MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER Kelompok I
BAB XI PENDIDIKAN
KARAKTER
A.
DEFINISI PENDIDIKAN KARAKTER
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter
(character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi
krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan
terhadap
teman,
pencurian
remaja,
kebiasaan
menyontek,
penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas,
oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).
Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik
didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan
melakukan perbuatan kebaikan.
Pendidikan Karakter
247
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala
usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk
mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan
karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa
pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti.
B. NILAI NILAI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur,
Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu,
Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi,
Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan,
Peduli social, Tanggung jawab.
Lebih jelas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dapat di lihat pada bagan
dibawah ini
Pendidikan Karakter
248
C. TUJUAN, FUNGSI DAN MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan
Karakter
Bertujuan
mengembangkan
nilai-nilai
yang
membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan
berprilaku baik;(2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3)
mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga
pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan
yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya
luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat
manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang
cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain
dalam suatu harmoni.
Pendidikan Karakter
249
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu:
a) Keluarga
b) satuan pendidikan
c) masyarakat
d) media massa
D.RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KARAKTER
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang
mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan
fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam keluarga, satuan
pendidikan serta masyarakat. Totalitas psikologis dan sosiokultural dapat
dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan dalam Bagan 3 berikut:
Berdasarkan Bagan 3 tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada
pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter
merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi
Pendidikan Karakter
250
individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosialkultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan
masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek
totalitas proses psikologis dan sosialkultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah
hati ; (2) olah pikir; (3) olah raga/kinestetik; dan (4) olah rasa dan karsa. Proses itu
secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi,
serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di
dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di
atas
E.PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PENDIDIKAN
INDONESIA
Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa
Indonesia dari keterpurukan untuk menyongsong datangnya peradaban baru.Di
Indonesia, akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan
Karakter dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada
saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2 mei 2010 lalu.Tekad
Pendidikan Karakter
251
Pemerintah tersebut bertujuan untuk mengembangkan karakter dan budaya bangsa
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional yang harus
didukung secara serius.
Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan atau
dalam proses pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi, apabila
pendidikan memang bermaksud serius untuk membentuk suatu karakter generasi
bangsa, ada banyak hal yang harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran
terhadap para pendidik dan juga terhadap pelaksana kebijakan pendidikan.Jika
kita pahami arti dari Pendidikan secara luas, pendidikan sebagai proses
penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau karakter, tentu bukan
hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan dengan proses kebudayaan
yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki kemampuan untuk
mengarahkan kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga membangun karakter
generasi muda.Artinya, karakter yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan
siswa, remaja, dan juga kaum muda secara umum sedikit sekali yang dibentuk
dalam ruang kelas atau sekolah, akan tetapi lebih banyak dibentuk oleh proses
sosial yang juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan tatanan materialekonomi yang sedang berjalan.
Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai
Pancasila pada diri peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan
fisik.Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat
dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Keberlangsungan tersebut dapat ditandai oleh pewarisan budaya dan
karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu, pendidikan
merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan
juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang.
Pendidikan Karakter
252
Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta
didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses interalisasi, dan
penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat,
mengembangkan
kehidupan
masyarakat
yang
lebih
sejahtera,
serta
mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang
telah dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri,
yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis, produktif dan
kreatif.Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter
sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang.
Perkembangan tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang baik,
pendekatan yang sesuai, dengan metode belajar serta pembelajaran yang efektif.
Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah
usaha bersama sekolah oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh
semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan
potensi peserta didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang
telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter
bangsa, untuk memperkuat pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam
perkembangan potensi peserta didik yang bermartabat, dan juga untuk menyaring
budaya bangsa sendiri dengan bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
F. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SEKOLAH
Pendidikan Karakter
253
Dalam implementasinya, pendidikan karakter di sekolah secara umum
dibagi dalam 3 kegiatan yaitu, kegiatan rutin, kegiatan spontan dan kegiatan
keteladanan.
1. Kegiatan Rutin
Nilai Nilai dan
karakter
bangsa yang
dikembangka
n
Religius
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin
oleh guru agama melalui speaker dari ruang Guru
Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan Infaq
Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah
kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak
dengan memperhatikan sopan santun.
