Sejara politik Kerajaan Kutai Indonesia

Tugas Kelompok
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok 1
Mata Kuliah

: Tradisi dan Kearifan Lokal

Dosen Pengampu

: Sudrajat, M.Pd

Anggota Kelompok

:
1. Laela Kurnia

(14416241002)

2. Granada Raka

(14416241011)


3. Windu Bestari

(14416241020)

4. Dwi Nur Fajriati (14416241029)
5. Azola Hawa M.

(14416241040)

6. Caecilia Erika P. (14416241047)

KERAJAAN KUTAI
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai
diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M. bukti-bukti yang menujukkan bahwa
kerajaan tersebut dibangun pada abad ke-4 adalah ditemukannya tujuh buah prasasti
Yupa. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota Tenggarong),
tepatnya di hulu sungai Mahakam. Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai.
Hanya 7 buah prasasti Yupa tersebut itulah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai

sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat
ditemukannya prasasti Yupa tersebut yaitu di daerah Kutai.
Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan
huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta, dan disusun dalam bentuk syair. Sedangkan
huruf yang dipakai adalah huruf Palawa. Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua
yang menyatakan telah berdirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai.
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para
1

Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja Mulawarman,
Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu
dari Raja Kudungga, telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Dari prasati tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh
Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak
kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama
Kudungga merupakan nama asli pribumi yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu.
Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata
'warman' pada namnya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta. Pendiri
Kerajaan Kutai adalah Kudungga, sedangkan raja pertama yang resmi berkuasa di
Kerajaan Kutai adalah Aswawarman karena sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai dan

diberi gelar "Wangsakarta", yang artinya pembentuk keluarga.
B. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai
Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi menurut
prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja
Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir
meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera
dan makmur.
C. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kutai
a. Bidang Politik
Dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di Kutai, terdapat salah satu prasasti yang
didalamnya tetulis “Sang Maharaja Kundungga yang amat mulia mempunyai putra
yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (Dewa
Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai
putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu adalah
Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarman
telah mengadakan kenduri (selamatan) emas amat banyak. Buat peringatan kenduri
itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana.”
Dari prasasti tersebut dapat diketahui nama-nama raja yang pernah memerintah di
Kerajaan Kutai. Raja pertama bernama Kundungga yang merupakan nama Indonesia
asli. Ia mempunyai seorang anak yang bernama Aswawarman yang dianggap sebagai

2

pendiri dinasti atau pembentuk keluarga (Wamsakerta). Nama anak Kundungga di
atas menunjukkan telah masuknya pengaruh Hindu dalam Kerajaan Kutai.
Selanjutnya, dapat diketahui pula bahwa Aswawarman itu mempunyai 3 orang putra.
Salah seorang di antara putranya itu sangat terkenal, bernama Mulawarman. Kedua
nama terakhir menggunakan bahasa Sanskerta. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pada masa kerajaan Kutai, mereka telah mengenal sistem pemerintahan.
Pemerintahan bukan lagi dipimpin oleh kepala suku, tetapi dipimpin oleh Raja.
Dalam prasasti tersebut juga membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang
Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.
Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kutai
1. Maharaja Kudungga
2. Maharaja Asmawarman
3. Maharaja Mulawarman
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman

9. Maharaja Nala Parana Tungga
10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa
15. Maharaja Guna Parana Dewa
16. Maharaja Wijaya Warman
17. Maharaja Sri Aji Dewa
18. Maharaja Mulia Putera
19. Maharaja Nala Pandita
20. Maharaja Indra Paruta Dewa
21. Maharaja Dharma Setia
3

b. Bidang Ekonomi
Secara geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan
India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian. Dan keterangan tertulis pada

prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya
berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Diperkirakan bahwa
pertanian dan peternakan merupakan mata pencaharian utama masyarakat Kutai.
Melihat letak di sekitar Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi laut, diperkirakan
perdagangan masyarakat Kutai berjalan cukup ramai. Bagi pedagang luar yang ingin
berjualan di Kutai, mereka harus memberikan “hadiah” kepada raja agar diizinkan
berdagang.
Pemberian “hadiah” ini biasanya berupa barang dagangan yang cukup mahal
harganya dan pemberian ini dianggap sebagai upeti atau pajak kepada pihak
Kerajaan. Melalui hubungan dagang tersebut, baik melalui jalur transportasi sungailaut maupan transportasi darat, berkembanglah hubungan agama dan kebudayaan
dengan wilayah-wilayah sekitar. Banyak pendeta yang diundang datang ke Kutai.
Banyak pula orang Kutai yang berkunjung ke daerah asal para pendeta tersebut.
c. Bidang Agama
Kehidupan kebudayaan masyarakat Kutai erat kaitannya dengan kepercayaan atau
agama yang dianut. Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai, yaitu
tugu batu yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman
Megalitikum, yakni bentuk menhir. Salah satu yupa itu menyebutkan suatu tempat
suci dengan nama Waprakeswara (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai adalah pemeluk agama Hindu Syiwa.
Selain itu, masyarakat Kutai juga ada yang masih menjalankan adat istiadat dan

kepercayaan asli mereka.
d. Bidang Sosial-Budaya
Karena Kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh agama Hindu, maka kehidupan
agamanya telah lebih maju. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan upacara
penghinduan atau pemberkatan seseorang yang memeluk agama Hindu yang disebut
4

Vratyastoma. Upacara tersebut dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman dan
dipimpin oleh para pendeta atau brahmana dari India. Baru pada masa pemerintahan
Mulawarman, upacara tersebut dipimpin oleh kaum brahmana dari Indonesia. Dari
keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum brahmana dari Indonesia ternyata
memiliki tingkat intelektual yang tinggi karena mampu menguasai bahasa Sanskerta.
Karena, bahasa ini bukanlah bahasa yang dipakai sehari-hari oleh rakyat India
melainkan bahasa resmi kaum brahmana untuk masalah keagamaan.
Masuknya pengaruh budaya India ke Nusantara, menyebabkan budaya Indonesia
mengalami perubahan. Perubahan yang terpenting adalah timbulnya suatu sistem
pemerintahan dengan raja sebagai kepalanya. Sebelum budaya India masuk,
pemerintahan hanya dipimpin oleh seorang kepala suku. Selain itu, percampuran
lainnya adalah kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia mendirikan tugu batu.
Kebiasaan ini menunjukkan bahwa dalam menerima unsur-unsur budaya asing,

bangsa Indonesia bersikap aktif. Artinya bangsa Indonesia berusaha mencari dan
menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan sendiri.
D. Keruntuhan Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia
tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum
Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai Martadipura berbeda dengan Kerajaan Kutai
Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai
Kartanegara inilah yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara.

5

Sumber:
Wardaya. 2009. “Cakrawala Sejarah.” Diunduh pada tanggal 8 April 2015 dari
http://bse.kemdikbud.go.id/buku/bukusma/kelas11/Sejarah
Kerajaan

Kutai.


Diunduh

pada

tanggal

8

April

2015

dari

http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-kutai.html
Sejarah

Kerajaan

Kutai.


Diunduh

pada

tanggal

8

April

2015

dari

http://www.zonasiswa.com/2014/05/sejarah-kerajaan-kutai.html

6


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1