Hukum Perjanjian Internasional Sebagai M

Hukum Perjanjian Internasional Sebagai Media
Untuk Mengakomodasikan Kepentingan Bersama
Negara-Negara di Dunia
DEKLARASI BANGKOK

ROBERT PRANATA
110101111 30430

Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Kerjasama

antarnegara

saat ini sudah

tidak

dapat


lagi

dihindarkan. Bentuk kehidupan yang kompleks sangat rentan
untuk tejadi perselisihan. Untuk menghindari agar perselisihan
tidak terjadi maka masyarakat internasional harus senantiasa
bertumpu pada norma atau aturan. Aturan tersebut tidak
hanya dibuat untuk menghindari perselisihan, akan tetapi juga
untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan
antarnegara. Perwujudan kerjasama tersebut dituangkan dalam
bentuk perjanjian.
Tidak

dapat

dinafkan

betapa batas-batas

teritorial


suatu

negara nasional kini tidak lagi menjadi penghalang bagi
berbagai aktivitas ekonomi yang semakin pesat. Demikian pula
lahan

beroperasinya

pekerjaan

hukum

yang

semakin

mendunia. Dalam perkembangan kehidupan bersama manusia
yang cenderung semakin tidak mengenal batas negara ini,
boleh


jadi

kesepakatan

antar

negaranegara

dalam

menyelesaikan berbagai persoalan yang dituangkan dalam
bentuk perjanjian internasional merupakan sumber hukum
yang semakin penting. Persoalannya, karena semakin banyak
masalah transnasional yang memerlukan pengaturan yang
jangkauannya hanya mungkin dilakukan dengan instrumen
perjanjian

internasional.

Hal


itu

disebabkan

perjanjian

internasional sudah berhasil menciptakan norma-norma hukum
baru yang diperlukan untuk mengatur hubungan antar negara

dan antar masyarakat negara-negara yang volumenya semakin
besar, intensitasnya semakin kuat, dan materinya semakin
kompleks.
Perjanjian Internasional adalah hasil kesepakatan yang dibuat
oleh subyek hukum internasional baik yang berbentuk bilateral,
reginal maupun multilateral.
Perjanjian Bilateral adalah perjanjian apabila yang menjadi
pihak dua negara, sedangkan regional adalah perjanjian
apabila yang menjadi pihak negara-negara dalam satu kawasan
sedangkan multilaretal adalah perjanjian yang apabila pihaknya

lebih dari dua negara atau hampir seluruh negara di dunia dan
tidak terikat dalam satu kawasan tertentu. Sedangkan menurut
Konvensi wina Pasal 2 1969, Perjanjian Internasional (treaty)
didefnisikan sebagai: “Suatu Persetujuan yang dibuat antara
negara

dalam

bentuk

tertulis,

dan

diatur

oleh

hukum


internasional, apakah dalam instrumen tunggal atau dua atau
lebih instrumen yang berkaitan dan apapun nama yang
diberikan padanya.”
Defnisi ini kemudian dikembangkan oleh pasal 1 ayat 3
Undang-undang Republik Indonesia nomor 37 tahun 1999
tentang Hubungan Luar Negeri yaitu: Perjanjian Internasional
adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun, yang
diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh
pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara,
organisasi internasional atau subyek hukum internasional
lainnya,

serta

menimbulkan

hak

dan


kewajiban

pada

pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik”.

Makalah ini berisikan lebih mendalam tentang manfaat hukum
perjanjian

internasional

sebagai

media

untuk

mengakomodasikan kepentingan bersama negara-negara di
dunia khususnya di tingkat ASEAN berdasarkan isi perjanjian
“Deklarasi Bangkok”.


B.

RUMUSAN MASALAH

1.

Apa pengertian hukum perjanjian internasional?

2.

Bentuk -bentuk perjanjian Internasional

3.

Sejarah terbentuknya ASEAN

4.

Isi Deklarasi Bangkok


C.

TUJUAN

1.

Untuk mengetahui apa pengertian hubungan internasional;

2.

Untuk

mengetahui

bentuk



bentuk


perjanjian

internasional;
3.

Untuk mengetahui sejarah terbentuknya ASEAN

4.

Untuk mengetahui isi dari deklarasi Bangkok

D.

MANFAAT

Memahami secara luas dan mendalam tentang manfaat hukum
perjanjian

internasional


sebagai

media

untuk

mengakomodasikan kepentingan bersama negara-negara di
dunia khususnya di tingkat ASEAN berdasarkan isi perjanjian
“Deklarasi Bangkok”.

BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bila

PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
bertitik

pengertian

tolak

pada

perjanjian

keanekaragaman

pendapat

para

internasional,

pengertian.

Hal

ini

ahli

mengenai

kita

menemukan

tentu

saja

dapat

dimengerti karena para ahli tersebut mendefnisikan perjanjian
internasional berdasarkan sudut pandang masing-masing.
Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan beberapa pendapat
dari para ahli hukum internasional, antara lain :
Pengertian yang dikemukakan oleh Mohctar Kusumaatmadja,
SH,

yaitu

“Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan
antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk
mengakibatkan akibat hukum tertentu”.
Pengertian yang dikemukakan oleh G Schwarzenberger yaitu
“Perjanjian Internasional sebagai suatu subjek-subjek hukum
internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang
mengikat dalam hukum internasional dapat berbentuk bilateral

maupun multilateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain
lembaga-lembaga internasional juga Negara-Negara”.
Pengertian yang dikemukakan oleh Oppenheim Lauterpacht
yaitu
“Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara
yang

menimbulkan

hak

dan

kewajiban

diantara

pihak

1969,

yaitu

tersebut”.
Defnisi

dari

Konvensi

Wina

tahun

“perjanjian internasional yaitu perjanjian yang diadakan oleh
dua Negara atau lebih yang bertujuan untuk mengadakan
akibat-akibat hukum tertentu. Tegasnya mengatur perjanjian
antarnegara selaku subjek hukum internasional.
Berdasarkan pengertian diatas, terdapat sedikit perbedaan
namun pada prinsipnya mengandung dan memiliki tujuan yang
sama.
Berkenaan dengan hal diatas tersebut, maka setiap bangsa dan
Negara yang ikut dalam suatu perjanjian yang telah mereka
lakukan,

harus

menjunjung

tinggi

semua

dan

seluruh

peraturan-peraturan atau ketentuan yang ada di dalamnya.
Karena

hal

tersebut

merupakan

asas

hukum

perjanjian

bahwa”Janji itu mengikat para pihak dan harus dilaksanakan
dengan itikad baik”. Asas ini disebut dengan asas pacta sunt
servanda.
Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, misalnya ada sebagian
Negara atau bangsa yang melanggar dalam arti tidak mentaati
aturan-aturan yang telah diputuskan sebelumnya, maka tidak
mustahil bukan kedamaian atau keharmonisan yang tercipta,

tetapi barangkali saling bertentangan diantara Negara-negara
yang melakukan perjanjian tersebut.

B. BENTUK-BENTUK PERJANJIAN INTERNASIONAL
Traktat
Traktat atau treaty dipergunakan untuk perjanjian-perjanjian
internasional

antara

negara-negara

yang

substansinya

tergolong penting bagi para pihak. Sebagai contoh perjanjian
internasional jenis ini ialah perjanjian persahabatan dan kerja
sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in
Southeast Asia) tertanggal 24 Februari 1976.
Pakta (Pact)
Pact merupakan perjanjian yang digunakan untuk perjanjianperjanjian internasional dalam bidang militer, pertahanan, dan
keamanan.

Sebagai

contoh

perjanjian

tentang

organisasi

kerjasama pertahanan dan keamanan Atlantik Utara (NATO)
dan Pakta Warsawa.
Konvensi (Convention)
Istilah convention mencakup
internasional

secara

juga

umum.

pengertian

Dengan

perjanjian

demikian,

menurut

pengertian umum, istilah convention dapat disamakan dengan
pengertian umum treaty. Istilah konvensi digunakan untuk
perjanjian-perjanjian multilateral yang berangotakan banyak
pihak dan mengatur tentang masalah yang besar dan penting
dan

dimaksudkan

untuk

berlaku

sebagai

kaidah

hukum

internasional yang dapat berlaku secara luas, baik dalam ruang
lingkup regional maupun umum.
Sebagai contoh perjanjian internasional jenis ini ialah Konvensi
Jenewa

tahun

1949

Perang, Konvensi

tentang

Wina

Perlindungan

1963

tentang

Korban
Hubungan

Konsuler, Konvensi Internasional Tentang Teknologi Informasi.
Piagam (Charter)
Pada umumnya, istilah charter digunakan sebagai perangkat
internasional dalam pembentukan (pendirian) suatu organisasi
internasional. Charter berasal dari kataMagna Carta. Sebagai
contoh PBB yang piagamnya secara otentik disebut the Charter
of

the

United

Organization

Nations
of

of

1945 dan the

American

Charter

States

of

of

the

1952.

