Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kinerja Server Virtual Menggunakan Proxmox pada PT. Sapta Sarana Komunika

Analisis Kinerja Server Virtual Menggunakan Proxmox pada PT.
Sapta Sarana Komunika
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Bima Dwi Angga (672010011)
Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2015

Analisis Kinerja Server Virtual Menggunakan Proxmox pada PT.
Sapta Sarana Komunika
1)


Bima Dwi Angga, 2)Dian Widiyanto Chandra

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)bimadwiangga@gmail.com, 2) dian.chandra@staff.uksw.edu
Abstract
Virtualization technology can reduce the amount of server needs and can make some servers
run only with one physical computer. The problem occurs when the base system added to
other systems as well as the addition of a user on the operating system. Other case, default
configurations can not be made due to the limited resources available. This study was
designed configuration other than the default configuration to determine whether the
configuration created can run or indeed should be in accordance with the default
configuration. The test results indicate that the default configuration are provided on a
sufficient system for additional processes running on the system and configuration created
can be run even if less than the minimum requirements.
Keywords : Virtualization, virtual servers, Proxmox, default configuration
Abstrak
Teknologi Virtualisasi dapat mengurangi jumlah kebutuhan server dan dapat membuat
beberapa server dijalankan hanya dengan satu komputer fisik. Masalah terjadi apabila base

system ditambahkan sistem lain serta adanya penambahan user pada sistem operasi. Serta
konfigurasi default tidak dapat dibuat karena keterbatasan sumber daya yang ada. Penelitian
ini dirancang konfigurasi selain konfigurasi default untuk mengetahui apakah konfigurasi
yang dibuat dapat berjalan atau memang harus sesuai dengan konfigurasi default. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa konfigurasi default yang diberikan pada sebuah sistem
mencukupi untuk penambahan proses yang berjalan pada sistem dan konfigurasi yang dibuat
dapat berjalan walaupun kurang dari minimum requirements.
Kata Kunci : Virtualisasi, server virtual, Proxmox, konfigurasi default

1)
2)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

1. Pendahuluan
Teknologi Virtualisasi memungkinkan sebuah mesin komputer tunggal
untuk menduplikasi mesin secara maya, yang berfungsi seperti mesin fisik. Secara
sederhana, virtualisasi dapat membentuk beberapa sistem operasi untuk berjalan

secara bersamaan di dalam beberapa komputer/mesin virtual pada satu komputer
fisik, yang secara dinamis memisahkan dan membagi-bagi sumber daya fisik
seperti CPU, RAM, disk dan perangkat keras lainnya [1]. Teknologi Virtualisasi
ini bertujuan untuk efisiensi, baik itu efisiensi dari segi cost, resource, energy,
atau bahkan risk.
Pertumbuhan penggunan Teknologi Virtualisasi terus meningkat sehingga
berdampak pada arsitektur jaringan yang dituntut untuk memberikan performa
optimal. Permasalahan yang terjadi terkait penggunaan Teknologi Virtualisasi
adalah ada beberapa user yang menggunakan konfigurasi default, dimana
konfigurasi default belum tentu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh
suatu instansi atau perusahaan. Fungsi dari konfigurasi default itu sendiri adalah
untuk menjembatani sebagian besar permasalahan dan menyediakan base system
dalam sebuah sistem operasi. Namun demikian tidak dapat diketahui apakah
masalah akan muncul ketika pada base system ditambahkan sistem lain atau
adanya penambahan user pada sistem operasi.
Umumnya konfigurasi default tidak dapat dibuat dikarenakan keterbatasan
sumber daya yang ada. Hal ini seperti yang terjadi pada PT. Sapta Sarana
Komunika yang membutuhkan 2 buah layanan server dan hanya memiliki 1 buah
mesin sehingga harus dilakukan virtualisasi. Salah satu mesin virtual yang
diperlukan membutuhkan semua sumber daya dari mesin fisiknya sehingga

