BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Gedung Perkantoran di PT. Ira Widya Utama Medan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting
artinya, bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat, dan oleh karena itu perlu di kelola dengan meningkatkan peran
serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat di lihat dari pembangunan
nasional yang di harapkan agar membawa dampak bagi meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, karena kesejahteraan merupakan hak semua warga negara
maka pemerintah harus menciptakan kesinambungan pembangunan yang berdampak
bagi kesejahtaraan masyarakat.
Di Negara-negara yang sedang berkembang, pelaksanaan pembangunan
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Peran serta
pemerintah dan aparatnya sangatlah penting. Pembangunan merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat
harus ikut serta dalam proses pembangunan tersebut.
Maka dari itu untuk mewujudkan pembangunan, pemerintah memungut pajak
dari masyarakat, pajak yang dipungut oleh pemerintah terdiri dari Pajak Pusat dan
Pajak Daerah, pajak yang di pungut oleh Pemerintah Daerah di atur dalam UndangUndang No.28 tahun 2009 . Salah satu jenis pajak yang di pungut oleh Pemerintah


Universitas Sumatera Utara

Daerah yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, khusus
untuk Kota Medan telah tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 tahun
2011.
Pajak Bumi dan Bangunan terbagi ke dalam beberapa sektor yaitu : Sektor
Pedesaan, Sektor Perkotaan, Sektor Perkebunan, Sektor Pertambangan dan Sektor
Perhutanan. Salah satu objek yang di golongkan pada Sektor Perkotaan adalah
bangunan perkantoran. Setiap orang pribadi ataupun badan yang menjalankan usaha
di gedung perkantoran harus membayar pajak atas tempat usahanya. Selanjutnya dana
yang di himpun oleh pemerintah melalui pungutan Pajak Bumi dan Bangunan
digunakan sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat II untuk membangun sarana
dan prasarana di wilayah yang bersangkutan.
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan merupakan salah satu
penerimaan yang cukup besar bagi Pemerintah Daerah. Hasilnya akan sangat
membantu Pemerintah Daerah dalam melaksanakan percepatan pembangunan
khususnya di Daerah.
Oleh sebab itu, sesuai dengan tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis
mengangkat judul “ Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Gedung

Perkantoran di PT. Ira Widya Utama Medan ”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan PKLM ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

1.1 Untuk mengetahui dasar penetapan Pajak Bumi dan Bangunan gedung
perkantoran di PT. Ira Widya Utama
1.2 Untuk mengetahui tata cara perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan gedung
perkantoran di
1.3 Untuk

PT. Ira Widya Utama .

mengetahui prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang ( SPPT) di PT . Ira Widya Utama.
2. Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan laporan sebagai hasil dari
pelaksanan PKLM.

2.1 Bagi Mahasiswa adalah :
a. Untuk Mahasiswa agar dapat menerapkan ilmunya secara langsung pada
bidang yang diambilnya sehingga dapat membandingkan antara teori yang
dipelajari selama perkuliahan dengan praktik di lapangan.
b. Untuk meningkatkan keterampilan Mahasiswa di dalam proses belajar
mengajar terutama di bidang Perpajakan khususnya Mata Kuliah Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perkotaan.
2.2 Bagi PT. Ira Widya Utama adalah:
a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara PT. Ira Widya
Utama dengan lembaga pendidikan khususnya Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumareta Utara.
b. Mendapat masukan dan saran akademis untuk peningkatan pengetahuan
Perpajakan khususnya tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Universitas Sumatera Utara

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara:
a. Untuk mempererat hubungan baik antara pihak Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan dengan Perusahaan.
b. Untuk menguji teori yang di ajarkan di dalam bangku perkuliahan untuk dunia
kerja khususnya di bidang Perpajakan.
c. Untuk mempromosikan sumber daya manusia yang berkompeten, yang ada di
Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Administrasi Perpajakan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
d. Untuk mendapat masukan dan saran untuk evaluasi penyempurnaan Kurikulum
di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Daerah yang di kenakan terhadap
bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khusus untuk Kota Medan telah
tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011, Tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

Universitas Sumatera Utara


a. Pajak Bumi dan Bangunan menurut UU PDRD No. 28 Tahun 2009
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.

b. Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.
2. Fungsi Pajak
2.1 Fungsi Anggaran ( budgetair )
Sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaranpengeluaranya.
2.2 Fungsi Mengatur ( regulerend )
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi .
2.3 Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat

dikendalikan.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Fungsi Redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah di pungut oleh negara akan di gunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
3. Pengelompokan Pajak
3.1 Menurut Golongannya :
a. Pajak Langsung
Yaitu, pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan atau di limpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan
b. Pajak Tidak Langsung
Yaitu, pajak yang pada akhirnya dapat di bebankan atau di limpahkan kepada
orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
3.2. Menurut Sifatnya :
a. Pajak Subjektif
Yaitu, pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif
Yaitu, pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan
diri wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Menurut Lembaga Pemungutnya :
a. Pajak Pusat
Yaitu, pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang mewah, dan Bea materai .
b. Pajak Daerah
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terbagi atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota :
1. Pajak Provinsi
Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
Pajak Bahan Bakar kendaraan Bermotor dan sebagainya
2. Pajak Kabupaten/Kotamadya

Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restauran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Bumi dan

Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak

penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir
dan sebagainya.
4. Objek Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun
2011
Yang menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,

Universitas Sumatera Utara

kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan,
pertambangan.
5. Pengecualian Objek Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah
No. 3 Tahun 2011
5.1 Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan
Pemerintah

5.2 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak
di maksudkan untuk memperoleh keuntungan.
5.3 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis
dengan itu.
5.4 Merupakan Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Wisata, Taman
Nasional dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
5.5 Digunakan oleh Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik dan,
5.6 Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
6. Subjek Pajak dan Wajib Pajak
a. Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, memperoleh manfaat atas bumi, memiliki,
menguasai atas bangunan dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Universitas Sumatera Utara

b. Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan , meliputi pembayaran pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan

sesuai

dengan

Ketentuan

Peraturan

Perundang-undangan

Perpajakan Daerah.
7. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan
7.1. Tata Cara Pendaftaran Pajak Bumi dan Bangunan
7.2 Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan terbagi atas Sanksi Administrasi dan
Sanksi Pidana.
8. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang(SPPT)
8.1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP)

Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data subjek dan
objek bumi dan bangunan sektor perkotaan (P2) sesuai dengan Peraturan
Daerah.
8.2 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
Surat yang digunakan oleh Pemerintah Kota untuk memberitahukan
besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan yang terutang dalam 1 (satu)
tahun pajak kepada wajib pajak.
9. Bumi dan atau Bangunan terbagi atas 5 ( lima) Sektor :
a Pedesaan
b. Perkotaan
c. Perkebunan

Universitas Sumatera Utara

d. Perhutanan
e. Pertambangan
Dalam laporan ini penulis membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkotaan yaitu, objek

Pajak Bumi dan Bangunan yang meliputi Kawasan

Perkantoran.
10. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Gedung Perkantoran
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran adalah
NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) Bangunan yang di peroleh melalui penilaian.
11. Cara Penilaian Pajak Bumi dan Bangunan
Pelaksanaan Penilaian dilakukan dengan dua cara:
1. Penilaian Massal:
NJOP Bumi dihitung berdasarkan NIR yang terdapat pada setiap ZNT;
NJOP Bangunan dihitung berdasarkan DBKB; Perhitungan NJOP
dilakukan menggunakan program computer ( Computer Assissted
Valuation/CAV)
2. Penilaian Individu:
Diterapkan untuk OP yang bernilai tinggi ( High Values ) baik OP
khusus, atau OP umum yang telah dinilai dengan CAV namun hasilnya
tak mencerminkan nilai yang sebenarnya karena keterbatasan aplikasi
program, proses penilaian dengan memperhitungkan seluruh karakteristik
OP.

