contoh wawancara usaha sosiologi politik

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas berkat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Sosiologi dan
Politik dengan judul “ Usaha Kecil Menengah ke Bawah (Usaha kios “ARAFAH”).
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sosiologi dan Politik juga untuk mengajak masyarakat untuk dapat memahami arti dari
Usaha Menegah ke bawah terlebih usaha menengah ke bawah seperti kios/toko kecil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih terbatas dan jauh
dari sempurna, hal ini disebabkan keterbatsan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang
dimiliki. Namun demikian penulis telah berusaha agar makalah ini bermanfaat bagi penulis,
dan bagi pembaca sekalian untuk mengenal Usaha Kecil Menengah ke Bawah.

Kupang, Juni 2015

penulis

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................


1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

2

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................................

3

1.2 Rumusan masalah............................................................................................

5

1.3 Tujuan dan manfaat penulisan.........................................................................

6

BAB II. PEMBAHASAN (INTI URAIAN)...................................................................


7

BAB III. KESIMPULAN................................................................................................

14

BAB IV. SARAN/KOMENTAR....................................................................................

15

LAMPIRAN.....................................................................................................................

16

2

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.

LATAR BELAKANG
Di era ini, bisnis sangat dibutuhkan oleh kalangan kelas atas, menengah, bawah.

Dalam usaha kelas menengah kebawah, biasanya melakukan usaha/bisnis hanya untuk
mencukupi kehidupan sehari-hari saja.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks
individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,
bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha,
atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti
ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya
atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis
seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Penggunaan singular kata bisnis
dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Sementara itu definisi lain istilah bisnis menurut Raymond E. Glos adalah seluruh
kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kbutuhan mempertahankan
dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.

3

Wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan
segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menetukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.
Sedangkan kewirausahaan adalah karakter yang dimiliki oleh seorang wirausaha, antara lain :
 Berani mengambil resiko
 Bijaksana dalam membuat keputusan
 Pandai melihat kesempatan yang terbuka
 Berkemampuan menjadi manajer yang baik

Jeffery A. Timmons mendefinisikan kewirausahaan sebagai tindakan kreatif manusia
membangun sesuatu yang bernilai dari tiada satu apa pun. Dalam definisi ini kewirausahaan
dipandang sebagai kemampuan memburu kesempatan tanpa menghiraukan keterbatasan
sumber yang dimiliki. Pengertian konsep tersebut meliputi kemampuan dan keberanian untuk
mengambil resiko yang juga meliputi keahlian yang dimiliki untuk memimpin orang lain kea
rah wawasan yang telah ditentukan.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan
titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter,
1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight,
1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa
definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
 Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan
berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
 Frank Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
 Joseph


Schumpeter

(1934):

Wirausahawan

adalah

seorang

inovator

yang

mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasikombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan
4

produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru

dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu
industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan
dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
 Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di
dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
 Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Kios adalah tempat wirausaha untuk menjual barang-barang yang berhubungan
dengan keperluan sehari-hari manusia. Kios juga disebut sebagai toko kecil, yang artinya kios
menjual bermacam-macam barang seperti toko pada umumnya namun dalam ketersediaan
yang kecil/dalam jumlah yang sedikit.
Kios biasanya terdapat di pedesaan atau di luar kota dan jumlahnya sangat banyak
melebihi toko. Kios biasanya dijalankan oleh pengusaha keil atau dapat juga dikatakan usaha
yang diguluti oleh keluarga tertentu karena pemiliknya adalah keluarga itu sendiri. Modal
yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar namun resiko yang di tanggung untuk menjalankan
kios sangat besar.


1.2.

RUMUSAN MASALAH
 Mengetahui arti wirausaha dan bisnis
 Mengetahui bisnis pengusaha asli/lokal di kupang-NTT yang menguasai
ekonomi kelas menengah ke bawah (Usaha Kecil Menengah ke Bawah)

5

1.3.

TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas sosiologi politik
tentang penerapannya yang berkaitan dengan komponen pengusaha asli/lokal di
Indonesia.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
penyusun dan pembaca tentang bisnis dan wirausaha dalam hal ini tentang bisnis kios
(Usaha Kecil Menengah ke Bawah).

