PROFIL JALAN TEBING TINGGI

  

JALAN KOTA, CERMIN K E M A C E TA N L A L U KLINIK BISNIS

L I N TA S D A N D A M PA K N YA

   KEPRIBADIAN

TEBING TINGGI

  B A G I M A S YA R A K AT KITA AKTIF KEMBALI d .i ta.go ko i gg

  REFERENSI TEBING TINGGI DELI in SINERGI t g in b e .t w w w AHUN XI 2013 AHUN 2013 T PROFIL JALAN R 128 T O M

TEBING TINGGI

O

  N 1978 - 8080 N

ESA HILANG MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI DUA TERBILANG

  ISS

  SALAM REDAKSI REFERENSI TEBING TINGGI DELI SINERGI

  TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI

NO.480.05/286 TAHUN 2002

  KETUA PENGARAH : Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM

  Sumpek, berdebu, hingar binger, banyak yang marah dan ngedumel,

  ( WaliKota Tebing Tinggi )

  bahkan hingga maki-makian. Darah juga banyak yang tumpah di sini, mulai dari kehilangan nyawa hingga patah tulang dan luka-luka. Harta benda juga banyak yang hancur jika sudah terjadi tabrakan. Di jalan,

  WAKIL KETUA PENGARAH :

  semua peristiwa itu ada, bercampur aduk segalanya menjadi sebuah

  H. Irham Taufik, SH, M.AP

  prahara yang mengguncang nurani, bahkan bisa juga symbol buruknya (Wakil WaliKota Tebing Tinggi ) sebuah peradaban bernama modernitas. Dari jalan pula kita bisa mengukur sejauh mana sebuah peradaban

  PENGENDALI :

  itu maju dan dikella secara baik. Orang lain yang datang ke suatu kota

  H. Johan Samose Harahap, SH, MSP

  akan bisa melihat sejauh mana perilaku masyarakat di suatu tempat

  (Sekdako Tebing Tinggi Deli )

  itu diukur dari jalan-jalan yang mereka lalui setiap hari, pulang dan pergi. Pada masyarakat yang sudah maju, kemacatan di jalan dipan-

  PENANGGUNG JAWAB :

  dang sebagai sebuah bencana peradaban, karena kemacatan itu telah

  Ir. H. Zainul Halim

  menghabiskan banyak hal secara sia-sia, Mulai dari sumber daya alam,

  (Asisten Administrasi Umum ) sumber daya manusia hingga kerusakan lingkungan yang parah.

  PIMPINAN REDAKSI :

  SINERGI edisi Oktober ini, mencoba membuat laporan terkait dengan

  Ahdi Sucipto, SH

  pengelolaan jalan kita. Apa dampak yang dialami jika kemacatan tak

  (Kabag Adm. Humas PP)

  bisa diurai dan selalu jadi persoalan setiap hari. Selain itu, kami juga mengajak pembaca untuk berlayar ke masa lalu, tepatnya perjalanan

  REDAKSI : manusia berlangsung di dunia pelayaran atau maritime.

  Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda

  Rubrik pluralis yang banyak digemari pembaca, kali ini kami isi

  BENDAHARA :

  dengan laporan terkait sejarah sebuah Bandar di pantai barat Sumat-

  Jafet Candra Saragih

  era, bernama Barus. Kam mengajak Anda melihat bandar itu saat ini,

  KOORDINATOR LIPUTAN :

  tepatnya sekira pertengahan Juni 2007 lalu. Tulisan ini, pernah dimuat

  Drs Abdul Khalik, MAP

  di Harian Waspada dan mendapat sambutan pembaca koran terkemu- ka itu. Kini edisinya kami sajikan sebagai bahan pengetahuan kepada SEKRETARIS REDAKSI : pembaca sekalian.

  Dian Astuti Pembaca budiman…

LAYOUT DESAIN GRAFIS

  Selain dua tulisan itu yang kami kira cukup bagus mewakili edisi kali

  Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST

  ini, kami juga mengisinya dengan sejumlah rubric, mulai dari pena- taan Pasar Bunga di halaman ekonomi, Ada pula laporan dar kertas

  FOTOGRAFER :

  kerja dengan Yayasan Hayati Indonesia dalam bentuk makalah ber-

  Sulaiman Tejo

  judul ‘Strategi Memperoleh Adipura Kota Tebingtinggi.’ Laporan ini Chairul Fadhli bisa jadi pemicu bagi upaya kota ini medapatkan piala prestisius di

  KOORDINATOR DISTRIBUSI bidang lingkungan hidup itu.

  RIDUAN

  Untuk kolom agama, ada laporan soal kegiatan yang jadi program

  LIPUTAN DAN REPORTER :

  Pemko Tebingtinggi dengan istilah ‘Gemmar,’ Ternyata banyak kendala

  Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi

  yang dihadapi di lapangan. Laporan ini mencoba meotret program itu di berbagai masjid dan bisa jadi perbandingan untuk pembenahan nantinya. Tak lupa pula ada opini yang manarik dari penulis. Judulnya

  Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran

  un sangat provokatif, “Mereka bersumpah untuk negeri ini.’

  penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak

  Pada akhirnya, Kam berharap kiranya edisi ini juga mampu memberi-

  mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan

  kan stimulua pengetahuan kepada khalayak pembaca setia majalah maknanya. kesayangan kita ini. Begitu pun kami tak lepas dari banyak kekuran-

  Tulisan dikirim ke alamat redaksi :

  gan yang membutuhkan perbaikan di sana. Kami berharap sumbangan

  Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat

  tulisan dan pemikiran dari Anda sekalian, demi terus memperbaiki

  Daerah Kota Tebing Tinggi

  kualitas majalah ini ke depan. Salam kami dari meja redaksi. Pemred

  Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Deli Deli Eimail : sinergi@tebingtinggikota.go.id Facebook : majalah_sinergi@yahoo.co.id

  DAFTAR ISI SINERGI EDISI 130 OKTOBER 2013

  4. MOMENTUM jong Sungai Padang

  8. SINERGITAS

  • • Bnpb Tinjau Korban Banjir Di Tebing Tinggi • Jalan Kota, Cermin Kepribadian Kita • Ppsa Lemhanas Kunjungi Tebingtinggi

  9. UTAMA

  • • Walikota Tebing Tinggi Terima Piala Wtn
  • Apa Kabar Penataan Jalan Tebingtinggi ?