apabila diterapkan dengan menggunakan konfigurasi default, hal ini tidak
memungkinkan untuk membuat mesin virtual yang kedua.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan pembuatan konfigurasi
selain konfigurasi default untuk mengetahui apakah konfigurasi baru yang dibuat
dapat berjalan atau memang harus sesuai dengan konfigurasi default. Penelitian
ini mengambil studi kasus pada PT. Sapta Sarana Komunika dan dilakukan juga
manajemen sumber daya seperti RAM, core dan storage agar nantinya dalam
pengalokasian sumber daya pada PT. Sapta Sarana Komunika menjadi
pengalokasian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Kajian Pustaka
Salah satu penelitian yang membahas mengenai teknologi virtualisasi
adalah Analisa Perbandingan Kinerja Server Dengan Pendekatan Teknik
Virtualisasi. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa penggunaan teknik virtualisasi
pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi sumber daya yaitu dengan
meningkatkan optimalisasi penggunaan CPU. Penelitian ini menjelaskan
penggunaan teknik virtualisasi mengalami penurunan yang cukup besar pada
pengujian beban berat. Hal ini diakibatkan oleh tingginya penggunaan CPU
ditambah terjadi overhead CPU pada teknik virtualisasi saat pengujian
dikarenakan hanya menggunakan konfigurasi default sebatas layanan dapat
berjalan (tidak dilakukan optimalisasi) [2].


Salah satu contoh penelitian mengenai penggunaan Proxmox sebagai
server virtual adalah Perancangan, Implementasi, dan Analisis Kinerja
Virtualisasi Server Menggunakan Proxmox, VMWare ESX, dan Openstack.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa Virtualisasi server menggunakan Proxmox
Virtual Environtment nilai overhead dan linearitas lebih rendah jika dibandingkan
virtualisasi server VMware ESXi dan OpenStack, hal ini disebabkan pada
Proxmox Virtual Environtment menggunakan Virtual Machine (VM) dengan
OpenVZ atau container-based Virtualization, sedangkan VMware dan openstack
menggunakan KVM (Kernel-based Virtual Machine) yang dapat menjalankan
sistem operasi apapun termasuk Windows [3].
Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dipaparkan mengenai
Virtualisasi server dan keunggulan Proxmox, maka penulis melakukan penelitian
yang membahas mengenai Optimasi kinerja server Virtual dengan menggunakan
Proxmox dan membuat 2 VM yang disesuaikan dengan kebutuhan di PT. Sapta
Sarana Komunika, yaitu VM untuk sistem operasi EyeOS dan VM untuk sistem
operasi FreeNAS. Masing-masing diuji kinerjanya dan ditinjau apakah sistem
yang diberikan sudah optimal atau belum dan dilakukan optimalisasi pada tahap
akhir.
Teknologi Virtualisasi cocok direncanakan dan diterapkan untuk tujuan

memaksimalkan kapasitas sebuah server maupun mengurangi kebutuhan server
sehingga Virtualisasi lebih baik dibandingkan penerapan server fisik dilihat dari
ketersediaan layanan Teknologi informasi [4]. Terkait dengan efektifitas biaya
operasional, Virtualisasi dapat menghemat ruang untuk penempatan komputer,
sehinggah berdampak pada penghematan biaya operasional.
Pengertian dari Virtualisasi itu sendiri ialah pembuatan versi virtual dari
sebuah benda fisik seperti server, jaringan, media penyimpanan. Dalam
Virtualisasi, sebuah mesin utama (server) di dalamnya diciptakan mesin logical
yang berbeda. Masing- masing dapat memiliki sistem operasi sendiri sehingga
dapat bekerja seolah-olah sebagai perangkat berbeda [5].

Gambar 1 Konsep Virtualisasi

Konsep dari Virtualisasi adalah membagi sumber daya native server
menjadi beberapa komputer secara bersama-sama atau yang dinamakan virtual
machine. Virtual Machine ini berdiri sendiri tanpa mempengaruhi VM lain.
Meskipun VM berada dalam native server, penggunaan sumber daya seperti CPU,
RAM dan Harddisk dapat dikonfigurasikan sehingga didapatkan hasil yang
efisien dalam penggunaan sumber daya untuk setiap layanan yang diberikan.
Penelitian ini menggunakan dua VM yaitu EyeOS dan FreeNAS. EyeOS

