Kemajemukan sosial dalam identitas nasio

Universitas Budi Luhur

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
kemajemukan sosial sebagai identitas nasional, Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni alqur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Pancasila di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Jeanny selaku
dosen mata kuliah pendidikan pancasila
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami (penulis) berharap makalah ini dapat berguna dan memenuhi harapan kita
semua, khususnya bagi peserta didik di Universitas Budi Luhur. Selamat belajar, semoga sukses.
Amin.

i

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”


Universitas Budi Luhur

Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………

i

Daftar isi ………………………………………………………………………………….

ii

a. Pendahuluan…………………………………………………………………….

1

b. Pengertian Kemajemukan Sosial ……….... ……………………………………

3


c. Pengertian Identitas Nasional……………………………………………………………

4

d. Contoh Kasus Perang Sampit……. …………………………… ………………………

5

Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………………………….

9

Penutup …………………………………………………………………………..………

10

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………

11


ii

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan dalam kehidupan di masyarakat.
Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di
masa lalu, kini dan masa depan. Di satu sisi keragaman diterima sebagai fakta yang dapat
memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit.
Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflik
yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Setiap
individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau
yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud
dalam praktik nyata dengan adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum, yang
merupakan mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan mendorong
terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata. Kesetaraan derajat individu

melihat individu sebagai manusia yang berderajat sama dengan meniadakan hierarki atau jenjang
sosial yang menempel pada dirinya berdasarkan atas asal rasial, sukubangsa, kebangsawanan,
atau pun kekayaan dan kekuasaan.
Di Indonesia, berbagai konflik antarsukubangsa, antarpenganut keyakinan keagamaan, ataupun
antarkelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta harta benda, seperti kasus Sambas,
Ambon, Poso dan Kalimantan Tengah. Masyarakat majemuk Indonesia belum menghasilkan
tatanan kehidupan demokratis.
Persoalan-persoalan tersebut sering muncul akibat adanya dominasi sosial oleh suatu kelompok.
Adanya dominasi sosial didasarkan pada pengamatan bahwa semua kelompok manusia ditujukan
kepada struktur dalam sistem hirarki sosial suatu kelompok. Di antara kelompok-kelompok yang
ada, kelompok dominan dicirikan dengan kepemilikan yang lebih besar dalam pembagian nilainilai sosial yang berlaku. Adanya dominasi sosial ini dapat mengakibatkan konflik sosial yang
lebih tajam.
1

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:
Keragaman dan kesetaraan adalah hal yang saling berkaitan satu sama lain. Negara-bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dapat disebut sebagai
masyarakat multikultural. Berbagai keragaman masyarakat Indonesia terwadahi dalam
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbentuk dengan karakter utama
mengakui pluralitas dan kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui keragaman dan
menghormati kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk mengantarkan masyarakat Indonesia
pada pencapaian kemajuan peradabannya. Sehingga bagaimana unsur-unsur keragaman di
Indonesia ini sesuai dengan Semboyan “ Bhineka Tunggal Ika”. Karena adanya keragaman di
Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan akan timbulnya berbagai masalah. Keragaman
ini akan memperlihatkan perbedaan yang menciptakan suatu ketegangan antar anggota
masyarakat. Oleh karena itu perlu ditinjau akibat dari keragaman di Indonesia.

2
Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
Kemajemukan
Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan bangsa yang memilki latar
belakang yang berbeda-beda baik dari segi kultur, letak geografis, maupun sikap dari masingmasing individu. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dikatakan masyarakat yang majemuk,

Namun, masyarakat Indonesia tetap memilki satu status dan kedudukan yang sama yakni sebagai
masyarakat Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara
Indonesia, yang dituntut untuk selalu bersatu tanpa mempedulikan berbagai perbedaan yang ada
demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jadi, kemajemukan adalah suatu keadaan masyarakat yang terdiri dari berbagai kepentingan dan
kedudayaan yang berdeba-beda yang melebur dan membentuk satu kesatuan yang mempunyai
tujuan dan cita-cita yang sama dan suatu keadaan dimana hak dan kewajiban tersebar secara
merata diantara kelompok sosial yang ada dan agar tidak terjadi konflik

3

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur

Pengertian Identitas Nasional
Kata “identitas” berasal dari kata “identity” yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain, contohnya
bendera dan lagu kebangsaan setiap negara akan berbeda dengan negara lain. Sedangkan dalam
terminologi antropologi kata “identitas” diartikan sebagai sifat khas yang menerangkan dan

sesuai dengan kasadaran diri sendiri, golongan, kelompok, komunitas atau negara lain.
Kata “nasional” bearti identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang
diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama dan bahsa maupun non fisik
seperti keinginan, cita-cita dan tujuan.
Oleh karena itu identitas nasional dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya adalah manifestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan
ciri-ciri khasnya dan dengan ciri khas tersebutlah suatu bangsa akan berbeda dengan bangsa lain.
Sehingga dengan demikian, maka identitas nasional akan melahirkan tindakan kelompok yang
disebut atribut nasional.
Pengertian lain dari Identitas nasional adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Jadi Kemajemukan Sosial adalah dimana keharmonisan antara masyarakat Indonesia yang
harus memperjuangkan persatuan diantara sesama dan tidak ada yang merasa dirugikan ,dan
sebagai identitas bangsa kita bangsa yang saling menghargai dan menghormati antara orang lain
dimana sesuai dengan identitas nasional kita tentang keragaman di Indonesia dengan Semboyan
“ Bhineka Tunggal Ika”.