  Lalulintas • Implementasi Perlindungan Ham Dan Su- • Kartu Kps Bisa Untuk Peroleh Beasiswa premasi Hukum Warga Kurang Mampu

  13. PENDIDIKAN

  • • Dinas Pertanian Di Deadline Bagikan Po- • SMP Negeri 1 Gelar Pameran Sains Tekh- hon Kepada Warga nologi

  40. AGAMA

  14. KESEHATAN

  • • ‘KENDALA MENGAJAR MENGAJI MAGRIB • Klinik Bisnis Tebing Tinggi Aktif Kembali SAAT MATI LAMPU

  15. LINGKUNGAN HIDUP

  42. SOSIAL • Jica Tinjau Sektor Sanitasi Di Tebing Tinggi • Pemko Tebing Tinggi Lepas Peserta Seleksi • Program SLBM Layani 230 KK di 5 Kecama- Nasyid Sumut tan se Kota Tebing Tinggi • 26 Atlit Berprestasi KONI Tebing Tinggi • Strategi Memperoleh Adipura Kota Tebing Try Out ke Melaka Tinggi Tahun 2013 – 2014

  44. PARLEMENTARIA

  19. EKONOMI

  • • Dprd Tebingtinggi Minta Hentikan Alih • Penataan Pasar Bunga Masih Tradisional Fungsi Lahan Pertanian

  20. HUKUM

  46. OPINI • Pemko Tebingtinggi Sampaikan Pendidi- • Mereka bersumpah untuk negeri ini kan Politik Ke Masyarakat

  47. LENSA PEMKO • PNS Fungsional Kesehatan Dilatih Menghi- • Upacara Kesaktian Pancasila, Selasa 1 Oktober tung Angka Kredit 2013

  21. WANITA

  • • Hut Koperasi, Kamis 3 Oktober 2013 • Pemko Tebingtinggi Canangkan Bulan 51 . RAGAM PLURALIS Balita dan Bina Generasi Muda • Menyelusuri Jejak Islam di Barus

  57. PUISI

  22. PEMKO KITA

  56. INFO NASIONAL • Umar Hasibuan Kecewa’ Bws Sumut Tidak • Menyusui Eksklusif Cegah Ibu dari Alzheimer Peduli Terhadap Warga

  57. INFORMASI TEKNOLOGI • Atasi Banjir, Pemko Tebingtinggi Bangun

  58. SASTRA DAN PUISI Tanggul Sungai Padang Senilai Rp 1,5 M

  59. TEPIAN • Aparat Pemerintahan Dilatih Penanggulan- • Hasan al-Basri gan Bencana • Warga Bulian Apresiasi Pembuatan Bron- AHDI SUCIPTO.SH DIAN ASTUTI JAFET CHANDRA SARAGIH JUANDA KHARUL HAKIM RIZAL SYAM Pimpinan Redaksi Sekretaris Redaksi Bendahara Redaksi Redaksi Redaksi Drs.ABDUL KHALIK.MAP Koordinator Liputan Layout Desain Grafis Layout Desain Grafis Distributor Foto Grafer Sinergi Foto Grafer Sinergi ASWIN NAST.ST EDI SUWARDI.S.Sos RIDWAN FADHLI SULAIMAN

  3

  MOMENTUM

6 MOMENTUM

  7 MOMENTUM

JALAN KOTA, CERMIN KEPRIBADIAN KITA

  JALAN. Mendengar kata ini, umumnya kha- layak akan mengasosiasikan dengan satu situasi yang rumit, sumpek dan bikin stres. Kata situ- asional itu adalah kemacatan. Hampir tidak ada lintasan di perkotaan yang bebas dari macat, di mana hingga kini dinamika dunia modern men- emukan sebuah paradox peradaban didalamnya. Akselerasi modernisasi yang terus diburu ban- yak negara berkembang, ternyata menyumbang persoalan sosial yang rumit ini, dalam proses memburu kesejahteraan. Salah satunya adalah pembangunan jalan darat yang terus dipacu pemerintah di berbaga belahan dunia memper- lancar arus pergerakan massa serta membuka ke- terisoliran suatu kawasan. Namun, belakangan jalan darat yang dibuka itu, memiliki implikasi lain seiring dengan penemuan mesin motor. Salah satu persoalan rumit antara pembukaan jalan darat dan penemuan mesin motor, adalah kemacatan, saat di mana terjadi ketidak seim- bangan daya dukung antar kedua komponen itu. Kemacatan di jalan, saat ini tidak hanya men- jadi persoalan teknis transportasi belaka, tapi bisa menjadi simbolisme sosio-psikologis masyarakat. Satu di antaranya kita tak menya- dari bahwa perilaku kita di jalan merupakan cer- min kepribadian individu maupun publik. Bah- kan, tak jarang kemacatan di jalan menjadi tolok ukur kemajuan suatu peradaban disbanding per- adaban lain di muka bumi. Ukurannya, adalah sejauh mana suatu peradaban mampu menyele- saikan kemacatan dalam dunia transportasinya Kemacatan di jalan, merupakan fenomena dari transportasi darat yang dalam dua setengah abad belakangan, menjadi trend dunia. Jalan trans Jawa mulai Anyer-Panarukan yang dibangun Gubernur Jenderal Daendels Abad 18, menjadi tonggak sejarah terjadinya perubahan kultur transportasi, dari trasnportasi maritim (air) ke daratan (jalan) di Nusantara. Sejak itulah di- namika transportasi darat di negeri ini berger- ak maju, meninggalkan transportasi maritim. Saat ini, cermin kemacatan arus transportasi Jakarta dan kota-kota besar lainya, menjadi bagian dari sejarah retak budaya bangsa Indo- nesia. Publik dibuat jengah, bagaimana bisa kemacatan jalan raya itu selama puluhan tahun tak mampu dibenahi dengan baik. Bahkan, bu- kannya menjadi lebih tertata, justru menunjuk- kan kecenderungan kian semrawut. Padahal, sejak lama juga ada instansi yang memiliki wewenang menata persoalan kemacatan itu. Belakangan, kemacatan seperti penyakit menu- lar yang terus menjalar ke berbagai kota di negeri ini. Tak hanya kota besar yang teridap hingga stadium tinggi, kini kemacatan su- dah menjamah kota-kota sedang dan kecil, bahkan bergerak menuju kota kecamatan. Di kota-kota kecil dan sedang, pada jam-jam ter- tentu kemacatan sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Misalnya, pada saat jam berangkat kerja, pulang sekolah maupun pulang kerja. Banyak warga mengalami ‘shock culture’ ke- tika menemukan fakta terjadinya kemacatan di sekitar diri mereka. Padahal, selama ini mereka jarang menemukan fakta kemacatan, kecuali di hari-hari besar, semacam hari raya. Ket- erkejutan paling awal yang dialami pubik, saat menghadapi kemacatan adanya perasaan men- dongkol dalam hati, ketika menghadapi suasana demikian. Perasaan mendongkol itu seiring