merupakan sebuah sistem operasi open source berbasis web. EyeOS ini dibuat
dengan menggabungkan bahasa pemrograman PHP, XML dan Java Script.
Perbedaan EyeOS dengan sistem operasi pada umumnya adalah, EyeOS dapat
dibuka melalui Web Browser seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Safari
maupun Opera. Selain itu fitur yang terdapat dalam EyeOS juga cukup lengkap
diantaranya terdapat kalender, Reader, E-mail client, word processor,
spreadsheet, power point, dan chat yang sudah menjadi aplikasi default terpasang
di dalam sistem. Dengan adanya EyeOS ini, penggunaan sumber daya bisa
diminimalkan karena pengerjaan yang dilakukan hanya melalui web browser dan
tanpa perlu menggunakan aplikasi lain. Minimum system requirements pada
EyeOS adalah Pentium-class processor, 256 MB RAM dan 200+ MB harddisk
[5].
FreeNAS merupakan sebuah sistem operasi yang berdasarkan pada
FreeBSD yang di dalamnya ditanamkan open source network-attached storage
(NAS). FreeNAS ini merupakan sistem operasi yang dirancang dan dibuat untuk
mengoptimasikan penggunaan datashare dan penyimpanan data. FreeNAS
memiliki banyak service diantaranya AFP, CIFS, Domain Controller, Dynamic
DNS, FTP, iSCSI, LLDP, NFS, SNMP dan terdapat jenis service yang lain.
Dalam FreeNAS ini menggunakan file system ZFS (Zettabyte File system) yang
digunakan untuk mendukung kapasitas penyimpanan yang tinggi dan optimal.

ZFS ini menggunakan memori sebanyak banyaknya untuk cache dan mengambil
tabel pada metadata. ZFS berjalan dalam lingkungan kernel yang menjadikan
usage memory terhitung sebagai wired memory [6]. Minimum system
requirements pada FreeNAS adalah Multicore 64-bit processor, 8 GB RAM, 8
GB boot drive [7].
3. Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang dipakai adalah menggunakan metode PPDIOO
yang dikembangkan oleh CISCO. Tahap-tahap yang ada dalam metode PPDIOO
adalah prepare, plan, design, implement, operate dan optimize. Gambar 2
menunjukkan alur dari metode PPDIOO.

Gambar 2 Tahapan PPDIOO

Prepare merupakan tugas yang perlu dilakukan pada tahap awal, baik dari
segi teknologi yang dibutuhkan maupun strategi yang dipakai untuk membangun
VM pada PT. Sapta Sarana Komunika. Setelah itu, hal yang perlu dilakukan
adalah mempersiapkan teknologi sesuai dengan kebutuhan, melakukan
perancangan dan melakukan proses implementasi.
Setelah melalui tahap prepare, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
menganalisis kebutuhan yang dapat dijadikan sebagai parameter pada tahap plan.

Hal ini perlu dilakukan sebelum merancang sebuah sistem server virtual dengan
menggunakan Proxmox sebagai Sistem Operasi untuk membangun dan
memanage mesin virtual. Mesin virtual yang dibuat mencakup 2 Virtual Machine
(VM), yaitu VM 100 untuk eyeOS dan VM 101 untuk FreeNAS. Tahap ini
meliputi analisis kebutuhan hardware dan software yang digunakan dalam
perancangan sistem. Dalam hal ini dibutuhkan hardware dan software agar dapat
membangun sebuah sistem jaringan untuk membangun VM dengan menggunakan
sistem operasi Proxmox. Berikut spesifikasi komputer untuk kebutuhan software
server serta kebutuhan software untuk server dan VM yang dapat dilihat pada
Tabel 1 dan Tabel 2.
Kebutuhan
Server

Tabel 1 Kebutuhan Hardware dan Software Server

Spesifikasi

Prosesor Intel(R) Core(TM)
i7-2600 CPU @ 3.40GHz (8
Cores)