Deklarasi (Declaration)
Deklarasi merupakan perjanjian yang ringkas dap padat yang
berisi ketentuan-ketentuan umum dimana para pihak berjanji
untuk melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu dimasa
yang

akan

datang.

Contohnya

ialah

Deklarasi ASEAN(ASEAN Declaration) tahun 1967 dan Deklarasi
Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia (Universal Declaration
on Human Rights) tahun 1948.
Protokol
Terminologi protocol digunakan untuk perjanjian internasional
yang

materinya

lebih

atau convention. Protocol

sempit
digunakan

dibanding
untuk

treaty

memberikan

amandemen

atau

pelengkap

internasional

sebelumnya

terhadap

atau

persetujuan

memperpanjang

masa

berlakunya suatu perjanjian atau konvensi yang sudah hampir
berakhir

masa

Pengunaan

protokol

berlakunya.

tersebut

memiliki

berbagai

macam

keragaman yaitu :
a. Protocol of signature
b. Optional protocol
c. Protocol based on a framework treaty
Protokol ini merupakan sebagai tambahan dari perjanjian
utamanya. Sebagai contohProtocol Kyoto, tahun 1987 Montreal
Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer adopted
on the basis of Arts. 2 and 8 of the 1985 Vienna Convention for
the Protection of the Ozone Layer.
Persetujuan (Agreement)
Menurut pengertian umum, agreement mencakup seluruh jenis
perangkat internasional dan biasanya mempunyai kedudukan
yang lebih rendah daripada traktat dan konvensi. Agreement
digunakan untuk perjanjian yang mengatur materi mengenai
bidang ekonomi, kebudayaan, teknik, dan ilmu pengetahuan.
Contohnya: Agreement
Republic

of

Commonwealth

Between

Indonesia
of

and

Australia

the
the

Government
Government

Establishing

Certain

of

the

of

the

Seabed

Boundaries, Mei 18, 1971 (Persetujuan antara Pemerintah
Republik

Indonesiadan

Persemakmuran

Australia

tentang

Penetapan Garis-Garis Batas Dasar Laut Tertentu, tanggal 18
Mei 1971).

Memorandum of Understanding sebuah perjanjian yang berisi
pernyataan persetujuan tidak langsung atas perjanjian lainnya;
atau pengikatan kontrak yang sah atas suatu materi yang
bersifat informal atau persyaratan yang longgar, kecuali
pernyataan tersebut disertai atau merupakan hasil persetujuan
atau kesepakatan pemikiran dari para pihak yang dikehendaki
oleh keduanya untuk mengikat.
Final Act
Final Act adalah suatu dokumen yang berisikan ringkasan
laporan sidang dari suatu konfensi dan yang juga menyebutkan
perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan
oleh

konferensi

anjuran

atau

tersebut

harapan

dengan
yang

kadang-kadang

sekiranya

dianggap

disertai
perlu.

Contohnya ialah Final Act General Agreement on Tarif and
Trade (GATT) tahun 1994.‡
Statuta
Istilah statuta (Statute) biasa dipergunakan untuk perjanjianperjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu
organisasi internasional. Organisasi atau lembaga internasional
yang

menggunakan

adalahMahkamah

istilah

statuta

Internasional

untuk

piagamnya

Permanen dan Mahkamah

Internasional yang masing-masing piagamnya disebut Statute
of Permanent Court of International Justice, dan Statute of
International Court of Justice.

Kovenan
Istilah

kovenan

(covenant)

juga

mengandung

arti

yang

sama dengan piagam, jadi digunakan sebagai konstitusi suatu
organisasi internasional. Sebuah organisasi internasional yang
konstitusinya memakai istilah covenan dalah Liga BangsaBangsa (Covenant of the League of Nations). Di samping itu
suatu perjanjian yang bukan merupakan konstitusi organisasi
internasional ada juga yang memakai istilah covenantseperti
Kovenan Intenasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, tanggal
16 Desember 1966 (Internasonal Covenant on Civil and Political
Rights of December 16. 1966) dan Kovenan Internasional
tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, 16 Desember
1966 (International Covenant on Economic, Social, and Cultural
Rights, December 16, 1966).
General