waktu berlalu membentuk rasa marah hingga

menuju terminal stres dan kemudian depresi.

Belum lagi dihitung factor material yang harus

diderita, akibat kemacatan, misalnya kerugian

energi minyak kenderaan yang mesinnya tetap

hidup, tapi tidak melaju. Atau, waktu yang sia-

sia, karena terperangkap ditengah kemacatan.

Jelasnya, ada banyak factor yang mempengaruhi

public, ketika kemacatan terjadi pada suatu kota.

Penyebab Kemacatan

Secara teknis, ada banyak factor penyebab

terjadinya kemacatan. Paling tidak penyebab

kemacatan itu, meliputi factor jalan, kender-

aan, manusia dan factor lainnya. Faktor jalan

raya misalnya, akibat kondisi jalan yang tak

sesuai dengan keadaan yang seharusnya, di

mana lintasan sempit/terbatas yang menyebab-

kan kenderaan tidak leluasa lalu lalang. Atau

penyebab lain, berupa penggunaan jalan untuk

hal-hal lain, misalnya tepi jalan yang diguna-

kan sebagai kegiatan usaha (pedagang K5).

Faktor lain, yakni kenderaan di mana berop-

erasinya kenderaan dari jenis tertentu yang bisa

menyumbang kemacatan, antara lain jenis mobil

truk container atau mobil berbadan besar dan pan-

jang. Atau kuantitas kenderaan yang jumlahnya

tak dibatasi, sehingga antara jumlah kenderaan

dengan jalan yang ada tak seimbang. Dalam se-

buah survey penelitian, ditemukan fkta bahwa

mobil pribadi menjadi penyumbang terbesar

kemacatan, ditambah bus kota dan sepeda motor.

Manusia juga menjadi factor penentu ter-

jadinya kemacatan. Sikap dan perilaku serta

kebiasan manusia di jalan menyumbang po-

tensi terbesar kemacatan. Paling besar sikap

manusia yang berpotens menimbulkan kema-

catan adalah sikap egoisme (mau menang

sendiri), congkak, arogan, serta memandang

pelanggaran terhadap rambu lalu lintas seba-

gai hal biasa. Selain itu, perilaku over confi-

dence juga menjadi persoalan di jalan raya, di

mana perilaku itu malah berpotensi menim-

bulkan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

Sedangkan factor lain yang juga dapat memicu

kemacatan, adalah banyak speed trap yang

tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Di

mana warga di sekitar jalan menerapkan speed

trap sesuai dengan kemauannya. Misalnya,

ada pesta langsung pasang rambu stop, atau

pembatasan-pembatasan terhadap arus lalu

lintas akibat kegiatan proyek. Kesemua kegia-

tan itu, jika tanpa koordinasi dengan instansi

terkait berpotensi menimbulkan kemacatan.

Faktor lain-lain ini juga menyangkut tabiat

manusia yang umumnya kehilangan sense ter-

hadap ketertiban, keteraturan, dan kenyamanan.

Jika kita mau mendeteksi beberapa perilaku

yang menjadi penyebab terjadinya kema-

catan, maka inilah dia penyebab kemacatan,

karena ulah kita bersama. Pertama, berpindah

jalur seenaknya, di mana seorang pengen-

dera yang merasakan akan terjebak oleh ma-

cat, maka dengan anteng memasuki celah di

depan tanpa pertimbangan arus. Supir mengisi

ruang kosong yang seharusnya jadi arus dari

hadapan. Hal itu mengakibatkan, kenderaan

langsung mampet seperti air terjebak sampah.