Meminta izin untuk menggunakan barang orang lain
Kedisiplinan
Pukul 07.15 semua siswa harus sudah berada di sekolah
dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang melanggar
diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.
Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh
seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama . Siswa yang
tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu
cara berpakaian rapi. (kriteria rapi yaitu baju dimasukkan,
atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang
ditentukan)
Mengambil sampah yang berserakan.
Peduli Sosial
Mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai di
sekolah dan menyumbangkannya pada yang membutuhkan,
1 kali setahun.
Pendidikan Karakter
254
Mengunjungi teman yang sakit
Kejujuran
Transparansi Keuangan Kas Kelas
Tidak mencontek saat Ujian
2. Kegiatan Spontan
Nilai Nilai
dan karakter
bangsa yang
dikembangka
n
Religius
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam
Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan
Memperingatkan siswa yang datangnya terlambat, bila masih
terlambat, maka diwajibkan menyapu halaman sekolah yang masih
kotor (sesuai tata tertib sekolah)
Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan
diberitahu cara berpakaian rapi.
Melerai pertengkaran
Peduli Sosial
Melayat apabila ada orang/wali murid yang meninggal dunia
Pendidikan Karakter
255
Mengumpukan sumbangan untuk bencana alam
Kejujuran
Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian
3. Kegiatan Keteladanan
Nilai Nilai
dan karakter
bangsa yang
dikembangka
n
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Religius
Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa,
maka guru memberi contoh dengan berdoa dengan khusu’ dan
dalam bahasa yang Indonesia sehingga dimengerti oleh anak
Kedisiplinan
Menghargai pendapat orang lain
Kejujuran
Pendidik memberikan penilaian secara objektif
Pendidikan Karakter
256
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pendidikan Karakter 3M . http://sahabatnestle.co.id . Diakses
tanggal: 29 September 2015
Anonim. 1992. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Kemendikbud. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan : Jakarta
Nency, Tria. 2013. Pendidikan Karakter. http://academia.edu . Diakses Tanggal
28 September 2015
Wiyono, Ketang. 2015. Profesi Kependidikan. Unsri:Indralaya
Pendidikan Karakter
257
KARAKTER
A.
DEFINISI PENDIDIKAN KARAKTER
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter
(character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi
krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan
terhadap
teman,
pencurian
remaja,
kebiasaan
menyontek,
penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas,
oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).
Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik
didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan
melakukan perbuatan kebaikan.
Pendidikan Karakter
247
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala
usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk
mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan
karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa
pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti.
B. NILAI NILAI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur,
Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu,
Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi,
Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan,
Peduli social, Tanggung jawab.
Lebih jelas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dapat di lihat pada bagan
dibawah ini
Pendidikan Karakter
248
C. TUJUAN, FUNGSI DAN MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan
Karakter
Bertujuan
mengembangkan
nilai-nilai
yang
membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan
berprilaku baik;(2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3)
mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga
pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan
yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya
luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat
manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang
cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain
dalam suatu harmoni.
Pendidikan Karakter
249
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu:
a) Keluarga
b) satuan pendidikan
c) masyarakat
d) media massa
D.RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KARAKTER
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang
mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan
fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam keluarga, satuan
pendidikan serta masyarakat. Totalitas psikologis dan sosiokultural dapat
dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan dalam Bagan 3 berikut:
Berdasarkan Bagan 3 tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada
pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter
merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi
Pendidikan Karakter
250
individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosialkultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan
masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek
totalitas proses psikologis dan sosialkultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah
hati ; (2) olah pikir; (3) olah raga/kinestetik; dan (4) olah rasa dan karsa. Proses itu
secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi,
serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di
dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di
atas
E.PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PENDIDIKAN
INDONESIA
Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa
Indonesia dari keterpurukan untuk menyongsong datangnya peradaban baru.Di
Indonesia, akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan
Karakter dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada
saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2 mei 2010 lalu.Tekad
Pendidikan Karakter
251
Pemerintah tersebut bertujuan untuk mengembangkan karakter dan budaya bangsa
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional yang harus
didukung secara serius.
Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan atau
dalam proses pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi, apabila
pendidikan memang bermaksud serius untuk membentuk suatu karakter generasi
bangsa, ada banyak hal yang harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran
terhadap para pendidik dan juga terhadap pelaksana kebijakan pendidikan.Jika
kita pahami arti dari Pendidikan secara luas, pendidikan sebagai proses
penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau karakter, tentu bukan
hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan dengan proses kebudayaan
yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki kemampuan untuk
mengarahkan kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga membangun karakter
generasi muda.Artinya, karakter yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan
siswa, remaja, dan juga kaum muda secara umum sedikit sekali yang dibentuk
dalam ruang kelas atau sekolah, akan tetapi lebih banyak dibentuk oleh proses
sosial yang juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan tatanan materialekonomi yang sedang berjalan.
Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai
Pancasila pada diri peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan
fisik.Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat
dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Keberlangsungan tersebut dapat ditandai oleh pewarisan budaya dan
karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu, pendidikan
merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan
juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang.
Pendidikan Karakter
252
Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta
didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses interalisasi, dan
penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat,
mengembangkan
kehidupan
masyarakat
yang
lebih
sejahtera,
serta
mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang
telah dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri,
yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis, produktif dan
kreatif.Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter
sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang.
Perkembangan tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang baik,
pendekatan yang sesuai, dengan metode belajar serta pembelajaran yang efektif.
Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah
usaha bersama sekolah oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh
semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan
potensi peserta didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang
telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter
bangsa, untuk memperkuat pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam
perkembangan potensi peserta didik yang bermartabat, dan juga untuk menyaring
budaya bangsa sendiri dengan bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
F. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SEKOLAH
Pendidikan Karakter
253
Dalam implementasinya, pendidikan karakter di sekolah secara umum
dibagi dalam 3 kegiatan yaitu, kegiatan rutin, kegiatan spontan dan kegiatan
keteladanan.
1. Kegiatan Rutin
Nilai Nilai dan
karakter
bangsa yang
dikembangka
n
Religius
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin
oleh guru agama melalui speaker dari ruang Guru
Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan Infaq
Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah
kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak
dengan memperhatikan sopan santun.
Meminta izin untuk menggunakan barang orang lain
Kedisiplinan
Pukul 07.15 semua siswa harus sudah berada di sekolah
dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang melanggar
diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.
Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh
seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama . Siswa yang
tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu
cara berpakaian rapi. (kriteria rapi yaitu baju dimasukkan,
atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang
ditentukan)
Mengambil sampah yang berserakan.
Peduli Sosial
Mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai di
sekolah dan menyumbangkannya pada yang membutuhkan,
1 kali setahun.
Pendidikan Karakter
254
Mengunjungi teman yang sakit
Kejujuran
Transparansi Keuangan Kas Kelas
Tidak mencontek saat Ujian
2. Kegiatan Spontan
Nilai Nilai
dan karakter
bangsa yang
dikembangka
n
Religius
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam
Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan
Memperingatkan siswa yang datangnya terlambat, bila masih
terlambat, maka diwajibkan menyapu halaman sekolah yang masih
kotor (sesuai tata tertib sekolah)
Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan
diberitahu cara berpakaian rapi.
Melerai pertengkaran
Peduli Sosial
Melayat apabila ada orang/wali murid yang meninggal dunia
Pendidikan Karakter
255
Mengumpukan sumbangan untuk bencana alam
Kejujuran
Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian
3. Kegiatan Keteladanan
Nilai Nilai
dan karakter
bangsa yang
dikembangka
n
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Religius
Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa,
maka guru memberi contoh dengan berdoa dengan khusu’ dan
dalam bahasa yang Indonesia sehingga dimengerti oleh anak
Kedisiplinan
Menghargai pendapat orang lain
Kejujuran
Pendidik memberikan penilaian secara objektif
Pendidikan Karakter
256
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pendidikan Karakter 3M . http://sahabatnestle.co.id . Diakses
tanggal: 29 September 2015
Anonim. 1992. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Kemendikbud. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan : Jakarta
Nency, Tria. 2013. Pendidikan Karakter. http://academia.edu . Diakses Tanggal
28 September 2015
Wiyono, Ketang. 2015. Profesi Kependidikan. Unsri:Indralaya
Pendidikan Karakter
257