6


BAB II
PEMBAHASAN (INTI URAIAN)
Sosiologi berasal dari kata latin socius yang berarti kawan/teman, dan kata yunani
logos yang berarti pengetahuan. Dengan demikian sosiologi berarti pengetahuan tentang
pertemanan atau perkawanan. Secara lebih luas maka sosiologi berarti pengetahuan tentang
hidup bermasyarakat. Intinya, kata ini mengandung pemahaman adanya sifat berjiwa
pertemanan, terbuka untuk orang lain dan tidak bersifat individual atau egoistik atau tertutup
dengan orang lain.
Ketika berbisnis, setiap orang pasti harus memiliki ikatan pertemanan dengan orang
lain agar bisnis yang dijalankannya dapat berjalan dengan baik dan dapat berkembang.
Berhubungan dengan itu, saya akan membahas tentang wirausaha dan bisnis. Sebelum masuk
ke dalam pembahasan ini saya terlebih dahulu melakukan observasi lapangan ke sebuah
usaha yang tergolong dalam bisnis wirausaha. Saya melakukan observasi dengan
mengunjungi salah satu pengusaha kios/toko kecil dan mulai mewawancarainya dengan
memberikan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berupa pertanyaan singkat
yang berkaitan langsung dengan dunia bisnis wirausaha, diantaranya:
1. Kapan anda memulai usaha/bisnis anda itu?
2. Apakah yang anda sedang kerjakan ini merupakan usaha sendiri atau dengan mitra
anda?

3. Berapa jumlah modal awal yang anda keluarkan untuk usaha ini?
4. Berasal dari mana sumber modal awal yang anda keluarkan?
5. Di mana pertama kali anda melakukan pekerjaan anda tersebut?
6. Pruduk apa saja yang sudah anda dagangkan?
7. Berapa pemasukan rata-rata/bulan dan rata-rata/hari yang anda dapatkan?
8. Kenapa anda lebih tertarik dengan usaha anda ini?
9. Rencana apa yang akan anda lakukan mengenai pekerjaan anda tersebut?
10. Apakah anda akan tetap menekuni usaha ini?
Dalam observasi tersebut, saya melakukan wawancara dengan Bpk. Moh. Rusly
Pedjo. Beliau adalah lulusan SMA N soe, yang sekarang bertempat tinggal di Jln. Adisucipto,
oesapa. Beliau adalah seorang pengusaha kios/toko kecil bersama istrinya bernama ibu

7

Rusnadi. Beliau keturunan yang bersuku Bugis. Pengusaha yang lebih akrab di panggil
“Rupe” ini memulai usaha kiosnya dai 18 september tahun 2006. Beliau mengakui bahwa ia
mulai menekuni usaha ini saat ia masih duduk di bangku SMA. Sebenarnya beliau ragu untuk
memulai usaha kios ini karena beliau takut kiosnya tidaka akan laris. Namun, karena kondisi
ayahnya yang sakit-sakitan, beliau memutuskan untuk memulai usaha ini.
Modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis kiosnya adalah Rp. 20.000.000,-.

Modal ini Rupe dapatkan dari tabungan yang ia kumpulkan bersama ayahnya. Namun, karena
merasa modal tersebut kurang, Rupe terpaksa meminjam dari tetangganya. Saat pertama kali
memulai usaha tersebut, Rupe mendirikan kios di dekat rumahnya. Seiring waktu, usaha
tersebut membuahkan hasil yang lumayan untuk Rupe. Akhirnya beliau memutuskan untuk
mendirikan kios baru di Jln Adisucipto, Oesapa tahun 2012. Kios barunya ini Rupe namakan
kios “ARAFAH”. Usaha kios di Jln. Adisucipto ini ia tekuni sampai saat ini. Semenjak ia
menikah, usaha ini di operasikan bersama dengan istrinya. Dalam usaha kiosnya, Rupe
menjual barang keperluan manusia setiap harinya seperti perlengkapan mandi, susu, kopi,
kue-kue, sandal dan sebagainya. Pemasukan rata-rata yang Rupe dapatkan setiap harinya
berkisar antara Rp. 300.000,- sampai Rp. 500.000,- sedangkan pemasukan rata-rata/bulan
yang ia dapatkan adalah Rp. 7.500.000,- (minimum) dan Rp.9.000.000,- (maximum). Setiap
harinya, Rupe menyisihkan Rp. 50.000 untuk dijadikan simpanan harian. Beliau mengakui
bahwa jika ia mendapatkan banyak keuntungan, beliau akan membuka usaha yang lebih besar
lagi. Beliau berencana akan membuka sebuah toko di tahun 2020.
Dengan observasi yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang
ditekuni Rupe itu tergolong kedalam wirausaha. Karena, dengan apa yang telah dilalui
bapak Rupe tergolong pada tahapan berwirausaha, seperti yang dijelaskan Suryana 2001,
bahwasannya tahap-tahap berwirausaha diantaranya:
 Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
 Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup
aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang
8

meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
 Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.
 Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah
satu pilihan yang mungkin diambil.
Kewirausahaan dipandang sebagai kemampuan memburu kesempatan tanpa
menghiraukan keterbatasan sumber yang dimiliki. Pengertian konsep tersebut meliputi
kemampuan dan keberanian untuk mengambil resiko yang juga meliputi keahlian yang
dimiliki untuk memimpin orang lain kea rah wawasan yang telah ditentukan.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan
titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter,
1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight,
1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa
definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
 Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan
berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
 Frank Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
 Joseph