Kedua, ragu dalam berkenderaan juga menjadi

salah satu penyebab kemacatan. Supir yang ragu

di jalan raya akan mengemudikan kenderaannya

secara tidak pasti. Akibatnya, kenderaan yang

berpintasan atau berada di belakang kenderaan yang ragu akan juga mengalam keraguan. Akh- irnya, keraguan berkenderaan akan menimbul- kan keraguan massif dan berbuntut kemacatan. Ketiga, berkenderaan tidak dijalurnya. Per- ilaku seperti ini jamak dilakukan oleh penge- mudi yang pingin cepat sampai tujuan, se- hingga menerabas rambu-rambu jalan. Jika ini terjadi dan dilakukan banyak pengemudi, maka dipastikan akan terjadi kemacatan. Keempat, budaya hedonism. Budaya hedon- ism itu dalam bentuk berlomba-lomba memi- liki kenderaan pribadi yang seharusnya bukan merupakan kebutuhan esensial dalam hidupnya. Misalnya, karena demi prestise keluarga, setiap anak diberikan kenderaa bermotor, maski ken- deraan itu dipakai hanya untuk kesenangan sesaat atau paling banter untuk pergi ke sekolah atau kuliah. Padahal, jika mampu menahan naluri hedonimse itu, pembatasan kenderaan akan sangat bermanfaat mengatasi kemacatan. Selain itu, kemacatan juga menjadi penyum- bang terbesar terjadinya kerusakan lingkun- gan, khususnya udara. Asap kenderaan yang menjadi penyumbang terbesar zat CO2 ke udara mengakibatkan terjadinya penurunan derajat kesehatan manusia. Jika hal itu terus terjadi, juga akan menimbulkan kerusakan at- mosfer bumi yang dikenal dengan efek rumah kaca, karena asap kenderaan bersama asap in- dustry menyumbangkan banyak ketidak seim- bangan dalam muatan udara yang kita hirup. Pada hemat kita, kemacatan yang terjadi di kota- kota besar hingga kota sedang dan kecil, bah- kan kota kecamatan, umumnya terjadi karena factor manusia. Manusia lah yang menciptakan kemacatan dalam ruang yang mereka sedia- kan sendiri, yakni di jalanan. Oleh karena itu, mengurai kemacatan tidak bisa hanya dilaku- kan dengan memecahkan masalah secara teknis transportasi semata, tapi harus lebih dulu meru- bah perilaku manusianya. Paling tidak semua itu bisa dimulai dari diri kita masing-masing. Namun secara teknis, hal terpenting yang di- lakukan adalah melakukan efisiensi terhadap perilaku berjalan masyarakat. Hal itu menyang- kut tata ruang wilayah yang harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Pola pembangu- nan sarana dan prasarana secara terpusat tidak lagi bisa dilakukan di masa depan. Berbagai fasilitas public yang selama ini cenderung be- rada di inti kota, harus digeser dengan melaku- kan pemerataan dengan pemukiman warga. Artinya, pemerintah sudah harus melakukan revitalisasi aspek lokasi pelayanan public, di mana berbagai fasilitas public mulai dari pasar, sarana pendidikan, perkantoran hingga areal pelesiran berada dekat dengan pemuki- man. Tidak seperti selama ini yang cender- ung terpusat dan berada di inti kota. Jika hal itu dilakukan, maka warga tidak perlu harus menggunakan kenderaan untuk bepergian, tapi cukup perjalan kaki, karena dekat dari ru- mah masing-masing.Semoga. Abdul Khalik

8 SINERGITAS

  9 U T A M A Berdasarkan catatan sejarah, perubahan arus transportasi dari maritim (sungai) ke tranpor- tasi darat di kota Tebingtinggi, dimulai sekira 1888, saat sejumlah perusahaan Kolonial Belanda dibawah Deli Sumatera Maschapij (DSM) membangun jaringan jalan kereta api.

  Jaringan jalan kereta api itu dibangun untuk mendukung pembukaan perkebunan besar- besaran di sepanjang pesisir Sumatera Timur, mulai dari Binjai hingga Rantau Parapat. Sejak saat itu, pembukaan jalan darat dilaksan- akan secara terus menerus hingga 1939, saat di mana Gementee Tebingtinggi terhubungan dengan kawasan sekelilingnya melalui jalan darat. Bahkan, belakangan Tebingtinggi men- jadi lokasi persimpangan transportasi darat via pesisir timur (arah Kisaran) maupun ten- gah (arah Pematang Siantar) Pulau Sumatera. Meski hingga 1950, keberadaan transportasi maritim via sungai (sungai Padang) masih terus berlangsung. Khususnya untuk pen- gangkutan produk bernilai ekonomis, sep- erti hasil perkebunan dan pertanian. Kapal tongkang dengan bobor 10 ton, masih dite- mui mengairi sungai Padang mengangkut CPO dari Bandar Oli (Pabatu) di tahun itu. Perubahan total transportasi air ke trans- portasi darat di kota Tebingtinggi, terjadi ketika pembukaan dan perbaikan jalan men- ghubungkan satu kota dengan kota lain di Su- matera Timur terus berlangsung. Disemanga- ti pula oleh terjadinya modernisasi kenderaan motor (mobil dan sepeda motor) yang men- galami modifikasi setiap tahun. Moda trans- portasi air selanjutnya mati secara alamiah. Hingga kini, sebagian besar lintasan yang ada di kota Tebingtinggi, khususnya jalan protokol merupakan warisan Kolonial Be- landa, saat membuka perkebunan di seki- tar kota Tebingtinggi. Tidak mengherankn jika lintasan di kota Tebingtinggi memiliki jaringan jalan arteri hingga kini dengan berbagai perkebunan yang ada, mulai dari Kebun Paya Pinang, Tanah Besih, Gunung Pamela, Pabatu, Sibulan, Sei Berong, Rambu- tan hingga Dolok Masihul bahkan Silau Du- nia dan Negeri Dolok di Kab. Simalungun. Pantas dicatat, jalan-jalan di kota Tebingting- gi berasal dari warisan Kolonial Belanda, yakni Jalan protokol Sutomo-Suprapto-KF Tandean. Jalan Yos Sudarso-Sudirman-A. Ya- ni-Gatot Subroto. Jalan HM Yamin-Imam Bon- jol-Sutoyo-Diponegoro-Sisingamangaraja. Sedangkan jalan penghubung dalam kota, yakni Jalan Kartini-Bedagai-Patriot, meru- pakan jalan lingkungan di sekitar pusat perdagangan sungai Bahilang. Kemudian ja- lan Thamrin-Haryono MT, Pattimura, KHA

Dahlan yang juga jalan pendukung perda-

gangan sungai. Kemudian Jalan Pahlawan-

Veteran-Deblot Sundoro sebagai jalan per-

kantoran. Kemudian beberapa jalan lain yang

berada di pemukiman, misalnya Jalan Pusara

Pejuang-DI Panjaitan-Perintis Kemerdekaan,

maupun Jalan 13 Desember-Manggis.