RAM 8 GB
HDD 300 GB

Sistem Operasi
Proxmox VE 3.4

Tabel 2 Kebutuhan Hardware dan Software untuk VM

Kebutuhan
Sistem Operasi
Core(s)
Memory
Disk Space

VM 100
EyeOS
1
512 MB
50 GB


VM 101
FreeNAS
2
4 GB
50 GB

Kebutuhan server Prosesor Intel(R) Core(TM) i7-2600 CPU @ 3.40GHz (8
Cores) digunakan karena mendukung fitur virtualiasi. Komputer server juga
memiliki 8 core CPUs dan 8 GB RAM yang digunakan untuk membuat 2 VM.
VM 100 dialokasikan RAM sebesar 512 MB, 1 core dan Harddisk sebesar 50 GB
dikarenakan dengan minimum requirements yang telah dipaparkan sebelumnya,
dirasa kurang memenuhi kebutuhan pengujian. VM 100 diuji dengan 50 user
dengan masing-masing client membuka aplikasi Spreadsheet, Word Processor,
EyeShow dan Internal Messaging pada sistem operasi EyeOS. Dalam pengujian
VM 100 ini dilihat pula apakah konfigurasi yang diberikan memenuhi kebutuhan
atau tidak dan dilakukan optimasi apabila terjadi kekurangan maupun kelebihan
sumber daya. VM 101 dialokasikan RAM sebesar 4 GB, 2 core dan Harddisk
sebesar 50 GB. Pemberian tidak disesuaikan dengan minimum requirements yang
diberikan karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh server .Sistem
Operasi Proxmox digunakan untuk melakukan proses deployment 2 VM tersebut
yang nantinya VM 100 dipasang sistem operasi EyeOS dan pada VM 101
terpasang FreeNAS.
Design merupakan tahap dimana dari data yang telah didapatkan
sebelumnya, dilakukan perancangan seperti design topologi jaringan yang
dibangun. Tahap design juga membahas tentang penggambaran design detail
secara logis dari perancangan infrastruktur yang sesuai dengan mekanisme sistem
yang dibangun. Gambar 3 menunjukkan design fisik sistem dan pengalamatan IP
(Internet Protocol).

Gambar 3 Desain Fisik yang Dibangun

Terdapat satu buah server, yang berfungsi sebagai penyedia layanan VM
Proxmox. Server memiliki pengalamatan ip 192.168.1.100. untuk komputer yang
nantinya diakses oleh admin melalui web interface memiliki pengalamatan ip
192.168.1.101. Untuk VM 100 diberikan pengalamatan 192.168.1.1, 192.168.1.12
pada VM 101 dan pada seluruh client diberikan pengalamatan satu subnet dengan
jaringan di PT. Sapta Sarana Komunika.
Implement merupakan tahap dimana semua perencanaan dan hasil design
yang telah sesuai dengan analisa diterapkan. Tahap implement ini juga merupakan
tahapan yang menentukan berhasil atau gagalnya sistem yang dibangun.
Operate adalah tahap dimana dilakukan uji coba sistem yang dijalankan

secara realtime. Tahap ini dilakukan pengujian untuk server virtual, VM 100 dan
VM 101. Pada server virtual, diberikan 2 VM yang kemudian dilihat beban
terhadap server. VM 100 diuji dengan 0 client, 1 client, 10 client 20, client, 30
client, 40 client dan 50 client. VM 101 akan diuji dengan 5 client serta dilakukan
transfer file menggunakan data sebesar 2 GB. Pada tahap ini juga dilakukan
pemecahan masalah yang timbul selama proses pengujian berlangsung. Selain itu
dilakukan juga monitoring pada kinerja sistem agar dapat mengetahui kekurangan
sistem yang dibangun.
Optimize adalah tahap terakhir dimana setelah melakukan analisis maka
diperbarui sistem yang telah dibangun, hal ini bertujuan untuk mencapai
peningkatan kinerja sistem yang optimal dan dapat menyelesaikan masalah.
Dalam penelitian ini dilakukan manajemen memory, storage dan core guna
memaksimalkan kinerja sistem yang dibangun.
4. Implementasi dan Pembahasan

Tahapan awal Implementasi dan Pembahasan menjelaskan mengenai
proses pembuatan VM 100 dan VM 101 pada server Proxmox. Proses yang
dilakukan dalam pembuatan VM meliputi create the virtual machine dan connect
to GTK VNC. Tahapan create the virtual machine, dibuat konfigurasi untuk VM
yang dibangun seperti digambarkan pada Gambar 4 untuk VM 100 dan Gambar 5
untuk VM 101.

Gambar 4 Konfigurasi pada VM 100

Gambar 5 Konfigurasi pada VM 101

Tahap selanjutnya adalah masuk ke VNC (Virtual Network Computing),
pada tahap ini dilakukan untuk masuk ke dalam interface VM yang dibangun.
Saat telah berhasil terkoneksi, dilakukan langkah instalasi sistem operasi EyeOS
dan FreeNAS untuk dilakukan pengujian pada proses selanjutnya. VM 100
dilakukan pengujian menggunakan 0 user, 1 user, 10 user, 20 user, 30 user, 40
user dan 50 user dengan masing-masing client membuka aplikasi Spreadsheet,
Word Processor, EyeShow dan Internal Messaging pada sistem operasi eyeOS.
Tahap ini diukur besar memory dan CPU yang terpakai pada VM 100. Pada
pengujian ini dilihat pemakaian memory dan penggunaan core rata – rata dalam
keadaan idle.
Tabel 3 Kinerja EyeOS pada Mesin Virtual 100