4
Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”


Universitas Budi Luhur

Konflik Sampit
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari
2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan
Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi
antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah
pada 18 Februari2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.Konflik
Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura
kehilangan tempat tinggal.[Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal
kepalanya oleh suku Dayak.

Latar belakang
Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa
insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi antara
Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas.Penduduk Madura
pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh
pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia.Tahun 2000,
transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah.Suku Dayak merasa tidak puas
dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum

baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri
komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi mengklaim
bahwa ini disebabkan oleh serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Rumor mengatakan
bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian sekelompok anggota suku
Dayak mulai membakar rumah-rumah di permukiman Madura. Profesor Usop dari Asosiasi
Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan demi
mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang.Selain itu, juga dikatakan bahwa
seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura setelah sengketa judi
di desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000. Versi lain mengklaim bahwa konflik ini berawal
dari percekcokan antara murid dari berbagai ras di sekolah yang sama.

5
Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
POKOK POKOK MASALAH YANG HARUS DITANGANI

1.Bahwa proses marginalisasi dan pemelaratan yang terjadi di Kalimantan Tengah, baik dari sisi
ketidakadilan pemanfaatan sumberdaya alam dan Pembangunan Daerah, maupun ketidakadilan

akan adanya perlindungan hak-hak hidup masyarakat telah ditambah oleh ketidakmampuan etnis
Madura untuk memberikan toleransi terhadap hampir seluruh aspek kehidupan Suku Dayak
Kalimantan Tengah.
2.Adanya arogansi budaya Suku Madura yang memandang remeh budaya lokal Suku Dayak,
menimbulkan berbagai gesekan yang seluruhnya tidak pernah diselesaikan secara tuntas, baik
oleh masyarakat maupun pemerintah. Akumulasi gesekan-gesekan tersebut menimbulk an
perseteruan dan perkelahian massal yang membesar dan memuncak dari waktu ke waktu.
3.Kecenderungan Suku Madura membawa kenalan, sanak-keluarga, kerabat dan anggota
masyarakat Madura ke Kalimantan Tengah yang kurang berpendidikan dan berlaku kriminal,
tanpa melakukan seleksi terlebih dahulu, telah menyebabkan Kalimantan Tengah menerima
warga Suku Madura yang potensial dan banyak melakukan hal-hal yang tidak toleran terhadap
hampir seluruh aspek kehidupan Suku Dayak.
4.Hal-hal tersebut telah membangkitkan kerugian yang tidak terhingga bagi Suku Dayak, baik
dari segi moril, mau pun materil. Adanya hujatan bahwa Suku Dayak tidak beradab, tidak
toleran, tidak berkemanusiaan dan lain-lain yang dilansir baik oleh perorangan mau pun media
massa serta elektronik secara
luas, tanpa mempertimbangkan penderitaan berkepanjangan yang timbul dimasyarakat Suku
Dayak akibat kerusuhan yang muncul dari adanya Suku Madura di Kalimantan Tengah.
5.Adanya kecenderungan pihak Suku Madura melindungi warganya yang berbuat jahat terhadap
Suku Dayak, menyebabkan akumulasi kebencian yang merupakan masalah umum dan sosial

dikalangan warga non Madura di
Kalimantan Tengah. IKAMA menjadi tempat untuk menyelamatkan warga Suku Madura yang
berbuat jahat kepada warga non Madura.
6

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
6.Adanya upaya tokoh-tokoh Suku Madura mendorong peristiwa kerusuhan yang ada di
Kalimantan Tengah hanya muncul dari sisi Suku Dayak, yaitu dengan merujuk akibat kerusuhan
semata, tanpa memperhatikan
asal-muasal dan proses-proses yang mandahuluinya.
7.Terlihat pula upaya tokoh-tokoh Suku Madura mendorong masyarakat agama untuk berseteru
satu dengan lainnya dengan mengatakan bahwa masalah di kota Sampit adalah pembasmian
terhadap umat muslim.
8.Adanya pertimbangan yang naif dari tokoh-tokoh Madura dengan menelorkan ancamanancaman kepada para petinggi Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah untuk memaksakan
kehendak mereka dalam penyelesaian
kerusuhan. Hal ini dilakukan tanpa mempertimbangkan bahwa Kalimantan Tengah menjadi
korban kelalaian para tokoh-tokoh Suku Madura yang gagal membina warganya yang mencari
kehidupan di Kalimantan Tengah.
9.Suku Dayak Kalimantan Tengah selama ini sangat toleran terhadap Suku Madura, sehingga
pada beberapa keluarga Dayak, telah menerima anaknya menikah dengan Suku Madura.