Universitas Sumatera Utara

12. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
a. Untuk NJOP sampai dengan Rp.1.000.000.000(satu milyar rupiah) ditetapkan
sebesar 0,2% ( nol koma dua persen ) pertahun.
b. Untuk NJOP diatas Rp.1.000.000.000 ( satu milyar rupiah ) ditetapkan sebesar
0,3% ( nol koma tiga persen) pertahun.
Hasil Perhitungan besaran pokok pajak bumi dan bangunan yang terhutang di
tetapkan minimal sebesar Rp.20.000 ( dua puluh ribu rupiah ).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri yaitu
melakukan pengumpulan data dan mencermati SPPT ( surat pemberitahuan pajak
terutang ) Pajak Bumi dan Bangunan PT. Ira Widya Utama di mulai dari :
1. Prosedur penyampain Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PT.Ira Widya
Utama.
2. Tata cara penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran PT. Ira
Widya Utama.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1.

Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis akan melakukan berbagai persiapan dimulai dari

pengajuan judul kepada ketua studi Diploma III Administrasi Perpajakan,

Universitas Sumatera Utara

penentuan judul, penentuan tempat PKLM, mencari bahan untuk pembuatan
proposal, dan konsultasi dengan dosen pembimbing.
2.

Studi Literatur
Merupakan landasan teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut

materi yang akan yang bersumber dari buku-buku, undang-undang, artikel ilmiah
maupun literature yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan
Mandiri .
3.

Observasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/Pengamatan secara langsung

pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi serta
keadaan objek tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang
berlaku pada PT.Ira Widya Utama.
4.

Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data

primer dan data sekunder.
4.1 Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap orang-orang
yang dianggap berkompeten memberikan masukan dan informasi pada
saat penulis melakukan observasi lapangan.

Universitas Sumatera Utara

4.2 Data Skunder
Data atau informasi yang diperoleh melalui studi literature seperti sumbersumber pustaka dan undang-undang, dokumentasi, maupun literature
lainnya yang berhubungan dengan objek praktik kerja lapangan mandiri.
5. Analisis Data dan evaluasi
Setelah Penulis memperoleh data yang di perlukan, penulis akan menganalisa
dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan dipresentasikan
secara objektif, jelas dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Dalam pelaksanaan PKLM, penulis melakukan 3 metode pengumpulan data
dan informasi yang perlu dilakukan untuk membuat laporan yang digunakan dalam
penulisan ini,yaitu:
1. Daftar Pertanyaan
Dalam metode ini Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan
langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data
dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.
2. Daftar Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan
pengamatan langsung ditempat PKLM, mendengarkan serta mencatat
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi
objek penelitian.

Universitas Sumatera Utara

3. Daftar Dokumentasi
Pengumpulan daftar dokumentasi yang diperlukan dalam instansi
yang bersangkutan untuk menambah objektivitas yang berkaitan dengan yang
dibutuhkan.guna melengkapi laporan PKLM yang menjadi salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi pada program Diploma III Administrasi
Perpajakan.

G. Sistematika Penulisan PrakTik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah
sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini penulis menjelaskan latar belakang yang menjadi dasar
pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat Praktek
Kerja Lapangan Mandiri PKLM, ruang lingkup PKLM, metode
PKLM,metode

pengumpulan

data

PKLM,

serta

sistematika

penulisan laporan PKLM.
BAB II

: GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PKLM
Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat PT Ira Widya
Utama,Struktur

Organisasi,Kegiatan

dan

usaha

pokok

perusahaan,serta strategi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

: GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
SEKTOR

PERKOTAAN

Dalam hal ini penulis memaparkan tentang data yang berkaitan
dengan pajak bumi dan bangunan mulai dari pengertian umum tentang
pajak, pengertian pajak bumi dan bangunan, Tata cara Pendaftaran dan
sanksi pajak bumi dan bangunan, surat pemberitahuan objek pajak
(SPOP),dan surat pemberitahuan pajak terutang(SPPT).
BAB IV

: ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa tentang Dasar Pengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan sektor perkotaan , pendataan dan penilaian objek
pajak bumi dan bangunan sektor perkotaan, tata cara perhitungan
pajak bumi dan bangunan sektor perkotaan,prosedur penyampaian
surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT), factor penghambat PT.Ira
Widya Utama dalam menghitung pajak bumi dan bangunan sektor
perkotaan.

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pernyataan mengenai halhal yang telah di kemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat di
ambil tindakan konkrit untuk mengatasi masalah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24