Jumlah User
0
1
10
20
30
40
50

Memory (MB)
115 MB
142 MB
150 MB
159 MB
168 MB
173 MB
176 MB

Core (%)
0.7%
0.7%
0.7%
0.7%
0.7%
0.7%
0.7%

Tabel 3 menunjukkan peningkatan yang terjadi apabila user ditambahkan.
Peningkatan yang signifikan terjadi pada saat EyeOS mulai dijalankan pada web
browser dengan uji coba menggunakan 50 user. Saat VM 100 dijalankan, memori
sudah pada 115 MB dikarenakan adanya service dasar yang berjalan dalam VM
100. Lonjakan memori yang paling besar terjadi pada saat dilakukan pengujian
dengan 1 user dikarenakan ada service baru yang berjalan pada VM 100 yaitu
apache2 yang dapat dilihat pada Gambar 6. Pengujian dengan 10 user hingga 50
user tidak terjadi kenaikan memori yang signifikan dan menghasilkan kenaikan
yang linier dengan rata – rata memori naik sebesar 6 MB. Core yang digunakan
tidak ada perubahan dikarenakan pengujian dilakukan pada posisi idle dan

pemrosesan CPU hanya berjalan pada proses top. Perintah top digunakan untuk
melihat service apa saja yang berjalan pada VM 100.

Gambar 6 Service Apache2 pada VM 100

Pengujian pada VM 101 disiapkan 5 client, 5 user dan storage sebesar 5
GB pada layanan CIFS (Common Internet File System) di dalam FreeNAS.
Pengujian dilakukan dengan melakukan transfer data sebesar 2 GB dengan banyak
data sejumlah 21.042 (data A) dan data sebesar 2 GB utuh dengan 1 data (data B).
Pengujian dilakukan dengan transfer data pada 1 client (pengujian 1), 2 client
(pengujian 2), 3 client (pengujian 3), 4 client (pengujian 4) dan 5 client (pengujian
5). Dalam pengujian ini diamati kinerja dari FreeNAS untuk melihat memori dan
Core yang terpakai. Hasil pengujian rata – rata penggunaan memori dan Core
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Kinerja FreeNAS saat Pengujian

Pengujian
Idle
Pengujian 1
Pengujian 2
Pengujian 3
Pengujian 4
Pengujian 5

Data A
Memori
366
368
373
370
377
381

Core
0.6%
14%
28%
46%
53%
71%

Data B
Memori
Core
366
0.6%
369
39%
371
41%
375
44%
Error
Error
Error
Error

Penggunaan core pada saat melakukan transfer file data A terjadi kenaikan yang
signifikan dan semakin tinggi dikarenakan saat proses write yang baru dilakukan,
penggunaan CPU terpakai pada pengujian satu sampai tiga. Saat melakukan
pengujian dengan data B, terjadi kenaikan yang sangat tinggi diawal, dikarenakan
penggunaan wired memory untuk cache data semakin lama semakin besar
disesuaikan dengan ukuran data yang ditransfer. Pada saat dilakukan pengujian 3,
terjadi error apabila melakukan transfer data dengan data B. Ini dikarenakan
habisnya sumber daya untuk write pada CIFS windows sehingga traffic yang
berjalan padat dan menyebabkan terputusnya koneksi pada saat dilakukan
pengujian. Penggunaan sumber daya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Sumber daya pada CIFS

Gambar 7 menjelaskan penggunaan sumber daya pada saat dilakukan pengujian 2
dengan menggunakan 3 user. Sumber daya untuk write rata – rata maksimal
adalah sebesar 12 MB. Oleh karena itu apabila dilakukan pengujian 3, user
selanjutnya mengalami putus koneksi karena padatnya beban traffic yang berjalan
pada saat pengujian. Dengan 3 klien yang dapat berjalan pada pengujian dengan
data B, dirasa sudah mencukupi untuk kebutuhan PT. Sapta Sarana Komunika.
PT. Sapta Sarana Komunika lebih banyak melakukan data transfer berukuran
kecil untuk disimpan serta tidak pernah melakukan data transfer berukuran besar
sekaligus.
Pengujian terakhir dilakukan analisa pada server Proxmox berupa
pemakaian memori yang digunakan pada setiap VM yang telah diuji. Pengujian
dilihat penggunaan memori total pada saat start awal, buka VM 100, buka VM
101, pengujian VM 100 dan pengujian VM 101. Penggunaan memori yang
dipantau pada server Proxmox dan menghasilkan penggunaan memori sebesar
4587 (56%) yang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Grafik Memori yang Digunakan saat Dijalankan Pengujian VM 100 dan VM 101