Jalan-jalan warisan Belanda, ditandai dari

spesifikasi jalan yang sempit dan pendek,

karena penggunaannya yang terbatas. Ja-

lan-jalan warisan itu, hampir dipastikan

tidak bisa lagi mengalami pelebaran, ka-

rena di sisi jalan terbangun pemukiman

yang menutup peluang bagi pelebaran ja-

lan. Tidak mengherankan jika jalan-jalan

di inti kota Tebingtinggi, umumnya sempit.

Jika pun akan dilakukan pelebaran, maka

langkah yang dilakukan hanya pemotongan

lahan pemukiman yang ada di tepi jalan.

Langkah pelebaran jalan sudah pernah di-

lakukan Pemerintah kotamadya Tebingtinggi

di masa Wali Kota Drs. Amiruddin Lubis,

ketika sejumlah jalan di inti kota men-

galami pelebaran dengan mengambil tro-

toar jalan. Bahkan, pelebaran berlanjut

dengan memotong badan rumah. Meski

sempat menimbulkan reaksi masyarakat,

namun kondisi jalan yang ada saat ini,

merupakan warisan pelebaran jalan di-

lakukan wali kota termuda di masanya itu.

Prestasi terbesar yang dilakukan pemerintah

kota Tebingtinggi, adalah pembukaan jalan

ring road di pinggiran kota. Jalan ini dibuka

di masa Wali kota Drs. Rupai Peranginangin.

Ring road yang dibuka, mulai dari Kampung

Marbun hingga ke Kel. Bagelen dan Persiakan,

dikenal dengan Jalan Baja-Syekh Beringin-Ab-

dul Hamid, kemudian berlanjut ke Jalan As-

rama Kodim hingga ke Jalan Pulau Sumatera.

“Sekarang (1985-1990) memang jalan

ini tak bermanfaat, tapi nanti kalian rasa-

kan manfaatnya,” ujar Rupai Peranginngin,

saat banyak reaksi atas pembangunan

jalan itu. Belakangan, pernyataan man-

tan wali kota asal Tanah Karo itu ada be-

narnya, karena jalan itu membuka iso-

lasi daerah pinggiran kota Tebingtinggi.

Di masa Wali Kota Hj. Rohani Darus Daniel,

SH, kembali pengembangan jalan dilaku-

kan, dengan membuka ring road bagian

barat, mulai dari Kel. Pabatu hingga Kel. La-

lang, dikenal dengan Jalan AMD-Musyawa-

rah-Abdul Haris Nasution-Gunung Leuser.

Namun, jalan ini menimbulkan problema

besar bagi keuangan kota, karena pemban-

gunan yang tidak profesional. Untuk ruas

Jalan AMD misalnya hingga 15 tahun kemu-

dian, jalan itu selalu dalam perbaikan, ka-

rena kondisi tak laik dilintasi. Demikian pula dengan Jalan Gunung Leuser yang telah me- makan dana hingga puluhan miliar rupiah. Di masa Wali Kota Ir.H.Umar Zunaidi Ha- sibuan, MM, ada kebijakan yang menarik untuk dua rua jalan itu. Misalnya, Jalan AMD telah dilakukan rehabilitasi jalan dengan menggunakan jalan cor beton. Model jalan ini diharapkan bisa jadi solusi menekan biaya un- tuk rehab Jalan AMD yang tak berkesudahan. Ancaman Macat Kini seiring dengan perkembangan moda transportasi darat yang kian maju, anca- man macat sudah di depan mata. Sinyal itu terlihat dari stagnannya pembukaan jalan baru di kota Tebingtinggi, disamp- ingi tidak bisanya melakukan pelebaran ja- lan, karena keterbatasan ruang yang ada. Selain itu, pertumbuhan kenderaan motor dari berbagai jenis, juga menjadi problema yang kian membuka potensi macat. Misalnya, tidak adanya pembatasan terhadap kepe- milikan kenderaan bermotor masyarakat. Akibatnya, saat ini untuk satu rumah dipas- tikan akan ada dua hingga tiga sepeda motor. Demikian pula dengan mobil pribadi. Sedan- gkan keberadaan becak bermotor yang men- jadi salah satu mata pencarian warga bawah, juga mengalami over capasitas, karena tidak adanya pembatasan pengadaan kenderaan roda tiga itu. Juga dengan angkutan kota. Akibatnya, aroma kemacatan mulai dirasakan warga, terutama pada jam-jam tertentu. Mis- alnya, pagi hari ketika berangkat kerja maupun pulang kerja. Demikian pula di saat sekolah pulang, khususnya sekolah di jalan proto- col, dipastikan kondisi macat mengancam. Saat ini sudah dibutuhkan upaya paling tidak membuat grand desain penataan jalan-jalan di kota Tebingtinggi guna menghindari kema- catan, khsususnya pada penataan kenderaan bermotor. Jika tidak dipastikan over kapa- sitas yang saat ini mengancam keberadaan lalu lintas jalan raya akan semakin parah. Ini belum lagi keresahan stakeholder peman- faat jalan yang mulai mengadu ke DPRD, ka- rena kepentingan mereka mulai terabaikan. Diperkirakan, 10 tahun ke depan kita akan mengalami kemacatan seperti kota-kota be- sar, jika kita tak mepersiapkan problem solv- ingnya sejak dini. Jangan main-main dengan ancaman macat, karena kerugiannya akan san- gat besar dialami masyarakat. Abdul Khalik

  

APA KABAR PENATAAN JALAN TEBINGTINGGI ?

I. Pendahuluan

  A. Latar Belakang Lalu lintas merupakan masalah penting ka- rena lalu lintas adalah sarana untuk berger- ak dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan, maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gang- guan ini dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan polusi udara.

  Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah ini adalah masalah sulit yang harus dipecah- kan bersama. Apabila masalah lalu lintas tidak terpecahkan, maka masyarakat sendi- ri yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mengambil manfaatnya. Saat ini lalu lintas yang macet merupakan suatu kejadian yang biasa kita lihat baik di pagi hari, sore hari maupun di malam hari. Masalah ini terjadi karena pertambahan jumlah kendaraan dengan pertumbuhan jalan tidak seimbang sehingga selain menyebabkan kemacetan juga dapat me- nyebabkan kecelakaan lalu lintas. Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum ditemukan solusi yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan. Setiap individu berhak memikirkan masalah ini, karena sekecil apapun peran yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan memberikan pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas agar men- jadi lebih aman dan nyaman.

  B. Masalah Dalam keadaan yang seperti sekarang ini, sulit bagi kita untuk berharap agar kemac- etan lalu lintas menjadi berkurang, apalagi hilang tak membekas. Masalah ini tidak terjadi karena satu faktor, melainkan ban- yak faktor yang saling berkaitan satu sama lain sehingga untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan kerja keras setiap individu.

  Tiap individu tidak boleh mengandalkan individu lain, melainkan individu tersebut harus memikirkan cara atau solusi untuk mengatasi masalah klasik ini, bukannya membuat sebuah budaya baru yakni lebih mementingkan diri sendiri ketimbang me- mikirkan orang lain seperti saling serobot demi tidak terjebak dalam kemacetan. Nilai-nilai Pancasila yang mengalir di dalam diri mereka seharusnya dapat men- jadikan mereka seorang yang lebih sem- purna, yakni manusia yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya- waratan / perwakilan serta ber-Keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai- nilai tersebut nampaknya kini hilang tak membekas dalam diri setiap individu.

  C. Tujuan Makalah ini dibuat agar masyarakat pada umumnya dan bagi pelajar khususnya serta semua lapisan masyarakat untuk bersedia memikirkan masalah kemacetan lalu lintas yang semakin hari kondisinya semakain parah. Tidak hanya mengandalkannya kepada pemerintah saja, tetapi juga ikut menjadi bagian dari masalah ini, karena jika masyarakat hanya mengandalkannya kepada pemerintah saja, mungkin masalah ini membutuhkan waktu yang lama untuk terselesaikan.

  Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar masyarakat mengetahui tentang sebab-sebab kemacetan di Indone- sia, setelah itu masyarakat dapat meng- etahui dampak yang ditimbulkannya bagi kehidupan mereka dan mengajak mereka untuk bersama-sama menyusun strategi dalam mengatasi masalah kemacetan.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemacetan Lalu Lintas

  Sebelum membahas tentang pengertian kemacetan lalu lintas, sebaiknya kita pelajari terlebih dulu pengertian dari lalu lintas itu sendiri. Dalam UU RI Nomor

  14 Tahun 1992, ditetapkan pengertian lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan. Sedangkan pengertian dari kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan tersen- datnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Indo- nesia yang merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak tentunya memiliki pengguna jalan dan mobilitas yang tinggi pula. Dinas perhubungan DKI Jakarta mencatat, pertambahan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 11 persen per tahun sedangkan pertambahan jalan tak sampai 1 persen per tahunnya.

  B. Kedisiplinan Pengguna Jalan Para pengguna jalan pasti menginginkan untuk cepat sampai di tujuan, sehingga kadang-kadang para pengguna jalan yang tidak sabar akan saling mendahu- lui, bahkan mereka juga akan melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti menerobos lampu merah. Hal ini bukan- lah tindakan yang patut diapresiasikan oleh para pengguna jalan karena hal ini bisa menyebabkan kecelakaan yang dapat membahayakan nyawa seseorang dan pada akhirnya peristiwa itu juga akan me- nyebabkan kemacetan lalu lintas. Di beberapa tempat seperti mall, pasar dan ditempat-tempa keramaian lainnya para pengguna jalan sering menyeberang jalan dengan tidak menggunakan jembatan penyeberangan. Hal ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Selain itu, juga banyak angku- tan umum yang sering menaik dan menu- runkan penumpang tidak pada tempatnya, seperti di perempatan jalan dan pertigaan jalan. Kedisiplinan para pengguna jalan memang masih sangat rendah, seharusnya mereka berusaha untuk memperbaiki kebi- asaan buruk tersebut karena mereka tidak sendiri di jalan, ada ratusan bahkan ribuan pengguna jalan lainnya.

  Pelita.com (2009) menyatakan Kesadaran hukum masyarakat dalam men- taati peraturan tentang lalu lintas masih sangat rendah. Masalah yang satu ini memang harus ditanamkan sejak dini, ka- rena upaya untuk membangun kesadaran hukum masyarakat terkait ketertiban di jalan raya merupakan bagian yang tersulit dari seluruh aspek pembangunan.

  