Act

Suatu general act adalah benar-benar sebuah traktat tetapi
sifatnya mungkin resmi mungkin juga tidak resmi. Nama
general

act

dipakai

oleh

Liga

Bangsa-bangsa

dalam

kasus General Act for the Pasifc Settlement of International
Disputes yang dikeluarkan oleh Majelis Liga pada tahun 1928
dan naskah revisinya disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa tanggal 28 April 1949.
C. SEJARAH TERBENTUKNYA ASEAN
Isu

perdamaian

menjadi

sangat

membooming pasca-Perang

Dunia II di dunia internasional. Kesadaran akan banyaknya
kerugian yang dibawa sebagai dampak perang antarpihak atau
negara yang sedang bertikai adalah hal yang paling mendasar

dalam pemikiran ini. Kesadaran bahwa dibutuhkannya teman
sejawat

khususnya

yang

seregion

untuk

tetap

menjaga

kestabilan dunia internasional pun sangat mendarah-daging.
Karena itu lah sehingga banyak kesepakatan-kesepakatan
antarnegara yang terletak di kawasan yang sama untuk
mengadakan

sebuah

organisasi

regional

yang

dapat

memudahkan antarnegara anggotanya untuk saling menjaga
dan membantu untuk kemajuan diberbagai bidang, begitu pun
di kawasan Asia Tenggara.
Sabtu, 8 Agustus 1967 Pertemuan lima menteri luar negeri
para negara pendiri yang diadakan selama empat hari, yakni
mulai pada 5 Agustus 1967 membuahkan sebuah kesepakatan
kawasan dalam wajah Deklarasi Bangkok. Deklarasi Bangkok ini
pun yang menandai telah lahirnya sebuah organisasi kawasan
yang beranggotakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara
dengan diprakarsai oleh 5 negara pendiri, yakni Indonesia,
Malaysia, Thailand, Filiphina, dan Singapura dengan wakilnya
masing-masing
Indonesia),

yaitu,

Tun

Adam

Abdul

Malik

Razak

(Menteri

(Pejabat

Luar

Perdana

Negeri
Menteri

Malaysia), Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand),
Narcisco

Ramos

Rajaratnam

(Menteri

(Menteri

Luar

Luar
Negeri

Negeri

Filiphina),

Singapura).

dan

Organisasi

Regional di Kawasan Asia Tenggara ini kita kenal dengan nama
ASEAN hingga saat ini dengan kepanjangan Association of South
East Asia Nation, dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan istilah
Perbara (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara).

D. ISI PERJANJIAN BANGKOK
Untuk sebuah organisasi region yang diharapkan bertahan
untuk masa yang cukup lama, lahir dengan hanya sebuah
Deklarasi yang disebut Deklarasi Bangkok memang miris
karena tidak memiliki kedaulatan hukum atau justifkasi hukum
yang kuat dan tidak terlalu mengikat bagi negara-negara
anggotanya. Namun, hal ini lah yang memang dibutuhkan oleh
ASEAN kala itu, sebuah organisasi yang tetap menghargai
kedaulatan individu negara-negara anggotanya, tetapi tetap
memiliki semangat interkawasan yang dikenal dengan prinsip
utama Asean atau Treaty of Amity and Cooperation (1976).
Kesepakatan yang disepakati oleh kelima menteri luar negeri
negara pendiri ASEAN tersebut memiliki isi :
Deklarasi Bangkok
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan social,
dan perkembangan kebudayaan di Asia Tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
3. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk
kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, social,
teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
4. Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah
organisasi regional dan internasional yang ada.
5. Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan,
pelatihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

Untuk melaksanakan tujuan seperti yang tercantum pada
Deklarasi Bangkok, disusunlah kemudian program organisasi
sebagai berikut :
Pertemuan para kepala pemerintahan. Pertemuan ini biasa
disebut dengan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN)
atau biasa juga disebut “ASEAN Summit”.
 Sidang tahunan para menteri luar negeri.
 Sidang tahunan para menteri ekonomi.
 Sidang para menteri non-ekonomi.
Sifat keanggotaan ASEAN adalah terbuka bagi semua negara
yang ada di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, atas
persetujuan kelima negara pendiri ASEAN yang telah lebih dulu
menjadi anggota ASEAN, sejak tanggal 7 Januari 1984, Brunei
Darussalam masuk sebagai anggota baru yang keenam dalam
ASEAN. Selanjutnya tanggal 28 Juli 1995, Vietnam resmi
diterima sebagai anggota ASEAN yang ketujuh. Laos dan
Myanmar masuk sebagai anggota kedelapan dan kesembilan
secara bersamaan pada tanggal 23 Juli 1997, sedangkan
Kamboja masuk sebagai anggota kesepuluh pada tanggal 16
Desember 1998. Apakah Kamboja akan mengunci keanggotaan
ASEAN atau kah pintu untuk masuk ke ASEAN yang masih
terbuka lebar bagi Timor Leste akan disambut baik, belum ada
pihak yang mengetahui pasti. Yang pasti, hingga saat ini, Timor
Leste masih sering aktif sebagai observer dalam setiap forum
yang dilaksanakan oleh ASEAN.
Kerja sama negara-negara yang menjadi anggota ASEAN
meliputi bidang ekonomi, politik, dan sosial-budaya. Untuk