7

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
E.SARAN PENANGANAN MASALAH ETNIS
1.Diperlukan upaya pengelolaan yang komprehensif masalah etnis di Kalimantan Tengah yang
mencakup inventarisasi, rekonsiliasi, penyusunan strategi pembinaan dan pemeliharaan kondisi
yang kondusif dalam masyarakat Kalimantan Tengah. Untuk itu diperlukan program khusus dan
action plan yang terperinci yang disepakati bersama secara Nasional.

2. Diperlukan upaya mengetuk hati Pemerintah Pusat, bahwa masalah etnis bukan hanya terdapat
di Kalimantan Tengah, melainkan juga menjadi masalah Nasional. Diperlukan upaya yang
berimbang dalam penanganan etnis dengan menggalakkan berbagai bidang pembangunan di
Daerah yang bertumpu kepada entitas masyarakat setempat sebelum memperluas cakupannya
secara Nasional dengan melibatkan berbagai etnis / komunitas masyarakat lainnya. Masalah
kependudukan dan lapangan kerja Nasional agar dimulai penyelesaiannya pada tingkat lokal,
dimana partisipasi lokal dimaksimalkan sebelum melibatkan unsur-unsur lainnya yang bersifat
menunjang secara Nasional. Diupayakan agar masalah Nasional jangan dibebankan
pemecahannya secara partial kepada Daerah.

8

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
KESIMPULAN
Di era globalisasi yang penuh dengan keragaman ini, sudah selayaknya kita sebagai suatu
bangsa, yang memilki kesamaan senasib sepenaggungan haruslah bisa memanfaatkan
keberagaman ini sebagai suatu potensi untuk memperkuat jati diri bangsa dan sebagai suatu
kekuatan.
Kesetaraan bisa di wujudkan dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah NKRI dan
juga keadilan di dalam bidang hukum ( bahwa semua sama di di hadapan hukum ). Namun,
jangan sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang sebaliknya: sebuah konflik yang
berkepanjangan.
Janganlah suatu keberagaman ini dijadikan sebagai bahan untuk dipolitisi yang akhirnya akan
menimbulkan suatu perpecahan bagi bangsa ini. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
sebaiknya bisa memahami akan keberagaman ini. Karena dengan adanya pemahaman akan
kesetaraan dan keberagaman ini, niscaya Indonesia akan menjadi suatu Negara yang madani dan
maju di masa yang akan datang.

SARAN
Keberagaman merupakan suatu hal yang tak akan bisa dihindari oleh manusia. Tuhan telah
menciptakan manusia dengan suku dan bangsa yang berbeda. Ini menandakan keserragaman tak
akan bisa dilakukan di dunia ini, sekalipun oleh seorang dictator kejam sekalipun. Hal terpenting
bagi kita sebagai manusia ialah selalu menghargai keberagaman itu untuk mencapai apa yang
disebut kesetaraan. Kesetaraan dalam semua hal, baik hak maupun kewajiban kita sebagai
mahluk individual dan sosial dalam bermasyarakat.

9
Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
PENUTUP
Makalah ini menekankan pemahaman tentang Kemajemukan Sosial Dan Identitas
Nasional. Materi dalam makalah ini disajikan secara sistematis, Kamu (pembaca) dapat
memahami beberapa hal mendasar tentang Kemajemukan Sosial Dan Identitas Nasional..
Demikianlah makalah ini kami buat,mungkin masih banyak terdapat kekurangankekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Terimakasih.
Selamat membaca, semoga bermanfaat. Sukses menyertai kita semua.

10

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur
DAFTAR PUSTAKA
1. http://makalahmatakuliah.blogspot.com/2013/03/tugas-ilmu-sosial-budayaisbd.html
2. http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/pengertian-masyarakatmasyarakat.html
3. https://www.google.com/search?
q=konflik+Sambas&oq=konflik+Sambas&aqs=chrome..9ii7..7iii000&&sour
ceid=chrome&espv=210&es_sm=i3&ie=UTF8#es_sm=i3&espv=210&q=konflik%20Sampit
&. http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000001278091/penelusuranlengkap-se0arah-pertikaian-sampit-asal-mula-kerusuhan-sampitkalteng/
7. http://0ayputrai.wordpress.com/2012/10/17/di-balik-perang-sampit/
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Sampit

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”

Universitas Budi Luhur

11

Pendidikan Pancasila “kemajemukan sosial sebagai identitas nasional”