Schumpeter

(1934):

Wirausahawan

adalah

seorang

inovator

yang

mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasikombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan
produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru
dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu

9

industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan
dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
 Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di
dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
 Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Kewirausahaan
sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.
Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai
pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup
eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang
wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering
dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain itu, seorang wirausahawan
menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi
yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan.
Bisnis dalam ilmu ekonomi adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks
individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan
bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan
meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis
mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan.
Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem
10

sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau
serikat pekerja.
Secara terminology, bisnis merupakan suatu kegiatan atau usaha yang tujuannya
adalah untuk mendapatkan profit. Bisnis dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang meliputi
pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud
untuk memperoleh manfaat. Dengan demikian bisnis merupakan sebuah proses sosial
yang dilakukan oleh individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran
kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh
manfaat atau keuntungan.
UKM (Usaha Kecil Menengah ke bawah) merupakan suatu bentuk usaha kecil
masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat
beranggapan bahwa UKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal
sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di
Indonesia. UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.
Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara
Indonesia.
UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu
daerah yang belum diolah secara komersial. UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya
Alam yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah
maupun pendapatan negara Indonesia.
Usaha Kecil dan Menengah ke bawah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut
Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan
usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut :
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

11

 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar
Rupiah)
 Milik Warga Negara Indonesia
 Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Menengah atau Usaha Besar
 Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Dalam hal ini, bentuk usaha yang di tekuni oleh Bapak Rupe termasuk kedalam usaha
ekonomi kelas menengah ke bawah karena sesuai dengan karakteristik yang ada pada UKM
(Usaha Kecil Menengah ke bawah).

12

Secara singkat, data yang saya dapatkan dari wawancara adalah sebagai berikut :
KIOS “ARAFAH”
A. Data Pemilik
Nama Pemilik

: (bpk)Moh. Rusly Pedjo
(ibu) rusnadi

Suku

: Bugis

Tempat tinggal

: Oesapa

B. Data Tempat Usaha
Tanggal berdiri

: 18 September 2012

Lokasi wilayah

: Oesapa

Luas

: 5m x 5m

Jumlah pekerja

: 2 Orang

Modal awal

: Rp. 20.000.000,- (6 bulanpertama)

Pemasukan rata-rata / bulan

: Rp. 7.500.000,-(minimum)
: Rp. 9.000.000,- (maximum)

Pemasukan rata-rata / hari

: Rp. 300.000,- (minimum)
: Rp. 500.000,- (maximum)

Simpanan harian

: Pemasukan / hari – Rp.50.000,-

13

BAB III
KESIMPULAN
Dari wawancara yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa, usaha yang
dilakukan oleh Bapak Rupe adalah bisnis wirausaha. Kesimpulan ini saya berikan karena
uasaha Bapak Rupe termasuk dalam berwirausaha yaitu, tahap memulai, tahap melaksanakan
usaha, mempertahankan usaha, dan mengembangkan usaha.
Sikap dari wirausahawan adalah percaya diri, ketidaktergantungan, individualistis,
dan optimisme, kepemimpinan perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain,
menanggapi saran-saran dan kritik, Inovatif dan kreatif serta fleksibel. Bentuk usaha yang di
tekuni oleh Bapak Rupe termasuk kedalam usaha ekonomi kelas menengah ke bawah.

14

BAB IV
SARAN/KOMENTAR
Keberadaan pengusaha menengah ke bawah sangatlah berguna bagi masyarakat
karena pelayanan yang diberikan sangat pas untuk kalangan masyarakat mengah kebawah.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis
ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat
pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan
apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini
seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu
bersaing dengan unit usaha lainnya. Keberadaan kios “ARAFAH” milik Moh. Rusly Pedjo
memang hanya di pandang sebagai usaha untuk mendapatkan keuntungan/laba untuk individu
(menguntungkan pihak tertentu) namun pengaruhnya untuk Negara sangatlah besar.

15

LAMPIRAN
 Tampak bagian dalam kios “ARAFAH”

16

 Tampak depan kios “ARAFAH”

17