistem komunikasi dengan
kemampuan yang terbesar di banyak negara. Antara laian dapat dikemukakan pemanfaatan PLC
(Power Line Carriers) antar pusat tenaga listrik melalui saluran-saluran transmisi. Teknologiteknologi baru seperti pemanfaatan satelit, serta serat optik dan sistem komunikasi seluler kini
telah mencapai tingkat pemantapan yang tinggi, sehingga banyak dimanfaatkan oleh bidang
penyediaan tenaga listrik. Perusahaan listrik berada dalam posisi yang kuat untuk bersaing
dalam bidang komunikasi, karena memiliki lahan maupun tiang atau menara guna menggantung
atau memasang serat atau kabel yang diperlukan. Selain dari itu banyak menara radio yang
telah dipasang yang dapat dipakai sebagai antena. Penggunaan teknologi komunikasi yang
mutakhir akan senantiasa diperlukan dan dimanfaatkan dalam bidang industri penyediaan
tenaga listrik.

Pembangkitan tenaga listrik mengalami banyak dampak sebagai akibat deregulasi dan kompetisi
yang terjadi dalam industri penyediaan tenaga listrik. Untuk menjadi kompetitif, perusahaan
listrik perlu lebih memusatkan pemikiran pada keperluan para pelanggan. Sejumlah perusahaan
listrik yang berfikir ke depan telah melakukan restrukturisasi usahanya dengan membentuk anak
perusahaan pembangkitan (APP) dan anak perusahaan distribusi (ADP). Terbukanya akses pada
jaringan transmisi mengakibatkan terjadinya perusahaan pembangkitan independen (PPI).
Bahkan saluran transmisi akan dapat menjadi suatu perusahaan tersendiri. Dan dimungkinkan
bahwa APP maupun PPI memiliki pelanggan tersendiri melalui perusahaan transmisi. Kiranya
jelas, bahwa perkembangan-perkembangan ini membawa akibat besar terhadap operasi sistem
yang memerlukan otomatisasi dengan taraf yang sangat canggih.
Distribusi tenaga listrik juga mengalami perubahan dinamika karena deregulasi. Otomatisasi dan
pengendalian beban merupakan aspek-aspek yang banyak terpengaruh. Pengendalian beban
didefinisikan sebagai kemampuan untuk pengendalian dari jarak beban pemakai dari satu
tempat terpusat. dalam konteks ini pengelolaan sisi pemakai (demand-side) management) tidak
termasuk pengendalian beban. Apakah pengendalian beban di waktu mendatang menjadi lebih
penting, tergantung dari pertumbuhan otomatisasi di dalam operasi distribusi. Dalam banyak
hal akan diperlukan sistem pengendalian yang lebih canggih daripada yang kini dipakai. Sistemsistem GIS (Geographic Information System) semula merupakan sistem-sistem pemetaan dan
pengelolaan fasilitas yang berawal di bagian teknik. Fasilitas-fasilitas itu kemudian dilengkapi
dengan kemampuan utnuk mengikuti fasilitas-fsilitas distribusi. Walau semula sistem GIS kurang
disukai, terutama karena biayanya tinggi, tuntutan-tuntutan masa kini menyebabkan bahwa GIS
diperlukan dan mendukung perkembangan perusahaan, terutama di masa mendatang, dengan
perluasan fasilitas distribusi yang cepat.
Pelayanan pelanggan kini kian lama menjadi kian penting. Salah satu bidang adalah pembacaan
pengukuran otomatik (PPA). Biayanya hingga kini masih terasa tinggi dan karenanya dibatasi
pada pelanggan besar seperti industri, pusat belanja, ataupun gedung-gedung tinggi.
Pencatatan dan pelaporan pemadaman juga merupakan suatu bidang layanan yang masih
lemah. Pada saat ini perusahaan listrik mencari peralatan yang memiliki kemampuan mencatat
terjadinya pemadaman. Bilamana hal itu terjadi, alat itu melaporkan adanya pemadaman.
Beberapa perusahaan listrik menyediakan peralatan di mana pelanggannya memasukkannya ke
dalam outlet listrik dan telepon. Bilamana pemadaman terjadi, alat ini melaporkannya kepada
perusahaan listrik. hal ini sangat banyak meningkatkan layanan pelanggan. Selain itu, layanan
pelanggan masih dapat lebih ditingkatkan dalam bidang pembuatan rekening, dan pengelolaan
sisi pemakai.

Penutup
Dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan perkembangan teknologi yang kini
terjadi, beberapa catatan dapat dibuat. Penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar
pembangkitan energi listrik akan meningkat dengan pesat di mana-mana. Pemanfaatan
batubara juga akan meningkat, sekalipun tidak setajam gas. Posisi batubara sebagai bahan bakar
utama akan dapat dipertahankan. Pemanfaatan minyak akan banyak menurun. Minat akan
energi terbarukan akan meningkat juga, sekalipun secara relatif memiliki peran yang masih kecil.
Sedangkan permintaan akan energi nuklir secara global tidak akan seberapa meningkat.
Efisiensi pembangkitan tenaga listrik akan meningkat, bukan saja karena teknologi
pembangkitannya menjadi lebih baik, akan tetapi juga karena pengusahaan tenaga listrik makin
lama makin banyak mempergunakan otomatisasi. Layanan pelanggan juga akan meningkat
disebabkan faktor otomatisasi. Dan juga perlu disebut masalah lingkungan akan menjadi lebih
kecil karena perkembangan teknologi yang lebih bersahabat lingkungan.