KEMACETAN LALU LINTAS DAN DAMPAKNYA

BAGI MASYARAKAT

10 UTAMA

  11 C. Rasio Kendaraan dan Jalan

  Berdasarkan data Ditlantas Polri, jum- lah kendaraan bermotor di DKI Jakarta mencapai 6.506.244 buah. Jumlah itu merupakan gabungan dari beberapa jenis kendaraan. Mulai dari truk pengangkut barang yang jumlahnya mencapai 449.169 buah, lalu bus umum dengan jumlah 315.559 buah, hingga sepeda motor yang jumlahnya mencapai angka 3.276.890 buah. Sedangkan sisanya untuk mobil. Jumlah tersebut hanya untuk daerah DKI Jakarta saja, padahal Indonesia memiliki wilayah yang masih sangat luas. Ada Bandung yang merupakan salah satu kota besar di negeri ini dan jumlah kendaraan bermotor di sana juga tentu tidak akan kalah dengan jumlah kendaraan yang ada di DKI Jakarta. Hal ini tentu bukanlah perbandingan yang setimbang karena pertumbuhan kendaraan masih sangat jauh di atas pertumbuhan ja- lan. Sehingga dengan kondisi yang seperti itu tentu kendaraan akan sulit tertampung dengan tertib pada ruas jalan yang telah tersedia. “Kondisi lalu lintas dan transpor- tasi di Kota Bandung karut-marut meski- pun rekayasa jalan sudah maksimal. Salah satu masalah pokoknya ialah pertumbuhan kendaraan bermotor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan jalan“ Putro (2009). Selain jumlahnya yang tidak sebanding dengan jumlah jalan yang ada, komposisi kendaraan yang melewati sebuah jalan pun sangat tidak seimbang. Dari jumlah yang ada, lebih dari 90 persen didominasi oleh kendaraan pribadi, mulai dari sepeda motor, mobil tua hingga mobil mewah. Sementara sisanya merupakan jumlah dari kendaraan umum. Parahnya lagi, dari jumlah tersebut juga masih banyak kendaraan umum yang sudah tidak layak pakai, sehingga keadaan seperti itu semakin memperkeruh situasi dengan banyaknya polusi udara. Selain jumlahnya yang kalah jauh dibanding jumlah kendaraan yang ada, kondisi jalan juga diperparah lagi oleh adanya kegiatan- kegiatan yang dapat mengganggu jalannya lalu lintas seperti adanya pasar tumpah serta pedagang kaki lima yang menjual dagangannya di sepanjang trotoar yang seharusnya digunakan untuk para pejalan kaki.

  Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua masyarakat, karena kemacetan dapat menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna jalan.

  Dampak kemacetan lalu lintas antara lain adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu serta menimbulkan polusi udara. Pemborosann BBM terjadi karena kema- cetan menyebabkan kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi pembakaran yang tidak efektif. Misalnya yang seharusnya bensin 1 liter untuk menempuh jarak 10 km, maka bila terjadi kemacetan akan ada pemborosan setengah liter dengan harga Rp.2250. Itu untuk 1 orang, sedangakan pengguna jalan untuk wilayah Jakarta saja berdasarkan Ditlantas Polri tahun 2005, jumlah kend- araan bermotor ada sekitar 8,86 juta yang terdiri dari mobil sebesar 35,4 persen, bus sebesar 8 persen dan sepeda motor sebesar 5,35 persen. Selain pemborosan BBM, bila terjadi kemacetan tentu kita juga akan rugi waktu. Misalnya jarak 60 km bisa kita tempuh hanya dengan waktu 1 jam, maka bila terjadi kemacetan dengan waktu yang sama mungkin kita hanya dapat menem- puh jarak 10-20 km saja. “Alur lalu lintas yang mengular tampak hampir di setiap kawasan Jakarta dan sekitarnya. Kalau saja perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan dari tempat kerja ke rumah menghabiskan waktu 1 jam, itu sudah dianggap bagus” Susanto (2008). Jadi dampak yang ditimbulkan oleh kema- cetan lalu lintas sangat banyak. Selain waktu dan biaya, kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan stress dan men- imbulkan emosi. Akibatnya pekerjaan pun menjadi terganggu. Kadang-kadang akibat terburu-buru akan terjadi kecelakaan yang dapat mengancam nyawa para pengguna jalan. Kemacetan juga menyebabkan laju kend- araan menjadi lambat dan pembakaran pun menjadi lama, pembakaran yang lama akan menghasilkan karbondioksida sehingga akan menimbulkan polusi udara yanng semakin banyak. Karbondioksida men- gandung racun yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat sehingga produktivi- tas menurun. Bila produktivitas menurun maka perekonomian juga akan terganggu. Selain itu, kemacetan juga dapat meng- ganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. Jadi dampak yang diakibatkan oleh kemacetan lalu lin- tas sangat luas, mulai dari bidang keseha- tan, ekonomi hingga produktivitas kerja.

  E. Peran Pemerintah Urbanisasi dan angka kelahiran yang ting- gi menyebabkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak terkendali. Berarti pemer- intah harus membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan cara menjalankan program keluarga berencana.

  Bila pemerintah berhasil menangani laju urbanisasi dan angka kelahiran, maka jum- lah pengguna jalan juga akan terkendali. Untuk mencegah semakin parahnya kead- aan lalu lintas, pemerintah perlu megupay- akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan kendaraan umum, selain membangun ruas jalan baru, pemerintah juga harus menetapkan batas kecepatan suatu kendaraan untuk memini- malisasi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan. Khisty dan Lall (2003: 214) menyatakan Bayangkanlah suatu kendaraan melintas di suatu jalan tol pada pukul 03:00 dini hari. Kebetulan kendaraan ini adalah satu-satu- nya kendaraan yang melintas. Seandainya si pengemudi tidak menghiraukan batas kecepatan, ia dapat mengemudi pada kece- patan yang dikehendakinya sesuai den- gan kondisi dan karakteristik kendaraan, kemampuan pengemudi, dan aspek-aspk geometris ruas jalan tersebut. Disamping itu, pemerintah juga sebai- knya memperbaiki jalan yang rusak, memperlebar jalan, menambah jembatan peyeberangan dan memperbaiki jembatan penyeberangan yang rusak. Setelah semua itu terlaksana, pemerintah tetap tidak boleh langsung bersenang-senang, karena mereka juga masih harus memperbaiki rambu-rambu lalu lintas, memperbaiki lampu lalu lintas serta sebisa mungkin menjadikan halte agar dapat menjadi lebih aman dan nyaman. Safrodin (2009) menyatakan Program sepeda kanggo sekolah lan nyam- but gawe (Sego Segawe) yang dicetuskan oleh Wali Kota Yogyakarta Herry Zudi- yanto patut diberi apresiasi lebih. Selain punya misi untuk memelihara lingkungan, program ini juga berfungsi mengatasi kepadatan lalu lintas yang kian hari kian meresahkan.