lebih jelas, akan coba saya bahas beberapa kerja sama negaranegara Anggota ASEAN dalam berbagai bidang tersebut.
Bidang Ekonomi
Melaksanakan proyek industry bersama negara-negara anggota
ASEAN, dengan pembagian saham (modal yang ditanam)
adalah 60% dari negara tempat industry tersebut dan 40%
dibagi sama rata di antara negara anggota ASEAN lainnya.
Proyek-proyek yang sudah dilaksanakan dengan system ini
antara lain:
-

Pabrik Pupuk Urea Amonia di Aceh, Indonesia

-

Pabrik Pupuk Urea Amonia di Malaysia

-

Pabrik Diesel Marine di Singapura

-

Pabrik Super Fosfat di Filiphina

-

Pabrik Abu Soda di Thailand

-

Pabrik Vaksin di Singapura

-

Pabrik Industri Tembaga di Filiphina

Proyek keja sama dalam bidang ekonomi dengan wajah seperti
ini

dilaksanakan

atau

diterapkan

pada

masa

sebelum

disepakatinya AFTA (Asean Free Trade Area – Area Pasar Bebas
Asean) pada tahun 2003. Untuk masa sekarang, kerja sama
dalam bidang ekonomi sudah lumayan banyak, mengingat
telah ditetapkannya AFTA (Asean Free Trade Area – Area Pasar
Bebas Asean) yang membuat proses ekonomi lintas teritori
negara lebih mudah dan birokrasi yang biasa mempersulit
administrasi investasi menjadi lebih longgar.
Meningkatkan
mengurangi

kerja

sama

beamasuk

perdagangan,

untuk

perdagangan

dengan

cara

ekspor-impor

antara

sesame

negara

implementasi ASEAN

ASEAN.

Bahkan

Community ( dalam

untuk

salah

satu

pilarnya ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi
ASEAN) yang direncanakan akan berlaku efektif pada 2015
nanti,

beamasuk

untuk

barang

dagang

ekspor-impir

antarnegara anggota ASEAN akan dihapuskan.
Bidang Politik
1. Mengadakan perjanjian ekstradisi antara anggota ASEAN.
Meskipun sampai sekarang Singapura masih belum mau
menyepakati

perjanjian

ektradisi

dengan

Indonesia

berkaitan dengan para koruptor yang menginvestasikan
uang kotornya di Singapura yang merupakan sumber
devisa Singapura.
2. Bekerja

sama

menanggulangi

narkotika

dan

obat

kebudayaan

dan

terlarang lainnya.
Bidang Sosial dan Budaya
 Mengadakan

tukar-menukar

misi

kesenian, misalnya pernah ada acara “Titian Muhibah”
yang merupakan hasil kerja sama TVRI (Televisi Republik
Indonesia – Indonesia) dan RTM (Malaysia)
 Mengadakan pesta olahraga bersama yang disebut SEA
GAMES, diselenggarakan selama dua tahun sekali dengan
tuan

rumah

tempat

penyelenggaraan

diacak

bergantian.
 Meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata.