Setelah dilakukan uji coba pada kedua VM dalam server virtual tidak
menemui kendala, namun permasalahan terjadi pada saat server virtual
menjalankan VM 101. Memori yang terpakai pada VM 101 melonjak naik
mencapai rata-rata sebesar 90%, besar memori yang terpakai dapat dilihat pada
Gambar 9.

Gambar 9 Besar Memori pada VM 101

Besar memori yang terpakai melonjak naik pada saat menjalankan VM 101
meskipun dalam VM 101 belum melakukan perintah apapun. Ini dikarenakan tipe
file system yang digunakan adalah ZFS. ZFS menggunakan banyak memori untuk
cache dan mengambil tabel metadata. Sesuai teori yang sebelumnya dipaparkan,
ZFS berjalan dalam ruang lingkup kernel sehingga memori yang digunakan
dihitung sebagai wired memory. Penggunaan memori dapat dilihat pada Gambar
10.

Gambar 10 Wired memori pada FreeNAS

Dalam alokasi memori, core dan storage yang diberikan Server Proxmox
untuk VM 101 sudah memenuhi kebutuhan PT. Sapta Sarana Komunika.
Pemberian storage dan core sudah memenuhi, namun pemberian memori pada
VM 100 dilakukan perubahan karena memori 512 MB yang diberikan sebelumnya
kurang efisien dan kurang berguna. Oleh karena itu diberikan memori 256 MB
untuk VM 100 karena pada pengujian, memori paling besar ditunjukkan pada
penggunaan 50 user dengan besar memori 176 MB. Dengan besar memori 176
MB, maka menghabiskan kurang lebih 70% memori yang diberikan dan dirasa
sudah cukup apabila dibandingkan dengan penggunaan 512 MB memori
sebelumnya. Serta pada VM 101 ditambahkan satu user CIFS yang dapat diakses

oleh semua user dan mempunyai ukuran storage sebesar 100 GB guna
memaksimalkan kinerja user untuk datashare maupun untuk penyimpanan data.
5. Simpulan
Konfigurasi default yang diberikan pada sebuah sistem mencukupi untuk
penambahan proses yang berjalan pada sistem operasi. Namun Konfigurasi
default terkadang tidak bisa terpenuhi dan harus dilakukan konfigurasi ulang
dikarenakan sumber daya yang terbatas pada suatu perusahaan. Kinerja server
virtual setelah dilakukan pengujian menggunakan konfigurasi baru berjalan
dengan baik, walaupun konfigurasi menggunakan kurang dari minimum
requirements yang diberikan.
6. Daftar Pustaka
[1]

[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]

VMware, Understanding Full Virtualization, Paravirtualization, and
Hardware Assist.
http://www.vmware.com/files/pdf/VMware_paravirtualization.pdf. Diakses
pada tanggal 3 Juni 2015.
Pradianto, Hetta. (2012). Analisa Perbandingan Kinerja Server dengan
Pendekatan Teknik Virtualisasi. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
Arfriandi, Arief. (2012). Perancangan, Implementasi, dan Analisis Kinerja
Virtualisasi Server Menggunakan Proxmox, VMWare ESX, dan Openstack.
Yogyakarta: Universitas Gadjahmada.
Li, Shing-Han et al. (2012) Identifying critical factors for corporate
implementing virtualization technology. Elsevier, Computer in Human
Behavior 28 (2012) 2244-2257.
Hariyanto, Susanto. (2014) Teknologi Pusat Data, Virtualisasi. Yogyakarta:
penerbit modul Ilmu Komputer.
PCQ Bureau, EyeOS, exploring powers cloud.
http://www.pcquest.com/eyeos-exploring-powers-cloud/. Diakses pada
tanggal 3 Juni 2015.
FreeNAS, Wired
Memory.https://forums.freenas.org/index.php?threads/wired-memory.9571/.
Diakses pada tanggal 5 Juni 2015.
FreeNAS, Hardware Requirements. http://www.freenas.org/hardwarerequirements/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2015.

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22