  U T A M A

D. Dampak Kemacetan Lalu Lintas

  Busway dibuat lebih efektif dengan menambahkan jumlah armada, sehingga penumpang tidak menunggu lama dan waktu tempuh menjadi lebih cepat atau lebih singkat. Selain itu pemerintah harus pula mengoptimalkan KA yang telah ada, meningkatkan pelayanan dan keny- amanannya baik di stasiun maupun di dalam KA itu sendiri, sehingga banyak penggua jalan yang mau berpindah dari kendaraan pribadi ke KA. Peraturan ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin. Apabila ada kend- araan yang bersalah segera ditilang sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya angkutan umum yang berhenti bukan di halte, kendaraan yang menerobos lampu merah, motor yang berada di jalur kanan serta pejalan kaki yang tidak disiplin juga harus didenda agar mereka merasa jera dengan apa yang telah mereka lakukan. ”Pembinaan dan penindakan terus dilaku- kan terhhadap pengendara kendaraann bermotor yanng melakukan pelanggaran. Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat agar mentaati dan mematuhi peraturan yang ada. Umumnya pengguna jalan raya baru tertib jika ada petugas” Pelita.com (2009). Selain semua itu, pemerintah juga harus mengajak para pengguna jalan agar beralih dari kendaraan pribadi ke kend- araan umum.

  Para pengguna jalan juga dapat membantu pemerintah dalam menangani kemacetan lalu lintas seperti dengan beralih ke ang- kutan umum yang tersedia, bila tidak para pengguna kendaraan pribadi seharusnya mengikuti aturan agar tidak mengganggu pengguna jalan yang lain. Bagi pejalan kaki harus mau membiasakan diri berjalan di trotoar dan menyeberang di jembatan penyeberangan. Apabila ingin menggunakan angkutan umum, maka kita harus menghentikan angkutan tersebut di halte yang telah di sediakan, begitu pula bila kita hendak turun. Untuk para supir hendaknya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak berhenti di sembarang tempat. Pada saat berhenti kendaraan dipinggirkan agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan menjadikan perempatan atau pertigaan sebagai terminal. Pedagang kaki lima sebaiknya tidak berdagang di trotoar karena trotoar merupakan haknya pejalan kaki, begitu juga pejalan kaki untuk tidak membeli barang-barang di troatoar. Apabila menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya gunakan kendaraan yang kecil dan jangan mencoba untuk menerobs lampu merah jika terjadi kemacetan lalu lintas dan jangan menggunakan kendaraan pribadi untuk keperluan yang tidak pent- ing. Bagi pengguna sepeda motor selalu gu- nakanlah jalur kiri dan dengan kecepatan yang tidak tinggi. “Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus dan mobil terjadi di Tembalang, Semarang. Diduga bus dan mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi” (Suara Merdeka 2009:X). Selain itu utamakanlah keselamatan anda dengan menggunakan peralatan keselamatan seperti helm. Utomo (2009) menyatakan Polres Kulonprogo melihat kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan lalu lintas masih rendah. Terbukti dalam berka- li-kali operasi lalu lintas, banyak pelang- gar terjaring misalnya tak memakai helm dan tak mau menghentikan kendaraan mekipun lampu pengatur lalu lintas sedang menyala merah. Padahal menggunakan helm merupakan bagian dari kenyamanan dan keselamatan pengendara.

  Dari tahun ke tahun kemacetan ini diperkirakan akan terus bertambah sebab pertambahan kendaraan bermotor 11 persen pertahun sedangkan pertambahan jalan hanya 1 persen pertahun. Dari per- bandingan ini kita dapat membayangkan mengapa kemacetan lalu lintas itu sangat sulit untuk diatasi. Untuk mengatasi kemacetan yang se- makin bertambah bahkan untuk mengatasi terjadinya kemacetan total, maka seluruh masyarakat dan juga pemerintah harus segera memikirkan jalan keluarnya dari sekarang. Pemerintah harus bisa men- gendalikan laju urbanisasi dan juga harus dapat menekan angka kelahiran secara se- rius. Pemerintah segera membangun jalan satu arah, serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan KA maupun Busway mulai dari sekarang. Selain itu, pemerintah juga sebaiknya memperbaiki penegakan hukum tentang tata tertib berlalu lintas. Masyarakat juga dapat membantu pemer- intah dalam mengurangi kemacetan, mis- alnya dengan selalu tertib berlalu lintas, meningkatkan kesadaran hukum tentang lalu lintas serta juga dapat dilakukan dengan cara mematuhi semua peraturan lalu lintas. Bila semua itu dapat dilakukan dengan baik, mungkin kemacetan lalu lintas akan sedikit berkurang. Kedisiplinan berlalu lintas para pengguna jalan memang masih sangat rendah. Hal ini merupakan salah satu masalah pe- nyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Dan itu sangat merugikan masyarakat karena kemacetan dapat menyebabkan pemborosan BBM, pemborosan waktu serta dapat menimbulkan polusi udara. B.Saran

  1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pe- layanan angkutan umum, agar masyarakat tertarik untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum

  2. Melakukan pembatasan usia kendaraan karena jika kendaraan tersebut sudah ter- lalu tua, maka kendaraan tersebut menjadi tidak nyaman lagi

  3. Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang melanggar aturan

  4. Aturan yang tegas dan ketat terhadap arus urbanisasi dengan cara yang lebih optimal, dan hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar

  5. Pemerintah juga sebaiknya memas- ukkan pendidikan berlalu lintas dalam lingkup sekolah dasar dan sekolah menen- gah. (Khalik, disadur dari www.zoogard. blogspot.com)

  U T A M A

F. Peran Pengguna Jalan

III. PENUTUP

A. Kesimpulan Lalu lintas sudah sedemikian macetnya.

  13 SMP Negeri 1 Gelar Pameran Sains Tekhnologi