secara

Adapun prinsip-prinsip utama ASEAN atau Treaty of Amity and
Cooperation(1976) yang dipegang teguh oleh para anggotanya
untuk menjaga hubungan dengan hanya berpegang teguh oleh
sebuah Deklarasi yang masih lemah dari segi hukum dalam hal
pengaturan adalah sebagai berikut :
 Menghormati

kemerdekaan,

kedaulatan,

kesamaan,

integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap
negara
 Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran
nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau
koersi pihak luar
 Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara
anggota
 Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
 Menolak

penggunaan

kekuatan

yang

mematikan

Kerjasama efektif antara anggota
Visi ASEAN sebagai sebuah organisasi regional adalah sebagai
wadah kerjasama bangsa-bangsa Asia Tenggara, yang hidup
dalam

perdamaian

dan

kemakmuran,

menyatu

dalam

kemitraan yang dinamis dan komunitas yang saling peduli serta
terintegrasi dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Seperti

yang

sudah

saya

paparkan

pada

penjelasan

sebelumnya, pada awal berdirinya ASEAN pada 8 Agustus
1967, ASEAN tidak memiliki sebuah Charter/Piagam yang
berfungsi sebagai konstitusi ASEAN. ASEAN berdiri dengan
didasarkan sebuah Deklarasi, yaitu Deklarasi Bangkok. Namun
demikian, dalam perkembangannya dirasakan perlu untuk
membuat suatu Charter yang berfungsi sebagai konstitusi

ASEAN dan menegaskan legal personality dari ASEAN. Sehingga
pada KTT ASEAN ke-11 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur,
Malaysia tahun 2005 silam dibuatlah sebuah draft atau
rancangan ASEAN Charter yang cukup mendapat sambutan
hangat dari kesepuluh anggota ASEAN dengan wakilnya
masing-masing saat itu.
Keseriusan untuk menggarap lebih lanjut draft Piagam ASEAN
ini

pun

diimplementasikan

oleh

tiap

perwakilan

negara

anggota. Hal ini dapat dilihat dalam antusiasme pada KTT
berikutnya, KTT ke-12 pada 20 November 2007 di Cebu,
Filipina.

Sebenarnya

ratifkasi

untuk

ASEAN

Charter

direncanakan pada pertemuan kali ini, tetapi dimasukkannya
proposal HAM dan Demokrasi memberi hambatan tersendiri.
Indonesia,

Thailand,

dan

Filipina tidak bersepakat

untuk

meratifkasi Piagam tersebut jika Burma belum menerapkan
keadilan HAM sepenuhnya dinegaranya. Namun, Burma sendiri
meratifkasi piagam itu dengan tanoa kesusahan dan keraguan
sedikitpun, cukup membungungkan juga bagi saya.
Di luar segala hal yang menghambat diratifkasinya ASEAN
Charter, pada akhirnya ASEAN Charter punh disetujui dan
ditandatangani oleh para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN
pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-13 di Singapura, 20
November 2007.
Untuk memudahkan dalam proses Analisis, saya akan mencoba
merincikan beberapa kesepakatan-kesepakatan yang terjadi
dalam forum-forum ASEAN yang memiliki pengaruh besar dan
berdampak universal bagi setiap anggota ASEAN itu sendiri.

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Setiap bangsa dan Negara yang ikut dalam suatu perjanjian
yang telah mereka lakukan, harus menjunjung tinggi semua
dan seluruh peraturan-peraturan atau ketentuan yang ada di
dalamnya.

Karena

hal

tersebut

merupakan

asas

hukum

perjanjian bahwa”Janji itu mengikat para pihak dan harus
dilaksanakan dengan itikad baik”. Asas ini disebut dengan asas
pacta sunt servanda.
Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, misalnya ada sebagian
Negara atau bangsa yang melanggar dalam arti tidak mentaati
aturan-aturan yang telah diputuskan sebelumnya, maka tidak
mustahil bukan kedamaian atau keharmonisan yang tercipta,
tetapi barangkali saling bertentangan diantara Negara-negara
yang melakukan perjanjian tersebut.
Dengan demikian isi dari perjanjian deklarasi Bangkok menjadi
media untuk mengakomodasikan kepentingan bersama negaranegara di dunia khususnya negara di ASEAN, hal ini dapat
diwujudkan melalui kerjasama di bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial dan budaya.

B. DAFTAR PUSTAKA
 http://ahmadbugis.blogspot.com/2013/09/makalah-perjanjianinternasional.html
 http://saripedia.wordpress.com/tag/deklarasi-bangkok/
 http://petikdua.wordpress.com/tag/deklarasi-bangkok/
 http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/01/sejarah-berdirinya-asean.html

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Analisis Komposisi Struktur Modal Yang Optimal Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Operasional Pada PT Telagamas Pertiwi Di Surabaya

1 65 76

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Peranan Deposito Sebagai Sumber Dana Pada PT. Bank X,Tbk. Cabang Buah Batu Bandung

3 47 1

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17